• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada subbab ini dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil penelitian yang akan diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes pada siklus I dan siklus II. Data dari instrumen tes berupa puisi yang ditulis siswa, sedangkan data dari instrumen nontes berupa hasil observasi, wawancara, refleksi, dan dokumentasi. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik tersebut. Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat.

4.1.1 Siklus I

a) Hasil Tes Tertulis Siswa

Sebelum tindakan pada siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes kemampuan awal pada hari Selasa, tanggal 2 April 2013. Jumlah yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa. Tes tersebut

43

dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada siklus I dan siklus II dilaksanakan. Hasil tes kemampuan awal yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.1

Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013

Dalam pedoman penelitian terhadap kemampuan menulis puisi siswa yang telah ditetapkan peneliti, ada lima aspek yang akan dinilai pada hasil tertulis siswa, yaitu aspek diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kiasan, dan rima. Setiap aspek akan diberikan nilai tertinggi 85 dan terendah 59. Skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing kategori akan dijumlahkan.

Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang cukup banyak, sejumlah 17 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik.

6 6 4 5 3 5 7 4 5 6 17 15 20 18 19 0 5 10 15 20 25

DIKSI CITRAAN KATA-KATA

KONKRET BAHASA KIASAN RIMA Ju m la h S is w a Indikator Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

44

Siswa masih merasa kesulitan dalam pemilihan diksi untuk dimasukkan ke dalam puisi karyanya.

Untuk aspek citraan, terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 7 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang cukup banyak, sejumlah 15 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan, kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Masih banyak siswa yang kurang maksimal menggunakan pencitraan ke dalam puisi yang ditulisnya.

Untuk aspek kata-kata konkret, hanya terdapat 4 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Sebanyak 20 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pemilihan kata-kata konkret yang dituliskan ke dalam puisi karangannnya.

Untuk aspek bahasa kiasan, hanya terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Sebanyak 18 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pemilihan kata-kata konkret yang dituliskan ke dalam puisi karangannnya.

45

Untuk aspek rima, hanya terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 6 orang siswa. Sebanyak 19 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek rima kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam penggunaan rima yang tepat pada saat mengapresiasikan puisinya.

Dari keseluruhan data tersebut, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, kemampuan menulis puisi siswa masih dalam kategori kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kias, dan rima yang dituliskan siswa. Faktor penyebabnya antara lain karena siswa masih kesulitan dalam memilih kata-kata yang akan dirangkai menjadi sebuah kesatuan dalam sebuah puisi. Akibatnya, siswa hanya menggunakan kata-kata sederhana dan memasukkannya ke dalam puisi yang dibuat siswa. Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada seluruh siswa, kemampuan siswa yang berbeda-beda memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi. Beberapa siswa telah mampu menulis puisi dengan cukup baik, sementara siswa lainnya masih mengalami kesulitan. Kesalahan yang banyak dilakukan siswa terjadi pada aspek rima, kebanyakan siswa kurang menguasai penggunaan rima dengan baik.

Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 6 April 2013. Jumlah siswa yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa.

46

Hasil tes tertulis menulis puisi siswa pada siklus I dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.2

Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus I

Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 8 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 6 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 14 orang siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disumpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 8 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami sedikit peningkatan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 6 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor

8 17 7 9 10 6 4 9 7 5 14 7 12 12 13 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

DIKSI CITRAAN KATA-KATA

KONKRET BAHASA KIASAN RIMA J u m la h S is w a Indikator Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

47

dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 17 orang siswa pada kondisi awal menjadi 14 orang siswa pada siklus I.

Untuk aspek citraan, terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 7 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 17 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 7 orang siswa pada kondisi awal menjadi 4 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 15 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I.

Untuk aspek kata-kata konkret, hanya terdapat 7 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 9 orang siswa. Sebanyak 12 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami sedikit peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 4 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor

48

dalam kategori cukup mengalami peningkatan dari 4 orang siswa pada kondisi awal menjadi 9 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 20 orang siswa pada kondisi awal menjadi 12 orang siswa pada siklus I.

