• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Wilayah Kabupaten Seluma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Wilayah Kabupaten Seluma"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-1

BAB

2

Profil Wilayah

Kabupaten Seluma

2.1 Wilayah Administrasi

Secara geografis, letak wilayah Kabupaten Seluma berada di Pantai Barat Pulau Sumatera bagian Selatan, membujur di sepanjang Bukit Barisan dengan posisi koordinat 03˚49’55,66” - 04˚21’40,22” LS dan 101˚17’27,57” - 102˚59’40,54” BT. Letak geografis tersebut, secara administratif mempunyai batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan : Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Tengah;  Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten

Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan;  Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kabupaten Bengkulu Selatan;

 Sebelah Barat berbatasan dengan : Samudera Indonesia.

Wilayah Kabupaten Seluma ini semula merupakan bagian dari Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, yang menjadi dasar terbentuknya Kabupaten Seluma, dengan luas wilayah 4.128,46 km², yang terdiri dari 2.400,44 km2 atau 240.044 Ha wilayah darat dan ± 1.728,02 km² wilayah laut. Menurut UU tersebut, bagian wilayah yang dimekarkan menjadi Wilayah Kabupate Seluma terdiri dari 5 (lima) kecamatan yakni :

Kecamatan Sukaraja; Kecamatan Seluma; Kecamatan Talo;

Kecamatan Semidang Alas; dan Kecamatan Semidang Alas Maras.

Dalam perkembangannya, Wilayah Kabupaten Seluma yang semula hanya lima wilayah kecamatan, saat ini telah dimekarkan menjadi 14 Kecamatan, 179 Desa dan 20 Kelurahan dengan luas masing-masing dapat dilihat seperti pada Tabel 2.1 Komposisi luas masing-masing kecamatan dapat diperlihatkan seperti pada Gambar II.1. Sedangkan lokasi geografis wilayah Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Gambar II.2.

(2)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-2

Tabel 2.1

Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Seluma Tahun 2016

No. Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Ha) (%) 1. Sukaraja 21 24.078 10,03 2. Air Periukan 16 12.233 5,10 3. Lubuk Sandi 14 17.519 7,30 4. Seluma Barat 9 10.245 4,27 5. Seluma 7 2.183 0,91 6. Seluma Utara 10 41.089 17,12 7. Seluma Timur 8 6.450 2,69 8. Seluma Selatan 12 7.446 3,10 9. Talo 15 11.120 4,63 10. Talo Kecil 11 5.977 2,49 11. Ulu Talo 13 22.716 9,46 12. Ilir Talo 15 13.138 5,47 13. Semidang Alas 24 55.475 23,11

14 Semidang Alas Maras 25 10.375 4,32

Total Luas Kabupaten Seluma 199 240.044 100,00

Sumber : Profil Kabupaten Seluma 2016

Gambar II.1

(3)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-3

(4)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-4

2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Seluma periode 2010 – 2015, rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,469% per tahun. Pertumbuhan tertinggi terdapat di Kecamatan Seluma, yaitu sebesar 2,308%. Selengkapnya tentang laju pertumbuhan penduduk masing-masing kecamatan di Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 2.2.

TABEL 2.2

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN SELUMA TAHUN 2009 – 2015

Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Rate Pertum-buhan

1. Semidang Alas Maras 20.801 21.122 21.644 22.046 22.391 22.701 1,764 2. Semidang Alas 13.591 13.803 13.926 14.081 14.197 14.500 1,304 3. Talo 10.591 10.754 10.831 10.941 11.020 11.266 1,245 4. Ilir Talo 13.135 13.337 13.246 13.292 13.299 13.687 0,835 5. Talo Kecil 9.259 9.402 9.673 9.873 10.047 10.166 1,888 6. Ulu Talo 4.816 4.891 4.935 4.990 5.031 5.138 1,304 7. Seluma 8.344 8.472 8.838 9.079 9.300 9.349 2,308 8. Seluma Selatan 10.588 10.751 10.852 10.974 11.066 11.300 1,311 9. Seluma Barat 7.798 7.919 7.949 8.015 8.060 8.253 1,143 10. Seluma Timur 8.901 9.038 8.901 9.007 9.199 9.275 0,834 11. Seluma Utara 7.736 7.857 7.933 8.025 8.095 8.264 1,330 12. Sukaraja 29.740 30.203 31.134 31.807 32.399 32.752 1,950 13. Air Periukan 18.526 18.812 18.779 18.890 18.946 19.451 0,984 14. Lubuk Sandi 9.681 9.832 10.048 10.222 10.370 10.526 1,688 Jumlah 173.507 176.193 178.689 181.242 183.420 186.628 1,469 Sumber : Profil Wilayah Kabupaten Seluma Tahun 2016

