• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sumber Potensi Bahaya

PT Pupuk Kujang merupakan industri petrokimia yang setiap proses produksinya menggunakan bahan dan mesin yang dapat menimbulkan potensi bahaya seperti kebakaran, peledakan, dan kebocoran gas. Kebakaran merupakan salah satu potensi bahaya yang perlu diperhatikan, untuk itu maka diperlukan pencegahan dan penanggulangan agar tidak terjadi kebakaran dan potensi bahaya kebakaran dapat diminimalisasi.

Untuk mengetahui pengendalian yang harus dilakukan, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui potensi-potensi bahaya yang ada di PT Pupuk Kujang. Adapun potensi bahaya kebakaran yang ada di PT Pupuk Kujang yaitu terdapat di area pabrik (innerfence) dan diluar area pabrik (outerfence).

a. Area Pabrik (Innerfence)

Potensi bahaya kebakaran yang ada di PT Pupuk Kujang dapat berasal dari proses produksi maupun diluar proses produksi. Dalam proses produksinya dibutuhkan bahan baku penunjang berupa asam sulfat, coustic soda, klorin, benfield dan bahan-bahan lain yang memiliki sifat mudah terbakar/meledak, korosif dan beracun. Adapun bahan kimia

yang dapat menimbulkan potensi bahaya kebakaran di PT Pupuk Kujang yaitu :

Tabel 1. Identifikasi bahan kimia yang dapat menimbulkan potensi bahaya kebakaran

No Bahan Kimia Lokasi/Unit Kerja Potensi Bahaya 1 Oksigen (O2) Pabrik, Bengkel, Gudang,

Lab Ledakan

2 Gas Alam Ammonia Plant, Utility

Plant, NPK Kebakaran

3 Hidrogen (H2) Ammonia Plant, PPCO Kebakaran, Ledakan 4 Chlorine (Cl2) Utility Plant, Urea Plant Kebakaran 5 Asam Sulfat (H2SO4) Utility Plant Kebakaran

(CaC2) Acetylene Plant Kebakaran, Ledakan

14 NaOH Utility Plant Kebakaran 15 Benfield Cair Ammonia Plant, PPCO Kebakaran 16 Alumunium Klorida

(AlCl3) PPCO Kebakaran

17 Ceceran Oli Cooling Tower, Bagging Terpeleset (Sumber : MSDS PT Pupuk Kujang, 2011)

Sumber listrik juga menjadi salah satu potensi bahaya yang dapat menyebabkan kebakaran. Sumber listrik di PT Pupuk Kujang berasal dari GTG (Gas Turbin Generator), PLN, Standby Generator 2 buah, Generator Diesel, Emergency Generator UPS (Uninterupted Power Supply). Listrik digunakan untuk menjalankan setiap mesin untuk proses produksi. Kebakaran yang disebabkan oleh listrik bisa terjadi dikarenakan antara lain sambungan kabel listrik yang tidak benar, pembebanan yang berlebih, dan hubungan arus pendek listrik (konsleting).

Selain itu potensi bahaya yang dapat timbul berasal dari pekerjaan pengelasan dapat menimbulkan bahaya antara lain percikan api, radiasi, dan panas. Kebakaran yang disebabkan oleh pekerjaan pengelasan dapat terjadi apabila percikan bunga api mengenai bahan kimia yang bersifat explosive, oleh karena itu dilakukan perlindungan dengan cara sistem isolasi menggunakan fire blanket. Pekerjaan yang dapat menimbulkan percikan api selain pengelasan adalah pekerjaan yang menggunakan mesin gerinda.

b. Area di Luar Pabrik (Outerfence)

Potensi bahaya kebakaran diluar area pabrik yaitu perkantoran dan perumahan. Di daerah perkantoran bersumber dari peralatan-peralatan yang digunakan di perkantoran misalnya komputer, kertas, dan peralatan lain yang mudah terbakar. Potensi bahaya kebakaran di perkantoran juga bisa disebabkan oleh instalasi listrik.

