• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen BAB I V (1) (Halaman 42-54)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang elah dilaksanakan bulan september sampai dengan oktober 2016 yang meliputi : deskripsi data/ fakta. Analisa data responden dan pembahasan.

Dalam Bab ini dijabarkan Pengumpulan data yang dilakukan, data diambi dengan menggunakan kuisioner data pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba di hiburan malam. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengethuan remaja tentang bahaya narkoba di hiburan malam kota Banjarmasin 2016.

1. Gambaran Umum Kota Banjarmasin a. Geografis

Kota Banjarmasin latin Bandiermasinensis adalah salah satu kota sekaligus ibukota dari provinsi kalimantan selatan, indonesia. Kota Banjarmasin merupakan pusat kegiatan wilayah (PKW), sebagai kota pusat pemerintah (Ibukota Provinsi kalimantan selatan) serta sebagai pintu gerbang nasional dan kota kota pusat kegiatan ekonomi nasional. Juga merupakan kota penting di wilayah kalimantan selatan yang saat ini memiliki posisi yang sangat strategis secara geografis, kota terpadat di kalimantan ini termasuk salah satu kota besar di Indonesia, yakni luasnya

lebih kecil daripada Jakarta Barat. Kota yang dipisahkan oleh sungai-sungai antara lain Pulau Tatas, Pulau Kelayan, Pulau Rantauan Keliling, Pulau Insan dan lain lain.

Sejak zaman dahulu hingga sekarang Banjarmasin masih menjadi kota niaga dan bandar pelabuhan terpenting di Pulau Kalimantan. Secara de jure Banjarmasin masih sebagai Ibukota Kalimantan Selatan, namun kantor sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terhitung sejak tanggal 14 Agustus 2011 yang bertepatan dengan hari jadi Provinsi Kalimantan selatan ke-61, telah dipindahkan ke kawasan Gunung upih di kecamatan Cempaka Banjarbaru yang berdiri pada lokasi dengan ketinggian 44 meter diatas permukaan laut serta berjarak sekitar 60 Km dari kantor lama. Kementerian Pekerjaan Umum menempatkan Banjarmasin sebagai salah satu kota pentingmempersiapkan.

Banjarmasin beserta 4 daerah atau kota yang menjadi satelitnya salah satu kawasan strategis provinsi yaitu kawasan perkotaan Banjarmasin. Secara geografis Kota Banjarmasin terletak pada 3°15' sampai 3°22' Lintang Selatan dan 114°32' Bujur Timur, ketinggian tanah asli berada pada 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air pada saat pasang. Kota Banjarmasin berlokasi daerah kuala sungai Martapura yang bermuara pada sisi timur Sungai Barito. Letak Kota Banjarmasin nyaris di tengah-tengah Indonesia.

Kota ini terletak di tepian timur sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura yang berhulu di Pegunungan Meratus. Kota

Banjarmasin dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh kepada drainase kota dan memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakat, terutama pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan perdagangan.

Menurut data statistik 2001 dari seluruh luas wilayah Kota Banjarmasin yang kurang lebih 98,46 km² ini dapat dipersentasikan bahwa peruntukan tanah saat sekarang adalah lahan tanah pertanian 3.111,9 ha, perindustrian 278,6 ha, jasa 443,4 ha, permukiman adalah 3.029,3 ha dan lahan perusahaan seluas 336,8 ha. Perubahan dan perkembangan wilayah terus terjadi seiring dengan pertambahan kepadatan penduduk dan kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan ilmu pengetahuan teknologi.