Dari tabel 2.3 terlihat bahwa, laju pertumbuhan penduduk periode 2010 – 2015, rata-rata sebesar 1,47%. Namun dilihat dari sebarannya, laju pertumbuhan penduduk tersebut sangat pariatif. Kecamatan yang paling tinggi laju pertumbuhannya dalah Kecamatan Seluma, yaitu sebesar 2,31%/tahun.

Berdasarkan karakteristik tersebut, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Seluma secara umum dapat dikategorikan mempunyai laju pertumbuhan sedang. Mengingat terdapat kecamatan-kecamatan yang laju pertumbuhannya relatif kecil.

Dalam rangka memproyeksikan jumlah penduduk maka, laju pertumbuhan yang digunakan adalah laju pertumbuhan rata-rata, yaitu sebesar 1,47%. Selengkapnya tentang perkiraan jumlah penduduk periode 2017 – 2021 dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 2.3.

(5)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-5

Tabel 2.3

Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Seluma Tahun 2014 – 2021

Kecamatan 2017 2018 2019 2020 2021

1. Semidang Alas Maras 22.702 22.702 22.702 22.702 22.702 2. Semidang Alas 14.501 14.501 14.501 14.501 14.501 3. Talo 11.267 11.267 11.267 11.267 11.267 4. Ilir Talo 13.688 13.688 13.688 13.688 13.688 5. Talo Kecil 10.167 10.167 10.167 10.167 10.167 6. Ulu Talo 5.139 5.139 5.139 5.139 5.139 7. Seluma 9.350 9.350 9.350 9.350 9.350 8. Seluma Selatan 11.301 11.301 11.301 11.301 11.301 9. Seluma Barat 8.254 8.254 8.254 8.254 8.254 10. Seluma Timur 9.276 9.276 9.276 9.276 9.276 11. Seluma Utara 8.265 8.265 8.265 8.265 8.265 12. Sukaraja 32.753 32.753 32.753 32.753 32.753 13. Air Periukan 19.452 19.452 19.452 19.452 19.452 14. Lubuk Sandi 10.527 10.527 10.527 10.527 10.527 Jumlah 186.642 186.643 186.643 186.643 186.643 Sumber : Hasil Analisis

2.3 Topografi Wilayah

Topografi wilayah Kabupaten Seluma terdiri dari daerah dataran dan berbukit sampai bergunung. Berdasarkan atas ketinggian dari permukaan laut, wilayah Kabupaten Seluma dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Ketinggian >10 m dpl seluas 30.810 Ha atau 12,834 %. Ketinggian 10 – 25 m dpl seluas 22.322 Ha atau 9,295 %.

Ketinggian 25 – 50 m dpl dengan seluas 27.274 Ha atau 11,357 %. Ketinggian 50 – 100 m dpl dengan seluas 18.773 Ha atau 7,817 % . Ketinggian 100 – 500 m dpl dengan luas 58.409 Ha atau 24,322 %. Ketinggian 500 – 1.000 m dpl dengan luas 42.323 Ha atau 17,624 %. Ketinggian >1.000 m dpl dengan luas 40.223 Ha atau 16,750 %.

Wilayah Kabupaten Seluma menurut tingkat kemiringan dapat diklasifikasi sebagai berikut : Kemiringan 0 – 3 % seluas 62.060 Ha atau 25,843 %.

Kemiringan 3 – 8 % seluas 20.080 Ha atau 8,362 %. Kemiringan 8 – 15 % seluas 25.784 Ha atau 10,737 %. Kemiringan 15 – 25 % seluas 20.810 Ha atau 8,666 %. Kemiringan 25 – 40 % seluas 43.045 Ha atau 17,925 %. Kemiringan > 40 % seluas 68.361 Ha atau 28,467 %.

