• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pertama dilaksanakan oleh Susanti(2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (Studi Kasus Tentang Implementasi Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013)”. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui implementasi penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus, sedangkan teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara yang dilakukan terhadap Direktur Yayasan, Pengawas TK/SD, Kepala SD, Guru kelas V, dan 28 siswa (untuk siswa diberikan kuisioner).Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dalam membuat perangkat pelaksanaan pembelajaran PPR sudah baik, perencanaan yang disusun guru sudah memuat aspek 3C (Competence, Conscience, dan Compassion), dan sudah dapat memfasilitasi penguasaan konsep IPA.

Kedua, Sumarah dan Anugrahana (2013) yang melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan Menggunakan “Media Montessori” di Kelas 1B SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan membantu guru kelas 1B di SD Kanisius Sorowajan memiliki media pembelajaran yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran tematik Bahasa Indonesia, IPA dan matematika berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).Uji coba dengan menggunakan media Montessori yang berupa kotak pasir, kartu bergambar, dan manik-manik yang dilakukan oleh guru kepada 21 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian R & D.Penelitian menghasilkan rekapitulasi angket untuk item-item yang berkaitan dengan

Competence: 100% siswa (berjumlah 21) menjawab “ya” atau memahami materi pada area bahasa, matematika, dan IPA. Compassion: 100% siswa dapat berkerjasama dan bersedia saling menolong saat proses pembelajaran menggunakan “Media Montessori”. Conscience: 100% siswa terlihat teliti dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran.

Ketiga, Aspraningrum (2011) yang melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas II.A SD Kanisius Demangan Baru Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 3C menggunakan model pembelajaran tematik berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan

kelas, dengan mengambil sampel siswa kelas IIA SD Kanisius Demangan Baru.Pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, serta dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek 3C peserta didik kelas 2A SD Kanisius Demangan Baru mengalami peningkatan setelah menerapkan PPR dalam pembelajaran. Literatur map dari penelitian yang relevan dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2 Skema Penelitian yang Relevan

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa dari ketiga penelitian di atas memiliki kesamaan atau relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan meneliti penerapan Susanti (2013) Analisis Implementasi Model Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) (Studi Kasus Tentang Implementasi Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Kanisius Wirobrajan 1 Yogyakarta Tahun 2013) Aspraningrum (2011) Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif Dalam Pembelajaran Untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Peserta Didik Kelas II.A SD Kanisius Demangan Baru Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011. Sumarah dan Anugrahana (2013) Pengembangan Perangkat Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dengan Menggunakan “Media Montessori” Di Kelas 1B SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta

Perbedaan Prestasi Belajar Kelas V SD N Demangan Atas Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif

model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam meningkatkan pretasi belajar siswa. Hasil ketiga penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

Selain persamaan penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terdapat perbedaan yang membedakan ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Perbedaan tersebut terletak pada rancangan penelitiannya. Penelitian yang dilakukan peneliti lain yang pertama menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kedua menggunakan jenis penelitian R & D, dan penelitian ketiga menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan metode eksperimental. Berdasarkan keberhasilan ketiga penelitian tersebut dalam penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektifpeneliti kemudian ingin melakukan penelitian menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa.

C. Kerangka Berpikir

Penerapan pendekatan dengan model Pembelajaran Pedagogi Reflektif ini akan memberikan inovasi baru bagi pengajar dalam membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, kreatif, dan bermakna dengan menggunakan model pembelajaran yang dilakukan saat penyampaian materi pelajaran. Model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif ini

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang dikembangkan dalam setiap mata pelajaran secara utuh. Penilaian terhadap siswa tidak hanya tertuju pada penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang ditunjukkan melalui nilai tes yang berupa angka yang diberikan kepada siswa. Melainkan penilaian yang menyeluruh terhadap siswa meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik (dalam PPR dikenal dengan 3C yaitu competence, conscience, dan compassion). Pada hakekatnya Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan suatu pola pikir yang menumbuhkan tidak hanya dari segi pengetahuan melainkan juga menumbuhkembangkan dari segi sikap supaya menjadi pribadi yang manusiawi.

Pembelajaran PPR ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sesuai dengan pemaparan dari penelitian yang relevan diatas bahwa melalui penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa. Pengalaman dari pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah yang ada dalam model pembelajaran PPR ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna supaya siswa memahami materi yang diberikan oleh guru yang berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa. PPR ini dipilih oleh peneliti karena mudah saat mengamati kerjasama siswa dalam kelompok untuk melihat ketercapain dari 3C.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada siswa kelas V SDN Demangan.

Hi: Terdapat perbedaan prestasi belajar atas penerapan model pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada siswa kelas V SDN Demangan.

