• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Kota Blankejeren, Kabupaten Gayo Lues.

1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan menjabarkan tentang deskripsi karakteristik responden dan pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues.

1.1.Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup usia, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan, dan pekerjaan. Dari 80 orang responden yang terkumpul, mayoritas responden berusia 31-40 tahun (45,0%), jenis kelamin laki-laki (53,8%), agama Islam (95,0%), suku Gayo (57,5%), pendidikan SMA (50,0%) dan bekerja sebagai wiraswasta (41,3%). Hasil dapat dilihat pada table 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi, Frekuensi dan Persentasi Karakteristik Demografi Responden pada bulan desember tahun 2010 di puskesmas Kota Blangkejeren. (n=80) N o Karakteristik Demografi f %

1 . Usia 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 31 36 13 38,8 45,0 16,2 2 . Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan 43 37 53,8 46,2 3 . Agama Islam Katolik Protestan 76 3 1 95,0 3,8 1,2 4 . Suku Gayo Aceh Jawa Toba Melayu 46 12 11 7 4 57,5 15,0 13,8 8,2 5,0 5 . Pendidikan SD SMP SMU Diploma 2 18 40 20 2,5 22,5 50,0 25,0 6 . Pekerjaan Wiraswasta Petani Pegawai Tidak Bekerja 33 25 18 4 41,3 31,3 22,4 5,0

1.2.Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada bulan Desember 2010 dengan menyebarkan kuesioner pada 80 responden, mayoritas responden menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues berada dalam kategori cukup (86,3%), 11,3 % responden menyatakan kurang, dan sebanyak 2,5% responden menyatakan baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2.Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kota Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, pada bulan desember tahun 2010 di Puskesmas Kota Blangkejeren.

Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat F % Baik Cukup Kurang 2 69 9 2,5 86,3 11,3

Gambaran pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat yang mengacu pada 7 kegiatan pokok dan kegiatan pengembangan yang dilakukan Puskesmas Kota Blangkejeren adalah sebagai berikut:

1.2.1.Promosi Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa 65% responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan penyuluhan tentang pola hidup sehat, 5,0% responden menyatakan selalu mendapatkan penyuluhan tentang pola hidup sehat,

dan sebanyak 78,8% responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pendidikan kesehatan dengan mengunakan alat peraga atau ceramah dan 2,5% responden menyatakan selalu mendapatkan pendidikan kesehatan dengan mengunakan alat peraga atau ceramah dari petugas puskesmas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.2. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pendidikan kesehatan ibu dan anak sebelum dan sesudah melahirkan (46,3%) dan tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan ibu dan anak sebelum dan sesudah melahirkan (10%), sebanyak 85,0% responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pertolongan persalinan ketika melahirkan dan 2,5% selalu mendapatkan pertolongan persalinanan ketika melahirkan, sebanyak 80,0% responden menyatakan mendapat pemeriksaan kehamilan ketika hamil dan 5,0% mengatakan selalu mendapat pemeriksaan kehamilan ketika hamil dari petugas kesehatan puskesmas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.3.Keluarga Berencana (KB)

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden (66,3%) menyatakan kadang-kadang mendapatkan informasi tentang keluarga berencana (KB), tidak pernah mendapatkan informasi tentang keluarga berencana (KB) sebanyak 15,0%. Sebanyak 55,0% responden kadang-kadang mendapatkan pelayanan keluarga berencana tentang cara mendapat dan menggunakan alat KB,

dan 12,5% selalu mendapat pelayanan keluarga berencana tentang cara mendapat dan menggunakan alat KB. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.4.Perbaikan Gizi

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pelayanan perbaikan gizi di Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pendidikan tentang pencegahan kurang gizi pada keluarga sebanyak 82,5% dan 2,5% menyatakan selalu mendapatkan pendidikan tentang pencegahan kurang gizi pada keluarga, sebanyak 71,3% responden menyatakan tidak pernah mendapatkan program vitamin A untuk balita dan 1,3% responden selalu mendapatkan program vitamin A dari puskesmas, 71,3% responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pendamping makanan tambahan (PMT) dan 7,5% responden yang menyatakan selalu mendapatkan pendamping makanan tambahan (PMT) dari petugas puskesmas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.5.Kesehatan Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa, mayoritas responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan dengan cara memperbaiki tempat pembuangan sampah yang benar (86,3%) dan sebanyak 3,8% tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan dengan memperbaiki tempat pembuangan sampah yang benar. Sebanyak 62,5% responden menyatakan tidak pernah mendapatkan motivasi, menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat dan tidak ada responden yang

