• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar dan rasa kepedulian lingkunagn siswa dalam penggunganaan Praktikum bervis SETS. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Perangkat utama yang dikembangkan adalah instrumen performance assesment. Perangkat pendukung pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini pada Tema 1 Indahnya kebersamaan khususnya sub tema 1 dan subtema 2 yang meliputi : Silabus, RPP, Buku Petunjuk Praktikum bervisi SETS, LKS, dan Tes Pemahaman Konsep Keterampilan Proses Sains Siswa. Pengembangan perangkat mengacu pada Four-D Models yang dikemukakan oleh Thiagarajan dengan beberapa modifikasi. Setelah perangkat dikembangkan, dilaksanakan penelitian eksperimen untuk menguji produk tersebut.

Penelitian yang telah dilakuakan diperoleh data kualitatif dan kuantitatif yang berkaitan dengan jenis instrument penilaian yang diterapkan khususnya pada Tema 1 Indahnya Kebersamaan dengan 2 Sub Tema, Sub Tema 1 dan 2. Data yang diperoleh berupa data tes dan non tes. Data tes diperoleh melalui tes yang dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan data non tes diperoleh saat perlakuan dengan observasi 2 observer. Secara lengkap disajikan pada Tabel 4

Tabel 4 Jenis Data Penelitian

Jenis

Data Bentuk Instrumen Waktu Penilaian Ranah Kompeteni Inti

Non Tes Lembar Penilaian Kinerja Selama Kegiatan Pembelajaran Psikomotor KI 4 Lembar Penilaian Sikap Sosial Selama Kegiatan Pembelajaran Afektif KI 2 Lembar Penilaian Sikap Religius Selama Kegiatan Pembelajaran Afektif KI 1

25 Tes Soal Essay Awal dan Akhir

Perlakuan

Kognitif KI 3

Data Pengamatan Non tes yang berupa lembar penilaian kinerja praktikum dan penilaian sikap sosial dan religi selama proses pembelajaran berlangsung menunjukkan ranah afektif dan psikomotor siswa yang berkaitan dengan Pembelajaran yang berawal dari KI 3 dilanjutkan dengan KI 4 dan berdampak pada KI 1 dan KI 2. Data tes yang diambil pada akhir perlakuan berupa soal essay dengan pertaanyaan yang berhubungan dengan pemahaman konsep keterampilan proses sains siswa.

Perangkat Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya di validasi oleh pakar sebagai acuan kevalidan perangkat yang akan di implementasikan di lapangan. Penilaian ahli meliputi semua perangkat dalam penelitian ini, yang telah disusun pada tahap perancangan. Penilaian ahli dilakukan pada draft I dengan berpedoman pada lembar penilaian validator yang dibuat oleh peneliti. Penilaian ini dimaksudkan untuk melakukan validasi terhadap perangkat yang dibuat pada perancangan awal yaitu berupa draf I. Para ahli yang melakukan validasi ini disebut validator, validator yang membantu peneliti dalam melakukan validasi. Secara keseluruhan ke empat validator memberikan penilaian dengan kriteria sangat baik dan memberika rekomendasi bahwa perangkat yang di kembangkan dapat di implementasikan di lapangan. Berdasarkan hasil validasi ahli terhadap perangkat pembelajaran diperoleh hasil seperti pada Tabel 5

26

Tabel 5 Rekapitulasi validasi ahli terhadap perangkat yang dikembangkan.

No Perangkat

Validator

Rata Rata Kriteria

1 2 3 4

1 Silabus 28 38 33 37 34 Sangat Baik

2 RPP 122 90 95 12 0 107 Sangat Baik 3 Buku Ajar Buku Petunjuk Praktikum Bervisi SETS 67 70 55 72 66 Sangat Baik 4 LKS 63 60 70 68 65 Sangat Baik 5 Instrumen Performance Assessment 30 38 40 35 36 Sangat Baik

6 Soal Pretes dan

Posttes 38 36 30 36 35 Sangat Baik

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No 66:2013). Untuk menilai penilaian proses dalam pembelajaran praktikum diperlukan adanya penilaian yang komprehensif, yang menilai setiap kegiatan yang dikerjakan siswa, penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud No 66:2013). Untuk menilai penilaian proses dalam pembelajaran praktikum diperlukan adanya penilaian yang komprehensif, yang menilai setiap kegiatan yang dikerjakan siswa, penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang

