• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. IDENTIFIKASI KOMPETENSI MANAJERIAL

4.1.3 STRUKTUR ORGANISASI KANREG II BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA SURABAYA

Gambar 2.

Sumber: Badan Kepegawaian Negara Kanreg II Surabaya.

KEPALA

Ka. Bagian Umum

Ka. Sub Bag. Perencanaan Dan Keuangan

Ka. Sub Bag. Kepegaw aian

Ka. Sub Bag. Tat a Usaha dan Rumah Tangga

Ka. Bidang Bimbingan Teknis Kepegaw aian

Seksi Bimbingan Teknis Kepegaw aian I

Seksi Bim bingan Teknis Kepegaw aian II

Seksi Pengem bangan Kepegaw aian Ka. Bidang Informasi

Kepegaw aian

Seksi Penyiapan dan Pengelolaan Dat a

Kepegaw aian I

Seksi Penyiapan dan

Pengelolaan Data

Kepegaw aian II

Seksi Pengolahan Dat a Kepegaw aian

Seksi penyajian dan Pert ukaran Inform asi

Kelompok J abatan Fungsional

Ka. Bidang Stat us Kepegaw aian dan Pensiun

Seksi Adm St at us Kepegaw aian dan Pensiun

Seksi St at us Kepegaw aian

Seksi Pensiun I

Seksi Pensiun II Ka. Bidang mut asi

Seksi Administ rasi M ut asi

Seksi M ut asi I

Seksi M ut asi II

4.1.4 Tata Kerja

Tata kerja berkaitan dengan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari setiap jabatan tertentu yang telah dilakukan penatanya dalam struktur. Adapun tata kerja Pegawai Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara adalah sebagai berikut : a. Kepala

Kepala Kanreg BKN bertugas membantu kepala BKN dalam menjalankan administrasi dan manajemen kepegawaian negeri sipil pusat dan daerah diwilayah kerjanya, melaksanakan koordinasi dan kerjasama di bidang kepegawaian dengan pemerintah daerah, instansi vertikal, dan instansi pusat yang berada di daerah dalam wilayah kerjanya, serta memberikan laporan secara berkala,dan sewaktu-waktu kepada kepala BKN. b. Bagian Umum

Bagian umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administrasi bagi seluruh satuan organisasi kantor BKN. Bagian umum terdiri dari tiga sub bagian umum, adalah sebagai berikut :

1. Sub bagian perencanaan dan keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pengelolaan administrasi keuangan dan pembayaran, serta pembukuan dan verifikasi.

2. Sub bagian kepegawaian memiliki tugas melakukan tata usaha kepegawaian, administrasi mutasi dan pengembangan kepegawaian serta kesejahteraan kepegawaian.

3. Sub bagian tata usaha dan rumah tangga memiliki tugas melakukan urusan surat-menyurat, kearsipan, ekspedis penggandaan, dokumentasi kehumasan, penyusunan laporan, serta urusan perlengkapan angkutan kendaraan dinas, urusan dalam dan keamanan.

a. Bidang Mutasi

Bidang Mutasi mempunyai tugas :

1. Melaksanakan pemberian pertimbangan teknis mutasi kepegawaian kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dan Pejabat Instansi Pusat yang berwenang di daerah, dan menetapkan kenaikan pangkat anumerta, pengabdian, di wilayah kerjanya.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Mutasi mempunyai fungsi :

a. Penyiapan pertimbangan teknis kepada Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah untuk penetapan kenaikan pangkat PNS Daerah.

b. Pemberian pertimbangan teknis kepada Pejabat Instansi Pusat yang berwenang di daerah untuk penetapan kenaikan pangkat PNS Pusat.

c. Penetapan kenaikan pangkat anumerta dan pengabdian PNS pusat.

d. Pemberian pertimbangan teknis peninjauan masa kerja.