Untuk aspek bahasa kiasan, terdapat 9 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 7 orang siswa. Sebanyak 12 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkata-katan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 9 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 18 orang siswa pada kondisi awal menjadi 12 orang siswa pada siklus I.

Untuk aspek rima, terdapat 10 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Sebanyak 13 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek rima kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa

49

dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan yang signifikan dari 3 orang siswa pada kondisi awal menjadi 10 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 5 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada kondisi awal menjadi 13 orang siswa pada siklus I.

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah tindakan pada siklus I dilakukan, kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan siswa telah mampu memahami bagaimana cara menulis puisi yang baik. Aspek yang dinilai masih kurang dan tidak mengalami peningkatan secara signifikan adalah aspek kata-kata konkret dan bahas kiasan. Hal tersebut dilihat dari jumlah siswa mendapatkan skor dalam kategori baik dan banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa.

b) Hasil Nontes

Pada penelitian ini, selain meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti juga mengamati bagaimana respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Data tentang keterlibatan dan respon siswa tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi foto.

50

a. Observasi

Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan oleh observer.

Tabel 4.1

Observasi Pembelajaran pada Siklus I AKTIVITAS SISWA DI KELAS

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Kelas : VIII F

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : Sabtu, 6 April 2013

No. A s p e k Keterangan

1. Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa masih malu menjawab pertanyaan yang diajukan. 2. Siswa memahami puisi yang

dibacakan guru.

Siswa memahami puisiyang dibacakan guru.

3. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman.

Siswa kesulitan dalam mengaitkan topik dengan pengalaman.

4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi.

Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi.

5. Siswa dapat menyusun puisi. Siswa masih kesulitan menyusun puisi.

6. Siswa bertanya pada guru ketika menemui kesulitan.

Siswa enggan bertanya kepada guru. 7. Siswa bertanya pada teman ketika

menemui kesulitan.

Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan.

8. Siswa aktif mengungkapkan pendapat.

Siswa masih pasif mengungkapkan pendapat.

9. Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya.

Siswa masih malu membacakan hasil menulisnya.

10. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.

Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.

51

Dari hasil pengamatan observer, belum seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran dengan antusias dan penuh perhatian, artinya siswa masih belum mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan siswa mengikuti semua instruksi yang diberikan guru. Data yang diperoleh dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut.

Peneliti membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi tentang puisi dan kaitannya dengan kehidupan siswa sebagai seorang pelajar. Respon siswa terhadap apersepsi yang diberikan positif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang memberikan respon positif saat guru membuka pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

Peneliti menggunakan media untuk memudahkan penyampaian materi dan menarik perhatian siswa. Siswa terlihat bersemangat saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media. Sebelum menyampaikan materi pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberitahukan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Suara peneliti masih terdengar kurang jelas pada saat menjelaskan materi karena ada beberapa siswa yang menimbulkan kegaduhan di kelas. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Sebagian besar siswa mampu memahami prosedur pelaksanaan pendekatan multiple intelligences dalam proses pembelajaran menulis puisi. Siswa memahami semua instruksi yang diberikan oleh peneliti berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran bersadarkan pendekatan multiple intelligences dan mengikutinya dengan cukup antusias. Alokasi waktu

52

yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran cukup. Setiap langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences terlaksana dengan baik dan efektif.

b. Hasil Wawancara Siswa

Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis hasil tes tertulis siswa pada siklus I. Wawancara ditujukan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Pertanyaan diajukan kepada para siswa adalah sebagai berikut: (1) apakah siswa senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, (2) apakah yang menyebabkan siswa senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, (3) apakah siswa lebih mudah menulis puisi penerapan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran, (4) Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, apakah siswa dapat menulis puisi secara lebih baik, (5) apakah kesulitan yang siswa alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences.

