85
BAB 3
ANALISIS PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisis pendekatan arsitektur
3.1.1. Studi aktivitas
Dalam projek, aktivitas dibagi menjadi 3 tahap dan tiap tahap diperinci sebagai berikut:
Skema 5. Tahap Pengelolaan Jenazah Sumber: analisis pribadi
Tahap 1: jenazah dalam ruang pemulasaran
86 akan mengurus dokumen kematian yang berisi laporan identitas, tanggal kematian, waktu kematian dan penyebab kematian. Setelah dua jam, jenazah dapat diambil oleh pihak keluarga secara langsung atau melalui YPK yang telah ditunjuk keluarga. Pada tahap ini YPK melakukan pendampingan pengurusan dokumen, penghiburan terhadap psikologi keluarga dan pengurusan rencana penguburan / kremasi jenazah beserta waktu, tempat dan jenis peti jenazah yang dipilih. YPK juga meminta keluarga untuk menyiapkan pakaian dan memorabilia yang akan disimpan dalam peti jenazah. Tahap ini disebut tahap pertama.
Skema 6. Tahap 1 Kegiatan di Rumah Sakit / Rumah Sumber: analisis pribadi
87 Jenazah dimandikan, diformalin atau di embalming , diberikan pakaian dan di rias oleh pemandi, ahli formalin / embalming dan perias jenazah yang dipilih oleh keluarga berdasarkan gender. Jenazah kemudian dimasukkan dalam peti jenazah yang telah dipilih dan telah dirias oleh YPK kemudian diantarkan ke ruang persemayaman yang dipilih. Pada tahap ini, bila jenazah dalam keadaan baik umumnya peti dibiarkan dalam keadaan terbuka penutup atasnya sehingga keluarga dan tamu dapat memandang wajah jenazah.
Tahap 2: persemayaman jenazah
88 Gambar 48. Kebaktian penghiburan Kristen
Sumber: http://gkiibethel.com . Diakses 6 Februari 2018
Para tamu umumnya datang bergantian baik secara pribadi atau dalam kelompok. Tamu yang datang akan mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga, memberikan penghormatan kepada jenazah, memberikan donasi kepada keluarga, duduk berbincang dengan keluarga atau tamu lain sambil menikmati makanan ringan dan dapat mengikuti kebaktian penghiburan. Tren saat ini, keluarga yang ditinggalkan juga menyajikan makanan dengan mengundang vendor. Dalam beberapa kasus, keluarga mendampingi jenazah sepanjang hari di sekitar ruang persemayaman oleh karena itu dipersiapkan ruang istirahat di dalam ruang persemayaman.
Selain vendor makanan, YPK juga menawarkan jasa dokumentasi, presentasi, dekorasi peti dan ruang persemayaman. Vendor luar akan mengirimkan bunga ucapan dukacita ke dalam ruang persemayaman.
89 pujian oleh tamu dan paduan suara sehingga berpotensi mengganggu ketenangan persemayaman yang ada di unit sebelah.
90 Tahap 3: kremasi dan rumah abu
91 Skema 8. Tahap 3 Kremasi Jenazah di Krematorium (merah menyatakan kegiatan pihak krematorium)
Sumber: analisis pribadi
92 sama atau terpisah. Pengelola krematorium kemudian memeriksa dokumen kematian dan identitas jenazah untuk memastikan status hukum jenazah. Peti kemudian diletakkan di ruang persemayaman krematorium. Ibadah singkat sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dilakukan dipimpin oleh pemuka agama atau pada kebiasaan lain pembacaan eulogi atau kesan terhadap jenazah dibacakan oleh keluarga atau rekan.
Setelah acara ini ada dua model acara kremasi yang dapat dipilih yaitu model acara terbuka yang lazim dilakukan di Indonesia dan model acara privat yang lazim dilakukan di luar negeri. Pada model acara terbuka, keluarga dan tamu undangan dapat menyaksikan proses masuknya peti jenazah ke dalam mesin kremasi, proses ini dipandu oleh YPK dan pengelola krematorium. Pada model acara privat, tamu meninggalkan tempat kremasi dan hanya keluarga beserta undangan khusus yang dapat menyaksikan proses masuknya peti ke dalam mesin kremasi.
93 Hasil pembakaran umumnya berupa abu berwarna putih atau masih dalam bentuk kerangka otak dan kerangka paha. Kerangka kemudian dihancurkan dalam mesin penghancur. Abu yang telah dihaluskan kemudian disimpan dalam guci abu yang telah dipilih. Sebelum guci abu dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan abu umumnya diadakan ibadah singkat. Guci dimasukkan dalam ruang atau kotak yang telah disewa atau dibeli keluarga dan ruang tersebut dapat dihias. Jika ruang penyimpanan abu kurang luas maka keluarga dapat menambah sewa ruang abu. Dalam beberapa kasus, beberapa ruang penyimpanan abu dapat disewa dan digunakan untuk beberapa anggota keluarga.
