• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Pasar Medan yang terletak di Jalan Pusat Pasar,kelurahan Pusat Pasar, kecamatan Medan Kota. Pasar ini merupakan pusat perbelanjaan di Kota Medan dimana terdapat banyak populasi yang setiap harinya melakukan jual-beli baik antar pedagang dengan pembeli dan pedagang dengan pedagang. Aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan para pedagang adalah duduk dan berjualan dari pagi sampai sore hari. Pasar ini merupakan pusat jual beli bahan makanan pokok dan barang kebutuhan sehari-sehari.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Subjek yang menjadi responden pada penelitian ini adalah pedagang pusat pasar medan. Pada awalnya diambil 100 responden, dilakukan pengukuran terhadap berat dan tinggi badan kemudian ditentukan Indeks Massa Tubuh (IMT) nya. Dari 100 sampel tersebut, diambil 50 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta setuju untuk menjadi responden penelitian.

Tabel 5.1. Klasifikasi Index Massa Tubuh Pada Subjek Penelitian Klasifikasi IMT Frekuensi (n) Persentase (%) Underweight < 18.5 6 6.1 Normoweight 18.5 – 22.5 13 13.1 Overweight 23.0 – 29.9 72 72,7 Obesitas tingkat 1 30.0 – 34.9 4 4,0 Obesitas tingkat 2 35.0 - 39.9 2 2,0 Obesitas tingkat 3 > 40 3 2,1

Total 100 100

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 – Agustus 2012. Semua data yang diperoleh adalah data primer. Yaitu berasal dari pengukuran langsung terhadap penelitian. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 50 orang. Berikut adalah data demografi dari responden penelitian :

5.1.2.1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian

Berdasarkan usia, didapati sampel penelitian terbanyak pada usia 40-<49 tahun 19 orang (38.0%). Berdasarkan jenis kelamin, didapati sampel

overweight terbanyak adalah Perempuan 37 orang (74%). Berdasarkan suku, didapati sampel terbanyak suku Batak 36 orang (72%). Berdasarkan pendidikan, sampel terbanyak pendidikan SMA/SMK 27 orang (54%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2. dibawah:

Tabel 5.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik Subjek Frekuensi (n) Persentase (%)

(n=30) Umur 20 - <29 tahun 5 10 30 - <39 tahun 17 34 40 - <49 tahun 19 38 50 - <59 tahun 9 18 Jenis Kelamin Laki – laki 13 26 Perempuan 37 74 Suku Batak 36 72 Jawa 10 20 Aceh 1 2 Minang 3 3 Pendidikan SD 1 2 SMP 2 4 SMA/SMK 27 54

Diploma 7 14 Sarjana 13 26

5.1.2.2. Berat Badan

Berdasarkan berat badan, dari 50 subjek penelitian, berat badan terendah adalah 50 kg dan tertinggi adalah 88 kg. Rata-rata berat badan responden adalah 69,28 dengan standar deviasi 9,68. Dapat dilihat pada tabel 5.5. dibawah ini:

Tabel 5.3. Deskripsi Berat Badan Subjek Penelitian

Karekteristik Berat Badan Nilai (kg)

Nilai Minimum 50

Nilai Maksimum 88

Mean 69,28

Standar Deviasi 9,689

5.1.2.3. Tinggi Badan

Berdasarkan tinggi badan, dari 50 subjek penelitian, tinggi badan terendah adalah 145 cm dan tertinggi adalah 178 cm. Rata-rata tinggi badan subjek adalah 159,94 dengan standar deviasi 8,91. Dapat dilihat pada tabel 5.6. dibawah ini :

Tabel 5.4. Deskripsi Tinggi Badan Subjek Penelitian

Karakteristik Tinggi Badan Nilai (cm)

Nilai Minimun 145

Nilai Maksimum 178

Mean 159,94

5.1.2.4. Kadar Gula Darah Puasa

Berdasarkan kadar gula darah puasa, dari 50 subjek penelitian kadar gula darah (KGD) puasa terendah adalah 78 mg/dL dan tertinggi adalah 120 mg/dL. Rata-rata KGD puasa subjek penelitian ini adalah 94,80 dengan standar deviasi 11,27 Dapat dilihat pada tabel 5.8. dibawah ini :

Tabel 5.5. Deskripsi Kadar Gula Darah Puasa Subjek Penelitian Karakteristik KGD Puasa Nilai (mg/dL)

