• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

sistem akuntansi penggajian yang diterapkan pada instansi pemerintahan. Persamaan antara penelitian penulis dengan Maulida yaitu penelitian menggunakan metode studi kasus, beberapa dokumen yang digunakan sama antara lain dokumen perubahan gaji, rekapitulasi gaji, dan surat setoran pajak. Persamaan dengan penelitian Nanda dan Maulida yaitu sama-sama melibatkan fungsi kepegawaian. Prosedur yang digunakan sama dengan Maulida yaitu melibatkan prosedur verifikasi data. Catatan akuntansi yang digunakan Penulis dengan Maulida sama, yaitu menggunakan jurnal pembantu gaji. Persamaan lain ada pada unsur pengendalian internal, pada penelitian Nanda, Maulida, dan Penulis fungsi pencatat waktu sama-sama sudah terpisah dengan fungsi pembuat daftar gaji, dan setiap dokumen yang terkait harus diotorisasi oleh Direktur atau Kepala Instansi.

Perbedaan antara hasil penelitian penulis dengan hasil penelitian Nanda dan Maulida ada pada fungsi yang terkait, peneliti melibatkan fungsi pengelola penggajian dan fungsi penginputan data. Dokumen yang digunakan peneliti menggunakan formulir data mutasi pegawai, daftar pembayaran gaji, daftar potongan Bank, dan daftar gaji bersih yang tidak digunakan pada penelitian Nanda dan Maulida. Penulis melibatkan prosedur perubahan gaji, prosedur pengelola penggajian, prosedur pembuatan surat permintaan pembayaran dan surat perintah membayar, dan prosedur pembayaran gaji yang tidak digunakan pada penelitian Nanda dan Maul. Catatan akuntansi yang digunakan berbeda dengan Nanda yang menggunakan Pencatatan Beban Gaji, Jurnal Umum, dan Jurnal Pengeluaran Kas melalui Aplikasi SAP FICO, penulis hanya menggunakan Jurnal Pembantu Gaji. Perbedaan unsur pengendalian internal dalam penelitian ini dengan penelitian Nanda dan Maulida ada pada prosedur pencatatan yang digunakan, penelitian ini menggunaka prosedur pencatatan penginputan dokumen yang terkait dengan sistem akuntansi penggajian ke dalam aplikasi SIM Penggajian.

26

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu studi kasus. Menurut Rahardjo & Gudnanto (2011: 250) Studi kasus merupakan metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkaan secara integratif dan komprehensif. Penulis memilih penelitian studi kasus karena penelitian dilakukan secara integratif, komprehensif, intensif, dan lebih mendalam terhadap sistem akuntansi penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalimantan Selatan oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 29) penelitian deskriptif merupakan metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran tentang objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan umum. Penulis memilih pendekatan dengan metode deskriptif karena penelitian dilakukan dengan cara mendeskripsikan tentang sistem akuntansi penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

B. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel. Definisi operasional variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel

Penggajian merupakan imbalan atau balas jasa kepada pegawai yang bekerja sebagai guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel. Untuk mendapatkan gaji bersih yang diterima oleh Guru SMA, SMK, dan SLB

Negeri se-Kalsel, gaji pokok ditambahkan dengan berbagai tunjangan. Tunjangan tersebut dapat berupa tunjangan daerah, tunjangan profesi, dan tunjangan lainnya. Selain itu, gaji Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel dikurangi dengan potongan dari BPJS Kesehatan dan TASPEN.

2. Sistem Akuntansi Penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. se-Kalsel.

Sistem akuntansi penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel adalah serangkaian proses kegiatan penggajian yang dibayarkan secara rutin kepada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel setiap bulan yang dikoordinasikan sedemikian rupa dengan menyediakan informasi berupa fungsi, organisasi, dokumen, catatan dan laporan tentang penggajian.

C. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif sedangkan untuk sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, Penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut jenis dan sumber data yang digunakan penulis:

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan oleh penulis adalah data kualitatif. Data kualitatif merupakan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati, data yang tidak berbentuk angka dan didasarkan pada pertimbangan karakteristik perusahaan. (Sujarweni, 2014: 6).