(6)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-6

2.4 Geohidrologi

Kabupaten Seluma memiliki sungai besar dan kecil, antara lain : Sungai Air Ngalam, Air Seluma, Air Simpang, Air Dingin, Air Plubang, Air Gambiran Air Rika, Air Plubang Simpang Kanan dan Simpang Kiri, Air Tanjung Aur, Air Nelas Kiri, Air Keruh, Air Nelas, Air Sindur, Air Kungkai, Air Penago, Air Talo, Air Alas, dan Air Maras. Sungai tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber irigasi dan sumber air minum PDAM.

Secara umum kondisi topografi wilayah Kabupaten Seluma adalah datar hingga curam. Berdasarkan kemiringan lereng, wilayah bertopografi datar seluas 89.105 ha (37,12%), curam seluas 59,760 ha (24, 90%) dan sangat curam (terjal) seluas 67.239 ha (28.01%). Tekstur tanah di Kabupaten Seluma umumnya bertekstur agak halus dengan luas 1.112,60 km² (46,35%), tekstur sedang 607.92 km² (25,33%), halus 336,28 km² (14,01%), agak kasar 124,85 km² (5,20%) , dan kasar 218,79 km² (9,11%).

Jenis tanah pada umumnya di Kabupaten Seluma adalah alluvial, podsolik merah kuning latosol, dan podsolik coklat litosol. Komposisi jenis tanah tersebut secara berurutan adalah 17,24%; 23,77%; 17,29% ; dan 19,0%. Sedangkan jenis tanah lainnya umumnya rata-rata dibawah 10 persen, yaitu : organosol gley humus (4,67%), podsolik merah kuning (8,99%), litosol (5,41%), dan podsolik merah kuning litosol (3,63%).

Ditinjau dari aspek tata air Kabupaten Seluma memiliki sungai besar dan kecil, antara lain: Sungai Air Ngalam, Air Seluma, Air Simpang, Air Dingin, Air Plubang, Air Gambiran, Air Rika, Air Plubang Simpang Kanan dan Simpang Kiri, Air Tanjung Aur, Air Nelas Kiri, Air Keruh, Air Nelas, Air Sindur, Air Kungkai, Air Penago, Air Talo, Air Alas, dan Air Maras. Sungai-sungai tersebut ada yang langsung bermuara ke Samudra Indonesia. Sungai di Kabupaten Seluma berfungsi sebagai sumber irigasi dan sumber air minum PDAM. Wilayah Kabupaten Seluma juga berbatasan dengan lautan Samudra Indonesia, dimana kedalaman laut cukup bervariasi mulai dari 5 m sampai 200 m di bawah permukaan air laut. Pada kondisi tertentu pasang air laut tercatat maksimum 120 cm di Muara Sungai Seluma. Kabupaten Seluma sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian 100 – 1.000 Meter di atas permukaaan laut (dpl). Memiliki Relief tanah yang didominasi daerah perbukitan dengan kemiringan lahan cukup tajam dan curam, berbukit dan terjal, terutama diwilayah yang berada

Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Seluma juga beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 210 mm/bulan dengan jumlah bulan kering selama 3 bulan, bulan basah 9 bulan, kelembaban nisbi rata-rata 85,11 persen dan suhu harian rata-rata 25,34ºC, dengan suhu maksimal 31,46º C dan suhu minimum 20,28ºC.

(7)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-7

Sumber daya air di Kabupaten Seluma terdiri dari sumber daya air permukaan berupa air sungai serta sumber air tanah berupa sumber air tanah dangkal dan air tanah dalam. Sumber air tanah permukaan diantaranya adalah Sungai Air Kungkai, Sungai Air Ngalam, Sungai Air Pelumbang, Sungai Air Tais, S. Air Alas, S. Air Pino. Di Kabupaten Seluma terdapat Bendung Seluma yang digunakan untuk mengairi daerah irigasi teknis yang tersebar di bagian selatan wilayah Kabupaten Seluma.

2.5 Geologi

Karakter geologi di Kabupaten Seluma dicirikan oleh endapan permukaan (surficial deposits) serta batuan sedimen dan gunung berapi (sedimentary and volcanic rocks). Batuan sedimen dan gunung api tersebut tersebar pada 3 lajur, 2 lajur terdapat dibagian lajur bengkulu (Bengkulu zones) dan Lajur Barisan (Barisan zones), serta Lajur Palembang (Palembang zones) terletak di bagian Timur Wilayah Kabupaten Seluma, tepatnya berada di wilayah perbatasan Sumatera Selatan.

