• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Penelitian telah dilakukan dengan metode case control dengan karakteristik sampel penelitian pada kelompok kasus, yaitu perokok yang menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kelompok kontrol, yaitu perokok yang tidak PPOK. Peneliti melakukan pengambilan data terhadap semua sampel penelitiandengan cara melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan spirometri, serta pengambilan darah sebanyak 2ml dari vena mediana kubiti.

Tujuan pengumpulan data dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan spirometri adalah untuk memastikan diagnosis PPOK atau tidak PPOK dan untuk mengetahui faktor risiko merokok, sedangkan pemeriksaan darah adalah untuk mengetahui gambaran genotipnya. Dari 227 orang yang dilakukan pemeriksaan diperoleh jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan penyetaraan umur dan riwayat merokok sebanyak 186 orang dengan rincian 93 orang sebagai kelompok kasus dan 93 orang sebagai kelompok kontrol. Kelompok kasus dan kontrol adalah pasien yang rawat jalan di RSUP. H.Adam Malik, RS. Tembakau Deli, RS. Siti Hajar, Puskesmas Sukaraya, dan Balai desa Sei Mencirim antara bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Sampel darah diisolasi DNA dan disimpan sementara di Laboratorium Terpadu Universitas Sumatera Utara, dan dianalisis di

Laboratorium Eijkman Jakarta pada bulan Agustus 2011 hingga Maret 2012.

4.1 Karakteristik Sampel Penelitian Kasus dan Kontrol

Karakteristik penderita kelompok kasus dan kontrol yang diperlihatkan pada tabel 5 s.d.12 menunjukkan nilai uji statistik yang tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut. Sampel penelitian pada kelompok kasus dan kontrol masing-masing berjumlah 93 orang laki-laki (100%), dan usia yang terbanyak berumur 50 - 59 tahun (kelompok kasus 41,9%dan kelompok kontrol40,9%). Karakteristik secara lengkap dan hasil pengukurannya disajikan pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Data dasar: jenis kelamin dan umur No Karakteristik Kontrol Kasus

Jumlah % Jumlah %p 1. Jenis Kelamin Laki-laki 93 100 93 100 2. Umur a. 40 – 49 5 3.2 3 5.4 0.961 b. 50 – 59 39 40.9 38 41.9 c. 60 – 69 29 33.3 31 31.2 d. 70 – 79 14 16.1 15 15.1 e. 80 – 89 6 6.5 6 6.5

Distribusi sampel penelitian menurut umur pada kelompok kasus dan kontrol dapat dilihat pada tabel 6.Kelompok kasus berumur antara 45 sampai dengan 86 tahun dan rerata umur adalah 62.73 tahun (SD9,209).

Kelompok kontrol berumur antara 41 sampai dengan 85 tahun dan rerata umur adalah 61.48 tahun (SD 9,805). Hasil uji statistik menurut sebaran umur antara kelompok kasus dan kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,961).

Tabel 6. Distribusi umur pada kelompok kasus dan kontrol Umur (tahun) KontrolKasus p

Rerata 61.48 62.73 0.961 Rentang 41-85 (44) 45-86 (41)

Standar Deviasi 9.805 9.209 Median 60 61 Jumlah 93 93

Distribusi sampel penelitian menurut kebiasaan merokok adalahberdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu hari dan lama merokok dalam tahun. Untuk kelompok kasus reratanya adalah 21,2 batang dengan angka median pada 18 batang, rerata lama merokok dalam tahun adalah 37,1 tahun, dan angka median adalah 38 tahun, sedangkan nilai rerata dari indeks brinkman adalah 738,3 dan angka mediannya adalah 640.Data kelompok kasus dan kontrol dengan uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna,secara lengkap dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.Kebiasaan merokok pada kelompok kasus dan kontrol Kebiasaan Merokok Kasus Rerata Median Kontrol Rerata Median P Jumlah Batang Lama Merokok IB 21.218 37.138 738.3 640 19.8 16 37.8 38 712.8 612 0.362 0.106 0.374

Distribusi sampel penelitian menurut riwayat merokok dan indeks Brinkman pada kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 8. Pada kelompok kasus berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap perhari dikali dengan lamanya merokok dalam tahun (Indeks Brinkman = IB) sebanyak 44 orang yang memiliki IB sedang (47,3%) dan 49 orang yang memiliki IB berat (52,7%), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 47 orang yang memiliki IB sedang (50,6%) dan 46 orang memiliki IB berat (49,4%). Pada kedua kelompok tidak dijumpai IB ringan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok (p = 0,660).

