• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah SMA Sutomo I yang beralamat di jalan Letkol Martinus Lubis nomor 7 Medan, Kotamadya Medan. Pembagian kuesioner dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2013 menjelang ujian pekan bulanan pada tanggal 19 Agustus 2013 dan dibagi pada masing-masing kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan.

5.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan. Dari 167 siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan seluruhnya yang menjadi responden, didapatkan total subjek penelitian adalah 151 siswa sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Berdasarkan kelas, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut: Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Nomor Kelas Frekuensi

(Orang) Persentase (%) 1 XII IPA 1 37 24,5 2 XII IPA 2 30 19,9 3 XII IPA 3 37 24,5 4 XII IPA 4 47 31,1 Total 151 100

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa penelitian ini diikuti oleh siswa kelas XII IPA 1, XII IPA 2, XII IPA 3, dan XII IPA 4. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, responden kelas XII IPA 4 memiliki frekuensi dan persentase terbesar yaitu 47 orang dengan 31,1%, kemudian diikuti oleh kelas XII IPA 1 dan XII IPA 3 yaitu 37 orang (24,5%), dan terakhir oleh kelas XII IPA 2 yaitu 30 orang (19,9%).

Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan sebaran subjek penelitian sebagai berikut:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Nomor Jenis Kelamin Frekuensi

(Orang) Persentase (%) 1 Laki-Laki 68 45,0 2 Perempuan 83 55,0 Total 151 100

Tabel diatas menunjukkan sebagian besar siswa XII IPA plus adalah perempuan dengan jumlah 83 orang (55,0%), kemudian laki-laki 68 orang (45,0%).

5.3. Hasil Analisis Data dan Pembahasan 5.3.1. Hasil Analisis Data

Hasil uji terhadap tingkat stres siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Responden

Variabel Kategori Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Tingkat Stres Tidak mengalami stres 0 0

Stres Ringan 3 2,0

Stres Sedang 11 7,3

Stres Berat 79 52,3

Stres Sangat Berat 58 38,4

Total 151 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat stres yang dikategorikan stres berat memiliki persentase paling besar yaitu sebanyak 79 orang (52,3%), tingkat stres yang dikategorikan stres sangat berat sebanyak 58 orang (38,4%), tingkat stres yang dikategorikan stres sedang sebanyak 11 orang (7,3%), tingkat stres

yang dikategorikan stres ringan sebanyak 3 orang (2,0%), dan tidak ada orang (0%) pada keadaan dengan kategori tidak mengalami stres.

Distribusi frekuensi tingkat stres siswa kelas XII IPA plus SMA Sutomo I Medan berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Stres Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Tingkat Stres Tidak Stres Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat Stres Sangat Berat Total n % n % n % n % n % Laki-laki 0 0 1 33,3 6 54,5 41 51,9 20 34,5 68 Perempuan 0 0 2 66,7 5 45,5 38 48,1 38 65,5 83 Total 0 0 3 100 11 100 79 100 58 100 151

Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang tidak mengalami stres. Dari 3 siswa yang mengalami stres ringan, proporsi terbesarnya, yaitu 2 siswa (66,7%), merupakan perempuan. Dari 11 siswa yang mengalami stres sedang, proporsi terbesarnya, yaitu 6 siswa (54,5%), merupakan laki-laki. Dari 79 siswa yang mengalami stres berat, proporsi terbesarnya, yaitu 41 siswa (51,9%), merupakan laki-laki. Dari 58 siswa yang mengalami stres sangat berat, proporsi terbesarnya, yaitu 38 siswa (65,5%), merupakan perempuan.

5.3.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini didapatkan jumlah siswa kelas XII IPA plus Sutomo I Medan yang mengalami stres adalah 100%. Hasil ini melebihi prevalensi stres pada siswa SMA di Malaysia yaitu sebesar 26,1% (Yusoff, 2010).

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah siswa yang mengisi kuesioner merupakan siswa dari kelas plus dengan tuntutan akademik yang tinggi dimana nilai rata-rata untuk masuk kelas plus harus diatas 80 dan pengisian kuesioner dilakukan dalam waktu 1 minggu sebelum ujian.

Sebaliknya, menurut Yusoff (2010) di Malaysia, penelitiannya dilakukan pada 100 sekolah pemerintah dan pengambilan sampel secara convenient sampling serta membagikan kuesioner dengan cara wawancara tiap-tiap siswanya.

Berdasarkan penelitian Arian (2012) di Bandung, tingkat stres siswa SMA Negeri 3 saat menjelang Ujian Nasional didapatkan 4,15% dikelompokkan dalam keadaan normal, 15,2% dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, 49,74% dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, 30,05% dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan 0,52% dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat. Penelitian sejenis oleh Wulandari (2009) di Yogyakarta, tingkat stres siswa SMA kelas XII menjelang Ujian Nasional didapatkan 36,26% berada pada tingkat stres rendah dan 63,74% berada pada tingkat stres sedang. Sementara hasil penelitian ini adalah 2% tingkat stres ringan, 7,3% tingkat stres sedang, 52,3% tingkat stres berat, dan 38,4% tingkat stres sangat berat.

Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan faktor penyebab stres misalnya tugas-tugas sekolah, kursus yang berlebihan, takut gagal atau nilai yang tidak memenuhi harapan dari orang tua maupun diri sendiri, dan perubahan dramatis terhadap lingkungan sekolahnya (Carrier, 2009; Floyd, Mimms, dan Yelding, 2003). Selain itu, perbedaan dalam tuntutan keluarga, tuntutan sosial, masalah keuangan, menajemen waktu, dan berbagai tuntutuan lain dari diri sendiri dapat menjadi faktor penyebab stres (Payne & Hahn, 2002).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 2 siswa yang mengalami tingkat stres ringan, 66,7% diantaranya merupakan perempuan. Dari 6 siswa yang mengalami tingkat stres sedang, 54,5% diantaranya merupakan laki-laki. Dari 41 siswa yang mengalami tingkat stres berat, 51,9% diantaranya merupakan laki-laki dan dari 38 siswa yang mengalami stres sangat berat, 65,5% diantaranya merupakan perempuan.

Berdasarkan penelitian Sharma dan Kaur (2011), tingkat stres lebih tinggi pada perempuan dikarenakan perempuan percaya bahwa untuk menjadi sukses, mereka harus luar biasa dalam setiap bidang kehidupannya seperti akademis, sosial, ekstrakulikuler, dan penampilan. Sebaliknya, menurut Taragar (2009)

diperoleh bahwa tingkat stres lebih tinggi pada laki-laki karena tuntutan orang tua dimana ingin anak laki-lakinya berhasil di segala bidang, sehingga memberi lebih banyak tekanan pada anak laki-laki. Oleh karena itu, berbagai penyebab yang mempengaruhi stres antara laki-laki dan perempuan tetapi tergantung pada tipe kepribadian, mekanisme pertahanan tubuh, dukungan keluarga, dukungan masyarakat, dan keyakinan (agama) masing-masing individu baik laki-laki maupun perempuan (David, 1997).

Dokumen terkait