94 2.3.1.1 Pengelompokan aktivitas
Klien / keluarga berduka
Tabel 4. Aktivitas klien / keluarga berduka Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang Beribadah Ruang
persemayaman
Publik
Makan Kantin Publik
Istirahat Ruang Istirahat / wisma Melihat proses
kremasi
Krematorium Publik / privat Mengumpulkan
abu kremasi
Ruang ambil abu
Kolumbarium Publik / privat
Refreshing Taman Publik
Pengelola rumah duka
Tabel 5. Aktivitas pengelola rumah duka Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang
Sifat 1 Direktur
komplek
95
Rapat Ruang rapat Privat
Bekerja Ruang kerja
Refreshing Taman Publik
2 Manajer rumah duka
1 orang Menerima tamu Ruang tamu Publik
Rapat Ruang rapat Privat
Bekerja Ruang kerja
Refreshing Taman Publik
3 Staff
administrasi rumah duka
3 orang Menerima tamu / surat / jenazah
Front desk / loading bay
Publik
Rapat Ruang rapat Privat
Bekerja Ruang
Refreshing Taman Publik
4 Staff keuangan
2 orang Mengurus keuangan Ruang keuangan
Privat
Rapat Ruang rapat Privat
Mendokumentasikan
Refreshing Taman Publik
5 Konselor 2 orang Mendampingi klien Ruang
96 Menerima surat Reception Publik
Rapat Ruang rapat Privat
BAB / BAK Toilet kamar mandi / toilet
Kamar mandi / toilet
Privat
Membersihkan ruang
persemayaman dan ruang pemulasaran
Ruang
Persemayama n / Ruang Pemulasaran
Publik
Merawat taman Taman Publik Membuang sampah
kolektif
mekanikal, elektrikal
Ruang
Mengatur posisi parkir
Tempat parkir Servis BAB / BAK / Mandi Toilet
makanan / minuman
Dapur Privat
97 Menyajikan dan
menjual makanan
Kantin tamu dan kantin karyawan
Pengelola krematorium
Tabel 6. Aktivitas pengelola krematorium Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang
Sifat 1 Manajer
Krematorium
1 orang Menerima tamu Ruang tamu Publik Rapat Ruang rapat Privat Bekerja Ruang kerja Refreshing Taman Publik 2 Staff mesin
krematorium
3 orang Mengoperasikan krematorium
Krematorium Privat Merawat mesin Krematorium Privat Menghaluskan
debu kremasi
Ruang ambil abu Refreshing Taman Publik 3 Staff
administrasi krematorium
1 orang Menerima tamu / surat / jenazah
Front desk / loading bay
Publik
Rapat Ruang rapat Privat
98 Pengelola kolumbarium
Tabel 6. Aktitivas pengelola kolumbarium Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang
Sifat 1 Manajer
Kolumbarium
1 orang Menerima tamu Ruang tamu Publik Rapat Ruang rapat Privat Bekerja Ruang kerja Refreshing Taman Publik 2 Staff
Rapat Ruang rapat Privat Bekerja Ruang Refreshing Taman Publik 3 Staff umum
kolumbarium
2 orang Mempersiapkan ruang abu
Kolumbarium Publik Mempersiapkan
acara ibadah
Kolumbarium Publik Merawat ruang
abu
99 Tamu
Tabel 3. Aktivitas tamu Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang pada jenazah
Ruang
persemayaman / kantin
Publik
BAB / BAK Toilet Privat 2 Tamu
krematorium , asumsi 30 orang per event
120 orang
Melihat proses kremasi
Ruang kremasi / viewing gallery
Semi publik
3 Tamu rumah abu, asumsi maksimum saat Cheng Beng
280 orang
Berziarah Rumah abu, aula
kolumbarium
Pulbik
4 Tamu kantor 5 orang Mengirim dokumen
Front desk Publik Rapat Ruang rapat Privat Mengurus
administrasi
Ruang customer service
Privat Mengurus
keuangan
Ruang customer service
Privat
Makan Kantin Publik
BAB / BAK Toilet Privat 5 Kepolisian /
rumah sakit
10 orang Mengurus legalitas jenazah
Ruang
pemulasaran
Privat
- Mengurus
administrasi jenazah
Ruang administrasi
Privat
BAB / BAK Toilet Privat 6 Pemadam
kebakaran
10 orang Memadamkan kebakaran
Taman, ruang pompa, koridor
100 Yayasan Pelayanan Kematian
Tabel 4. Aktivitas Yayasan Pelayanan Kematian Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang
pemulasaran , ruang kerja dengan
pegawan YPK
- Publik Membawa peti ke
ruang
persemayaman
Koridor Servis Servis
Memandikan
Gudang Privat
Mempersiapkan
Menutup Peti Ruang
persemayama n
Publik
Membawa peti ke krematorium atau pemakaman
Ruang
persemayama n
Publik
Membawa jenazah ke rumah duka
Loading bay Publik BAB / BAK Toilet
Karyawan
101
Makan Kantin
Karyawan
Publik
Vendor luar
Tabel 5. Aktivitas Vendor Luar Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah Aktivitas Kebutuhan Ruang Menghias ruangan Ruang
persemayaman
karangan bunga
Ruang
persemayaman
102 2.3.1.2 Pola kegiatan
Skema 9. Pola kedatangan Umum Sumber: analisis pribadi
104 Skema 12. Aktivitas klien / keluarga yang berduka
105 Skema 13. Aktivitas pengelola
106 Skema 14. Aktivitas Yayasan Pengelola Kematian
107 Skema 15. Aktivitas tamu
Sumber: analisis pribadi
108 2.3.1.3 Jadual kegiatan
Jam operasional
Komplek krematorium buka untuk umum pada jam 7.30 hingga jam 10 malam.
Keluarga Berduka / Klien
Tabel 7. Jadual kegiatan keluarga berduka / klien Sumber: analisis pribadi
Kegiatan Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Makan pagi
07.30-10.00
Makan siang
11.30-14.00
Snack sore
16.00-17.30
Makan Malam
19.00-21.00
Tabel 8. Jadual kerja pengelola Sumber: analisis pribadi
109
Staff administrasi
08.00-16.00
Staff keuangan
08.00-16.00
Konselor
08.00-16.00
Customer Service Officer
Staff kebersihan dan taman
Staff lapangan Shift
pagi,
Staff keamanan Shift
pagi,
Staff parkir Shift
1, 2
Staff kantin Shift
1, 2
Staff mesin krematorium
Staff kolumbarium
08.00-16.00
Tabel 9. Jam shift pengelola Sumber: analisis pribadi
Jenis Shift Senin - Minggu
Shift pagi 07.00-15.00
Shift siang 15.00-23.00
Shift malam 23.00-07.00
Shift 1 06.00-14.00
110 2.3.1.4. Perhitungan jumlah pelaku
Keluarga berduka / klien, tamu dan vendor
Tabel 10. Perhitungan jumlah keluarga berduka, klien dan vendor. Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah
Tamu krematorium = 30 orang x 4 unit (jika tidak mengunjungi persemayaman)
120 orang
Tamu kolumbarium 14% x lot 2000 krematorium (asumsi maksimum saat perayaan Cheng Beng)
280 orang
3 Tamu kantor 5 orang
4 Kepolisian / rumah sakit 5 orang
5 Pemadam kebakaran 10 orang
6 Dekorator 3 orang
7 Vendor makanan 10 rang
8 Vendor karangan bunga 4 orang
Total 857 orang
Pengelola
Tabel 11. Perhitungan jumlah pengelola Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah
111 3 Shift administrasi 6 orang
4 Staff keuangan 2 orang
5 Customer service officer 2 orang 6 Staff kebersihan dan taman 12 orang
7 Staff lapangan 5 orang
8 Staff keamanan 6 orang
