• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Tampon

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang profil pasien epistaksis tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik yang terletak di Jalan Bunga Lau, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A dengan SK Menkes No.

2233/Menkes/SK/XI/2011 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan yang juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km 12 Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

Responden yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh pasien rinosinusitis kronik yang datang berobat ke RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode total sampling dengan sampel yang diteliti sebanyak 95 orang. Karakteristik yang dinilai adalah berdasarkan keluhan utama ,usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, lama rawatan, dan jenis tampon. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang akan dinilai.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Utama Pasien No Keluhan Utama Frekuensi Persentase (%)

1 Epistaksis Anterior 92 96,8

2 Epistaksis Anterior dan Posterior

3 3,2

Total 95 100

27

Dari hasil yang diperoleh, keluhan utama terbanyak yang di peroleh adalah epistaksis anterior, yaitu ditemukan pada 92 orang (96,8%) diikuti dengan keluhan epistaksis anterior yang disertai dengan epistaksis posterior yang ditemukan pada 3 orang (3,2 %) dan yang paling sedikit adalah keluhan epistaksis posterior saja yaitu 0 orang ( 0%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Usia Pasien No Usia Pasien Frekuensi Persentase (%)

1 0-15 22 23,2

2 16-30 24 25,3

3 31-45 18 18,9

4 46-60 19 20

5 >60 12 12,6

Total 95 100

Dari hasil yang diperoleh, responden terbanyak berasal dari kelompok usia 16-30 tahun; yaitu berjumlah 24 orang (25,3%); dan yang paling sedikit berasal dari kelompok usia diatas 60 tahun; yaitu berjumlah 12 orang (12,6%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien.

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki- laki 62 65,3

2 Perempuan 33 34,7

Total 95 100

Dari hasil yang diperoleh, pasien epistaksis di RSUP Haji Adam Malik tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 lebih banyak berjenis kelamin laki laki;

dengan jumlah 62 orang (65,3%); dibanding perempuan; dengan jumlah 33 orang (34,7%).

28

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penyakit Penyerta.

No Penyakit

Dari 95 sampel penelitian, penyakit terbanyak yang menyertai epistaksis adalah penyakit sistemik yaitu 56 orang ( 58,9%) sedangkan yang penyakit yang paling sedikit menyertai epistaksis adalah penyakit lokal yaitu 11 orang (11,6%).

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Rawatan.

No Lama rawatan Frekuensi Persentasi (%)

Dari 95 sampel penelitian, pasien epistaksis paling banyak dirawat dengan lama rawatan 4-7 hari yaitu 27 orang (28,4%) dan yang paling sebentar adalah 2-3 hari dan > 7 hari dengan masing-masing 16 orang ( 16,8%).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Tampon.

No Jenis Tampon Frekuensi Persentase (%)

1 Tampon Anterior 92 96.8

29

Dari hasil yang diperoleh, jenis tampon terbanyak yang di digunkan adalah tampon, yaitu digunakan pada 92 orang (96,8%) diikuti dengan penggunaan tampon anterior yang disertai dengan tampon posterior yang digunakan pada 3 orang (3,2 %) dan yang paling sedikit adalah penggunaan tampon posterior saja yaitu 0 orang ( 0%).

4.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang didapat dari data rekam medis pasien epistaksis di RSUP Haji Adam Malik tahun 2017 sampai dengan 2018, diperoleh data mengenai profil pasien sebagai berikut

Angka kejadian epistaksis di RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 adalah sebanyak 95 orang.

Menurut tabel 4.1 , pasien epistaksis paling banyak datang dengan keluhan epistaksis anterior dengan jumlah 92 pasien (96,8%) diikuti dengan keluhan epistaksis anterior yang disertai dengan epistaksis posterior yang ditemukan pada 3 orang (3,2 %) Hasil ini menunjukkan kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Waseem Ahmad Shah(2015) di SKIMS Medical College Bemina, Srinagar sejak bulan Juli tahun 2014 sampai dengan Januari2015, dimana dari 114 sampel yang diteliti, penderita epistaksis paling banyak dating dengan keluhan epistaksis anterior, yaitu sebanyak 79 orang (69,29%) diikuti dengan keluahan epistaksis posterior sebanyak 24 orang (21,05 %) dan yang paling sedikit adalah pasien yang dating dengan keluhan epistaksis anterior dan posterior sekaligus yaitu 11 orang ( 9,64 %).