3. Bidang Mutasi terdiri dari :

a. Seksi Administrasi Mutasi yang mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan administrasi atau mutasi.

b. Seksi Mutasi I, Seksi Mutasi II, dan Seksi Mutasi III mempunyai tugas melakukan penelitian persyaratan dan penyiapan bahan pertimbangan mutasi pegawai, dan peninjauan masa kerja.

b. Bidang Status Kepegawaian dan Pensiun

Bidang Status Kepegawaian dan Pensiun mempunyai tugas : 1. Melaksanakan penyiapan penetapan NIP, Karpeg, Karis /

Karsu, pemberhentian dan pemberian pensiun bagi PNS Pusat dan Janda / dudanya, dan penyiapan pertimbangan status kepegawaian lainnya.

2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas bidang status kepegawaian dan pensiun mempunyai fungsi : a. Penyiapan penetapan NIP daerah di wilayah kerjanya b. Penyiapan penetapan Karpeg dan Karis/ Karsu PNS

c. Penyiapan pertimbangan teknis pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun.

d. Penyiapan penetapan/ pertimbangan teknis pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS Pusat/ Daerah yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun. e. Penyiapan penetapan pemberhentian dan pemberian

pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah yang mencapai batas usia pensiun dan pensiun janda/dudanya

f. Penyiapan pertimbangan teknis pemberhentian dan pemberian pensiun bagi PNS Daerah yang berpangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e ke bawah yang mencapai batas usia pensiun dan pensiun janda/dudanya.

g. Penyiapan pemberian pertimbangan masalah kedudukan dan status hukum kepegawaian.

h. Penyiapan pertimbangan pernyataan tewas dan uang duka tewas serta tunjangan cacat.

i. Penyiapan persetujuan pemberian cuti diluar tanggungan negara.

3. Bidang Status Kepegawaian dan Pensiun terdiri dari : a. Seksi Administrasi Status Kepegawaian dan Pensiun

mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan administrasi Status Kepegawaian dan Pensiun.

b. Seksi Status Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penetapan Nomor Identitas Pegawai bagi CPNS Daerah, pertimbangan teknis pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS Daerah yang menjalani masa percobaaan lebih dari 2 tahun, penetapan pengangkatan menjadi PNS bagi calon PNS Pusat yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun, pertimbangan teknis bagi PNS Daerah yang tewas atau cacat karena dinas, penetapan KARPEG dan KARIS/KARSU Pegawai Negeri Sipil, pemberian pertimbangan kedudukan dan status hukum kepegawaian, persetujuan cuti di luar tanggungan negara, dan uang duka tewas.

c. Seksi Pensiun 1 dan Seksi Pensiun II mempunyai tugas melakukan penelitian dan penyiapan bahan penetapan pemberhentian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil pusat serta penyiapan bahan pertimbangan teknis, pemberhentian dan pemberian pensiun Pegawai Negeri Sipil Daerah yang mencapai batas usia pensiun serta

pensiun janda/dudanya, dan pengelolaan tata naskah pensiun.

c. Bidang Infor masi Pegawai

Bidang Informasi Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Melaksanakan sistem informasi kepegawaian PNS Pusat dan Daerah dan memfasilitasi pengembangan sistem informasi kepegawaian pada instansi daerah wilayah kerjanya.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Informasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan data masukan hasil mutasi kepegawaian b. Pelaksanaan penyuntingan dan penyediaan data

kepegawaian

c. Pelaksanaan pengolalaan data kepegawaian

d. Penyelenggaraan sistem kepegawaian dan pertukaran informasi

e. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi kepegawaian

f. Pengelolaan arsip kepegawaian

3. Bidang Informasi Kepegawaian terdiri dari :

a. Seksi Penyiapan dan Pengelolaan Data Kepegawaian I dan Seksi Penyiapan dan Pengelolaan Data Kepegawaian II mempunyai tugas melakukan urusan

pengagendaan, penyuntingan, penyadian, perakaman, pengelompokan penyimpanan dan pemeliharaan surat/ dokumen kepegawaian, serta penyiapan penyusunan laporan/ perangkaan sesuai beban tugasnya.