Tabel 8. Riwayat merokok berdasarkan indeks brinkman pada kelompok kasus dan kontrol

Kebiasaan Merokok (IB) Kasus Kontrol p Jumlah % jumlah %

Ringan 0 0 0 0 0, 660 Sedang 44 47.3 47 50.6 Berat49 52.7 46 49.4

Total 93 100 93 100

Distribusi sampel penelitian menurut klasifikasi hambatan aliran udara napas yang berdasarkan kriteria GOLD 2011 pada kelompok kasus dapat dilihat pada gambar 18. Pada kelompok kasus terdapat kriteria sangat berat (GOLD 4) sebanyak 19 orang (20,4%), kriteria berat (GOLD 3) sebanyak 47 orang (50,6%), kriteria sedang (GOLD 2) sebanyak 26 orang (28%), dan kriteria ringan (GOLD 1) sebanyak 1 orang (1%). Klasifikasi berat (GOLD 3) merupakan sampel penelitian terbanyak pada kelompok kasus.

Gambar 18 : Distribusi klasifikasi hambatan aliran udara napas BerdasarkanGOLD 2011 pada kelompok kasus

GOLD 1 GOLD 2 GOLD 3 GOLD 4 28% 50,6% 20,4% 1%

Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus menurut kelompok umur dan klasifikasi hambatan aliran udara napas berdasarkan klasifikasi GOLD dapat dilihat pada gambar 19. Pada kelompok umur antara 50-59 tahun merupakan jumlah terbanyak dari sampel pada kelompok kasus dengan pembagian klasifikasi berdasarkan GOLD yaitu : 0 orang untuk GOLD 1, 10 orang GOLD 2, 20 orang GOLD 3 dan 8 orang GOLD 4 sehingga jumlah total 38 orang.

Gambar 19 : Umur dan hambatan aliran udara napas pada kelompok kasus 0 5 10 15 20 25 30 35 40 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 GOLD1 GOLD2 GOLD3 GOLD4 Jumlah

Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus berdasarkan jenis pekerjaan dan klasifikasi hambatan aliran udara napas berdasarkan klasifikasi GOLD dapat dilihat pada gambar 20. Pembagian pekerjaan pada kelompok kasus dan kontrol dikelompokkan berdasarkan petani, swasta, pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan.

Gambar 20 : Distribusi Pekerjaan dan Hambatan aliran udara napas Pada kelompok Kasus

Distribusi terhadap sampel penelitian pada kelompok kasus berdasarkan kebiasaan merokok dan klasifikasi hambatan aliran udara napas berdasarkan klasifikasi GOLD 2011 dapat dilihat pada gambar 21. Klasifikasi GOLD 3 atau berat merupakan jumlah terbanyak yaitu : 47 orang dengan nilai indeks brinkman (IB) sedang 22 orang dan nilai indeks brinkman (IB) berat 25 orang pada kelompok kasus.

0 5 10 15 20 25 30 35 40

GOLD1 GOLD2 GOLD3 GOLD4 Total

Petani

Swasta

PNS

Gambar 21 : Distribusi Kebiasaan Merokok dan Klasifikasi Hambatan Aliran Udara Napas pada Kelompok Kasus

4.2Pemeriksaan Faktor Genotip

Kelompok kasus PPOK terdapat 93 orang untuk analisis gen TNFα posisi-308, pada posisi tersebut terdapat polimorfisme -308A yang dapat dibedakan dengan pemotongan enzim restriksi NcoI. Kemudian, pada posisi -238 terdapat polimorfisme -238A yang dapat dibedakan dengan pemotongan enzim restriksi MspI.

