• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

C. Pembahasan

Dari data minat belajar yang diperoleh melalui angket yang dibagikan pada masing-masing siswa. Pada kondisi awal menunjukkan bahwa siswa memiliki minat sangat tinggi yaitu sebanyak 11 siswa atau 42,31% dengan rata-rata 48,62, pada siklus I siswa memiliki minat sangat tinggi yaitu sebanyak 13 siswa atau 50% dengan rata-rata 51,54 dan pada siklus II siswa memiliki minat sangat tinggi yaitu sebanyak 15 siswa atau 57,69% dengan rata-rata 52,81. Peningkatan rata-rata yang terjadi pada kondisi awal ke siklus I adalah 6,01% dan peningkatan rata-rata yang terjadi pada siklus I ke siklus II adalah 2,42%.

Selain minat belajar, peneliti juga menganalisis prestasi belajar. Data prestasi belajar diambil dari banyaknya siswa yang tuntas mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 60. Pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 5 siswa atau 19,23% dan yang tidak tuntas 21 siswa atau 80.77% dengan rata- rata nilai 46,27. Peningkatan terjadi pada siklus I 22 siswa atau 84,62% siswa

tuntas dan 4 siswa atau 15,38% siswa tidak tuntas dengan rata-rata nilai 73,56. Pada siklus II terjadi penurunan jumlah siswa yang tuntas. Penurunan tersebut adalah siswa yang tuntas turun menjadi 21 siswa atau 80,76% dan siswa yang tidak tuntas bertambah menjadi 5 siswa atau 19,23% tetapi terjadi peningkatan nilai rata-rata dengan rata-rata nilai 74,52. Walaupun pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami penurunan tetapi perlu diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 1,31%.

Kegiatan belajar menggunakan pendekatan PMRI dapat membuat siswa untuk aktif, kreatif, menyenangi matematika, dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dengan materi dan kegiatan yang kontekstual. Perilaku siswa sebelum penelitian menunjukan bahwa minat belajar dan prestasi belajar rendah hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang merasa bosan, sama sekali tidak tertarik dan bahkan benci terhadap matematika karena menganggap matematika itu sebagai ilmu yang sulit dipahami. Setelah diadakan pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II terdapat perubahan pada perilaku siswa yaitu siswa menjadi tertarik dan berminat untuk mengikuti pembelajaran matematika dan akhirnya prestasi belajar siswa menjadi meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, peningkatan ini sudah sesuai dengan apa yang diharapkan yang dituangkan dalam hipotesis yaitu penggunakan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika khususnya dalam

materi sifat-sifat bangun ruang pada kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012 di SD Kanisius Minggir.

109 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat belajar matematika materi

sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir hal ini dapat dilihat dari persentase minat belajar siswa yaitu pada kondisi awal sampai siklus II. Pada kondisi awal tidak ada siswa (0%) yang memiliki minat sangat rendah, 1 siswa (3,85%) memiliki minat rendah, 3 siswa (11,54%) memiliki minat cukup, 11 siswa (42,31%) memiliki minat tinggi dan 11 siswa (42,31%). Pada siklus I tidak ada (0%) siswa memiliki minat yang sangat rendah dan rendah, 2 siswa (7,69%) memiliki minat cukup, 11 siswa (42,31%) siswa memiliki minat tinggi, dan 13 siswa (50%). Pada siklus II tidak ada siswa yang memiliki motivasi sangat rendah, rendah, 1 siswa (3,85%) memiliki minat cukup, 10 siswa (38,46%) memiliki motivasi tinggi dan 15 siswa (57,69%). Selain itu peningkatan juga terjadi pada skor rata-rata minat belajar pada kondisi awal sebesar 48,62, pada siklus I sebesar 51,54 dan pada siklus II sebesar 52,81.

2. Pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir hal ini dapat dilihat pada kondisi awal siswa yang tuntas hanya 5 siswa atau 19,23% dan yang tidak tuntas 21 siswa atau 80.77% dengan rata-rata nilai 46,27. Peningkatan terjadi pada siklus I 22 siswa atau 84,62% siswa tuntas dan 4

siswa atau 15,38% siswa tidak tuntas dengan rata-rata nilai 73,56. Pada siklus II terjadi penurunan jumlah siswa yang tuntas. Penurunan tersebut adalah siswa yang tuntas turun menjadi 21 siswa atau 80,76% dan siswa yang tidak tuntas bertambah menjadi 5 siswa atau 19,23% tetapi terjadi peningkatan nilai rata-rata dengan rata-rata nilai 74,52. Walaupun pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mengalami penurunan tetapi perlu diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 1,31%.

B. Saran

Melalui penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk kemajuan belajar di SD Kanisius Minggir antara lain:

1. Bagi Guru

a. Hendaknya guru memanfaatkan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

b. Penerapan model pembelajaran dengan pendekatan PMRI dalam pembelajaran matematika perlu dikembangkan sebagai variasi pembelajaran matematika yang relevan sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar.

2. Bagi Mahasiswa PGSD atau Calon Guru

Model pembelajaran dengan pendekatan PMRI sudah terbukti dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika materi sifat-

sifat bangun ruang siswa kelas V SD Kanisius Minggir. Jadi, sebaiknya mahasiswa dapat menggunakan model pembelajaran ini saat praktek di SD pada matapelajaran matematika.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini meneliti penyebab rendahnya minat belajar dan prestasi belajar matematika materi sifat-sifat bangun ruang pada kelas V SD Kanisius Minggir. Untuk itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa.

Daftar Pustaka

Abdul Wahid. 1998. Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Karso. 1995. Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Universitas Terbuka.

Masidjo, Ign.1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Masidjo, Ign. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Muhibin Syah. 2001. Psikologi Pendidikan degan Pendekatan Baru. Bandung:PT RemajaRosdakarya.

Pasaribu, I.L dan Simanjuntak. 1983. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Siregar, Evalina. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam Melaksanakan KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Suryanto. 2000. Pendidikan Realistik Suatu Inovasi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan.

Suryanto. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Yogyakarta: Tim PMRI.

Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 1990. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Triyanto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovaatif Progresif:Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

L

A

M

P

I

R

A

N

Dokumen terkait