• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Identifikasi Potensi Bahaya

PT Pupuk Kujang terbagi menjadi 2 area yaitu area innerfence dan outerfence. Yang termasuk dalam area innerfence antara lain unit Urea 1A dan 1B, Ammonia 1A dan 1B, Utility 1A dan 1B, dan PPCO. Sedangkan area outerfence antara lain Bagging, NPK, Gudang, Lab, Bengkel, dan Perkantoran serta area lain yang berada diluar area innerfence sampai pada area perumahan. Secara garis besar potensi bahaya di PT Pupuk Kujang yang dapat menyebabkan keadaan darurat seperti ledakan dan kebakaran antara lain :

Tabel 1. Identifikasi Potensi Bahaya

No Potensi Bahaya Lokasi/Unit Kerja Risiko

1 Oksigen (O2)

Pabrik, bengkel,

gudang, lab

Ledakan

2 Kebocoran gas alam

Utility plant, ammonia plant, NPK Kebakaran, ledakan 3 Klorin (Cl2)

Utility plant, urea plant

Kebakaran

5 Hidrogen (H2) Ammonia plant, PPCO plant Kebakaran, ledakan 6 Nitrogen (N2) Utility plant, ammonia plant Kebakaran

7 Karbon monoksida (CO) PPCO plant Kebakaran

9 Karbon karbida (CaC2) Acetylene plant

Ledakan, kebakaran, 10 Kebocoran amonia (NH3) Ammonia plant, urea plant Kebakaran, ledakan

11 Toluen (C6H5CH3) PPCO plant

Kebakaran, ledakan 12 Benfield cair Ammonia plant, PPCO plant Kebakaran

13 Cosorb solvent PPCO plant

Kebakaran, ledakan

14 Uap/gas amonia NPK

Kebakaran, ledakan, Sumber : Prosedur Integrasi ISO 9001 : 2000, ISO 14001 : 2004, SMK3 dan MSDS

2. Keadaan Darurat

PT Pupuk Kujang mendefinisikan keadaan darurat adalah suatu keadaan dimana perlu penanganan khusus dan tidak dapat ditangani secara biasa oleh personil yang ada, dikarenakan terjadi salah satu/bersamaan kejadian seperti

kebocoran/menghamburnya bahan kimia berbahaya, peledakan, kebakaran, bencana alam, gempa bumi atau kejadian huru-hara pada tingkat tertentu yang membahayakan keselamatan manusia dan aset perusahaan.

Keadaan darurat adalah suatu keadaan tidak normal/ tidak diinginkan yang terjadi di area Pabrik yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/ harta benda dan/ atau merusak lingkungan sekitarnya. (Prosedur Integrasi, ISO 9001:2008, ISO 14001:2004 & SMK3 PT Pupuk Kujang)

Penanggulangan keadaan darurat adalah semua usaha, tindakan yang terkoordinasi untuk mengatasi keadaan darurat, guna menyelamatkan manusia, aset perusahaan dan lingkungan sekitarnya, sehingga tidak menimbulkan korban manusia serta kerusakan lingkungan.

Di PT Pupuk Kujang ada tiga (3) tingkatan keadaan darurat yaitu : a. Keadaan Darurat Tingkat I

Adalah keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (aset) yang secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di lokasi Unit Kerja dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa adanya regu bantuan yang dikonsinyir. Contoh :

1) Satu unit perumahan terbakar 2) Satu ruangan kantor terbakar

b. Keadaan Darurat Tingkat II

Adalah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3 yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat, dan masyarakat sekitarnya.

Contoh :

1) Kebakaran satu lantai gedung pusat administrasi (GPA) 2) Listrik mati total

3) Kebakaran satu lokasi/bangunan di gudang/bengkel

4) Kebakaran bangunan di pabrik yang cukup besar yang tidak merusak peralatan pabrik

5) Kebocoran gas yang memenuhi areal pabrik. c. Keadaan Darurat Tingkat III

Adalah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan Pemerintah Daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

Contoh :

2) Ledakan/kebocoran yang menghancurkan sebagian atau seluruh pabrik

3) Kebakaran/ledakan bagian yang bisa mengakibatkan malapetaka bagi masyarakat luas

4) Gempa bumi yang besar yang merusak peralatan pabrik 5) Kebocoran gas yang menjalar sampai keluar pabrik.

Berdasarkan data diatas dapat di simpulkan bahwa potensi bahaya yang paling mungkin terjadi di PT Pupuk Kujang adalah kebakaran, peledakan dan bocoran B3.