27

menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. Pada penelitian ini penilaian inidividu praktikum diperlukan untuk mengukur sejauh mana siswa aktif secara individu dalam kegiatan praktikum. Penilaian individu praktikum, dilakukan oleh guru dan peneliti. Pengamatan menggunakan rubrik

Performance Assessment yang telah di validasi oleh pakar dengan rentang skor yang sudah di

tentukan. Dari hasil di lapangan menunjukan hasil bahwa kelas eksperimen dari 30 siswa terdapat 7 siswa dengan kategori “Sangat Baik”, 11 siswa dengan kategori “ Baik” dan 12 siswa dengan kategori “Sedang”. Kelas kontrol menunjukan skor 13 dengan kategori “Sedang”. Rincian pada kelas kontrol terdapat 2 siswa dengan kategori “Sangat Baik”, 8 siswa dengan kategori “Baik”, dan 20 siswa dengan kategori “Sedang”. Hasil rincian diatas menunjukan bahwa Buku Petunjuk Praktikum bervis SETS dapat mendorong siswa untuk lebih rinci dalam melakukan kegiatan praktikum dan rubrik Performance Assessment dapat mengukur kinerja siswa secara individu. Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (West &

Pines,1985). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa

memiliki tanggung jawab atas belajar mereka sendiri. Selain itu Praktikum bervisi SETS juga seiring dengan pendapat teori kontruktivisme. Menurut Herawati (1999) dalam belajar konstruktivisme siswa belajar tentang situasi nyata, sesuai dengan kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian tidak hanya menghafal konsep namun juga melalui pengamatan, percobaan sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa memiliki perhatian penuh, dan tingkah laku siswa terlihat lebih aktif. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme diharapkan siswa bersikap dan punya persepsi positip terhadap belajar, siswa menginterpretasikan pengetahuan baru dengan struktur pengetahuan yang dimiliki dengan cara mengklasifikasikan, membandingkan, melakukan analisis, dan memecahkan masalah, serta siswa memiliki kebiasaan mental produktif, kritis, dan kreatif, serta mandiri.

Pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari tiga dimensi yaitu IPA sebagai proses, IPA sebagai produk dan pengembangan sikap ilmih. Ketiga dimensi tersebut saling terkait, pembelajaran IPA diharapkan dapat mengembangkan ketiga aspek IPA tersebut. Kurikulum 2013 menyatakan bahaw pembelajaran yang dialakukan hendaknya berdampak pada sikap sosial dan

28

sikap spiritual pada siswa. Permendikbud 81 A menyatakan bahwa Pemebelajaran berawal dari KI 3 dilanjutkan dengan KI 4 dan berdampak pada KI 1 dan KI 2. Penelitian ini, sesuai dengan amant Permendikbud 81 A Tentang Implementasi Kurikulum, dilakuakan juga penilaian spiritual selama kegiatan berlangsung. Penilaian dilakuakan oleh dua observer yaitu peneliti dan guru kelas yang mengampu, Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, observer 1 dan 2 melakukan penilaian terhadap sikap spiritual, dimana rubrik telah tersedia dan telah di validasi oleh pakar. Hasil penilaian oleh 2 observer pada kelas eksperimen terdapat 23 siswa dalam lategori “Baik”, 7 siswa dengan kategori “Cukup”. Kelas kontrol terdapat 13 siswa dengan kategori “Baik”, 17 siswa dengan Kategori “Cukup”

Penilaian sikap sosial melalui observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Pengamatan atau observasi terhadap kompetensi sikap baik spiritual maupun sosial harus mengacu pada indikator pencapaian kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti dari sikap sosial dan spiritual. Dengan demikian, apa yang mau dinilai atau diukur jelas sehingga akan menghasilkan data atau informasi yang akurat dan tepat (Kunandar, 2013:119).

Pembelajaran Praktikum Bervisi SETS menuntut siswa dapat bekerja secara mandiri dan kelompok. Pembelajaran dengan membentuk kelompok dimungkinkan siswa untuk bekerja sama dengan anggota kelompok, melatih kekompakan untuk mencapai tujuan praktikum, pembelajaran dengan berkelompok melatih siswa untuk berinteraksi dan memecahkan masalah secara berorganisasi dan peduli dengan anggota kelompok. Slavin dalam Sanjaya (2008 : 242) mengemukakan dua alasan pentingnya pembelajaran kelompok digunakan dalam pendidikan, pertama beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Menurut Rustiyah (2001:32), keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok adalah : (a) mengembangkan keterampilan bertanya, (b) siswa lebih intensif dalam melakukan penyelidikan, (c) mengembangan bakat kepemimpinan, (d) guru lebih memperhatikan siswa, (e) siswa lebih

