• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bagi penyelenggara pendidikan keseteraan

Paket B sebagai dasar pertimbangan dalam upaya peningkatkan kinerja tutor ke depan.

b. Menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

                                 

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Pengertian Kinerja

  Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kauntitas yang dapat

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,2001:67). Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasi kerja) sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan.

Teori Expectory menjelaskan bahwa kinerja adalah hasil interaksi antara motivasi dengan kemampuan dasar. Berdasarkan pada pendapat diatas penulis menyimpulkan kinerja dapat diartikan sebagai kemauan dan kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan. Sehingga kinerja tutor sangat berkaitan dengan kemauan (aspek personal, tanggungjawab dan kesadaran) dan kemampuan/konpetensi seorang tutor dalam mengelola suatu pembelajaran. Kinerja ditinjau dari karakteristik wujud tutor dalam mengelola proses pembelajaran sebagai berikut :

a. Perilaku (behavior) setiap kinerja (performance) dilaksanakan oleh

setiap perilaku / atau dapat diwujudkan.

b. Konteks adalah kondisi situasional (apa,siapa,dimana,bilamana,

c. Konsekuensi (dampak) adalah manifestasi kinerja perilaku yang menjadi tujuan dari suatu kinerja

d. Kompeten (mampu) adalah wujud perilaku yang dapat bernilai secara

efektif dan efisien.

e. Tuntas adalah penyelesaian secara utuh dan menyeluruh seluruh

perilaku yang dilaksanakan sehingga dampak tercapai dengan baik. Menurut Ivor K. Davies mengatakan bahwa seseorang mempunyai empat fungsi umum yang merupakan ciri pekerja seorang pendidik, adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan

Yaitu pekerjaan seorang guru menyusun tujuan belajar

b. Mengorganisasikan

Yaitu pekerjaan seorang guru untuk mengatur dan menghubungkan sumber –sumber belajar sehingga dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan ekonomis mungkin.

c. Mengawasi

Yaitu pekerjaan seorang pendidik untuk menentukan apakah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin diatas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika tujuan belum dapat diwujudkan, maka pendidik harus menilai dan mengatur kembali situasinya dan bukunya mengubah tujuan (Ivor K Davies,1987:35-36)

Dalam kamus bahasa Indonesia “Kinerja berarti sesuatu yang dicapai, prestasi diperlihatkan, kemampuan kerja. Seseorang melaksanakan tugasnya dengan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi atau kelompok. Jadi kinerja pendidik merupakan hasil kerja dimana para pendidik telah mencapai kemampuan kerja yang diharapkan.

Dengan demikian penulis menyimpulkan dari pengertian diatas, bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya dengan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi kinerja tutor dalam pembelajaran adalah kemampuan tutor dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar yang memiliki keahlian mendidik dalam rangka mengembangkan potensi warga belajar secara optimal.

2. Kriteria Kinerja Tutor

Keberhasilan seorang tutor bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang telah ada tercapai secara keseluruhan. Jika kreteria telah tercapai berarti pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik. Kemampuan seorang pendidik secara umum mengacu pada peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa seorang guru/ pendidik/ tutor harus memiliki kompetensi, yang meliputi :

a. Kompetensi paedagogik

Kompetensi paedagogik adalah kemampuan pendidik/tutor dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP No.19 thn 2005,2005:73)

Terkait dengan penilian kinerja guru / pendidik terdapat 7 aspek dan 45 indikator berkenan dengan penguasaan kompetensi paedagogik yang meliputi : (1) Menguasai karakteristik peserta didik, (2) Menguasai teori belajar dan prinsip –prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) Pengembangan kurikulum, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5) Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi dengan peserta didik, dan (7) Penilian dan evaluasi( www.bermutuprofesi.org Pedoman pelaksanaan Penilian Kinerja Guru,2010)

Kompetensi paedagogik ini berkaitan dengan bagaimana seorang tutor mengadakan proses belajar mengajar, mulai dari membuat skenario pembelajaran, memilih metode, media, dan alat evaluasi yang sesuai dengan warga belajar. Karena itu proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan seorang tutor. Tutor yang cerdas dan kreatif akan mampu menciptakan suasana belajar yang komunikatif, efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai dengan baik.

Menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja tutor dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan dan kecakapan para pendidik dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan

perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran ( Suryo Subroto, 1997:19)

Jadi kompetensi paedagogik ini berkaitan dengan kemampuan seorang tutor dalam proses belajar mengajar, mulai persiapan mengajar mencakup merancang dan melaksanakan skenario pembelajaran, memilih metode, media, serta alat evaluasi bagi warga belajar agar tercapai tujuan pendidikan baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

b. Kompetensi kepribadian

Ada beberapa kemampuan kepribadian seorang guru/tutor yang meliputi: mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan, dan penyuluhan, melaksanakan administrasi, melakukan penelitian pengajaran (Uzer Usman,2013:16-17)

Pendidik merupakan sosok yang menjadi contoh dari peserta didiknya sehingga tingkah laku dan perbuatannya haruslah mencerminkan kepribadian yang luhur. Seorang pendidik harus mempunyai kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan beraklak mulai serta menjadi teladan.

c. Kompetensi professional

Pekerjaan seorang tutor adalah merupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan

sertifikat dalam bentuk ijazah. Karena itu tutor ditutut selalu meng-update dan mencari informasi materi dari berbagai sumber seperti membaca buku terbaru, mengakses internit, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang akan disajikan.

Tutor mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan warga belajar harus selalu diciptakan dan berjalan terus menerus dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat. Tutor juga harus mampu memanfaatkan multimedia dalam pembelajaran sehingga terjadi suasana sambil bekerja, belajar sambil mendengarkan, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.

Dengan demikian kompetensi profesional seorang tutor dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain: menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung matapelajaran yang diampu. Selain itu tutor ditutut selalu mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengambangkan diri.

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat sekitar (Mungin Edy Wibowo www.suara-merdeka.com,2006)

Menurut Saiful Hadi kemampuan sosial sangat terkait dengan kemampuan tutor sebagai anggota masyarakat dan sebagai makluk sosial yang meliputi : (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional, (2)kemampuan untuk mengenal dan memahami setiap lembaga kemasyarakatan, dan (3) kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok ( www.saiful hadi.wordpress.com,2007).

Jadi kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik dan masyarakat sekitar.

Menurut Uzer Usman (2013:10-19) untuk mengetahui kinerja seorang tutor dalam pembelajaran di kelompok belajar Paket B dapat dilihat beberapa indikator kinerja :

a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar meliputi; menguasai

materi pelajaran, menyusun program semester, menyusun program semester dan menyusun program / pembelajaran.

b. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang meliputi;

tahap pra intruksional, tahap instruksional, dan tahap evaluasi dan tindak lanjut.

c. Kemampuan mengevaluasi meliputi; evaluasi normatif, evaluasi

formatif, laporan hasil evaluasi dan program pengayaan dan perbaikan Dengan demikian untuk menggambarkan bagaimana kinerja tutor dalam pembelajaran dapat dilihat dari 3(tiga) indikator diatas yaitu kemampuan merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran Pendidikan Kesetaraan Paket B di PKBM Suka Makmur Saptosari Gunungkidul.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pendidik, menurut Anwar Prabu Mangkunegara(2004:67) faktor yang mempengaruhi kinerja guru/pendidik adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Dari pendapat diatas faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pendidik ada 2 yaitu, (1) faktor dari dalam sendiri(intern) yang meliputi; kecerdasan, keterampilan dan kecakapan, bakat, kemampuan dan minat, motif, kesehatan, kepribadian, dan cita-cita dan tujuan bekerja (2) Faktor dari luar (ektern) meliputi; lingkungan keluarga, lingkungan kerja, komunikasi dengan lingkungan kerja, sarana dan prasarana, kegiatan di kelompok, dan kegiatan tutor di tempat lain.

3. Pengertian Tutor

Tutor adalah sebutan untuk pendidik pada pendidikan nonformal, yang merupakan mengajar pada satuan pendidikan nonformal khususnya PKBM. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususnya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, dan melaksanakan proses pembelajaran , menilai hasil pembelajaran, melakaukan bimbingan dan pelatihan.

Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C terdiri atas tutor penangungjawab kelas, tutor penanggungjawab mata pelajaran , dan nara sumber teknis yang penugasanya ditetapkan masing – masing satuan pendidikan yang sesuai dengan keperluan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada orang lain atau sejumlah kecil siswa, bukan disekolah( http://www.kamusbesar.com )

Sebagian besar peserta didik pendidikan kesetaraan adalah orang dewasa, karena itu tutor dalam menyusun kegiatan pembelajaran di PKBM

menggunakan model andragogi (Yoyon,2009:123) :

a. Menciptakan iklim belajar

b. Merumuskan perencanaan bersama

c. Merumuskan kebutuhan pembelajaran

d. Mendefinisikan tujuan pembelajaran

e. Perencangan pengalaman pembelajaran

f.Pelaksanaan pembelajaran

g. Penilian hasil pembelajaran

Dari pengertian diatas yang dimaksud dengan tutor adalah sebutan lain dari pendidik yang mempunyai tugas membimbing dan memfasilitasi pembelajaran pada pendidikan nonformal atau informal.

4. Tutor Paket B

Tutor Paket B adalah orang yang bertugas memfasilitasi, membimbing dan mngelola pembelajaran pada kelompok belajar Paket B setara SMP. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh peran aktif para tutor. Demi kelancaran kegiatan pembelajaran tutor hendaknya memiliki teknik dan menggunakan metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana warga blajar dapat merespon stimulus yang disampaikan dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan seorang tutor dapat dinilai dari kompetensi tutor dalam penguasaan metode dan teknik mengajar yang diterapkan. Pengetahuan, wawasan dan sikap yang dimiliki tutor sangat menentukan keberhasilan dalam mengelola pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa peran tutor dalam pengelolaan pembelajaran pendidikan kesetaraan

Paket B sudah baik, cukup ataupun masih kurang sesuai dengan tugas pokok tutor yang seharusnya.

5. Pengertian Paket B

Program Paket B adalah program pendidikan pada jalur nonformal yang ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografi tidak mengikuti pendidikan di Sekolah Menengah Pertama/ yang sederajat. Lulusan Program Paket B berhak mendaptkan ijazah dan diakui setara dengan ijazah SMP (Rosliana Sinaga,2004:3)

Paket B sebagai salah satu program pendidikan kesetaraan bertujuan sebagai pengganti pendidikan formal setara SMP yang oleh karena berbagai fleksibilitas dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajarannya.

Progam Paket B bertujuan memberikan bekal peserta didik dengan keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian professional yang memfasilitasi proses adaptasi dengan lingkungan kerja (PP.No17 thn 2010,Pasal 114 ayat 5)

Paket B memberikan peluang pada masyarakat yang telah menyelesaikan program Paket B setara SLTP dan telah menyelesaikan pendidikan setingkat SLTP serta lulusan MTs yang tidak melanjutkan ke SLTA atau putus sekolah SLTA. Fungsi berikutnya memberikan bekal keterampilan untuk bekerja atau usaha mandiri.

Program Paket B setara SMP dapat diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Masjid, Gereja, Balai Desa, Pondok Pesantren, Kantor Organisasi Kemasyarakatan, dan temapt-tempat lainnya yang layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

6. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang didalamnya terdapat proses memberikan dan atau menerima pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai (Ella Yuaelawati,2004:3) Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kaulitas dan kuantitas tingkat laku seperti peningkatan kecakapan , pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan (Hakim,2000:112). Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidup, sedangkan proses belajar terjadi karena adanya interaksi antar seseoarang dengan lingkunganya dimana saja dan kapan saja. Hasil belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang karena adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikapnya.

Belajar dan pembelajaran merupakan dua kata yang tak bisa dipisahkan, karena pembelajaran dapat diartikan sebagai bimbingan terhadap siswa agar secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik - baiknya sesuai denga keadaan dan kemampuan peserta didik.