3. Prosedur Kesiagaan Keadaan Darurat a. Tujuan

Prosedur ini ditetapkan, diterapkan dan dipelihara untuk menjamin kesiagaan dalam menghadapi keadaan darurat yang dapat menimbulkan dampak yang luas mencakup sistem K-3 dan lingkungan.

b. Ruang Lingkup

Prosedur ini mencakup kesiagaan, sarana dan prasarana serta identifikasi potensi keadaan darurat di seluruh area PT Pupuk Kujang dan diterapkan secara terintegrasi pada sistem ISO 9001:2000, SMK3 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.

c. Definisi

Keadaan darurat adalah keadaan dimana perlu penanganan khusus dan tidak dapat ditangangani secara biasa oleh personil yang ada, dikarenakan terjadi salah satu atau bersamaan kejadian, seperti

kebocoran/ menghamburnya bahan kimia berbahaya, peledakan, kebakaran, bencana alam gempa bumi atau kejadian huru-hara pada tingkat tertentu yang membahayakan keselamatan manusia dan asset perusahaan.

d. Ketentuan Umum

1) Keadaan Darurat Tingkat I adalah keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (asset) yang secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di suatu unit pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa adanya regu bantuan yang dikonsinyir.

2) Keadaan Darurat Tingkat II adalah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3 yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat, dan masyarakat sekitarnya.

3) Keadaan Darurat Tingkat III adalah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan pemerintah daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

4) Setiap dua tahun sekali dilakukan latihan untuk kesiagaan menghadapi keadaan darurat.

5) Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup perlu melakukan evaluasi dan memperbaharui prosedur “Kesiagaan terhadap Keadaan Darurat” apabila telah terjadi peristiwa/keadaan darurat.

e. Tanggung Jawab dan Prosedur

1) Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) a) Melakukan evaluasi dan memperbaharui prosedur “Kesiagaan

terhadap Keadaan Darurat” apabila telah terjadi keadaan darurat. b) Melakukan identifikasi :

(1)Bahan-bahan yang mudah terbakar (2)Bahan-bahan yang mudah meledak

(3)Memperkirakan luas daerah berbahaya berdasarkan informasi (4)Cara-cara tindakan penanggulangan

(5)Dampak lingkungan yang diakibatkan oleh keadaan darurat terhadap masyarakat sekitar.

c) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk menghadapi keadaan darurat yang meliputi :

(1)Mempersiapkan pelatihan dan latihan uji coba penanggulangan keadaan darurat

(2)Menyiapkan peralatan, APD, APAR, Emergency Unit, Fire Hydrant dan lain-lain

(3)Menyiapkan sarana komunikasi

d) Pemantauan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

(1)Memantau peralatan yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat (kebocoran gas explosive, kebocoran/tumpahan B3). (2)Melakukan pemeriksaan terhadap aktivitas yang berkaitan

dengan keluar masuknya barang-barang dan/atau manusia, dari atau ke pabrik (innerfence) untuk mencegah terjadinya keadaan darurat.

(3)Melakukan pemantauan terhadap tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya.

e) Melakukan analisa dan evaluasi kesiagaan, meliputi : (1)Sarana dan prasarana.

(2)Pemeriksaan peralatan yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat.

(3)Pemeriksaan aktivitas kendaraan angkutan B3 yang masuk ke area pabrik, manusia yang membawa kendaraan angkutan B3, dan kondisi kemasan B3.

(4)Hasil uji coba/latihan dan/atau penyuluhan. 2) Biro Komunikasi/Bagian Humas

a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

3) Divisi/Biro dan/atau Dinas/Bagian terkait Melakukan identifikasi :

a) Instalasi/area operasional bahan-bahan kimia berbahaya dan mudah meledak.

b) Luas area dan jumlah bahan berbahaya yang ada di area operasional.

c) Sistem penyimpanan bahan berbahaya. d) Jumlah penyimpanan bahan berbahaya. e) Sistem pengangkutan bahan berbahaya.

Hasil identifikasi akan dirangkum dan dievaluasi untuk dijadikan patokan dalam memeriksa dan menanggulangi bila terjadi keadaan yang tidak normal dan didistribusikan ke Unit Kerja terkait.

f. Pengecualian

1) Tanda-tanda keadaan darurat untuk perumahan dan masyarakat sekitarnya selain bunyi sirine pabrik ada juga bunyi sirine mobil Patroli Biro Pengamanan.