4.2.1Analisis Polimorfisme GenTNFα-308G/A

Hasil pemeriksaan frekuensi alel -308TNFα diperlihatkan pada gambar 22 tampak gambaran elektroforesis produk PCR berupa pita DNA sebesar 231 pb (pasang basa). Kemudian, produk PCR didigesti dengan enzim restriksi NcoI. Apabila terpotong, gambaran elektroforesis memperlihatkan pita DNA sebesar 208 pb dan 23 pb. Hal tersebut

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

GOLD 1 GOLD 2 GOLD 3 GOLD 4 Total

Sedang

Berat

menandakan terdapatnya alel -308G (normal) yangdiperlihatkan pada gambar 23. Sebaliknya, apabila tidak terpotong, akan terlihat produk PCR sebesar 231 pb yang menandakan adanya alel -308A (mutan).Jadi hasil elektroforesis pada penelitian ini diperoleh untuk -308 gen TNFα yaitu: AA didapat 1 pita (231pb), GG didapat 2 pita (208pb dan 23pb) dan GA didapat 3 pita (231pb, 208pb dan 23pb).

Gambar 22. Foto elektroforesis produk PCR-308TNFα, sebesar 231 pb

Gambar 23. Foto hasil Digesti dengan enzim NcoI, Jalur 1

Ladder(tangga) DNA. Jika terdapat pita 231 pb maka alel A positif. Jika terdapat pita 208 pb maka alel G positif. Pita 23 pb tidak terlihat karena < 100 pb.

Untuk frekuensi genotip -308TNFα pada kelompok kasus diperoleh, yaitu GG dijumpai pada 75 individu, GAdijumpai pada 8 individu, dan AA

500pb 300pb 231pb 500 300 231 208

dijumpai pada 10 individu yang dapat dilihat pada tabel 9. Disamping genotip juga diketahui bahwa jumlah alel A dan alel G pada genotip -

308TNFα adalah sebanyak 28 orang dan 158 orang.

Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel G dan alel A, sehingga jumlahnyaadalah sebesar dua kali tiap-tiap alel. Genotip-308TNFα yang homozigot, yakni genotip AA, tidak memiliki alel G. Demikian juga sebaliknya dengan genotip GG tidak memiliki alel A. Hasil frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua.

Frekuensi alel G lebih besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kasus PPOK. Frekuensi alel G dan A pada kelompok PPOK adalah sebesar 0,85 dan 0,15 dibandingkan dengan kelompok kontrol sebesar 0,78dan 0,22.Rincian data dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.

Tabel 9. Distribusi alel G dan A pada genotip -308 TNFαpada kelompok kasus

GENOTIPGG GA AA Total

Jumlah Individu 758 10 93 Jumlah Alel A 0 82028

Jumlah Alel G 150 8 0 158 Total Jumlah alel150 16 20 186

Frekuensi Alel G pada populasi= 158/186=0,85 Frekuensi Alel A pada populasi= 28/186= 0,15

Pada tabel 10 dapat dilihat frekuensi genotip dari -308TNFα pada kelompok kontrol, yaitu GG dijumpai pada 60 individu, GA pada 25 individu, dan AA pada 8 individu. Jumlah alel A sebanyak 41 orang dan alel G sebanyak 145 orang untuk kelompok kontrol. Total jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G lebih besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kontrol (0,78 vs 0,22).

Tabel 10.Distribusi alel G dan A pada genotip -308 TNFαpada kelompok Kontrol GENOTIP GG GA AA Total Jumlah Individu 60 25 8 93 Jumlah Alel A 0 25 16 41 Jumlah Alel G 120 25 0 145

Total Jumlah alel 120 48 18 186

Frekuensi Alel G pada populasi= 145/186=0,78 Frekuensi Alel A pada populasi= 41/186= 0,22

Hasil perhitungan frekuensi genotip pada kasus PPOK, yaitu75 GG, 8 GA, 10 AA dan pada kontrol, yaitu 60 GG, 25 GA, 8 AA. Hasil perhitunganfrekuensi genotipdan frekuensi alel -308TNFα pada kelompok kasus dan kelompok kontrol telah dapat diketahui di tabel 9 dan 10.

