Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-1
BAB
2
Profil Wilayah
Kabupaten Seluma
2.1 Wilayah Administrasi
Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Seluma berada di Pantai Barat Pulau Sumatera
bagian Selatan, membujur di sepanjang Bukit Barisan dengan posisi koordinat 03˚49’55,66” - 04˚21’40,22” LS dan 101˚17’27,57” - 102˚59’40,54” BT. Letak geografis tersebut, secara administratif mempunyai batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah; Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten
Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan; Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Bengkulu Selatan;
Sebelah Barat berbatasan dengan : Samudera Indonesia.
Wilayah Kabupaten Seluma ini semula merupakan bagian dari Wilayah Kabupaten
Bengkulu Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, yang menjadi dasar
terbentuknya Kabupaten Seluma, dengan luas wilayah 4.128,46 km², yang terdiri dari
2.400,44 km2 atau 240.044 Ha wilayah darat dan ± 1.728,02 km² wilayah laut. Menurut UU
tersebut, bagian wilayah yang dimekarkan menjadi Wilayah Kabupate Seluma terdiri dari 5
(lima) kecamatan yakni :
Kecamatan Sukaraja;
Kecamatan Seluma;
Kecamatan Talo;
Kecamatan Semidang Alas; dan
Kecamatan Semidang Alas Maras.
Dalam perkembangannya, Wilayah Kabupaten Seluma yang semula hanya lima wilayah
kecamatan, saat ini telah dimekarkan menjadi 14 Kecamatan, 179 Desa dan 20 Kelurahan
dengan luas masing-masing dapat dilihat seperti pada Tabel 2.1 Komposisi luas
masing-masing kecamatan dapat diperlihatkan seperti pada Gambar II.1. Sedangkan lokasi
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-2
Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Seluma Tahun 2016
No. Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Luas Wilayah (Ha) (%)
1. Sukaraja 21 24.078 10,03
2. Air Periukan 16 12.233 5,10
3. Lubuk Sandi 14 17.519 7,30
4. Seluma Barat 9 10.245 4,27
5. Seluma 7 2.183 0,91
6. Seluma Utara 10 41.089 17,12
7. Seluma Timur 8 6.450 2,69
8. Seluma Selatan 12 7.446 3,10
9. Talo 15 11.120 4,63
10. Talo Kecil 11 5.977 2,49
11. Ulu Talo 13 22.716 9,46
12. Ilir Talo 15 13.138 5,47
13. Semidang Alas 24 55.475 23,11
14 Semidang Alas Maras 25 10.375 4,32
Total Luas Kabupaten Seluma 199 240.044 100,00
Sumber : Profil Kabupaten Seluma 2016
Gambar II.1
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-3
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-4
2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Seluma periode 2010 – 2015, rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,469% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terdapat di
Kecamatan Seluma, yaitu sebesar 2,308%. Selengkapnya tentang laju pertumbuhan
penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada
Tabel 2.2.
TABEL 2.2
JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN SELUMA TAHUN 2009 – 2015
Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rate Pertum-buhan
1. Semidang Alas Maras 20.801 21.122 21.644 22.046 22.391 22.701 1,764 2. Semidang Alas 13.591 13.803 13.926 14.081 14.197 14.500 1,304 3. Talo 10.591 10.754 10.831 10.941 11.020 11.266 1,245 4. Ilir Talo 13.135 13.337 13.246 13.292 13.299 13.687 0,835 5. Talo Kecil 9.259 9.402 9.673 9.873 10.047 10.166 1,888 6. Ulu Talo 4.816 4.891 4.935 4.990 5.031 5.138 1,304 7. Seluma 8.344 8.472 8.838 9.079 9.300 9.349 2,308 8. Seluma Selatan 10.588 10.751 10.852 10.974 11.066 11.300 1,311 9. Seluma Barat 7.798 7.919 7.949 8.015 8.060 8.253 1,143 10. Seluma Timur 8.901 9.038 8.901 9.007 9.199 9.275 0,834 11. Seluma Utara 7.736 7.857 7.933 8.025 8.095 8.264 1,330 12. Sukaraja 29.740 30.203 31.134 31.807 32.399 32.752 1,950 13. Air Periukan 18.526 18.812 18.779 18.890 18.946 19.451 0,984 14. Lubuk Sandi 9.681 9.832 10.048 10.222 10.370 10.526 1,688 Jumlah 173.507 176.193 178.689 181.242 183.420 186.628 1,469
Sumber : Profil Wilayah Kabupaten Seluma Tahun 2016
Dari tabel 2.3 terlihat bahwa, laju pertumbuhan penduduk periode 2010 – 2015, rata-rata sebesar 1,47%. Namun dilihat dari sebarannya, laju pertumbuhan penduduk tersebut sangat
pariatif. Kecamatan yang paling tinggi laju pertumbuhannya dalah Kecamatan Seluma, yaitu
sebesar 2,31%/tahun.
