• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Bergas, Kabupaten Semarang pada tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah XI-1tanpa menggunakan metodeProject Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship, sedangkan kelas eksperimen adalahXI-2 dengan penerapan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Kelas kontrol dan kelas eksperimen mendapatkan empat kali pertemuan.Pertama penelitian di awali dengan adanya prettestdan posttest.Prettest

dan posttestini di lakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa. Sedangkan pertemuan pertama mulai dengan pokok bahasan materi mengidentifikasi yang termasuk suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid dengan melakukan percobaan sederhana. Pertemuankedua membahas pokok bahasan materi hasil sifat-sifat koloid dengan melakukan percobaan sederhana dan membuat desain proyek es krim dan VCO. Pertemuan ketiga dilanjutkan dengan pokok bahasan pembuatan koloid dan membuat jadwal membuat proyek. Kemudian pertemuan keempat melanjutkan materi dengan pokok kegunaan koloid, mengevaluasi proyek dengan membuat laporan dan menjawab pertanyaan. Sedangkan untuk kelas kontrol sama materi yang

diajarkan tetapi tidak melakukan percobaan sederhana dan membuat proyek. Perbedaan kedua kelas tersebut terdapat pada kegiatan inti. Kelas kontrol menggunakan metode ceramah yang pada kegiatan intinya, siswa di jelaskan terlebih dahulu mengenai pokok bahasan materi, sedangkan kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship

dimana pada kegiatan inti siswa tidak dijelaskan terlebih dahulu mengenai materi, hanya saja guru memberikan bimbingan dan penguatan.

4.1.1Analisis Data Tahap Awal

Analisis tahap awal dilakukan untuk membuktikan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kondisi awal yang sama. Analisis tahap awal yang diperoleh dapat digunakan sebagai syarat pengambilan teknik sampling. Karena data yang dihasilkan berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama sehingga digunakan teknik cluster random sampling. Data yang digunakan pada analisis tahap awal ini adalah data UTS (ulangan tengah semester) kimia kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas Kabupaten Semarang pada semester genap. Tabel 4.1 menunjukkan data awal populasi kelas XI IPA yang berjumlah 3 kelas.

Tabel 4.1 Data Awal Populasi Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bergas

Kelas N Rata-rata SD Skor

tertinggi Skor terendah XI-1 31 80.322 96.026 98 60 XI-2 32 80.453 130.764 96 53 XI-3 32 80.193 101.028 98 60

4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas Populasi

Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan cara membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan taraf signifikan 5% kemudian menarik kesimpulan, jika maka dara berdistribusi normal.Untuk kelas XI-1 diperoleh nilai 6,9550953 dengan criteria dan dk = 6 diperoleh

Karena maka dapatdisimpulkan bahwa kelas XI-1 berdistribusi normal. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Populasi

Kelas Kriteria

XI-1* 6,9550953 7,81 Berdistribusi normal XI-2* 6,625200405 7,81 Berdistribusi normal XI-3 6,984592229 7,81 Berdistribusi normal *sampel kelas penelitian

Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh untuk setiap data lebih kecil dari hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Uji normalitas populasi dapat dilihat pada lampiran 12, 13, dan 14.

4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas Populasi

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam keadaan homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan teknik cluster random samplingdenga uji chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika untuk seluruh data lebih kecil dari Dari perhitungan diperoleh = 0,861 lebih kecil dari =

5,99. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 15.

4.1.1.3 Uji Kesamaan Rata-rata Keadaan Awal Populasi (Uji Anava)

Uji kesamaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji anava untuk mengetahui kesamaan rata-rata dari 3 kelas.Suatu populasi dikatakan memiliki kesamaan rata-rata jika Fhitung< FTabel. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 0,20

dan Ftabel = 3,10. Karena Fhitung <FTabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan awal dari ketiga kelas anggota populasi tersebut. Uji kesamaan rata-rata keadaan awal populasi dapat dilihat pada lampiran 16.

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji anava, menunjukkan bahwa populasi berdistribusi normal dan memiliki homogenitas yang sama serta tidak ada perbedaan rata-rata dari populasi, maka syarat pengambilan sampel cluster random sampling terpenuhi. Berdasarkan pengambilan sampel secara acak terpilih kelas XI-1 dan XI-2 sebagai sampel penelitian ini.

