• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks pra nikah dilakukan pada bulan februari sampai Juli terhadap 36 responden. Responden yang digunakan adalah remaja usia 14-19 tahun di desa Glagah, Sragen.

Desa Glagah merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen. Batas wilayah Desa Glagah bagian timur : Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, batas utara : Desa Ngarum, Kecamatan Ngrampal, batas barat : Desa Japol, Kecamatan Pelemdadung dan batas selatan : Desa Mantup, Kecamatan Kedawung.

Prosedur penelitian ini adalah responden mengisi kuisioner yang telah di sediakan dan ditunggui oleh peneliti. Kemudian dilakukan kunjungan rumah bagi responden yang tidak dijumpai pada acara karang taruna.

B. Karakteristik Responden

commit to user

Usia responden dibagi menjadi 2 golongan yaitu remaja madya usia 14-16 tahun dan remaja akhir usia 17-19 tahun. Adapun distribusi frekuensi terdapat dalam tabel 4.1 :

Tabel 4.1 Karakteristik Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase

1. 14-16 tahun 24 66,7%

2. 17-19 tahun 12 33,4%

Total 36 100%

Sumber : Data Primer 2012

Umur responden terbanyak pada umur 14-16 tahun sebanyak 24 responden (66,7%) dan paling sedikit pada golongan umur 17-19 tahun sebanyak 12 responden (33,4%).

2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden di bagi menjadi 2 golongan yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun distribusi frekuensi terdapat dalam tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

No Umur Jumlah Prosentase

1. Laki-laki 18 50%

commit to user

Total 36 100%

Sumber : Data Primer 2012

Jenis kelamin responden laki-laki sebanyak 18 responden (50%) dan perempuan sebanyak 18 responden (50%).

3. Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi

Karakteristik mengenai Sumber Informasi Tentang Kesehtan Reproduksi dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Karakteristik Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi

No Umur Jumlah Prosentase

1. Tenaga Kesehatan 2 5,6% 2. Orang Tua 6 16,7% 3. Teman 4 11,1% 4. Media massa cetak/elektronik 22 61,1% 5. Guru 2 5,6% Total 36 100%

Sumber : Data Primer 2012

Sumber informasi tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh responden paling banyak dari media massa cetak/elektronik sebanyak

commit to user

22 responden (61,1%) dan yang paling sedikit diperoleh dari tenaga kesehatan dan guru sebanyak 2 responden (5,6%).

C. Hasil Analisis Data

1. Analisis Univariat

a. Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi

Karakteristik pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi terdapat pada tabel 4.5

Tabel 4.5 Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi

No Pengetahuan Jumlah Prosentase

1. Baik 34 94,4 %

2. Cukup 2 5,6 %

3. Kurang 0 0 %

Total 36 100 %

Sumber : Data Primer 2012

Sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 34 responden (94,4 %) dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 2 responden (5,6 %).

commit to user Correla tions 1,000 ,267 * . ,040 36 36 ,267 * 1,000 ,040 . 36 36 Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Pengetahuan Sikap Kendall's tau_b Pengetahuan Sikap

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.

b. Sikap Responden Terhadap Seks Pra Nikah

Karakteristik pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi terdapat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Pengetahuan Responden Tentang Kesehatan Reproduksi

No Pengetahuan Jumlah Prosentase

1. Positif 16 44,4 %

2. Negatif 20 55,6 %

Total 36 100 %

c. Sumber : Data Primer 2012

Sebagian besar responden mempnyai sikap negatif terhadap seks pra nikah yaitu sebanyak 20 responden (55,6 %).

2. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks pra nikah.

commit to user

Hasil uji Kendal Tau dengan tingkat kepercayaan 95% atau α= 0, 05 menunjukkan nilai ρ sebesar 0,040 <0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks pra nikah.

commit to user BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini jumlah responden adalah sebanyak 36 remaja. Responden yang digunakan adalah remaja usia 14-19 tahun yang berdomisili di desa Glagah, Sragen. Kendala yang ditemui pada saat penelitian adalah responden banyak yang gaduh dan bertanya jawaban dengan responden yang lain. Solusinya peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada responden yang kurang memahami pertanyaan yang diberikan. Ada responden yang tidak bisa hadir dalam pengambilan data maka peneliti melakukan kunjungan rumah bagi responden yang berhalangan hadir.

Dilihat dari umur sebagian besar responden berumur antara 14-16 tahun (66,7%) dan responden berumur 17-19 tahun (33,4%). Hal ini dikarenakan perilaku seksual pra nikah akan mulai terjadi jika seseorang sudah berusia 16 tahun atau seseorang yang mengalami masa pubertas lebih cepat. Menurut Smith dan Anderson (2009) munculnya dorongan seksual terjadi pada remaja pertengahan yaitu usia 14-16 tahun. Ciri khas remaja pertengahan yaitu para remaja mengalami pematangan fisik secara penuh, anak laki-laki mengalami mimpi basah dan anak perempuan mengalami menstruasi. Menurut Fisher dan Hall menunjukkan bahwa remaja menengah dan remaja akhir cenderung lebih permisif dibandingkan remaja awal dimana pengaruh orang tua masih cukup besar. Menurut Reiss dan Miller mengungkapkan adanya suatu kecenderungan

commit to user

bahwa semakin meningkat usia seseorang maka tingkat perilaku seks pra nikah semakin meningkat (Puspitasari, 2009).

