• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. di Jl. Dr. Mansyur No.5, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara 20155. Data penelitian yang digunakan adalah data primer, data diambil dengan menggunakan kuesioner secara online melalui google form dari bulan Oktober sampai November 2020. Dengan Responden adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara berjumlah 261 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari keseluruhan responden yang ada, diperoleh gambaran karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, angkatan, dan riwayat pelatihan bantuan hidup dasar.

4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persentase (%)

Laki-laki 93 35.6

Perempuan 168 64.4

Total 261 100

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin yaitu laki laki berjumlah 93 orang (35.6%), dan perempuan sebanyak 168 orang (64.4%).

4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

18 18 6.9

19 80 30.7

20 86 33.0

21 60 23.0

22 14 5.4

23 2 0.8

24 1 0.4

Total 261 100

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukan distribusi usia responden paling banyak adalah pada usia 20 tahun sebanyak 86 orang (33%), diikuti usia 19 tahun sebanyak 80 orang (30.7%), usia 21 tahun sebanyak 60 orang (23%), usia 18 tahun sebanyak 18 orang (6.9%), usia 22 tahun sebanyak 14 orang (5.4%), usia 23 tahun sebanyak 2 orang (0.8%), usia 24 tahun sebanyak 1 orang (0.4%).

4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan

Angkatan Jumlah (n) Persentase (%)

2017 88 33.7

2018 88 33.7

2019 85 32.6

Total 261 100.0

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan Angkatan yaitu pada Angkatan 2017 sebanyak 88 orang (33.7%), Angkatan 2018 sebanyak 88 orang (33.7%), 2019 sebanyak 85 orang (32.6%), hal ini sesuai dengan perhitungan sampel penelitian ini yang menggunakan random stratified sampling yang sudah dilakukan perhitungan sebelumnya sehingga didapatkan jumlah sampel tiap Angkatan untuk penelitian ini sehingga sampel terdistribusi normal.

4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Pelatihan BHD

Riwayat Pelatihan BHD Jumlah (n) Persentase (%)

Pernah 74 28.4

Belum Pernah 187 71.6

Total 261 100.0

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat distribusi frekuensi responden berdasarkan Riwayat Pelatihan hasil bahwa dari 261 orang mahasiswa merupakan total sampel dari tiap Angkatan bahwa 74 orang (28.4%) menyatakan pernah mengikuti Pelatihan Bantuan Hidup Dasar sebelumnya, dan sebanyak 187 orang mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti Pelatihan Bantuan Hidup Dasar.

Hal ini penting karena Bantuan Hidup Dasar merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh semua orang, terutama mahasiswa kedokteran, hal ini didukung oleh Kegiatan UKM dari Tim Bantuan Medis (TBM) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang mengadakan Seminar dan Workshop tentang Bantuan Hidup Dasar setiap tahunnya. Pada tahun 2020 dimana penelitian ini berlangsung, Pelatihan Bantuan Hidup Dasar terhambat oleh pandemic COVID-19 sehingga pelatihan BHD hanya dilakukan melalui online webinar. Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada partisipasi mahasiswa dalam mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar yang hanya diberikan secara teori namun tidak ada pelatihan keterampilan secara langsung. Sehingga mahasiswa baik dari stambuk 2017, 2018, dan 2019 yang mengikuti seminar tersebut tidak memiliki Riwayat pelatihan Bantuan Hidup Dasar.

4.5 Distribusi Frekuensi Angkatan Berdasarkan Riwayat Pelatihan BHD

Riwayat Pelatihan

Berdasarkan tabel 4.5, dapat dilihat distribusi frekuensi mahasiswa yang pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar yaitu pada Angkatan 2017 dengan total 88 orang mahasiswa, sebanyak 39 orang (44.3%) mahasiswa pernah, 49 orang (55.7%) mahasiswa belum pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar. Pada Angkatan 2018 dari total 88 orang mahasiswa sebanyak 20 orang (22.7%) pernah mengikuti, dan 68 orang (77.3%) mahasiswa belum pernah mengikuti BHD, pada Angkatan 2019 dari total 85 orang mahasiswa sebanyak 15 orang (17,6%) mahasiswa pernah, dan sebanyak 70 orang (82.4%) mahasiswa yang belum pernah mengikuti BHD.

Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa semakin tinggi Angkatan maka frekuensi mahasiswa yang pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar juga semakin tinggi, karena hal ini didukung dari kesempatan mahasiswa tiap tahunnya

untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang ditawarkan dari UKM yang ada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yaitu TBM, namun ketika penelitian ini dilakukan pada tahun 2020, terjadi pandemi COVID-19 sehingga seminar yang dilakukan oleh TBM tidak dilakukan secara tatap muka sehingga pada seminar tersebut hanya diberikan secara teori, tanpa pemberian pelatihan keterampilan terkait dengan BHD yaitu resusitasi jantung-paru.

4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 69 26.4

Cukup 100 38.3

Kurang 92 35.2

Total 261 100.0

Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat distribusi frekuensi tingkat pengetahuan bahwa dari 261 mahasiswa sebanyak 100 orang (38.3%) mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, diikuti dengan 92 orang (35.2%) mahasiswa dengan tingkat pengetahuan yang kurang, dan 69 orang (26.4%) mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandrasekaran et al. (2010) didapati bahwa dari 298 orang mahasiswa kedokteran preklinik, sebanyak 247 orang (82.8%) mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan kurang (skor <50%), sebanyak 48 orang (16.1%) mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan cukup (skor 50-69%). Dan sebanyak 3 orang (1%) orang memiliki (skor 70-79%) yang dapat diinterpretasikan memiliki tingkat pengetahuan cukup/baik.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suranadi (2017) di Universitas Udayana, didapati bahwa pada mahasiswa kedokteran tingkat pertama di Universitas Udayana, dari total 61 orang mahasiswa, sebanyak 61 orang (93.8%) mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan kurang, dan 1 orang (6.2%) mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan tidak ada yg memiliki tingkat pengetahuan baik. Pada penelitian ini juga menyatakan perlunya pengenalan BHD

bagi mahasiswa tingkat pertama sehingga dapat dilakukan evaluasi pada ketika akan memasuki blok perkuliahan tentang bantuan hidup dasar pada blok atas.

4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Angkatan

Berdasarkan tabel 4.7, didapati distribusi frekuensi tingkat pengetahuan berdasarkan Angkatan, bahwa pada tingkat pengetahuan baik dari total 69 mahasiswa paling banyak adalah Angkatan 2017 sebanyak 36 orang mahasiswa, diikuti 2018 sebanyak 21 orang (30,4%) mahasiswa 2019 sebanyak 12 orang (17.4%) mahasiswa, pada tingkat pengetahuan cukup dari total mahasiswa sebanyak 100 orang dapat dilihat distribusi pada Angkatan 2017 sebanyak 37 orang (37%) mahasiswa, pada 2018 sebanyak 29 orang (29%) dan 2019 sebanyak 34 orang (34%) mahasiswa, dan pada tingkat pengetahuan kurang dari total 92 orang mahasiswa, Angkatan 2017 sebanyak 15 orang (16.3%) mahasiswa, Angkatan 2018 sebanyak 38 orang (41.3%) mahasiswa, dari Angkatan 2019 sebanyak 39 orang (42.4%) mahasiswa.

Sehingga sesuai dengan tinjauan pustaka, dapat dikaitkan pengetahuan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendidikan, lingkungan , dan pengalaman ,Dari uraian diatas, bahwa pada Angkatan 2017 frekuensi tingkat pengetahuan baik dan tingkat pengetahuan cukup memiliki frekuensi dan presentase yang lebih tinggi dibandingkan Angkatan 2018, dan 2019 dan pada tingkat pengetahuan kurang dengan frekuensi yang paling rendah dibandingkan Angkatan 2017 dan 2018, hal ini dapat dipahami bahwa Angkatan 2017 sudah menerima perkuliahan mengenai Bantuan Hidup Dasar di perkuliahan pada blok Emergency Medicine, namun perkuliahan yang diterima dilakukan secara daring, sehingga ada beberapa aspek dalam kurikulum yang tidak dapat tersampaikan

secara maksimal terutama terkait dengan keterampilan dalam melakukan resusitasi jantung-paru yang seharusnya didapatkan saat perkuliaan di blok Emergency medicine yang terkendala akibat pandemi COVID-19 yang mengharuskan perkuliahaan secara daring. Sehingga faktor-faktor pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dari mahasiswa Angkatan 2017, 2018, dan 2019 berkontribusi pada tingkat pengetahuan mahasiswa tentang bantuan hidup dasar pada saat dilakukan pengambilan data kuesioner penelitian.