4.1.2Analisis Data Selama Proses Pembelajaran PjBL Berbasis Chemoentrepreneurship

Analisis tahap ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang telah dikemukakan. Data yang digunakan dalam analisis tahap ini adalah data hasil tes akhir (posttest) sedangkan nilai (pretest) digunakan untuk mengetahui keadaan awal, baik kelas eksperimen maupun kontrol. Nilai pretest dimaksudkan baik kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki tingkat keterampilan proses sains yang hampir sama pada

materi koloid. Data keterampilan proses sains yang diperoleh dari nilai pretest dan

posttest materi koloid pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Data Nilai Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Sumber variansi Kelas kontrol Kelas eksperimen Pre test Pos test Pretest Pos test

Rata-rata 44,51 75,96 44,53 83,7 Varians 9,51 9,34 10,87 7,72 Nilai Tertinggi 60 95 65 95 Nilai terendah 30 60 30 60 Rentang 30 35 35 35 ∑ yang ≥ 75 0 20 0 30 4.1.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pretest

dan posttest yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan teknik statistik apakah memakai teknik statistik parametrik atau nonparametrik. Teknik statistik parametrik digunakan apabila data yang dianalisisberdistribusi normal sedangkan teknik statistik nonparametrik digunakan apabila data tidak berdistribusi normal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika X2hitung< X2Tabel.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4Hasil Uji Normalitas

Kelas Data X2hitung Kriteria

Kontrol Pre test 4,71 Berdistribusi normal Eksperimen Pre test 6,19 Berdistribusi normal Kontrol Pos test 6,55 Berdistribusi normal Eksperimen Pos test 7,40 Berdistribusi normal

Berdasarkan hasil analisis diperoleh X2hitung untukksetiap data lebih kecil dari

X2Tabel dengan dk = 6 dan α = 5%,yang berarti data berdistribusi normal. Data yang

telah dianalisis berdistribusi normal, maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Uji normalitas data hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 18 dan 19, sedangkan uji normalitas data hasil postestkelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24.

4.1.2.2 Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians bertujuan untuk mengetahui ada perbedaan varians tidak dari dua kelas yang diteliti, kedua kelas dikatakan tidak ada perbedaan jika Fhitung < FTabel. Hasil uji kesamaan dua varians data hasil pretest dan postest

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians Data Pretest dan Data Postest

Data Fhitung FTabel Kriteria

Pre test 1,306 2,07 Kedua kelas mempunyai varians yang sama Pos test 1,464 2,06 Kedua kelas mempunyai varians yang sama

Hasil perhitungan diperoleh harga Fhitungpretestsebesar 1,306

sedangkanFhitungposttest sebesar 1,464.Hasil keduanya lebih kecil dari FTabel, jadi

dapat dikatakan Fhitung < FTabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varians kedua

kelas sama untuk pretest dan posttest. Uji kesamaan dua varians data hasil pretest

kesamaan dua varians data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 25.

4.1.2.3 Uji t

Uji t nilai postest dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan proses sains siswa kelas eksperimen lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa kelas kontrol setelah dilakukan perlakuan. Data yang digunakan dalam uji hipotesis adalahdata hasil postest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji t posttest

dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Uji tPosttest

Data Thitung TTabel Kriteria

Pos test

3,606 1,99 Rata-rata posttest kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol

Berdasarkanhasil analisis uji t postest diperoleh nilai thitung lebih besar dari

t(1-α)(n1+n2-2) dengan dk = 61 dan taraf signifikan 5%, terlihat bahwa untuk posttest

Thitung> TTabel, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti ada perbedaan hasil

postest yang signifikan yaitu keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari keterampilan proses sains siswa kontrol. Hasil perhitungan Thitung

memenuhi kriteria pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship terhadap keterampilan proses sains lebih baik dari pada pembelajaran menggunakan metode ceramah. Perhitungan selengkapnya uji t dua pihak data postest terdapat pada lampiran 26.

4.1.2.4 Hasil Uji Average Normalized Gain (G)

Uji gain dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan keterampilan proses sainskelas kontrol dan kelas eksperimen. Keterampilan proses sains dari uji gain (g) disajikan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Uji Average Normalized Gain (G) Kelas Reratapretest Rerata

postest

(g) Kategori

Kontrol 44,52 75,97 0,57 Sedang

Eksperimen 44,53 83,75 0,71 Tinggi

Berdasarkan hasil uji (g) dapat disimpulkan bahwa peningkatan rerata keterampilan proses sains siswa pada kelas eksperimen mencapai kategori tinggi, sedangkan pada kelas kontrol mencapai kategori sedang (Hake:1). Hasil tes menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol. Peningkatan keterampilan proses sains siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan uji gain (g) disajikan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