Nilai Maksimum 120

Nilai Minimum 78

Mean 94,80

Standar Deviasi 11,272

KGD Puasa dinyatakan terganggu apabila hasil pemeriksaan gula darah puasa > 100 mg/dL. Berikut merupakan distribusi KGD Puasa Terganggu pada subjek penelitian. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5.6. Distribusi Kadar Gula Darah Puasa Terganggu Pada Subjek Penelitian

KGD Jumlah (orang) Persentase (%)

<100 39 78 >100 11 22

5.1.3. Hasil Analisis Statistik

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara Overweight yang dapat diukur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Peningkatan Kadar Gula Darah. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut digunakan uji korelasi Pearson yang dinyatakan melalui tabel berikut:

Tabel 5.7. Analisis Uji Korelasi Pearson

Hubungan Overweight dengan Peningkatan Kadar Gula Darah

Variabel Penelitian Pearson Correlation P value

IMT 0.001 0.995 KGD

Penelitian ini menggunakan hipotesis dua arah (two-tailed) dengan tingkat kepercayaan 95%, yang berarti jika didapati nilai p > 0.005 berarti hipotesis nol penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Overweight dengan Peningkatan Kadar Gula Darah.

Untuk menilai kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut, dilakukan interpretasi dari nilai koefisien korelasi Pearson. Menurut (Wahyuni, 2007), berdasarkan besar nilai r, maka tingkat hubungannya dapat ditafsirkan sebagai berikut:

• 0,000 – 0,199 : Hubungan sangat lemah • 0,200 – 0,399 : Hubungan lemah

• 0,400 – 0,599 : Hubungan sedang • 0,600 – 0,799 : Hubungan kuat • 0,800 – 1,000 : Hubungan sangat kuat

Dalam penelitian ini didapati nilai koefisien korelasi Pearson (r = 0,001). Tanda positif menyatakan arah hubungan, yakni bila semakin tinggi IMT maka semakin tinggi nilai Peningkatan Kadar Gula Darah. Sedangkan 0,001 menyatakan besarnya kekuatan hubungan antara IMT dengan Peningkatan Kadar Gula Darah dalam penelitian ini adalah sangat lemah.

5.2. Pembahasan

Dari penelitian terhadap 50 responden yang overweight, didapati 38 sampel berumur 40-49 tahun (38%) dan 74% subjek yang mengalami overweight

adalah perempuan (Tabel 5.2).

Umur dan jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat diubah pada banyak faktor risiko seperti pada kejadian overweight. Penelitian yang dilakukan Kantachuvessiri et al (2005) dalam Justitia (2012) menyatakan bahwa seseorang yang berumur 40-59 tahun cenderung mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan umur yang lebih muda. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor beberapa diantaranya frekuensi konsumsi pangan yang sering, aktivitas yang kurang, fungsi pencernaan dan metabolisme yang smakin melambat serta kurang memperhatikan ukuran tubuhnya dibanding pada umur yang lebih muda.

Dalam penelitian ini wanita lebih banyak yang mengalami overweight

(74%) daripada pria (26%). Lelaki mempunyai massa otot lebih banyak dan menggunakan kalori lebih banyak dari wanita dikarenakan aktivitas yang lebih banyak dan pembakaran kalori oleh otot yang lebih banyak dibanding wanita. Dengan demikian, perempuan lebih mudah bertambah berat badan berbanding lelaki dengan asupan kalori yang sama menurut (Gayle Galletta, 2005). Berdasarkan Riskesdas (2007), kelompok umur 15 tahun ke atas kelebihan berat badan (overweight) pada wanita (23.8%) terjadi lebih dominan dibandingkan pada pria (13.9%).

Dilihat kejadian overweight berdasarkan suku yang paling banyak adalah Suku Batak, dimana terdapat 23 responden (34%). Untuk saat ini belum ada penelitian menjelaskan teori yang spesifik mengenenai pengaruh IMT terhadap suku.

Dari hasil analisis data penelitian (Tabel 5.7.), didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara overweight dengan peningkatan kadar gula darah (p > 0.05). sehingga didapat bahwa overweight belum mempengaruhi kadar gula darah dibanding dengan obesitas. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Amsriza (2007) mengenai hubungan IMT terhadap kadar gula darah menunjukkan tidak

ada pengaruh yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Sedangkan penelitian Justitia (2012) menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan peningkatan kadar gula darah. diduga hal ini karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti herediter, pola makan, aktivitas fisik, tingkat pendidikan yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya dimana peneliti tidak melakukan penilaian terhadap faktor-faktor tersebut.

Dokumen terkait