BAB IV HASIL PENELITIANDANPEMBAHASAN
D. Hasil Penelitian
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap Strategi Pemasaran Usaha Budidaya Rumput Laut Di Pulau Harapan Kabupaten Jeneponto adalah dengan memanfaatkan semua informasi
tersebut ke dalam model-model perumusan strategi
dansebaiknyamenggunakan beberapa model sekaligus, agar dapat
memperoleh analisis yang lengkap dan akurat. Model yang dipergunakan adalah Analisis Dekriptif, Matriks Internal / Eksternal, Matriks SWOT.
1. AnalisisDeskriptif
Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat serta perkembangan teknologi yang semakin canggih dan modern, membuat perusahaan berusaha mencari strategi yang cepat dan tepat dalam memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan industri.
Perkembangan dunia industri yang terus berkembang di berbagai bidang, termasuk industri usaha budidaya rumput laut sehingga dibutuhkan suatu strategi untuk dapat memenangkan persaingan dan mendapatkan pangsa pasar yang besar.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggambarkan fakta dan menjelaskan keadaan berdasarkan fakta-fakta dan data angka yang ada dan menganalisis kebenarannya melalui data yang diperoleh.
38
Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis SWOT dengan menggunakan metode EFAS (analisis faktor eksternal) dan IFAS (analisis faktor internal) perusahaan yang bisa digunakan untuk menentukan kebijakan strategi pemasaran yang diperlukan, yaitu menggunakan matriks SWOT yang nantinya bisa menunjukan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usaha budidaya rumput laut yang dimaksud, sehingga kemungkinan salah dalam mengambil keputusan dalam pemasaran dapat dihindari.
2. Implementasi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pemasaran Usaha Budidaya Rumput Laut Di Pulau Harapan Kabupaten Jeneponto.
Analisis ini didasarkan pada pencermatan pada faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. FaktorInternal
Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan yang ada dalam sistem pemasaran rumput laut di pulau Harapan. Beberapa kekuatan yang dimiliki, yaitu :
1) Usaha budidaya sudah dikenal dan punya branding yang kuat 2) Keterampilan pembudidaya yang baik
3) Angka produksi terus meningkat 4) Kondisi geografis yang baik 5) Lokasi budidaya yang luas 6) Ketersedian bibit yang unggul
1) Jangkauan pemasaran masih terbatas di tingkat kecamatan dan kabupaten
2) Kurangnya SDM promosi
3) Pembudidaya masih belum mampu untuk mengolah menjadi produk jadi
4) Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah 5) Belum optimal manajerial modal usaha
Tabel 4.1
Nilai IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Faktor-faktor internal Bobot Peringkat Skor
Kekuatan:
Usaha budidaya sudah dikenal dan punya
branding yang kuat 0,11 1 0,11
Keterampilan pembudidaya yang baik 0,11 4 0,45
Angka produksi terus meningkat 0,08 2 0,15
Kondisi geografis yang baik 0,11 2 0,23
Lokasi budidaya yang luas 0,08 3 0,23
Ketersedian bibit yang unggul 0,11 4 0,45
Total 0,60 16 1,6
Kelemahan:
Jangkauan pemasaran masih terbatas di
tingkat kecamatan dan kabupaten 0,08 2 0,15
Kurangnya SDM promosi 0,08 3 0,23
Pembudidaya masih belum mampu untuk
mengolah menjadi produk jadi 0,08 2 0,15
Tingkat pendidkan masyarakat rendah 0,08 4 0,30
Belum opimal manajerial modal usaha 0,09 1 0,09
Total 0,40 12 0,9
Total Internal 1,00 28 2,5
Sumber: Pengolahan Data Faktor Internal
Berdasarkan hasil analisis faktor IFAS (Internal faktor analisys
summary) pada tabel 4.1 terlihat bahwa faktor kekuatan (Strenghts)