Penulis menggunakan data kualitatif dalam penelitian ini berupa sejarah singkat instansi, struktur organisasi, catatan dan dokumen yang digunakan, fungsi terkait, sistem pengendalian internal, serta prosedur penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

2. Sumber data

Sumber data yang dikumpulkan oleh penulis terdiri dari:

Data primer yang didapatkan dalam penelitian ini adalah prosedur penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel, fungsi-fungsi yang terkait didalamnya, yang menjadi dasar bagi penulis untuk pembuatan bagan alir dokumen sistem akuntansi penggajian Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

b. Data sekunder

Data sekunder yang didapat diantaranya adalah surat kenaikan pangkat, surat kenaikan berkala, surat keterangan pension, akta, surat setoran pajak, surat perintah membayar, surat perintah pencairan dana, rekap gaji, daftar gaji, daftar potongan gaji Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel dan struktur organisasi di Disdikbud Prov. Kalsel.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Arikunto (2013: 193-202) adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

2. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal lain yang diketahui.

3. Interviu (interview)

Interview yang sering disebut dengan wawancara atau kuesioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

4. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung yang dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara.

5. Skala Bertingkat (Rating) atau Rating Scale

Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yang dibuat berskala.

6. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mnyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi lapangan. Dengan metode ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung pada Disdikbud Prov. Kalsel melalui:

1. Interview atau Wawancara

Penulis melakukan interview atau wawancara langsung dengan bagian pengelola keuangan dan aset Disdikbud Prov. Kalsel.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data sekunder pada Disdikbud Prov. Kalsel.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses dalam mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Sugiyono, 2011:427).

Adapun tahapan-tahapan teknik analisis data yang dilakukan oleh penulis yaitu berupa pengumpulan data sebagai berikut:

1. Deskripsi kegiatan penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

2. Fungsi yang terkait dengan penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

3. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

4. Informasi yang diperlukan manajemen penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

5. Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan atas penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

6. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

7. Sistem pengendalian intern yang ada pada sistem akuntansi penggajian pada Guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Disdikbud Prov. Kalsel.

Kemudian berdasarkan data yang tersebut, penulis mempelajari data yang telah dikumpulkan dan membuat bagan alir dokumen dari prosedur penggajian guru SMA, SMK, dan SLB Negeri se-Kalsel oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan.

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

Pada bulan Agustus tahun 1945 berdiri Dinas Nasional yang saat ini bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang dipelopori oleh Dr. Mochammad Yani. Pada tahun 1981 Pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1981 yang isinya menerapkan bahwa sebagian urusan pendidikan yang ada di Indonesia diserahkan kepada pemerintah yang ada di daerah. Selanjutnya, pada 1989 pemerintah kembali mengeluarkan Peraturan No. 11 Tahun 1989 yang berisi penyerahan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan kepada pemerintah daerah. Kemudian disusul pada 1990 dengan keluarnya Peraturan Daerah No. 3 Tahun 1990 yang membahas tentang dibentuknya dinas dan juga cabang dinas pendidikan dan kebudayaan. Kemudian disusul dengan kebijakan pada tahun 2001 tentang Otonomi Daerah sehingga masalah pendidikan di sebuah daerah menjadi tanggung jawab daerah masing-masing meski memang harus tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Nasional di pusat.

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 60, 61, dan 62 Pemerintah Provinsi Kalsel membentuk perangkat daerah yang disebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Kalsel dalam bidang pendidikan. Disdikbud Prov. Kalsel merupakan sebuah intansi yang berada di bawah kewenangan pemerintah Provinsi Kalsel serta Kementrian Pendidikan Nasional. Disdikbud Prov. Kalsel bertugas untuk merumuskan kebijaksanaan operasional dibidang pendidikan dan

melaksanakan sebagai kewenangan yang berhubungan dengan bidang pendidikan di wilayah provinsi. Disdikbud Prov. Kalsel dipimpin oleh seorang kepala dinas yang diangkat oleh Gubernur Provinsi Kalsel, Kepala Disdikbud Prov. Kalsel bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekertariat Daerah.

2. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

Struktur organisasi merupakan sebuah sistem hubungan antara para anggota organisasi. Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalsel Nomor 11 Tahun 2016.

Struktur organinsasi Disdikbud Prov. Kalsel dapat dilihat pada Bagan 4.1 berikut ini:

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber: www.disdikbudkalsel.co.id

3. Uraian Tugas Pimpinan serta Pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel

a. Kepala Disdikbud Prov. Kalsel

Kepala Disdikbud Prov. Kalsel mempunyai tugas menyelenggarakan pembinaan pegawai pada lingkup dinas,

menyelenggarakan arahan dan bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup dinas, menyelenggarakan penyusunan program kegiatan di lingkup dinas, melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pendidikan menengah, khusus dan kebudayaan.

