• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Katolik Santo Thomas 1 Medan berdiri pada tahun 1955 oleh Vikariat Apolostik Medan. SMA ini berada di pusat kota tepatnya bertempat di Jalan Jendral S.Parman No.109 Medan. SMA ini merupakan salah satu SMA di Medan yang statusnya terakreditasi dengan peringkat A (sangat baik).

Sekolah ini memiliki bangunan yang berbentuk persegi dan memiliki satu lapangan. Sebelah barat sekolah ini adalah kompleks perumahan, sebelah timur adalah SMA Santo Thomas 2 Medan dan SMP Santo Thomas 4 Medan.

SMA ini memiliki 33 ruang kelas, 4 ruang laboratorium, perpustakaan, aula serba guna, studio musik, kantin, ruang tata usaha, ruang guru, dan ruang kepala sekolah. Kegiatan belajar berlangsung dari pukul 07.30 WIB hingga pukul 12.50 WIB. Setelah kegiatan belajar ini selesai terdapat kegiatan ekstrakulikuler maupun les tambahan bagi para siswa.

5.1.2. Karakteristik Siswa-Siswi (Responden)

Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang bersekolah di SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2010. Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa usia responden yang paling banyak terdapat pada kelompok usia 15 tahun, yaitu sebanyak 49 orang (49%), sedangkan usia responden terendah pada kelompok usia 14 tahun yaitu sebanyak 15 orang (15%).

Kelas responden terbagi atas 3 tingkatan kelas, yaitu kelas X SMA, kelas XI SMA (kelas XI IPA dan kelas XI IPS) dan kelas XII SMA (kelas XII IPA dan kelas XII IPS). Melalui tabel 5.1 dapat dilihat bahwa kelas responden yang paling banyak adalah kelas XI SMA dan XII SMA, yaitu masing-masing sebanyak 35 orang (35%) dan kelas responden terendah adalah kelas X SMA yaitu sebanyak 30 orang (30%).

Jenis kelamin responden terbagi atas 2 jenis, yaitu pria dan wanita. Melalui tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin yang paling banyak adalah wanita, yaitu sebanyak 51 orang (51%) dan pria, yaitu sebanyak 49 orang (49%).

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2010

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Usia 14 tahun 15 15 15 tahun 16 tahun 17 tahun 49 24 12 49 24 12 Kelas X SMA 30 30 XI SMA 35 35 XII SMA 35 35 Jenis Kelamin Laki-Laki 49 49 Perempuan 51 51

5.1.3. Hasil Analisa Data 1) Pengetahuan Responden

Pengetahuan responden dinilai berdasarkan 15 pertanyaan yang mencakup informasi yang diketahui responden mengenai miopia, antara lain pengertian miopia, tanda-tanda miopia, penyebab miopia, dan cara pencegahan kelainan refraksi. Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas pengetahuan responden mengenai Miopia adalah cukup, yaitu sebanyak 64 orang (64%). Sedangkan sebanyak 1 orang (1%) berpengetahuan kurang dan 35 orang (35%) berpengetahuan baik.

Tabel 5.2 Pengetahuan Responden mengenai Miopia di SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2010

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 35 35

Cukup 64 64

Kurang 1 1

2) Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Kelas

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan cukup mayoritas adalah siswa-siswi kelas XII SMA, yakni 23 orang (35,9%). Sedangkan responden dengan pengetahuan kurang terdapat pada siswa-siswi kelas XI SMA, yakni 1 orang (100%). Dan siswa-siswi yang berpengetahuan baik mayoritas terdapat dikelas XI SMA, yakni 14 orang (40%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan mengenai Miopia (Rabun Jauh) di SMA Santo Thomas 1 Medan berdasarkan Kelas Responden

Kelompok Kelas Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup (Sedang) Kurang f % f % F % X SMA 9 25,7% 21 32,8% 0 0 30 XI SMA 14 40% 20 31,3% 1 100% 35 XII SMA 12 34,3% 23 35,9% 0 0 35 Total 35 100% 64 100% 1 100% 100

3) Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Usia

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik terdapat paling banyak pada usia 15 tahun, yakni 21 orang (60%). Responden dengan pengetahuan cukup (sedang), juga paling banyak berada pada usia 15 tahun, yakni 28 orang (43,8%). Dan responden dengan pengetahuan kurang terdapat pada usia 14 tahun, yakni 1 orang (100%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan mengenai Miopia (Rabun Jauh) di SMA Santo Thomas 1 Medan berdasarkan Usia Responden

Kelompok Usia Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup (Sedang) Kurang f % f % f % 14 tahun 2 5,7% 12 18,8% 1 100% 15 15 tahun 21 60% 28 43,8% 0 0 49 16 tahun 7 20% 17 26,6% 0 0 24 17 tahun 5 14,3% 7 10,9% 0 0 12 Total 35 100% 64 100% 1 100% 100

4) Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin, dimana mayoritas pengetahuan baik dimiliki oleh laki-laki, yakni 22 orang (62,9%). Sedangkan mayoritas responden pengetahuan kurang dimiliki oleh perempuan, yakni 1 orang (100%) dan pengetahuan cukup juga mayoritas dimiliki oleh perempuan, yakni 37 orang (57,8%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan mengenai Miopia (Rabun Jauh) di SMA Santo Thomas 1 Medan berdasarkan Jenis Kelamin Responden Kelompok Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup (Sedang) Kurang f % f % f % Laki-laki 22 62,9% 27 42,2% 0 0 49 Perempuan 13 37,1% 37 57,8% 1 100% 51 Total 35 100% 64 100% 1 100% 100

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Responden

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan, diketahui bahwa dari 100 responden yang diteliti di SMA Santo Thomas 1 Medan, didapatkan 35 responden (35%) dengan pengetahuan baik, 64 responden (64%) dengan pengetahuan yang cukup (sedang), dan sebesar 1 responden (1%) dengan pengetahuan kurang. Melalui data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup mengenai miopia. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan faktor pendidikan terakhir responden yaitu selama di SD dan SMP mereka telah mempelajari tentang miopia.

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik mayoritas berada pada kelas XI SMA (40%), pengetahuan cukup mayoritas terdapat pada kelas XII SMA (34,3%), sedangkan pengetahuan kurang hanya terdapat pada kelas XI SMA (100%). Hal diatas menunjukkan bahwa mayoritas kelas XI SMA memiliki pengetahuan lebih baik daripada kelas XII SMA.

Menurut Koenraadt (2006) melalui hasil penelitiannya di Thailand yang menyatakan bahwa seseorang dengan pendidikan lebih tinggi berpeluang untuk memanfaatkan lebih banyak sarana informasi untuk meningkatkan pengetahuannya. Seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan baik, pada umumnya akan lebih mudah untuk menyerap informasi baru. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Koenraadt (2006). Hal ini bisa saja terjadi karena pemilihan sample yang kurang banyak sehingga mempengaruhi hasil penelitian.

Namun demikian, dengan mengetahui pengetahuan yang baik tidak berarti dapat memprediksi tindakan yang dilakukan, ketika pengetahuan seseorang baik/positif tindakan yang diambilnya bisa saja negatif, demikian juga sebaliknya.

Peningkatan pengetahuan responden mengenai miopia sangat diperlukan, karena dengan pengetahuan yang baik akan mendorong responden dalam tindakannya untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit ini, sehingga melalui tindakan yang baik, jumlah morbiditas dapat ditekan. Dengan dasar pengetahuan sederhana dan benar, maka diharapkan siswa-siswi akan bersikap dan bertindak lebih positif dalam mencegah penyakit miopia.

Dokumen terkait