9 Staff parkir 6 orang
10 Staff kantin 6 orang
11 Staff mesin krematorium 3 orang 12 Staff kolumbarium 2 orang
Total pengelola 57 orang
Total pelaku
Tabel 12. Perhitungan total pelaku Sumber: analisis pribadi
No Pelaku Jumlah
1 Keluarga berduka, tamu, vendor 857 orang
2 Pengelola 57 orang
3 Yayasan Pelayanan Kematian 17 orang
112 3.1.2 Pola hubungan ruang
Skema 17. Pola hubungan ruang makro Sumber: analisis pribadi
Skema 18. Pola hubungan ruang publik Sumber: analisis pribadi
113 Skema 20. Pola hubungan ruang indoor-outdoor
Sumber: analisis pribadi
3.1.3 Studi fasilitas
3.1.3.1. Persyaratan ruang Rumah duka / funeral house
Tabel 13. Persyaratan bangunan rumah duka / funeral house Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan
Akustik Tinggi ruangan
2 Ruang istirahat
keluarga
receptionist √
Fan √ √ √ √ √ √
114
Tabel 14. Persyaratan bangunan krematorium Sumber : analisis pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan
Akustik Tinggi ruangan
krematorium /
115 Kolumbarium
Tabel 15. Persyaratan bangunan kolumbarium Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan
Akustik Tinggi ruangan
Tabel 16. Persyaratan bangunan servis Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan
116
listrik induk √
Fan √ √ √ √ √ √
12 Unit pengolahan
limbah cair
(sewage treatment plant)
Tabel 17. Persyaratan lansekap Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Kebutuhan
117
8 Sirkulasi pejalan
kaki √ √ √ √ √
3.1.3.2. Studi ruang khusus Ruang persemayaman / funeral house
Di dalam ruang persemayaman, keluarga berduka tinggal sepanjang waktu untuk mendampingi jenazah, menerima tamu dan mengikuti upacara keagamaan. Untuk mencapai kekhidmatan acara, kenyamanan beraktivitas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Akses dan lokasi peti jenazah
Peti jenazah sebaiknya masuk dari ruang sirkulasi yang berbeda dari pengunjung umum. Lokasi masuknya dapat disembunyikan sehingga tidak terlihat langsung. Peti sebaiknya disemayamkan di tengah ruangan (umumnya dengan as pintu) pada posisi yang dalam dan memiliki ketinggian plafon yang tinggi. Pada beberapa kasus dimana lilin atau dupa dinyalakan, sebaiknya di atas meja lilin diberi exhaust fan dan material penutup plafon yang mudah dibersihkan.
2. Ekspansibilitas
118 Pemilihan model partisi dinding juga memperhatikan kemudahan proses kerja agar tidak mengganggu aktivitas.
Gambar 49. Dinding partisi panel sebagai solusi ekspansibilitas Sumber: http://boxeehq.com/
3. Peredaman bunyi
Di ruang persemayaman sering terjadi gangguan bunyi yang disebabkan upacara keagamaan yang berlangsung pada jam yang sama dan menurut kebiasaan masa kini acara diiringi dengan suara musik yang cukup kencang.
119 yang menembus tidak melebihi nilai anjuran pada kondisi ruang terukur yang kosong.
4. Material interior
Pemilihan material interior sebaiknya memperhatikan kesan yang dihasilkan dalam ruang. Sebaiknya pemilihan penutup lantai, finishing dinding dan plafon menggunakan warna yang terang atau cerah. Material lantai dengan celah nat yang banyak sebaiknya dihindari karena sulitnya membersihkan. Pemilihan penutup dinding juga harus memperhatikan kemungkinan penambahan dekorasi sementara yang dapat menodai atau merusak dinding.
Viewing gallery
120 mendatar ujung viewing kepintu incinerator sebaiknya lebih dari 15 meter jika ketinggian lantai ke lantai 3,5 meter.
Gambar 50. Konsep potongan viewing gallery terhadap ruang transisi dan pintu incinerator
Sumber: dokumen pribadi
Untuk menurunkan peti dari ruang persemayaman ke ruang transisi krematorium / commital chamber diperlukan mesin lif hidrolik yang memiliki penopang dari sisi bawah dan penahan samping agar peti jenazah tidak tergelincir.
Ruang krematorium
121 pandangan publik dari viewing gallery ke mesin incinerator sehingga kesan seram dapat di atasi.
Krematorium menggunakan mesin incinerator buatan pabrik yang memerlukan ruang dengan spesifikasi khusus. Meskipun mesin telah dilengkapi pengendali aliran panas dan api ruangan sebaiknya dilengkapi sarana penanganan bahaya kebakaran yang memadai. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan sebaiknya tidak menggunakan air karena dapat merusak mesin incinerator dan merusak abu kremasi. Jenis pemadam gas karbondioksida sangat efektif untuk memadamkan api sekaligus tidak menimbulkan residu.
Gambar 51. Konsep potongan ruang transisi dan ruang krematorium Sumber: dokumen pribadi
122 secara otomatis, menghasilkan asap yang lebih bersih dan dapat beoperasi 6 kremasi setiap hari.
Gambar 52. PowerPak II Plus, incinerator jenazah Sumber: https://matthewsenvironmentalsolutions.com/
Mesin PowerPak II Plus ini memiliki dinding pelapis stainless steel yang mudah dibersihkan dan kuat. Mesin ini dilengkapi peredam suara dan sistem pembakaran kedua untuk menghilangkan partikel berat pada asap. Untuk mengurangi radiasi panas ke ruangan, mesiun ini memiliki sistem pendingin udara samping.
Gambar 53.Spesifikasi mesin Power Pak II Plus
123 Tabel 18. Spesifikasi mesin incinerator Power Pak II Plus
Sumber: Matthews Cremation Division
Tipe mesin
Nomor model Power Pak II Plus Ukuran
Panjang 4,78 m
Lebar 2 m
Tinggi 2,5 m
Berat 12.700 kg
Utilitas
Input LPG 3.000.000 BTU / jam
Listrik 230 volt, 50/60Hz
Kapasitas
Incinerator 79 kg / jam
Beban kapasitas buangan
340,2 g
Pemasangan incinerator
124 Gambar 54. Konsep potongan ruang mesin incinerator dan loading bay
Sumber: analisis pribadi.
Ruang abu di kolumbarium
125 Gambar 55. Berbagai posisi yang dapat dijangkau tangan manusia
Sumber: Architect’s Data, halaman 17
Jika ukuran tinggi guci abu umumnya berkisar antara 25 cm hingga 30 cm dan satu ruang abu dibuat setinggi 35 cm maka ketinggian ruang abu yang dapat dibuat dengan acuan standar di atas adalah sebanyak 5 susun vertikal.
Gambar 56. Jumlah susun ruang abu Sumber: analisis pribadi
126 berdasarkan lokasi / bloknya. Pengunjung yang berziarah menggunakan teras yang sama untuk berkegiatan. Meskipun terlihat rapi dan terorganisasi dengan logis dan baik ada kekurangan dari penataan linear khususnya yang disusun saling membelakangi yaitu keterbatasan teras untuk kegiatan ziarah pada masa Cheng Beng yang sibuk.