Kepala Disdikbud Prov. Kalsel mempunyai fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan menengah, khusus, pelaksanaan kebijakan pendidikan menengah atas, pelaksanaan kebijakan pendidikan menengah kejuruan, pelaksanaan kebijakan pendidikan khusus pelaksanaan kebijakan guru dan tenaga kependidikan SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Tenaga Kebudayaan, pelaksanaan kebijakan pembinaan, pelestarian, dan pengembangan budaya daerah, pembinaan, pengawasan dan pengendalian Unit Pelaksana Teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan pengelolaan kegiatan kesekretariatan.

Uraian tugas Kepala Disdikbud Prov. Kalsel antara lain: 1) Merumuskan kebijakan teknis di bidang pendidikan

menengah, khusus,

2) Melaksanakan kebijakan pendidikan menengah atas, 3) Melaksanakan kebijakan pendidikan menengah kejuruan, 4) Melaksanakan kebijakan pendidikan khusus,

5) Melaksanakan kebijakan guru dan tenaga kependidikan SMA, SMK, Pendidikan Khusus dan tenaga kebudayaan.

b. Sekertariat

Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan penyusunan program kerja dan rencana kegiatan, pengelolaan keuangan dan aset

serta penyelenggaraan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan administrasi kepegawaian serta pengelolaan administrasi tugas pembantuan. Sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,

2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan

dan pengendalian pengelolaan keuangan,

4) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian pengelolaan aset,

5) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian penyelenggaraan ketatausahaan, rumah tangga dan administrasi kepegawaian, dan

6) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian fasilitasi administratif penyelenggaraan tugas pembantuan.

Uraian tugas Sekertariat adalah sebagai berikut:

1) Menyusun bahan kebijakan teknis di bidang pendidikan dan kebudayaan,

2) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dan mengendalikan evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 3) Menyusun program, mengoordinasikan, membina,

4) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan pengelolaan aset,

5) Menyusun program, mengoordinasikan, membina,

mengatur dan mengendalikan penyelenggaraan

ketatausahaan, rumah tangga dan administrasi kepegawaian,

6) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan fasilitasi administratif penyelenggaraan tugas pembantuan, dan

7) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya.

Sekretariat terdiri atas:

a) Sub bagian perencanaan, keuangan dan asset

Sub bagian perencanaan, keuangan dan aset mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan rencana kegiatan, evaluasi serta penyusunan laporan, penyusunan rencana anggaran, penatausahaan dan penyusunan pertanggungjawaban keuangan serta pengelolaan aset.

b) Sub bagian umum dan kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kearsipan, rumah tangga dan mengelola administrasi kepegawaian, organisasi dan ketatalaksanaan,

perpustakaan, hubungan masyarakat, dan

keprotokolanSub bagian penyelenggaraan tugas pembantuan.

c) Sub bagian penyelenggaraan tugas pembantuan

Sub bagian penyelenggaraan tugas pembantuan menyiapkan bahan dan menyusun laporan kegiatan fasilitasi administratif pelaksanaan tugas pembantuan.

c. Bidang pembinaan Sekolah Menengah Atas

Bidang pembinaan sekolah menengah atas mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Atas.

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian kurikulum pendidikan SMA,

2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian penilaian SMA,

3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian peserta didik SMA,

4) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian pembangunan karakter SMA,

5) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian kelembagaan SMA,dan

6) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian sarana dan prasarana SMA.

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas terbagi menjadi Seksi Kurikulum dan Penilaian SMA dan Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMA yang mempunai tugas sebagai berikut:

a) Seksi Kurikulum dan Penilaian SMA mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan dan pemantauan

penerapan kurikulum dan sistem penilaian pendidikan SMA.

b) Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMA

mempunyai tugas melaksanakan pengembangan

kapasitas peserta didik dan bimbingan serta fasilitasi pembangunan karakter pendidikan SMA.

d. Bidang pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian kurikulum pendidikan SMK,

2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian penilaian SMK,

3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian peserta didik SMK,

4) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian pembangunan karakter SMK,

5) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian kelembagaan SMK,

6) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian sarana dan prasarana SMK.

Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan terdiri atas Seksi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan, Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Sekolah Menengah Kejuruan, dan Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Seksi Kurikulum dan Penilaian SMK mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan dan pemantauan

penerapan kurikulum dan sistem penilaian pendidikan SMK.

b) Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMK

kapasitas peserta didik dan bimbingan serta fasilitasi pembangunan karakter pendidikan SMK.

c) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana SMK mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis, fasilitasi dan supervisi pengembangan kelembagaan dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan SMK.

e. Bidang pembinaan Pendidikan Khusus

Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan khusus.

Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalian kurikulum pendidikan khusus,

2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalianpenilaian pendidikan khusus,

3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalianpeserta didik pendidikan khusus,

4) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendalianpembangunan karakter pendidikan khusus, dan

5) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan dan pengendaliankelembagaan pendidikan khusus.

Uraian tugas Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan bahan kebijakan teknis penyelenggaraan pendidikan khusus,

2) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan kurikulum pendidikan pendidikan khusus,

3) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan penilaian pendidikan khusus,

4) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan peserta didik pendidikan khusus,

5) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikanpembangunan karakter pendidikan khusus,

6) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikankelembagaan pendidikan khusus,

7) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikansarana dan prasarana pendidikan khusus,

8) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan tugas pembantuan penyelenggaran pendidikan khusus,

9) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya.

Bidang Pembinaan Pendidikan Khusus terdiri atas Seksi Kurikulum dan Penilaian Pendidikan Khusus, Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Pendidikan Khusus, dan Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana yang mempunyai tugas sebagai berikut:

a) Seksi Kurikulum dan Penilaian Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemantauan penerapan kurikulum dan sistem penilaian pendidikan khusus dan layanan khusus. Seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengembangan kapasitas

peserta didik dan bimbingan serta fasilitasi pembangunan karakter pendidikan khusus.

b) Seksi Kurikulum dan Penilaian Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemantauan penerapan kurikulum dan sistem penilaian pendidikan khusus dan layanan khusus.

c) Seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis, fasilitasi dan supervisi pengembangan kelembagaan dan penyediaan sarana dan prasarana Pendidikan Khusus.

f. Bidang pembinaan ketenagaan

Bidang Pembinaan Ketenagaan mempunyai tugas

mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan pengelolaan pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga kebudayaan. Bidang Pembinaan Ketenagaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

pengaturan,dan pengendalianpengelolaan guru dan tenaga kependidikan SMA,

2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

pengaturan,dan pengendalianpengelolaan guru dan tenaga kependidikan Pendidikan Khusus,

3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

pengaturan,dan pengendalian pengelolaan guru dan tenaga kependidikan Pendidikan SMK, dan

4) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

pengaturan,dan pengendalian pengelolaan tenaga kebudayaan.

Uraian tugas Bidang Pembinaan Ketenagaan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan bahan kebijakan teknis pengelolaan pendidik, tenaga pendidik dan tenaga kebudayaan,

2) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur, dan mengendalikan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan SMA,

3) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur, dan mengendalikan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan Pendidikan Khusus,

4) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur, dan mengendalikan pengelolaan guru dan tenaga kependidikan SMK,

5) Menyusun program, mengoordinasikan, membina, mengatur, dan mengendalikan pengelolaan tenaga kebudayaan, dan

6) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugas dan kewenangannya.

Bidang Pembinaan Ketenagaan terdiri atas Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan SMA dan Pendidikan Khusus, Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan SMK, dan Seksi Tenaga Kebudayaan yang mempunyai tugas sebagai berikut: a) Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan SMA dan

Pendidikan Khusus mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi, bimbingan, fasilitasi dan supervisi guru dan tenaga kependidikan SMA dan Pendidikan Khusus.

b) Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan SMK mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi, bimbingan, fasilitasi dan supervisi guru dan tenaga kependidikan SMK.

c) Seksi Tenaga Kebudayaanmempunyai tugas

fasilitasi dan supervisi tenaga kebudayaan (Pamong Budaya).

g. Bidang pembinaan kebudayaan

Bidang pembinaan kebudayaan mempunyai tugas mengoordinasikan, membina, mengatur dan mengendalikan penggalian, pelestarian, pengembangan dan aktualisasi kebudayaan dan kesenian. Bidang Pembinaan Kebudayaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

pengaturan,dan pengendalian pengelolaan cagar budaya, 2) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan, pengaturan

dan pengendalian pengelolaan permuseuman,

3) Penyusunan program, koordinasi, pembinaan,

Dokumen terkait