• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN & SARAN

Skema 4 Hasil Penelitian

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:

1. Kedua subyek dalam penelitian ini memiliki pandangan yang negatif terhadap figur pria. Pandangan ini dipengaruhi oleh penilaian terhadap karakter ayah yang negatif yang kemudian diperkuat dengan pengalaman disakiti oleh pacar-pacar mereka ketika keduanya terlibat dalam hubungan cinta.

2. Mekanisme pertahanan diri yang dilakukan oleh kedua subyek muncul sebagai tanggapan atas agresi emosi (perasaan marah, benci, dan dendam) dan perasaan sedih yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.

3. Ada perbedaan dinamika pembentukan kebutuhan-kebutuhan antara YD dan GDA. Pada YD, kebutuhan-kebutuhan spesifik dalam menjalani keintiman dengan pria merupakan hasil usaha dari ego dalam menyelaraskan tuntutan untuk menjalin keintiman dengan pria dengan rasa takut gagal untuk menjalin hubungan dengan pria yang berasal dari pengalaman perpisahan orangtuanya. Sedangkan pada GDA, dinamika pembentukan kebutuhan-kebutuhannya untuk menjalin keintiman dengan pria dipengaruhi oleh hubungan GDA dengan orangtua di masa kecil, terutama hubungan GDA dengan ayahnya.

108

B. Saran

1. Saran kepada peneliti selanjutnya.

Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk memperkaya hasil yang telah diperoleh. Dalam penelitian ini belum dibahas atau diteliti lebih dalam mengenai perbedaan penggunaan mekanisme pertahanan diri antara anak laki-laki dengan anak perempuan dari orangtua yang bercerai dalam menjalin keintiman dengan lawan jenis. Selain itu juga masih dapat dapat diteliti lebih jauh mengenai perbedaan dampak perceraian orangtua berdasarkan alasan perceraian dan proses perceraian (dilakukan dengan damai atau penuh dengan pertengkaran antar orangtua), pada perkembangan keintiman anak.

2. Saran kepada para orangtua yang bercerai

Disaran kepada para orangtua yang telah bercerai agar tetap menjalin hubungan yang baik dengan anak-anak mereka dan terutama agar tetap memberikan perhatian dan kasih sayang yang utuh, dan agar tetap menjalin hubungan yang baik satu sama lain untuk meminimalisir pengalaman negatis perceraian orangtua pada anak, yang memberikan dampak yang tidak diinginkan terutama pada perkembangan keintiman anak dengan lawan jenis.

Anggraini. 2004, Desember. Menyiapkan Mental Anak Menghadapi Perceraian. Alia: Pesona Muslimah. hh. 62-63.

Aronow; Weis; Reznikoff. 2001. A Practical Guide to the Thematic Apperception Test: The TAT in Clinical Practice. Brunner-Routledge.

Bellak, Leopold. dan Abrams, David M. 1997. The T.A.T., The C.A.T., and The S.A.T. in Clinical Use, sixth edition. Boston: Allyn and Bacon.

Berk, Laura E. 2000. Child Development, fifth edition. Boston. Allyn and Bacon. Brannon, Linda. 1996. Gender: Psychological Perspectives. Boston: Allyn and

Bacon.

Carducci, Bernardo J. 1998. The Psychology of Personality: viewpoints, research, and applications. Brook /Cole Publishing Company.

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Boston: Allyn and Bacon.

Gazzaniga dan Heatherton. 2003. Psychological Science: Mind, Brain, and Behavior. New York: W.W. Norton & Company.

Gerrig, Richard J. dan Zimbardo, Philip G. 2002. Psychology and Life. Boston: Allyn and Bacon.

Hall, Calvin S. dan Lindzey, Gardner. Dr. A. Supratiknya (editor). 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Editor: Dr.A.Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Halonen, Jane S. dan Santrock, John W. 1996. Psycholgy: Contexts of Behavior. Brown & Benchmark.

Hayer, William J. dan Roodin, Paul A. 2003. Adult Development and Aging, fifth edition. McGraw Hill.

110

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita (jilid 1): Mengenal Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Penerbit CV. Mandar Maju.

Kerlinger, Fred N. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Lefton, Lester A. 2000. Psychology. Boston: Allyn and Bacon.

Lemme, Barbara Hansen. 1995. Development in Adulthood. Boston: Allyn and Bacon.