Tabel 11. Alel - 308 gen TNFα antara kelompok kasus dan kontrol Kasus % Kontrol % n = 93 n = 93 Alel A28154122 Alel G 158 85145 78 Total 186 100 186100

Pada tabel 11 memperlihatkan jumlah individu yang memunyai alel G dan A pada genotip -308TNFα antara kelompok kasus dan kontrol. Alel G diketahui lebih sedikitterdapat pada kelompok kontrol sejumlah 145 (78%), sedangkanpada kelompok kasus PPOK sebesar 158 (85%). Kelompok kasus PPOK memiliki sebesar 28 (15%)alel A dan pada kelompok kontrol sebesar 41 (22%). Dari hasil pemeriksaan diperoleh bahwa jumlah alel A lebih sedikit dijumpai pada kasus PPOK dibanding dengan kelompok kontrol.

4.2.2 Analisis Polimorfisme Gen TNFα -238A

Hasil pemeriksaan frekuensi alel -238A TNFα yang diperlihatkan pada gambar 24 tampak gambaran elektroforesis produk PCR berupa pita DNA sebesar 150 pb. Kemudian produk PCR didigesti dengan enzim restriksi MspI. Apabila terpotong, gambaran elektroforesis memperlihatkan pita DNA sebesar130 pb dan 20 pb(gambar 25).Hal tersebut menandakan

terlihat produk PCR sebesar 150 pb (mutan), hal ini menandakan adanya alel -238A.Jadi hasil elektroforesis pada penelitian ini diperoleh untuk -238

gen TNFα, yaitu: AA didapat 1 pita (150pb), GG didapat 2 pita yaitu (130pb dan 20pb) dan GA didapat 3 pita (150pb, 130pb dan 20pb).

500pb

200pb

150pb

100pb

Gambar 24. Foto Elektroforesis Produk PCR -238 gen TNFα, sebesar 150 pb

Gambar 25. Hasil Digesti dengan enzim MspI, Jalur 1 Ladder (tangga) DNA. Jika terdapat pita 150 pb maka alel A

positif. Jika terdapat pita 130 pb dan 20 pb maka alel G positif.Pita 20 pb tidak terlihat karena < 100 pb. Sampel no.25, 26, 33, 37 dan 39 mutan.

Pada tabel 12 diketahui bahwa frekuensi genotip TNFα -238pada kelompok kasus diperoleh, yaitu GG dijumpai pada 85 individu, GA pada 4

M 1 --- 15 C-1 C-2

130 pb 150 pb

200 pb 500 pb

individu, dan AA pada 4 individu. Jumlah alel A dan alel G pada genotip -

238TNFα ditemukan pada kelompok kasus sebanyak 12 orang dan 174 orang.

Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel G dan alel A, sehingga jumlahnya sebesar dua kali jumlah tiap-tiap alel. Genotip-238TNFα yang homozigot, yakni genotip AA tidak terdapat alel G. Demikian juga sebaliknya, genotip GG tidak memiliki alel A. Hasil frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun pada kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua.

Frekuensi alel -238G lebih besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kasus PPOK, yaitu sebesar 0,935 dan 0,064. Rincian data dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Distribusi alel G dan A pada genotip -238 TNFαpada kelompok kasus GENOTIP GG GA AA Total Jumlah Individu8544 93 Jumlah Alel A 0 4 812 Jumlah Alel G 170 4 0174

Total Jumlah alel 170 8 8186

Frekuensi Alel A pada populasi= 12/186= 0,064 Frekuensi Alel G pada populasi= 174/186=0,935

Pada tabel 13 dapat dilihat frekuensi genotip dari -238TNFα pada kelompok kontrol, yaitu GG dijumpai pada 89 individu, GA pada 1 individu dan AA pada 3 individu. Jumlah alel -238A sebanyak 7 orang dan alel -

238G sebanyak 179 orang untuk kelompok kontrol. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G lebih besar daripada frekuensi alel A pada kelompok kontrol (0,962 vs 0,037). Frekuensi alel Alebih besar pada kelompok kasus dibanding dengan kelompok kontrol (0,064 vs 0,037).

