Sampel penelitian yang diperoleh berjumlah 61 orang. Responden sejumlah 61 orang diperoleh dengan membuat kriteria inklusi terhadap jumlah populasi yang berjumlah sekitar 200 orang. Dari jumlah 61 orang tersebut, dipilih 10 orang untuk melakukan tes tempel.
Dari 61 orang yang dijadikan sampel dapat dilihat untuk jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan (70,5%) dan laki-laki (29,5%). Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin pada Responden
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-laki 18 29,5
2 Perempuan 43 70.5
Total 61 100.0
Untuk kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur 30-40 tahun (34,4%), lalu kelompok umur > 50 tahun (26,2%), kelompok umur 41-50 tahun (19,7%) dan terkecil kelompok umur < 30 tahun (19,4%). Dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Distribusi Kelompok Umur pada Responden
No Kelompok Umur Jumlah %
1 < 30 tahun 12 19,4
2 30-40 tahun 21 34,4
3 41-50 tahun 12 19,7
4 > 50 tahun 16 26,2
Total 61 100,0
Untuk tahun terkena penyakit yang terbanyak adalah kurang dari 5 tahun
(77%) dan lebih dari 5 tahun (23%). Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5. Distribusi Tahun Terkena Penyakit pada Responden
No Tahun Terkena Penyakit Jumlah %
1 Kurang dari 5 tahun 47 77,0
2 Lebih dari 5 tahun 14 23,0
Total 61 100,0
Untuk lama bekerja sehari yang terbanyak adalah < 8 jam (60,7%) dan > 8 jam (39,3). Data lama bekerja pada responden dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Distribusi Lama Bekerja pada Responden
No Lama Bekerja Sehari Jumlah %
1 < 8 jam 37 60,7
2 > 8 jam 24 39,3
Total 61 100,0
4.3.1. Jenis Penyakit Kulit Akibat Kerja
Berdasarkan jenis penyakit kulit akibat kerja yang didapat adalah terbanyak dermatitis kontak alergi yaitu (26,2%), lain-lain (24,6%), tinea pedis (19,7%), tinea kruris (14,8%), skabies (9,8%), tinea korporis (3,3%) dan dermatitis kontak iritan (1,6%), daftar tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Jenis Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden No
Jenis Penyakit Kulit Akibat Kerja
Jumlah %
1 Dermatitis Kontak Iritan 1 1,6
2 Dermatitis Kontak Alergi 16 26,2
3 Tinea Kruris 9 14,8 4 Tinea Pedis 12 19,7 5 Skabies 6 9,8 6 Tinea Korporis 2 3,3 7 Lain-lain 15 24,6 Total 61 100,0
Berdasarkan jenis kelamin dan jenis penyakit kulit akibat kerja dapat dilihat bahwa jenis kelamin terbanyak untuk dermatitis kontak iritan adalah laki-laki sebesar 100%, dermatitis kontak alergi adalah perempuan sebesar 62,5%, tinea kruris adalah perempuan sebesar 77,8%, tinea pedis adalah perempuan sebesar 83,3%, skabies adalah perempuan 100,0%, tinea korporis adalah perempuan 100,0% dan lain-lain adalah wanita sebesar 53,3%. Data tersebut dapat dilihat di Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Data Jenis Kelamin dan Jenis Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden
No Jenis Penyakit Kulit Akibat
Kerja
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Dermatitis Kontak Iritan 1 100,0 0 0,0 1 100,0 2 Dermatitis Kontak Alergi 6 37,5 10 62,5 16 100,0 3 Tinea Kruris 2 22,2 7 77,8 9 100,0 4 Tinea Pedis 2 16,7 10 83,3 12 100,0 5 Skabies 0 0,0 6 100,0 6 100,0 6 Tinea Korporis 0 0,0 2 100,0 2 100,0
4.3.2. Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri
Personal hygiene dan alat pelindung diri meliputi: melakukan upaya mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja, memakai pelindung tangan saat bekerja, memakai sepatu pelindung saat bekerja, memakai pelindung pakaian saat bekerja,
membersihkan diri dan mandi setelah bekerja, dan memakai krim pelindung saat bekerja.
Berdasarkan studi di lapangan didapatkan bahwa responden yang melakukan upaya mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja sebesar 34,4% dan yang tidak melakukan sebesar 65,6%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9. Distribusi Melakukan Upaya Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah Bekerja pada Responden
No Mencuci Tangan dengan Sabun Setelah
Bekerja
Jumlah %
1 Ya 21 34,4
2 Tidak 40 65,6
Total 61 100,0
Responden yang memakai pelindung tangan saat bekerja sebesar 45,9% dan yang tidak memakai sebesar 54,1%. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10. Distribusi Memakai Pelindung Tangan Saat Bekerja pada Responden No Memakai Pelindung
Tangan Saat Bekerja
Jumlah %
1 Ya 28 45,9
2 Tidak 33 54,1
Responden yang memakai sepatu pelindung saat bekerja sebesar 44,3% dan
yang tidak memakai sebesar 55,7%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.
