• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Subjek penelitian berjumlah 166 orang yang dibagi atas 83 orang perokok dan 83 orang non perokok, semuanya laki-laki. Usia rata-rata subyek yang mempunyai kebiasaan merokok adalah berkisar 40,65 tahun dengan usia terendah 21 tahun dan usia tertinggi 70 tahun. Usia rata-rata subyek yang tidak mempunyai kebiasaan merokok adalah 33 tahun dengan usia terendah adalah 21 tahun dan usia tertinggi adalah 67 tahun.

Pada penelitian ini, distribusi kelompok perokok dengan frekuensi jumlah perokok tertinggi adalah diantara subyek berusia 31-40 tahun sebesar 23 (27,7%) dan kelompok umur 41-50 sebesar 23 (27,7%). Kelompok umur 21-30 tahun adalah sebesar 20 (24,1%). Kelompok umur 51-60 tahun adalah 14(16,9 %). Kelompok umur 61-70 tahun adalah sebesar 3 (3,6%).

Kelompok non perokok dengan frekuensi tertinggi adalah diantara subyek berusia 21-30 tahun sebesar 45 (53 %). Kelompok umur 31-40 tahun sebesar 24(28,9%). Kelompok umur 41-50 sebesar 8(9,6%). Kelompok umur 61-70 tahun adalah sebesar 4(4,8 %). Kelompok umur 51-60 sebesar 2(2,4%). (Gambar 8)

Gambar 8. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur.

Pada penelitian ini, distribusi responden kelompok perokok dengan jenis pekerjaan paling banyak yaitu kuli bangunan sebesar 35 orang (42,2%). Responden yang memiliki mata pencaharian sebagai supir angkot sebesar 19 orang (22,9%), tukang becak sebesar 17 orang (20,5%), dan bekerja sebagai karyawan biasa sebesar 12 orang (14,5%).

Distribusi responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok umumnya bekerja sebagai karyawan biasa sebesar 28 orang (33,7%). Responden yang bekerja sebagai kuli banguna sebesar 25 orang (30,1%), tukang becak sebesar 15 orang (18,1%) dan supir angkot sebesar 15 orang (18,1%). (Gambar 9)

Gambar 9. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Tabel 1. Distribusi Subjek dan Kontrol Menurut Kelainan-Kelainan yang Ditemukan Pada Lidah. Kelainan-kelainan lidah Subyek Kontrol n % n % Hairy tongue 4 4,8 1 1,2 Coated tongue 49 59 29 34,1

Coated tongue + Fissured tongue 15 18,1 5 6

Fissured tongue 8 9,6 8 9,6

Makroglosia 2 2,4 1 1,2

Normal 5 6 39 47

Penelitian ini menunjukkan distribusi subyek menurut kelainan yang ditemukan pada lidah. Dari seluruh sampel subyek yang ada, hanya terdapat 4 orang dari kalangan perokok yang mempunyai hairy tongue (4,82%), dan 1 orang dari kalangan non perokok mempunyai hairy tongue (1,2%), ditemukan juga kelainan lain seperti coated tongue, fissured tongue dan makroglosia. (Tabel 1)

Tabel 2. Persentase Perokok Menurut Jenis Rokok

Jenis Rokok Jumlah %

Rokok Putih/ biasa 46 55,4

Rokok Kretek 37 44,6

Total 83 100

Penelitian menunjukkan persentase subyek perokok menurut jenis rokok yang dihisap, terlihat bahwa jenis rokok yang paling banyak dihisap subyek adalah rokok biasa yaitu sebesar 46 (55,4%) sedangkan penghisap jenis rokok kretek sebesar 37(44,6%). (Tabel 2)

Tabel 3. Persentase Perokok Menurut Lama Merokok (Tahun)

Lama Merokok (Tahun) Jumlah %

1-10 23 27,7

11-20 31 37,3

>20 29 34,9

Total 83 100

Penelitian ini menunjukkan persentase subjek perokok menurut lama merokok, terlihat bahwa kebiasaan merokok yang paling lama dilakukan adalah 11-20 tahun sebesar 31(37,3%), dibandingkan dengan lama merokok selama >11-20 tahun sebesar 29(34,9%). Responden dengan lama merokok 1-10 tahun sebesar 23(27,7%). Rata-rata responden menghisap rokok selama ±16,22 tahun.(Tabel 3).