Tabel 4.1

Batas wilayah Kota Banjarmasin

Utara Sungai Lalak (Seberang Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala)

Selatan Kabupaten Banjar (Kecamatan Tatah Makmur)

Barat Sungai Barito (Seberang Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala)

Timur Kabupaten Banjar (Kecamatan Sungai Tabuk Dan Kertak Hanyar)

Gambar 4.1 Peta Kota Banjarmasin

b. Demografis

Kota Banjarmasin terdiri atas 5 kecamatan, yaitu:

1) Banjarmasin Barat: 13,37 km² 2) Banjarmasin Selatan: 20,18 km² 3) Banjarmasin Tengah: 11,66 km² 4) Banjarmasin Timur: 11,54 km² 5) Banjarmasin Utara: 15,25 km²

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Banjarmasin tahun 2008

Nomor Kecamatan Luas (km²) Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km²) 1 Banjarmasin Selatan 20,18 150.221 7.444 2 Banjarmasin Timur 11,54 118.278 10.249 3 Banjarmasin Barat 13,37 149.753 11.201 4 Banjarmasin Tengah 11,66 114.584 9.827 5 Banjarmasin Utara 15,25 94.409 6.209 Tabel 4.3

Perkembangan populasi penduduk Banjarmasin.

No. Tahun Populasi

1 1780 2.300 jiwa 2 1900 52.685 jiwa] 3 1930 57.822 jiwa 4 1990 481.371 jiwa 5 2000 527.724 jiwa 6 2005 589.115 jiwa

No. Tahun Populasi

7 2010 625.395 jiwa

Islam adalah agama mayoritas yang dianut sekitar 96% masyarakat kota banjarmasin. Selain itu ada juga yang beragama Kristen, Katolik dan Buddha yang dianut masyarakat keturunan Tionghoa dan pendatang.

Tabel 4.4

Penduduk Kota Banjarmasin Menurut Agama

Nomor Agama Jumlah konsentrasi

1 Islam 597.556 95,54% 2 Kristen 15.095 2,41% 3 Katolik 6.484 1,41% 4 Budha 4.262 0,68% 5 Hindu 437 0,07% 6 Khonghucu 122 0,02% 7 Lainnya 1.525 0.27%

2. Gambaran Umum Responden

Hasil survei yang dilaksanakan didapatkan jumlah responden seluruh sampel yaitu 270 remaja. Berikut akan disajikan secara deskritif dengan tabel distribusi frekuensi mengenai gambaran umum responden yang meliputi pendidikan responden.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan penelitian didapatkan jenjang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 87 32,2 2 SLTP 87 32,2 3 SLTA 17 6,3 4 Tidak sekolah 79 29,3 Jumlah 270 100

Dari data tabel 4.5 terlihat jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan SD 87 (32,2%), SLTP 87 (32,2%), SLTA 17 (6,3%), dan yang tidak sekolah 79 orang (29,3%).

b. Data Pengetahuan responden tentang Narkoba dan bahaya narkoba 1). Data pengetahuan tentang Narkoba

Gambaran Pengetahuan remaja tentang Narkoba dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.6

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Narkoba

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Negatif 259 95,9

2 Positif 11 4,1

Dari data tabel 4.6 terlihat pengetahuan remaja tentang narkoba yang paling banyak yaitu pengetahuan negatif (kurang) sebanyak 259 orang (95,9%), dan yang memiliki pengetahuan positif (tau) yaitu hanya 11 orang (4,1%).

2). Data pengetahuan tentang Bahaya Narkoba

Gambaran Pengetahuan remaja tentang Bahaya Narkoba dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bahaya Narkoba

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Negatif 254 94,1

2 Positif 16 5,9

Jumlah 270 100%

Dari data tabel 4.7 terlihat pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba yang paling banyak yaitu pengetahuan negatif (kurang) sebanyak 254 orang (94,1%), dan yang memiliki pengetahuan positif (tau) yaitu hanya 16 orang (5,9%).

B. Pembahasan

Globalisasi dan perkembangan teknologi menyebabkan industri wisata dan hiburan malam berkembang pesat dewasa ini. Hal ini terbukti dengan banyaknya tempat-tempat hiburan yang khususnya diwilayah perkotaan mulai dari café, club, diskotik, dan tempat karaoke. Tak dapat dipungkiri tempat hiburan malam tak pernah sepi dari kunjungan para penikmatnya. Inilah yang membawa arus pembauran budaya asing, selain budaya orang-orang metropolitan yang telah terkontaminasi (Anonim,2016).