Gambar 57. Penataan ruang abu linear di Diamond Hill Columbarium Sumber: Architectural Services Department. Diakses 6 Februari 2018
Jenis kedua adalah penataan ruang abu memusat.
127 3.1.3.3. Studi kebutuhan luas ruang
Rumah duka / funeral house
Tabel 19. Kebutuhan ruang bangunan rumah duka Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Peralatan Gambar Tinggi kursi, meja lilin, lemari simpan, mimbar, area bunga, dekorasi
(kapasitas 3 orang)
Sofa, tempat tidur, meja sofa.
3,75 27.3
3 Kantor pengelola
(kapasitas 12 orang)
128
4 Toilet w.c, urinal, meja ganti popok,
(kapasitas 14 orang)
Meja rapat, kursi, papan tulis, lcd n, wastafel, rak
stainless steel
129
Panel listrik, panel telekomunik asi
3,75 5
Krematorium
Tabel 20. Kebutuhan ruang bangunan krematorium Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Peralata n krematorium / commital chamber (per 2 incinerator)
peti jenazah, forklift
130
132
Kolumbarium / rumah abu
Tabel 21. Kebutuhan ruang bangunan kolumbarium Sumber: analisis pribadi
133
3 Gudang kolumbarium
Rak besi 3,75 16
4 Toilet w.c, urinal, wastafel, meja ganti popok
3,75 95
5 Ruang kebersihan
Washbasi n, rak besi
3,75 7,5
6 Lobi
kolumbarium
Patung, bangku
6-10 60
7 Ruang kebersihan
Washbasi n, rak besi
3,75 5
8 Ruang panel ME
Panel listrik
3,75 5
Luasan Ruang Abu
134
Penampang
Total (m2)
Ruang abu
35 40 40 0.14 2.000 280
Servis
Tabel 23. Kebutuhan ruang bangunan servis Sumber: analisis pribadi
135 listrik induk
137
14 Gudang Rak besi 3,75 20
15 Ruang sampah
Bak sampah organik, non organik
4,2 24
16 Ruang simpan gas
Tabung lpg industri 5 ton
4 48
Parkir
Luas parkir kendaraan bermotor dihitung dengan cara: Keluarga berduka / klien, tamu dan vendor (857 orang)
Kelompok di atas menggunakan kendaraan yang terdiri dari mobil, sepeda motor dan bus sewa dengan prosentase seperti berikut:
138 diasumsikan satu mobil mengangkut 3 orang maka dibutuhkan 123 hingga 171 lot parkir mobil
b) mobil disabilitas
Merujuk Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 30 tahun 2006, untuk 50 lot parkir pertama disediakan 1 lot disabiltias, untuk 50 berikutnya disediakan masing-masing 1. Maka diperlukan 4 lot.
c) sepeda motor (10%) = 86 orang.
diasumsukan satu sepeda motor menangkut 2 orang maka dibutuhkan 45 lot parkir sepeda motor
d) bus sewa (30%) = 275 orang.
diasumsikan satu bus mengangkut 40 orang maka dibutuhkan 7 lot parkir bus kapasitas 40 orang.
Pemadam kebakaran
Diasumsikan disediakan 2 lot parkir truk pemadam kebakaran.
Pengelola (57 orang)
a) mobil (60%) = 35 orang
diasumsikan satu mobil mengangkut 2 orang maka dibutuhkan 18 lot atau dibulatkan 20 lot parkir.
b) sepeda motor (10%) = 22 orang.
diasumsukan satu sepeda motor menangkut 1 orang maka dibutuhkan 22 lot parkir sepeda motor atau dibulatkan 25 lot parkir.
Yayasan pelayanan kematian (4 YPK) a) mobil
139 b) mobil jenazah
diasumsukan 1 YPK menggunakan 1 unit mobil jenazah, sudah dimasukkan dalam perhitungan parkir umum.
Tabel 24. Kebutuhan luas parkir Sumber: analisis pribadi
No Nama Ruang Peralatan Gambar Luas (m2)
1 Parkir mobil Mobil 12,5
2 Parkir mobil
disabilitas
Mobil, kursi roda 18
3 Parkir sepeda
motor / sepeda
Sepeda motor / sepeda
1,4
4 Parkir truk
pemadam kebakaran
Truk pemadam kebakaran
140
5 Parkir bus Bus 47,6
6 Parkir truk Truk 42.5
3.2. Analisis pendekatan sistem bangunan
3.2.1. Studi sistem struktur dan pelingkup
141 menggunakan pendekatan erorika13 meminjam istilah yang digunakan Prof.
Dr. Josef Prijotomo bahkan diskursus pencarian identitas arsitektur di Nusantara juga dilihat dengan kacamata erorika14. Oleh karena itu mari kita
mencoba membandingkan dua jenis pendekatan yang berbeda dari sistem struktur dan pelingkup dari sudut pandang erorika dan sudut pandang arsitektur nusantara.
Arsitektur erorika atau arsitektur nusantara?
Arsitektur erorika adalah arsitektur yang dibuat dengan kondisi empat musim dimana mati dan hidup penghuni ditentukan oleh seberapa besar panas dapat disimpan dan dilepaskan karena perbedaan temperatur bersifat ekstrem15. Karena itu urusan pengaturan panas membuat arsitektur
13 Erorika atau European rethoric yang dimaksud merujuk pada arsitektur barat
merujuk pada Eropa.
14 Sudah semenjak pertamakali diselenggarakan di awal 1950-an, sekolah arsitektur
di Indonesia mengisi pengajaran dan pengetahuan arsitekturnya dengan arsitektur Erorika sebagai tulang punggung sekaligus jiwa dari pengetahuan arsitekturnya. Para pengajar yang adalah bangsa asing dan berlatarbelakang pendidikan arsitektur Erorika telah mengisi pendidikan arsitektur di Indonesia ini dengan segenap ihwal kearsitekturan yang Erorika. (Prijotomo, 2011)
15 Bandingkan dengan cuaca di Illinois yang memiliki iklim benua, dengan curah salju
142 erorika adalah arsitektur perlindungan yang sangat terkait dengan sifat material bahan bangunan yang digunakan. Untuk dapat mempertahankan panas dengan efektif diperlukan sistem konstuksi bangunan yang kaku, padat dan logis didapatkan dari penggunaan dinding masif pemikul beban.
