• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan pendekatan Multiple Intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan kemampuan menulis puisi berdasarkan pendekatan Multiple Intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES

PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh Woro Wiratsih

091224027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

-Roma 12:12-

Perubahan memang tidak menjamin perbaikan, tapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan.

-Mario Teguh-

Untuk menang, orang tidak harus menang. Berhasil menghindari kekalahan besar, adalah juga kemenangan.

-Mario Teguh-

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present.

-Mr. Oogway-

Dengan penuh kasih darinya, kupersembahkan karya kecil pertama ku ini untuk Ayah dan Ibu tercinta yang membuatku memahami hidup ini.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Desember 2013

Penulis

Woro Wiratsih

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Woro Wiratsih

Nomor Induk Mahasiswa : 091224027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES

PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 16 Desember 2013 Yang menyatakan

Woro Wiratsih

(7)

vii

ABSTRAK

Wiratsih, Woro. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes. Aspek yang dianalisis yaitu kemampuan menulis puisi siswa yang berpedoman pada indikator penilaian sebagai berikut: (1) diksi, (2) citraan, (3) kata-kata konkret, (4) bahasa kiasan, dan (5) rima.

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data kuantititif yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai menulis puisi siswa pada kondisi awal adalah 53.64, pada siklus I meningkat menjadi 66.93, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 75.93. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal hanya 7 siswa atau 25% siswa, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 64 % siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 86% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII F pada siklus I dan siklus II. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Melalui pendekatan multiple intelligences, siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah karena konteks belajar yang lebih dekat dengan siswa.

Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknik baru dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi siswa, penerapan pendekatan multiple intelligences dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka dalam pemilihan kata pada penulisan puisi. Selain itu, penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan pendekatan multiple intelligences untuk meningkatan kemampuan menulis puisi siswa.

(8)

viii

ABSTRACT

Wiratsih, Woro. 2013. The Improvement of Writing Poetry Skill Based on Intelligences Approach for Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School Students VIII F Batch 2012/2013. Thesis S1. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD

The research aimed to improve the skill for VIII F students of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School 2012/2013 in writing poetry skill based on multiple intelligences approach. The background of this research is dealing with the students’ difficulties in writing poetry.

The objective of this research is a classroom action research which is conducted in two cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is 28 students of VIII F Pangudi Luhur 1 Junior High School 2012/2013 semester 2. The data is taken from the result of test results and non-test. The analyzing aspect is student’s skill in writing persuasive paragraph based on the assessment indicator, as follows: (1) diction, (2) images, (3) concrete words, (4) figurative language, and (5) rhyme.

The result of the classroom action showed that multiple intelligences approach helped students to improve the skill of writing poetry. The improvement can be seen from the result of the quantitative analysis that shows that in the beginning the students’ averages score in writing poetry is 53.64, in the first cycles increased up to 66.93, and the second cycles increased up to 75.93. The students who achieve accomplishment study on the first conditions only 7 students or 25% of students, in the first cycles increased up to 18 students or 64% and in the second cycles increased up to 24 students or 86%. It can be concluded that there is significant improvement in the skill to write poetry of student class VIII F in the first cycle and second cycle. The results of hypothesis test showed t-test in number is larger than t-table. Therefore the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is failed to reject. It means the research result in accordance with the formulated hypothesis.

Based on those data, it can be conclude that by using multiple intelligences approach could improve students’ skill in writing poetry. By using multiple intelligences approach students’ could absorb the subject easily because the learning context is closer to the students.

This research give benefits to many sides. For teachers, the results of this research canbe used as an alternativetechnique in the writing poetry learing process. For students, the implementation of using multiple intelligences approachcan develope their creativity and imagination in the wording aspect of writing poetry. The result of this research can also be used for other researches can aplly the multiple intelligences approach to develope students’ skill in writing poetry.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences Pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan selaku dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah mendampingi, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang dengan pengertian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(10)

x

5. Segenap dosen Program Studi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

7. JA. Retno Widyasturui, S.Pd, yang bersedia memberikan bimbingan, bantuan, dan masukan selama proses penelitian.

8. Kedua orang tua tercinta, Hadi Praptono Suryo Deksono dan Ibu Ika Yuliani Girindra Wardani, yang telah memberikan cinta, doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah. 9. Bartolomeus Bayu Aji, S.Pd., yang tidak lelah memberikan dukungan dan

semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh siswa kelas VIIIF semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini.

11. Caecilia Petra Gading May Widyawari, S.Pd., Nuansa Asa Nuarindah, S.Pd., Tofan Gustyawan yang telah berjuang belajar bersama dalam perkuliahan dan bersedia menemani, memberikan semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman yang sudah membantu terlaksananya penelitian, Fransiska Ayu Krisnasari dan Maria Regina Saraswati,S.Pd.