Endapan permukaan terletak di bagian barat wilayah Kabupaten Seluma yang merupakan kompleks pesisir dan dataran rendah. Dalam kelompok ini terdapat bentukan geologi berupa:

Aluvium (Qa, Qal) : Bongkah, kerikil, pasir, lanau, lumpur, dan lempung; Endapan Rawa : Pasir lanau, lumpur, lempung dengan sisa tumbuhan; Undak Aluvium (Qat) : pasir, lanau, lempung, dan kerikil.

Bahan sedimen dan gunung api, khusunya lajur Bengkulu, terletak di bagian tengah wilayah Kabupaten Seluma, pada transisi dari pesisir/dataran rendah ke pengunungan Bukit Barisan. Dalam kelompok ini terdapat formasi geologi yaitu:

Formasi Bintunan (Qtb) : Konglomerat aneka bahan, breksi, batugamping terumbu, batulempung tufan, berbatu apung, kayu terkersikkan;

Formasi Spg Aur (Tmps) : Batupasir tufan, tuf, batulempung tufan, batupasir bermoluska, konglomerat anekabahan;

Formasi Sebelat (Ttoms) : Perselingan batupasir, batulanau, dan batu lempung dengan sisipan tipis batugamping.

Andesit (Tpan) : Andesit, yang merupakan batuan terobosan (intrusive rocks). Batuan sedimen dan gunung api, khususnya lajur Barisan, terletak dibagian timur atau di bagian hulu wilayah Kabupaten Seluma, yang merupakan kompleks Pegunungan Bukit Barisan. Dalam kompleks ini terdapat formasi geologi, yaitu:

(8)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-8

Satuan Batuan Gunung Api Andesit-Basal (Qv) : Lava bersusunan andesit sampai basal, tuf dan breksi laharsari Bukit Dingin (Qvd).

Formasi Hulusimpang (Tomh) : Lava, breksi gunung api dan tuf, terubah, bersusunan andesit sampai basal, tebal 700 m.

Sebaran bentukan-bentukan geologi tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar II.3. 2.6 Klimatologi

Ditinjau dari aspek hidroklimatologi, rata-rata curah hujan bulanan di Kabupaten Seluma sebesar 242,83 mm. Curah hujan bulanan tertinggi pada Bulan November sebesar 344 mm dan curah hujan bulanan terendah terjadi pada bulanan Juni sebesar 104 mm. Curah hujan rata-rata tahunan adalah sebesar 2.915 mm dengan 126 hari hujan.

2.7 Wilayah Rawan Bencana

Secara geomorfologi Provinsi Bengkulu mempunyai empat karakter utama, yaitu dataran pantai yang membentang dari Kabupaten Muko-Muko sampai Kabupaten Kaur, dataran alluvial dan zona vulkanik yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dengan karakter pegunungan yang dikenal dengan Patahan Semangko. Dengan kondisi ini, maka Provinsi Bengkulu termasuk didalamnya Kabupaten Seluma wilayahnya rawan bencana, Di Kabupaten Seluma terdapat beberapa kawasan rawan bencana. Oleh karena itu, penanganan terhadap rencana mitigasi bencana perlu dilakukan sejak dini. Laten gempa di wilayah Kabupaten Seluma berasal dari gempa tektonik dan gempa vulkanik dengan potensi pusat gempa (episentrum) berada di luar Kabupaten Seluma. Laten pusat gempa tektonik terletak di Samudera Indonesia, yang membentuk jalur gempa tektonik karena pertemuan 2 lempeng benua, yaitu Lempengan Indo-Australia dan Lempengan Eurasia. Gempa tektonik yang terjadi akan berdampak di daratan dan di dasar laut. Dampak di daratan adalah berupa guncangan gempa yang dapat merusak infrastruktur, permukiman, dan bentangan lahan lainnya. Sementara dampaknya di lautan akan berpeluang menimbulkan gelombang pasang dan tsunami, yang selanjutnya berdampak ke pesisir daratan, seperti yang telah di alami di beberapa bagian di Pulau Sumatera.

Adapun sebaran kawasan rawan bencana di Kabupaten Seluma dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 2.4.

