• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengaruh Gender Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntans

Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0.000 (0.000 <0,05) dan nilai t hitung 4,500> 1,66488. Nilai tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada Pengaruh gender terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi”. Fakih (2012) mendefinisikan konsep Gender sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan secara sosial maupun kultural, serta ciri dan sifat tersebut dapat dipertukarkan. Perubahan karakteristik Gender antara laki-laki dan perempuan dapat terjadi dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat lain, bahkan dari kelas ke kelas masyarakat berbeda. Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Berbeda dengan masa lalu, saat ini kesetaraan gender sangat dijunjung tinggi. Hal ini membuat tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan pekerjaan maupun dalam mengapresiasikan berbagai bidang kehidupan yang ada.

Laki-laki dan perempuan dianggap mempunyai hak yang sama. Pola pemikiran perempuan pada zaman dahulu dengan sekarang sedikit berbeda, termasuk keberanian dalam bersikap dan mengambil resiko.

Dalam menghadapi situasi yang terdapat perilaku etis, perempuan tidak lagi malu-malu seperti dulu. Perempuan saat ini lebih berani dalam menentukan sikap dan mengambil risiko untuk melakukan tindakan yang mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri. Cara pandang laki-laki dan perempuan berbeda dalam menanggapi suatu hal. Laki-laki memiliki sifat yang rasional dalam menghadapi suatu permasalahan dan menyukai tantangan, sedangkan perempuan akan bersikap lebih emosional dalam menghadapi permasalahan dan cenderung menghindari masalah. Perempuan cenderung lebih tegas dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan penilaian etis. Mahasiswa perempuan cenderung berpersepsi lebih etis dalam menilai perilaku tidak etis akuntan. Gender akan berpengaruh terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi. Mahasiswa perempuan belum tentu menilai Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi secara lebih tegas. Berdasarkan temuan diatas maka penelitian ini sesuai dengan pendekatan struktural dari Gender.

Pendekatan struktural menurut Coate (2010), menyatakan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan disebabkan oleh sosialisasi awal terhadap pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan peran lainnya. Sosialisasi awal dipengaruhi oleh reward dan insentif yang diberikan

kepada individu di dalam suatu profesi. Sifat dan pekerjaan yang sedang dijalani membentuk perilaku melalui sistem reward dan insentif, maka laki-laki dan perempuan akan merespon dan mengembangkan nilai etis dan moral secara sama di lingkungan pekerjaan yang sama. Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septi (2017) yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara Gender Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi.

2. Pengaruh Religiusitas Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi

Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0.001 (0.001 < 0,05) dan t hitung adalah 3,633>1,6.6488. Nilai tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada Pengaruh Religiusitas terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi”. Jalaluddin (2011) mengemukakan bahwa Religiusitas adalah sikap keagamaan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Jadi Religiusitas adalah tingkat kedalaman ilmu agama dan keyakinannya terhadap sang pencipta yang akan menjadi pegangan kuat dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Agama selalu menganjurkan umatnya untuk melakukan perilaku etis.

Perilaku etis ditunjukkan ketika seseorang mendapat haknya maka hanya akan mengambil sesuai dengan haknya dan tidak

mengambil apa yang menjadi hak orang lain. Akuntan memiliki nilai etika yang diatur dalam kode etik profesi akuntan dan kedelapan kode etik tersebut selaras dengan nilai-nilai agama atau sesuai dengan ajaran agama. Misalnya, terkait dengan tanggung jawab profesi, agama mengajarkan setiap orang memastikan bertanggung jawab terhadap apa yang diperbuatnya. Seseorang yang religius maka diharapkan akan memiliki persepsi etis yang tinggi karena tuntunan berperilaku etis ada dalam ajaran agama.

Religiusitas adalah faktor dari dalam diri individu seberapa banyak dan sering seseorang menjalankan perintah agamanya. Semakin tinggi tingkat Religiusitas maka akan mendorong pada perilaku yang positif yang berarti menjalankan perintah-Nya dan manjauhi larangan-Nya. Individu yang memiliki sifat religiusitas tinggi biasanya akan lebih memperhatikan perintah-perintah yang diajarkan agamanya sebagai pertimbangan dalam kehidupan sehari-hari daripada individu yang tingkat religiusitasnya rendah. Mahasiswa yang hati-hati menjaga agamanya akan lebih memilih berperilaku etis dalam melakukan pekerjaannya atau pada setiap pengambilan keputusan.

Hal itu karena agama yang akan membawa atau menjadi bekal seseorang pada kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak. Religiusitas akan berpengaruh positif terhadap perilaku etis dari mahasiswa akuntansi.

Penelitian ini relevan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septi (2017) yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara Religiusitas Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi.

3. Pengaruh Gender dan Religiusitas Terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi

Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0.00 (0.00 < 0,05) dan nilai F hitung > F tabel sebesar 21.306 > 3,96. Nilai tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa “Ada Pengaruh Gender dan Religiusitas secara simultan terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi”. Berdasarkan analisis regersi linear berganda menunjukkan besarnya koefisien determinasi (r2 square) = 0,356, artinya variabel bebas secara bersama–sama mempegaruhi variabel tidak bebas sebesar 35,6% sisanya sebesar 64,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Gender secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi.

2. Religiusitas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi.

B. Keterbatasan

Dalam penelitian ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang dialami, diantaranya yaitu:

1. Jumlah sampel yang digunakan penelitian ini masih sedikit dan kurang beragam, sehingga hasil penelitiaan yang telah dilakukan belum mewakili mahasiswa akuntansi seluruhnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku etis dalam penelitian ini hanya terdiri dari dua variabel yaitu gender dan religiusitas, sedangkan masih banyak faktor lain mempengaruhi perilaku etis.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan pembahasan hasil penelitian, saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi dengan menggunakan sampel penelitian yang lebih luas contoh seperti pendidikan etika dan kecerdasan emosional.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah responden yang terdiri dari berbagai universitas sehingga data yang diperoleh memiliki karakteristik yang beragam dan dapat mewakili karakteristik mahasiswa akuntansi secara keseluruhan

50

Dokumen terkait