Pembelajaran memiliki makna yang sama dengan membelajarkan yang mengadung arti sebagai proses yang membuat seseorang menjadi belajar. Pembelajaran suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran adalah usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses mengajar dalam diri siswa (Sadiman;2004). Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 ayat 20 disebutkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetian pembelajaran upaya-upaya yang dilakukan oleh pengajar dalam membelajarkan peserta didik dengan menggunakan komponen-komponen belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jadi yang dimaksud pembelajaran disini adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh pendidik (tutor) untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah ditentukan.

Tugas utama seorang pendidik adalah melaksanakan pembelajaran dimana menurut Sukadi, ada lima komponen: (1) merencanakan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi pembelajaran, (4) menindaklanjuti hasil pembelajaran, serta (5) melakukan bimbingan

konseling(Sukardi,2009:26) Dari kelima tugas pokok seorang guru/pendidik tersebut yaitu:

a. Merencanakan kegiatan pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang tutor ditutut membuat perencanaan pembelajaran, fungsi perencanaan pembelajaran untuk mempermudah tutor dalam melaksanakan tugas selanjutnya sehingga pembelajaran akan benar-benar terskenario dengan baik, efektif dan efisien.

Dalam praktek dikelompok belajar Paket B, terdapat beberapa bentuk persiapan pembelajaran, yaitu :

1) Analisis materi pelajaran

2) Program tahunan / program semester 3) Silabus / satuan pelajaran

4) Rencana pembelajaran

5) Program perbaikan dan pengayaan.

Untuk melaksanakan kelima tugas perencanaan tersebut tentunya seorang tutor tidak bekerja sendiri namun harus melibatkan banyak pihak seperti penyelenggara program, forum PKBM, Forum Tutor Tutor, Dinas Pendidikan dan lain sebagainya.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Setelah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, maka tugas tutor selanjutnya melaksanakan pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas di kelompok belajar. Tutor harus menunjukan penampilan dan

layanan terbaik bagi warga belajar, penjelasan yang mudah dipahami, penguasaan keilmuannya benar, menguasai metodologi, dan seni mengajar orang dewasa (andragogi). Seorang tutor juga harus dapat menjadi teman bagi warga belajar sehingga dapat memotivasi warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran di Paket B dikenal juga metode pembelajaran tatap muka, tutorial dan mandiri. Karena itu seorang tutor harus dapat memanfaatkan pembelajaran mandiri dan tutorial yang waktunya relatif lebih meluasa dibanding dengan kegiatan tatap muka.

c. Mengevaluasi Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan selanjutnya seorang tutor adalah mengevaluasi hasil pembelajaran. Segala sesuatu yang terencana harus dievaluasi agar dapat diketahui apakah yang sudah direncanakan telah sesuai dengan realisasinya serta tujuan yang ingin dicapai dan apakah warga belajar telah dapat mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.

7. Kajian tentang PKBM a. Pengertian PKBM

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah satuan pendidikan nonformal yang menyelenggarakan berbagai kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat atas prakarsa dari, oleh, dan untuk masyarakat, (Ella Yuaelawati,2004:7).

PKBM merupakan instansi pendidikan nonformal yang dimiliki dan dikelola oleh masyarakat atau organisasi masyarakat, organisasi

sosial masyarakat atau organisasi keagamaan dan Pemerintah berperan sebagai fasilitator.

Menurut Sihombing (2000:6) Program pendidikan non formal dilaksanakan pada tempat yang disediakan oleh masyarakat yang memungkinankan untuk melaksanakan proses belajar. Tempat kegiatan belajar yang menampung berbagai program layanan pendidikan non formal dinamakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang pengelolanya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Melalui program pembelajaran di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat pendidikan non formal berusaha untuk memperdayakan masyarakat sebagai wujud keikutsertaan dalam penyiapan sumber daya manusia yang berdaya saing.

PKBM bisa juga diartikan sebagai tempat belajar dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam rangka usaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi, bakat serta minat warga masyarakat yang bertitik tolak dari kebermaknaan dan kebermanfaatan program bagi warga belajar dengan menggali dan memanfaatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada di lingkungannya.

Dari berbagai kajian diatas dapat dirumuskan pengertian PKBM adalah satuan pendidikan non formal yang menyelenggarakan berbagai layanan pendidikan yang dibutuhkan masyarakat.

Menurut Sihombing (1999:69) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan tujuan PKBM, yaitu:

1) Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah yang

diarahkan pada keswadayaan masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.

