• Tidak ada hasil yang ditemukan

Router, Routing, Routing Table & Routing Protocol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Router, Routing, Routing Table & Routing Protocol"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ROUTER, ROUTING, ROUNTING TABLE & ROUTING PROTOCOL

Router adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing

Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan Jalur terpendek (the shortest path).

Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:

 Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.

 Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.

Tabel Routing

Konsep Routing Table pada IP Address

Routing Table pada IP Address

Di dalam jaringan komputer suatu routing table, atau Routing Information Base (RIB), adalah suatu tabel elektronik (file) atau jenis obyek database yang disimpan di router atau networked computer. Rouitng table menyimpan rute-rute (dan dalam beberapa hal, metric berhubungan dengan rute-rute tersebut) kepada tujuan-tujuan jaringan tertentu. Informasi ini berisi topologi dari jaringan dengan segera di sekitarnya. Konstruksi dari routing table adalah tujuan utama dari routing protocol dan rute-rute statis (static routes).

Routing table secara umum tidak digunakan secara langsung untuk penyampaian paket di dalam arsitektur-arsitektur routers yang modern; sebagai gantinya, mereka digunakan untuk menghasilkan informasi penyampaian lebih kecil yang berisi rute-rute yang dipilih oleh routing algoritma sebagai rute-rute yang lebih disukai untuk penyampaian paket, sering kali di suatu yang dimampatkan atau sebelum bentuk yang di-compile yang dioptimalkan untuk penyimpanan perangkat keras dan lookup. Untuk sisa dari artikel ini, kita akan mengabaikan detil implementasi ini, dan mengacu pada seluruh subsistem informasi routing/forwarding seperti ‘routing table”.

Dasar

Suatu routing table menggunakan gagasan yang sama dengan menggunakan suatu peta dalam penyerahan kemasan (package delivery), hal ini dibutuhkan untuk mengetahui dimana akan mengirimkannya. Bagaimanapun juga suatu perlatan tidak dapat secara langsung tersambung ke node tujuan, hal ini membutuhkan suatu cara untuk mencari jalan bagaimana mengirimkan kemasan (package). Bagaimanapun juga sebuah node tidak dapat mengetahui bagaimana cara mengirimkan sebuah kemasan (package) yang dikirmkan sebuah IP packet ke sebuah gateway di jaringan lokal. Karena ini merupakan sebuah tugas yang kompleks untuk mengantarkan kemasan (package) ke tujuan yang benar, sebuah gateway diperlukan untuk mencari cara dalam mengirimkannya. Suatu routing table adalah jalan dimana sebuah data disimpan, seperti peta. Ini merupakan sebuah database dengan menyimpan jalur-jalur/jalan seperti sebuah peta dan menyediakan informasi ini kepada node yang meminta data. Arsitektur routerr yang ada memisahkan fungsi control plane routing table dari fungsi forwarding plane tabel penyampaian.

Fungsi

Selama proses routing, keputusan-keputusan dari hosts dan routers dibantu oleh database dari routes yang dikenal dengan routing table. Routing table bukanlah sebuah eksklusif/keharusan di sebuah router. Bergantung pada protokol routeable, host juga diperbolehkan mempunyai sebuah routing table yang mungkin bisa digunakan untuk memutuskan router terbaik untuk mengirimkan sebuah paket. Host-based routing tables bersifat opsional untuk ptotokol internet, seperti juga jenis protokol-protokol yang sudah lama tidak digunakan seprti IPX.

Jenis-jenis entries pada sebuah routing table:

Network Route: Suatu rute (alur) ke sebuah Network ID spesifik pada sebuah internetwork.

(2)

Default Route: Suatu rute yang digunakan jika tidak ada sebuah rute tujuan yang ditemukan dalam routing table. Jika sebuah router atau akhir dari sistem (seperti PC dengan SO Windows atau Linux), tidak dapat menemukan rute tujuan, maka defaul rute akan digunakan.

Kesulitan Dengan Routing Table

Kebutuhan untuk merekam jalur dalam jumlah besar dari alat-alat (devices) yang dibatasi oleh ruang/kapasitas menunjukkan sebuah tantangan utama dalam membuat routing table. Di dalam internet, teknologi pengumpulan alamat yang paling dominan untuk sekarang ini adalah suatu rencana penyamaan bit prefix yang dikenal dengan Classes Inter-Domain Routing.

