• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) pada kelas V SD Kanisius Minggir yang dilakukan dua siklus. Siklus pertama dilakukan dua pertemuan yaitu pada hari rabu tanggal 11 April 2012 dan jumat tanggal 13 April 2012 dan siklus kedua dilakukan dua pertemuan yaitu pada hari rabu sampai kamis tanggal 18-19 April 2012 dengan jumlah 26 siswa dimana seharusnya ada 29 siswa dalam penelitian ini tetapi karena pada saat penelitian ada 3 siswa yang tidak ikut secara penuh dalam pertemuan-pertemuan yang ada jadi dalam penelitian ini jumlah siswa yang menjadi objek penelitian menjadi berkurang. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan dua tahap untuk mengetahui kondisi awal minat dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di SD Kanisius Minggir. Pertama untuk mengetahui kondisi awal minat siswa, peneliti melakukan penskoran minat belajar siswa yang diperoleh melalui angket dan yang kedua untuk mengetahui kondisi awal prestasi belajar siswa, peneliti melakukan penilaian prestasi belajar matematika siswa yang diperoleh melalui soal pretes matematika materi sifat- sifat bangun ruang. Adapun data kondisi awal dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kondisi Awal a. Minat Belajar

Data minat siswa kondisi awal diukur melalui angket yang dibagikan pada masing-masing siswa yang dapat dilihat pada lampiran 6. Adapun data klasifikasi minat belajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13: Data Kondisi Awal Minat Belajar Skor Kriteria F % Rata-

rata Skor Tertinggi Skor Terendah 52 – 64 Sangat tinggi 11 42,31 48,62 61 31 42 – 51 Tinggi 11 42,31 36 – 41 Cukup 3 11,54 29 – 35 Rendah 1 3,84 <29 Sangat rendah - - Jumlah 26 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa minat belajar siswa pada kondisi awal tidak ada (0%) siswa yang memiliki minat sangat rendah, 1 siswa (3,84%) memiliki minat rendah, 3 siswa (11,54%) memiliki minat cukup, 11 siswa (42,31%) memiliki minat tinggi, 11 siswa (42,31%) memiliki minat sangat tinggi dengan rata-rata minat belajar 48,62 dan skor tertingi adalah 61 dan skor terendah adalah 31. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada diagram di bawah ini:

Gambar 13: Diagram Data Kondisi Awal Minat Belajar

Berdasarkan data tersebut, diharapkan tingkat minat belajar siswa kelas V SD Kanisius Minggir dapat meningkat setelah menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

b. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat melalui hasil soal pretes. Hasil soal pretes siswa dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 14: Data Kondisi Awal Ketuntasan Prestasi Belajar No Kode Siswa Nilai Ketuntasan Belajar

Ya Tidak 1. A1 50 √ 2. A2 62,5 √ 3. A3 87,5 √ 4. A4 37,5 √ 5. A5 31,25 √ 6. A6 25 √ 7. A7 46,88 √ 8. A8 28,13 √ 9. A9 40,63 √ 10. A10 46,88 √ 11. B1 25 √ 12. B2 56,25 √ 13. B3 28,13 √ 14. B4 68,75 √ 15. B5 46,88 √ 42,31 42,31 11,54 3,84 0 Sangat tinggi

Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

16. B6 50 √ 17. B7 50 √ 18. B8 40,63 √ 19. B9 28,13 √ 20. B10 37,5 √ 21. CI 43,75 √ 22. C2 46,88 √ 23. C3 28,13 √ 24. C4 78,13 √ 25. C5 53,13 √ 26. C6 65,63 √ Jumlah 1203,19 5 21 Persentase 19,23% 80,77% Rata – Rata 41,49 Nilai Tertinggi 87,5 Nilai Terendah 25

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran matematika di SD Kanisius Minggir adalah 60. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai prestasi belajar siswa adalah 41,49, siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa (19,23%), siswa yang tidak tuntas sebanyak 21 siswa 80,77% dan nilai tertinggi adalah 87,5 sedangkan nilai terendah adalah 25. Berdasarkan tabel kondisi awal ketuntasan prestasi belajar tersebut, secara ringkas dapat dikelompokkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 15: Data Kondisi Awal Prestasi Belajar