b. Seksi Pengelolaan Data Pegawai mempunyai tugas melakukan pengelolaan data kepegawaian Pegawai Negeri Sipil Pusat Daerah, koordinasi dalam penyelenggaraan aplikasi informasi kepegawaian, pemeliharaan basis data kepegawaian serta penyimpanan data dalam komputer.

c. Seksi penyajian dan Pertukaran Informasi mempunyai tugas melakukan pengelolaan jaringan komunikasi data, rekonsiliasi data dan sistem informasi kepegawaian, serta penyajian dan pertukaran informasi kepegawaian. d. Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian

Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian mempunyai tugas : 1. Melaksanakan bimbingan teknis kepegawaian dan diklat

kepegawaian, melakukan pengawasan kompetensi jabatan, dan pengendalian pemanfaatan lulusan diklat PNS Pusat dan Daerah.

2. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

b. Perencanaan kebutuhan diklat

c. Penyiapan penyelenggaraan diklat kepegawaian

d. Penyiapan kerjasama, monitoring, dan pengendalian pemanfaatan diklat

e. Pengawasan standar kompetensi jabatan

f. Koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang kepegawaian

3. Bidang Bimbingan Teknis Kepegawaian terdiri dari :

a. Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian I dan Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian II bertugas melaksanakan bimbingan teknis dan petunjuk teknis kepegawaian, pengawasan standar kompetensi jabatan dan koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional bidang kepegawaian di wilayah kerjanya, serta melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja dan disiplin PNS dilingkungan KANREG BKN.

b. Seksi Pengembangan Kepegawaian bertugas merencanakan kebutuhan diklat, menyusun program diklat, menyiapkan penyelenggaraan diklat, melakukan kerjasama diklat, monitoring dan pengendalian pemanfaatan diklat instansi di wilayah kerjanya.

Komposisi Pegawai Negeri Sipil Kantor Regional II BKN Per-Desember 2013 1. Daftar tabel menurut gologan/ruang.

Tabel 2.

No. Golongan/ Ruang J umlah Per sentase ( % )

1. IV/d 1 1 2. IV/b 2 1 3. IV/a 6 3 4. IV/c 0 0 5. III/d 26 14 6. III/c 40 21 7. III/b 77 41 8. III/a 24 13 9. II/d 5 3 10. II/c 7 4 11. II/b 1 1 12. II/a 1 1 J umlah 190 100

Sumber: Badan Kepegawaian Negara Kanreg II Surabaya, 2013

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah pegawai terbanyak yaitu pada golongan III/b, yaitu 77 ( 40 % ) dari 190 pegawai yang ada, artinya bahwa Kantor Regional II BKN Surabaya rata – rata pegawai yang berkompeten dan kemampuan yang cukup baik yaitu yang terletak ditengah diantara sekian golongan, seperti Penata Muda tingkat 1.

Tabel 3. 2. Daftar tabel Jenis Kelamin.

No. J enis Kelamin J umlah Per sentase ( % )

1. Pria 93 49

2. Wanita 97 51

J umlah 190 100

Dari tabel pada halaman sebelumnya, dapat diketahui bahwa jumlah pegawai di Kanreg II BKN Surabaya menurut jenis kelamin bahwa jumlah Pria sebanyak 93 ( 49 % ) sedangkan wanita 97 ( 51 % ) yang artinya keduanya cukup berimbang dan memiliki masalah dalam jumlah pegawai berdasarkan gender / jenis kelamin.