Karena di suatu jaringan, kiranya masing-masing proses node membutuhkan routing table yang valid, routing table harus konsisten diantara berbagai node-node atau routing loops dapat berkembang. Hal ini adalah sebuah masalah utama di dalam model routing hop-by-hop yang mana efek dari inkonsistensi tabel dalam beberapa router yang berbeda seharusnya dapat mengantarkan paket dalam sebuah putaran yang tiada akhir. Putaran routing mempunyai sejarah gangguan dalam proses routing, dan cara untuk menghindari mereka adalah meneyelesaikan desain utama dari roting protocol.

Isi dari Routing Table

Routing table mengandung kurang lebih tiga field informasi:

a. Network ID : berisi tujuan network id.

b. Cost: berisi cost dari alur/rute dimana paket-paket tersebut akan dikirimkan.

c. Next hop: next hop adalah sebuah alamat dari sebuah stasiun selanjutnya dimana paket tersebut akan dikirimkan atau jalan untuk mencapai tujuan.

Bergantung dari aplikasi dan implementasi, juga dapat berisi value tambahan yang dapat menyaring seleksi alur/rute.

a. Quality of service yang berhubungan dengan rute.

b. Links to filtering criterial daftar akses yang dihubungkan dengan rute.

Routing table juga merupakan sebuah aspek kunci dari operasi keamanan tertentu, seperti Unicast Reserve Path Forwarding (uRPF). Dlam teknik ini, dimana mempunyai beberapa varian, sebuah router juga melihat pada routing table dan sumber alamat (source address) dari papket. Jika disana tidak ada rute kembali kepada sumber alamat, Paket tersebut diasumsikan berbentuk cacat/buruk atau terkena suatu serangan, dan akan diabaikan/dibuang (dropped).

Router merekomendasikan tentang jalur yang digunakan untuk melewatkan paket berdasarkan informasi yang terdapat pada Tabel Routing.

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan memelihara tabel routing.

Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

 Alamat Network Tujuan

 Interface Router yang terdekat dengan network tujuan

 Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tesebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).

Contoh tabel routing pada MikroTik

Routed Protocol dan Routing Protocol

(3)

Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya sendiri-sendiri. Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Keduanya akan diterangkan sebagai berikut:

IRP (Interior Routing Protocol)

RIP (Routing Information Protocol)

Merupakan protokol routing yang paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem operasi, biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau dengan kata lain naik satu hop). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host tujuan dianggap tidak dapat dijangkau.

Oleh karena alasan tadi maka RIP tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan OSPF yang akan diterangkan berikut ini.

OSPF (Open Shortest Path First)

Merupakan protokol routing yang kompleks dan memakan resource komputer. Dengan protokol ini, route dapat dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih rute secara paralel.

ERP (Exterior Routing Protocol)

AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam satu pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung. Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi routing yang dipertukarkan bernama reachability information (informasi keterjangkauan). Tidak banyak router yang menjalankan routing protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor sendiri. Protokol yang mengimplementasikan exterior:

EGP (Exterior Gateway Protocol)

Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya tentang network yang berada di bawahnya. Pengumumannya kira-kira berbunyi:" Kalau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network sekian, maka silahkan melewati saya".

Router utama menerima routing dari router-router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya tanpa mempertimbangkan rute terbaik.

BGP (Border Gateway Protocol)

BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga mepertukarkan reachability information.

Routed Protocol (protocol yang diroutingkan) maksudnya adalah protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Jadi protocol ini tidak digunakan untuk membuild routing tables, melainkan dipakai untuk addressing (pengalamatan). Karena digunakan untuk addressing, maka yang menggunakan routed protocol ini adalah end devices (laptop, mobile phone, desktop, mac, dll). router akan membaca informasi dari protocol ini sebagai dasar untuk memforward paket.

Contoh routed protocol adalah:

IP (Internet Protocol)

menggunakan aturan penamaan dengan beberapa angka numerik yang dipisahkan dengan titik (dotted decimal). TCP/IP merupakan protokol jaringan yang paling banyak digunakan, karena didorong dari kenyataan bahwa Internet menggunakan protokol TCP/IP. TCP/IP akan kita bahas lebih lanjut pada sub kompetensi berikut.

NetbeUI

NetBEUI (NetBIOS Extended User Interface) menggunakan aturan penamaan dengan 16 karakter, dimana 15 karakter untuk nama dan 1 karakter untuk tipe dari entity. NetBEUI tidak memiliki kemampuan routing, sehingga jaringan dengan NetBEUI bersifat lokal, atau tidak bisa menghubungkan 2 jaringan NetBEUI.