menyatakan selalu mendapatkan motivasi, menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat. Sebanyak 81,3% responden menyatakan kadang-kadang dilibatkan dalam pengawasan sanitasi umum dan 1,3% responden tidak pernah dilibatkan dalam pengawasan sanitasi umum. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.6.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) di Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa mayoritas responden kadang-kadang mendapatkan informasi tentang penyakit menular yang sedang terjadi (85,0%) dan 1,3% selalu mendapatkan informasi tentang penyakit menular yang sedang terjadi, sebanyak 73,8% responden kadang-kadang mendapatkan layanan pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan penyemperotan menggunakan insektisida dan 1,3% reponden tidak pernah mendapatkan layanan pencegahan dan pemberantasan penyakit dengan penyemperotan menggunakan insektisida, 53,8% responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan informasi dalam mengenali gejala penyakit menular, seperti: TBC, ISPA dan 3,8% menyatakan tidak pernah. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

1.2.7.Pengobatan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan merujuk kerumah sakit yang terdekat (83,8%) dan 1,3% selalu mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan merujuk kerumah sakit terdekat, jika penyakit saya tidak bisa ditangani di puskesmas, sebanyak 52,5% responden menyatakan tidak pernah

mendapatkan pemeriksaan laboratorium sederhana dan 1,3% selalu mendapatkan pemeriksaan laboratorium sederhana, dan sebanyak 60,0% responden tidak pernah mendapatkan layanan home visit (perawatan dirumah) dan 1,3% selalu mendapatkan layanan home visit (perawatan dirumah). Hasilnya dapat dilihat pada

tabel 5.3.

1.2.8.Kegiatan Pengembangan

Berdasarkan hasil penelitian tentang kegiatan pengembangan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kota Blangkejeren diperoleh bahwa mayoritas responden menyatakan kadang-kadang mendapatkan pembinaan pengobatan tradisional (71,3%) dan tidak ada responden yang selalu mendapatkan pembinaan pengobatan tradisional (0%). Hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Frekuensi, Persentasi Hasil Pernyataan Responden Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kota Blangkejeren Bulan Desember 2010

NO PERNYATAAN

Tidak Pernah Kadang - kadang

N % N % N %

Promosi Kesehatan

1 .

Saya mendapatkan penyulunan tentang pola hidup sehat.

24 30,0 52 65,0 4 5,0

2 .

Saya mendapatkan

pendidikan kesehatan dengan mengunakan alat peraga atau ceramah

15 18,8 63 78,8 2 2,5

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

3

Saya mendapatkan

pendidikan kesehatan ibu dan anak sebelum dan sesudah melahirkan

8 10,0 37 46,3 35 43,8

4

Saya/Istri saya mendapatkan pertolongan persalinan, ketika melahirkan

10 12,5 68 85,0 2 2,5

5

Saya/Istri saya mendapat pemeriksaan kehamilan, ketika hamil

12 15,0 64 80,0 4 5,0

Keluarga Berencana

6

Saya mendapatkan informasi tentang keluarga berencana (KB).

.

7 .

Saya mendapatkan pelayanan keluarga berencana tentang cara mendapat &

menggunakan alat KB 26 32,5 44 55,0 10 12,5 Perbaikan gizi 8 . Saya mendapatkan pendidikan tentang

pencegahan kurang gizi pada keluarga 12 15,0 66 82,5 2 2,5 9 . Anak/Balita saya mendapatkan pelayanan perogram Vitamin A 57 71,3 22 27,5 1 1,3 1 0.

Anak saya mendapatkan makanan tambahan(PMT), Seperti: bubur kacang hijau, susu, dll

17 21,3 57 71,3 6 7,5

Kesehatan lingkungan

11. Saya mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan dengan memperbaiki tempat

pembuangan sampah yang benar

3 3,8 69 86,3 8 10,0

12. Petugas puskesmas mengajak, memotivasi, menajaga dan menciptakan

lingkungan yang sehat di tempat tinggal saya 13. Petugas puskesmas

mengajak/melibatkan saya dalam pengawasan sanitasi umum, seperti: penyediaan air bersih

1 1,3 65 81,3 14 17,5

Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)