Sedangkan di daerah perumahan potensi bahaya biasanya bersumber dari alat-alat listrik, kompor, dan daun-daun kering atau alang-alang yang berada di sekitar kawasan perumahan PT Pupuk Kujang. Kebakaran yang disebabkan oleh daun-daun kering atau alang-alang biasanya terjadi pada musim kemarau dikarenakan cuaca yang panas atau puntung rokok yang dibuang sembarang tempat.

Upaya-upaya pengendalian terhadap bahaya dan resiko dapat dilakukan dengan cara yaitu :

a. Engineering Control

Dilakukan rekayasa terhadap peralatan dan lingkungan kerja, seperti pemasangan alat pelindung mesin (guard), pembuatan garis-garis pembatas di sekitar area mesin berputar.

b. Administrative Control

1) Seleksi karyawan dan pengaturan jam kerja

2) Pelatihan dan kompetensi (Fire Fighting, Breathing Apparatus, Rescue, P3K, AK3 Kimia, dan lain-lain)

3) Pembentukan K3 Representatif

4) Kebijakan K3

5) Peraturan, prosedur, dan instruksi kerja (dokumen-dokumen SMK3, buku saku K3)

c. Hazard Communication (1) Safety Group Meeting

Safety group meeting dilakukan oleh kelompok-kelompok kerja sebelum melaksanakan pekerjaan.

(2) Rapat Produksi

(3) Rapat Bidang P2K3 setiap 3 bulan sekali (4) Rapat Pleno P2K3 setiap 3 bulan sekali d. Safety Promotion

Upaya promosi K3 dilaksanakan melalui :

1) Ceramah dan diskusi K3 dengan mengundang pembicara ahli dari luar perusahaan.

2) Safety Campaign yaitu dalam bentuk pembacaan pesan-pesan K3 melalui pagging system yang dibacakan 2 kali sehari.

3) Pemasangan poster-poster K3 4) Safety Contest dalam bentuk :

a) Lomba cerdas cermat K3

b) Hose Drill Contest & Fire Fighting Contest c) Lomba kebersihan lingkungan kerja (5S) d) Lomba poster K3

e. Personal Protective Equipment (PPE) 1) Pelindung Kepala (Safety helmet)

2) Pelindung Pendengaran (Ear plug, Ear muff)

3) Pelindung Mata dan Muka (Safety goggle, Fice shield)

4) Pelindung Pernafasan (Cotton mask, Gas mask, Airline respirator, Self Contained Breathing Apparatus/SCBA)

5) Pelindung Tangan (Catton glove, Chemical glove, Welding glove, Asbes glove)

6) Pelindung Kaki (Safety shoes, Rubber boots)

7) Pelindung Tubuh (Coverall, Chemical suit, Fireman suit)

8) Pelindung Jatuh dari Ketinggian (Safety belt, Safety body harness) 2. Manajemen Kebakaran

a. Unit Penanggulangan Kebakaran

PT Pupuk Kujang membentuk unit yang menangani keadaan darurat khususnya kebakaran yang disebut Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran (KPK). Bagian tersebut mempunyai tugas yang mencakup koordinasi, pengawasan, pemantauan terhadap kepatuhan pelaksanaan, pelatihan, pengarahan dan pelaporan hasil pelaksanaan program keselamatan kerja dan pemadam kebakaran serta pelaporan kasus kecelakaan.

Tugas Bagian Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran antara lain:

1) Melakukan pembinaan keselamatan kerja kepada seluruh karyawan dari semua tingkatan.

2) Merencanakan dan melaksanakan pelatihan keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran dan keadaan darurat secara periodik kepada seluruh karyawan.

3) Melaksanakan pembinaan dan pelatihan tentang penanggulangan bahaya amonia bagi kendaraan pengangkut amonia.

4) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk penanggulangan keadaan darurat.

5) Bekerjasama dengan Biro Pengamanan mengadakan razia lalu lintas secara periodik.

6) Memberi bantuan pelayanan penanggulangan kebakaran kepada masyarakat dan perusahaan sekitar pabrik.