Kejelasan logika sistem struktur erorika diajarkan di Indonesia dengan pemisahan trikotomi sistem struktur bangunan:
1. Substruktur dan pondasi
143
Gambar 59. Jenis pondasi bangunan Sumber: https://www.onlinecivilforum.com
144 Gambar 60. Sondir atau DCP
Sumber: http://www.conepenetration.co.uk. Diakses 3 Maret 2018
2. Superstructure
Adalah struktur yang terletak di atas tanah dan di bawah atap. Dibedakan menjadi sistem struktur dinding pemikul beban (load bearing) baik dinding masif atau plat dinding sejajar. dan sistem rangka batang (post and lintel). Pada struktur dinding pemikul beban, seluruh permukaan dinding bekerja sebagai penyakur gaya aksial dari atas ke bawah dan gaya lateral dan dibedakan menjadi struktur dinding masif dan struktur dinding plat sejajar.
Gambar 61. Struktur dinding pemikul beban Sumber: (Frick, Heinz; Setiawan, 2007)
145 Gambar 62. Struktur rangka batang
Sumber: https://jayawan.com
3. Sistem lantai
Sisistem lantai adalah bidang horizontal yang mendukung beban hidup misalnya beban manusia, furnitur, kendaraan dan beban mati yaitu beban konstruksi dan penutup lantai. Terdapat dua komponen utama dari sistem lantai yaitu konstruksi plat lantai dan penutup lantai.
Tabel 25. Sistem lantai berdasarkan pendistribusian beban. Sumber: Building Construction Illustrated
No Nama Kegunaan Jarak Bentang Tebal slab / balok joist slab
Beban ringan hingga
menengah, bentang panjang perlu post-lebar joist 12-23cm
3 Two-way slab dan balok
Beban menengah hingga berat
146 panjang perlu
post-tensioning
7 m - 16 m + kantilever 1/3
bentang
7,5 cm – 11,5 cm
5 Two-way flat plate
Beban ringan 3,6 m – 7 m 12,5 cm – 30 cm Lebar kolom kapital
1/3 bentang
15-30cm Tebal kolom kapital:
¼ tebal slab
Berdasarkan bahan konstruksi rangkanya, sistem lantai dapat dibuat dengan:
a) Rangka Beton , baik pre-cast atau in-cast yang didukung balok, tanpa didukung balok atau didukung dinding pemikul beban. Dibedakan menjadi: solid flat slab, hollow core slab, single tees, double tees, pre-cast slab, pre-pre-cast structural tees.
b) Rangka Baja, yang mendukung plat lantai beton pre-cast, metal decking atau papan. Rangka baja dapat bertumpu pada kolom beton atau dinding pemikul beban. Rangka baja dapat dipakai untuk one way beam system, two way beam system, triple way beam system, open web steel joist.
147 4. Konstruksi dan pelingkup atap
Adalah struktur yang terletak di bagian atas dan melindungi bangunan dari panas, hujan dan salju. Secara umum struktur atas dibedakan menjadi strukur atap rangka dan struktur atap bidang. Struktur atap rangka dapat dibuat dengan menggunakan baja berat, baja ringan, balok kayu, papan kayu dan bambu. Struktur atap bidang umumnya dibuat dengan beton bertulang membentuk bidang lipat, cangkang dan serupa lantai untuk fungsi
roof garden. Di negara-negara Afrika utara bidang atap juga dapa dibuat dengan tanah liat dan batu bata.
Tabel 26. Macam atap berdasarkan kemiringan Sumber: Building Construction Illustrated
No Nama Catatan Bahan Kemiringan
1 Flat roof Memerlukan lapisan antiair
Slab beton, papan kayu, kuda-kuda baja, balok baja / kayu dan papan.
Datar hingga 1:50
2 Slooping roof
Memerlukan lapisan bawah anti air dan flashing
Papan kayu, balok kayu / baja,
kuda-kuda kayu / baja
Rendah: hingga 3:12
Menengah – tinggi: 4:12 – 12:12
Tabel 27. Macam konstruksi atap.
Sumber: Building Construction Illustrated & Structures
148 2 Steel rigid
frame
Heavy steel
149 8 Laminated
wood roof
Glue-lam. Finger joints
bervariasi
Sumber:
http://westernwoodstructures.co m
9 Membran e structure
Air-supported structure, air-inflated structure
bervariasi
Struktur juga dapat terbentuk dari kesatuan struktur tengah dan struktur atas. Struktur bidang lipat dan struktur cangkang terbuat dari satu kesatuan beton bertulang yang berfungsi sekaligus sebagai kolom dan balok yang menahan gaya lateral dan aksial.
150 Pelingkup dapat dibedakan menjadi pelingkup horizontal dan pelingkup vertikal. Pelingkup horizontal berupa lantai tempat penhuni dan barang berpijak. Lantai dibuat dari konstruksi bidang misalnya dengan beton bertulang cetak di tempat, konstruksi lantai pra cetak, konstruksi lantai kayu, bambu atau kaca. Lantai tersebut dapat ditutup dengan berbagai material misalnya lantai keramik, ubin pc, batu alam, granite tile, marmer, vynil floor,
laminated wood, karpet dan sebagainya. Lantai dapat juga dibuat beton telanjang dengan penyelesaian floor hardener atau epoxy resin. Pelingkup horizontal berupa penutup atap dengan berbagai material ditunjukkan dalam tabel di bawah:
Tabel 28. Jenis penutup atap
No Nama Catatan Gambar
1 Genting keramik
Beban yang berat. Dapat difinishing dengan glazur.
Sumber: www.gentenglayur.com 2 Genting
beton
Beban berat. Dapat
difinishing glazur. Dibuat secara
ekstrusi. Sumber: www.monier.co.id 3 Atap metal /
zincalume
Ringan, tidak tahan api, pemasangan cepat.
Sumber:
151 4 UPVC Ringan, tidak
tahan api, tahan korosi.
Sumber: www.alderon.co.id 5 Kaca Berat, kaku,
umumnya transparan, tidak tahan api.
Sebaiknya digunakan tipe tempered
laminate. Sumber: https://sc01.alicdn.com 6 Bitumen Ringan,
lentur, tahan api, dalam lembaran atau panel.
Sumber: https://id.onduline.com 7 Membran
EFTE
Ringan, kuat, transparant, elastik, peredam suara yang baik.
Sumber: www.birdair.com 8 PTFE
Fiberglass
Memiliki lapisan teflon, durabilitas tinggi, fleksibel, kurang
transparan Sumber: www.birdair.com 9 Roof garden Vegetasi
rumput, semak dan perdu, memperluas daerah hijau dalam bangunan
Sumber:
152 Pelingkup horizontal berupa penutup plafon dengan berbagai material ditunjukkan dalam tabel di bawah:
Tabel 29. Jenis penutup plafon
No Nama Catatan Gambar
1 Gypsum Berat, dapat di cat, tidak tahan air, sambungan tidak terlihat
Sumber: www.usgboral.co.id 2 Fiber cement Beban berat,
sambungan terlihat, tahan air, tahan api.