2) Penempatan posisi Pos Komando bisa berubah, melihat situasi dan kondisi keadaan darurat.

4. Instruksi Kerja Pelaporan Keadaan Darurat a. Ruang Lingkup

Instruksi Kerja ini hanya masalah pelaporan keadaan darurat di area PT Pupuk Kujang Cikampek.

b. Definisi

1) Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang tidak normal/tidak diinginkan yang terjadi di PT Pupuk Kujang yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/harta benda dan atau merusak lingkungan sekitarnya.

2) Pelapor :

a) Semua orang yang pertama melihat kejadian di area PT Pupuk Kujang.

b) Petugas Shift Bagian KPK. c) Shift Superitendent

3) Nomor Telepon emergency ialah nomor telepon yang harus segera dihubungi bila terjadi keadaan darurat, yaitu :

a) Nomor 3000 Bagian KPK

b) Nomor 2333 Shift Superitendent IA c) Nomor 2555 Shift Superitendent IB

d) Nomor 2121 Biro Pengamanan

e) Nomor 2222 Biro Kesehatan

4) PKD (Pimpinan Keadaan Darurat) adalah orang yang ditunjuk sesuai Prosedur PS-PK-KLH-20.

c. Ketentuan Umum

Apabila pelapor itu karyawan PT Pupuk Kujang, maka selain melaporkan kejadian ke Bagian KPK juga segera melapor ke atasan langsung dan ke Shift Superintendent.

d. Tanggung Jawab

Kepala Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup e. Operasi

Sistem pelaporan keadaan darurat :

1) Petugas Shift Bagian KPK setelah menerima informasi dari pelapor melalui pesawat telepon nomor 3333, maka tanyakan :

a) Identitas pelapor : (1)Nama (2)Nomor badge (3)Bagian b) Jenis kejadian : (1)Kebakaran/peledakan

(2)Kebocoran bahan kimia berbahaya c) Tempat kejadian

2) Petugas shift Bagian KPK segera melaporkan ke Shift Superintendent untuk bisa disampaikan lebih lanjut ke :

(a)PKD/Wakil PKD

(b)Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (c)Biro Pengamanan

(d)Supervisor Area

3) Petugas shift Bagian KPK menunggu instruksi dari Shift Superintendent untuk membunyikan sirine tanda keadaan darurat.

f. Pengecualian

Shift Superintendent menjabat sebagai PKD sebelum pejabat PKD tiba di tempat kejadian.

5. Instruksi Kerja Tanda Keadaan Darurat a. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Instruksi Kerja Tanda Keadaan Darurat ini adalah menjangkau ke seluruh area PT Pupuk Kujang Cikampek.

b. Definisi

1) Keadaan Darurat Tingkat I adalah keadaan darurat yang berpotensi mengancam nyawa pekerja dan peralatan/harta benda (asset) yang secara normal dapat diatasi oleh karyawan yang ada di suatu unit pabrik dengan menggunakan prosedur yang telah dipersiapkan tanpa adanya regu bantuan yang dikonsinyir.

2) Keadaan Darurat Tingkat II adalah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang bertugas dibantu peralatan dan material yang tersedia di lokasi tersebut, tidak lagi mampu mengendalikan keadaan darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran B3 yang kuat, semburan minyak/gas dan lain-lain, yang mengancam jiwa manusia, lingkungan dan aset perusahaan dengan dampak bahaya pada karyawan/daerah/masyarakat sekitarnya. Bantuan tambahan yang diperlukan masih berasal dari industri sekitar, pemerintah setempat, dan masyarakat sekitarnya.

3) Keadaan Darurat Tingkat III adalah keadaan darurat berupa malapetaka/bencana dahsyat dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan Keadaan Darurat Tingkat II serta memerlukan bantuan pemerintah daerah dan koordinasi tingkat Nasional.

4) Evakuasi adalah proses meninggalkan tempat kerja/tempat

tinggal/lokasi kejadian ke tempat lain yang dianggap cukup aman untuk menyelamatkan diri dari ancaman bahaya (seperti : peledakan, bahaya kebakaran, kebocoran/menghamburnya bahan berbahaya, pencemaran lingkungan, bencana gempa bumi dan lain-lain) melalui jalan/pintu yang telah ditentukan untuk tujuan tersebut.

c. Ketentuan Umum

Kalau mendengar tanda keadaan darurat yang harus dilakukan adalah : 1) Seluruh karyawan yang terlibat dalam tim penanggulangan segera

menuju ke tempat kejadian untuk membantu penanggulangan.