41 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini akan membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, jadwal pengembalian data, variabel, populasi dan sampel, instrumen penelitian, uji validitas reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Jenis penelitian quasi experimental adalahdesainpenelitian dimana peneliti melakukan intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2012:101).Jenis penelitian ini digunakan karena sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar dengan memberikan perlakuan yang berbeda pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan nonequivalent pretest-posttest control-group design.

Menurut Creswell (2012:242), nonequivalent pretest-posttest control-group design adalah desain penelitian yang membandingkan dua kelompok, masing-masing kelompok tersebut sama-sama diberikan pretest dan

posttest. Pemilihan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group designmemiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar

siswa antara kelompok yang diberikan perlakuan khusus dengan kelompok sebagai pengendali yang sebelumnya diberikan pretest dan pada akhir pembelajaran diberikan posttest untuk kelompok-kelompok tersebut, melalui perbandingan hasil pretest dan posttest pada masing-masing kelompok, akan tampak perbedaan prestasi belajar antara kelompok yang diberikan perlakuan khusus dengan kelompok yang bertujuan sebagai pengendali. Desain penelitian nonequivalentpretest-posttest control-group design digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2 O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sugiyono, 2014:116) Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok kontrol

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa kelompok eksperimen ditunjukkan dengan tanda O1 dan O2, sedangkan kelompok kontrol ditunjukkan dengan tanda O3 dan O4. Pengukuran awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan melalui tanda O1 danO3 dengan cara sama-sama diberikan soal pretest untuk melihat kemampuan awal siswa. Pengukuran kemampuan akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tanda O2 dan O4 dengan cara sama-sama diberikan soal

posttest untuk melihat kemampuan akhir siswa. Pemberian posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, hanya saja sebelum diberikanposttest kelompok eksperimen diberi perlakuan yang berbeda dari kelompok kontrol.

Pada penelitian ini diambil dua kelas yang akan diteliti yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen mengambil dari kelas VA dan kelas kontrol adalah kelas VB. Masing-masing kelas akan diberi

treatment yang berbeda-beda. Pretest akan dikerjakan masing–masing kelas sebelum diberikan treatmentuntuk melihat kemampuan awal siswa. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan model pembelajaran PPR. Kelas kontrol tidak diberi treatment apapun tetapi tetap melakukan pembelajaran seperti biasa dengan modelpembelajaran ceramah. Pada akhir pertemuan, siswa diberikan posttest dengan soal yang sama seperti waktu pretest untuk mengetahui perbedaan dari pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran PPR dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran PPR.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Demangan, yang beralamat di Jl. Munggur 38, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan selama 11 bulan, dimulai pada bulan September 2014 sampai dengan Juni 2015. Pengambilan data dilakukan selama 10 hari, dimulai pada hari Senin, 27 Oktober 2014 sampai dengan Kamis, 6 November 2014.

Pertemuan pertama pada tanggal 27 Oktober 2014 selama 1 jam pelajaran digunakan untuk pretestsecara bersamaan pada kelas eksperimen dan kontrol. Pertemuan II-IV, peneliti mulai mengajar menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran ceramah untuk kelas kontrol. Minggu pertama peneliti mengajar pada kelas kontrol dan minggu kedua peneliti mengajar pada kelas eksperimen. Waktu pengambilan data dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data

Kelas Hari Tanggal

Pe rt em u an Kegiatan Alokasi Waktu Kon tr ol Senin 27 Oktober 2014 I Pretest 2 JP Selasa 28 Oktober 2014 II Pembelajaran 1 menggunakan ceramah 6 JP Rabu 29 November 2014 III Pembelajaran 2 menggunakan ceramah 6 JP Kamis 30 Oktober 2014 IV Pembelajaran 3 menggunakan ceramah 6 JP Jumat 31 Oktober 2014 V Posttest 2 JP

Tabel 3.1 menunjukkan jadwal pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti. Waktu pengambilan data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara bergantian. Hal ini disebabkan karena setiap satu pembelajaran harus dilakukan dalam satu hari atau 6 jam pelajaran. Jumlah seluruh jam pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah 44 jam pelajaran yang dibagi menjadi 10 kali pertemuan, masing-masing 5 kali pertemuan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Kelas Hari Tanggal

Pe rt em u an Kegiatan Alokasi Waktu E k sp er ime n Sabtu 27 Oktober 2014 I Pretest 2JP Senin 3 November 2014 II Pembelajaran 1 menggunakan pendekatan PPR 6JP Selasa 4 November 2014 III Pembelajaran 2 menggunakan pendekatan PPR 6JP Rabu 5 November 2014 IV Pembelajaran 3 menggunakan pendekatan PPR 6JP Kamis 6 November 2014 VI Posttest 2JP Total 44 JP