Jumlah genotip GA pada penelitian ini merupakan penjumlahan alel G dan alel A sehingga jumlahnya sebesar dua kali tiap-tiap alel. Genotip -238TNFα yang homozigot, yakni genotip AA, tidak memiliki alel G. Demikian juga sebaliknya, genotip GG tidak terdapat alel A. Hasil frekuensi genotip homozigot akan dikalikan dua. Hal ini terjadi, baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol. Untuk kelompok kasus telah dijabarkan pada tabel 12 dan untukkelompok kontrol dijabarkan pada tabel 13.

Tabel 13. Distribusi alel G dan A pada genotip -238 TNFαpada kelompok kontrol GENOTIP GG GA AA Total Jumlah Individu 89 1 3 93 Jumlah Alel A 0 1 6 7 Jumlah Alel G 1781 0179

Total Jumlah alel 1782 6 186 Frekuensi Alel A pada populasi= 7/186= 0,037 Frekuensi Alel G pada populasi= 179/186=0,962

Hasil pemeriksaan frekuensi genotip dan frekuensi alel telah dapat diketahui untuk kelompok kasus dan kontrol -238TNFα pada tabel 12 dan

13. Hasil perhitungan frekuensi genotipnya, yakni : 85 GG, 4 GA, 4 AA pada kelompok kasus PPOK dan 89 GG, 1 GA, 3 AA pada kelompok kontrol.

Jumlah alel A terdapat pada 7 orang dan alel G terdapat pada 179 orang. Jumlah alel menjadi 186 yang diperoleh dari 93 jumlah individu dikali dua. Frekuensi alel G pada kelompok kontrol lebih besar dibanding dengan kelompok kasus PPOK. Sebaliknya frekuensi alel A pada kelompok kasus lebih besar daripada pada kelompok kontrol.

Tabel 14. Alel -238 Gen TNFαpada kelompok kasus dan kontrol Kasus% Kontrol %

n = 93 n = 93

Alel A 126.5%7 3.8% Alel G 17493.5%17996.2%

Total Alel186 100% 186 100%

Tabel 14 memperlihatkan alel G ataupun A pada genotip - 238TNFα pada kelompok kasus dan kontrol. Jumlah individu yang memunyai alel G ataupun A pada genotip -238TNFα antara kelompok kasus dan kontrol adalah sebanyak 186 orang. Alel G pada kontrol sejumlah 179 (96,2%) dan pada kasus PPOK yakni sebesar 174 (93,5%). Alel A pada kasus PPOK adalah sebesar 12 (6,5%) dan pada kontrol adalah sebesar 7 (3,8%).

4.2.3 Hubungan Polimorfisme -238 dan-308 Gen TNFα dengan PPOK Pada tabel 15 memperlihatkan polimorfismegen TNFα -238G/A dan -308G/A pada PPOK (kasus) dan kontrol. Untuk polimorfisme - 238G/A dijumpai genotip GA dan AA sebanyak 8 pada kasus dan 4 pada kontrol. Sedangkan untuk genotip GG sebanyak 85 pada kasus dan 89 pada kontrol. Jika dihitung secara statistik diperoleh nilai oods ratio

(OR) = 2,094 dan tingkat kepercayaan (confidence interval / CI) = 0,608 - 7,211.Nilai p sama dengan 0,241 maka perbedaan ini secara statistik tidak bermakna.

