• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Rupiah di Indonesia

Mata Uang Rupiah bukanlah satu-satunya mata uang yang pernah berlaku di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Mataram lama, Sriwijaya, dan Majapahit telah mengenal dan menggunakan berbagai tipe “uang” yang umumnya berupa logam.

Setelah kedatangan penjajah di Indonesia pun, Indonesia telah mengenal berbagai macam mata uang, termasuk Sen dan Gulden yang diterbitkan oleh De Javasche Bank khusus untuk dipergunakan di Hindia Belanda (Indonesia saat itu).

Setelah tentara Jepang mengambil alih menduduki Indonesia tahun 1942, pemerintah Jepang di Indonesia berusaha menarik mata uang terbitan Belanda tersebut dari peredaran dan menyusun bank Nanpo Kaihatsu Ginko yang mencetak uang mereka sendiri, walaupun masih dalam bahasa Belanda, yang disebut “Gulden Hindia Belanda”.

Menjelang akhir pendudukan Jepang, sebagai bagian dari upaya menarik hati masyarakat Indonesia, Jepang mencetak lagi uang baru berbahasa Indonesia yang dinamakan “Rupiah Hindia Belanda”. Namun karena situasi ekonomi dan politik saat itu yang kacau, maka baik uang Gulden terbitan Hindia Belanda, Gulden terbitan Jepang, maupun Rupiah Hindia Belanda, semuanya masih digunakan oleh masyarakat setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Kondisi semakin parah setelah tentara sekutu mendarat di Indonesia dan berusaha menduduki Indonesia kembali. Tentara sekutu yang juga dikenal sebagai

Netherlands Indies Civil Administration (NICA) menarik Gulden Hindia Belanda yang dicetak sebelum pendudukan Jepang dan mulai menerbitkan uangnya sendiri di Indonesia Timur yang banyak disebut sebagai “Gulden NICA” atau uang NICA. Akibat uang NICA tersebut , pemerintah Indonesia yang baru lahir berkat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 mulai mengambil langkah-langkah untuk menerbitkan uang sendiri. Masalahnya sumber daya yang dibutuhkan untuk mencetak uang tidaklah kecil. Selain itu, tentara sekutu berusaha menyerang pabrik percetakannya guna mencegah penerbitan uang tersebut.

2. Oeang Republik Indonesia dan Sejarah Nilai Tukar

Setelah melampaui perjuangan berat, pemerintah Indonesia akhirnya berhasil merilis uang pertamanya pada 3 Oktober 1946, dikenal juga sebagai

“Oeang Republik Indonesia” atau ORI. Saat itu dideklarasikan bahwa semua uang terbutan Jepang harus ditukar dengan ORI hingga tanggal 30 Oktober di tahun yang sama. Standar nilai tukarnya ditetapkan dengan patokan 50 Rupiah Hindia Belanda = 1 ORI. Pemerintah juga menyatakan bahwa satu ORI memiliki nilai setara dengan 0.5 gram emas. Rupiah Hindia Belanda yang masih beredar setelah bulan oktober dinyatakan tidak berlaku lagi.

3. Sejarah Rupiah Setelah Kelahiran Bank Indonesia

Setelah kelahiran NKRI, pemerintah berupaya untuk menghapuskan pengaruh Belanda dalam sistem keuangan Indonesia. Upaya pertama yang dilakukan adalah dengan menggantikan mata uang terbitan Belanda berdeniminasi rendah dengan koin Rupiah pecahan 1, 5, 10, 25 dan 50 sen, serta penerbitan uang kertas 1 dan 2 ½ Rupiah.

26

Selanjutnya, pemerintah menasionalisasi De Javasche Bank yang merupakan bank sentral RIS menjadi Bank Indonesia. Di tahun 1952-1953, Bank Indonesia mulai merilis uang kertas baru, mulai dari 1 Rupiah hingga 100 Rupiah.

Ini menandai periode baru dalam sejarah Rupiah, dimana penerbitan dan peredaran uang kertas Rupiah kini menjadi tugas Bank Indonesia, sedangkan uang koin masih ditangani oleh pemerintah secara terpisah.

Sayangnya, perilisan uang baru Bank Indonesia tidak mampu menyelesaikan keruwetan perekonomian Indonesia. Inflasi terus membubung tinggi dan nilai tukar rupiah pun merosot dengan cepat. Pada maret 1950, nilai tukar Rupiah adalah 1.60 per Dollar AS, namun dalam waktu kurang dari sepuluh tahun sudah naik ribuan persen menjadi 90 per Dollar AS pada desember 1958.