(9)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-9

Tabel 2.4

Sebaran Potensi Rawan Bencana Gerakan Tanah di Kabupaten Seluma

No Kecamatan

Rawan gerakan tanah/longsor (ha)

Total (ha) Potensi terjadi gerakan tanah tinggi Potensi terjadi gerakan tanah sedang Potensi terjadi gerakan tanah rendah 1 Sukaraja - 4.610 19.470 24.080 2 Air Periukan - 200 12.030 12.230 3 Lubuk Sandi - 7.680 9.840 17.520 4 Seluma - 370 1.810 2.180 5 Seluma Utara 1.650 20.890 18.550 41.090 6 Seluma Timur - 4.030 2.420 6.450 7 Seluma Selatan - 660 6.790 7.450 8 Seluma Barat - - 10.240 10.240 9 Talo 2.440 2.960 5.720 11.120 10 Talo Kecil 1.880 - 4.100 5.980 11 Ulu Talo 2.370 3.240 17.100 22.710 12 Ilir Talo - - 13.140 13.140 13 Semidang Alas 34.410 - 21.060 55.470

14 Semidang Alas Maras 1.150 - 9.220 10.370

JUMLAH 43.900 44.640 151.490 240.030

Sumber : Bappeda Kabupaten Seluma

Sedangkan untuk potensi bahaya rawan gempa relatif terjadi akibat tumbukan lempeng Hindia-Australia, dimana gempa yang ditimbulkan tersebut terkadang dapat menimbulkan dampak rawan tsunami, apabila tingkat kekuatan gempa hingga diatas 6SR.

Berkaitan dengan mitigasi bencana, Pemerintah Kabupaten Seluma telah menyiapkan peta detail tentang risiko bencana. Peta risiko bencana ini berfungsi sebagai dasar untuk merumuskan rekomendasi untuk penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang berbasis mitigasi bencana seperti dimandatkan oleh Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004.

Tabel 2.5

Sebaran Potensi Rawan Banjir di Kabupaten Seluma

No Kecamatan Luas (ha) Rawan banjir

1 Seluma 96,89 Potensi genangan

2 Seluma Utara 27,65 Potensi genangan

3 Seluma Timur 53,01 Potensi genangan

4 Seluma Selatan 777,65 Potensi genangan

5 Talo 3,65 Potensi genangan

6 Semidang Alas Maras 1569,62 Potensi genangan

7 Sukaraja 32,62 Potensi genangan

8 Air Periukan 463,99 Potensi genangan

9 Semidang Alas 2671,16 Potensi genangan

10 Ulu Talo 2995,61 Potensi genangan

11 Ilir Talo 2304,11 Potensi genangan

(10)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-10

4.4 2.8 Profil Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Selain itu untuk menggambarkan sejauh mana aktivitas perekonomian suatu wilayah dalam menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada periode tertentu. Sedangkan aktivitas perekonomian merupakan suatu proses penggunaan faktor produksi untuk menghasilkan output. Proses penggunaan faktor produksi akan menghasilkan balas jasa. Oleh karena itu dengan adanya pertumbuhan ekonomi diharapkan pendapatan masyarakat meningkat karena masyarakat adalah pemilik faktor produksi. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan. Pada Gambar 3 dan 4 dapat dilihat bahwa pada kurun waktu tujuh tahun atau tahun 2007-2011 kinerja perekonomian Kabupaten Seluma mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari peningkatan total PDRB Kabupaten Seluma baik atas dasar harga berlaku (ADHB) maupun atas dasar harga konstan (ADHK). Pada tahun 2007 kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga berlaku sebesar 566,19 miliar rupiah sedangkan kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga konstan sebesar 303,84 miliar rupiah. Pada tahun 2011 kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga berlaku telah mencapai 879,38 miliar rupiah sedangkan kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga konstan telah mencapai 376,55 miliar rupiah.

Dengan demikian bila dibandingkan dengan tahun 2010, kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar harga berlaku telah mengalami perkembangan sebesar 11,63 persen pada tahun 2011, sedangkan kinerja PDRB Kabupaten Seluma atas dasar konstan telah mengalami perkembangan sebesar 5,69 persen. Peningkatan kinerja perekonomian Kabupaten Seluma menunjukkan bahwa kinerja faktor-faktor produksi yang terdapat di Kabupaten Seluma dalam menghasilkan barang dan jasa cukup baik dan semakin meningkat.

Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,66 persen dan mengalami perlambatan hingga 5,23 persen pada tahun 2009. Mengalami perlambatan disini maksudnya Ekonomi tetap mengalami perkembangan, tetapi tidak sepesat tahun-tahun sebelumnya. Perlambatan itu dikarenakan dampak krisis global pada akhir tahun 2008 yang berimbas pada sebagian besar sektor pendukung PDRB diantaranya sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, dan sektor jasa-jasa. Mulai tahun 2010 perekonomian Seluma kembali mengalami percepatan hingga sebesar 5,69 persen pada tahun 2011. Tahun 2011 sektor pertanian masih memiliki share atau bagian cukup besar dalam PDRB Kabupaten Seluma yakni 54,56 persen sehingga bila terjadi penurunan pada produksi maupun harga akan berimbas pada penurunan laju pertumbuhan secara keseluruhan. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan sektor pertanian sebesar 6,29 persen, mengalami percepatan dibandingkan tahun 2010 yakni 3.90 persen.

(11)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-11

(12)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-12

4.4

Gambar 4.5

pada sektor-sektornya. Berdasarkan sembilan (9) sektor pembentuk PDRB Kabupaten Seluma, terlihat dua (2) sektor diantaranya memiliki laju pertumbuhan yang sangat besar dibandingkan sektor lainnya. Dua sektor tersebut adalah sektor Industri dan sektor Keuangan.

Dari sembilan (9) sektor penyusun PDRB Kabupaten Seluma, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor Keuangan yakni sebesar 12,08 persen. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya usaha keuangan perkreditan rakyat dan lembaga pembiayaan. Sedangkan sektor dengan laju pertumbuhan terkecil ada pada sektor pertambangan dengan -10,07 persen. Sektor pertambangan tidak hanya mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan dikarenakan tidak berproduksinya beberapa tambang di Kabupaten Seluma. Sektor industri mengalami perkembangan yang cukup pesat pada tahun 2011. Industri pengolahan mencakup industri migas dan non migas. Untuk sub sektor non migas diantaranya industri makanan, minuman dan tembakau, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya, industri kertas dan barang cetakan, industri pupuk, kimia dan barang dari karet serta industri barang lainnya.

Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah agraris di Propinsi Bengkulu, sehingga perekonomian ditopang oleh sektor pertanian. Keadaan ini terlihat dari nilai relatif besarnya kontribusi sektor pertanian dalam PDRB atas dasar harga berlaku. Pada Gambar II.4 tampak bahwa sektor pertanian menempati urutan teratas dalam struktur perekonomian Kabupaten Seluma. Nilai nominal PDRB sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 479 miliar rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Kabupaten Seluma sebesar 55 persen. Penyumbang terbesar dalam sektor pertanian adalah subsektor tanaman bahan makanan. Nilai nominal PDRB subsektor tanaman bahan makanan pada tahun 2011 mencapai 255 miliar rupiah atau sebesar 53 persen dari total PDRB sektor pertanian sedangkan terhadap total PDRB Kabupaten Seluma kontribusi subsektor tanaman bahan makanan sebesar 29 persen.

Setelah sektor pertanian, struktur perekonomian Kabupaten Seluma diposisi berikutnya adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada tahun 2011 nilai nominal PDRB ADHB sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 117 miliar rupiah atau 13 persen dari total PDRB Kabupaten Seluma.

(13)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-13

rupiah atau 12 persen dari total PDRB Kabupaten Seluma.

Sektor yang juga memiliki persentase yang besar pada tahun 2011 adalah sektor Jasa-jasa. Pada PDRB ADHB tahun 2011 sektor jasa-jasa memiliki nominal sebesar 105 miliar rupiah atau sebesar 12 persen dari total PDRB ADHB Kabupaten Seluma. Posisi berikutnya pada struktur perekonomian Kabupaten Seluma setelah sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor jasa-jasa adalah sektor lainnya yakni sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Kontribusi sektor-sektor tersebut dalam PDRB Kabupaten Seluma berkisar antara 0-5 persen. Nilai PDRB ADHB sektor-sektor tersebut pada tahun 2011 sebesar 176 miliar rupiah, sedangkan kontribusinya dalam PDRB Kabupaten Seluma sekitar 20 persen.

2.9 Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah, terdapat beberpa klasifikasi peruntukan pada kawasan budidaya. Pada kawasan budidaya terdapat kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan perikanan, kawasan pertambangan, kawasan pariwisata dan kawasan permukiman serta peruntukan lainnya.