Untuk polimorfisme -308G/A dijumpai genotip GA dan AA sebanyak 18 pada kasus dan 33 pada kontrol. Sedangkan untuk genotip GG sebanyak 75 pada kasus dan 60 pada kontrol. Jika dihitung secara statistik diperoleh nilai oods ratio(OR) = 0,436 dan tingkat kepercayaan(confidence interval / CI) = 0,224 - 0,850. Nilai p sama dengan 0,014 maka perbedaan ini secara statistik bermakna.

Tabel 15.HubunganPolimorfisme Gen TNFα-238 dan-308 dengan PPOK

-238 TNFα GA - AA 8 4 2.094 0.608-7.211 0.241 GG 85 89 -308 TNFα GA – AA18330.436 0.224-0.8500.014 GG 75 60

Untuk genotip-238 yang memiliki polimorfisme (GA dan AA) pada PPOK (kasus)adalah lebih besar jumlahnya daripada kontrol (8 vs 4), namunkarena nilai p sama dengan 0,241 sehingga perbedaan itu tidak bermakna.

Pada geneotip -308 juga memiliki polimorfisme (GA dan AA), pada kasus (PPOK) jumlahnya lebih kecil daripada kontrol (18 vs 33), dan nilai p sama dengan 0,014 sehingga perbedaan ini bermakna.

4.2.4 Hubungan alel A pada genotip -238 dan -308 TNFα dengan derajat keparahan PPOK

Pada tabel 16 diperlihatkan varian genotip -238 TNFα dan -

308TNFα (GA dan AA) hubungannya dengan derajat keparahan PPOK pada kelompok kasus. Kedua alel -238A dan -308A genTNFα tidak berhubungan dengan tingkat keparahan dari penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronik (p=0,159 dan p=0,609).

Tabel 16. Hubungan alel TNFα -238Adan -308Adenganderajat keparahan PPOK

DERAJAT PPOK

Tingkat ITingkat IITingkat III Tingkat IV Total p Alel -238A 00 7 1 8 0.159

Alel -308A0 7 7418 0.609

4.2 Analisis Haplotipe

Tabel 17 memperlihatkan distribusi haplotipe gen -238 TNFα dan -308

TNFα alel G dan alel A pada kelompok kasus. Haplotipe GG-GG merupakan kombinasi yang paling sering ada pada 161 orang kelompok kasus. Kombinasi yang paling sedikit adalah AA-GA hanya terdapat pada 1 orang pada kelompok kasus.

Tabel 17. Haplotipe genTNFα-238 dan -308pada kelompok kasus Haplotipe -308 -238 fAlel G Alel A GG GG 161 322 0 AA GA 1 1 3 AA GG9 18 18 GG GA3 9 3 GG AA 4 8 8 GA GG 8 24 8 Total 186382 40

Tabel 18 memperlihatkan distribusi haplotipe gen -238 TNFα dan -

308 TNFα alel G dan alel A pada kelompok kontrol. Haplotipe GG-GG merupakan kombinasi yang paling sering ada pada 151 orang pada kelompok kontrol. Namun, kombinasi yang paling sedikit adalah GG-GA,

AA-AA,GG-AAdan GA-AA masing-masing hanya 1 orang pada kelompok kontrol.

Tabel 18. Haplotipe -238dan -308genTNFα pada kelompok kontrol

Haplotipe -308 -238 fAlel G Alel A GG GG 151 3020 AA GG 8 16 16 GA GG236923 AA AA 1 0 4 GG AA 1 2 2 GG GA 13 1 GA AA 1 1 3 Total 186 393 49

Pada tabel 19 memperlihatkan bahwa haplotipe -238 dan -308 gen

TNFα bukan merupakan faktor risiko kejadian PPOK, yaitu dimana Oods Ratio (OR) adalah 0,839 dan tingkat kepercayaan (Confidence Interval/ CI) = 0,540 -1,305.

Tabel 19.Hubungan haplotipe genTNFα-238 &-308dengan PPOK PPOK Kontrol OR CI

Alel A40 49 0.8390.540-1.305 Alel G 382 393

BAB V

Dokumen terkait