4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Riwayat Pelatihan BHD Tingkat Pengetahuan

Riwayat Pelatihan Baik Cukup Kurang

N % N % N %

Pernah 35 50.7 31 31 8 8.7

Belum Pernah 34 49.3 69 69 84 91.3

Total 69 100 100 100 92 100

Berdasarkan table 4.8, dapat dilihat distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan terhadap Riwayat pelatihan BHD, didapati dari total 69 orang mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan baik terdapat 35 orang (50,7%) mahasiswa menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, dan 34 orang (49,3%) mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat pengethuan sedang dengan total 100 orang didapati 31 orang (31%) mahasiswa pernah mengikuti bantuan hidup dasar, dan 69 orang (69%) mahasiswa yang belum pernah mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat pengetahuan kurang dari total 100 orang mahasiswa didapati 8 orang (8%) menyatakan pernah mengikuti bantuan hidup dasar, dan 84 orang (91,3%) belum pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar.

Shella (2012), Penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang respondennya adalah mahasiswa kesehatan dan non kesehatan, bahwa terdapat signifikansi secara statistik antara pelatihan BHD dengan tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan dan non Kesehatan.

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Tingkat Pengetahuan

No. Pertanyaaan Benar Salah

n % N %

1. Siapa saja yang boleh melakukan BHD 87 33.3 174 66.7

2. Komponen bantuan hidup dasar 176 67.4 85 32.6

3. langkah pertama bantuan hidup dasar 148 56.7 113 43.3

4. Menentukan tingkat kesadaran pasien 146 55.9 115 44.1

5. komponen triple maneuver airway 124 47.5 137 52.5

6. cara yang paling efektif memeriksa denyut nadi 167 64.0 94 36 7. Hal yang tidak boleh dilakukan saat melakukan RJP 117 44.8 144 55.2

8. berapakah ratio kompresi-ventilasi 155 59.4 106 40.6

9. Berapakah kecepatan kompresi dada 149 57.1 112 42.9

10. Berapakah kedalaman kompresi dada 187 71.6 74 28.4

11. Tindakan yang paling tepat pada pasien yang didapati napas terhenti dan denyut benar benar tidak teraba

232 88.9 29 11.1 12. Tindakan yang paling tepat pada pasien dengan kondisi

bernapas normal dan ada denyut

173 66.3 88 33.7 13. Tindakan paling tepat pada pasien yang didapati napas tidak

normal dan ada denyut

125 47.9 136 52.1

Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab benar oleh seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah pertanyaan nomor 11 dengan 232 orang (88.9%) mahasiswa dari 261 orang mahasiswa pertanyaan tersebut mengenai tindakan yang paling tepat pada pasien yang didapati napas terhenti dan denyut benar benar tidak teraba.

Pertanyaan yang paling banyak salah pada saat dijawab oleh mahasiswa adalah pertanyaan nomor 1 dengan 174 orang (66.7%) mahasiswa, pertanyaan ini tentang siapa saja yang boleh melakukan bantuan hidup dasar pada keadaaan diluar rumah sakit, pertanyaan ini merupakan pertanyaan sederhana namun krusial, mayoritas responden mahasiswa yang menjawab dengan salah memilih pada opsi yaitu orang yang boleh melakukan bantuan hidup dasar adalah dokter/perawat dan tim paramedis khusus yang dikirimkan oleh rumah sakit. Namun para responden yang menjawab dengan salah tersebut tidak memasukkan “Orang non medis tak terlatih” kedalam bagian dari orang-orang yang boleh melakukan pertolongan bantuan hidup dasar.

Dalam proses pembuatan pertanyaan ini, peneliti memberikan opsi pengecoh tersebut, karena peneliti ingin menekankan kepada para responden bahwa setiap orang terlepas dari latar belakang Pendidikan dan status sosialnya harus memiliki pengetahuan tentang Bantuan Hidup Dasar yang merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki semua orang. Hal ini Bahwa orang non medis/awam tak terlatih sekalipun dapat melakukan seminimalnya kompresi dada pada pasien tanpa ventilasi dengan serangan jantung yang terus dipandu oleh operator sampai EMS tiba (American Heart Association, 2015).