Berdasarkan karakteristik tersebut, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Seluma secara umum dapat dikategorikan mempunyai laju pertumbuhan sedang. Mengingat
terdapat kecamatan-kecamatan yang laju pertumbuhannya relatif kecil.
Dalam rangka memproyeksikan jumlah penduduk maka, laju pertumbuhan yang digunakan
adalah laju pertumbuhan rata-rata, yaitu sebesar 1,47%. Selengkapnya tentang perkiraan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-5
Tabel 2.3
Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Seluma
Tahun 2014 – 2021
Kecamatan 2017 2018 2019 2020 2021 1. Semidang Alas Maras 22.702 22.702 22.702 22.702 22.702 2. Semidang Alas 14.501 14.501 14.501 14.501 14.501 3. Talo 11.267 11.267 11.267 11.267 11.267 4. Ilir Talo 13.688 13.688 13.688 13.688 13.688 5. Talo Kecil 10.167 10.167 10.167 10.167 10.167 6. Ulu Talo 5.139 5.139 5.139 5.139 5.139 7. Seluma 9.350 9.350 9.350 9.350 9.350 8. Seluma Selatan 11.301 11.301 11.301 11.301 11.301 9. Seluma Barat 8.254 8.254 8.254 8.254 8.254 10. Seluma Timur 9.276 9.276 9.276 9.276 9.276 11. Seluma Utara 8.265 8.265 8.265 8.265 8.265 12. Sukaraja 32.753 32.753 32.753 32.753 32.753 13. Air Periukan 19.452 19.452 19.452 19.452 19.452 14. Lubuk Sandi 10.527 10.527 10.527 10.527 10.527 Jumlah 186.642 186.643 186.643 186.643 186.643
Sumber : Hasil Analisis
2.3 Topografi Wilayah
Topografi wilayah Kabupaten Seluma terdiri dari daerah dataran dan berbukit sampai
bergunung. Berdasarkan atas ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Seluma
dapat diklasifikasi sebagai berikut :
Ketinggian >10 m dpl seluas 30.810 Ha atau 12,834 %.
Ketinggian 10 – 25 m dpl seluas 22.322 Ha atau 9,295 %.
Ketinggian 25 – 50 m dpl dengan seluas 27.274 Ha atau 11,357 %. Ketinggian 50 – 100 m dpl dengan seluas 18.773 Ha atau 7,817 % . Ketinggian 100 – 500 m dpl dengan luas 58.409 Ha atau 24,322 %. Ketinggian 500 – 1.000 m dpl dengan luas 42.323 Ha atau 17,624 %. Ketinggian >1.000 m dpl dengan luas 40.223 Ha atau 16,750 %.
Wilayah Kabupaten Seluma menurut tingkat kemiringan dapat diklasifikasi sebagai berikut :
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-6
2.4 Geohidrologi
Kabupaten Seluma memiliki sungai besar dan kecil, antara lain : Sungai Air Ngalam, Air
Seluma, Air Simpang, Air Dingin, Air Plubang, Air Gambiran Air Rika, Air Plubang
Simpang Kanan dan Simpang Kiri, Air Tanjung Aur, Air Nelas Kiri, Air Keruh, Air Nelas,
Air Sindur, Air Kungkai, Air Penago, Air Talo, Air Alas, dan Air Maras. Sungai tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi dan sumber air minum PDAM.
Secara umum kondisi topografi wilayah Kabupaten Seluma adalah datar hingga curam.
Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah bertopografi datar seluas 89.105 ha (37,12%),
curam seluas 59,760 ha (24, 90%) dan sangat curam (terjal) seluas 67.239 ha (28.01%).
Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak halus dengan luas 1.112,60
km² (46,35%), tekstur sedang 607.92 km² (25,33%), halus 336,28 km² (14,01%), agak
kasar 124,85 km² (5,20%) , dan kasar 218,79 km² (9,11%).
Jenis tanah pada umumnya di Kabupaten Seluma adalah alluvial, podsolik merah kuning
latosol, dan podsolik coklat litosol. Komposisi jenis tanah tersebut secara berurutan adalah
17,24%; 23,77%; 17,29% ; dan 19,0%. Sedangkan jenis tanah lainnya umumnya rata-rata
dibawah 10 persen, yaitu : organosol gley humus (4,67%), podsolik merah kuning (8,99%),
litosol (5,41%), dan podsolik merah kuning litosol (3,63%).
Ditinjau dari aspek tata air Kabupaten Seluma memiliki sungai besar dan kecil, antara lain:
Sungai Air Ngalam, Air Seluma, Air Simpang, Air Dingin, Air Plubang, Air Gambiran, Air
Rika, Air Plubang Simpang Kanan dan Simpang Kiri, Air Tanjung Aur, Air Nelas Kiri, Air
Keruh, Air Nelas, Air Sindur, Air Kungkai, Air Penago, Air Talo, Air Alas, dan Air Maras.
Sungai-sungai tersebut ada yang langsung bermuara ke Samudra Indonesia. Sungai di
Kabupaten Seluma berfungsi sebagai sumber irigasi dan sumber air minum PDAM.
Wilayah Kabupaten Seluma juga berbatasan dengan lautan Samudra Indonesia, dimana
kedalaman laut cukup bervariasi mulai dari 5 m sampai 200 m di bawah permukaan air laut.
Pada kondisi tertentu pasang air laut tercatat maksimum 120 cm di Muara Sungai Seluma.
Kabupaten Seluma sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian 100 – 1.000 Meter di atas permukaaan laut (dpl). Memiliki Relief tanah yang didominasi daerah perbukitan
dengan kemiringan lahan cukup tajam dan curam, berbukit dan terjal, terutama diwilayah
yang berada
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Seluma juga beriklim tropis
dengan curah hujan rata-rata 210 mm/bulan dengan jumlah bulan kering selama 3 bulan,
bulan basah 9 bulan, kelembaban nisbi rata-rata 85,11 persen dan suhu harian rata-rata
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-7
Sumber daya air di Kabupaten Seluma terdiri dari sumber daya air permukaan berupa air
sungai serta sumber air tanah berupa sumber air tanah dangkal dan air tanah dalam. Sumber
air tanah permukaan diantaranya adalah Sungai Air Kungkai, Sungai Air Ngalam, Sungai
Air Pelumbang, Sungai Air Tais, S. Air Alas, S. Air Pino. Di Kabupaten Seluma terdapat
Bendung Seluma yang digunakan untuk mengairi daerah irigasi teknis yang tersebar di
bagian selatan wilayah Kabupaten Seluma.
2.5 Geologi
Karakter geologi di Kabupaten Seluma dicirikan oleh endapan permukaan (surficial
deposits) serta batuan sedimen dan gunung berapi (sedimentary and volcanic rocks). Batuan
sedimen dan gunung api tersebut tersebar pada 3 lajur, 2 lajur terdapat dibagian lajur
bengkulu (Bengkulu zones) dan Lajur Barisan (Barisan zones), serta Lajur Palembang
(Palembang zones) terletak di bagian Timur Wilayah Kabupaten Seluma, tepatnya berada di
wilayah perbatasan Sumatera Selatan.
Endapan permukaan terletak di bagian barat wilayah Kabupaten Seluma yang merupakan
kompleks pesisir dan dataran rendah. Dalam kelompok ini terdapat bentukan geologi
berupa:
Aluvium (Qa, Qal) : Bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur, dan lempung;
Endapan Rawa : Pasir lanau, lumpur, lempung dengan sisa tumbuhan;
Undak Aluvium (Qat) : pasir, lanau, lempung, dan kerikil.
Bahan sedimen dan gunung api, khusunya lajur Bengkulu, terletak di bagian tengah wilayah
Kabupaten Seluma, pada transisi dari pesisir/dataran rendah ke pengunungan Bukit Barisan.