Sumber: www.kalsi.co.id
3 PVC Ringan, tidak
merambat api api, tahan air, berupa papan panel
Sumber: www.sd.co.id
4 Metal Kaku, sudah
terfinishing, tahan korosi, tidak tahan api
Sumber:
153 5 Aluminum
composite panel
Kaku, sudah terfinishing, tahan korosi, tidak tahan api
Sumber: lapisan teflon, durabilitas tinggi, fleksibel, kurang
transparan Sumber: www.birdair.com
Pelingkup vertikal berupa dinding dengan berbagai material ditunjukkan dalam tabel di bawah:
Tabel 30. Jenis dinding
No Nama Catatan Gambar
1 Batu bata Berat, disambung dengan semen, bisa diplester atau diekspos, tidak tahan air
Sumber: www.lowes.com 2 Autoclaved semen, bisa diplester atau diekspos, tidak tahan air.
Sumber:
154 3 Glassblock Transparan,
mudah pecah
Sumber: www.homedepot.com 4 Panel gypsum Kaku, tidak
tahan air, perlu difinishing
Sumber:
https://www.alibaba.com 5 Panel GRC Ringan, kaku,
dapat dibuat perforated, tahan air, perlu finishing
Sumber:
http://grckharismaperkasa.com/
6 Kaca Transparan,
penyalur panas, anti air
Sumber:
http://innovativeag.com.au 7 Perforated
metal
Penyalur udara yang baik, dapat menangkis panas, ringan
Sumber:
155 Arsitektur nusantara adalah arsitektur yang dibuat di daerah beriklim tropis panas lembab. Karena suhu udara di daerah ini stabil antara 22-28 derajat celcius maka penghuni bangunan tidak memerlukan penyimpanan panas yang baik. Tantangan cuaca muncul dari curah hujan yang tinggi dan menyebabkan kelembaban udara yang tinggi, oleh karena itu arsitektur nusantara adalah arsitektur pernaungan dari hujan dengan bentuk atap yang menjulang.
156 Tabel 31. Perbedaan arsitektur erorika dan arsitektur nusantara
Sumber: (Prijotomo, 2011)
Arsitektur erorika / barat Arsitektur nusantara
Empat musim Dua musim
Perlindungan Pernaungan
Konstruksi kaku Konstruksi goyang
Dinding pemikul dan rangka batang Rangka batang
Berpondasi Tanpa pondasi
3.2.2. Studi sistem utilitas
Kelistrikan
Sumber listrik berasal dari transmisi yang dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara. Di daerah Kabupaten Semarang, listrik diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Air di Jelok, Kabupaten Semarang. Listrik kemudian disalurkan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET), saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran kabel tegangan tinggi (SKTT).
Skema 21. Transmisi listrik dari pembangkit ke konsumen Sumber: http://ilmu-listrik.weebly.com
157 Dalam keadaan darurat atau jika diperlukan listrik yang harus menyala terus, listrik dapat dibangkitkan menggunakan generator listrik berbahan bakar diesel. Generator ini sebaiknya diletakkan di luar bangunan utama atau di dalam bangunan dengan sirkulasi udara buatan khusus. Generator yang umumnya menimbulkan suara berisik dapat diredam menggunakan kulit peredam khusus.
Gambar 64. Generator listrik jenis silent
Sumber: https://img.diytrade.com
Pemipaan dan sanitasi
158 Skema 22. Metode down feed (kiri) dan metode up feed (kanan)
Sumber: http://2.bp.blogspot.com
Air hujan yang ingin digunakan lagi diperoleh dengan menampung air yang jatuh pada atap, dak lantai dengan bantuan talang dan roof drain / floor drain. Air hujan kemudian disaring atau langsung disimpan dalam tangki penyimpanan khusus. Jika diperlukan air tersebut dapat digunakan lagi dengan cara memompanya dan menyalurkan ke toilet dan saluran pengairan taman.
Limbah padat dan limbah cair diolah dengan cara diendapkan dalam grease trap atau kolam septicktank.
Pencegahan kebakaran
159 1. Akses pemadam kebakaran
a) Jarak antara bangunan setinggi 8 meter sampai 14 meter adalah 3 meter hingga 6 meter
b) Memiliki akses masuk , sirkulasi dan keluar untuk mobil pemadam kebakaran. Lingkungan dilengkapi perkerasan khusus berukuran lebar 6 meter dan panjang minimum 15 meter dan jika ada belokan memiliki radius putar dalam minimum 9,5 meter dan radius putar luar minimum 10,5 meter.
Gambar 65. Letak hidran halaman terhadap jalur akses pemadam kebakaran.
Sumber: Permen PU no 26/PRT/M/2008
160 d) Untuk bangunan berlantai lebih dari 20 meter dari tanah harus
dilengkapi ruang saf khusus pemadam kebakaran. 2. Sistem kebakaran pasif
a) Menggunakan bahan dinding tahan api, dinding penghalang, jendela dan pintu yang tahan api.
b) Atrium diberi penghalang api dan ada proteksi bukaan pada dinding koridor
c) Koridor eksit tidak boleh terhalang furnitur, dekorasi, cermin dan sebagainya.
3. Sistem kebakaran aktif
a) Memiliki sistem pipa tegak
b) Memiliki detektor bahaya kebakaran
c) Memiliki sprinkler otomatis dengan sumbat kaca tiap 4,6 meter dan sinyal alarm
d) Memiliki pompa air khusus pemadam kebakaran yang dapat menjangkau ketinggian 26-66 meter yang didukung tenaga listrik cadangan(Juwana, 2008).
e) Memiliki alat pemadam api ringan (APAR)
161 Gambar 66. Jenis tabung pemadam api ringan berdasarkan isi
Sumber: http://www.pandawalima.co.id
Penangkal petir
Penangkal petir adalah jaringan untuk memisahkan aliran listrik petir dan aliran listrik peralatan dalam bangunan untuk alasan keamanan. Komponen jaringan penangkal petir adalah tiang penangkap petir dari logam, pemotong arus, penghantar berupa kabel tembaga, konektor dan sistem pengebumian. Pada saat ini terdapat tiga jenis jaringan pemadam kebakaran yaitu konvensional, sistem Thomas dan sistem Prevectron.
Pengolahan sampah konsumsi
162 Telepon dan internet
Jaringan telepon dan internet masa kini disalurkan melalui kabel optik atau melalui kabel tembaga melalui pengkabelan udara. Jaringan telepon dihubungkan ke private automatic branch exchanger (PABX) untuk disalurkan ke pesawat telepon masing-masing. Internet disalurkan melalui jaringan intranet dengan kabel LAN melalui router atau nirkabel dengan Wifi.