0 0.2 0.4 0.6 0.8 Kontrol Eksperimen Nila i N -g a in Kelas

4.1.2.5Hasil Analisis Data Sikap

Data sikap siswa diperoleh melalui pengamatan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Penilaian siakapini untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen meliputi perhatian dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan (rasa ingin tahu), keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, tanggungjawab, partisipasi/kerjasama, kejujuran, kemampuan menghargai pendapat teman, disiplin, kelengkapan buku. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang sudah dimiliki siswa dan aspek mana yang masih perlu dibenahkan dan dikembangkan lagi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik, cukup,dan jelek. Penilaian aspek sikap diperoleh dari observasi terhadap siswa pada saat proses pembelajaran. Data tiap aspek sikap pada kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2 Hasil Aspek Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 0.000 0.500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 N ILAI ASPEK KELAS KONTROL

Data rata-rata tiap aspek penilaian afektif kelas kontrol dan kelas eksperimen disajikan pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Data Penilaian Sikap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Aspek yang diamati Kontrol Rata-rata nilai tiap aspek Eksperimen Perhatian dalam mengikuti pelajaran 2.99 3.55 Keaktifan siswa dalam mengajukan

pertanyaan (rasa ingin tahu) 2.47 2.75

Keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyaan 2.51 2.54

Tanggung jawab 3.63 3.71

Partisipasi atau kerjasama 3.31 3.42

Kejujuran 3.19 3.26

Kemampuan menghargai pendapat

teman 3.41 3.59

Disiplin 3.75 3.66

Kelengkapan Buku 3.32 3.42

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada kelas eksperimen dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Melalui petunjuk-petunjuk guru, siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Presentase nilai siswa yang diperoleh pada kelas kontrol sebesar 78 dan pada kelas eksperimen yaitu 80.Berdasarkan nilai persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.Hasil analisis nilai sikap selengkapnya dapat dilihat pada lampiran28.

4.1.2.6 Hasil Analisis Data Keterampilan Laboratorium

Berdasarkan data dari observasi yang dilakukan selama praktikum dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi, diperoleh hasil analisis nilai keterampilan laboratorium siswa tiap aspek sebagai berikut :

Tabel 4.9 Data Rata-rata Hasil Keterampilan Laboratorium

Aspek Item Skor

Kontrol Eksperimen Investigasi/

merencanakan percobaan

Menyiapkan alat dan bahan Membuat tabel hasil pengamatan

3,58 3,47

3,63 3,51

Observasi Mengamati perbedaan larutan, suspensi, dan koloid

Mengamati sifat-sifat koloid effek Tyndall dan Adsobsi

3,27 3,01

3,40 3,04 Klasifikasi Mencatat setiap pengamatan ke

dalam tabel

3,18 3,23

Prediksi Memperkirakan bentuk campuran (homogen atau heterogen)

3,42 3,49

Interpretasi Menganalisis data

Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan

3,35 3,38

3,38 3,72 Komunikasi Mempresentasikan hasil pengamatan

Menyimak pendapat/gambaran yang disampaikan tiap kelompok

Menjawab/menanggapi pertanyaan 3,32 3,40 3,29 3,81 3,75 3,80

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa, keterampilan proses sains pada keterampilan laboratorium menujukkan hasil yang positif. Hal ini persentase nilai kelas kontrol 67, sedangkan kelas eksperimen sebesar 71. Berdasarkan nilai peresentase tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan laboratorium kelas eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Lembar observasi untuk proyek diberikan kepada observer pada saat persentasi proyek berlangsung. Lembar observasi diberikan untuk mengetahui apakah dengan pembelajaran menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship pada materi koloid dapat atau tidak meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi keterampilan proses sains siswa terdiri dari 5 penilaian yang meliputi investigasi/merencanakan percobaan, observasi, klasifikasi, interpretasi, dan komunikasi. Kriterianya meliputi sangat baik, baik, cukup, jelek. Data rata-rata tiap aspek proyek keterampilan proses sains siswakelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Rata-rata Proyek KeterampilanProses Sains Siswa Kelas Eksperimen Aspek yang diamati Rata-rata nilai tiap aspek

Es krim VCO Investigasi/merencanakan percobaan

a. Menyiapkan alat dan bahan b. Membuat tabel hasil pengamatan

3,16 3,22

3,33 3,12 Observasi

a. Mengamati saat pengadukan antara santan dan minyak terpisah

b. Mengamati saat pencampuran bahan

3,33

3,60 Klasifikasi

a. Mencatat setiappengamatan ke dalam tabel

3,62 3,5

Interpretasi

a. Menganalisis data

b. Membuat kesimpulan sesuai dengan hasil pengamatan 3,5 3.58 3,45 3,58 Komunikasi

a. Mempresentasikan hasil pengamatan b. Menyimak pendapat/gambaran yang

disampaikan tiap kelompok c. Menjawab/menanggapi pertanyaan 3,56 3,54 3,52 3,62 3,47 3,43