13. Teman-teman PBSI angkatan 2009 yang tidak dapat disebut satu per satu, khususnya kelas A. Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, dan kebersamaan yang terjalin selama ini.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan bantuannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat

(11)

xi

mengharapkan berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 16 Desember 2013

Woro Wiratsih

(12)

xii

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR SKEMA ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Batasan Istilah ... 6

(13)

xiii

1.6 Sistematika Penyajian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Menulis Puisi ... 9

2.2.1 Pengertian Menulis ... 9

2.2.2 Pengertian Puisi ... 10

2.2.3 Pengajaran Puisi ... 12

2.3 Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences ... 14

2.3.1 Pengertian Kecerdasan ... 14

2.3.2 Teori Multiple Intelligences ... 15

2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) ... 17

2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 22

2.4 Kerangka Berpikir ... 24

2.5 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Subjek Penelitian ... 27

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.4 Variabel Penelitian ... 27

3.5 Prosedur Penelitian... 27

3.5.1 Siklus I ... 28

3.5.2 Siklus II ... 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Instrumen Penelitian... 34

3.8 Teknik Analisis Data ... 37

(14)

xiv

3.9 Indikator Keberhasilan ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Siklus I ... 42

4.1.2 Siklus II ... 56

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi ... 68

4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ... 70

4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ... 71

4.3 Uji Hipotesis ... 74

4.3.1 Uji Normalitas ... 74

4.3.2 Paired Sample T Test ... 77

BAB V PENUTUP ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 94

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru ... 34

Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa ... 35

Tabel 3.3 Pertanyaan untuk Guru dan Siswa ... 36

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Puisi ... 38

Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ... 41

Tabel 4.1 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus I... 50

Tabel 4.2 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II ... 61

Tabel 4.3 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus I... 69

Tabel 4.4 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus II ... 69

Tabel 4.5 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ... 71

Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Kondisi Awal dan Siklus I ... 75

Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II ... 76

Tabel 4.8 Uji Normalitas Kondisi Awal dan Siklus II ... 77

Tabel 4.9 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus I ... 79

Tabel 4.10 Uji-t Siklus I dan Siklus II ... 80

Tabel 4.11 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus II ... 81

Tabel 4.12 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal dan Siklus I ... 82

Tabel 4.13 Perbandingan Skor pada Siklus I dan Siklus II ... 84

Tabel 4.14 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal dan Siklus II ... 86

(16)

xvi

DAFTAR DIAGRAM

Hal.

Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ... 72 Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Silus I ... 72 Diagram 4.3 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II ... 73

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Hal.

Grafik 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ... 43

Grafik 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus I ... 46

Grafik 4.3 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II ... 57

Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa ... 70

Grafik 4.5 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Puisi dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir ... 70

(18)

xviii

DAFTAR SKEMA

Hal.

Skema 3.1 Desain PTK Model Spiral Model Kemmis dan MC Taggart ... 28

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ... 53

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi ... 54

Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis ... 55

Gambar 4.4 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ... 64

Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi ... 65

Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis ... 65

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Silabus pembelajaran SMP kelas VIII ... 95

RPP Siklus I ... 97

RPP Siklus II ... 106

Instrumen Penelitian Siklus I ... 116

Instrumen Penelitian Siklus II ... 118

Pedoman Dokumentasi Aktivitas Siswa pada siklus I dan Siklus II ... 120

Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ... 121

Pedoman Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 123

Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 124

Hasil Refleksi Siklus I ... 128

Hasil Refleksi Siklus II ... 131

Hasil Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ... 134

Hasil Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ... 138

Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ... 142

Instrumen Observasi... 152

Nilai Siswa pada Kondisi Awal ... 154

Nilai Siswa pada Siklus I ... 156

Nilai Siswa pada Siklus II ... 158

Nilai Keseluruhan Mata Pelajaran Siswa ... 160

Surat Permohonan Ijin Penelitian... 162

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 163

Daftar Nama Siswa ... 164

Hasil Kerja Siswa ... 165

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi

anak-anak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Saat ini

dunia pendidikan makin dituntut untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang. Hal ini kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif, dimana peserta

didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik sendirilah yang bertanggung jawab mengolah, mendalami, mencari makna, merumuskan apa

yang mereka pelajari dan membandingkan apa yang mereka ketahui dengan pengetahuan tersebut (Suparno, 2002).

Pelaksanaan proses pembelajaran di Indonesia pada masa sebelumnya

lebih banyak menggunakan pendekatan yang bertumpu pada aktivitas guru, sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan

belum terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, telah banyak dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa menekankan

kepada aktivitas-aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara

berkembang. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu padaaktivitas

(22)

2

siswa dikembangkan untuk membantu peserta didik agar bias belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri.

Dalam proses pembelajaran, kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar

di depan kelas dan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, akhirnya siswa menjadi tidak mengerti, tidak menemukan ide dan juga tidak mengajukan idenya. Kasus lain yang terjadi adalah kebanyakan guru bahasa

Indonesia mengajar dengan menekankan salah satu aspek kemampuan berbahasa siswa saja, sehingga tidak sesuai dengan implementasi SK dan KD yang sedang

diajarkan di kelas. Misalnya, SK yang berhubungan dengan aspek berbicara, tetapi implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa hanya membaca dan menuliskan ide yang seharusnya diucapkan sesuai dengan aspek

berbicara yang sedang diajarkan.

Dilihat dari segi kecerdasannya, setiap siswa dalam satu kelas memiliki

kecerdasan yang berbeda-beda. Setiap siswa mempunyai beberapa cara untuk mengkonstruksi pengetahuannya yang kadang-kadang sangat berbeda dengan temannya (Suparno, 2002). Sebagai implikasinya, sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, menciptakan suasana yang menyenangkan dan metode-metode pembelajaran yang bisa membantu siswa

untuk mengkonstruksi pengetahuannya.