Keamanan
Pemanfaatan closed-circuit television (CCTV) yang dipasang di sudut-sudut bangunan atau lingkungan dapat digunakan untuk mengawasi aktivitas penghuni dan keadaan mesin.
3.2.3. Studi pemanfaatan tehnologi
4.2.3.1 Mixed mode cooling system
163 temperatur udara luar mencapai tidak nyaman bagi penghuni bangunan. (Yeang, 2016). Pada sistem ini hanya mekanis rendah energi yang digunakan misalnya kipas angin raksasa, fan demister16, pelingkup fasad
ganda, atrium. Mode ini umumnya dikombinasikan dengan pencahayaan alami.
Gambar 67. Mixed mode cooling system dengan fan ekstraktor
Sumber: Constructed Ecosystems Idea and Subsystems In The Work of Ken Yeang
16 Fan demister adalah kipas angin yang dilengkapi alat untuk menangkap titik air
164
4.2.3.2 Rain check wall / monsoon wall
Rain check wall atau dinding pemeriksa / penyaring hujan adalah pendekatan desain bioklimatik yang memampukan selubung bangunan menyaring aspek positif dan aspek negatif iklim termasuk pencahayaan alami dan heat gain. Pada iklim panas dan lembab yang ditandai dengan banyaknya curah hujan dan angin yang sejuk, rain check wall dapat mencegah air hujan yang ditiup angin namun tetap membiarkan udara sejuk masuk ke dalam bangunan. Rain check wall merupakan inovasi yang menggabungkan pengudaraan alami atau campuran pada ruang-ruang publik seperti atrium sehingga udara yang masuk dapat menyejukkan ruangan. Udara tersebut masuk melalui celah-celah kecil di jendela (Yeang, 2016).
Gambar 68. Konsep rain check wall
165
3.3. Analisis pendekatan konteks lingkungan
3.3.1. Analisis pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi krematorium merujuk pada fungsi pemakaman yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1987 tentang penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan makam pada Bab II dimana penunjukan dan penetapan lokasi pemakaman diatur oleh Gubernur Kepada Daerah. Penunjukan tanah pemakaman tersebut sesuai dengan Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Kota setempat meliputi persyaratan:
1. Tidak berada dalam wilayah yang padat penduduknya. 2. Menghindari penggunaan tanah subur.
3. Memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup. 4. Mencegah pengrusakan tanah dan lingkungan hidup.
5. Mencegah penggunaan tanah yang berlebih – lebihan.
Selain Peraturan Pemerintah di atas, pemilik projek juga menetapkan persyaratan pemilihan lokasi tambahan yaitu:
1. Pencapaian kurang dari 1 jam dari pusat Kota Semarang, yaitu area Tugu Muda.
166 4. Tidak mendapat penolakan dari warga setempat.
5. Pemandangan yang menarik. Tabel 32.Kriteria pemilihan lokasi Sumber: analisis pribadi
Kriteria Syarat
Fungsi kawasan Pemakaman dan kapasitasnya
Pencapaian Maksimum 1 jam dari pusat Kota Semarang. Dekat dengan jalan primer atau jalan tol. Dapat diakses bus.
Kelas jalan Minimum kolektor primer. Jarak dari pemukiman Minimum 100 meter.
Utilitas Air bersih, listrik dan telepon Terdapat fasilitas
sejenis
Tidak terdapat krematorium atau kolumbarium. Vista yang menarik View gunung
Menimbang dua kelompok persyaratan di atas ada beberapa lingkungan yang dapat dipertimbangkan untuk projek yaitu:
1. Kota Semarang: Lingkungan pemakaman Bergota dan lingkungan pemakaman Kedung Mundu.
167 Gambar 69. Peta Kota Semarang dan Kabupaten Semarang
Sumber: http://bppd.jatengprov.go.id/. Diakses 1 Maret 2018
3.3.1.1. Pemakaman Bergota
168 Gambar 70. Peta pemakaman Bergota ditandai blok hijau.
Sumber: googlemaps.com Diakses 21 Maret 2018
Sejalan dengan berkembangnya kota Semarang maka semakin padat pemanfaatan Bergota sebagai tempat pemakaman umum. Pada saat ini, Bergota adalah pilihan utama pemakaman di Semarang sehingga terkesan sangat padat.
Gambar 71. Foto udara pemakaman Bergota
169 3.3.1.2. Pemakaman Kedung Mundu
170 Gambar 72. Peta pemakaman Kedung Mundu ditandai blok hijau
Sumber: googlemaps.com Diakses 21 Maret 2018
3.3.1.3. Pemakaman Gotong Royong Ambarawa
171 Gambar 73. Pemakaman Gotong Royong ditandai blok hijau
Sumber: googlemaps.com Diakses 21 Maret 2018
3.3.1.4. Pemakaman di lingkungan Ungaran Timur
172 Tabel 33. Peringkat pemilihan lingkungan pemakaman, angka 5 adalah tertinggi.
Sumber: analisis pribadi
Kriteria Kedung Mundu
Bergota Ambarawa Ungaran Timur
Berdasarkan tabel peringkat di atas diketahui kawasan atau lingkungan Ungaran Timur di Kabupaten Semarang memiliki potensi terunggul untuk projek. Kedung Mundu mendapat peringkat kedua karena lokasinya yang dekat dengan Kota Semarang namun dihindari karena sudah adanya Krematorium Kedung Mundu, tepat disebelah tapak makam YPK Arimatea. Kawasan Bergota dinilai tidak layak untuk projek ini karena keterbatasan lahan dan tidak ada vista yang baik. Pemakaman Ambarawa juga dinilai tidak layak karena jaraknya yang jauh dari Kota Semarang dan sudah tersedianya Krematorium Gotong Royong.
173 Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
Kawasan terletak di timur dari gerbang keluar tol Ungaran Timur dan dapat diakses sejauh 40 menit dari gerbang masuk Gayamsari, Kota Semarang.
Kawasan ini dipilih karena letaknya yang kurang dari 1 jam diakses dari Kota Semarang, telah memiliki pemakaman umum yang dikelola oleh swasta, memilki iklim mikro, jauh dari pemukiman dan pemandangan yang baik.
Batas-batas kawasan:
1. Utara : Kota Semarang
2. Timur : Kabupaten Demak dan Kecamatan Pringapus 3. Selatan : Kecamatan Pringapus dan Kecamatan Bergas 4. Barat : Kecamatan Ungaran Barat
Gambar 74. Peta administrasi Kabupaten Semarang
174 1. Merupakan daerah dataran tinggi di kaki Gunung Ungaran.