Nilai Kriteria Frekuensi % Rata-rata 81 – 100 Sangat tinggi 1 3,85% 46,27 66 – 80 Tinggi 2 7,69% 56 – 65 Cukup 5 19,23% 46 – 55 Rendah 6 23,08% < 46 Sangat rendah 12 46,15%

Berdasarkan tabel di atas kondisi awal prestasi belajar adalah 12 siswa (46,15%) memiliki prestasi sangat rendah, 6 siswa (23,08%) memiliki prestasi rendah, 5 siswa (19,23%) memiliki prestasi cukup, 2

siswa (7,69%) memiliki prestasi tinggi dan 1 siswa (3,85%) memiliki prestasi sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya, dapat dibuat diagram di bawah ini:

Gambar 14: Diagram Data Kondisi Awal Prestasi Belajar Berdasarkan data tersebut, diharapkan prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Minggir dapat meningkat setelah menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI.

2. Siklus I

a. Rencana Tindakan

Siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari rabu dan jumat tanggal 11 April 2012 dan 13 April 2012, dimana pertemuan pertama alokasi waktunya sebanyak 3 JP @ 35 menit digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua alokasi waktunya 2 JP @ 35 menit digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan mengerjakan evaluasi. Jadi bila ditotalkan alokasi pada siklus I adalah 5 JP @ 35 menit. Siklus I pada tahap perencanaan, peneliti menyusun standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan indikator yang dituangkan dalam silabus, merencakan materi dengan pendekatan PMRI, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat

4% 8% 19% 23% 46% Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

lembar kerja siswa, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran, membuat instrument penelitian, dan membuat soal evaluasi siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada pertemuan pertama 3 JP @ 35 menit dan 2 JP @ menit.

Pada pertemuan pertama yang dilakukan guru adalah memberikan salam pada siswa dan mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan berdoa. Setelah berdoa guru menunjukkan bangun ruang prisma tegak segiempat. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Apa bentuk dari bangun ini?

Setelah melakukan tanya jawab, guru memberitahu tentang tujuan pembelajaran hari itu yaitu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang prisma dan menggambar bangun ruang prisma. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok kecil dimana setiap kelompok terdiri dari lima orang yang dibagi oleh guru. Setelah selesai membagi kelompok, guru bercerita tentang Andi yang disuruh ibunya untuk mengambilkan pasta gigi yang masih di dalam kotak segi empat dan ternyata Andi lupa bentuk kotak segi empat pasta gigi tersebut. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Dapatkah kalian membantu Andi untuk memberitahu bentuk dari kotak segi empat pasta gigi itu?”. Tindakan selanjutnya, guru menjelaskan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok yang berupa menemukan ciri-ciri dari kotak pasta gigi dengan cara mengamati kotak pasta gigi yang telah guru

sediakan. Kemudian tiap kelompok diberi lembar kerja siswa dan meminta siswa dalam kelompok untuk mengamati dan mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Guru memperluas permasalahan dengan mengajukan pertanyaan, “Bagaimana kalau kita dalam mencari kotak pasta gigi dengan menulis ciri-ciri masih salah dan ternyata menemukan bentuk yang lain?”. Tentunya bila masih salah dalam menulis ciri-cirinya dan malah menemukan bentuk yang lain, maka cara yang paling mudah adalah dengan cara menghitung banyak sisi, rusuk, titik sudutnya dan melihat bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya. Guru membagi lembar kerja soal siswa pada masing-masing kelompok berkaitan dengan menentukan sifat-sifat prisma tegak segitiga, prisma tegak segiempat dan prisma tegak segilima berdasarkan banyak sisi, rusuk, titik sudut dan bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya.

Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing bila jawaban kelompok yang menulis di depan masih kurang. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Setelah itu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Kira-kira kalau kotak pasta gigi tadi termasuk prisma apa?”. Siswa diharapkan dapat menjawab bahwa pasta gigi merupakan salah satu contoh bangun prisma segiempat.

Untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang bangun prisma, guru mengajukan beberapa pertanyaan bebas kepada siswa, seperti apa persamaan dan perbedaan prisma segitiga dan prisma segiempat. Siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu guru mengajak siswa untuk menggambar salah bangun ruang prisma pada kertas yang telah guru sediakan. Apabila siswa sudah selesai, salah satu siswa mempresentasikan gambar yang dibuat dengan cara menggambarkan di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan bila masih salah siswa lain boleh membetulkan.