Dalam kelompok ini terdapat formasi geologi yaitu:
Formasi Bintunan (Qtb) : Konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu,
batulempung tufan, berbatu apung, kayu terkersikkan;
Formasi Spg Aur (Tmps) : Batupasir tufan, tuf, batulempung tufan, batupasir
bermoluska, konglomerat anekabahan;
Formasi Sebelat (Ttoms) : Perselingan batupasir, batulanau, dan batu lempung dengan
sisipan tipis batugamping.
Andesit (Tpan) : Andesit, yang merupakan batuan terobosan (intrusive rocks).
Batuan sedimen dan gunung api, khususnya lajur Barisan, terletak dibagian timur atau di
bagian hulu wilayah Kabupaten Seluma, yang merupakan kompleks Pegunungan Bukit
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-8
Satuan Batuan Gunung Api Andesit-Basal (Qv) : Lava bersusunan andesit sampai basal,
tuf dan breksi laharsari Bukit Dingin
(Qvd).
Formasi Hulusimpang (Tomh) : Lava, breksi gunung api dan tuf,
terubah, bersusunan andesit sampai
basal, tebal 700 m.
Sebaran bentukan-bentukan geologi tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar II.3.
2.6 Klimatologi
Ditinjau dari aspek hidroklimatologi, rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Seluma
sebesar 242,83 mm. Curah hujan bulanan tertinggi pada Bulan November sebesar 344 mm
dan curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulanan Juni sebesar 104 mm. Curah hujan
rata-rata tahunan adalah sebesar 2.915 mm dengan 126 hari hujan.
2.7 Wilayah Rawan Bencana
Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama, yaitu dataran
pantai yang membentang dari Kabupaten Muko-Muko sampai Kabupaten Kaur, dataran
alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan
karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi ini, maka
Provinsi Bengkulu termasuk didalamnya Kabupaten Seluma wilayahnya rawan bencana,
Di Kabupaten Seluma terdapat beberapa kawasan rawan bencana. Oleh karena itu,
penanganan terhadap rencana mitigasi bencana perlu dilakukan sejak dini. Laten gempa di
wilayah Kabupaten Seluma berasal dari gempa tektonik dan gempa vulkanik dengan potensi
pusat gempa (episentrum) berada di luar Kabupaten Seluma. Laten pusat gempa tektonik terletak di Samudera Indonesia, yang membentuk jalur gempa tektonik karena pertemuan 2
lempeng benua, yaitu Lempengan Indo-Australia dan Lempengan Eurasia. Gempa tektonik
yang terjadi akan berdampak di daratan dan di dasar laut. Dampak di daratan adalah berupa
guncangan gempa yang dapat merusak infrastruktur, permukiman, dan bentangan lahan
lainnya. Sementara dampaknya di lautan akan berpeluang menimbulkan gelombang pasang
dan tsunami, yang selanjutnya berdampak ke pesisir daratan, seperti yang telah di alami di
beberapa bagian di Pulau Sumatera.
Adapun sebaran kawasan rawan bencana di Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-9
Tabel 2.4
Sebaran Potensi Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kabupaten Seluma
No Kecamatan
Sedangkan untuk potensi bahaya rawan gempa relatif terjadi akibat tumbukan lempeng
Hindia-Australia, dimana gempa yang ditimbulkan tersebut terkadang dapat menimbulkan
dampak rawan tsunami, apabila tingkat kekuatan gempa hingga diatas 6SR.
Berkaitan dengan mitigasi bencana, Pemerintah Kabupaten Seluma telah menyiapkan peta
detail tentang risiko bencana. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk
merumuskan rekomendasi untuk penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-10
4.4
2.8 Profil Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Selain itu untuk
menggambarkan sejauh mana aktivitas perekonomian suatu wilayah dalam menghasilkan
tambahan pendapatan masyarakat pada periode tertentu. Sedangkan aktivitas perekonomian
merupakan suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output. Proses
penggunaan faktor produksi akan menghasilkan balas jasa. Oleh karena itu dengan adanya
pertumbuhan ekonomi diharapkan pendapatan masyarakat meningkat karena masyarakat
adalah pemilik faktor produksi. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan PDRB atas
dasar harga konstan. Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa pada kurun waktu tujuh
tahun atau tahun 2007-2011 kinerja perekonomian Kabupaten Seluma mengalami
peningkatan. Hal itu terlihat dari peningkatan total PDRB Kabupaten Seluma baik atas dasar
harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK). Pada tahun 2007 kinerja
PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga berlaku sebesar 566,19 miliar rupiah sedangkan
kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga konstan sebesar 303,84 miliar rupiah.