Mappiare, Drs. Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha National. Murray, Henry A; And the staff of the hardvard Psychological Clinic. 1971. Thematic

Apperception Test : Manual. Harvard University Press.

Newmark, Charles. S. 1996. Major Psychological Assessment Instruments. Second Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Oxford: Advanced Learner’s Dictionary. 1995. Oxford University Press. Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Pervin, Lawrence A. dan John, Oliver P. 1997. Personality: Theory and Research, 7th edition. John Wiley & Sons, Inc.

Poerwandari, E.K. 2001. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia.

Prihanto, Sutyas. 1993. Thematic Apperception Test: TAT. Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Rifai, Melly Sri Sulastri. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja: Dari Segi Kehidupan Sosial. Penerbit Bina Aksara.

Salim dan Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press.

Santrock, John W. 1995. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Steward; Friedman; Koch. 1985. Child Development: A Topical Approach. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Taylor; Peplay; dan Sears. 2000. Social Psychology (10th edition). Prentice Hall International, Inc.

Teglasi, Hedwig. 2001. Essentials of TAT and Other Storytelling Techniques Assessment. John Wiley &Sons, Inc.

Vasta; Haith; dan Miller. 1995. Child Psychology: The Modern Scince, 2nd edition. John Wiley &Sons, Inc.

Lampiran 1

Tabel Tema / Karakter Stimulus Kartu-kartu TAT

Card Bellak & Abrams (1997) Aronow, Weiss, Reznikoff (2001) Prihanto (1993)

1 Hubungan dengan figur orangtua, tipe hubungan dengan tiap orangtua. n.achievement, respon-respon seksual simbolik, agresi, citra tubuh, citra diri.

Bellak dan Abrams mengkarakteristikan kartu ini sebagai kartu yang paling berguna dari seluruh kartu dalam TAT.

Kartu ini mengungkap hubungan subyek dengan orangtua, konflik antara kebutuhan otonomi dan taat (n.autonomy vs.

n.compliance), dan gambaran orangtua: dominan, mengontrol, tidak peduli, membantu, memahami, atau melindungi.

2 Hubungan keluarga, tendensi-tendensi

kompulsif, peran dari pria dan wanita.

Seorang wanita muda yang berhasrat untuk melanjutkan pendidikannya dan

meninggalkan perkebunan, bertentangan dengan keinginan keluarganya.

Kartu ini mengungkap hubungan di dalam keluarga, konflik antara kebutuhan otonomi dan taat (n.autonomy vs. n.compliance), dan pandangan subyek tentang peran sosial dari wanita dan pria.

3BM Agresi, depresi, citra tubuh (body image). Tema-tema depresif yang kuat, seperti bunuh diri atau depresi atas hilangnya sebuah hubungan.

Agresi ke luar (diarahkan pada orang lain) atau ke dalam (diarahkan pada diri sendiri),

depresif, pengontrolan impuls, citra tubuh, dan citra diri.

3GF Perasaan depresif. Memberi tema depresif yang kuat. Kekalahan dalam hubungan interpersonal

(interpersonal loss), dan rasa sakit yang diarahkan ke dalam karena rasa salah yang berasal dari perbuatan masa lalu.

4 Hubungan pria–wanita, masalah sexual. Sang wanita biasanya dirasa sedang mencoba menahan sang pria untuk tidak melakukan tindakan kekerasan atau ada cinta segi tiga yang berhubungan dengan figur di latar belakang. Hubungan antara pria dan wanita.

Memancing munculnya berbagai macam kebutuhan, hubungan antara pria-wanita, tema tentang kesetiaan, sikap pria terhadap peran wanita, dan perasaan cemburu dalam cinta segi tiga.

5 Ibu yang mungkin sedang mengamati,

voyeurism (suka mengintip), ketakutan akan serangan.

Perasaan yang mencakup sang ibu sering muncul dengan kartu ini.

Sosok ibu yang sedang mengawasi, peran ibu dalam pandangan subyek, cerita simbolis tentang masturbasi.

7BM Hubungan ayah dengan anak laki-laki. Sebagai kartu ayah (father card) bagi subyek pria. Perasaan pada sang ayah dan figur otoritas lainnya.

Hubungan anak laki-laki dengan ayahnya, atau sosok-sosok pengganti ayah dan laki-laki pada umumnya.

7GF Hubungan antara ibu dengan anak pada

wanita, ekspektasi dari anak.