Bagi siswa yang masih salah dalam menggambar, siswa menggambar lagi gambar prisma yang benar pada kertas yang telah guru sediakan tadi.

Sebagai kegiatan akhir, guru menjelaskan kembali tentang materi yang telah dipelajari hari itu dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya bila masih belum mengerti. Kemudian guru memberikan kesimpulan bersama-sama siswa dan mengucapkan salam penutup.

Pada pertemuan kedua yaitu 2 JP @ 35 menit yang dilakukan guru pertama kali adalah mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran siswa. Setelah berdoa guru menunjukkan bangun ruang tabung. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Apa bentuk dari bangun ini? Setelah melakukan tanya jawab, guru memberitahu tentang tujuan pembelajaran hari itu yaitu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang tabung dan menggambar bangun ruang tabung. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok kecil seperti pada pertemuan pertama. Setelah selesai membagi kelompok, guru bercerita tentang Andi yang disuruh ibunya untuk membeli sekaleng ikan sarden dan ternyata Andi lupa bentuk kaleng tersebut. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Dapatkah kalian membantu Andi untuk memberitahu bentuk dari kaleng ikan sarden tersebut?”. Tindakan selanjutnya, guru menjelaskan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok yang berupa menemukan ciri-ciri dari kaleng ikan sarden dengan cara mengamati kaleng ikan sarden yang telah guru sediakan. Kemudian setiap kelompok diberi lembar kerja siswa dan meminta siswa dalam

kelompok untuk mengamati dan mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Guru memperluas permasalahan dengan mengajukan pertanyaan, “Bagaimana kalau kita dalam mencari kaleng ikan sarden dengan menulis ciri-ciri masih salah?”. Tentunya bila masih salah dalam menulis ciri-cirinya, maka cara yang paling mudah adalah dengan cara menghitung banyak sisi, rusuk, titik sudut dan melihat bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya. Guru membagi lembar kerja soal siswa pada masing-masing kelompok berkaitan dengan menentukan sifat-sifat tabung berdasarkan banyak sisi, rusuk, titik sudut dan bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya.

Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok

lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing bila jawaban kelompok yang menulis di depan masih kurang atau salah. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang bangun tabung, guru mengajukan beberapa pertanyaan bebas kepada siswa, seperti apa persamaan dan perbedaan prisma segiempat dan tabung. Siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu guru mengajak siswa berlatih menggambar tabung pada kertas yang telah guru sediakan. Bila siswa sudah selesai menggambar, salah satu siswa mempresentasikan gambar yang dibuat dengan cara menggambarkan di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan bila masih salah siswa lain boleh membetulkan. Bagi siswa yang masih salah dalam menggambar, siswa menggambar lagi gambar tabung yang benar pada kertas yang telah guru sediakan tadi.

Sebagai kegiatan akhir, guru menjelaskan kembali tentang materi yang telah dipelajari hari itu dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya bila masih belum mengerti. Kemudian guru memberikan kesimpulan bersama-sama siswa.

Kemudian guru menjelaskan cara mengerjakan soal evaluasi yang telah dibagikan pada masing-masing siswa. Pada waktu mengerjakan soal evaluasi siswa mengerjakan dengan tenang. Setelah siswa selesai mengerjakan guru menutup pelajaran dengan doa sebelum istirahat.

c. Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Melalui tahap ini guru melaksanakan pembelajaran pada RPP yang telah dibuat dengan menggunakan pendekatan PMRI.

Pada tahap opservasi ini peneliti menganalis berupa minat belajar dan prestasi belajar. Pada minat belajar data diukur dengan menggunakan angket yang dapat dilihat pada lampiran 4. Angket diberikan pada masing-masing siswa setelah kegiatan pembelajaran pada siklus I selesai. Hasil dari angket minat belajar adalah:

Tabel 16: Data Minat Belajar Siklus I Skor Kriteria f % Rata-

rata Skor Tertinggi Skor Terendah 52 - 64 Sangat tinggi 13 50 51,54 63 39 42 – 51 Tinggi 11 42,31 36 – 41 Cukup 2 7,69 29 – 35 Rendah - - <29 Sangat rendah - - Jumlah 26 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa minat belajar siswa setelah menggunakan pendekatan PMRI atau pada siklus I mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi awal. Pada siklus I tidak

ada (0%) siswa yamg memiliki minat sangat rendah dan minat rendah, 2 siswa (7,69%) memiliki minat cukup, 11 siswa (42,31%) memiliki minat tinggi dan 13 siswa (50%) memiliki minat sangat tinggi dengan rata-rata skor minat belajar 51,54 dan skor tertinggi adalah 63 dan skor terendah adalah 39. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 15: Diagram Data Minat Belajar Siklus I

Selain minat belajar pada tahap opservasi ini peneliti juga menganalis berupa prestasi belajar. Data prestasi belajar diambil dari nilai ketuntasan belajar siswa yang telah ditentukan atau yang telah mencapai KKM yaitu 60. Berdasarkan hasil tes evaluasi I diketahui bahwa nilai siswa dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 17: Data Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I No Kode Siswa Nilai Ketuntasan Belajar

Ya Tidak 1. A1 81,25 √ 2. A2 93,75 √ 3. A3 93,75 √ 4. A4 75 √ 5. A5 75 √ 6. A6 50 √ 7. A7 81,25 √ 50 42,31 7,69 0 0 Sangat Tinggi

Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 0 10 20 30 40 50 60

8. A8 56,25 √ 9. A9 62,5 √ 10. A10 87,5 √ 11. B1 62,5 √ 12. B2 81,25 √ 13. B3 56,25 √ 14. B4 93,75 √ 15. B5 68,75 √ 16. B6 81,25 √ 17. B7 75 √ 18. B8 75 √ 19. B9 62,5 √ 20. B10 43,75 √ 21. C1 75 √ 22. C2 75 √ 23. C3 68,75 √ 24. C4 87,5 √ 25. C5 62,5 √ 26 C6 87,5 √ Jumlah 1912,5 22 4 Persentase 84,62% 15,38% Rata -Rata 73,56 Nilai Tertingi 93,75 Nilai terendah 43,75

Dari tabel di atas diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar adalah 73,56. Siswa yang tuntas mencapai KKM sebanyak 22 siswa dan siswa yang belum tuntas mencapai KKM sebanyak 4 siswa. Nilai maksimal adalah 93,75 dan nilai minimal adalah 43,75. Secara ringkas tabel di atas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 18: Data Prestasi Belajar Siklus I

Nilai Kriteria f % Rata-rata

81 – 100 Sangat tinggi 10 38,46 73,56 66 – 80 Tinggi 8 30,77 56 – 65 Cukup 6 23,08 46 - 55 Rendah 1 3,85 < 46 Sangat rendah 1 3,85

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 1 siswa (3,85%) yang memiliki prestasi sangat rendah, ada 1 siswa (3,85%) yang memiliki prestasi rendah, ada 6 siswa (23,08%) yang memiliki prestasi cukup, ada 8 siswa (30,77%) yang memiliki prestasi tinggi dan ada 10 siswa (38,46%) yang memiliki prestasi belajar sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 16: Diagram Data Prestasi Belajar Siklus I

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Minggir.

d. Refleksi

Tahap refleksi pada siklus I peneliti berdiskusi dengan guru kelas V. Diskusi dilakukan pada hari selasa tanggal 17 April 2012. Melalui diskusi diketahui bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika. Akan tetapi, pada siklus I masih ada kekurangan-

Sangat tinggi; 38,46 Tinggi; 30,77 Cukup; 23,08 Rendah; 3,85 Sangat rendah; 3,85 Sangat tinggi

Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

kekurangan antara lain saat pembelajaran tidak semua siswa bekerjasama dengan baik, atau ada siswa lebih suka bermain sendiri dan alokasi waktu yang digunakan melebihi alokasi waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti dan guru bersepakat mengadakan siklus II untuk lebih meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.

3. Siklus II

a. Rencana Tindakan

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari rabu dan kamis tanggal 18-19 April 2012, dimana pertemuan pertama alokasi waktunya 3 JP @ 35 menit digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan pertemuan kedua alokasi waktunya 2 JP @ 35 menit digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan mengerjakan evaluasi. Jadi bila ditotalkan alokasi pada siklus II adalah 5 JP @ 35 menit. Siklus II pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan sesuai dengan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat lembar kerja siswa, menyiapkan alat dan bahan pembelajaran, membuat instrument penelitian dan membaut soal evaluasi untuk siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada pertemuan pertama 3 JP @ 35 menit dan 2 JP @ menit.