7) Memberikan pelatihan keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran kepada instansi pemerintah atau perusahaan lain yang memerlukan.

8) Melakukan studi banding tentang keselamatan kerja ke perusahaan lain.

9) Mengadakan pelatihan penanggulangan kecelakaan dan kebakaran secara periodik kepada seluruh karyawan.

10) Mengeluarkan safety permit pada pekerjaan-pekerjaan di area potensi bahaya.

11) Menyiapkan dan memelihara alat-alat keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran agar selalu dalam keadaan baik dan siap pakai.

12) Mengingatkan kembali peraturan-peraturan keselamatan kerja melalui program safety talk kepada karyawan saat akan mulai bekerja dan selesai bekerja yang dilakukan setiap hari dengan pagging system.

13) Mengawasi serta menegur setiap orang yang berada di area pabrik yang melakukan tindakan tidak aman atau melakukan pelanggaran peraturan keselamatan kerja.

14) Memberikan pengarahan tentang keselamatan kerja kepada para tamu, pengunjung dan praktikan.

Sedangkan wewenang Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran yaitu :

1) Memberikan teguran, peringatan lisan secara langsung terhadap karyawan dan orang lain yang melanggar peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2) Mencatat karyawan yang melanggar Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Unit Kerja yang bersangkutan dan Biro Ketenagakerjaan untuk diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Menghentikan pekerjaan apabila dipandang membahayakan karyawan maupun aset Perusahaan yang lain.

4) Melarang karyawan berada di innerfence, apabila tidak mengikuti peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan.

5) Melegalisir Surat Ijin Mengemudi Lokal yang dikeluarkan oleh Biro Umum.

6) Mengeluarkan ijin masuk sementara ke area pabrik bagi Kendaraan Dinas yang tidak memakai stiker “A” sebagai alat kontrol lalu lintas dan keselamatan kerja di area Pabrik.

Dalam melakukan tugasnya bagian KPK ditunjang dengan sarana seperti ambulance, fire truck, foam tenders unit dan turbex unit, jaringan fire hydrant di kawasan pabrik, unit pengisian udara tekan (compressed air unit), breathing apparatus, gas mask, ear plug, safety goggle, chemical suit & pant, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), fire detector, alat pendeteksi (O2 indikator, eksplosimeter), penunjuk arah angin (wind direction), perlengkapan P3K, rambu dan poster keselamatan kerja dan sarana latihan penanggulangan kebakaran (fire ground).

Upaya-upaya yang dilakukan Bagian KPK untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran antara lain :

1) Menyediakan alat-alat proteksi kebakaran di setiap area.

2) Melakukan maintenance terhadap alat-alat proteksi kebakaran (seperti : APAR, fire hydrant, fire alarm system, sprinkler).

3) Menyediakan pintu darurat/tangga darurat dibangunan-bangunan tertentu dan dipasang petunjuk yang jelas.

4) Memberikan pelatihan pemadaman kebakaran kepada seluruh karyawan di PT Pupuk Kujang.

5) Membentuk tim penanggulangan keadaan darurat kebakaran.

6) Adanya prosedur, instruksi kerja, dan SOP untuk penanggulangan kebakaran.

7) Memasang tanda peringatan di setiap area yang berpotensi terhadap bahaya kebakaran baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan (area pabrik) seperti : ”DILARANG MEROKOK “, “BAHAYA TEGANGAN TINGGI”. Tanda peringatan dapat dilihat pada Lampiran.

Gambar 3. Struktur Organisasi Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran ( Sumber : Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran, 2011) b. Tim Pemadam Kebakaran

Tim pemadam kebakaran di Bagian KPK terdiri dari 4 group yaitu group A, B, C, dan D. Masing-masing group dipimpin oleh seorang supervisor. Sedangkan yang bertanggungjawab dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran yaitu Superintendent Bagian KPK.

c. Prosedur dan Instruksi Kerja Penanggulangan Kebakaran

Prosedur penanggulangan kebakaran yang diterapkan di PT Pupuk Kujang yaitu :

1) Setiap karyawan atau siapa saja yang melihat langsung/mengetahui adanya suatu kebakaran, di unit kerja/area kerja atau dimana saja sekitar kawasan PT Pupuk Kujang harus berusaha/berupaya dengan jalan apapun yang paling cepat (pesawat telepon terdekat) untuk menghubungi Bagian Keselamatan & Pemadam Kebakaran PT Pupuk Kujang (bila di sekitar perumahan putar dulu pesawat no.8).

