• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMK Pencawan School Medan Tuntungan bediri pada tahun 1990 jalan Bunga Ncole No.50 Medan, Kecamatan Medan Tuntungan Kelurahan Kemenangan Tani, km 12 terdiri dari kelas Adminitrasi Perkantoran, Akutansi, Teknik Komputer Jaringan, Tataboga, Tatabusana, Seni kerajinan dan Peristiwa/Akomodasi perhotelan. Kelurahan kemenangan tani merupakan salah satu kelurahan dari 9 (Sembilan) kelurahan yang terdapat di wilayah kecamatan medan tuntungan dengan luas 150 Hektar dan terdiri dari 5 lingkungan yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara dengan kelurahan simp.selayang kec.Medan Tuntungan. b. Sebelah selatan berbatas dengan kelurahan Lau Cih Kec.Medan Tuntungan c. Sebelah Timur berbatas dengan kelurahan Lau Chi Kec.Medan Tuntungan d. Sebelah Barat berbatas dengan Kelurahan Namo Gajah Kec.Medan Tuntungan.

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Distribusi Frekuensi Personal Hygiene

Untuk melihat responden personal hygiene pada siswi di SMK Pencawan School Medan Tuntungan 2014 dapat di lihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Alat Reproduksi di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014

No personal hygiene alat reproduksi f %

1 Menerapkan personal hygiene 30 54,5

2 Tidak menerapkan personal hygiene 25 45,5

Jumlah 55 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak yang menerapkan personal hygiene 30 Siswi (54,5%) dan yang tidak menerapkan personal hygiene 25 Siswi (45,5%).

4.2.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan

Untuk melihat kejadian keputihan pada siswi di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014 dapat di lihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014

No Kejadian Keputihan f %

1. Keputihan 30 54,5

2. Tidak Keputihan 25 45,5

Jumlah 55 100,0

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa kejadian keputihan sebanyak 30 Siswi (54,5%) dan yang tidak keputihan sebanyak 25 siswi (45,5%).

4.3. Analisa Bivariat

4.3.1. Hubungan Personal Hygiene Alat Reproduksi dengan Kejadian Keputihan

Analisa bivariat bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara personal hygiene alat reproduksi dengan kejadian keputihan, maka di pakai analisa data

dengan menggunakan uji cli-square yang di tunjukan dengan analisa crosstab dan di dapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Hubungan Antara Personal Hygiene Alat Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Siswi di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014

No Personal Hygiene

Alat Reproduksi

Kejadian Keputihan

Total Prob

Normal Tidak Normal

n % n % n %

0,004 1. Menerapkan 11 36,6 19 63,4 30 100

2. Tidak menerapkan 19 76 6 24 25 100

Dari 30 responden yang menerapkan personal hygiene alat reproduksi 11 responden keputihannya normal dan 19 tidak normal.dari uji chi square di peroleh probilitas 0,004 < α (0,005) yang mengalami kejadian keputihan sebanyak 19 siswi (76%) siswi dan tidak mengalami kejadian keputihan sebanyak 6 siswi (24%).

Berdasarkan hasil uji statistic dengan chi-square menunjukkan bahwa probalbilitas (0,004) α (0,05), maka di dapatkan ada hubungan antara personal hygiene alat reproduksi dengan kejadian keputihan pada siswi di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Distribusi Berdasarkan Personal Hygiene Alat Reproduksi

Dari hasil penelitian di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014 menunjukan responden yang mengalami kejadian keputihan dengan tidak menerapkan 25 (45,5%) dan responden dengan kebersihan organ intim yang menerapkan ada 30 siswi (54,5%).

Hal ini sesuai dengan pendapat WHO (2002) yang menyatakan bahwa Faktor-faktor yang memicu berkembangnya keputihan antara lain kurangnya menjaga personal hygiene (terutama di daerah kemaluan), penggunaan sabun pembersih vagina yang berlebihan, atau mungkin kurangnya pengetahuan tentang keputihan, selain itu karena anatomi organ reproduksi perempuan lebih mudah terjadi keputihan.

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori Wiwit (2008) disalah satu SMA Negri semarang di dapatkan dari 50 siswi yang di wawancarai terdapat 48 (96%) siswi yang mengalami keputihan. Sebanyak 23 (47,9%) siswi yang mengalami keputihan karena ketidaktahuan tentang merawat alat reproduksi dan 25 (52,1%) siswi karena ketidak seimbangan hormone.

Hal ini sesuai dengan pendapat Pradijdo (2009) yang mengatakan bahwa personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

5.2. Distribusi Responden dengan Kejadian Keputihan

Dari hasil penelitian di SMK Pencawan School Medan Tuntungan Tahun 2014 dapat di lihat bahwa mayoritas siswi yang mengalami kejadian keputihan sebanyak 30 (54,4%) siswi dan minoritas yang tidak mengalami keputihan yaitu sebanyak 25 (45,5%) siswi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penyebab kejadian keputihan.

Menurut Notoadmodjo (2005), bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan mencakup dalam dominant kognitif yaitu tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu, memahami artinya bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan tetapi orang tersebut harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang objek yang di maksud dengan menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Analisis artinya kemampuan seseorang untuk menjabarkan materi atau abjek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain, sintesis artinya kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk melakukak justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Menurut Nursalam (2007) bahwa makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Responden yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi sehingga ilmu pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya yang berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi sehingga ilmu yang dimiliki juga lebih rendah. Dengan berpendidikan rendah maka wawasan pengetahuan tentang cairan alat kegetalian dan cara merawat personal hygiene alat reproduksi.

Berdasarkan asumsi yang telah diperoleh, didapatkan hasil semangkin tidak melalukan personal hygiene maka akan semangkin memicu kejadian keputihan. Penelitian ini menunjukan ada hubungan antara personal hygiene alat reproduksi dengan kejadian keputihan.

Hasil penelitian ini pada bulan januari-april Tahun 2014 bahwa kejadian keputihan sering kali kejadian pada siswi karena di sebababkan siswi kurang melakukan kebersihan organ intim dan sebabkan juga oleh memakai celana dalam yang lembab sehingga menimbulkan gatal dan infeksi yang bisa menimbulkan keputihan.

BAB VI

Dokumen terkait