Sebagai kartu Ibu (mother card) bagi subyek perempuan. Menstimulasi tema-tema interaksi ibu dan anak perempuannya.

Hubungan ibu dengan anak gadisnya, mengungkap sikap negatif terhadap sosok ibu, pengharapan terhadap seorang anak, dan sikap penolakan salah satu pihak.

8BM Tema agresi, ambisi, hubungan oedipal. Konflik oedipal. Tema tentang agresi dan ambisi.

8GF Hampir semua tema dapat muncul dari kartu ini, biasanya renungan-renungan yang dangkal.

Kartu yang tidak jelas yang tidak dengan khusus memunculkan cerita-cerita yang menarik.

Memancing munculnya berbagai macam tema, yang umumnya bersifat kontemplatif. 9BM Hubungan antar pria, perasaan homoseksual

atau perasaan takut, prasangka-prasangka sosial.

Kartu ini memunculkan cerita-cerita yang mencakup tema-tema orang gembel.

Mengungkap hubungan antara laki-laki sebaya, dorongan homoseksual, dan ketakutan.

9GF Hubungan antar wanita, depresi dan tendensi bunuh diri.

Kartu ini biasanya memunculkan cerita yang berhubungan dengan konflik antara kedua figur wanita, biasanya atas seorang pria.

Mengungkap perasaan antar wanita terutama untuk melihat kemungkinan adanya persaingan antar saudara.

10 Intimasi dalam hubungan dengan lawan jenis, homoseksual laten atau aktivitas homoseksual.

Hubungan heteroseksual seringkali terlihat dengan jelas dalam cerita-cerita dari kartu ini.

Mengungkap hubungan antara pria-wanita, dan sikap subyek terhadap kedekatan atau keintiman antara pria dan wanita.

11 Infantil atau munculnya ketakutan-ketakutan primitif. Ketakutan akan serangan. Agresi oral.

Merupakan salah satu kartu yang tidak begitu berguna dan jarang digunakan dalam TAT.

Mengungkap perasaan depresi, ketakutan-ketakutan kanak-kanak atau primitif, dan takut diserang.

12M Hubungan antara pria lebih muda dengan pria yang lebih tua, homoseksualitas pasif.

Kartu ini dapat berguna untuk menguraikan kemungkinan reaksi dari pasien terhadap psikoterapi.

Kualitas hubungan laki muda dengan laki-laki yang lebih tua, homoseksual pasif, dan ketakutan didominasi oleh sosok-sosok yang lebih superior.

12F Konsep dari figur ibu. Wanita yang lebih tua sering diceritakan dengan kualitas-kualitas negatif, dan

dideskripsikan sebagai ibu tiri atau ibu mertua. Mungkin sebenarnya merupakan perasaan terhadap ibu kandung.

Mengungkap konsepsi tentang sosok ibu yang dipunyai subyek.

12BG Percobaan bunuh diri atau subyek yang sangat depresi.

- Keinginan untuk bunuh diri atau depresi yang

parah. 13MF Konflik seksual pada pria dan wanita.

Ketiadaan ekonomi, tendensi oral, obsesif-kompulsif.

Seksual dan agresi. Bila seks dan agresi tidak muncul dalam cerita, hal ini dapat menandakan penggunaan penyangkalan (denial).

Konflik seksual pada pria maupun wanita.

13B Cerita-cerita masa kecil. Bagaimana masa kecil diingat seringkali

terungkap dalam cerita-cerita dari kartu ini dan terkadang tema-tema kesepian dapat terlihat.

Memancing sikap terhadap introspeksi dan kesepian (kesendirian), dan angan-angan atau ingatan masa kecil.

13G - Tema-tema masa kecil dan kesepian ditemukan

dalam cerita-cerita pada kartu ini.

Memancing sikap terhadap introspeksi dan kesepian (kesendirian).

14 Identifikasi jender, rasa takut akan gelap, tendensi bunuh diri, ketertarikan estetik, harapan untuk memenuhi keinginan.

Kartu ini sensitif pada tema-tema

ketermenungan, terkadang tentang pencurian, depresi, dan kemungkinan akan ide-ide bunuh diri.

Ketakutan anak-anak akan gelap,

kecnderungan bunuh diri, minat perenungan, minat estetik, dan harapan untuk memenuhi keinginan.

15 Kematian keluarga inti. Rasa takut akan kematian. Tendensi depresi.

Bukan kartu yang berguna. Hampir selalu memunculkan tema-tema tentang kematian.