14. Saya mendapatkan informasi tentang penyakit menular yang sedang terjadi

dilingkungan tempat tinggal saya, jika sedang terjadi suatu penyakit

11 13,8 68 85,0 1 1,3

15. Saya mendapatkan layanan pencegahan dan pemberantasan penyakit, seperti: malaria, DBD, dll dengan penyemperotan menggunakan insektisida 1 1,3 59 73,8 20 25,0 16. Saya mendapatakan informasi mengenai gejala penyakit menular,seperti: TBC, ISPA

3 3,8 43 53,8 34 42,5

Pengobatan

17. Petugas puskesmas merujuk saya kerumah sakit terdekat, jika penyakit saya tidak dapat

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa dari 80 responden, disimpulkan mayoritas responden menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues berada dalam kategori cukup (86,3%). Namun hal ini bertentangan dengan pernyataan Wardhani (2008) yang menyebutkan masih banyak informasi menunjukan gambaran tentang pandangan masyarakat terhadap rendahnya pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas. Hal ini dapat dibantah dengan adanya kejelasan uraian tugas bagi masing-masing petugas kesehatan, adanya kesempatan tenaga kesehatan untuk mengikuti pelatihan dan adanya perbaikan bimbingan teknis bagi petugas kesehatan. Faktor demografi, fasilitas, mutu dan pelaksanaan tugas puskesmas juga mempengaruhi bagaimana pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat oleh puskesmas.

ditangani di puskesmas 18. Saya mendapatkan

pemeriksaan laboratorium sederhana

42 52,5 37 46,3 1 1,3

19. Saya mendapatakan layanan

home visit (perawatan rumah)

48 60,0 31 38,8 1 1,3 Kegiatan Pengembangan 20. Saya mendapatkan pembinaan pengobatan tradicional 23 28,8 57 71,3 0 0

Berdasarkan data penelitian diperoleh bahwa 95% responden adalah pekerja (wiraswasta 41,3%, petani 31,3%, dan pegawai 22,4%). Faktor ini menyebabkan masyarakat seringkali untuk melakukan pemeriksakan kesehatannya ke puskesmas. Hal ini sesuai dengan data Puskesmas Kota Blangkejeren (2009) menunjukan bahwa jumlah masyarakat yang berkunjung ke puskesmas dan memanfaatkan pelayanan yang ada cukup banyak, sehingga pemberian pelayanan kesehatan masyarakat dapat mencapai target atau tujuan dari puskesmas seperti yang diharapkan. WHO (1984) dalam Junita (1998) menyebutkan bahwa ketersediaan waktu, uang dan tenaga mempengaruhi pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan misalnya adanya responden yang tidak pernah mendapatkan pemeriksaan laboratorium sederhana. Hal ini menunjukan fasilitas pelayanan puskesmas kota Blangkejeren belum berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dinas Kesehatan Kabupaten Gayo Lues (2009) yang menyebutkan bahwa masih banyak penduduk Gayo Lues yang tidak mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat dari puskesmas. Chayatin & Mubarak (2009) menyebutkan bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat meningkatkan pelayanan kesehatan karena adanya peralatan kedokteran yang lebih canggih dan memadai. Selain itu tersedianya fasilitas yang memadai juga mempengaruhi pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas (WHO, 1994 dalam Junita, 1998).

Kualitas (mutu) pelayanan kesehatan masyarakat didukung dengan pelaksanaan tugas pokok dan tugas pengembangan yang dijalankan oleh puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian dengan menyebarkan kuesioner yang berisi 20 pernyataan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat yang berpedoman pada tugas pokok dan pengembangan puskesmas, diperoleh bahwa hampir seluruh (mayoritas) pernyataan dijawab responden dengan “kadang- kadang” antara lain tentang pelayanan promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), informasi gizi dan PMT, perbaikan sampah dan keterlibatan dalam sanitasi lingkungan, P2M, dan rujukan kesehatan. Hasil ini menggambarkan bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Kota Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues berada dalam kategori cukup (86,3%). Azwar (1999) menyebutkan bahwa pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat (acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan. Selain itu, mutu (kualitas) menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selain itu terdapat beberapa tugas pelayanan puskesmas yang diberikan kepada masyarakat seperti pelayanan pemberian makanan tambahan (71,3%), petugas mengajak, memotivasi dalam menjaga dan menciptakan lingkungan yang sehat (62,5%) dan layanan rujukan (83,8%). Hal ini menunjukan pelayanan

kesehatan masyarakat sudah memenuhi kebutuhan masyarakat tentang kesehatan, terutama gizi. Chayatin & Mubarak (2009) mutu atau kualitas pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan pasar atau konsumen, karena pelayanan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memberikan kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.

\

Dokumen terkait