mempunyai nilai sebesar 1,6 dengan kelemahan (Weakness) mempunyai nilai sebesar 0,9. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa pemasaran rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto memiliki
40
kekuatan lebih besar yaitu 63,70% dibandingkan dengan kelemahan yaitu sebesar 36,30% sehingga potensi yang dimiliki untuk mengembangkan rumput laut dipulau Harapan Kabupaten Jeneponto sangat tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai skor faktor internal dalam strategi pemasaran rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jenepoto, yaitu faktor kekuatan (Strenghts) dengan faktor kelemahan
(Weakness) diperoleh nilai X sebagai sumbu horisontal = 1,6 – 0,9 = 0,7. Berarti, nilai sumbu X dalam diagram SWOT adalah sebesar 0,7.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal mencakup peluang dan ancaman yang ada dalam sistem pemasaran rumput laut dipulau Harapan. Peluang yang dimiliki yaitu :
1) Kesempatan mengembangkan jaringan pemasaran di luar pulau (Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi)
2) Pemanfaatan media sosial untuk promosi
3) Pemberian pelatihan budidaya rumput laut dan pengolahannya 4) Adanya sarana dan prasarana yang mendukung
5) Tingkat kebutuhan pasar yang meningkat Sedangkan ancaman yang dimiliki:
Adanya pesaing baru dengan kualitas setara dan harga lebih murah
1) Perubahaniklim 2) Kemajuan teknologi
4) Hama penyakit dan virus
5) Peraturan, lingkungan, dan ekonomi
Tabel 4.2
Nilai EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
Faktor-faktor Eksternal Bobot Peringkat Skor Peluang:
Kesempatan mengembangkan jaringan pemasaran di luar pulau (Kecamatan,
Kabupaten, dan Provinsi) 0,08 4 0,33
Pemanfaatan media sosial untuk promosi 0,13 4 0,50
Pemberian pelatihan budidaya rumput
laut dan pengolahannya 0,13 2 0,25
Adanya sarana dan prasarana yang
Mendukung 0,08 1 0,08
Tingkat kebutuhan pasar yang meningkat 0,13 1 0,13
Total 0,54 12 1,3
Ancaman:
Adanya pesaing baru dengan kualitas
setara dan harga lebih murah 0,08 3 0,25
Perubahan iklim 0,04 2 0,08
Kemajuan teknologi 0,08 1 0,08
Belum adanya penetapan harga yangPasti
0,08 2 0,17
Hama penyakit dan virus 0,13 2 0,25
Peraturan, lingkungan, dan ekonomi 0,04 2 0,08
Total 0,46 12 0,9
Total Internal 1,00 24 2,2
Sumber: Pengolahan Data Internal Usaha Budidaya Rumput Laut Di Pulau Harapan Kabupaten Jeneponto.
Berdasarkan hasil analisis faktor EFAS (Eksternal faktor analisys
summary) pada tabel 4.2, terlihat bahwa faktor peluang (Opportunities)
mempunyai nilai sebesar 1,3 dengan ancaman (Threaths) mempunyai nilai sebesar 0,9. Dari nilai tersebut dapat diartikan bahwa pemasaran rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto memiliki peluang lebih besar yaitu 58,45 persen dibandingkan dengan ancaman yaitu sebesar 41,65 persen sehingga strategi pemasaran rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto lumayanbaik.
42
dalam strategi pemasaran rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jenepoto, yaitu faktor peluang (Opportunities) dengan faktor ancaman
(Threaths) diperoleh nilai X sebagai sumbu horisontal = 1,3 – 0,9 = 0,4. Berarti, nilai sumbu X dalam diagram SWOT adalah sebesar 0,4
Selanjutnya hasil perhitungan menggunakan matriks IFAS (Internal faktor analisys summary) dan matriks EFAS (Eksternal faktor
analisys summary) yang menghasilkan nilai total skor dari
masing-masing faktor diidentifikasi sebagai berikut, yaitu Kekuatan (Strength) 1,6, Kelemahan (Weakness) 0,9, Peluang (Opportunity) 1,3 dan Ancaman (Threat) 0 ,9. Maka dapat diketahui bahwa nilai Strength berada diatas nilai Weakness dengan selisih (+) 0,7. Lalunilai
Opportunity berada di atas nilai Threat selisih (+) 0.4.