Berdasarkan hasil perhitungan proyek siswaselama persentasi berlangsung menunjukkan persentase nilai proyek es krim dan VCO yaitu sebesar 70. Kelas eksperimen dalam proyek keterampilan proses sains sangat baik.Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen menggunakan metode Project Based Learning berbasis

Chemoentrepreneurship yang banyak kegiatan pembelajarannya melakukan percobaan, diskusi dan presentasi, dan pada kelas kontrol siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Dalam penelitian inisiswa dapat merencanakan percobaan, observasi, mengklasifikasi, interpretasi, dan komunikasi dengan baik.

4.1.2.7 Analisis Angket Tanggapan Siswa

Data analisisangket diperoleh dari angket yang dibagikan kepada siswa. Angket diberikan kepada siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Bergas. Angket diberikan kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan metode Project Based Leraning berbasis

Chemoentrepreneurship pada materi koloid. Angket terdiri dari 19 pertanyaan, berisi ceklis „sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju‟. Hasil penyebaran angket disajikan pada Tabel 4.11

Tabel 4.11 Hasil Angket Tanggapan Siswa

No Pertanyaan Jawaban

SS S KS TS

Motivasi

1 Apakah saya merasa senang pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning?

25% 43,75% 28% 3%

2 Apakah saya merasa tertarik pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning?

3 Setelah mengetahui pembelajaran dilaksanakan dengan model Project Based Learning apakah memotivasi saya untuk lebih giat belajar?

28,13% 65,63% 6,25% 0%

4 Dengan diskusi di kelas apakah membuat saya termotivasi dalam belajar?

25,00% 75,00% 0% 0% Kerjasama

5 Apakah dengan model Project Based Learning dapat meningkatkan kerjasama dalam kelompok?

53,13% 43,75% 0% 0%

6 Apakah dengan kerjasama membuat saya dapat lebih memahami materi yang disampaikan?

25,00% 59,38% 15,63% 0%

7 Apakah dengan kerjasama membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran?

21,88% 71,88% 6,25% 0% Penguasaan Materi

8 Apakah dengan model Project Based Learning membuat saya lebih mudah memahami materi?

15,63% 71,88% 12,50% 0%

9 Apakah pembelajaran dengan menggunakan model Project Based

Learning dapat meningkatkan

kemampuan saya untuk mengingat suatu konsep materi?

13% 71,88% 15,63% 0%

10 Apakah dengan model Project Based Learning saya lebih mudah belajar?

12,50% 62,50% 25,00% 0% 11 Apakah dengan model Project Based

Learning membuat saya lebih mudah mencerna materi?

34,38% 59,38% 6,25% 0%

Kemampuan bertanya

12 Apakah dengan model Project Based Learning dapat meningkatkan keberanian saya dalam bertanya?

15,63% 84,38% 0% 0%

13 Apakah dengan model Project Based Learning membuat siswa lebih berani menanggapi pendapat teman?

15,63% 75,00% 9% 0%

Presentasi hasil diskusi

14 Apakah dengan model Project Based Learning membuat saya lebih percaya diri dalam menyampaikan hasil diskusi?

21,88% 71,87% 6,25% 0%

15 Apakah dengan model Project Based Learning membuat saya lebih aktif saat mempresentasikan hasil diskusinya?

16 Apakah dengan model Project Based Learning membuat saya lebih berani tampil di depan kelas?

21,88% 68,75% 9,38% 0%

17 Apakah pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning melatih saya untuk kreatif?

25,00% 62,50% 12,50% 0%

Penghargaan

18 Apakah dengan pemberian penghargaan membuat saya lebih bersemangat dalam belajar?

25,00% 65,63% 9,38% 0%

19 Apakah dengan penghargaan yang dilakukan melalui model Project Based Learning membuat saya merasa senang dan termotivasi?