Howard Gardner (Yaumi, 2012:12) dalam penelitiannya, menemukan sembilan kemampuan manusia yang disebutnya dengan istilah kecerdasan, yaitu:

kecerdasan verbal-linguistik, logis-matematis, visual-spasial,

(23)

3

kinestetik, berirama-musik, intrapersonal, interpersonal, naturalistik, eksistensial-spiritual. Teori kecerdasan ini sering disebut sebagai teori kecerdasan ganda

(Multiple Intelligences). Jika teori Multiple Intelligences diterapkan dalam pembelajaran, akan mempengaruhi bagaimana materi pelajaran itu diajarkan dan

dipelajari. Pembelajaran yang menerapkan teori Multiple Intelligences menekankan pendekatan yang lebih personal pada situasi dan karakter siswa. Pembelajaran ini tidak hanya dengan ceramah saja, tetapi guru mengolah materi

yang akan diajarkan dengan teknik yang bervariasi sehingga siswa bisa terbantu secara tepat.

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang berada di Yogyakarta. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta JalanTimoho II Nomor 29. Observasi awal sebelum penelitian tentang

pembelajaran menulis puisi, dengan mewawancarai guru yang bersangkutan, didapatkan beberapa permasalahan, salah satu permasalahannya adalah pada hasil

belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan siswa kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan juga siswa suka menunda tugas yang diberikan oleh guru.

Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh guru sama sekali tidak salah, namun ketika ceramah kebanyakan guru tidak berusaha untuk mendekati siswa

secara emosional, hanya ceramah dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi siswa di kelas. Metode ceramah juga tidak bias dilepaskan dari proses pembelajaran, metode ceramah juga akan membuat siswa mendapat hasil belajar

yang maksimal jika dikemas dengan lebih baik. Dari pernyataan siswa tersebut,

(24)

4

kemungkinan guru kurang menguasai materi dan metode pembelajaran yang baik sehingga berpengaruh pada siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan

guru kemudian siswa menganggap pembelajaran yang diberikan tidak memiliki arti yang penting.

Metode pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran konvensional, yaitu metode pembelajaran yang hanya memberikan materi begitu saja pada siswa sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu

banyak dalam pembelajaran. Pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa

menjadi pasif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh pada siswa, sehingga takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran di kelas seluruhnya dikendalikan guru dan siswa cenderung hanya menerima materi pembelajaran.

Metode pembelajaran yang seperti ini akan membuat siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa menjadi rendah, karena guru tidak mengajak siswa untuk belajar bersama. Selanjutnya, akibat yang terakhir ketika

siswa dihadapkan pada tes, hasil belajar yang didapat tidak maksimal.

Dengan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengadakan penelitian

mengenai penerapan pendekatan Multiple Intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada topik menulis puisi. Peneliti mengharapkan bahwa apabila guru menerapkan pendekatan Multiple Intelligences pada pembelajaran bahasa

(25)

5

Indonesia, siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan terbantu untuk memahami materi yang dipelajarinya.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah kemampuan menulis puisi siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan dengan penerapan pendekatan multiple intelligences?”

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas ini untuk

mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis pusi siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dengan penerapan pendekatan multiple intelligences.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat

membantu guru untuk mengajar bahasa Indonesia dengan metode yang cocok agara tidak membosankan siswa dan membantu siswa sedini mungkin untuk mengembangkan inteligensinya.

2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa kelas VIII F

SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 untuk

memanfaatkan inteligensi ganda (Multiple Intelligences) dalam mempelajari bahasa Indonesia dengan teknik yang sesuai.

3. Bagi penulis, dapat mengetahui teknik-teknik yang sesuai bagi siswa dan

belajar untuk mengenal siswa dengan kemampuan yang mereka miliki

(26)

6

sehingga dapat membantu siswa belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kemamuan yang mereka miliki dan menjadi bekal bagi penulis untuk terjun

dalam dunia kependidikan nantinya.

1.5Batasan Istilah

Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut:

1. Kecerdasan

Kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk

belajar dari pengalaman masa lalu seseorang (Thomas Amstrong, 2002:2).

2. Multiple Intelligences

Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Setiap orang

memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardner adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang

dapat ditumbuhkembangkan (Thomas Amstrong, 2002:3) 3. Menulis

Keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1982:3).

4. Puisi

Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh iraa, matra, rima, serta

penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih

(27)

7

dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan

bunyi, irama, dan makna khusus (KKBI edisi keempat, 2008:1112).

1.6Sistematika Penyajian

Sistem penyajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan berisi

tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landasan teori berisi

tentang tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III metodologi penelitian berisi tentang rancangan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil

penelitian tentang kemampuan menulis puisi menggunakan pembelajaran berbasis multiple intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Tahun Ajaran 2012/2013. Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

(28)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian tentang pembelajaran menulis puisi telah banyak

dilakukan. Namun demikian, penelitian yang terkait dengan pembelajaran Multiple Intelligences masih jarang dilakukan.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Tunik dengan judul “Pengaruh Penerapan Teori Kecerdasan Ganda (Multiple

Intelligences) pada Pembelajaran Matematika dengan Topik Kombinatorik dan

Permutasi di Kelas XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta”. Dalam penelitiannnya, Chatarina menjelaskan pengaruh penerapan teori kecerdasan ganda (multiple

intelligences) terhadap tingkat keterlibatan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika.