Pada pertemuan pertama yang dilakukan guru adalah memberikan salam pada siswa dan mengajak siswa untuk mengawali pelajaran dengan berdoa. Setelah berdoa guru menunjukkan bangun ruang limas segiempat. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Apa bentuk dari bangun ini?

Setelah melakukan tanya jawab, guru memberitahu tentang tujuan pembelajaran hari itu yaitu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang limas dan menggambar bangun ruang limas. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dimana setiap kelompok terdiri atas lima orang yang dibagi oleh guru. Setelah selesai membagi kelompok, guru bercerita Andi yang ditanya oleh temannya tentang bentuk dari Piramida Agung di Gizeh yang merupakan salah satu keajaiban dunia dan ternyata Andi lupa bentuk piramida tersebut. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Dapatkah kalian membantu Andi untuk memberitahu bentuk dari piramida Agung di Gizeh tersebut?”. Tindakan selanjutnya, guru menjelaskan tugas yang akan dikerjakan siswa dalam kelompok yang berupa menemukan ciri-ciri dari piramida Agung di Gizeh dengan cara mengamati gambar piramida Agung di Gizeh dan miniatur piramida dari karton yang telah guru sediakan. Kemudian tiap kelompok diberi lembar kerja siswa dan meminta siswa dalam kelompok untuk mengamati dan mengemukakan pendapatnya. Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya

mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Guru memperluas permasalahan dengan mengajukan pertanyaan, “Bagaimana kalau kita dalam mencari ciri-ciri piramida masih bingung dan ternyata menemukan bentuk lain yang seperti piramida (limas segi tiga dan limas segi lima)?”. Tentunya bila masih salah dalam menulis ciri-cirinya dan malah menemukan bentuk yang lain, maka cara yang paling mudah adalah dengan cara menghitung banyak sisi, rusuk, titik sudut dan melihat bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya. Guru membagi lembar kerja siswa pada masing-masing kelompok berkaitan dengan menentukan sifat-sifat limas segitiga, limas segiempat dan limas segilima berdasarkan banyak sisi, rusuk, titik sudut dan bentuk sisi alas, sisi atas dan sisi tingginya.

Setelah selesai guru meminta salah satu kelompok untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan sekaligus mengkomunikasikan dengan kelompok lain dari mana jawaban tersebut diperoleh atau alasannya mendapatkan jawaban tersebut. Kelompok lain mendengarkan dan memberikan pertanyaan serta mengomentarinya dan menambahkan jawaban sesuai dengan kelompok masing-masing

bila jawaban kelompok yang menulis di depan masih kurang. Guru menyikapi semua jawaban yang benar, maka guru membenarkan semua jawaban, kemudian guru memberi kesempatan berpikir siswa dari semua alternatif jawaban yang benar, jawaban mana yang mana yang paling benar.

Setelah itu guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, “Kira-kira kalau piramida Agung di Gizeh tadi termasuk bangun limas apa?”. Siswa diharapkan dapat menjawab bahwa piramida Agung merupakan salah satu contoh bangun limas segiempat.

Untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang bangun prisma, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa, apa persaman antara prisma segitiga dan limas segiempat. Siswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu guru mengajak siswa belatih menggambar salah bangun ruang limas pada kertas yang telah guru sediakan. Salah satu siswa mempresentasikan gambar yang dibuat dengan cara menggambarkan di papan tulis. Siswa yang lain memperhatikan dan bila masih salah siswa lain boleh membetulkan. Bagi siswa yang masih salah dalam menggambar, siswa menggambar lagi gambar prisma yang benar pada kertas yang telah guru sediakan tadi.

Sebagai kegiatan akhir, guru menjelaskan kembali tentang materi yang telah dipelajari hari itu dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya bila masih belum mengerti. Kemudian guru memberikan kesimpulan bersama-sama siswa dan mengucapkan salam penutup.

Pada pertemuan kedua yaitu 2 JP @ 35 menit yang dilakukan guru pertama kali adalah mengucapkan salam dan mengabsen kehadiran

Dokumen terkait