Sikap terhadap kematian dan proses kematian, kecenderungan depresif.

16 Kartu kosong. Kartu kosong dari seluruh rangkaian kartu.

Untuk hasil terbaik, harus diberikan sebagai kartu terakhir. Cerita yang muncul

bervariasi, beberapa mengungkapkan hal-hal penting, beberapa yang lain tidak begitu mengungkapkan hal-hal penting.

Kartu kosong.

17BM Ketakutan oedipal, perasaan-perasaan homoseksual, citra tubuh.

Acara-acara atletik atau lepas dari situasi berbahaya.

Ketakutan akan trauma fisik, ketakutan oedipal, perasaan homoseksual, dan citra tubuh.

17GF Tendensi bunuh diri. Bukan kartu yang berguna. Kecenderungan bunuh diri pada wanita.

18BM Kecemasan pada pria. Rasa takut akan Mabuk dan perilaku menuju aktivitas mabuk Mengungkap kecemasan akan serangan pada

20 Rasa takut akan pria atau kegelapan pada wanita.

Variasi cerita dapat dimunculkan dengan kartu ini, termasuk tema-tema akan rasa sepi, pergi kencan, atau perjumpaan yang mengancam.

Tema kejahatan, ketakutan perempuan akan pria atau kegelapan, sikap subyek terhadap kesepian/kesendirian, kegelapan, dan ketidakpastian.

116

Lampiran 2

Tabel Panduan Pertanyaan Wawancara

Topik Pertanyaan

Latar belakang subjek:

* Sejarah perpisahan orangtua subyek.

* Hubungan subyek dengan kedua orangtuanya sekarang.

* Pandangan subyek terhadap figur orangtua

* Pandangan subyek terhadap figur pria dan wanita.

1. Sejak kapan orangtua anda berpisah?

2. Apa yang anda ingat tentang perpisahan orangtua anda?

3. Apa yang anda rasakan mengenai perpisahan orangtua? Mengapa anda merasa demikian? 4. Bagaimana anda menangani perasaan anda tersebut?

5. Bagaimana hubungan anda dengan ibu anda? 6. Bagaimana hubungan anda dengan ayah anda sekarang?

7. Bila anda diminta untuk mendeskripsikan ibu anda dalam 3 kata, apa saja itu? Bisa tolong jelaskan? 8. Bila anda diminta untuk mendeskripsikan ayah anda dalam 3 kata, apa saja itu? Bisa tolong jelaskan?

9. Apa yang ada dalam benak anda bila anda mendengar kata “pria” atau “laki-laki”? 10. Apa yang ada dalam benak anda bila anda mendengar kata “wanita” atau “perempuan”? Hubungan subyek dengan lawan

jenis, terutama dengan pasangannya saat ini.

11. Apa anda mempunyai banyak teman pria? 12. Bagaimana hubungan anda dengan mereka? 13. Anda lebih menyukai bersahabat dengan pria atau wanita? Mengapa?

14. Apakah anda sering melakukan aktivitas bersama dengan teman-teman anda (pria dan wanita)?

15. Apa anda mempunyai pacar?

16. Sudah berapa lama anda menjalani hubungan dengannya?

18. Apa anda juga pernah mempunyai pacar sebelum ini?

19. Mengapa anda berpisah dengannya/mereka? 20. Bagaimana perasaan anda menanggapi perpisahan tersebut?

Harapan-harapan subyek dalam membina hubungan dengan lawan jenis.

21. Apa yang anda harapkan dari pacar anda dalam hubungan yang anda jalani?

22. Apa harapan anda dari hubungan yang anda jalani?

Masalah-masalah yang timbul dalam hubungan subyek dengan pasangannya, dan bagaimana subyek menanggapi masalah-masalah tersebut.

23. Masalah-masalah apa yang biasanya terjadi dalam hubungan anda dengan pacar?

24. Bagaimana perasaan anda tentang masalah-masalah tersebut?

25. Bagaimana anda kemudian menyelesaikan masalah-masalah tersebut?

26. Masalah terbesar apa yang pernah terjadi dalam hubungan anda dengan pacar sejauh ini?

27. Bagaimana perasaan anda tentang masalah tersebut?

28. Bagaimana kemudian anda menyelesaikan masalah tersebut?

29. Mengapa anda memilih cara itu untuk menyelesaikan masalah tersebut?

Makna keintiman (sense of intimacy) bagi subyek.