2. Terdapat beberapa pemakaman umum swasta seperti Pemakaman Heaven Hill, Pemakaman Mount Carmel dan Pemakaman Madinah. 3. Mayoritas penduduk bermata pencaharian petani dan pekerja industri. 4. Mayoritas lahan digunakan untuk pertanian.
Kekuatan buatan:
1. Memiliki regulasi tentang lahan pemakaman.
2. Sebagai kota kecamatan, pendukung daerah hijau Kabupaten Semarang.
Amenitas alami:
1. Pemandangan alam yang baik seperti pemandangan Gunung Merapi dan pemandangan Kabupaten Demak.
2. Terletak pada daerah perbukitan dengan topografi beragam landai hingga terjal.
3. Memiliki mata air alami yang digunakan untuk persawahan dan konsumsi rumah tangga.
175 Amenitas buatan:
1. Memiliki akses utama jalan tol dan akses pendukung jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder dan jalan lokal. Jalan kolektor masih belum dilebarkan penuh.
2. Terdapat prasarana listrik, telepon dan air minum PDAM.
Referensi visual
Gambar 75. Pemandangan Gunung Ungaran
Sumber: https://bonvoyagejogja.com. Diakses 1 Februari 2018
Citra arsitektural:
1. Bangunan harus merespon kontur.
176 3. Asap krematorium tidak menggangu pemukiman dan lahan pertanian
sekitar
Kesimpulan:
1. Potensi: memiliki jalan akses tol, lingkungan yang sejuk dengan topografi berkontur dan pemandangan yang baik, terdapat pemakaman swasta di dalam kawasan.
2. Kendala: jauh dari pusat kota kabupaten, jalan kolektor belum diperlebar penuh.
3.3.2. Analisis pemilihan tapak
3.3.2.1 Alternatif 1: Jalan Nakula, Kecamatan Ungaran Timur
Tapak berada di lereng bukit yang berorientasi ke arah timur laut. Terletak 250 meter dari SMP Negeri 5 Ungaran dan 500 meter dari pemukiman terdekat.
Batas-batas tapak
1. Utara : persawahan
2. Timur : persawahan, Jalan Nakula, SMP Negeri 5 Ungaran. 3. Selatan : persawahan
177 Gambar 76. Alterntif lokasi tapak 1 ditandai blok hijau
Sumber: googlemaps.com Diakses 21 Maret 2018
Luas tapak ±38.700 m2, terletak di jalan kolektor primer dengan ketentuan
KDB 40%, ketinggian maksim-um 2 lantai. Di dalam tapak terdapat saluran irigasi tanpa tanggul dan menurut peraturan setempat memiliki garis sempadan 1 meter.
Berikut adalah foto dokumentasi tapak
178 Gambar 78. Pemandangan sawah di sisi timur
Sumber: dokumentasi pribadi
Di dalam tapak terdapat vegetasi pohon sengon (Albizia chinensis) yang banyak. Pohon sengon yang masih satu keluarga dengan pohon trembesi adalah tanaman tropik dengan ketinggian di atas 10 meter. Pohon ini memiliki manfaat utama peneduhan di persawahan, melindungi erosi tanah lerengan dan menyuburkan tanah.
Gambar 79. Foto titik tertinggi tapak dengan dataran terbuka dan pohon sengon
179 Gambar 80. Memasuki tapak terdapat jembatan kecil
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 81. Vegetasi khas berupa pohon sengon Sumber: dokumentasi pribadi
Tabel 34. Tabel potensi dan kendala tapak alternatif 1 Sumber: analsis pribadi
Potensi Kendala
Berada jauh dari pemukiman. Masuk dari Jalan Nakula cukup dalam.
Suasana tapak tenang dan sejuk Jalan masuk masih berupa tanah dan sempit
180 3.3.2.2 Alternatif 2: Jalan Ungaran - Mranggen, Kecamatan Ungaran Timur Tapak berada di lereng bukit yang berorientasi ke arah timur laut. Terletak 360 meter di atas permukaan laut . Tapak berjarak 3km dari Pemakaman Mount Carmel dan Pemakaman Medinah.
Batas-batas tapak
1. Utara : hutan, Jalan Ungaran-Mranggen 2. Timur : persawahan, sungai
3. Selatan : persawahan
4. Barat : persawahan, sungai
181 Luas tapak ±42.000 m2, terletak di jalan kolektor primer dengan ketentuan
KDB 40%, ketinggian maksimum 2 lantai. Berikut adalah foto dokumentasi tapak
Gambar 83.Foto jalan masuk tapak dari Jalan Ungaran-Mranggen Sumber: dokumentasi pribadi
182 Gambar 85. Terdapat saluran udara tegangan ekstra tinggi di barat
Sumber: dokumentasi pribadi
Gambar 86. Memasuki tapak terdapat jalan setapak Sumber: dokumentasi pribadi
Tabel 35.Tabel potensi dan kendala tapak alternatif 2 Sumber: analsis pribadi
Potensi Kendala
Berada jauh dari pemukiman. Kontur curam
Suasana tapak tenang dan sejuk Jalan masuk masih berupa tanah dan sempit, terletak di jalan kolektor sekunder
Pemandangan Kabupaten Demak yang indah
Berbatasan dengan tempat pengolahan sampah
Dekat SUTET
183 Gambar 87. Pencapaian tapak dari Jalan Tol Semarang-Bawen
Sumber: googlemaps.com Diakses 21 Maret 2018
Tabel 36. Analisis SWOT pemilihan tapak Sumber: analisis pribadi
SWOT Alternatif 1: Jalan
Nakula
Alternatif 2: Jalan Ungaran
-Mranggen Strengths Lebih dekat tol, tanah
landai
Jauh dari pemukiman, pemandangan lebih baik
Weaknesses Jalan kolektor primer, jalan masuk setapak, sempit
Lerengan curam, jauh dari jalan tol, jalan kolektor sekunder, dekat SUTET
Opportunities Jalan setapak dilebarkan, vegetasi pohon sengon
Orientasi massa untuk memanfaatkan
pemandangan
Threats Semakin dekatnya
pemukiman.
184 Tabel 37. Matriks pemilihan tapak
Sumber: analisis pribadi
Kriteria Bobot Alternatif 1 Alternatif 2
Lokasi peruntukan pemakaman
30 30 30
Topografi 20 20 10
Pencapaian 30 20 10
Jarak dari pemukiman
20 15 20
Total 100 85 70
Berdasarkan penilaian di atas maka tapak terpilih adalah tapak alternatif 1 di Jalan Nakula, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.