Pada tahun 2011 kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga berlaku telah mencapai
879,38 miliar rupiah sedangkan kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga konstan
telah mencapai 376,55 miliar rupiah.
Dengan demikian bila dibandingkan dengan tahun 2010, kinerja PDRB Kabupaten Seluma
atas dasar harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 11,63 persen pada tahun
2011, sedangkan kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar konstan telah mengalami
perkembangan sebesar 5,69 persen. Peningkatan kinerja perekonomian Kabupaten Seluma
menunjukkan bahwa kinerja faktor-faktor produksi yang terdapat di Kabupaten Seluma
dalam menghasilkan barang dan jasa cukup baik dan semakin meningkat.
Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,66 persen dan mengalami perlambatan hingga 5,23
persen pada tahun 2009. Mengalami perlambatan disini maksudnya Ekonomi tetap
mengalami perkembangan, tetapi tidak sepesat tahun-tahun sebelumnya. Perlambatan itu
dikarenakan dampak krisis global pada akhir tahun 2008 yang berimbas pada sebagian besar
sektor pendukung PDRB diantaranya sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, dan sektor jasa-jasa. Mulai tahun 2010 perekonomian Seluma kembali
mengalami percepatan hingga sebesar 5,69 persen pada tahun 2011. Tahun 2011 sektor
pertanian masih memiliki share atau bagian cukup besar dalam PDRB Kabupaten Seluma yakni 54,56 persen sehingga bila terjadi penurunan pada produksi maupun harga akan
berimbas pada penurunan laju pertumbuhan secara keseluruhan. Pada tahun 2011, laju
pertumbuhan sektor pertanian sebesar 6,29 persen, mengalami percepatan dibandingkan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-11
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-12
4.4
Gambar 4.5
pada sektor-sektornya. Berdasarkan sembilan (9) sektor pembentuk PDRB Kabupaten
Seluma, terlihat dua (2) sektor diantaranya memiliki laju pertumbuhan yang sangat besar
dibandingkan sektor lainnya. Dua sektor tersebut adalah sektor Industri dan sektor
Keuangan.
Dari sembilan (9) sektor penyusun PDRB Kabupaten Seluma, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh sektor Keuangan yakni sebesar 12,08 persen. Hal ini disebabkan oleh
berkembangnya usaha keuangan perkreditan rakyat dan lembaga pembiayaan. Sedangkan
sektor dengan laju pertumbuhan terkecil ada pada sektor pertambangan dengan -10,07
persen. Sektor pertambangan tidak hanya mengalami penurunan produksi yang cukup
signifikan dikarenakan tidak berproduksinya beberapa tambang di Kabupaten Seluma.
Sektor industri mengalami perkembangan yang cukup pesat pada tahun 2011. Industri
pengolahan mencakup industri migas dan non migas. Untuk sub sektor non migas
diantaranya industri makanan, minuman dan tembakau, industri barang kayu dan hasil
hutan lainnya, industri kertas dan barang cetakan, industri pupuk, kimia dan barang dari
karet serta industri barang lainnya.
Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah agraris di Propinsi Bengkulu, sehingga
perekonomian ditopang oleh sektor pertanian. Keadaan ini terlihat dari nilai relatif
besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB atas dasar harga berlaku. Pada Gambar
II.4 tampak bahwa sektor pertanian menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian
Kabupaten Seluma. Nilai nominal PDRB sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 479
miliar rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Kabupaten Seluma sebesar 55 persen.
Penyumbang terbesar dalam sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan makanan.
Nilai nominal PDRB subsektor tanaman bahan makanan pada tahun 2011 mencapai 255
miliar rupiah atau sebesar 53 persen dari total PDRB sektor pertanian sedangkan terhadap
total PDRB Kabupaten Seluma kontribusi subsektor tanaman bahan makanan sebesar 29
persen.