30. Bagaimana anda memandang diri anda sendiri? 31. Bila anda mengalami perbedaan pendapat dengan teman atau dengan pacar anda, bagaimana anda menanggapinya?

32. Bagaimana anda memaknai hubungan anda dengan teman dan dengan pacar?

33. Apakah anda biasa mengekspresikan rasa sayang atau cinta anda? Bisa dijelaskan?

Jawaban atas pertanyaan no. 12 dan 14 juga akan digunakan untuk topik ini.

Lampiran 3

(WYD) TABEL TRANSKRIP VERBATIM WAWANCARA SUBYEK 1

Nama : YD

Jenis Kelamin : Wanita Usia : 25 tahun

No. Transkrip Wawancara Kode Interpretasi

1 Bisa ceritakan tentang keluargamu?

2 3

Saya dua bersaudara, punya adik satu orang, lagi kuliah juga, semester akhir. Papa saya dosen, mama itu pegawai negeri sipil.

4 Dari dulu tinggal di yk?

5 Nggak. Saya baru dateng ke yk tahun 2001.

6 Sekarang adikmu ada dimana?

7 Masih di padang, sekolah di padang.

8 Jadi sampai SMA kamu di padang?

9 Sampai SMA di padang.

10 Sekarang papa-mamamu di..?

11 Mama masih di padang, tapi papa lagi di medan karena lanjutin S2.

12 Sejak kapan orangtuamu berpisah?

13 Sejak saya kelas 1 SMP.

14 15

Yang kamu ingat tentang perpisahan itu apa? Maksudnya sejarah perpisahannya, kok sampai pisah? 16 17 18 19 20

Sebenarnya sudah ada indikasi sejak masih SD, bahwa papa itu punya wanita lain, ada selingkuhan gitu, cuma waktu itu ributnya di mama aja, kita anak-anak gak terlalu ambil pusinglah, karena mungkin sibuk dengan cerita dan permainan sendiri. Tapi pas waktu SMP, itu mulai tetangga mulai ngomong, terus ada saudara-saudara, om sama tante juga mulai seperti ngasih warning-warning gitu. Ngasih warning-warning kayak suka bilang,

Ayah berselingkuh.

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

marahnya itu dia melempar remote ke kepala saya. Saya udah gak terima. Karena saya rasa ini udah gak bener, dia marah untuk hal yang gak penting, hanya untuk terima telfon dari orang yang seharusnya dia tidak terima. Puncaknya disitu. Akhirnya kita ribut, marah dan..papa saya kan tipe orang yang suka mukul, waktu dia mulai mukul itu saya bilang kalau saya tidak mau punya papa seperti dia, dan saya tidak suka apa yang dia lakukan sama saya dan mama saya. Dan akhirnya, papa saya dengan penuh kemarahan juga, memutuskan, oke gak apa-apa, kalau kalian gak suka, saya bisa keluar hari ini dari rumah ini. Dan saya menjawab iya tidak apa-apa. Mungkin lebih baik kalau dia keluar, dari pada kayak gini. Saya juga dulu membandingkan pada pertengkaran itu, kenapa papa saya tidak bisa seperti orang lain? Misalnya dengan..baju yang sedikit formal, kata-kata yang sedikit halus, karena papa itu tipe yang perlente, jadi suka pake celana jeans, baju kaos, tidak seperti bapak-bapak yang kebapakan gitu. Setelah itu papa itu tinggal di rumah adiknya. Selama 3 bulan kita gak berhubungan sama sekali, tapi bulan ke-4 mulai datang ke rumah. Ya sampai sekarang masih seperti itu, sekali seminggu ke rumah, atau misalnya ada moment-moment pentinglah, misalnya saya pulang ke padang, atau adik saya ujian, atau apa. Jadi hubungannya seperti itu..dan dia susah sekali untuk diajak untuk menginap di

rumah lagi. Misalnya pulangnya dah jam 10, jam 11 malam dia lebih memilih untuk

pulang ke rumahnya yang sekarang daripada dia tinggal di rumah.

Figur ayah: Suka memukul.

Berpikir lebih baik jika ayah keluar dari rumah.

Figur ayah tidak seperti yang diinginkan.