Tabel 4. 3. Daftar tabel Pendidikan

Tabel menurut tingkat pendidikan

No. Pendidikan J umlah Per sentase ( % )

1. Magister Manajemen 17 9

2. Magister PSDM 1 1

3. Magister Sains 2 1

4. Sarjana Adm Negara 28 15

5. Sarjana Hukum 33 17

6. Sarjana Ekonomi 4 2

7. Sarjana Pendidikan 1 1

8. Sarjana Sos-Pol 3 2

9. Sarjana Ilmu Politik 2 1

10. Sarjana Akuntansi 1 1

11. Sarjana MIPA 1 1

12. Sarjana Teknik Komputer 2 1

13. Diploma III 6 3

14. SLTA 86 45

15. SLTP 2 1

16. SD 1 1

J umlah 190 100

Sumber : Badan Kepegawaian Negara Kanreg II Surabaya, 2013

Berdasarkan tabel menurut status pendidikan diatas dapat diketahui bahwa jumlah pegawai terbanyak adalah pendidikan SLTA yaitu 86 ( 45 % )

pegawai karena pada tahun 1996 pengadaan Pegawai Negeri Sipil di Kantor Regional II Surabaya banyak penerimaan untuk tingkat SMA bahkan SD dan diikuti pendidikan tingkat Sarjana.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Pembentukan TIM Penyusun Standar Kompetensi Manajerial ( TPSKM )

Berkaitan dengan proses pada waktu menyusun standar kompetensi manajerial di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara dengan dibentuknya TIM Penyusun Standar Kompetensi Manajerial serta prosedur penyusunan standar kompetensi manajerial di lingkungan Kanreg II BKN. Keberhasilan pelaksanaan penyusunan standar kompetensi manajerial ini guna untuk meningkatkan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil bagi setiap instansi, baik instansi pemerintah pusat maupun daerah pada penempatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan struktural. Guna mengetahui sejauh mana pelaksanaan penyusunan standar kompetensi manajerial di Kantor Regional (Kanreg) II BKN, maka peneliti melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam hal ini TIM. Untuk mengetahui kondisi dilapangan mengenai Pembentukan TIM Penyusun Standar Kompetensi Manajerial (TPSKM), peneliti akan menyajikan hasil wawancara dengan TIM TPSKM yang diwakili oleh bapak Djati Suroso selaku Kepala Seksi Bimbingan Teknis Kepegawaian perihal tentang pembentukan TIM TPSKM sebagai berikut:

“Untuk Badan Kepegawaian Negara khususnya pada Kanreg II BKN, pembentukan Ketua TIM pada eselon III. Hal tersebut dikarenakan pejabat eselon II dalam hal ini Kepala Kanreg mendelegasikan wewenang kepada pejabat eselon III yang menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Umum untuk ditujuk sebagai Ketua TPSKM. Seorang Ketua bertanggung jawab di bidang kepegawaian yang diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi dari SDM yang memiliki kemampuan, ketrampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas sesuai jabatannya”. (wawancara, 6 februari 2014)

Dari hasil wawancara di atas mengenai persyaratan untuk dapat ditunjuk sebagai Ketua TPSKM, sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku sebagai pelaksanaan tugas jabatan persyaratan dalam Kebijakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan yang menjelaskan bahwa:

Ketua TPSKM dapat ditunjuk dari Pejabat eselon II atau III yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang kepegawaian.

Pernyataan diatas diperkuat oleh ibu Suksesti Sugiarti selaku Kepala Bidang Informasi Kepegawaian, berikut penjelasannya:

“Pembentukan TIM tersebut memang betul, di Kanreg II BKN ini pembentukan Ketua TIM TPSKM pada eselon III yakni Kepala Bagian Umum. Untuk sekretaris dibentuk dari pejabat eselon III, sedangkan anggota TIM dibentuk dari pejabat eselon IV yang ditunjuk dari masing-masing bidang”. (wawancara, 6 februari 2014)

Dari pernyataan informan di atas, dapat kita ketahui susunan anggota TIM TPSKM sesuai dengan Kebijkan Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, yang menjelaskan bahwa:

Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi anggota TPSKM yakni, menduduki jabatan struktural paling rendah eselon IV atau setara yang secara fungsional menangani kepegawaian.

Gambar 5.