2) Setiap karyawan atau siapa saja yang melihat, mengetahui adanya suatu kebakaran maka segera lakukan penanggulangan kebakaran dengan alat yang ada/tersedia dengan cepat dan tepat (jenis kebakaran disesuaikan dengan media pemadam yang tersedia).

3) Karyawan yang memberitahukan tentang terjadinya kebakaran harus tepat dan jelas, katakan nama, bagian, lokasi kebakaran dan benda/peralatan apa yang terbakar.

4) Bila regu penanggulangan kebakaran dari bagian KPK PT Pupuk Kujang belum tiba di tempat dimana terjadi kebakaran maka Kepala Bagian/Dinas/Seksi area setempat mengkoordinir penanggulangan kebakaran bersama-sama regu bantuan.

5) Bila regu penanggulangan kebakaran tiba di tempat kejadian maka koordinasi diserahkan kepada Kepala Bagian KPK atau Kepala Seksi/Bidang penanggulangan KPK.

6) Bila terjadi pada malam hari (tugas Swing/Night Shift) maka shift group KPK terlebih dahulu memberitahu kepada Kepala Bagian/Kepala Bidang KPK dan Shift Superintendent mengenai terjadinya kebakaran.

7) Bila dalam penanggulangan kebakaran diperlukan sejumlah air yang banyak dengan tekanan yang tinggi maka segera minta ke Bagian Utility untuk menjalankan pompa (Fire Pump).

8) Setelah api dipadamkan, sebelum kembali ke fire station maka pimpinan regu pananggulangan segera melihat-lihat/meneliti area tersebut dengan seksama apakah masih ada sisa-sisa api yang masih menyala.

9) Kepala Bagian/Bidang KPK atau suatu team yang dibentuk untuk menyelidiki sebab-sebab terjadinya kebakaran segera mengambil langkah-langkah dan berupaya malakukan pencegahan agar tidak terulang lagi terjadinya kebakaran serupa di kemudian hari.

10) Kepala Bagian/Bidang KPK, segera membuat laporan kebakaran mengisi formulir yang telah disediakan.

11) Kepala Bagian/Bidang/Seksi dari area/lokasi terjadinya kebakaran harus membuat laporan kebakaran, mengisi formulir yang telah disediakan ditujukan kepada Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran.

Selain prosedur penanggulangan kebakaran juga ada instruksi kerja mengenai penanggulangan kebakaran yang membagi kebakaran menjadi 2 kategori yaitu :

1) Kebakaran kecil

a) Sebuah alat terbakar ( kompor, dan lain-lain ) b) Bisa ditanggulangi oleh beberapa orang saja c) Tidak perlu melibatkan tim keadaan darurat 2) Kebakaran besar

a) Satu unit kerja terbakar (satu buah rumah, satu lantai GPA, dan lain-lain)

b) Kebakaran besar ini sudah termasuk kategori emergency Tingkat I, Tingkat II, dan Tingkat III.

c) Kebakaran besar ini sudah melibatkan unsur dalam struktur organisasi keadaan darurat.