Dalam penelitiannya, Chatarina (2007:3) menggunakan metode penelitian

tindakan kelas dengan model siklus. Siklus yang dilakukan meliputi lima siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari satu kegiatan pembelajaran.

Persamaan penelitian Chatarina dengan penulis adalah kesamaan penerapan teori multilpe intelligences. Namun demikian, ada perbedaan yang terdapat pada pembelajaran matematika yang digunakan Chatarina dalam penelitiannnya dengan

pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.

(29)

9

Dalam penelitian Herman Yosef M. Koten dengan judul “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V dan VI SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta

Tahun Ajaran 2009/2010)” menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada.

Persamaan penelitian Herman dengan peneliti adalah mengukur kemampuan menulis puisi pada siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Artikel yang relevan dari penelitian ini adalah artikel yang berjudul

Multiple Intelligences: Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD”oleh Rishe Purnama Dewi dalam Widya Dharma: Jurnal Kependidikan tahun

2012. Dalam jurnal tersebut, dipaparkan mengenai penerapan multiple intelligences dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Persamaan jurnal tersebut dengan penulis adalah kesamaan penerapan teori multilpe

intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian ini terletak pada materi pembelajaran bahasa Indonesia yang

diterapkan dan jenjang pendidikan yang diteliti.

2.2 Menulis Puisi

2.2.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif (Tarigan, 1982:3). Pada bagian

lain, Tarigan (1982:27) memberikan suatu batasan atau pengertian tentang menulis sebagai cara menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain

(30)

10

dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa menulis pada intinya merupakan ungkapan pikiran atau perasaan seseorang melalui mendia tulisan.

Tentu saja dalam hal ini tulisan yang dipakai merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya.

2.2.2 Pengertian Puisi

Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “pembuatan”. Di dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi dikatakan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya

seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik secara fisik maupun batiniah.

Aminuddin (1995:134) berpendapat bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyajian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam

menggambarkan gagasan pelukisnya.

Menurut KKBI, edisi keempat (2008: 12), puisi adalah ragam sastra yang

bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan

tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus.

Menurut Mattwe Arnold (dalam Situmorang, 1974:8), puisi adalah

satu-satunya cara yang paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendangkan

(31)

11

sesuatu. Dengan puisi, manusia dapat menggambarkan pikiran, perasaan, dan pengalaman sebab manusia juga memerlukan suatu hal yang bersifat

menyedihkan atau menggembirakan.

Wirjosoedarno (dalam Pradopo, 1990:6), mendefinisikan puisi sebagai

karangan tidak terikat, bentuk karangan bebas atau prosa. Ciri-ciri puisi antara lain:

1) banyak baris dalam tiap bait (suku karangan),

2) banyak kata dalam tiap baris, 3) banyak suku kata tiap baris,

4) rima, dan 5) irama.

Waluyo (1987:25) juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra

yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian

struktur fisik dan batinnya.

Pengertian puisi saat ini sudah mengalami perkembangan yakni pada penciptaan puisi yang modern dan tidak lagi terikat oleh kaidah-kaidah seperti

banyaknya baris, banyaknya kata, banyaknya suku kata, rima, dan irama dalam tiap baris. Akan tetapi, ragam puisi seperti pantun, talibun, gurindam, masih

menjadi bahan pembelajaran yang diakui sebagai hasil kesusastraan masyarakat lama yang menjadi perbendaharaan karya sastra.

(32)

12

2.2.3 Pengajaran Puisi

a. Tujuan Pengajaran Puisi

Tujuan pengajaran puisi, tidak terlepas dari tujuan pengajaran sastra secara umum, karena puisi adalah bagian dari karya sastra. Tujuan pengajaran sastra

pada hakikatnya adalah menanamkan rasa peka terhadap karya sastra (Situmorang, 1983:25). Mengajarkan puisi berarti mengungkapkan suatu dunia kehidupan dengan medium bahasa yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu

sesuai dengan norma-norma estetis puisi. Untuk mencapai estetika puisi ini selalu membutuhkan kemahiran dan kecakapan yang baik (Situmorang, 1983: 26).

b. Metode Pengajaran Puisi

Rahmanto (1996: 48-52) mengatakan bahwa ada beberapa langkah dalam teknik pengajaran puisi, adalah sebagai berikut.

1. Pelacakan pendahuluan

Sebelum menyajikan puisi di depan kelas, guru perlu mempelajari terlebih

dahulu untuk memperoleh pemahaman awal tentang puisi yang akan disajikan sebagai bahan. Pemahaman ini sangat penting terutama untuk dapat menentukan strategi yang tepat,menentukan aspek-aspek yang perlu

mendapat perhatian khusus dari siswa dan meneliti fakta-fakta yang masih perlu dijelaskan.

2. Penentuan sikap praktis

Puisi yang akan disajikan di depan kelas hendaklah diusahakan tidak terlalu panjang agar dapat dibahas sampai selesai dalam setiap pertemuan.