2) Unit kerja yang tidak bergabung dalam tim penanggulangan harus tetap siaga untuk menunggu instruksi.

3) Tindakan karyawan di lingkungan pabrik

a) Hentikan semua pekerjaan dan perhatikan instruksi atasan. b) Matikan sumber api (rokok, kompor, dan lain-lain). c) Matikan aliran listrik yang tidak berfungsi.

4) Tindakan karyawan non teknis

a) Hentikan semua kegiatan dan perhatikan instruksi atasan. b) Amankan arsip-arsip.

c) Matikan semua peralatan listrik yang tidak berfungsi. d) Matikan sumber api (rokok, kompor, dan lain-lain).

e) Bila ada instruksi meninggalkan gedung jangan menggunakan lift. 5) Tindakan penghuni perumahan

a) Hentikan semua kegiatan rumah tangga. b) Siap-siap untuk evakuasi.

c) Persiapkan peralatan yang sangat penting. d) Matikan sumber api.

e) Tetap tinggal, tunggu instruksi lebih lanjut. f) Tetap tenang jangan panik.

g) Instruksi evakuasi oleh Biro Komunikasi dan Biro Pengamanan melalui pengeras suara/mobil patroli.

c. Tanggung Jawab

Kepala Biro Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup d. Operasi

Petugas Shift Bagian KPK yang ditugaskan stand by di fire station begitu ada instruksi untuk membunyikan sirine tanda keadaan darurat, maka segera memijit tombol sirine disesuaikan dengan tingkat keadaan darurat yang diinstruksikan :

1) Tanda Keadaan Darurat Tingkat I dengan bunyi sirine, irama bunyi naik turun periode 2x15 detik (nada naik 15 detik kemudian turun 15 detik, diulang sebanyak 2 kali), selang waktu 1 menit selama 5x.

2) Tanda Keadaan Darurat Tingkat II dengan bunyi sirine, irama bunyi naik turun periode 6x15 detik (nada naik 15 detik kemudian turun 15 detik, diulang sebanyak 6 kali), selang waktu 1 menit selama 3x. 3) Tanda Keadaan Darurat Tingkat III dengan bunyi sirine, irama bunyi

naik turun tiap 15 detik, selang waktu tidak ada selama 15 menit. 4) Evakuasi : bunyi sirine dengan nada monoton selama 5 menit

5) Tanda aman dengan bunyi sirine, irama bunyi monoton, periode tidak ada, selang waktu tidak ada, selama 60 detik.

e. Pengecualian

Tanda keadaan darurat selain sirine pabrik dibantu dengan pagging system dan sirine mobil patroli untuk perumahan.

6. Instruksi Kerja Membunyikan Sirine a. Tujuan

Instruksi kerja ini bertujuan untuk pengendalian dan penanganan keadaan darurat serta menjamin kepastian tentang keadaan yang sesungguhnya. b. Ruang Lingkup

Instruksi kerja ini digunakan untuk keadaan darurat seperti kebakaran, peledakan, maupun kebocoran-kebocoran bahan-bahan kimia di kawasan PT Pupuk Kujang Cikampek.

c. Definisi

1) Tanda emergency (bunyi sirine) adalah merupakan pemberitahuan kepada karyawan yang berada di lingkungan perusahaan dan sekitarnya atas terjadinya suatu keadaan darurat.

2) Tanda emergency (bunyi sirine) dibunyikan untuk menghindari kebingungan dan kesimpangsiuran yang tidak perlu sehingga operasi penanggulangan dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik.

3) Tanda emergency (bunyi sirine) dibunyikan sebagai alat komunikasi

dan informasi awal yang akan ditindak lanjuti dengan

penanggulangan, pertolongan dan penyelamatan serta pengamanan.

d. Ketentuan Umum

1) Tingkat Keadaan Darurat dikategorikan menjadi 3 (tiga) tingkat : a) Keadaan Darurat Tingkat I, misalnya :

(1)1 (satu) unit perumahan terbakar (2)1 (satu) ruang kantor terbakar

(3)Kebakaran di salah satu area saja, misalnya pabrik ammonia. b) Keadaan Darurat Tingkat II, misalnya :

(1)Kebakaran 1 (satu) lantai Gedung Pusat Administrasi (2)Listrik mati total (black out)

(3)Kebakaran 1 (satu) lokasi/ bangunan di Gedung Perbengkelan (4)Kebakaran di pabrik cukup besar yang tidak merusak peralatan

pabrik

(5)Kebocoran gas berbahaya yang memenuhi areal pabrik. c) Keadaan Darurat Tingkat III, misalnya :

(1)Tangki ammonia bocor/pecah

(3)Kebocoran/ledakan bagian tertentu yang bisa mengakibatkan malapetakabagi masyarakat luas.

