• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Hasil Penelitian

1. Peranan prepopulated data dalam meningkatkan kemudahan

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Pratama Makassar Utara.

Prepopulated adalah fitur tambahan pada aplikasi e-Faktur yang tidak menghilangkan fungsi key-in atau mekanisme impor data CSV. Prepopulated pajak masukan adalah suatu sistem dimana Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang menyediakan data pajak masukan milik Pengusaha Kena Pajak (PKP) berdasarkan data yang telah terekam sebelumnya. Dengan melalui fitur Prepopulated ini, para Pengusaha Kena Pajak (PKP) tidak perlu lagi memasukkan data satu per satu, dan membuat para Pengusaha Kena Pajak (PKP) tidak perlu mengimput data pajak Masukan secara manual atau mandiri. Sehingga sistem ini di harapkan mengurangi terjadinya kesalahan input data. Tujuan di lakukannya prepopulated pajak masukan adalah upaya Direktoeat Jenderal Pajak dalam memberikan pelayanan tambahan kepada Pengusaha Kena Pajak (PKP) di dalam menyampaiakan SPT masa PPN secara lengkap, benar dan jelas. Dengan adanya prepopulated pajak masukan ini, aplikasi e-Faktur dan sarana pelaporannya, tidak lagi menggunakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) online, melainkan menggunakan e-Faktur web based yang sudah terhubung dengan aplikasi e-Faktur. Dengan begitu ketika Wajib Pajak akan melakukan pelaporan pajak, SPT akan keluar dengan data pajak yang sudah di input oleh Wajib Pajaksebelumnya di aplikasi e-Faktur.

Pada aplikasi sebelumnya, para Pengusaha Kena Pajak (PKP) harus melakukan input data faktur pajak secara manual atau melalui impor atau melalu

aplikasi scanner e-Faktur. Cara seperti itu biasanya menimbulkan permasalahan, sehingga sistem prepopulated yang baru dapat mengatasi masalah tersebut.

Peranan prepopulated data pada Kantor Pelayanan Pajak(KPP) Pratama Makassar Utara sangat berperan penting. Pada sistem Direktorat Jenderal Pajak yang dulu, jika perusahaan membeli barang, faktur pajaknya masukannya di rekam manual/rekam mandiri, dengan adanya prepopulated data begitu perusahaan merekam faktur pajaknya, langsung muncul di Web Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tersimpan di database. Jadi yang dulunya database per Wajib Pajak, sekarang databasenya hanya satu di Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Adapun dari hasil wawancara saya adalah keunggulan dari prepopulated ini membantu Wajib Pajak untuk kepatuhan dan mengurangi resiko kekeliruan.sebelum adanya prepopulated data ini Wajib Pajak melaporkan pajak masukannya harus mengimput sendiri.

Memudahkan Wajib Pajak menunggu faktur dari penjual untuk pelaporannya bisa by sistem karena sudah terakomodir dalam satu sistem yaitu di wep e-Faktur. Dan data Wajib Pajak lebih terjaga, karena sistem sebelumnya memakai barcot, dan itu di scan dengan sistem di Android & Iphone bisa terbaca, dan sistem itu bukan pengadaan dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP), jadi bisa saja bocor ke pihak lain. Setelah adanya Prepopulated keamanan datanya lebih terjaga. Berikut ini data Wajib Pajak sebelum adanya Prepopulated Data.

Tabel 3.1

Data Wajib Pajak sebelum adanya Prepopulated Data.

NO TAHUN CARA PENJUMLAHAN WAJIB PAJAK

1. September 2019 18.549+2.251=20.800 18.549 2. Oktober 2019 20.800-18.549=2.251 2.251 3. November 2019 22.792-20.800=1.992 1.992 4. Desember 2019 24.648-22.792=1.856 1.856 =24.648 5. Januari 2020 2.059+2.021=4.080 2.059 6. Februari 2020 4.080-2.059=2.021 2.021 7. Maret 2020 6.120-4.080=2.040 2.040 8. April 2020 8.088-6.120=1.968 1.968 9. Mei 2020 10.145-8.088=2.057 2.057 10. Juni 2020 12.192-10.145=2.047 2.047 11. Juli 2020 14.161-12.192=1.969 1.969 12. Agustus 2020 16.104-14.161=1.943 1.943 =16.104

(Sumber data : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama, Makassar Utara (2020) )

Tabel 3.2

Data Total Wajib Pajak sebelum adanya Prepopulated Data

No. TAHUN WAJIB PAJAK

1. September - Desember 2019 24.648

2. Januari - Agustus 2020 16.104

TOTAL 40.752

Sumber Data : KPP Pratama, Makassar Utara (2020)

Sumber : data di olah 2020

Gambar 3.2

Data sebelum adanya Prepopulated Data

24,648 16,104 40,752 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000

September-Desember 2019 Januari-Agustus 2020 Total

Wajib Pajak

Melihat jumlah dari data di atas sebelum adanya prepopulated data sejumlah 40.752 wajib pajak. Dari hasil wawancara yang saya peroleh peranan prepopulated data sangat membantu wajib pajak dalam pelaporan Pajak Masukannya. sebelum adanya prepopulated data, para wajib pajak melaporkan faktur pajak masukannya secara rekam manual atau rekam mandiri.