29

aktif, dan (f) mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antar siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung, selain penilaian kinerja secara individu, juga dilakukan penilaian secara kelompok, rubrik dan ketentuan pensekoran telah di validasi oleh ahli, terlihat hasil penilaian secara kelompok yang dilakukan oleh 2 observer pada kelas eksperimen, dari 5 kelompik terdapat 3 kelompok dengan kategori “Baik”, 2 kelompok dengan kategori “Sedang”. Rincian pada kelas kontrol dari 5 kelompok terdapat 1 kelompok dengan kategori “Baik”, 3 kelompok dengan kategori Sedang” dan 1 kelompok dengan kategori “Rendah”.

Pada saat pembelajaran berlangsung, selain penilaian kinerja secara individu, juga dilakukan penilaian presentasi secara kelompok, presentasi merupakan salah satu kemampuan berkomunikasi dalam menuangkan ide dan hasil penemuan yang dilakukan siswa baik secara kelompok maupun individu. (Kunandar,2013:125). Kemampuan dalam berbicara merupakan kemampuan yang harus dinilai secara rinci dan komperhensif karena termasuk keterampilan yang ada dalam keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini mengembangkan rubrik penilaian untuk presentsasi siswa secara kelompok, adapaun perincian presentasi adalah laporan dari hasil percobaan Praktikum Bervisi SETS selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian Presentasi Secara berkelompok rubrik dan ketentuan pensekoran telah di validasi oleh ahli, terlihat hasil penilaian presentasi secra kelompok yang dilakukan oleh 2 observer yaitu peneliti dan guru pengampu pada kelas eksperimen terdapat 4 kelomok dengan kategri “Sangat Baik”, 1 kelompok dengan kategori “Baik”. Kelas kontrol sesuai dengan penialain 2 observer, dengan rincian terdapat 2 kelomok dengan kategori “ Baik Sekali”, 3 Kelompok dengan kategori “Baik”.

Kegiatan terakhir praktikum adalah evaluasi dengan menggunakan tes keterampilan proses sains. Soal tes telah diuji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, serta divalidasi oleh pakar. Soal yang digunakan telah mengukur pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa. Analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai tes kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai kelompok pembanding. Rata-rata untuk kelompok eksperimen adalah 82 rata-rata untuk kelompok pembanding adalah 74. Hasil uji perbedaan dua rata-rata diketahui fhitung = 3,833 lebih besar nilainya dari ttabel = 1,96, hal ini menunjukkan kelompok eksperimen memiliki nilai lebih tinggi dari kelompok pembanding. Pemberian tugas melalui kegiatan praktikum bervisi SETS, pembuatan laporan dan presentasi akan menambah pemahaman materi sehingga nilai siswa menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan siswa lebih banyak belajar, paham konsep, dan disiplin dalam belajar secara terus menerus selama proses pembelajaran.

30

Hasil uji ketuntasan belajar (uji proporsi) baik kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding keduanya sama-sama tuntas secara klasikal. Secara individu pada kelompok eksperimen tuntas sebanyak 26 siswa atau meleibihi 75 % dari yang ditentukan. Hal ini menunjukkan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan menerapkan Praktikum bervisi SETS dan penilaian kinerja memberikan perubahan pada kebiasaan belajar siswa menjadi lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan mencapai ketuntasan. Menurut Syahrul (2009) bahwa aktivitas pembelajaran praktikum yang tepat adalah asesmen yang berbasis kinerja yang dikenal sebagai asesmen otentik / Penilaian kinerja. Sedangkan menurut Rouf (2011), penilaian kinerja dapat meningkatkan kemampuan kognitif yang baik dalam pembelajaran praktek. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa penilaian kinerja yang telah diterapkan telah menilai semua aktivitas/kegiatan siswa. Praktikum bervisi SETS dan penilaian kinerja yang diterapkan memberi pengaruh siswa mempunyai keterampilan, sikap, menghargai, dan disiplin terhadap kegiatan praktikum.