(4)

halnya melakukan registrasi nama NetBIOS atau resolusi naman NetBIOS). NetBEUI juga mengimplementasikan fitur flow control dan pendeteksian kesalahan. NetBEUI mendefinisikan mekanisme pembuatan frame pada lapisan transport dan juga mengimplementasikan protocol Logical Link Control 2 dalam model referensi OSI 7 layer (yang akan kita bahas pada sub kompetensi berikutnya.

NetBEUI didukung sepenuhnya oleh semua sistem operasi Microsoft Windows. Implementasi NetBEUI dalam system operasi Windows NT disebut dengan NetBEUI Frame Protokol.

NetBEUI Frame Protokol adalah implementasi lebih lanjut dari protocol jaringan NetBEUI yang hanya tersedia dalam SO Windows NT. Beberapa perbaikan dan fitur-fitur yang dimiliki oleh protocol ini adalah sebagai berikut

 Mendukung spesifikasi NDIS (Network Driver Interface Specification) versi 3 untuk komunikasi transport layer 32-bit secara asinkron dengan menggunakan lapisan TDI (Transport Driver Interface Layer) sebagai emmulator NetBIOS.

 Penigkatan kinerja dengan cara melakukan alokasi memori secara dinamis.

 Dukungan terhadap klien-klien yang menggunakan koneksi dial-up dengan menggunakan layanan Remote Access Service (RAS).

Perubahan pada limitasi jumlah sesi NetBEUI dari 256 sesi NetBEUI menjadi lebih dari 1000 sesi NetBEUI.

IPX/SPX

a). IPX (Internetwork Packet Exchange)

IPX adalah protokol layanan data yang memberikan fasilitas pengiriman data secara terpisah dan menerima data yang diproses oleh pengguna jaringan, IPX sendiri tidak berorientasi pada koneksi. Atau dengan kata lain protokol komunikasi tanpa koneksi (connectionless), seperti halnya Internet Protocol dan User Datagram Protocol pada kumpulan protokol TCP/IP yang akan kita bahas pada sub kompetensi berikut bersama dengan model referensi OSI.

Protokol ini tidak memerlukan reliabilitas data untuk menjamin validitas data yang dilakukan oleh protokol lapisan diatasnya, yaitu protokol SPX.

IPX sendiri adalah protokol yang digunakan oleh sistem operasi Novell NetWare pada akhir dekade 80-an hingga pertengahan dekade 90-an. Novell menurunkan protokol ini dari protokol IDP (Internet Diagram Protocol) yang terdapat didalam Xerox Network Service.

IPX digunakan untuk melakukan pemetaan paket-paket data dari satu titik di dalam jaringan ke titik lainnya melalui sebuah internetwork. IPX beroperasi di Network Layer (lapisan ke-3 model OSI), dan dapat digunakan di dalam teknologi ethernet, token ring, dan protokol Data-link Layer.

IPX dahulu memang digunakan pada LAN berbasis Novell NetWare sebelum akhirnya Novell menggantinya dengan TCP/IP saat merilis NetWare 5.x. Sebelum diganti dengan TCP/IP, protocol ini sangat popular. IPX mempunyai definisi sebagai berikut:

Internetwork Addressing

Berfungsi sebagai alamat dari segmen jaringan. Identitas jaringan diberikan pada saat proses instalasi.

Setiap segmen jaringan dalam internetwork novell harus mempunyai nomor jaringan yang bersifat unik (seing kali disebut sebagai nomor jaringan eksternal / external network number).

Tiap server juga harus memiliki nomor internal. Nomor ini digunakan oleh router untuk meneruskan paket data ke segmen tujuan. Gambar berikut merupakan ilustrasi dari penggunaan nomor jaringan.

Server Computer

Node Number Internal Node Number Node Number

IPX External Network Number

Intranode Addressing

Intranode addressing merupakan alamat dari proses dalam node yang diidentifikasikan dengan nomor socket. Basis dari system pengalamatan intranode IPX adalah nomor socket. Sejak beberapa proses yang biasa dioperasikan dalam node, nomor socket memberikan definisi kepada tiap proses dalam protocol IPX. Jika satu proses aplikasi memerlukan komunikasi dalam jaringan, maka diperlukan satu request nomor socket untuk aplikasi yang bersangkutan. Tiap paket data yang diterima melalui IPX yang dialamatkan pada satu socket tertentu.