Hiburan Malam bukanlah sesuatu hal yang tabu menurut sebagian masyarakat Banjarmasin. Pada mulanya, penikmat hiburan malam hanyalah orang-orang dewasa saja namun seiring pertumbuhan zaman, kemajuan teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan efek modernisasi dimana-mana maka sekarang penikmat hiburan malam ini juga banyak dari kalangan anak remaja. Bahkan telah saya melihat justru remajalah yang lebih banyak meminatinya belakangan ini.

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN),jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998 – 2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% diantaranya berusia antara 15 -19 tahun.

Berdasarkan data diatas, maka akan dibahas mengenai hasil penelitian tantang bagaimana tentang Gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba di hiburan malam Kota Banjarmasin sebagai berikut :

1. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba

Dari data tabel 4.6 terlihat pengetahuan remaja tentang narkoba yang paling banyak yaitu pengetahuan negatif (kurang) sebanyak 259 orang (95,9%), dan yang memiliki pengetahuan positif (tau) yaitu hanya 11 orang (4,1%). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengetahuan remaja tentang narkoba sangatlah minim, karena hampir keseluruhan remaja yang datang kehiburan tersebut kurang begitu mengetahui apa itu narkoba, untung ruginya, dan bahkan bahaya narkoba itu sendiri bagi diri mereka.

2. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Narkoba

Dari data tabel 4.7 terlihat pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba yang paling banyak yaitu pengetahuan negatif (kurang) sebanyak 254 orang (94,1%), dan yang memiliki pengetahuan positif (tau) yaitu hanya 16 orang (5,9%). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba sangatlah minim, karena hampir keseluruhan remaja yang datang kehiburan tersebut kurang begitu mengetahui apa itu narkoba, untung ruginya, dan bahkan bahaya narkoba itu sendiri bagi diri mereka.

Perkenalan remaja dengan gaya hidup dunia gemerlap dikarenakan oleh beberapa penyebab. Ada yang awalnya hanya penasaran ingin mencoba dan ada pula yang disebabkan oleh ajakan teman. Namun, ada juga dari mereka yang mengatakan bahwa mereka mengikuti gaya hidup dugem dikarenakan adanya gengsi dan ingin disebut “gaul”. Sehingga gaya hidup

seperti ini sudah bisa menjadi trend berharga di kalangan mereka. Bahkan menjadi semacam kebutuhan yang harus terlaksana sebagai media penghiburan diri.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil keseimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran pengetahuan remaja tentang Narkoba di kota Banjarmasin didapatkan data remaja yang berpengetahuan tahu akan narkoba (positif) 11 orang (4,1%), sedangkan pengetahuan (negatif) remaja yang kurang tau akan narkoba sangat signifikan yaitu 259 orang (95,9%).

2. Gambaran pengetahuann remaja tentang Bahaya Narkoba di kota Banjarmasin didapatkan data remaja yang tahu akan bahaya narkoba (positif) sebanyak 16 orang (5,9%), sedangkan remaja yang kurang tahu atau berpengetahuan kurang (negatif) sebanyak 254 orang (94,1%).

B. Saran

Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam supaya tidak terjerumus ke dalam narkoba dan yang paling berperan penting disini ialah Orang Tua. Manakala orang tua tidak peduli dengan pergaulan anak-anaknya, maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus kedalam narkoba dan apabila sudah terjerumus akan sangat berbahaya, Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian.

1. Sekolah

Untuk mencegah narkoba agar dikalangan pelajar tidak akan terjadi lagi, Sebaiknya sekolah mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai “Bahaya Narkoba”, agar siswa/siswi dapat mengerti apa itu narkoba dan akibat yang ditimbulkan narkoba.

2. Remaja

Bagi para pecandu coba bersikap terbuka terhadap orang yang dia percaya (tepat) untuk mendapatkan respons yang baik. Jangan berfikir “YOU CAN SOLVE THEM BY YOURSELF” dan jangan takut untuk menuju perubahan. Intinya “DON‟T BE AFFRAID TO SPEAK UP !!”.

Dalam dokumen BAB I V (1) (Halaman 42-54)

Dokumen terkait