(4)Bencana alam besar yang merusak peralatan pabrik. (5)Kebocoran gas B3 dampai menjalar keluar pabrik. e. Tanggung Jawab

1) Manager Keselamatan dan Lingkungan Hidup 2) Manager Produksi 1A dan 1B

3) Kepala Seksi Penanggulangan dan Pencegahan f. Operasi

1) Orang yang melihat adanya kejadian segera memberitahukan kepada atasannya.

2) Atasannya yang bersangkutan melakukan pemeriksaan ke lokasi kejadian.

3) Segera meminta bantuan ke KPK untuk melakukan tindakan penanggulangan sirinepun dibunyikan sesuai dengan tingkatan kejadian.

4) Tanda keadaan darurat, evakuasi dan keadaan aman diinformasikan dengan bunyi sirine pabrik :

a) Keadaan Darurat Tingkat I : bunyi sirine naik turun dengan periode 2x15 detik, selang waktu 1 menit sebanyak 3x.

b) Keadaan Darurat Tingkat II : bunyi sirine naik turun dengan periode 6x15 detik selang waktu 1 menit sebanyak 3x.

c) Keadaan Darurat Tingkat III : bunyi sirine naik turun dengan periode tiap 15 detik selama 15 menit.

d) Evakuasi : bunyi sirine dengan nada monoton selama 5 menit. e) Keadaan Aman : bunyi sirine dengan nada monoton selama 60

detik (1 detik). g. Pengecualian

Tanda keadaan darurat untuk perumahan dan masyarakat sekitarnya selain bunyi sirine pabrik, dibunyikan pula sirine kendaraan patrol dari Biro Pengamanan.

h. Lampiran

Diagram bunyi sirine dalam keadaan darurat (lampiran 2)

7. Aktivitas dan Komponen Awal yang Dipersiapkan Menghadapi Keadaan Darurat

a. Pembentukan Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)

PT Pupuk Kujang dalam mempersiapkan keadaan darurat telah membentuk Tim Inti sebagai persiapan menghadapi keadaan darurat, yang kemudian dibagi menjadi beberapa tim. Tim tersebut antara lain Tim Pemadam Kebakaran dan Tim Teknis yang terdiri dari Tim Mekanik, Tim Perbengkelan, Tim Produksi, Tim Inspeksi, Tim P3K, dan Tim Evakuasi dan Tim Keuangan. Adapun tugas dan tanggung jawab tim-tim tersebut antara lain :

1) Tim Pemadam Kebakaran

a) Tim Mekanik b) Tim Perbengkelan c) Tim Produksi d) Tim Inspeksi e) Tim P3K f) Tim Evakuasi g) Tim Keuangan

b. Fasilitas dan Sarana Penunjang dalam Keadaan Darurat 1) Penyediaan Alat Pelindung Diri

Alat Pelindung Diri merupakan suatu alat pelindung yang dipakai dari kepala sampai ujung kaki, yang dibuat untuk melindungi diri dari bahaya-bahaya kerja dan lingkungan kerja. PT Pupuk Kujang menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disesuaikan dengan keadaan darurat yang telah terjadi dan bahaya yang diidentifikasi. Setiap karyawan PT Pupuk Kujang diberikan Alat Pelindung Diri secara cuma-cuma dalam melaksanakan pekerjaannya. Adapun Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan meliputi alat pelindung kepala, alat pelindung mata, alat pelindung muka, alat pelindung pendengaran, alat pelindung tangan, alat pelindung pernafasan, pakaian pelindung, sepatu pelindung, alat pelindung tubuh dari ketinggian seperti safety belt dan safety body hardness.