(5)

132.96.11.0 toth 132.96.36.4 0:80:ad:a6:b6:65 anubis 132.96.36.5 0:80:ad:a7:a3:81 khnemu 132.96.12.7 0:40:95:11:2:b5 isis 132.96.12.8 0:80:ad:a7:96:f5 1 3 2 .9 6 .1 2 .0 132.96.36.0 1 3 2 .9 6 .1 2 .9 0 :8 0 :4 8 :e a :3 5 :9 a khensu 132.96.36.6 0:80:48:ea:35:10 seth 132.96.11.2 0:80:ad:17:96:34 osiris 132.96.11.1 0:80:48:e3:d2:69 132.96.11.3 0:20:4c:30:29:29

Nomor Socket Fungsi

451h NetWare Core Protocol 452h Service advertising Protocol 453h Routing Information Protocol

455h NetBIOS

456h Diagnostic

400h – 6000h Ephemeral Socket, digunakan untuk berinteraksi dengan file server dan system komunikasi jaringan lainnya.

Karena nomor socket bersifat internal untuk tiap node jaringan, beberapa node bisa menggunakan nomor socket yang sama pada saat yang bersamaan tanpa harus takut terjadi tabrakan data (collision).

Node-node IPX mempunyai skema pengalamatan sebagai berikut:

 Jaringan-jaringan logis diberi alamat 32-bit bilangan heksadesimal dengan jangkauan dari 0x00000001 hinggan 0xFFFFFFFE. Alamat ini dinamakan juga dengan alamat jaringan (network address).

 Setiap host memiliki alamat node-nya masing-masing, yang secara default-nya diatur ke MAC Address yang digunakan oleh kartu jaringan yang digunakan oleh node tersebut. Alamat node pun ditambahkan ke alamat jaringan untuk membuat tanda pengenal unik untuk host-host di dalam jaringan.

Alamat jaringan IPX, secara konsep, mirip dengan alamat IP, yakni pada bagian network identifier dari total panjang 32-bit alamat IP (bagian alamat IP dengan bit subnet mask-nya diset ke angka 1). Mengingat alamat node menggunakan alamat MAC dari kartu jaringan yang digunakan, maka protocol ARP (Address Resolution Protocol) pun tidak dibutuhkan.

Saat melakukan routing, entri-entri di dalam table routing IPX juga sama dengan table routing IP, yakni routing dilakukan dengan menggunakan alamat jaringannya, dan setiap alamat jaringan, format network:node digunakan, dengan cara yang sama dengan format alamat IP/subnet mask yang digunakan di dalam table routing IP.

IPX juga dapat ditransmisikan melalui teknologi Ethernet dengan menggunakan empat buah jenis enkapsulasi, sebagai berikut:

 IEEE 802.3, yang digunakan dalam system-sistem yang lama dan melibatakan data IPX yang dimulasi secara langsung setelah header frame IEEE 802.3.

 IEEE 802.2 (Novell).  IEEE 802.2 (SNAP).  Eyhernet II.

b). SPX (Sequenced Packet Exchange)

SPX mempunyai fungsi utama sebagai media transmisi data dan menjamin validitas data yang ditransmisikan oleh IPX sehingga data yang terkirim tidak mengalami gangguan ataupun terjadi corrupt pada data.

Apple Talk DECNet.

Routing Lansung dan Tidak Langsung

Proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel routing berisi informasi yang

diperlukan untuk menentukan ke mana datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel routing.

(6)

dan alamat sumber datagram adalah ip address host osiris. Frame yang dikirimkan oleh host osiris juga memiliki alamat tujuan frame MAC Address host Seth dan alamat sumbernya adalah host osiris. Pada saat host osiris mengirimkan frame, host seth membaca bahwa frame tersebut ditujukan kepada alamat ethernetnya. Setelah melepas header frame, host seth kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan datagram tersebut juga adalah IP addressnya. Dengan demikian host seth meneruskan datagram ke lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti ini disebut sebagai routing langsung.

