• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dengan desaign cross sectional yang bersifat analitik dan pengambilan data dilakukan dengan sekali pengukuran. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2012 di RSUP HAM Medan. Dengan jumlah sempel penderita glaukoma sudut terbuka primer sebanyak 31 Orang dengan 62 mata.

Tabel 4.1. Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian Jenis kelamin Frekwensi Persentase Laki-laki

Dari subjek penelitian didapatkan jumlah laki-laki sebanyak 4 (13.0%) dan perempuan 27 (87.0%).

Tabel 4.2. Karakteristik Kelompok umur subjek penelitian Umur (Tahun) Frekwensi Persentase

35 – 44

Data mengenai umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang berumur 35 – 44 tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Kelompok umur 45 – 54 tahun berjumlah 9 (29.0%) subjek dan kelompok umur 55 – 65 tahun sebanyak 8 (25.8%) subjek.

Tabel 4.3. Hubungan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG

Step Ackuata Altitudinal Advanced Jumlah

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0%, penipisan rim area 91.9%, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9% , pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%. pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%, dan pembesaran cup disc area ratio 91.9%. Dan yang belum terjadi gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%, arcuata 25.8%, altitudinal

6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc bagian disc area dan rim area signifikan dengan lapang pandangan.

Tabel 4.4. Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG

RNFL

Lapang Pandangan

P Normal

Nasal

Step Arcuata Altitudinal Advanced Jumlah

n (%) n (%) n (%) n (%) n (%) n (%)

Data pada tabel memperlihatkan RNFL superior terjadi penipisan sebesar 64.5%, RNFL inferior 66.1%, RNFL nasal 32.2% dan RNFL temporal sebesar 67.7%

Dan yang belum terjada gangguan lapang pandangan 54.8%, nasal step 1.6%, arcuata 25.8%, altitudinal 6.5%, dan advanced sebesar 11.3%. Dengan Somers’d test dijumpai RNFL Superior, inferior dan nasal signifikan dengan gangguan lapang pandangan.

Tabel 4.5. Hubungan optic disc dengan RNFL Superior pada penderita POAG

Optic Disc

RNFL Superior

p

Normal Menurun Jumlah

n (%) n (%) n (%) volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 98.4% dan RNFL superior yang belum terjadi penipisan 35,5% dan yang sudah terjadi penipisan 64.5%.

Dengan Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL superior.

Tabel 4.6. Hubungan optic disc dengan RNFL Inferior pada penderita POAG

Optic Disc

RNFL Inferior

p

Normal Menurun Jumlah

n (%) n (%) n (%)

Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area sebesar 79.0% , penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL inferior yang belum terjadi penipisan sebesar 33.9% dan yang sudah terjadi penipisan 66.1%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc tidak signifikan dengan RNFL inferior.

Tabel 4.7. Hubungan optic disc dengan RNFL Nasal pada penderita POAG

Optik Disc

RNFL Nasal

p Normal Menurun Meningkat Jumlah

n (%) n (%) n (%) n (%)

Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0% , penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL nasal yang normal 50%, yang menipisan 32.3% dan yang menebal17.7%. Dengan Somers’d test dijumpai optic disc bagian disc area dan cup disc horizontal ratio signifikan dengan RNFL nasal.

Tabel 4.8. Hubungan optic disc dengan RNFL Temporal pada penderita POAG

Optic disc

RNFL Temporal

p Normal Menurun Meningkat Jumlah

n (%) n (%) n (%) n (%)

Data pada tabel memperlihatkan penipisan disc area 79.0%, penipisan rim area 91.9 %, pembesaran cup area 85.5%, pembesaran cup volume 62.9%, pembesaran cup disc horizontal ratio 91.9%, pembesaran cup disc vertikal ratio 93.5%, pembesaran cup disc area ratio 93.5% dan RNFL temporal yang normal 19.4%, menipisan 67.7% dan yang menebal 12.9%. %. Dengan Somers’d test dijumpai

BAB V

PEMBAHASAN

Dari subjek penelitian POAG yang berjumlah 31 pasien dengan 62 mata pada tabel 4.1 Karakteristik jenis kelamin subjek penelitian didapatkan jumlah wanita lebih banyak dari pada laki-laki yaitu sebesar 87.0% . Hal ini sesuai dengan beberapa literatur yang menyatakan sering dijumpai pada perempuan dibandingkan laki-laki, (American Academy of Ophthalmology, 2009-2010) dimana sebagian sex hormon wanita sebagai protektif terhadap saraf optik dan penurunan hormon estrogen berhubungan dengan peningkatan resiko POAG.

(TGF, 2013)

Tabel 4.2 Karakteristik kelompok umur pasien menunjukkan bahwa pasien yang terbanyak berumur 35 – 44 tahun berjumlah 14 (45.2%) subjek. Hal ini dikarenakan pada pasien POAG usia demikian lebih banyak yang berobat ke poliklinik mata dan memenuhi syarat penelitian. Namun glaukoma sering terjadi pada usia diatas 40 tahun dimana insidensinya meningkat signifikan sesuai dengan usia. Prevalensi Rotterdam Study menunjukkan o,8%, dan Barbados Eye Study menunjukkan prevalensi 7% dengan usia > 40 tahun.

Tabel 4.3 Hubunghan lapang pandangan dengan optic disc pada penderita POAG, memperlihatkan pada perubahan optic disc sudah terjadi gangguan lapang pandangan pada sebagian subjek. Dimana pada optic disc bagian disc area (p = 0.007) dan rim area (p = 0,016) signifikan dengan gangguan lapang pandangan.

Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara perubahan optic disc gangguan lapang pandangan pada pasien POAG. (Dacosta, 2007)

Tabel 4.4 Hubungan lapang pandangan dengan RNFL pada penderita POAG memperlihatkan terjadi penipisan RNFL dan terjadi gangguan lapang pandangan.

Penipisan RNFL pada kuadran superior (p = 0.002), inferior (p = 0.022) dan nasal (p = 0.027) signifikan dengan gangguan lapang pandangan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan penipisan RNFL dengan gangguan lapang pandangan pada pasien POAG. (Leonard, 2010)

Terjadinya perubahan struktur pada optic disc dan ketebalan retina (RNFL) 30-50% didapati sebelum terjadi perubahan lapang pandangan pada glaukoma.

(American Academy of Ophthalmology, 2009-2010)(Novita, 2008)

Tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.8 Hubungan optic disc dengan RNFL pada penderita POAG memperlihatkan perubahan optic disc yang mengarah ke glaukoma dan terjadi penipisan RNFL. Perubahan optic disc bagian disc area (p = 0.026) dan cup disc horizontal ratio (p = 0.015) signifikan dengan RNFL kuadran nasal. Dimana diketahui bahwa glaukoma mempunyai predileksi untuk terjadinya penipisa RNFL yaitu pada kuadran superior dan inferior, sehingga Average RNFL superior dan inferior merupakan indikator yang penting. ( Novita, 2008)

BAB VI

Dokumen terkait