Berdasarkan jenis kelamin seorang pria cenderung lebih permisif terhadap perilaku seksual pra nikah dibandingkan wanita. Menurut Roche menemukan pria lebih mementingkan keintiman fisik tanpa memperhatikan keterlibatan emosional dalam hubungan heteroseksual. Sedangkan wanita lebih mementingkan kualitas hubungan sehingga pada wanita keterlibatan emosional mempengaruhi tingkat penerimaan keintiman fisik yang dilakukan pasangannya (Puspitasari, 2009).

Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi didapat dari berbagai sumber yaitu dari tenaga kesehatan, orang tua, teman, media massa cetak/elektronik dan guru. Hasil penelitian ini remaja paling dominan memperoleh informasi dari media massa cetak/elektronik sebesar 61,1%. Hal ini dikarenakan terutama media elektronik atau internet menyediakan informasi secara bebas tanpa batas walaupun informasi ada yang positif dan negatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Oktarina (2009), orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media massa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik, pendidikan sekolah dan penyuluhan.

Selain dari media massa, orang tua juga berperan yaitu sebesar 16,7%. Hal ini dikarenakan orang tua menanamkan nilai-nilai yang mempengaruhi

commit to user

pengetahuan remaja. Jika orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya, maka anak tersebut cenderung mengontrol perilaku seksnya karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah diberikan dari orang tua sendiri. Teman memberikan pengaruh penting yaitu sebesar 11,1% karena pada saat menginjak usia remaja biasanya lebih merasa nyaman jika bersama teman-temannya. Maka remaja mempunyai kecenderungan untuk memperoleh informasi dari temannya tanpa memiliki dasar informasi yang lebih dapat dipercaya. Sumber informasi tentang kesehatan reproduksi juga didapat dari tenaga kesehatan dan guru (5,6%). Hal ini dikarenakan remaja sudah mendapatkan penyuluhan dari tenaga kesehatan dan pada umumnya remaja juga sudah mendapat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sejak duduk di bangku kelas VIII.

Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja desa Glagah menunjukan bahwa responden berpengetahuan baik (94,4%) dan berpengetahuan cukup (5,6%), berarti responden mengetahui dan memahami dengan baik mulai dari pengertian kesehatan reproduksi, fungsi organ reproduksi, tahap-tahap perkembangan remaja dan perubahan yang terjadi pada masa remaja. Sesuai dengan teori Nursalam (2008), yaitu remaja mampu menjawab dengan benar (76-100%) dari semua pertanyaan. Hasil penelitian terebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmasih (2009) dengan hasil pengetahuan baik mencapai 82,5%.

Sikap seks pra nikah pada remaja desa Glagah yaitu sebanyak 20 remaja (55,6 %) menunjukkan sikap negatif dan 16 remaja (44,4%) menunjukkan sikap

commit to user

positif. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. Sedangkan sikap positif responden ( kecenderungan untuk mendekati seks pra nikah). Perbedaan remaja dalam bersikap terhadap seks pra nikah dipengaruhi salah satunya oleh media massa (61,1%).

Dari analisis data yang dilakukan dengan uji Kendal Tau didapatkan nilai signifikasi 0,040<0,05 berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan sikap seks pranikah. Berdasarkan data penelitian ditemukan hasil bahwa responden dengan pengetahuan baik berjumlah 34 responden (94,4%) yang mempunyai sikap negatif terhadap seks pra nikah sebanyak 18 responden (52,9%) dan yang mempunyai sikap positif terhadap seks pra nikah sebanyak 16 responden (44,4%). Responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 2 responden (5,56%) mempunyai sikap negatif terhadap seks pra nikah. Perbedaan remaja dalam bersikap terhadap seks pra nikah dipengaruhi salah satunya oleh media massa (61,1%). Pendapat Azwar (2009) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sikap seseorang antara lain pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan/ agama dan faktor emosi dalam diri individu.

Menurut Walgito (2003) sikap sangat berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan seseorangnya. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan.

commit to user

Penelitian Suryoputro (2006) dengan judul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi seksual remaja di Jawa Tengah: implikasinya terhadap kebijakan dan layanan kesehatan seksual dan reproduksi”, hasilnya masing-masing variabel pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran kelurga mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja yaitu sebesar (91%). Sedangkan sebesar (9%) dipengaruhi oleh faktor yang lain. Jika tidak ada dukungan pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peran keluarga maka perilaku seks pranikah akan meningkat sebesar 10 kali lipat untuk melakukan seks pranikah. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja adalah teman sebaya, aspek-aspek kesehatan reproduksi, sikap terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, perilaku, kerentanan yang dirasakan terhadap resiko, kesehatan reproduksi, gaya hidup, pengendalian diri, aktifitas sosial, rasa percaya diri, usia, status perkawinan, sosial-budaya, nilai dan norma sebagai pendukung sosial untuk perilaku tertentu (Suryoputro, 2006).

Keterbatasan pada penelitian ini adalah keterbatasan waktu yang singkat sehingga sampel yang digunakan kecil.

commit to user BAB VI

Dokumen terkait