Kondisi ekonomi tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk mendevaluasi Rupiah pada tahun 1959. Upaya tersebut lagi-lagi gagal, dan Rupiah kembali didevaluasi beberapa tahun kemudian. Namun Rupiah masih tak terkendali, hingga pemerintahan Orde Baru dibawah Presiden Suharto berhasil menstabilkan nilainya.

Mulai masa Orde Baru, Bank Indonesia diberi kewenangan untuk mencetak dan menerbitkan uang, baik dalam bentuk koin maupun kertas, serta mengatur peredarannya di Indonesia. Hal ini terus berlanjut hingga pemberlakuan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 Tentang Mata Uang yang mendorong penerbitan uang NKRI pada tanggal 17 Agustus lalu. Sementara itu, uang-uang lama yang pernah beredar lainnya saat ini umumnya diperjual belikan secara eksklusif diantara kolektor uang lama. Lembaran 10.000 Rupiah bergambar relief

Candi Borobudur misalnya, bisa diperdagangkan dengan harga sangat mahal ditangan kolektor karena nilai sejarahnya serta keunilak gambarnya.

Uang NKRI dengan denominasi 100.000 Rupiah emisi tahun 2014 telah sukses diterbitkan pada 17 Agustus 2014, menandai periode baru dalam sejarah mata uang Rupiah. Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 7 tahun 2011 Tentang Mata Uang. Rupiah kini dikelola bersama antara Bank Indonesia dengan Kementrian Keuangan sebagai representasi Pemerintah.

4. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah di Indonesia

Nilai Tukar (Kurs) merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan. Cara penilaian harga mata uang dengan menyatakan sekian unit mata uang asing dinamakan direct quotation.

Dalam hal memahami kurs mata uang, terjadinya naik turun nilai tukar menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Ini disebabkan karena pada dasarnya, kurs mata uang yang mengedepankan atau berdasarkan pada kondisi kekuatan pasar, biasanya memang selalu berubah setiap saat pada setiap kali terjadi perubahan kurs mata uang yang ada pada salah satu Negara yang berubah juga.

Dalam hal ini, kondisi kurs mata uang menjadi sangat berharga jika kemudian permintaan lebih besar dibanding dengan pasokan yang ada. Pada kondisi lain, nilai kurs mata uang kemudian bias menjadi menurun atau berkurang jika permintaan pun mengalami kekurangan dari supply yang ada saat itu.

28

Dari sini kemudian bisa dipahami bahwa, jika memang terjadi kenaikan permintaan terhadap mata uang itu adalah hal yang baik. Pasalnya itu menandakan terjadinya peningkatan permintaan untuk transaksi uang. Paling tidak, mungkin terjadinya peningkatan permintaan uang yang bersifat spekulatif dilihat dari kondisi yang ada.

Perkembangan nilai tukar rupiah di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.

Nilai tukar rupiah selama periode 2010 sampai 2014 mengalami fluktuasi dan cenderung mengalami depresiasi dari tahun ke tahunnya. Fluktuasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor fundamental yaitu penawaran dan permintaan valas maupun faktor non-fundamental yaitu kondisi perkembangan politik dan keamanan dalam negeri, tergantung pada kebijakan yang ditempuh pemerintah saat itu.

Data nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar mata uang Indonesia (Rupiah) terhadap mata uang Amerika (Dollar). Data perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1 : Nilai Tukar Rupiah Indonesia Periode 2010-2014 Tahun Nilai Tukar (Rupiah/US$) Presentase

2010 8.991 -4,55

2011 9.068 0,85

2012 9.400 3,53

2013 12.189 22,88

2014 12.200 0,66

Sumber : Bank Indonesia, 2014

Dari grafik 3 memperlihatkan perkembangan nilai tukar rupiah di Indonesia selama tahun 2010-2014 cukup berfluktuatif. Nilai tukar rupiah terendah terjadi pada tahun 2010 dengan presentase perubahan sebesar -4,55%

dan tertinggi pada tahun 2013 dengan presentase sebesar 22,88%. Penguatan Rupiah pada tahun 2010 disebabkan meredahnya permintaan valuta asing yang sejalan dengan terkendalinya jumlah uang beredar dan turunnya ekspektasi inflasi.

Dan pelemahan Rupiah pada tahun 2014 sebesar 0,66% terjadi karena meningkatnya subsidi bahan bakar minyak, banyaknya utang luar negeri swasta yang jatuh tempo.

Tabel 2 : Nilai Tukar Rupiah Bulanan di Indonesia Periode 2010-2013 Bulan 2010 2011 2012 2013

Sumber : Bank Indonesia, 2014

8,991 9,068 9,400

Grafik 3 Nilai Tukar Rupiah Indonesia

Dokumen terkait