Tabel 4. Persentase Perokok Menurut Jumlah Rokok Yang Dihisap Per hari

Jumlah Rokok yang dihisap Per hari

Jumlah %

1 bungkus 23 27,7

2 bungkus 23 27,7

>2 bungkus 37 44,6

Penelitian ini menunjukkan persentase perokok menurut jumlah rokok yang dihisap responden per hari, terlihat bahwa penduduk Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung paling banyak menghisap rokok lebih dari 2 bungkus per hari(37%) dan yang menghisap 1 dan 2 bungkus rokok per hari masing-masing sebesar 23 orang (27,7%). Rata-rata responden menghisap rokok sebanyak ≥2

bungkus per hari. (Tabel 4)

Tabel 5. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Jenis Rokok

JENIS ROKOK

Hairy Tongue

Ada Tidak Ada

n % n %

Rokok Kretek 3 3,6 30 36,1

Rokok Biasa 1 1,2 49 59,3

Total 4 4,8 79 95,1

Penelitian ini menunjukkan persentase kelainan hairy tongue yang ada berdasarkan jenis rokok yang dihisap responden, terlihat bahwa hairy tongue paling banyak terdapat pada responden yang menghisap jenis rokok kretek sebesar 3 orang (3,6%) dan terdapat 1 orang yang mempunyai kelainan hairy tongue pada responden yang menghisap jenis rokok biasa(1,2%). (Tabel 5)

Tabel 6. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Lama Merokok (Tahun)

LAMA MEROKOK (TAHUN)

Hairy Tongue Ada Tidak n % n % 1-10 0 0 24 28,9 11-20 2 2,4 25 30,1 >20 2 2,4 30 36,1 Total 4 4,8 79 95,1

Penelitian ini menunjukkan persentase terjadinya hairy tongue berdasarkan lama merokok, terlihat bahwa hairy tongue diderita responden yang menghisap rokok selama 11-20 tahun sebesar 2 orang (2,4%) dan >20 tahun sebesar 2 orang (2,4%). (Tabel 6)

Tabel 7. Persentase Hairy Tongue Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari (bungkus) JUMLAH ROKOK YANG DIHISAP PERHARI Hairy Tongue Ada Tidak n % n % 1 bungkus 2 2,4 19 22,9 2 bungkus 0 0 28 33,7 >2 bungkus 2 2,4 32 38,6 Total 4 4,8 79 95,2

Penelitian ini menunjukkan persentase terjadinya hairy tongue berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari, terlihat bahwa 2 orang responden(2,4%) yang menghisap 1 bungkus setiap harinya mempunyai hairy tongue. Hairy tongue juga ditemukan pada 2 orang responden (2,4%) yang menghisap rokok lebih dari 2 bungkus perhari. (Tabel 7)

Tabel 8. Hubungan Antara Kebiasaan Merokok Dengan Terjadinya Hairy Tongue

SUBYEK PENELITIAN

Hairy Tongue

Total Nilai p

Ada Tidak Ada

n % n % n %

0,173

Perokok 4 2,4 79 47,6 83 50

Bukan Perokok 1 0,6 82 49,4 83 50

Total 5 3 161 97 166 100

Penelitian ini menunjukkan perbandingan antara perokok dan non perokok dengan terjadinya hairy tongue di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung, ternyata hairy tongue yang ditemukan dari 166 subjek yang diteliti hanya sebesar 5 orang(3%) dimana 4 orang diantaranya merupakan perokok dan 1 orang diantaranya bukan perokok. Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p<0,05 untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue dengan menggunakan SPSS didapat hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue dimana nilai p=0,173. (Tabel 8)

Tabel 9. Hubungan Antara Kelainan Hairy Tongue dengan Karakteristik Merokok.

Karakteristik Koefisien korelasi Nilai p

Jenis Rokok 0,138 0,214

Lama Merokok -0,120 0,280

Jumlah rokok per hari 0,035 0,752

*= signifikan

Penelitian ini menunjukkan hubungan yang ada antara kelainan hairy tongue dengan karakteristik merokok. Hasil uji statistik dengan tingkat kemaknaan p<0,05 untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan terjadinya hairy tongue dengan menggunakan SPSS didapat hasil yaitu tidak terdapat hubungan antara jenis rokok, lama merokok, jumlah rokok per hari terhadap terjadinya hairy tongue dimana nilai p = 0,214 dengan koefisien korelasi terhadap jenis rokok yaitu 0,318, nilai p = 0,280 dengan koefisien korelasi terhadap lama merokok yaitu -0,120, nilai p = 0,752 dengan koefisien korelasi terhadap jumlah rokok per hari yaitu 0,035. (Tabel 9)

Gambar 10. Hasil penelitian perokok yang memiliki hairy tongue.

Gambar 11. Hairy tongue yang terdapat pada orang yang tidak mempunyai

BAB 5

Dokumen terkait