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhansubyek yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan (Arikunto, 2003:173). Sejalan dengan pendapat Arikunto, Sugiyono (2002:55) mengemukakan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian adalah keseluruhan obyek penelitian (Ali, 1985:54). Nawawi (2004:4) menuturkan bahwa populasi dirumuskan sebagai semua anggota kelompok orang kejadian atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas. Jadi, populasi adalah seluruh subyek atau obyek yang digunakan dalam penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri Demangan, Yogyakarta. Jumlah keseluruhan siswa kelas Vdi SDN Demangan adalah 54 siswa.Siswa kelas VA berjumlah 27 orang dan siswa kelas VB berjumlah 27 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:81). Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dipopulasi atau dapat disebut sebagai teknik pengambilan sampel convenience random sampling (Sugiyono, 2011:82). Creswell (2012:220) mengartikan

convenience sampling sebagai teknik sampling dengan memilih responden berdasarkan kemudahan saja. Selanjutnya, menurut Dean (2006:145),

kemudahan. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua yaitu sampel kelompok kontrol dan sampel kelompok eksperimen. Sampel kelompok kontrol pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VA dan sampel kelompok eksperimen pada penelitian ini adalah semua siswa kelas VB.

Unsur kemudahan yang ada dalam penelitian ini adalah peneliti mengambil sampel di SDN Demangan, karena sebelumnya pernah digunakan sebagai tempat PPL oleh peneliti, sehingga sudah mengetahui karakter siswa di SD tersebut, peneliti tidak perlu menyesuaikan dengan lingkungan SD yang baru lagi. Unsur acak (random) terletak pada penentuan sampel kontrol dan sampel eksperimennya, dengan cara membuat undian dan mengambilnya secara acak. Teknik random sampling ini bertujuan untuk mengurangi bias dalam penelitian, karena random sampling

lebih tepat dalam menduga populasi sehingga variasi dalam populasi dapat terwakili oleh sampel. Bias adalah sebuah penyajian bahan yang dipenuhi prasangka (Saefuddin, 2009:7).

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014:60), variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, sehingga dapat ditarik kesimpulannya. Variabel digunakan untuk mencari informasi, dari informasi tersebut kemudian diperoleh kesimpulan. Penelitian ini memiliki empat variabel yaitu variabel bebas, terikat, moderator, dan kontrol.

1. Variabel bebas

Sanjaya (2013:95) berpendapat bahwa variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik kelas yang dimanipulasi oleh peneliti untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Berbeda dengan pendapat Sanjaya, Noor (2011:49) menjelaskan bahwa variabel bebas atau independent variable merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah digunakannya atau tidak digunakannya model pembelajaran PPR. 2. Variabel terikat

Sanjaya (2013:95) berpendapat bahwa variabel terikat (dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, akibat dimunculkan atau tidak dimunculkannya ketika peneliti mengganti variabel bebas.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya (Sarwono, 2006:56).Variabel yang tidak dikontrol akan mempengaruhi gejala atau fenomena yang sedang diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah peneliti, jam pelajaran, dan materi pembelajaran.Peneliti menggantikan guru untuk mengajar, sehingga antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah terbiasa diajar oleh peneliti. Peneliti mengajar kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol yang dilakukan secara bergantian.

Jumlah jam pelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian ini sama. Setiap kelompok diberi perlakuan dengan waktu yang sama, yaitu waktu 5 kali pertemuan atau 22 jam pelajaran, 18 jam pelajaran untuk perlakuan dan 4 jam pelajaran untuk pretest dan posttest. Masing-masing pertemuan terdiri dari 6 jam pelajaran atau selama 210 menit. Waktu pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan dengan bergantian hari.

Tema dalam penelitian ini adalah tema “Kerukunan dalam Bermasyarakat” yang terbagi dalam empat subtema. Setiap subtema terbagi dalam enam pembelajaran, peneliti mengambil materi pembelajaran dari subtema 2 tentang “Manfaat Hidup Rukun”. Materi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sama menggunakan 3 pembelajaran yaitu pembelajaran 1, 2, dan 3. Soal pretest danposttest

dibuat sama untuk kelompok kontrol dan eksperimen. Semua hal yang dapat membuat adanya kontaminasi akan dikontrol dalam penelitian ini. Hal yang membedakan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adanya penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

4. Variabel Moderator

pengaruh yang besar antara variabel terikat dan variabel bebas. Dengan kata lain, variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen (Noor, 2011:50). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah rata-rata skor pretest

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang dibutuhkan dikumpulkan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan wawancara:

1. Dokumentasi

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Sugiyono (2011:240)mengutarakan bahwa dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Sejalan dengan pendapat Sugiyono, Arikunto (2010:201) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah pencarian data mengenai variabel yang berupa catatan, notulen, prasasti, transkrip, agenda, dan sebagainya. Dokumen dalam penelitian ini dalam bentuk soal pretest, posttest, dan gambar-gambar mengenai kegiatan yang dilakukan siswa dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat pembelajaran. Selanjutnya, data-data tersebut diolah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa atas penerapan model pembelajaran menggunakan pendekatan PPR.

2. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanyajawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2011:231). Menurut Sugiyono (2014:194), wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur.Wawancara setruktur dilakukan peneliti apabila peneliti telah mengetahui tentang informasi yang akan didapat dari responden. Peneliti sudah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang sistematis dengan alternatif jawaban yang sudah disiapkan dalam wawancara terstruktur ini, sedangkan wawancara tidak struktur adalah wawancara yang bebas, pertanyaan tidak tersusun secara sistematis hanya berdasarkan garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Achmadi dan Narbuko (2007:83) juga berpendapat bahwa wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi yang disampaikan. Urutan dalam wawancara pertama kali dibuka dengan perkenalan, kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan. Saat proses tanyajawab, pewawancara menyimak dan mencatat jawaban dari responden secara ringkas dan jelas. Wawancara yang dilakukan oleh pewawancara dan responden dilakukan secara santai. Peneliti dalam penelitiannya untuk mencari informasi awal dan mendalam menggunakan jenis wawancara

tidak setruktur untuk mengumpulkan data. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa kelas V SDN Demangana.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengukuran (Widoyoko, 2012:51). Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen non tes digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung, lebih lanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Tes

Menurut Arikunto (2006:150) tes adalah cara yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, dan kemampuan siswa, serta bakat yang dimiliki oleh masing-masing individu dan kelompok. Tes dapat berwujud soal uraian dan soal pilihan ganda. Hasil dari tes dapat berupa nilai yang melambangkan perilaku dan prestasi siswa. Pada umumnya tes digunakan untuk menilai hasil belajar siswa secara kognitif berkenaan dengan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Bentuk soal tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan soal pilihan ganda atau soal obyektif yang sudah divalidasi. Soal-soal tersebut digunakan untuk pretest dan posttest,

soal pretest dan posttest sama. Soal pretest diberikan sebelum siswa menerima pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa. Soal posttest diberikan setelah semua pembelajaran sudah diberikan kepada siswa, dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran. Berikut adalah kisi-kisi soal pretest dan posttestyang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Soal Pretest dan Posttest

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa indikator telah mewakili walaupun dengan bobot yang berbeda-beda. Soal pretest dan posttest

terdiri dari 30 soal pilihan ganda. Soal-soal tersebut mencakup 6 indikator. Tujuh soal untuk mewakili indikator pertama, tiga soal

No Indikator Soal Nomor Soal Jumlah

Soal 1. Menyebutkan tujuan dan contoh dari

organisasi

1, 2, 3, 4,

15,16, 17 7 2. Menjelaskan bentuk hubungan dan

kerjasama antar Negara 5, 13, 14, 3 3. Menyebutkan unsur-unsur peta, denah,

surat

6, 7, 8, 9, 11,

12, 18, 29 8 4. Menyelesaikan soal skala 10, 19, 20 3 5. Menyebutkan jenis alat musik dan

olahraga

21, 22, 23, 28,

30 5

6. Menggolongkan benda isolator

dankonduktor 24, 25, 26, 27 4

pertama untuk mewakili indikator kedua, delapan soal untuk mewakili indikator ketiga, tiga soal untuk mewakili indikator yang keempat, lima soal untuk mewakili indikator yang kelima, empat soal untuk mewakili indikator keenam.

2. Non Tes

Instrumen non tes pada penelitian ini adalah perangkat pembelajaran untuk siswa dan pedoman wawancara. Perangkat pembelajaran untuk penelitian dibuat oleh peneliti sendiri. Perangkat pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda. Perangkat pembelajaran untuk kelompok eksperimen menggunakan pendeketan PPR, sedangkan untuk kelompok kontrol tidak menggunakan pendekatan PPR.

Pedoman wawancara digunakan bertujuan untuk mencari informasi mengenai kegiatan belajar mengajar yang berlangsung pada kelas yang akan digunakan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Pedoman wawancara dapat digunakan untuk memperoleh tambahan data sehingga membantu dalam membahas hasil penelitian. Pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Kisi – kisi pertanyaan untuk guru sebagai berikut:

1. Apakah dalam mengajar selalu menggunakan model pembelajaran?

2. Pendekatan apa yang digunakan dalam mengajar siswa di kelas?

3. Apakah terdapat penurunan atau peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 saat ini?

4. Apakah anda mengetahui model pembelajaran/ pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)?

5. Apakah anda sudah pernah menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)?

Tabel 3.3 menunjukkan kisi-kisi pertanyaan yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang mendalam dari guru

Dokumen terkait