Dari 12 pertanyaan pengetahuan tentang bantuan hidup dasar, pertanyaan 2-13 merupakan pertanyaan mengenai Langkah-langkah bantuan hidup dasar, didapati pertanyaan yang dijawab benar oleh mayoritas (>50%) berjumlah 9 pertanyaan yaitu pada nomor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, dan 12. Sedangkan pertanyaan yang dijawab mayoritas salah (<50%), yaitu pada pertanyaan nomor 5,7, dan 13.

sehingga dari data tersebut jumlah pertanyaan yang dijawab benar oleh lebih banyak dibandingkan yang dijawab salah oleh responden maka mayoritas mahasiswa FKUSU mengetahui Langkah-langkah dalam melakukan BHD.

4.10. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesadaran

Tingkat Kesadaran Jumlah (n) Persentase (%)

Sangat Baik 203 77.8

Baik 56 21.5

Cukup 2 0.8

Kurang 0 0

Sangat Kurang 0 0

Total 261 100

Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat tingkat kesadaran dari total 261 orang, didapati tingkat kesadaran sangat baik memiliki jumlah terbanyak yaitu sebanyak 203 orang (77,8%) mahasiswa, diikuti dengan tingkat kesadaran baik sebanyak 56 orang (21,5%) mahasiswa, dan tingkat kesadaran cukup sebanyak 2 orang (0,8%) mahasiswa, sedangkan tingkat pengetahuan kurang dan sangat kurang tidak ada mahasiswa yang berada pada tingkatan kesadaran ini.

4.11 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesadaran berdasarkan Angkatan

Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat pada tingkat kesadaran sangat baik dengan total 203 orang mahasiswa, Angkatan 2017 sebanyak 73 orang (36%) mahasiswa, Angkatan 2018 sebanyak 67 orang (33%) mahasiswa, Angkatan 2019 sebanyak 63 orang (31%) mahasiswa, pada tingkat kesadaran baik dari total 56 orang mahasiswa didapati Angkatan 2017 sebanyak 14 orang (25%) mahasiswa, Angkatan 2018 sebanyak 20 orang (35,7%) mahasiswa, Angkatan 2019 sebanyak 22 orang (39,3%) mahasiswa, pada tingkat kesadaran cukup dari total 2 orang mahasiswa, Angkatan 2017 sebanyak 1 orang (50%) mahasiswa, dan Angkatan 2018 1 orang (50%) mahasiswa.

Hal ini menandakan bahwa mahasiswa FKUSU dari stambuk 2017, 2018, dan 2019 memiliki kesadaran yang sangat baik tentang akan pentingnya bantuan hidup dasar, sehingga diharapkan mahasiswa FKUSU berminat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya tentang BHD dengan cara berpartisipasi dalam seminar dan workshop tentang BHD baik di kampus ataupun di luar kampus.

4.12 Distribusi Frekuensi Tingkat Kesadaran berdasarkan Riwayat Pelatihan BHD Tingkat Kesadaran

Berdasarkan tabel 4.12, dapat dilihat pada tingkat kesadaran sangat baik dengan total 203 orang mahasiswa, 63 orang (31%) mahasiswa menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, 140 orang (69%) mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar, pada tingkat kesadaran baik dengan total 56 orang mahasiswa, 10 orang (17,9%) mahasiswa menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, 46 orang (82,1%) mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat kesadaran cukup dengan total 2 orang mahasiswa, 1 orang (50%) menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, dan 1 orang menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat kesadaran kurang dengan total 2 orang menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD.

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Pada Pernyataan Tingkat Kesadaran Tingkat Kesadaran

17. Setiap orang, termasuk mahasiswa kedokteran, harus tahu cara

Berdasarkan tabel 4.13, dapat dilihat bahwa terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif, pernyataan positif jika sangat setuju mendapatkan nilai 5, dan sangat tidak setuju mendapatkan nilai 1, dan sebaliknya pada pernyataan negatif, dapat dilihat pernyataaan positif dengan jawaban terbanyak pada jawaban sangat setuju (poin maksimal) yaitu pada pernyataan nomor 17 sebanyak 208 orang (79.7%) mahasiswa. Jika kita amati pada pernyataan nomor 17 bahwa mayoritas responden berpendapat positif terkait dengan keharusan mahasiswa kedokteran untuk memiliki keterampilan tentang cara melakukan bantuan hidup dasar.