2) Memanfaatkan potensi masyarakat dan melibatkan masyarakat

serta mengembangkanberbagai program masuarakat.

3) Menggali potensi yang dimiliki, untuk dapat dimanfaatkan bagi

kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan persuasif.

4) Mendorong dan memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi

langsung pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.

5) Program yang dilakukan diarahkan pada pengembangan

pengetahuan keterampilan yang sessuai dengan kebutuhan sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga.

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah wahana pendidikan luar sekolah yang didirikan dan dikelola oleh masyarakat setempat yang secara khsusus berkonsentrasi dalam berbagai usaha pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat yg termarginalkan sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat.(Buhai,S,2004:15)

PKBM didirikan untuk pemberdayaan masyarakat; dalam aspek ekonomi, budaya, dan sosial. PKBM adalah tempat atau pusat belajar netral dan fleksibel. PKBM sebagai lembaga pendidikan nonformal, yang tersebar di berbagai desa dan kota,

adalah pendidikan anak usia, keaksaraan fungsional, kursus, dan Pendidikna Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

Menurut pendapat Sujana tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah :

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan sutau tempat kegiatan pembelajaran masyarakat yang terfokus pada pemberdayaam masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, ekonomi, social (Sujana, 2003,2) Dari berbagai kajian diatas dapat dirumuskan bahwa tujuan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program pendidikan non formal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

c. Fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

Menurut Sujana (2003:64) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai satuan pendidikan yang ada dimasyarakat berfungsi :

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada warga masyarakat

2) Melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi2 dimasyarakat

3) Menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang

membutuhakn bekal keterampilan hidup

4) Menyediakan ajang pertukauran ilmu pengetahuan dan nilai-nilai

keterampilan diantara anggota masyarakat.

5) Menjadi tempat upaya peningkatan pengetahuan dan ketermapilan

Pendapat serupa disampaikan Sihombing (1999:110) PKBM sebagai lembaga yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, secara kelembagaan pada hakikatnya ada beberapa fungsi yaitu:

1) Sebagai tempat kegiatan belajar bagi warga belajar

2) Sebagai pusat berbagai potensi yang berkembang di

masyarakat

3) Sebagai sumber informasi bagi masyarakat

4) Sebagai ajang tukar menukar berbagai pengetahuan dan

keterampilan.

5) Sebagai tempat berkumpul bagi warga masyarakat yang ingin

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

PKBM merupakan pusat kegiatan masyarakat yang

penyelenggaraanya dari, oleh dan untuk masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut PKBM perlu mengantisipasi berbagai tututan dan harapan masyarakat ke depan yang sangat kompleks dan beragam layanan pendidikan yang dibutuhkan, karena kesiapan pengelolaan PKBM semakin diperlukan dalam rangka merespon kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang.

Dari berbagai kajian tersebut dapat dirumuskan bahwa fungsi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai tempat yang

digunakan untuk berbagai kegiatan belajara bagi masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan.

B. Penelitian yang relevan

Dalam skripsi ini penulis mengambil referensi dari berbagai sumber

yang masih relevan dengan judul ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Johan Ageri Eder tahun 2007 dengan judul: Efektivitas pelaksanaan pembelajaran Program Paket B Marsudi Maju I PKBM Marsudi Desa Triwidadi Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul. Dari hasil penelitian ini menunjukan : 1. Program kejar Paket B Marsudi Maju 1 di PKBM Marsudi komponen tutor sebagian telah lulus D3 atau S1 warga belajar merupakan masyarakat miskin yang tekah lulus SD/MI /Paket A , pengelola telah lulus S1/D3 serta mempunyai pengalaman lebih 3 tahun dan sapras telah mencukupi, kurikulum akademik sudah sesuai dengan tujuan, sedangkan kurikulum kecakapan hidup belum sesuai dengan tujuan, 2.secara umum efektivitas pelaksanaan program kejar paket B di Marsudi Maju di PKBM Marsudi dapat dikatakan tidak efektif.

2. Penelitian yang dilakukan oleh BPPLSP Regional IV Surabaya tahun

Dokumen terkait