25,00% 56,25% 18,75% 0%

Dari Tabel 4.11, hasil perhitungan diperoleh rata-rata banyak siswa yang memilih Setuju = 63,13%, Sangat setuju = 24,01% dan Kurang setuju = 11%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Project Based Learningpada materi koloidberhasil. Siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan metode

Project Based Learningkarena lebih menyenangkan, menarik, dan dapat membuat siswa lebih mudah mendapatkan manfaat yang dipelajari, hal ini dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa yang tinggi, motivasi siswa dalam belajar, keberanian siswa dalam bertanya dan aktif mengungkapkan pendapatnya, serta siswa lebih mudah memahami materi yang terlihat dari nilai posttest siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan metode Project Based Learning juga dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Persentase Hasil Analisis Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Dengan Metode Project Based Learning

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

4.2

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui meningkatkan keterampilan proses sains siswa serta bagaimana tanggapan siswa terhadap metode pembelajaranProject Based Learning berbasis chemoentrepreneurship. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kuasi eksperimen yaitu terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen. Menurut (Arikunto, 2010), penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan yaitu dengan adanya kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan tetapi ikut mendapat pengamatan, yang biasa disebut sebagai kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Bergas, kabupaten semarang pada tanggal 10 Maret sampai 10 Juni 2015 pada kelas XI IPA tahun pelajaran 2014/2015.

Sangat Setuju

Setuju

Populasi dalam penelitian ini kelas XI SMA Negeri 1 Bergas sebanyak 94 orang, yang terbagi dalam tiga kelas. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata- rata (uji anava) menggunakan nilai ulangan tengah semster genap yang dilakukan sebelum penelitian kepada seluruh kelas XI.

Dari perhitungan diketahui semua kelas dalam populasi berdistribusi normal. Dari uji homogenitas populasi mempunyai homogenitas yang sama sehingga dapat menggunakan cluster random sampling untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Dengan cluster random sampling diperoleh kelas XI-1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 31 orang yang menggunakan metode seperti biasanya (ceramah) dan XI-IPA 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32 orang yang diberi pembelajaran dengan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship.

Peneliti memilih pokok bahasan koloid karena didalam pokok bahasan ini kebanyakan hafalan sehingga dianggap sulit oleh kebanyakan siswa. Sebelum pelaksanaan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba soal yang digunakan untuk pretest dan posttest pada kelas yang sudah mendapatkan materi koloid yaitu siswa kelas XI SMA Negeri 5 Magelang.

Sebelum pelaksanaan penelitian, kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest

untuk mengetahui apakah kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling

berawal dari kondisi yang sama. Berdasarkan uji normalitasnya didapatkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal. Pada analisis kesamaan kedua varians awal sampel, didapatkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Hal ini berarti kondisi

awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, terlihat juga dari rata-rata nilai pretest yang tidak jauh berbeda. Rata-rata tes awal kedua kelas adalah 44,51untuk kelas kontrol dan 44,53 untuk kelas eksperimen. Setelah dilakukan analisis uji t, diperoleh thitung sebesar 1,306 lebih kecil dari ttabel

sebesar 2,07 yang berarti bahwa kedua kelas memiliki rata-rata yang relatif sama. Hasil analisis dari data tes awal kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama. Uji data awal penelitian ini akan memeperkuat hasil simpulan akhir yang diperoleh karena telah diketahui bagaimana keadaan awal sampel. Kemudian kedua kelas diperlakukan dengan pemmbelajaran yang berbeda yaitu kelas kelas kontrol menggunakan metode seperti biasanya (ceramah), sedangkan kelas eksperimen dengan menggunakan metode Project Based Learning berbasis Chemoentrepreneurship pada materi koloid.

Proses pembelajaran pada kelas kontrol dilaksanakan seperti biasanya dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.Pada pertemuan pertama, guru mengadakan pretest terlebih dahulu sebagai tolak ukur sebelum dikenakan perlakuan setelah pretest guru menjelaskan pengertian sistem koloid dan mennjelaskan macam- macam koloid. Pertemuan kedua dengan alokasi 3 jam.Guru menjelaskan pengertian sifat-sifat koloid. Petemuan ketiga dengan alokasi waktu 2 jam, guru menjelaskan mengenai pembuatan sistem koloid. Pertemuan keempat guru menjelaskan penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga memberikan latihan soal kepada siswa pada sub materi yang diajarkan. Siswa kemudian berlatih menyelesaikan soal sesuai sub materi yang telah dijelaskan. Kemudian jawaban

pertanyaan dibahas bersama-sama dan siswa secara bergiliran membacakan jawaban, sehingga apabila siswa mengalami kesulitan dapat bertanya langsung pada guru dan guru dapat mengamati sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Setelah selesai materi dilanjutkan dengan posttest.

Peneliti mengalami beberapa hambatan selama proses pembelajaran yaitu (1) Beberapa siswa terkadang tidak memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi, (2) Siswa kurang memperhatikan ketika siswa yang lain mengerjakan soal. Cara yang

Dokumen terkait