Semua orang di area PT Pupuk Kujang yang melihat api/kebakaran sekecil apapun, harus segera memberitahu kejadian tersebut ke Bagian

KPK (telepon 3000). Adapun instruksi kerja penanggulangan kebakaran adalah :

1) Komandan penanggulangan bersama dengan regu penanggulangan melakukan persiapan penanggulangan :

a) Setelah menerima laporan lengkap segera menuju ke lokasi kebakaran dengan mengirim :

(1) Fire truck dan regu penanggulangan (2) Ambulance

(3) Perlengkapan penanggulangan kebakaran

b) Petugas shift Bagian KPK yang stand by di fire station segera melaporkan ke KLH, Shift Supt, dan Biro Pengamanan.

c) Begitu tiba di tempat kejadian, semua alat pelindung diri sudah terpakai.

d) Sebelum melakukan penanggulangan kebakaran, harus diperhatikan :

(1) Arah angin

(2) Jenis bahan yang terbakar

(3) Volume dan potensi bahan yang terbakar (4) Letak dan situasi lingkungan

(5) Lamanya telah terbakar (6) Alat pemadam yang tersedia

2) Komandan Penanggulangan bersama dengan Regu Penanggulangan Kebakaran melakukan :

a) Usaha penanggulangan kebakaran

b) Secara bersamaan melakukan pertolongan pada korban (rescue) c) Apabila terjadi kebakaran gas yang dapat mempengaruhi operasi

pabrik, maka penanggulangan kebakaran harus dengan cara : (1) Batasi daerah yang terbakar

(2) Cooling down daerah sekitarnya (pendinginan)

(3) Padamkan api dengan nitrogen (N2), steam, CO2 dan lain-lain.

d) Apabila kebakaran melibatkan bahan kimia berbahaya (B3) : (1) Kenali bahan kimia yang terbakar

(2) Kuasai cara pengendalian sesuai dengan Prosedur Keselamatan Kerja PT Pupuk Kujang tahun 1989

(3) Jika terjadi pelepasan gas-gas berbahaya, maka segera adakan tindakan evakuasi sesuai dengan IKL-KPK-4.7-2.6

(4) Regu penanggulangan harus memakai alat pelindung diri yaitu:

(a) Alat bantu/perlindungan pernafasan (b) Baju tahan kimia

(c) Sepatu tahan kimia

(d) Sarung tangan tahan kimia (e) dan lain-lain

(5) Setelah keadaan darurat selesai ditanggulangi maka regu penanggulangan segera membuat laporan kebakaran. Apabila keadaan darurat tidak bisa ditanggulangi regu penanggulangan yang ada, maka segera minta bantuan ke pihak luar.

d. Sistem Pelaporan Kebakaran

Sistem pelaporan keadaan darurat khususnya kebakaran di PT Pupuk Kujang terdapat dalam prosedur pelaporan kebakaran, peledakan dan kebocoran. Prosedur pelaporannya yaitu setiap kejadian kebakaran wajib melaporkan ke Bagian KPK dalam waktu 1x24 jam mengunakan formulir laporan kebakaran/peledakan sebagaimana contoh terlampir dan dapat diperoleh di Bagian KPK. Tindakan selanjutnya, Bagian KPK akan mencatat dan menganalisa laporan tersebut di tempat kejadian, yang kemudian melaporkannya kembali ke Biro/Bagian/Seksi yang terlibat dalam sistem pelaporan.

e. Program Pelatihan Pemadam Kebakaran (Fire Fighting)

Pelatihan Pemadaman Kebakaran (Fire Fighting) di PT Pupuk Kujang dilakukan setiap tahun dengan 6 angkatan. Pelatihan ini diadakan untuk melatih setiap karyawan agar bila terjadi kebakaran dapat mengetahui cara-cara menangani kebakaran dengan benar. Pelatihan ini diikuti oleh setiap karyawan di unit kerja secara bergantian. Tim pelatih (instruktur) yang membimbing dalam pelatihan fire fighting adalah dari Bagian KPK. Tempat untuk melaksanakan pelatihan ini dilakukan di fire ground. Tahap-tahap dalam pelaksanaan pelatihan ini antara lain :

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan oleh tim Keselamatan Kerja dan Pemadaman Kebakaran. Pada tahapan ini dilakukan dengan menyiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk pelatihan

yaitu wear pack, fire helmet, cotton glove, fire hose (1 ½ “, 2 ½ “), Y-piece, kunci selang, nozzle (1 ½ “, 2 ½ “), rubber boot, alat pemadam api ringan (foam, dry chemical, CO2), bahan bakar (solar dan toluene) dan karung goni.