Hendaklah pula ditentukan lebih dahulu informasi apa yang seharusnya dapat

(33)

13

diberikan oleh guru sastra untuk mempermudah siswa memahami puisi yang disajikan.

3. Introduksi

Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian pengantar initermasuk situasi

dan kondisi pada saat materi disajikan. Pengantar iniakan sangat tergantung pada setiap individu guru, keadaan siswa danjuga karakteristik puisi yang akan diberikan.

4. Penyajian

Penyajian adalah tahap pembelajaran puisi dengan menyajikan puisi yang

akan dipelajari. Penyajian puisi ini bisa dengan dibacaka natau dengan rekaman. Jika puisi sulit ditangkap isinya, maka guru bias mengulangi pembacaan puisi tersebut.

5. Diskusi

Setelah penyajian puisi selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah

diskusi. Diskusi adalah pembahasaan puisi, baikdalam hal gaya bahasa maupun isi atau makna yang dikandung.

6. Pengukuhan

Pengukuhan adalah latihan lanjutan di luar kelas.Ini dilakukan ketika siswa menerima puisi dengan antusias sehingga mengesankansiswa.Pengukuhan ini

bisa dikembangkan dengan pembacaan puisioleh siswa atau latihan menulis puisi.

(34)

14

c. Pengajaran Menulis Puisi

Latihan atau pengajaran penulisan puisi terhadap siswa adalah untuk

mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan berbahasa. Selainitu, pengajaran penulisan puisi juga diharapkan siswa dapat memperoleh minat segar

yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri (Rahmanto, 1988:118).

Pengajaran penulisan puisi dapat menggunakan model. Hendaknya model yang cocok dan mudah untuk ditiru. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan

menulis, biasanya puisi berbentuk bebas dan sederhana, berisi hasil pengamatan yang berupa imbauan atau pernyataan. Perlu juga dikemukakan masalah "kiasan"

meski pada tahap yang masing awal. Kiasan tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh keindahan khusus bagi pembaca, sehingga puisi-puisi yang cukup banyak mengandung metafora cocok untuk dijadikan model penulisan (Rahmanto,

1988:118-119).

2.3 Pembelajaran Berbasis Mulitiple Intelligences

2.3.1 Pengertian Kecerdasan

Istilah kecerdasan atau Intelligences memiliki pengertian yang luas dan kompleks. Para ahli psikologi mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan

kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan mempraktekkannya dalam pemecahan suatu masalah. Menurut Handy Susanto (2005 : 68) kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain.

(35)

15

Menurut Thomas Amstrong (2002:2) kecerdasan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa

lalu seseorang. Gardner, seorang Psikolog Amerika mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan

produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dari suatu yang nyata (Suparno, 2004:171).

Dari beberapa pengertian kecerdasan diatas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dari memadukan pengalaman masa lalu dan pengetahuannya untuk menangkap masalah dari situasi

yang baru kemudian memecahkannya dan membuat sesuatu yang berguna bagi orang lain.

2.3.2 Teori Multiple Intelligences

Multiple Intellligences merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan yang diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama Howard Gardner. Terdapat ragam penggunaan tentang Multiple Intelligences ini,

sebagian orang menterjemahkan kecerdasan ganda, kecerdasan majemuk atau kecerdasan jamak. Dalam tulisan ini, yang dipergunakan sebagai terjemahan

Multiple Intelligences adalah kecerdasan majemuk, dikarenakan agar tidak memunculkan suatu pengertian ganda atau ambigu.

Sampai saat ini berbagai teori mengenai kecerdasan banyak bermunculan,

mulai dari teori kecerdasannya Alfred Binet tahun 1904 yang beranggapan kecerdasan itu dapat diukur secara objekif dan dapat dinyatakan dalam suatu

angka atau nilai “IQ” atau kecerdasan intelektual. Sejalan dengan berkembangnya

(36)

16

peradaban manusia maka mulai terjadi pergeseran paradigma dalam menjelaskan arti kecerdasan seperti kecerdasan emosi yang diprakarsai oleh Daniele Goleman

(1995).

Gardner memaparkan beberapa kelebihan teori Multiple Intelligences

sebagai berikut: (a) memiliki dukungan riset multi disiplin yakni antropologi, pisikologi kognitif, psikologi perkembangan studi biografi, fisiologi hewan dan neuro anatomi; (b) apalagi dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, jumlah

kecerdasan dalam Multiple Intelligences beragam sehingga tampak “keadilan” dalam menentukan dominasi kecerdasan tertentu untuk setiap individu.

Gardner (Thomas Amstrong, 2003:12) menjelaskan bahwa Multiple Intelligences memiliki karakteristik konsep sebagai berikut:

a) Semua kecerdasan itu berbeda-beda tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian

ini tidak ada kecerdasan yang lebih baik/penting dari kecerdasan yang lain.

b) Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkansecara

optimal.

c) Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.

d) Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerjasama untukmewujudkan

aktivitas yang dilakukan individu. Suatu kegiatan mungkinmemerlukan lebih dari satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan. e) Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan dalam lintas kebudayaan diseluruh

dunia dan kelompok usia.

f) Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian

profesi/hobi.