Tabel 3.3

Data Wajib Pajak setelah adanya Prepopulated Data

NO TAHUN CARA PENJUMLAHAN WAJIB PAJAK

1. September 2020 35.502-16.104=19.398 19.398 2. Oktober 2020 39.167-35.502=3.665 3.665 3. November 2020 43.106-39.167=3.939 3.939 4. Desember 2020 46.497-43.106=3.391 3.391 Total 30.393 5. Januari 2021 3.917+5.850=9.767 9.767 6. Februari 2021 5.850-3.917=1.933 1.933 7. Maret 2021 7.754-5.850=1.904 1.904 8. April 2021 9.424-7.754=1.670 1.670 9. Mei 2021 11.150-9.424=1.726 1.726 10. Juni 2021 12.320-11.150=1.170 1.170 Total 18.170

Tabel 3.4

Data total Wajib Pajak setelah adanya Prepopulated Data

NO TAHUN WAJIB PAJAK

1. September – Desember 2020 30.393

2. Januari - Juni 2021 18.170

TOTAL 48.563

Sumber Data : KPP Pratama, Makassar Utara (2021)

Sumber : data di olah 2021

Gambar 3.3

Data setelah adanya Prepopulated Data

Melihat jumlah dari data di atas setelah adanya Prepopulated Data sejumlah 48.563 Wajib Pajak. Para Wajib Pajak melaporkan Pajak Pertambahan Nilai by sistem yang tersedia di web e-Faktur yang di sediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan hanya ada di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tanpa

30.393 18.170 48.563 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

September-Desember 2020 Januari-Juni 2021 Total

Wajib Pajak

perlu ke kantor pajak untuk meminta faktur pajaknya, sehingga kurangnya data Wajib Pajak yang datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

2. Alur tahapan penggunaan data Pajak Pertambahan Nilai pada e-Faktur

3.0

Wajib Pajak yang di kukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dapat lebih muda untuk meng-upload Pajak Masukan dalam e-Faktur 3.0. Hal ini di karenakan e-Faktur 3.0 memiliki fitur tambahan berupa Prepopulated Pajak Masukan. Fitur Prepopulated membuat Pengusaha Kena Pajak tidak perlu lagi mengimput data Pajak Masukan secara manual (key-in). Dengan demikian, Prepopulated di harapkan mengurangi terjadinya kesalahan input data, misalnya data Nomot Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Meski begitu, fitur Prepopulated ini merupakan fitur tambahan dan tidak menghilangkan fungsi key-in atau mekanisme impor data CSV.

Pada versi aplikasi sebelumnya, PKP harus melakukan input data faktur pajak secara manual/melalui skema impor/melalui aplikasi scanner e-Faktur. Pada kali ini saya akan menjelaskan cara upload faktur Pajak Masukan menggunakan fitur Prepopulated.

Berikut ini tahapan menggunakan data PPN di e-Faktur 3.0 terbaru : 1. Masuk ke aplikasi e-Faktur 3.0 dan login menggunakan akun PKP 2. Buka menu “Prepopulated data”

3. Selanjutnya akan muncul tiga jenis sumber data, yakni:  Faktur Pajak Masukan

 Dokumen Impor  VAT Refund

4. Pilih masa pajak yang akan di Tarik data prepopulated faktur pajak Masukan-nya

5. Isi masa pajak dan tahun pajak 6. Klik “Get Data”

7. Input “Captcha” dan “passphrase”

8. Selanjutnya, akan terlihat tampilan data Prepopulated faktur pajak masukan sesuai data terkini.

9. Klik salah satu data faktur pajak yang di inginkan.

10. Klik opsi “ubah pengkreditan” yang letaknya ada di bagian bawah 11. Cek data yang terlihat di Prepopulated Pajak Masukan, juga dapat

melakukan proses upload dengan klik opsi “upload” yang ada di bagian bawah.

12. Setelah klik tombol upload akan muncul notifikasi sebagai informasi 13. Klik “yes” kalau sudah yakin

14. Cek hasil upload prepopulated Data faktur Pajak Masukan dengan cara masuk ke menu, setelah itu Pajak Masukan dan setelah itu Administrasi Faktur.

Gambar 3.4

Gambar 3.5

Tabel 3.5

Data pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Wajib Pajak Makassar Utara

per Masa Pajak

NO TAHUN WAJIB PAJAK

1. 2015 20.940 2. 2016 20.304 3. 2017 21.792 4. 2018 23.244 5. 2019 24.648 6. 2020 22.500

Sumber data : KPP Pratama, Makassar Utara (2020)

Sumber : data di olah 2020

Gambar 3.6

Data pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Wajib Pajak Makassar Utara

20,940 20,304 21,792 23,244 24,648 22,500 0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Wajib Pajak

Wajib Pajak

Dari data di atas, jumlah Wajib Pajak dalam Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai pada tahun 2015 jumlah Wajib Pajaknya adalah 20.940 , pada tahun 2016 jumlah Wajib Pajaknya adalah 20.304, Pada tahun 2017 jumlah Wajib Pajaknya 21.792, pada tahun 2018 jumlah Pajaknya 23.244, pada tahun 2019 jumlah Wajib Pajaknya 24.648, dan pada tahun 2020 jumlah Wajib Pajaknya 22.500.

Menurut Supramono (2009 : 125) Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak yang di kenakan atas konsumsi di dalam negeri (daerah pabean), baik konsumsi BKP maupun JKP.

Menurut Waluyo (2011 : 9) menyatakan bahwa Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang di kenakan atas konsumsi di dalam negeri (di dalam Daerah Pabean), baik konsumsi barang maupun konsumsi jasa.

Mardiasmo (2009 : 269) menyatakan bahwa apabila di lihat dari sejarahnya, Pajak Pertambahan Nilai merupakan pengganti dari Pajak Penjualan.

Dokumen terkait