Penilaian yang dilakukan oleh peneliti dan guru menunjukkan hasil praktikum bervisi SETS memiliki konstribusi terhadap rasa kepedulian lingkunagn. Hal ini berarti dalam proses proses pembelajaran memiliki kebermaknaan dalam rsa kepdeulian lingkungan. Penerapan praktikum bervisi SETS memberikan perubahan positif pada hasil belajar siswa. Siswa diajak untuk menghubungkan unsur SETS dengan apa yang dipelajarinya secara konstektual dan apa yang dihadapi siswa setiap hari, sehingga kesempatan belajar menjadi lebih banyak dan kesempatan memahami materi praktikum menjadi lebih dalam. Penilaian aspek afektif dan psikomotor mengarahkan siswa untuk selalu aktif melaksanakan praktikum. Siswa harus mengembangkan kemampuannya, mengikuti petunjuk, menganalisis, dan menyimpulkan hasil praktikum. Praktikum bervis SETS tidak sekedar memperoleh hasilnya tetapi proses dari awal sampai akhir harus benar-benar dikuasai siswa. Sejalan dengan penelitian Fook at.al., (2011:5) menyatakan Penilaian Kinerja dapat dijadikan sebagai alternatif penilaian terhadap siswa yang membantu perkembangan dan mendorong meningkatnya proses belajar siswa.

31

HASIL UJI N-GAIN KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pretest Posttest N-Gain Kriteria