2) Tahap Pelaksanaan Pelatihan a) Tahap Pemanasan

Tahap pemanasan dilakukan dengan senam yang dipimpin oleh instruktur dengan tujuan agar pada waktu pelatihan tidak terjadi cedera. Setelah senam dilanjutkan dengan lari-lari kecil mengelilingi lapangan fire ground sebanyak 4 kali. Adapun tahap pemanasan yang dilakukan dapat dilihat pada Lampiran.

b) Tahap Pengenalan Alat Pemadam Api Tradisional dan APAR Pada tahap ini dilakukan pengenalan mengenai peralatan yang digunakan dalam pelatihan fire fighting. Instruktur menjelaskan nama, fungsi maupun cara penggunaan masing-masing peralatan.

Adapun pada tahap pengenalan alat ini dapat dilihat pada Lampiran.

c) Tahap praktek pemadaman api

Pada tahap ini terdapat beberapa sesi latihan pemadaman yaitu : (1) Pelatihan menggulung dan menggelar fire hose

Pelatihan ini dilakukan agar karyawan dapat mengetahui teknik-teknik dalam menggulung dan menggelar fire hose serta dapat terlatih dalam penggunaannya. Adapun tahap pelatihan

menggulung dan menggelar fire hose dapat dilihat pada Lampiran.

(2) Pemadaman dengan menggunakan karung goni basah

Pemadaman dengan karung goni basah merupakan teknik pemadaman secara tradisional. Dalam pelatihan pemadaman ini peserta memadamkan api dalam drum dengan cara menutupkan karung goni yang telah dibasahi dengan air. Perlu diperhatikan juga arah angin saat melakukan pemadaman.

Adapun tahap pemadaman dengan menggunakan karung goni basah dapat dilihat pada Lampiran.

(3) Pemadaman dengan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Praktek pemadaman api ini menggunakan APAR jenis CO2, dry chemical, foam. Cara menggunakan APAR adalah :

(a) Tarik pin hingga segel putus

(b) Sebelum diarahkan ke api, terlebih dahulu dites apakah APAR masih terisi atau tidak yaitu dengan menekan handle untuk mengeluarkan isi tabung. Setelah itu arahkan nozzle ke api. Arahkan nozzle yang kita pegang ke arah kiri dan kanan api, agar media yang disemprotkan merata mengenai api yang sedang terbakar.

(c) Untuk APAR jenis foam, tabung harus dibalikkan agar dapat mengeluarkannya.

Adapun tahap praktek pemadaman api menggunakan APAR jenis CO2, dry chemical, foam dapat dilihat pada Lampiran.

(4) Pemadaman dengan menggunakan Fire hydrant

Pada pemadaman menggunakan Fire Hydrant tim terdiri dari 5 atau 6 kelompok. Adapun anggota tim terdiri dari komandan regu, 2 nozzle man, dan helper. Adapun tahap praktek pemadaman api menggunakan hydrant dapat dilihat pada Lampiran.

3. Sarana Proteksi Kebakaran Aktif

Sarana proteksi kebakaran aktif di PT Pupuk Kujang adalah semua alat yang digunakan dalam pelaksanaan penanggulangan kebakaran di PT Pupuk Kujang. Setiap alat proteksi kebakaran dilakukan pemeriksaan secara visual dan fungsi. Pemeriksaan secara visual adalah pemeriksaan yang dilakukan apakah keadaan fisik dari alat tersebut masih baik atau tidak, sedangkan pemeriksaan secara fungsi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah alat tersebut masih dapat digunakan sesuai fungsinya.

Adapun sarana proteksi kebakaran aktif di PT Pupuk Kujang adalah : a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan adalah sebuah alat pemadam api yang dapat dan mudah dilakukan/dikerjakan oleh satu orang untuk memulai pemadaman api kecil sebelum terjadi kebakaran besar. Jumlah APAR yang ada di PT Pupuk Kujang ada 917 buah tetapi yang masih aktif ada

443 buah. APAR terdapat diseluruh area pabrik baik di di dalam area pabrik (innerfence) maupun diluar area pabrik (outerfence).