Dari hasil identifikasi faktor–faktor tersebut, maka dapat digambarkan dalam diagram SWOT, sebagai berikut:
Peluang
Kuadran IV
Kekuatan
Kuadran III Kuadran II
Gambar 4.2 Diagram SWOT
Dari diagram tersebut, sangat jelas menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto berada pada kuadran I, artinya meskipun perusahaan menghadapi berbagai ancaman, pembudidaya masih memiliki kekuatan dari segi internal dan meskipun mempunyai kelemahan, pembudidaya masih memiliki peluang dari segi eksternal. Strategi yang harus digunakan yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan cara strategi Growth.
Tabel 4.3 Hasil Analisis SWOT EFAS IFAS Strengths (S) Tentukan 1-10 Faktor-Faktor Kekuatan Internal 1. Usaha budidaya sudahdikenal dan punya branding yang kuat 2. Keterampilan pembudidaya yang baik 3. Angka produksi terus meningkat 4. Kondisi geografisyang baik 5. Lokasi budidayayang luas 6. Ketersedian bibityang unggul Weakness (W) tentukan 1-10 Faktor- faktor Kelemahan Internal 1. Jangkauan pemasaran masih terbatas di tingkat kecamatan dan kabupaten 2. Kurangnya SDM promosi 3. Pembudidaya masih belum mampu untuk mengolah menjadi produk jadi 4. Tingkat pendidkan masyarakat rendah 5. Belum opimal manajerial modal usaha Opportunities (O) Tentukan 1-10 Faktor- Faktor Peluang Eksternal 1. Kesempatan mengembangkan jaringan pemasaran di luar pulau (Kecamatan, Kabupaten, danProvinsi) 2. Pemanfaatan media Strategi SO
1. Branding yang kuat dimanfaatkan untuk mengembangkan jaringan pemasaran di skala yang lebih luas 2. Keterampilan pembudidaya yang baik dapat meningkatkan kemampuannya untuk melakukan promosi di Strategi WO 1.Melakukan pelatihan untuk menambah pengetahuan masyarakat yang berpendidikan rendah
44
sosial untuk promosi 3. Pemberian
pelatihan budidaya rumput laut dan pengolahannya 4. Adanya sarana dan
prasarana yang mendukung 5. Tingkat kebutuhan pasar yang meningkat media sosial Treaths (T) Tentukan 1-10 Faktor- Faktor Ancaman Eksternal 1. Perubahan iklim 2. Kemajuan teknologi 3. Belum adanya penetapan harga yangpasti 4. Hama penyakitdan virus 5. Peraturan, lingkungan, danekonomi Strategi ST 1Menggunakanbibit yang unggul agar tahan terhadap hama penyakit
danvirus
Strategi WT
1.Memanfaatkan ketidakmampuan mengelola rumput jadi menggunakan
kemajuan teknologi
Sumber: Data faktor internal dan eksternal
Berdasarkan analisis tersebut menunjukkan bahwa kinerja usaha pembudidayaan rumput laut dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kombinasi kedua faktor tersebut ditunjukkan dalam diagram hasil analisis SWOT sebagai berikut:
1) Strategi SO (Mendukung StrategiGrowth)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO yang biasa ditempuh adalah Strategi memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki oleh pembudidaya rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto yaitu, mempertahankan Branding yang kuat dimanfaatkan untuk mengembangkan jaringan pemasaran di skala yang lebih luas,
Keterampilan pembudidaya yang baik dapat meningkatkan
kemampuannya untuk selanjutnya melakukan promosi di
mediasosial.
2) Strategi ST (Mendukung StrategiDiversifikasi)
Adalah Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST di tempuh oleh pembudidaya rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto yaitu strategi memanfaatkan kekuatan enggunakan bibit yang unggul agar tahan terhadap hama penyakit dan virus.
3) Strategi WO (Mendukung StrategiTurn-Around)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang ditempuh oleh pembudidaya rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto yaitu, Melakukan pelatihan untuk menambah pengetahuan masyarakat yang berpendidikan rendah.
4) Strategi WT (Mendukung StrategiDefensif)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT ditempuh pembudidaya rumput laut di pulau Harapan Kabupaten Jeneponto yaitu, Memanfaatkan ketidak mampuan mengelola rumput jadi menggunakan kemajuan teknologi