Berdasarkan tabel 4.2, pasien epistaksis lebih banyak berasal dari kelompok usia 16-30 tahun; yaitu berjumlah 24 orang (25,3%). Hasil ini menunjukkan angka yang sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Sigdel B (2019) di Gandaki Medical Collage Teaching Hospital pada april 2015 sampai dengan april 2016, dimana dari 84 sampel yang diteliti, kelompok usia 21-30 tahun merupakan kelompok usia terbanyak mengalami epistaksis, yang berjumlah 21 orang (26,9%) .Hasil ini sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Waseem Ahmad Shah(2015) di SKIMS Medical College Bemina, Srinagar sejak bulan Juli

30

tahun 2014 sampai dengan Januari 2015 dimana dari 114 sampel yang diteliti kelompok usia yang terbanyak adalah dari kelompok usia 05-10 tahun dan 61-70 tahun yang sama sama berjumlah 20 orang ( 17,5 %)

Menurut tabel 4.3, Dari hasil data sekunder yang diperoleh pada pasien epistaksis di RSUP HAM pada tahun 2017 samapai dengan tahun 2018 lebih banyak berjenis kelamin laki laki; dengan jumlah 62 orang (65,3%); dibanding perempuan; dengan jumlah 33 orang (34,7%). Hasil ini memiliki keidentikan dengan beberapa hasil penelitian lain seperti pada penelitian yang dilakukan Sigdel B (2019) di Gandaki Medical Collage Teaching Hospital pada april 2015 sampai dengan april 2016, dimana dari 78 sampel yang diteliti jumlah laki laki adalah 50 orang ( 64,1 %) dibanding dengan perempuan 28 orang (35,9%), dan penelitian yang dilakukan oleh Waseem Ahmad Shah(2015) di SKIMS Medical College Bemina, Srinagar sejak bulan Juli tahun 2014 sampai dengan Januari 2015 dimana dari 114 sampel pasien dengan jenis kelamin laki laki berjumlah 74 orang (64,9 %) sedangkan pasien berjenis kelamin perempuan berjumlah 40 orang (35,1 %).

Berdasarkan tabel 4.4 , Dari 95 sampel penelitian, penyakit terbanyak yang menyertai epistaksis adalah penyakit sistemik yaitu 56 orang ( 58,9%) sedangkan yang penyakit yang paling sedikit menyertai epistaksis adalah penyakit lokal yaitu 11 orang (11,6%). Hasil ini bertentangan demgam penilitian yang dilakukan Waseem Ahmad Shah(2015) di SKIMS Medical College Bemina, Srinagar sejak bulan Juli tahun 2014 sampai dengan Januari 2015 dimana pasien yang datang dengan keluhan epistaksis lebih banyak disertai dengan penyakit lokal yaitu sebanyak 55 orang (48,2 %) barulah kemudian diikuti dengan penyakit sistemik yaitu sebnyak 38 orang (27,2 %) .

Menurut tabel 4.5 , Dari 95 sampel penelitian, pasien epistaksis paling banyak dirawat dengan lama rawatan 4-7 hari yaitu 27 orang (28,4%) dan yang paling sebentar adalah 2-3 hari dan > 7 hari dengan masing-masing 16 orang ( 16,8%).

Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh SJC Fishpool di NHS hospital pada bulan April 1991 sampai dengan Desember 2009 dimana lama

31

rawatan pasien dengan epistaksis di rawat inap selama 2,8 sampai 3,8 hari dengan rata rata 3,2 hari.

Menurut tabel 4.6 Dari hasil yang diperoleh, jenis tampon terbanyak yang di digunkan adalah tampon, yaitu digunakan pada 92 orang (96,8%) diikuti dengan penggunaan tampon anterior yang disertai dengan tampon posterior yang digunakan pada 3 orang (3,2 %) dan yang paling sedikit adalah penggunaan tampon posterior saja yaitu 0 orang ( 0%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Waseem Ahmad Shah(2015) di SKIMS Medical College Bemina, Srinagar sejak bulan Juli tahun 2014 sampai dengan Januari 2015 dimana penggunaan tampon anterior lebih banyak dilakukan dari pada pemasangan tampon posterior dengan jumlah 29 pemasangan tampon anterior (25,4 %) dan 9 pemasangan tampon posterior (7,8%).

BAB V

Dokumen terkait