Pada gambar diatas terlihat bahwa host osiris dan host anubis terletak pada jaringan Ethernet yang berbeda. Kedua jaringan tersebut dihubungkan oleh host khensu. Host khensu memiliki lebih dari satu interface dan dapat melewatkan datagram dari satu interface ke intreface lain (atau bertindak sebagai router). Ketika mengirimkan data ke host anubis, osiris memeriksa tabel routing dan mengetahui bahwa data tersebut harus melewati host khensu terlebih dahulu. Dengan kondisi seperti ini datagram yang dikirim host osiris ke host anubis memiliki alamat tujuan IP Address host anubis dan alamat sumber IP Address host osiris tetapi frame ethernet yang dikirimnya diberi alamat tujuan MAC Address host khensu dan alamat sumber MAC Address host osiris.

Ketika host osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat ethernet yang dituju frame tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika host khensu melepas header frame, diketahui bahwa host yang dituju oleh datagram adalah host anubis. Host khensu kemudian memeriksa tabel routing yang dimilikinya untuk meneruskan datagram tersebut. Dari hasil pemeriksaan tabel routing, host khensu mengetahui bahwa host anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan demikian datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh host khensu ke host anubis. Pada pengiriman data tersebut, alamat tujuan dan sumber datagram tetap IP Address host anubis dan host osiris tetapi alamat tujuan dan sumber frame Ethernet menjadi MAC Address host anubis dan host khensu. Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak sebagai router.

Pada dua kasus diatas terlihat proses yang terjadi pada lapisan internet ketika mengirimkan dan menerima datagram. Pada saat mengirimkan datagram, host harus memeriksa apakah alamat tujuan

132.96.11.2 132.96.11.1 132.96.11.3

IP P engirim: 132.96.11.1 E thernet A ddress:0:80:48:e3:d2:69

IP Target: 132.96.11.2 E thernet A ddress:0:80:ad:17:96:34

132.96.11.1 132.96.11.2 132.96.11.3

IP pengirim: 132.96.11.1 E thernet A ddress:0:80:48:e3:d2:69

IP target: 132.96.36.5 E thernet A ddress:0:20:4c:30:29:29

132.96.36.5

132.96.36.4 132.96.36.6

IP pengirim: 132.96.11.1 E thernet A ddress:0:80:48:ea:35:10

(7)

datagram terletak pada jaringan yang sama atau tidak. Jika lamat tujuan datagram terletak pada jaringan yang sama , datagram dapat langsung disampaikan. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan melalui host lain yang bertindak sebagai router. Pada saat menerima datagram host harus memeriksa apakah ia merukapakan tujuan dari datagram tersebut. Jika memang demikian maka data diteruskan ke lapisan transport. Jika ia bukan tujuan dari datagram tersebut, maka datagram tersebut dibuang. Jika host yang menerima datagram tersebut sebuah router, maka ia meneruskan datagram ke interface yang menuju alamat tujuan datagram.

Jenis Konfigurasi Routing

Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu: 1. Minimal Routing

Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya pemakaian lokal saja.

2. Static Routing

Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar untuk mengupdatenya.

3. Dynamic Routing

Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing. Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway. Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru akan didapatkan.

Gambar

Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
Gambar diatas memperlihatkan jaringan TCP/IP yang menggunakan teknologi Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host seth, alamat tujuan datagram adalah ip address host seth

Referensi

Dokumen terkait

Namun sisi menarik pembahasannya bahwa ketika Individu berinteraksi dengan kehidupan sosial budaya (anggota kelompok) berpengaruh terhadap perilaku keduanya.. Dan,

diperoleh alternatif lokasi yang paling optimal adalah Desa Tempurukan de- ngan persentase sebesar 42%. Kemu- dian Desa Suka Bangun mendapat persentase sebesar 38% dan Desa

Di Indonesia antropometri telah digunakan secara luas sebagai alat untuk menilai status gizi masyarakat dan pertumbuhan perorang pada beberapa dasawarsa belakang ini (Supariasa et

Voltage Collapse ketika dilakukan penambahan beban secara kontinyu tanpa mempertimbangkan rating peralatan, sehingga dengan mengetahui adanya bus paling sensitif

Dari analisis sekolah efektif dalam perspektif mutu pendidikan, dapat dikatakan bahwa sekolah yang efektif adalah sekolah yang: (1) memiliki masukan siswa dengan potensi

Prudential Indonesia tidak memberikan pertimbangan dan tidak akan melakukan investigasi atas tujuan investasi, kondisi keuangan, atau kebutuhan tertentu dari penerima laporan

©2013-2015 Direktur Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Air hujan yang ingin digunakan lagi diperoleh dengan menampung air yang jatuh pada atap, dak lantai dengan bantuan talang dan roof drain / floor drain. Air hujan