(37)

17

Esensi teori Multiple Intelligences menurut Gadner adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar mewujudkan sejumlah

model untuk menilai mereka dengan cara hampir tak terbatas untuk mengatualisasikan diri di dunia ini.

2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)

Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam

pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Di samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing, teori

kecerdasan majemuk tidak hanya mengakui perbedaan-perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian tetapi juga

menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar bahkan menarik dan sangat berharga.

Dengan teori multiple intelligences, Gardner berusaha memperluas lingkup

potensi manusia melampaui nilai batas IQ. Dengan serius dia mempertanyakan keabsahan penilaian kecerdasan individu melalui tes yang dilakukan di luar

lingkungan belajar alamiah dan dilakukan dengan meminta seseorang untuk melakukan tindakan terisolasi yang belum pernah ia lakukan lagi. Sebagai gantinya Gardner menyatakan bahwa kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas

1) memecahkan masalah, dan 2) menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah. Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang

(38)

18

luas menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan “Kecerdasan Dasar”.

Teori Multiple Intelligences ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan sembilan kecerdasan manusia dalam Metode Praktis

Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Paul Suparno, 2004), yaitu: 1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang paling universal diantara

kesembilan kecerdasan dalam teori Multiple Intelligences. Orang yang kecerdasan linguistiknya bagus mempunyai kemampuan menggunakan kata

secara efektif baik secara lisan (misalnya pendongeng, aktor atau politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur

bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau penggunaan praktis bahasa, penggunaan bahasa ini antara lain mencakup retorika (penggunaan

bahasa untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu), mnemonik atau hafalan (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi) dan meta bahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri).

2. Kecerdasan Matematik Logis

Gardner merumuskan kecerdasan matematik-logis sebagai bentuk kepekaan

dan kemampuan untuk membedakan pola logika atau numerik dan kemampuan menangani rangkaian penalaran yang panjang. Orang yang mempunyai kecerdasan matematik-logis mampu menggunakan angka yang

baik (misalnya ahli matematika, akuntansi, pajak, ahli statistik) dan

(39)

19

melakukan penalaran yang benar (misalnya sebagai ilmuwan, pemrogram komputer atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan

hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat) fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan

matematik-logis ini antara lain kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis.

3. Kecerdasan Visual-Spatial

Persepsi langsung dunia visual merupakan ciri sentral kecerdasan spatial, meskipun orang buta memiliki kecerdasan spatial kemampuan untuk

betul-betul melihat dunia biasanya merupakan langkah penting pertama untuk memanfaatkan informasi spatial. Orang yang kecerdasan spatialnya tinggi mempunyai kemampuan mempersepsikan dunia spatial-visual secara akurat

(misalnya sebagai pemburu, pramuka, pemadu) dan mentransformasikan persepsi duniaspatial-visual tersebut (misalnya dekorator, interior, arsitek,

seniman atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual.

4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani

Teori multiple intelligences berusaha menghilangkan pemisahan antara tubuh dengan cara menghargai kegiatan jasmani yang penuh makna sebagai suatu

kecerdasan yang berdiri sendiri. Orang yang kecerdasan kinestetik-jasmani tinggi mempunyai keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain

pantimim, atlet, atau penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk

(40)

20

menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya sebagai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokterbedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang

spesifik seperti koordiansi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang

berkaitan dengan sentuhan. 5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal

dengan cara mempersepsikan (misalkan sebagai penikmat musik), membedakan (misalnya sebagai komentator musik), mengubah (misalnya

sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola warna suara suatu lagu. 6. Kecerdasan Interpersonal

Menurut Gardner, primata yang berkelompok diharuskan menjadi makhluk yang dapat memperhitungkan akibat perilaku mereka sendiri, menghitung

kemungkinan perilaku yang lain dan untuk menghitung manfaaat kerugiannya. Hanya organisme dengan keterampilan kognitif yang telah berkembang jauh yang dapat berhasil dalam konteks itu. Seseorang yang

mempunyai kecerdasan interpersonal mampu mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain.

Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan untuk membedakan berbagai macam tanda interpersonal dan kemampuan menangggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan

(41)

21

pragmatis tertentu (misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu).

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan

pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan pengenalan akan diri itu. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan

sangat tenang. Orangnya kebanyakan reflektif dan suka bekerja sendirian. Siswa yang menonjol dalam kecerdasan ini sering kelihatan pendiam, lebih

suka bermenung di kelas. Ia lebih suka bekerja sendiri. Ia tidak tertarik bahwa teman-temannya mengerjakan tugas itu berkelompok. Guru yang tidak tahu sering memarahi siswa ini karena ia seperti tidak mendengarkan dan hanya

melamun, padahal sebenarnya ia sedang berpikir. 8. Kecerdasan Naturalis/ lingkungan

Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan naturalis/lingungan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Orang yang punya kecerdasan lingkungan tinggi biasanya mampu untuk

hidup di luar rumah, dapat berkawan dan enak dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai

kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang. Biasanya ia sangat mencintai lingkungan. Guru yang mengajar dengan kecerdasan lingkungan lebih suka mengajar di luar kelas, di alam terbuka, dimana siswa dapat aktif

mengamati alam sekaligus memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.