Pada pernyataan negatif pada nomor 19 sebanyak 136 orang (52.1%) mahasiswa menjawab sangat tidak setuju (poin maksimal), hal ini sangat baik karena pernyataan ini mengenai tidak perlu meminta pertolongan orang di sekitar jika terjadi kejadian kegawatdaruratan. Sehingga dapat dilihat mayoritas jawaban responden berpendapat negatif atas pernyataan tersebut.

4.14 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap

Tingkat Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

Sangat Baik 67 25.7

Berdasarkan table 4.14, dapat dilihat bahwa dari total 261 orang mahasiswa didapati 164 orang (62.8%) mahasiswa berada pada tingkat sikap baik, diikuti dengan tingkat sikap sangat baik sebanyak 67 orang (25.7%) mahasiswa, sebanyak 28 orang (10,7%) mahasiswa berada pada tingkat cukup, dan 2 orang (0,8%) mahasiswa berada pada tingkat sikap kurang. Sedangkan pada tingkatan sangat kurang tidak ada mahasiswa yang masuk dalam tingkatan ini.

Tingkat sikap disini yaitu melihat bagaimana kesiapan mahasiswa jika sewaktu waktu menjumpai kasus kegawatdaruratan yang memerlukan keterampilan melakukan langkah- langkah BHD dilingkungan sekitar mahasiswa baik itu dilingkungan kampus FKUSU maupun diluar kampus.

4.15 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap berdasarkan Angkatan mahasiswa, Angkatan 2017 sebanyak 27 orang (40,3%), Angkatan 2018 sebanyak 27 orang (40,3%), Angkatan 2019 sebanyak 13 orang (19,4%), pada tingkat sikap Baik terdapat total 164 orang mahasiswa, dengan Angkatan 2017 sebanyak 54 orang (32,9%) mahasiswa, Angkatan 2018 sebanyak 53 orang (32,3%) mahasiswa, Angkatan 2019 sebanyak 57 orang (34,8%) mahasiswa. Pada tingkat sikap cukup dari total 28 orang mahasiswa, Angkatan 2017 sebanyak 7 orang (28) mahasiswa, Angkatan 2018 sebanyak 6 orang (21,4%) mahasiswa, Angkatan 2019 sebanyak 15 orang (53,6%) mahasiswa. Pada tingkat kesadaran kurang sebanyak 2 orang (100%) mahasiswa dari Angkatan 2018.

4.16 Distribusi Frekuensi Tingkat Sikap berdasarkan Riwayat Pelatihan BHD Tingkat Kesadaran

Berdasarkan table 4.16, pada tingkat sikap sangat baik dengan total 67 orang mahasiswa didapat 25 orang (37,3%) mahasiswa menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, dan 42 orang (62,7%) mahasiswa menyatakan belum pernah

mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat sikap baik dengan total 164 orang, 45 orang (27,4%) mahasiswa menyatakan pernah melakukan bantuan hidup dasar, dan 119 (72,6%) orang mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD, pada tingkat sikap cukup dengan total 28 orang mahasiswa, didapati 4 orang (14,8%) mahasiswa menyatakan pernah mengikuti pelatihan BHD, dan 24 orang (85,7%) mahasiswa menyatakan belum pernah mengikuti. Dan pada tingkat sikap kurang didapat 2 orang (100%) mahasiswa dengan menyatakan belum pernah mengikuti pelatihan BHD.

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Pada Pernyataan Tingkat Sikap Tingkat Sikap

No Pertanyaan SS S RG TS STS

n % N % n % n % n %

21. Saya bersedia mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar

26. Saya yakin dapat mengidentifikasi orang yang mengalami serangan

Berdasarkan tabel 4.17, dapat dilihat bahwa terdapat pernyataan positif dan pernyataan negatif, dapat dilihat pernyataaan positif dengan jawaban terbanyak pada jawaban sangat setuju (poin maksimal) yaitu pada pernyataan nomor 21

sebanyak 163 orang (62.5%) mahasiswa. Jika kita amati pada pernyataan nomor 21 bahwa mayoritas responden berpendapat positif terkait dengan kesediaan dalam mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar.

Pada pernyataan negatif pada nomor 24 sebanyak 54 orang (20.7%) mahasiswa menjawab sangat tidak setuju (poin maksimal), hal ini baik karena pernyataan ini mengenai kecendrungan menghindar apabila menemui orang yang tidak sadarkan diri ditempat umum. Sehingga dapat dilihat mayoritas jawaban responden berpendapat negatif atas pernyataan tersebut.

BAB V

Dokumen terkait