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah mengungkapkan rasa senangnya terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, karena siswa merasa

53

pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan siswa dapat menangkap hal-hal pokok bagaimana menulis puisi yang baik dengan mudah. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk melakukan perbaikan terhadap rencana pembelajaran, agar pada penerapan siklus berikutnya jumlah siswa yang mengalami kesulitan dan siswa yang masih mendapatkan nilai rendah dapat dikurangi.

c. Dokumentasi Foto

Dokumentasi merupakan salah satu data yang penting sebagai bukti terjadinya suau kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dengan wawancara dan observasi. Pendokumentasian dalam penelitian ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada siklus I.

Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi

Gambar 1 tersebut diambil pada saat pelaksanaan siklus I. Pada siklus I, peneliti menekankan penguasaan materi tentang puisi dan cara menulis puisi yang

54

baik. Peneliti membagikan contoh puisi kepada setiap siswa. Aktivitas selanjutnya adalah siswa diminta menganalisis puisi yang dibagikan. Setelah para siswa selesai menganalisis contoh puisi yang dibagikan, peneliti kemudian menjelaskan materi puisi secara lengkap. Pada saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran, siswa diminta untuk mengoreksi jawaban dari hasil analisis puisi masing-masing siswa. Hal terakhir yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa dibantu peneliti menarik kesimpulan dari keseluruhan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi Gambar 2 tersebut diambil ketika siswa melakukan kegiatan menulis puisi. Terlihat siswa antusias dan serius dalam melakukan kegiatan menulis puisi. Terdapat beberapa siswa yang melakukan diskusi dengan teman untuk bertukar ide dalam menulis puisi.

55

Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis

Gambar 3 tersebut diambil ketika siswa membacakan puisi yang telah ditulis. Terlihat siswa masih malu untuk membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas.

c) Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang masih perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus selanjutnya. Hal-hal yang menurut peneliti perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus berikutnya antara lain rasa ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan masih rendah, penjelasan peneliti tentang materi pembelajaran tentang menulis puisi terlalu cepat, pada saat siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), peneliti kurang memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pengisian LKS. Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum memahami cara menulis puisi yang baik, sehingga peneliti harus memberikan pendampingan ekstra kepada beberapa siswa yang belum mengerti cara menulis puisi yang baik, alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam RPP,

56

dan siswa masih malu-malu untuk mengapresiasikan puisi hasil karyanya di depan kelas.

Kekurangan-kekurangan ditemukan pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari sisi siswa maupun peneliti. Pada perencanaan siklus berikutnya kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki agar hasil yang diperoleh lebih baik dan target ketuntasan dapat tercapai. Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan peneliti antara lain pada saat membuka pelajaran peneliti harus berusaha menimbulkan ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan, pada saat menjelaskan materi pembelajaran sebaiknya peneliti mempertimbangkan kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan oleh peneliti, peneliti diminta untuk menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian LKS (Lembar Kerja Siswa) sebelum LKS dibagikan kepada siswa pada pelaksanaan siklus berikutnya, penjelasan peneliti tentang cara menulis puisi dan contoh puisi yang baik ditekankan pada saat siswa diminta menulis puisi agar siswa tidak lagi mengalami kebingungan, alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran lebih diperhatikan, serta peneliti harus bisa memotivasi siswa untuk berani mengapresiasi puisi hasil karyanya di depan kelas.

4.1.2 Siklus II

a) Hasil Tes Tertulis Siswa

Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 9 April 2013. Jumlah yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1

57

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa. Hasil tes tertulis menulis puisi siswa pada siklus II dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4.3

Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus II

Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 7 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disumpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes tertulis pada siklus I. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 8 orang siswa pada siklus I menjadi 17 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 6 orang siswa pada siklus I menjadi 4 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang

8 17 7 9 10 6 4 9 7 5 14 7 12 12 13 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

DIKSI CITRAAN KATA-KATA

KONKRET BAHASA KIASAN RIMA J u m la h S is w a Indikator Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

58

mengalami penurunan dari 14 orang siswa pada siklus I menjadi 7 orang siswa pada siklus II.

Untuk aspek citraan, terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 3 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 8 siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami sedikit penurunan dibandingkan hasil tes tertulis

Dokumen terkait