Kawasan peruntukan hutan produksi tetap adalah kawasan hutan yang secara ruang digunakan untuk budi daya hutan alam dan tanaman. Sedangkan kawasan peruntukan hutan yang dapat dikonversi adalah kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi perkembangan transportasi, transmigrasi, permukiman, pertanian, perkebunan, industri dan lain - lain.

Kawasan peruntukan pertanian baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan Kabupaten Seluma, baik terhadap PDRB, dan penyerapan tenaga kerja.Potensi sumberdaya lahan tanaman pangan dan hortikultura meliputi lahan sawah dan lahan bukan sawah yang terdiri dari pekarangan, ladang, dan tegalan/kebun. Dari potensi yang ada masih menunjukkan bahwa intensitas pertanaman masih rendah, terutama lahan bukan sawah.

Untuk potensi kawasan perikanan khususnya perikanan tangkap di Kabupaten Seluma dikembangkan di sepanjang pesisir tiap kecamatan di Kabupaten Seluma, meliputi Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Seluma Barat, Seluma Selatan, Ilir Talo, Talo Kecil dan Semidang Alas Maras, sedangkan potensi pengembangan perikanan darat tersebar di tiap kecamatan di Kabupaten Seluma, sedangkan untuk budidaya air payau/tambak tersebar di Kecamatan Sukaraja, Air Periukan, Seluma Selatan, Ilir Talo, Talo Kecil dan Semidang Alas Maras.

(14)

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM)

Bidang Cipta Karya Kabupaten Seluma II-14

batubara dan berbagai pertambangan mineral lainnya. Terdapat 10 lokasi yang berpotensi mengandung batu bara dan baru 2 lokasi yang baru dikelola diantaranya di Kecamatan Lubuk Sandi dan Seluma Utara. Sedangkan potensi pasir besi di sepanjang pantai Kecamatan Ilir Talo dan Seluma Selatan.Dalam mengelola usaha pertambangan, pemerintah menetapkan Wilayah Pertambangan (WP), yang terdiri dari Wilayah Usaha Pertambangan (WUP), Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Wilayah Pencadangan Negara (WPN).

Kawasan peruntukan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budidaya lainnya dimana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata.Pengembangan potensi kepariwisataan dilakukan dengan membagi destinasi pariwisata Kabupaten Seluma kedalam 5 (lima) Destinasi Pengembangan Pariwisata (DPP), sebagai berikut :

a. DPP I , meliputi Koridor Kungkai Baru dan Pasar Ngalam b. DPP II, meliputi Koridor Tais, Puguk dan Lubuk Resam c. DPP III, meliputi Koridor Pasar Seluma

d. DPP IV, meliputi Masmambang, Penago Baru dan Pasar Talo

e. DPP V, meliputi Koridor Pajar Bulan, Air Melancar, Ketapang Baru dan Muara Maras Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal yang berada di wilayah perkotaan dan perdesaan Kabupaten Seluma, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Pengembangan potensi kawasan permukiman diarahkan untuk mendukung pengembanganpusat-pusat kegiatan dan pusat pelayanan yang tersebar.

Gambar

Gambar II.1
Gambar : II.2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pemantauan BPS, dengan menggunakan penghitungan dan tahun dasar (2012 = 100), di Kota Manokwari pada bulan September 2016 terjadi deflasi sebesar -0,67 persen,

Ajaran yang dibawa oleh Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakan cara tidak bekerja dengan sendirinya beliau selalu mengikuti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami miskonsepsi pada seluruh konsep pada pokok bahasan kesetimbangan kimia dengan persentase yang berbeda-beda

Hasil dari perhitungan algoritma gajah mada dinyatakan stroke hemoragik (perdarahan intraserebral) jika didapatkan ketiganya (+)/2 dari 3 kriteria (+), jika

Berdasarkan hasil simulasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) bit error rate (BER) terhadap Eb/Io yang di lakukan dengan pendekatan aproksimasi Gaussian memberikan

diketahui bahwa obat yang paling banyak digunakan untuk setiap pasien pediatri penderita asma di bangsal anak adalah obat golongan kortikosteroid (34,02%), yaitu Prednison

Hal tersebut terbukti dengan rendahnya tingkat pendidikan/ pengetahuan yang umumnya adalah SD bahkan tidak tamat dan terbatasnya peralatan khususnya alat takar/timbangan, dari

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dikalangan Guru yang berlatar