Tabel 11. Distribusi Memakai Sepatu Pelindung Saat Bekerja pada Responden No Memakai Sepatu Pelindung Saat Bekerja Jumlah % 1 Ya 27 44,3 2 Tidak 34 55,7 Total 61 100,0
Responden yang memakai pelindung pakaian saat bekerja sebesar 59% dan yang tidak memakai sebesar 41%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12. Distribusi Memakai Pelindung Pakaian Saat Bekerja pada Responden No Memakai Pelindung
Pakaian Saat Bekerja
Jumlah %
1 Ya 36 59
2 Tidak 25 41
Total 61 100,0
Responden yang membersihkan diri dan mandi setelah bekerja sebesar 60,7%
dan yang tidak melakukan sebesar 39,35. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13. Distribusi Membersihkan Diri dan Mandi Setelah Bekerja pada Responden
No Membersihkan Diri dan Mandi Setelah Bekerja
Jumlah %
1 Ya 37 60,7
2 Tidak 24 39,3
Total 61 100,0
Responden yang memakai krim pelindung saat bekerja sebesar 31,1% dan yang tidak memakai sebesar 68,9%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14. Distribusi Memakai Krim Pelindung Saat Bekerja pada Responden No Memakai Krim Pelindung Saat Bekerja Jumlah % 1 Ya 19 31,1 2 Tidak 42 68,9 Total 61 100,0 4.3.3. Riwayat Alergi
Data Riwayat Alergi yang diperoleh menunjukkan responden dan keluarganya sering mengalami pilek, sesak dan eksema/biduran sebesar 29,5% dan yang tidak sebesar 70,5%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini.
Tabel 15. Distribusi Responden dan Keluarga Sering Pilek/Sesak/Eksema No Sering Pilek/Sesak/Eksema Jumlah % 1 Ya 18 29,5 2 Tidak 43 70,5 Total 61 100,0
Responden yang pernah mengobati penyakit alergi sebesar 82% dan yang tidak pernah mengobati sebesar 18%. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.
Tabel 16. Distribusi Responden Pernah Mengobati Penyakit Alergi No Pernah Mengobati Penyakit Alergi Jumlah % 1 Ya 50 82,0 2 Tidak 11 18,0 Total 61 100,0 4.3.4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya tidak hubungan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi dengan menggunakan analisis statistik bivariat serta menghitung nilai p yang mendukung terjadinya penyakit kulit akibat kerja pada pemulung di TPA Terjun. Jika nilai p < 0,05 maka variabel memiliki hubungan yang bermakna dan hipotesis diterima.
Hasil analisis bivariat antara identitas diri dengan penyakit kulit akibat kerja menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0.170. Untuk lama bekerja tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,759. Untuk kelompok umur tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,680. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Hasil Analisis Identitas Diri dengan Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden
No Variabel Signifikansi
P
1 Jenis Kelamin 0,170
2 Lama bekerja dalam sehari 0,759
3 Kelompok umur 0,680
Hasil analisis bivariat antara personal hygiene dan alat pelindung diri menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun setelah bekerja memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,000. Memakai pelindung tangan saat bekerja memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,003. Memakai pelindung pakaian tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,648. Memakai sepatu pelindung memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,002. Menggunakan krim pelindung memiliki hubungan yang bermakna dengan penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,001. Membersihkan diri dan mandi setelah bekerja tidak memiliki hubungan
yang bermakna dengan terjadinya penyakit kulit akibat kerja dengan nilai p= 0,998. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini.
Tabel 18. Hasil Analisis Bivariat Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri dengan Penyakit Kulit Akibat Kerja pada Responden
No Variabel Signifikansi
P 1 Mencuci Tangan setelah bekerja 0,000 2 Memakai pelindung tangan saat bekerja 0,003 3 Memakai pelindung pakaian saat bekerja 0,648
4 Memakai sepatu pelindung 0,002
5 Memakai krim pelindung saat bekerja 0,001 6 Membersihkan diri dan mandi setelah bekerja 0,998
4.3.5. Hasil Tes Tempel
Tes tempel dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki indikasi penyakit dermatitis kontak alergi. Tes tempel digunakan untuk menguji bahan-bahan anorganik dari sampah yang mempengaruhi penyakit kulit dermatitis kontak alergi.
Jenis-jenis alergen yang digunakan pada tes tempel dipilih berdasarkan hasil analisa kualitas air tanah/sumur bulan oktober tahun 2010 dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara yang menunjukkan bahwa ada bahan-bahan B3 yang
terkandung didalam air tanah/sumur yaitu Cu (cuprum), Cd (cadmiun) dan Pb
(plumbum). Hasil analisa laboratorium pada bulan Oktober 2010 terdapat 1 (satu) titik lokasi yang berada di atas baku mutu yaitu parameter Pb (Plumbum) yang terdapat pada air Sumur pantau TPA Terjun (Badan Lingkungan Hidup, 2010). Berdasarkan data tersebut, maka dipilihlah jenis alergen yang lebih khusus pada bahan-bahan B3 untuk melakukan tes tempel pada responden.
Menurut Rycroft dan Wilkinson alergen uji tersebut dapat dikelompokkan atau digolongkan menjadi:
1. Logam: cobalt chloride, nickel sulphate, potassium dichromat
2. Karet: para phenylene diamine 0,1%, mercapthobenzothiazole
3. Medikamentosa: neomycin sulphate, benzocaine,quartenium 15 4. Balsam: colophony
5. Lain-lain: Epoxy resin,
Hasil tes tempel yang dilakukan pada responden dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.
Tabel 19. Hasil Tes Tempel pada Responden Responden Jenis bahan yang positif Hasil
1 Nickel sulphate 5 % ++ vesikel
2 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
3 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
4 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
5 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
6 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
Nickel sulphate 5 % + papula eritem
7 Cobalt Chloride 1 % ++ vesikel
8 Hasil negatif -
9 Cobalt Chloride 1 % + papula eritem
Nickel sulphate 5 % ++ vesikel
10 Nickel sulphate 5 % + papula eritem
Dua alergen yang memberikan hasil positif adalah zat cobalt chloride 1% pada 5 orang, zat nickel suphate 5% pada 2 orang, dan kedua zat cobalt chloride 1% dan zat
nickel sulphate 5% pada 2 orang.