2) Fasilitas Pemadam Kebakaran

PT Pupuk Kujang menyediakan bermacam-macam sarana/fasilitas pemadam kebakaran, antara lain :

a) APAR

APAR yang digunakan di PT Pupuk Kujang adalah jenis Dry chemical (DC), Foam (busa), CO2, AF-31 dan AF-11E sebagai pengganti halon. APAR ini disediakan di setiap ruangan. Jumlah APAR yang masih aktif di PT Pupuk Kujng sebanyak 443 buah. Pemasangan APAR yaitu tinggi dari lantai kurang lebih 120 cm dan jarak pemasangan antara APAR yang satu dengan yang lain tidak kurang dari 15 meter. Pemeriksaan APAR dilakukan secara visual setiap satu bulan sekali dan bongkar setiap satu tahun sekali oleh Bagian Maintenance KPK. Pada setiap jenis APAR terdapat tulisan jenis APAR dan juga tanggal pemeriksaan atau pengecekan yang terlampir dalam bentuk tag.

b) Sprinkler System

Di PT Pupuk Kujang sarana pemadam sistem sprinkler

ditempatkan khusus di sekeliling ammonia storage tank (tangki penyimpanan amonia) dan digunakan apabila terjadi kebocoran amonia. Sistem kerjanya adalah dengan membuka valve pengaman, air akan menyelimuti seluruh bagian tangki amonia. Pemeriksaan terhadap sprinkler system dilakukan setiap satu bulan sekali oleh Bagian Maintenance KPK.

c) Fire Hydrant, Hose Box dan Fire Hose

Hydrant dan perlengkapannya disediakan di setiap unit tempat kerja. Pemeriksaan terhadap sarana fire hydrant, hose box dan fire hose dilakukan setiap satu bulan sekali. Pemeriksaan fire hydrant meliputi pemeriksaan cat, monitor, poster, valve, dan caps serta lamanya flushing. Sedangkan untuk pemeriksaan hose box dan fire hose meliputi fire hose, nozzle, y piece dan kunci-kunci selang. 3) Sarana Komunikasi

Komunikasi memegang peranan penting mendukung keberhasilan sistem tanggap darurat. Komunikasi dapat dikelompokkan atas komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Sarana komunikasi yang disediakan di PT Pupuk Kujang telah cukup memadai. Komunikasi internal harus dirancang mulai dari deteksi keadaan darurat sampai ke penanggulangannya. Komunikasi eksternal dengan pemerintah daerah atau masyarakat sekitar kegiatan organisasi untuk mencegah kepanikan atau jatuhnya korban yang tidak diinginkan. PT Pupuk Kujang menerapkan komunikasi satu arah dan dua arah. Komunikasi satu arah seperti pagging system, sedangkan komunikasi dua arah seperti telepon dan handy talky

a) Pagging System

Pagging System berfungsi untuk pengeras suara dalam pembacaan pesan-pesan keselamatan kerja yang dilakukan 2x sehari, informasi

penting, serta menginformasikan kejadian keadaan darurat ke seluruh unit kerja untuk mempermudah proses evakuasi.

b) Telepon

Telepon internal pabrik telah didistribusikan ke setiap bagian. Khusus nomor-nomor emergency telah ditempel atau dipasang di setiap seksi atau unit kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah tenaga kerja jika sewaktu-waktu menemukan keadaan darurat, karena nomor telepon keadaan darurat telah terpasang di setiap unit kerja. Adapun nomor-nomor keadaan darurat antara lain :

(1)Kebakaran : 3000 (2)Poliklinik : 2222 (3)Keamanan : 2121 (4)Shift Supt : 2333 c) Handy Talky

Handy Talky yang digunakan di PT Pupuk Kujang selain untuk komunikasi dalam menangani pekerjaan lapangan, juga bisa digunakan pada saat terjadi keadaan darurat.

4) Nomor Telepon Ekstern untuk Keadaan Darurat

Meliputi nomor telepon Rumah Sakit (Ambulance), Kantor Polisi, dan Pemadam Kebakaran setempat, Pemda.

5) Kotak P3K

Kotak obat P3K disediakan di setiap unit-unit kerja sesuai kebutuhan. Pemeriksaan kotak obat ini dilakukan secara berkala oleh Bagian Keselamatan dan Pemadam Kebakaran setiap satu bulan sekali. Pemeriksaan meliputi kondisi kotak, obat-obatan dan peralatan yang tersedia di kotak P3K. Obat-obatan dan peralatan yang tersedia di kotak obat P3K antara lain: kapas, tensoplast, plester, boor water, betadine, kassa steril, perban gulung, salep luka bakar, gelas mata, form bukti pemakaian, dan form permintaan pengisian.

6) Kendaraan Pemadam dan Evakuasi

Kendaraan Pemadam dan Evakuasi yang dimiliki bagian KPK meliputi :

a) Empat unit mobil pemadam kebakaran yaitu : (1)Tiga unit fire truck antara lain :

Dokumen terkait