45 Jadi sekarang sudah tidak tinggal sama adiknya?

46 Udah gak lagi. Mereka punya masalah juga.

47 Adiknya perempuan atau laki-laki?

48 49 50 51

Adiknya perempuan. Adiknya yang perempuan itu ya seperti layaknya keluarga lah, menyarankan papa untuk balik lagi. Tapi papaku itu orang yang keras dan tidak mau menerima saran orang lain dan akhirnya dia ribut juga, dan sempat ribut juga sama orangtuaku. Dan akhirnya ya udah, di rumah sendiri sekarang.

Figur ayah: Keras & tidak mau menerima saran orang lain

52 53

Tadi kamu bilang dia berhubungan sama perempuan lain, terus dia gak tinggal sama perempuan itu?

54 55

Kalau menurut gosip nih ya…dia tinggalnya sendiri, dan dia gak nikah sama perempuan itu.

56 Tapi sejauh yang kamu tahu, dia masih berhubungan gak sama perempuan itu?

57 Kalau berhubungan kayaknya dah gak lagi.

58 Tapi gak tahu apa-apa tentang itu?

59 60

Gak tahu, karena aku cenderung untuk tidak mau tahu sih sebenernya. Tidak bertanya, tidak mencari tahu juga.

61 62

Terus tadi kamu bilang, waktu terima telfon itu, dia menerima telfon yang seharusnya tidak dia terima. Maksudmu apa?

63 64 65 66

Iya, karena itu kan salah. Dah jelas salah. Maksudnya, mamaku juga sepertinya sudah mengetahui hal itu, aku juga sudah membaca gelagatnya..tapi dia kenapa masih melakukan hal seperti itu, karena sebelumnya sudah sering terjadi pertengkaran-pertengkaran ngebahas tentang perempuan ini.

Menilai perbuatan selingkuh yang dilakukan oleh ayah salah. / Orangtua bertengkar karena ayah berselingkuh. 67 Tapi kalian tidak pernah diikutsertakan?

68 69

Gak, mereka berdua aja. Kita cuma sekedar tahu ceritanya mama, ceritanya tetangga dan saudara aja.

70 Pertengkarannya seperti apa?

71 Biasanya mereka ngobrol berdua dikamar.

72 Tapi tidak teriak-teriak atau apa gitu?

73 74

Papaku teriak biasanya, mamaku yang enggak. Kita kalau gitu kemana gitu, keluar atau main kemana. Gak mau terlibat.

75 Terus kamu merasa apa tentang perpisahan orangtuamu?

76 77 78 79

Aku sih merasa sebuah kelegaan besar ya mbak, karena ya dari kecil aku sama papaku hubungannya tidak begitu bagus, terutama ketika aku punya adik, itu terasa banget ketidakseimbangan, karena mungkin papaku terlalu melindungi adikku dan memang adikku itu tipe anak yang gampang sakit. Apalagi dia itu orangnya introvert sekali.

Lega orangtua berpisah. Alasan merasa lega krn hub dgn ayah tidak baik. 80 Jauh gak beda usia antara kamu dengan adikmu?

81 Sama adikku itu…3 tahun. Gak begitu jauh. Tapi perlakukannya itu terasa banget. Jadi

87 88 89 90 91

Mungkin kelamaan jadi anak satu-satunya..enggak juga ya…3 tahun. Adikku itu menyedot perhatian mamaku sekali, karena dia lemah dan dia sakit..gampang sakit. Terus dia sangat manja. Dan ngerasa kayak kalau misal adikku minta apa dia dapet aku enggak, kerasa dinomorduakan itu terasa banget. Ya itu perlakuan mama-papa itu, kalau misalnya adikku ngadu dikit, padahal yang salah mungkin dia, tapi yang kena selalu aku.

Merasa tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua.

92 Jadi kamu malah merasa lega ya?

93 94 95 96

Iya, merasa sedikit lega. Selain itu karena mungkin, aku pernah cerita ke mbak kan, kalau ternyata papaku abusive, suka mukul. Jadi aku nyaman aja ketika misalnya buat salah atau pulang ke rumah gak ada rasa takut akan dimarahi, ditanya sesuatu yang gak bisa jawab. Ya takut dipukulin juga.

Alasan merasa lega ayah keluar dari rumah karena ayah abusive.

97 Oh, kalau papamu ada di rumah?

98 Iya..ya itu, karena kalau papa marah kan selalu itu, lempar barang. Figur ayah: agresif

Dokumen terkait