1 Defri Irawan 44 80 0.643 Sedang

2 Adiva Eva Framesti 78 97 0.864 Tinggi

3 Adinda Delia A. 72 91 0.679 Sedang

4 Agustina Putri S. 56 87 0.705 Tinggi

5 Bintang Novian Pamungkas 78 99 0.955 Tinggi

6 Candra Tri Wardana 75 95 0.800 Tinggi

7 Defriyana Dwi Utami 50 80 0.600 Sedang

8 Desnita Fitra Maharani 76 95 0.792 Tinggi 9 Devi Ananda Kaiya Putri Kusuma 50 89 0.780 Tinggi

10 Faiqoh Khoirunnisa 75 97 0.880 Tinggi

11 Febi Kusuma Putra 50 85 0.700 Tinggi

12 Fitri Arimel 48 75 0.519 Sedang

13 Ginuk Candra Aryani 68 65 -0.094 Rendah

14 Heni Nugrahani 24 55 0.408 Sedang

15 Ivano Rizky Armando 69 65 -0.129 Rendah

16 Janit Hasrina Dewi 65 75 0.286 Rendah

17 Muhammad Agung Faizal 66 65 -0.029 Rendah

18 Olimpia Cleo A.F 66 87 0.618 Sedang

19 Raehan Sandi Farizqi 85 93 0.533 Sedang

20 Ratarizno A.R 62 81 0.500 Sedang

21 Shira Alodiarahma 68 80 0.375 Sedang

22 Suci Isnaini Nur Khasanah 58 80 0.524 Sedang

23 Varellio Yufi Adji Wijaya 56 81 0.568 Sedang

24 Yuliana Mayasari 54 80 0.565 Sedang

25 Putri Alanawati 85 99 0.933 Tinggi

26 Muhammad Aldi Risbianto 80 99 0.950 Tinggi

27 Jasmine Maila Nugroho 48 70 0.423 Sedang

28 Rindamia Silvana Fincantiery 75 70 -0.200 Rendah

29 Dina Gustiani 74 75 0.038 Rendah

30 Wildan Fakhri Ekasalam 82 80 -0.111 Rendah

32

HASIL UJI N-GAIN KELAS KONTROL

No Nama Pretest Posttest N-Gain Kriteria

1 Ab'han Ahmad Rifai 56 62 0.136 rendah

2 Abiyassa Gilang B. 71 78 0.241 rendah

3 Alfian Sultan B 78 84 0.273 rendah

4 Almas Zulaikha T.S 56 74 0.409 Sedang

5 Amorita Ferent Cantika 90 95 0.500 Sedang

6 Angelica C.P 50 56 0.120 rendah

7 Ardhana N.M 84 80 -0.250 rendah

8 Amelisa Julinda Putri 64 76 0.333 Sedang

9 Arrasyinia Woro Hapsari 70 76 0.200 rendah

10 Arung Laksono Jati 72 70 -0.071 rendah

11 Arfita Ajeng F.F 78 84 0.273 rendah

12 Azril Ichwan F 56 48 -0.182 rendah

13 Bayu A.W 75 78 0.120 rendah

14 B. Priyambodo M. 64 80 0.444 Sedang

15 Eka Wahyu P 70 82 0.400 Sedang

16 Evania Trisnala 82 92 0.556 Sedang

17 Gabriella Putri A. 68 66 -0.063 rendah

18 Gracyella Putri Alvitania 83 90 0.412 Sedang

19 Karina Hana Putri 60 72 0.300 Sedang

20 Karlina D.M 76 80 0.167 rendah

21 Kayla Nasywa Zahra 50 68 0.360 Sedang

22 Langgeng Hari Nugroho 66 76 0.294 rendah

23 Naffala Prabasiwi 64 74 0.278 rendah

24 Rayvan Dimas S 76 60 -0.667 rendah

25 Septian Dwi C 68 70 0.063 rendah

26 Violietta Ghanyssa S.Z 76 72 -0.167 rendah

27 Wimbaning L.M 75 76 0.040 rendah

28 Fedora Omeda R.W 58 66 0.190 rendah

29 Faiza A. 65 60 -0.143 rendah

30 Shafaelsa Vira Zabrina 70 64 -0.200 rendah

33

Praktikum bervisi SETS dengan penilaian kinerja yang diterapkan efektif terhadap hasil belajar siswa terlihat dari hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan pendapat Gulikers (2006), Penilaian kinerja dapat merangsang proses berpikir, belajar aktif, dan dapat meningkatkan prestasi siswa yang mencakup aspek-aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Pemberian tugas bermakna baik bagi siswa ataupun guru yang merangsang siswa untuk mengharuskan sesuatu kemudian menganalisis informasi serta mengkomunikasikan hasil dengan jelas diharapkan dapat melatih kemampuan siswa dalam memahami dan mengkonstruksi pengetahuan yang didapat dari melakukan (Marzano,1993:56).

34

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 Jumlah Skor Prosentase

1 Defri Irawan 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 80

2 Adiva Eva Framesti 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85

3 Adinda Delia A. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 18 90

4 Agustina Putri S. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

5 Bintang Novian Pamungkas 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85

6 Candra Tri Wardana 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 16 80

7 Defriyana Dwi Utami 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 80

8 Desnita Fitra Maharani 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 15 75

9 Devi Ananda Kaiya Putri Kusuma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 17 85

10 Faiqoh Khoirunnisa 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

11 Febi Kusuma Putra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

12 Fitri Arimel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 85

13 Ginuk Candra Aryani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 18 90

14 Heni Nugrahani 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

15 Ivano Rizky Armando 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16 80

16 Janit Hasrina Dewi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 90

17 Muhammad Agung Faizal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

18 Olimpia Cleo A.F 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 85

19 Raehan Sandi Farizqi 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 90

20 Ratarizno A.R 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 16 80

21 Shira Alodiarahma 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 17 85

22 Suci Isnaini Nur Khasanah 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85

23 Varellio Yufi Adji Wijaya 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

24 Yuliana Mayasari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 16 80

25 Putri Alanawati 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

26 Muhammad Aldi Risbianto 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 16 80

27 Jasmine Maila Nugroho 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 18 90

28 Rindamia Silvana Fincantiery 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 85

29 Dina Gustiani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18 90

30 Wildan Fakhri Ekasalam 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80

Keterangan 1 Pendapat Berupa Respon Positif Rata Rata 86

0 Pendapat Berupa Respon Negatif

Nama Siswa

No ASPEK YANG DINILAI

35

Dalam Penelitian ini, kriteria akhir keberhasilan Instrumen Performance Assessment adalah : Kriteria Keberhasilan Pengembangan Instrumen dalam penilitian ini adalah : (1) Instrumen Performance Assessment memenuhi kriteria valid dengan di buktikan hasil rata rata validator ahli menunjukkan kategori Sangat Baik dan peningkatan KKM (2) Kepraktisan Instrumen Performance Assessment memenuhi kriteria praktis dibuktikan dengan angket respon guru tentang penggunaan Penilaian kinerja ini menunjukkan rata rata 85% dengan Kategori “Sangat Positif” dan Praktikum bervisi SETS dengan menggunakan Angket respon siswa sebesar 86% dengan kategori “Sangat Positif” dalam hal peningkatan rsa kepedulian lingkunagn (3) Keefektifan Praktikum Bervisi SETS memenuhi kriteria efektif terbukti dengan kelas eksperimen memiliki rata rata pemahaman konsep dan keterampilan proses lebih baik dari pada kelas kontrol. (4) Terjadi peningkatan pemahaman konsep keterampilan proses sains siswa dengan kategori “ Sedang” sebesar 50,2 % dilihat dari uji n gain. (5). Terpenuhinya minimal 23 siswa tuntas belajar secara klasikal dibuktikan dengan 26 dari 30 siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan. (6) Instrumen Performance Assessment yang dikembangkan dapat mengukur semua indikator keterampilan proses sains siswa. (BSNP 2006 ).

36

BAB VI

Dokumen terkait