Foto rapat SKM anggota TIM TPSKM Kanreg II BKN Surabaya, pertama kali tanggal 10 Oktober 2013

Berikut ini wawancara dengan ibu Luluk Budijati selaku Kepala Bagian Umum, berikut penjelasannya:

“Untuk Keanggotaan TPSKM di Kanreg II ada 7 orang jumlahnya. Terdiri dari Ketua, Sekretaris dan 5 orang anggota. Kebetulan Ketua TIM TPSKM saya sendiri selaku Kepala Bagian Umum, Sekretaris Ibu Suksesti selaku Kepala Bidang Informasi Kepegawaian, dan 5 orang anggota kami tunjuk dari bidang-bidang lain yang ada di Kanreg II ini seperti bidang mutasi, bidang informasi kepegawaian, bidang bimbingan teknis kepegawaian dan lain sebagainya”. (wawancara, 14 februari 2014)

Dari pernyataan informan di atas, terlihat adanya kesesuaian dengan pembentukan TIM TPSKM di Kebijakan Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, yang menjelaskan bahwa:

Susunan keanggotaan TPSKM terdiri atas: a. Seorang Ketua merangkap anggota b. Seorang Sekretaris merangkap anggota

c. Paling kurang 7 (tujuh) orang anggota, termasuk Ketua dan Sekretaris.

Secara lebih rinci susunan keanggotaan TIM Penyusun Standar Kompetensi Manajerial (TPSKM) dapat dikemukakan dalam tabel pada halaman berikutnya:

Tabel. 5

SUSUNAN ANGGOTA TIM PENYUSUN STANDAR KOMPETENSI MANAJ ERIAL (TPSKM) KANTOR REGIONAL II BKN SURABAYA

No. Nama J abatan TPSKM

1. Dra. Luluk Budijati, MM

NIP. 196712121987122001 Kepala Bagian Umum Ketua

2. Dra. Suksesti Sugiarti, MSi NIP. 196312021984122001

Kepala Bidang Informasi

Kepegawaian Sekretaris 3. Drs. Djati Suroso, MM

NIP. 196106201984121001

Kepala Seksi Bimbingan

Teknis Kepegawaian I Anggota

4. Dra. Eris Juni Ristiana, MM NIP. 196706211992032008

Kepala Sub Bagian Perencanaan dan

Keuangan

Anggota

5. Winarno, S.IP NIP. 196503101986031001

Kepala Seksi Administrasi Status Kepegawaian dan

Pensiun

Anggota

6. Yuli Witanta, SH NIP. 196407111984121001

Kepala Seksi Penyiapan dan Pengolahan Data

Kepegawaian I

Anggota

7. Samsul Hidayat, SS.M.PSDM

NIP. 197605142001121001 Kepala Seksi Mutasi I Anggota Sumber : Badan Kepegawaian Negara Kanreg II Surabaya, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penempatan Kepala Bagian Umum yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang kepegawaian, ditunjuk sebagai Ketua TPSKM dari pendelegasian Kepala Kanreg kepada Kepala Bagian Umum, sesuai dengan Kebijakan Peraturan

Kepala BKN Nomor 13 Tahun 2011 yang menyatakan Ketua TPSKM dapat ditunjuk dari pejabat eselon II atau eselon III yang secara fungsional bertanggung jawab di bidang kepegawaian.

Kepala Bidang Informasi Kepegawaian sebagai Sekretaris TPSKM yang ditunjuk dari pejabat eselon III, serta anggota-anggota TIM TPSKM yang masing-masing diwakili oleh satu orang Kepala Bidang atau Kepala Seksi dari masing-masing bidang yang ada di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara Surabaya, sesuai dengan Kebijakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara yang menyatakan persyaratan untuk dapat diangkat menjadi anggota TPSKM yakni menduduki jabatan struktural paling rendah eselon IV atau setara yang secara fungsional menangani kepegawaian dan memiliki kemampuan lain yang diperlukan TIM.