(42)

22

9. Kecerdasan Eksistensial

Menurut Gardner kecerdasan eksistensial lebih menyangkut kepekaan dan

kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan–persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima

keberadaaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawab yang terdalam. Pertanyaan ini antara lain : mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup.

Guru yang mengajar dengan kecerdasan eksistensial biasanya memberikan pertanyaan untuk berefleksi dan berpikir bahwa keberadaan siswanya di dunia

ini bukan utuk hidup saja, tapi juga untuk belajar.

Dapat disimpulkan bahwa konsep kesembilan kecerdasan tersebut dapat menyadarkan kita bahwa setiap siswa memiliki potensi inteligensi yang

berbeda-beda. Oleh sebab itu, siswa mampu mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimilikinya melalui teknik pembelajaran yang

beragam.

2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi

Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan dari teori multiple

intelligences pada pembelajaran menulis puisi (Campbell, 2006):

1. Kecerdasan lingusitik, setelah diberikan tema tertentu siswa diberi

kesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya dengan menuliskan

kembali dan mengolahnya lewat kata-kata mereka sendiri.

2. Kecerdasan matematis-logis, siswa diberikan tema khusus yang berkaitan

dengan permasalahan yang harus dipecahkan, siswa kemudian

(43)

23

mengkategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis dari permasalahan tersebut secara logis

dan mengemukakannya.

3. Kecerdasan visual spatial, siswa diberikan sebuah objek untuk tema puisinya,

kemudian siswa mengamati, menginterpretasikan, kemudian

mempresentasikan idenya secara visual.

4. Kecerdasan kinestetik-jasmani, siswa diajak berkeliling di lingkungan

sekolah, lalu siswa mengamati keadaan sekolah dan sekitarnya, kemudian mempresentasikan hasil pengamatan secara langsung tersebut.

5. Kecerdasan musikal, siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan lagu,

menyanyi, mengungkapkan materi dalam bentuk suara, bahkan membuat lagu.

6. Kecerdasan interpersonal, siswa dapat berkelompok dan berdiskusi, sharing,

dan bekerjasama dalam membuat puisi.

7. Kecerdasan intrapersonal, siswa diberikan waktu untuk merefleksi dan

berpikir sejenak, kemudian siswa menuliskan apa yang telah direfleksikannya.

8. Kecerdasan lingkungan, siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah,

mengamati lingkungan sekolah dan alam sekitarnya, kemudian siswa

menuliskannya sesuai dengan hasil pengamatan terhadap alam tempat mereka hidup.

(44)

24

9. Kecerdasan eksistensial, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan

mengenai materi yang telah dipelajarinya kemudian merumuskannya

kembali.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi belum maksimal. Pada umumnya

siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan topik, menyusun kalimat,menggunakan rima yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi

oleh siswa, penelitian yang dilakukan peneliti difokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis puisi, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran multiple

intelligences.

Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa dilakukan dengan

pembelajaran berbasis multiple intelligences. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan komponen dan karakteristik dalam pembelajaran multiple intelligences, pemilihan materi dan media pembelajaran

pun juga disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran multiple intelligences. Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan

lingkungan hidup siswa.

Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan nontes. Data yang diperoleh

(45)

25

dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas. Cara untuk mengetahui perbedaan setiap siklus adalah dengan dilakukan uji

statistik dengan uji normalitas dan uji perbedaan dengan uji-t berpasangan (paired sample t-test).

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian adalah pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan

kemampuan menulispuisi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

(46)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu dilakukan guru di kelasnya untuk memperbaiki pembelajarannya atau menguji asumsi-asumsi teori kependidikan dalam praktek pembelajaran (Sukardjono, 1999:1).

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis pusi siswa.

b. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya

peningkatan kemampuan menulis puisi siswa.

c. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama

pembelajaran menulis puisi berlangsung.

d. Refeleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil

yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap

proses belajar mengajar selanjutnya.

(47)

27

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data awal tentang

kemampuan siswa dalam menuis puisi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-11 April

2013 di kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

3.4 Variabel Penelitian

Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan variabel

bebas. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis puisi dan variabel bebasnya adalah pendekatan multiplle intelligences.

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mencangkup empat langkah, yaitu: (a) perencanaan/planning, (b)

tindakan/acting, (c) pengamatan/observing, dan (d) refleksi/reflection.

Menurut Kemmis dan Taggrart (1988 dalam Wiriatmadja, 2007: 66), model

untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

(48)

28

Skema 3.1

Desain PTK model Spiral Kemmis dan MCTggart

Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti

akan memaparkan uraian tiap-tiap tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus.

3.5.1 Siklus I

a. Perencanaan

Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai berikut.

1) Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung dan pedoman wawancara bagi siswa tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses

pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen pengumpul data untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan siswa.

2) Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan

wawancara terhadap siswa dan guru kelas.

3) Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar untuk

menyususn silabus dan RPP.

(49)

29

4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

5) Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa

setelah menggunakan pendekatan multiple intelligences dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas.

b. Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran.

Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup.

a) Pendahuluan

Guru memberikan salam dan menyapa siswa, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”.

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan

siswa berkaitan dengan puisi yang telah dibacakan guru. b) Inti

Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru”

untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi.

Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi.

Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya.

Siswa membacakan hasil puisi karyanya di depan kelas.

(50)

30

c) Penutup

Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap

pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap pembelajaran keterampilan menulis puisi.

c. Observasi

Obeservasi pada Siklus I yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes tertulis siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan

hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.

3.5.2 Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang perludeperbaiki sebelum siklus II dilaksanakan. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti

berdasarkan hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut.

1) Pada siklus II media pembelajaran harus dipersiapkan sebelum waktu

efektif pembelajaran berlangsung, sehingga tidak menyita banyak

(51)

31

waktu efektif yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran.

2) Pada saat akan menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya juga

memerhatikan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,

sehingga tidak terjadi masalah manajemen kelas seperti pada siklus I. 3) Pada saat menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya

memerhatikan tempo dan mempertimbangkan kemampuan siswa

dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan guru.

4) Pada pelaksanaan siklus II, penjelasan guru tentang cara menulis puisi

dan contoh puisi lebih ditekankan lagi, agar pada saat siwa diminta menulis puisi, siswa tidak lagi mengalami kesulitan seperti pada siklus I.

5) Pada pelaksanaan siklus II, guru harus dapat memerhatikan alokasi

waktu untuk setiap tahapan pembelajaran. b. Tindakan

a) Pendahuluan

Guru memberikan salam dan menyapa siswa, kemudian

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”.

Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan siswa berkaitan dengan puisi yang telah dibacakan guru.

(52)

32

b) Inti

Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru”

untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi.

Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi.

Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya.

c) Penutup

Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap

pembelajaran keterampilan menulis puisi. c. Observasi

Observasi pada Siklus II yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati

kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes

tertulis siswa. d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang

berlangsung pada siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran

siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus II akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.

(53)

33

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu

teknik tes dan nontes. a. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja siswa dalam menulis puisi.

b. Teknik Nontes

Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah: • Hasil observasi

Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal ini

untuk mengetahui beberapa media, metode, dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran.

• Hasil wawancara

Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru terhadap materi, teknik, metode, dan media yang digunakan.

• Pengambilan gambar (foto)

Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar semua kegiatan penelitian dapat

didokumentasikan sebagai data.Pengumpulan data diperoleh dari observasi partisipasi langsung. Selama observasi peneliti melakukan pengamatan

mengenai keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Selain observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi hasil belajar siswa

berupa nilai mengenai hasil karya siswa.

(54)

34

3.7 Instrumen Penelitian

a. Instrumen Observasi

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus pembelajaran, perhatian siswa, pengelolaan kelas, metode dan media pembelajaran, penataan materi, penilaian, interaksi guru dan siswa, dan respon guru terhadap siswa.

Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Tabel 3.1

Instrumen Observasi untuk Guru

PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Kelas :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari/Tanggal :

No. Unsur yang Diobservasi Ya Tidak

1. Guru menguasai materi pembelajaran 2. Guru menyajikan materi dengan sistematis 3. Guru menyajikan materi dengan tuntas

4. Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat 5. Metode pembelajaran diterapkan secara efektif 6. Guru memakai media

7. Guru sering bertanya kepada siswa 8. Guru umumnya duduk di kursi

9. Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan belakang

10. Guru menjawab berbagai pertanyaan siswa dengan jelas

(55)

35

Tabel 3.2

Instrumen Observasi untuk Siswa

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA DI DALAM KELAS

Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Kelas :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Hari/Tanggal :

No. A s p e k Keterangan

1. Siswa menjawab pertanyaan guru. 2. Siswa memahami puisi yang

dibacakan guru.

3. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman.

4. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi.

5. Siswa dapat menyusun puisi 6. Siswa bertanya pada guru ketika

menemui kesulitan.

7. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan.

8. Siswa aktif mengungkapkan pendapat.

9. Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya.

10. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.

b. Instrumen Wawancara

Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas VIII F dan

guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama

ini, serta tanggapan guru terhadap masalah yang sering muncul dalam kegiatan belajar mengajar, metode, dan media yang biasa digunakan. Berikut

Gambar

Grafik 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa .................................
Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi .................................
Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru
Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian secara umum frekuensi terjadinya kerugian operasional atas suatu kejadian tertentu dapat dinyatakan sebagai distribusi Poisson.. Karakteristik dari

Tidak ada perbedaan jumlah asupan kalori antara makan siang dan makan malam pada semua sesi dan pemberian kedua jenis makanan tambahan ini memperpanjang interval waktu

Another cause is at service firms don’t have the same structure of fixed assets with the companies in the manufacturing industry (Hartono, 2010). Testing shift accrual

(1) Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dapat diberi izin edar dalam bentuk persetujuan pendaftaran harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan,

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel minat baca secara parsial terhadap prestasi belajar mahasiswa, (3) Berdasarkan hasil uji t

Dengan kemampuan ini maka dimungkinkan untuk komputer menghubungkan dirinya dengan komputer lain hanya dengan sebuah kabel yang terhubung ke multiport repeater

Dimana informasi ini diperuntukan agar pengguna dapat mengenal lebih dalam dan jauh akan cerita , karakter dalam serial tersebut dan juga perkembangan berita yang ada tentang