Setelah sektor pertanian, struktur
perekonomian Kabupaten Seluma
diposisi berikutnya adalah sektor
perdagangan, hotel, dan restoran. Pada
tahun 2011 nilai nominal PDRB ADHB
sektor perdagangan, hotel, dan restoran
sebesar 117 miliar rupiah atau 13 persen
dari total PDRB Kabupaten Seluma.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-13
rupiah atau 12 persen dari total PDRB Kabupaten Seluma.
Sektor yang juga memiliki persentase yang besar pada tahun 2011 adalah sektor Jasa-jasa.
Pada PDRB ADHB tahun 2011 sektor jasa-jasa memiliki nominal sebesar 105 miliar
rupiah atau sebesar 12 persen dari total PDRB ADHB Kabupaten Seluma. Posisi
berikutnya pada struktur perekonomian Kabupaten Seluma setelah sektor pertanian, sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa adalah sektor lainnya yakni sektor
pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih,
sektor bangunan, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kontribusi
sektor-sektor tersebut dalam PDRB Kabupaten Seluma berkisar antara 0-5 persen. Nilai PDRB
ADHB sektor-sektor tersebut pada tahun 2011 sebesar 176 miliar rupiah, sedangkan
kontribusinya dalam PDRB Kabupaten Seluma sekitar 20 persen.
2.9 Potensi Pengembangan Wilayah
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah, terdapat beberpa klasifikasi peruntukan pada
kawasan budidaya. Pada kawasan budidaya terdapat kawasan peruntukan hutan produksi,
kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan pariwisata dan
kawasan permukiman serta peruntukan lainnya.
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang secara ruang
digunakan untuk budi daya hutan alam dan tanaman. Sedangkan kawasan peruntukan
hutan yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk
digunakan bagi perkembangan transportasi, transmigrasi, permukiman, pertanian,
perkebunan, industri dan lain - lain.
Kawasan peruntukan pertanian baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura telah
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Kabupaten Seluma, baik
terhadap PDRB, dan penyerapan tenaga kerja.Potensi sumberdaya lahan tanaman pangan
dan hortikultura meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah yang terdiri dari pekarangan,
ladang, dan tegalan/kebun. Dari potensi yang ada masih menunjukkan bahwa intensitas
pertanaman masih rendah, terutama lahan bukan sawah.
Untuk potensi kawasan perikanan khususnya perikanan tangkap di Kabupaten Seluma
dikembangkan di sepanjang pesisir tiap kecamatan di Kabupaten Seluma, meliputi
Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Seluma Barat, Seluma Selatan, Ilir Talo, Talo Kecil
dan Semidang Alas Maras, sedangkan potensi pengembangan perikanan darat tersebar di
tiap kecamatan di Kabupaten Seluma, sedangkan untuk budidaya air payau/tambak
tersebar di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Seluma Selatan, Ilir Talo, Talo Kecil dan
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-14
batubara dan berbagai pertambangan mineral lainnya. Terdapat 10 lokasi yang berpotensi
mengandung batu bara dan baru 2 lokasi yang baru dikelola diantaranya di Kecamatan
Lubuk Sandi dan Seluma Utara. Sedangkan potensi pasir besi di sepanjang pantai
Kecamatan Ilir Talo dan Seluma Selatan.Dalam mengelola usaha pertambangan,
pemerintah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari Wilayah Usaha
Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan
Negara (WPN).
Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi
kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan
budidaya lainnya dimana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang
pariwisata.Pengembangan potensi kepariwisataan dilakukan dengan membagi destinasi
pariwisata Kabupaten Seluma kedalam 5 (lima) Destinasi Pengembangan Pariwisata
(DPP), sebagai berikut :
a. DPP I , meliputi Koridor Kungkai Baru dan Pasar Ngalam
b. DPP II, meliputi Koridor Tais, Puguk dan Lubuk Resam
c. DPP III, meliputi Koridor Pasar Seluma
d. DPP IV, meliputi Masmambang, Penago Baru dan Pasar Talo
e. DPP V, meliputi Koridor Pajar Bulan, Air Melancar, Ketapang Baru dan Muara Maras
Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan
sebagai lingkungan tempat tinggal yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan
Kabupaten Seluma, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan
tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Pengembangan potensi
kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembanganpusat-pusat kegiatan