Jenis alat pemadam api ringan yang ada di PT Pupuk Kujang yaitu:

1) Jenis Dry Chemical

APAR jenis dry chemical di PT Pupuk Kujang terdiri dari dua jenis yaitu cartridge dan storage preassure. APAR jenis dry chemical berjumlah 247 buah. APAR jenis ini sangat efektif untuk memadamkan kebakaran dengan bahan bakar cair atau gas yang mudah terbakar seperti kerosin, solar, premium (bensin), LPG/LNG, toluene. APAR jenis dry chemical paling banyak ditempatkan di Ammonia Plant. APAR jenis dry hemical dapat dilihat pada Lampiran.

Kondisi tepung kering yang masih baik dapat dilihat apakah masih gembur/tercurah halus dan masih kering, sedangkan kondisi tepung kering yang tidak baik dilihat apakah menggumpal dan basah/lembab.

2) Jenis Busa/Foam

APAR jenis busa yang berada di PT Pupuk Kujang jumlahnya adalah 12 buah. APAR jenis ini terdiri dari 2 tabung yaitu tabung dalam dan tabung luar. Tabung luar berisi sodium bikarbonat dan tabung dalam berisi amonium sulfat. APAR jenis busa/foam dapat dilihat pada Lampiran.

3) Jenis Gas

APAR jenis gas biasanya menggunakan gas CO2. Jumlah APAR CO2 di PT Pupuk Kujang berjumlah 108 buah. APAR jenis CO2

efektif digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan karena listrik dan banyak ditempatkan di ruangan yang tertutup. Untuk APAR jenis CO2 dapat dilihat pada Lampiran.

4) Jenis AF-11, AF-11E dan AF 31

Jenis APAR ini digunakan sebagai alternatif pengganti Halon.

Penggunaan Halon sebagai media pemadam kebakaran sebenarnya sangat efektif tetapi karena dapat merusak lapisan ozon maka pemakaiannya dilarang.

Jumlah APAR di PT Pupuk Kujang jenis AF-11 ada buah 22 buah, jenis AF-11E ada 30 buah, dan jenis AF-31 ada 24 buah. Penempatan jenis media APAR disesuaikan dengan jenis potensi bahaya kebakaran yang ada di tempat kerja, sehingga penggunaan APAR akan efektif saat kebakaran terjadi.

Adapun prosedur penempatan atau pemasangan APAR di PT Pupuk Kujang yaitu :

1) Tiap penempatan alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat orang dengan jelas dan mudah dicapai/diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan dan aman dari segala hal.

2) Penempatan dan pemasangan alat pemadam api ringan harus sesuai antara jenis dan golongan/kelas dengan tempat yang mungkin terbakar.

3) Jarak penempatan alat pemadam api ringan antara satu dengan yang lainnya tidak boleh lebih dari 15 meter dan setiap luas permukaan lantai 150 m2 ruangan tertutup minimal 1 buah.

4) Posisi penempatan alat pemadam api ringan dari setiap bangunan bertingkat agar dipasang sama penempatannya dalam setiap lantai.

5) Semua alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.

6) Setiap alat pemadam api ringan harus ditempatkan menggantung pada dinding dengan memakai sengkang atau konstruksi penguat lainnya dan bila perlu ditempatkan dalam almari atau box yang tidak dikunci.

7) Penempatan alat pemadam api ringan bagian paling atas tepat pada ketinggian 125 cm dari permukaan lantai.

Kecuali untuk jenis CO2 dan dry chemical dapat dipasang lebih rendah, akan tetapi jarak antara dasar tabung alat pemadam api ringan dengan permukaan lantai tidak kurang dari 15 cm.

8) Lemari atau box pemadam api ringan dapat dikunci akan tetapi harus ada box kaca untuk menyimpan anak kunci sesuai dengan alat yang

8) Lemari atau box pemadam api ringan dapat dikunci akan tetapi harus ada box kaca untuk menyimpan anak kunci sesuai dengan alat yang

Dokumen terkait