Proses terbentuknya TIM TPSKM itu sendiri merupakan hasil pendelegasian Kepala Kanreg terhadap Kepala Bagian Umum, dalam hal ini sebagaimana dikatakan oleh bapak Sutikno selaku Kepala Sub Bagian Kepegawaian yang mengatakan bahwa:

“Apabila sesuai aturan, idealnya seorang Ketua TPSKM pejabat eselon II. Hanya dalam hal ini karena faktor kesibukan Kepala Kanreg atau eselon II tidak seharusnya terfokus pada satu hal seperti penilaian TIM TPSKM, oleh karena itu di delegasikan kepada eselon III. Faktor kesibukan Kepala Kanreg atau eselon II kadang harus Dinas Luar seperti koordinasi ke Jakarta, kadang oleh Daerah diminta untuk menjadi nara sumber atau fasilitator, biasanya Kepala Kanreg Dinas ke luar daerah. Oleh karena hal itu tugas Ketua TIM TPSKM di delegasikan secara lisan kepada eselon III”. (wawancara, 17 februari 2014)

Pernyataan diatas diperkuat lebih lanjut oleh bapak Daddy selaku Staf bidang Kepegawaian, berikut penjelasannya:

“Hampir di keseluruhan Kanreg BKN di Indonesia seperti ini kasusnya, Ketua TIM TPSKM biasanya pejabat eselon III jarang eselon II. Dari situ nanti saat dipanggil oleh eselon II, eselon III dari semua bidang, khususnya di Kanreg II ini dari kelima bidang, otomatis Kepala Bagian Umum sebagai Ketua, sedangkan untuk Sekretaris bisa ditunjuk dari pejabat eselon III dari keempat Kepala Bidang masing-masing di bidang tersebut untuk menunjuk siapa yang berkompeten untuk dijadikan TIM TPSKM untuk menyusun standar kompetensi di Kanreg II BKN. Biasanya Memo Dinas diberikan kepada TIM saat TIM akan mengadakan penyusunan, rapat koordinasi, validasi atau verifikasi, baru surat secara tertulis dalam bentuk memo diserahkan sebagai undangan untuk rapat”. (wawancara, 17 februari 2014)

Pernyataan tersebut diatas diperkuat kembali oleh bapak Daddy selaku Staf bidang Kepegawaian, berikut penjelasannya:

“Jadi, pendelegasian dari Kepala Kanreg secara lisan, termasuk penunjukkan anggota TIM. Sebagai contoh, dari bidang Status Kepegawaian dan Pensiun, eselon IV menduduki jabatan sebagai sebagai Kepala Pensiun I, idealnya yang mengajukan nama tersebut adalah eselon III di bidang tersebut. Bahwa dianggap pejabat tersebut berkompeten dan memiliki kemampuan untuk ikut dalam pembentukan TIM TPSKM, secara lisan disampaikan kepada Kepala Bagian umum. Saat akan mengadakan rapat, Kepala Bagian Umum akan mengundang secara tertulis kepada eselon III dan eselon IV yang bersangkutan untuk menyusun SKM di masing-masing bidang. Jadi, pendelegasian dilakukan secara lisan, baik penunjukkan Ketua maupun anggota TIM TPSKM”. (wawancara 17 februari 2014)

Mendasarkan pada informasi diatas, menunjukkan bahwa proses pembentukan TIM menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Umum. Seterusnya dari pendelegasian Kepala Kanreg yang dilakukan secara lisan kepada Kepala Bagian Umum tersebut membentuk TIM TPSKM dengan

cara menunjuk Kepala Bidang Informasi Kepegawaian yang sama eselonnya, yakni eselon III sebagai Sekretaris dan anggota-anggota TIM yang masing-masing diwakili oleh satu orang pejabat dari masing-masing bidang yang ada di Kantor Regional II Badan Kepegawaian Negara. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh bapak Daddy selaku Staf bidang Kepegawaian, berikut penjelasannya:

“Biasanya Kepala Kanreg akan menunjuk Kepala Bagian Umum, karena dianggap sebagai orang kedua setelah Kepala Kanreg meskipun levelnya sama dengan eselon III semua bidang. Jadi, dengan kata lain biasanya yang dianggap tangan kanan Kepala Kanreg Bagian Umum karena beliau yang mengurusi internal kantor, sehingga ditunjuk secara lisan oleh Kepala Kanreg dan dikumpulkan bersama eselon III yang lain untuk menunjuk siapa saja anggota yang akan dijadikan sebagai TIM TPSKM”. (wawancara, 20 februari 2014)

Pembentukan TIM TPSKM melalui pendelegasian dari Kepala Kanreg dilakukan secara lisan, baik penunjukkan Ketua maupun anggota TIM. Namun, pada kenyataannya TIM sudah dibentuk sesuai kebijakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan diberikan kepada Staf Bidang Kepegawaian dikarenakan adanya suatu kendala dana (anggaran) yang mengharuskan seluruh pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh TIM TPSKM yang berjumlah tujuh orang, sehingga dilakukan oleh seorang Staf Bidang Kepegawaian yang diberikan mandat langsung oleh Kepala Bagian Umum selaku Ketua TIM TPSKM. Hal ini diakui oleh bapak Daddy selaku Staf bidang Kepegawaian, berikut penjelasannya:

“Hampir semua Kanreg BKN di Indonesia saya rasa tidak ada Kepala Kantornya jadi Ketua TIM, sepertinya Kepala Bagian Umum semua. Karena terlalu padat tugasnya, Kepala Kanreg mendelegasikan kepada eselon III, nah eselon III itu bisa dikatakan orang nomor 2 di Kanreg, setelah Kepala Kanreg. Karena orang nomor 2 yang dianggap mengetahui internal kepegawaian, maka ditunjuk sebagai Ketua. Untuk sekretaris saya rasa Ketua punya hak untuk menunjuk, biasanya ditunjuk yang sama eselonnya, jadi nanti anggotanya baru diambil dari masing-masing bidang, seperti Kepala Seksi. Tapi disini pada kenyataannya tidak ada. Disini yang mengerjakan Saya sendiri. Ini saya sampaikan apa adanya”. (wawancara, 20 februari 2014)

Guna mendukung data yang akurat maka peneliti melakukan wawancara lebih lanjut dengan anggota TIM TPSKM. Berikut ini wawancara dengan bapak Yuli Witanta selaku Kepala Seksi Penyiapan dan Pengolahan Data Kepegawaian I, berikut penjelasannya:

“tupoksi kami selaku anggota TIM TPSKM, antara lain menentukan kompetensi manajerial dengan melakukan identifikasi kompetensi bidang setiap jabatan berdasarkan langkah-langkah berikut:

a. Mengumpulkan dan menyusun nama jabatan yang akan di identifikasi kompetensinya

b. Menyusun standar kompetensi manajerial dari masing-masing jabatan di tiap-tiap bidang

c. Melakukan wawancara atau pemantauan langsung dengan pemegang jabatan

d. Menyajikan ke Kepala Kanreg, dan kemudian mengirim ke pusat”. (wawancara, 20 februari 2014)

Dari hasil wawancara di atas, mengenai tupoksi dari anggota TPSKM, dapat kita lihat tahap-tahap penyelesaian tugas anggota TIM telah sesuai dengan Kebijakan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan yang menyatakan bahwa:

a. Mengumpulkan dan menyusun seluruh data serta informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan Standar Kompetensi Manajerial b. Melakukan wawancara dengan para pihak (pemegang jabatan,

atasan langsung, dan pimpinan penentu kebijakan) untuk mengidentifikasi kebutuhan kompetensi manajerial

c. Melakukan diskusi, lokakarya atau workshop

d. Menyusun hasil akhir Standar Kompetensi Manajerial.

Dokumen terkait