• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Universitas Sumatera Utara adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia dan merupakan universitas tertua serta terbaik yang terletak di luar Pulau Jawa, yaitu di Pulau Sumatera. USU juga adalah

universitas yang pertama di Pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. Gedung Fakultas Kedokteran USU terdapat di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Jl. Dr. Mansur No.5 Medan

Kampus ini memiliki luas sekitar 122 Ha, dengan zona akademik sekitar 100Ha berada di tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini terdiri daripada 30 orang mahasiswa yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Mahasiswa yang dipilih telah diseleksi menurut kriteria inklusi dan eksklusi sebelumnya. Dari 30 jumlah sampel yang diambil, sampel dapat didistribusikan menurut karakteristik jenis kelamin dan umur seperti tabel di bawah.

5.1.3. Distribusi Karakteristik Sampel Tabel 5.1. Deskripsi karakteristik sampel Karakteristik Subjek (n=30) Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki 7 23,3 Perempuan 23 76,7 Umur 18- <21 8 26,7 21-23 22 73,3

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar sampel adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 orang (76,7%), kemudian laki-laki sebanyak 7 orang (23,3%). Frekuensi umur sampel terbanyak terdapat pada umur 20-23 tahun yaitu 22 orang (73,3%), kemudian umur 18-<20 tahun sebanyak 8 orang (26,7%).

5.1.4. Hasil Analisa Data

5.1.4.1 Analisa Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kopi Yang Diminum Tabel 5.2 Distribusi sampel berdasarkan jenis kopi yang diminum

Jenis kopi Frekuensi (n) Persentase (%)

Berkafein 15 50,0

Dekafein 15 50,0

Jumlah 30 100,0

Dari tabel didapatkan bahwa distribusi sampel berdasarkan jenis kopi adalah sama yaitu 15 orang (50,0%) mendapat kopi berkafein dan 15 orang (50,0%)

5.1.4.2. Analisa Aspek Dalam Kuesioner Kualitas Tidur Berdasarkan Jenis Kopi Yang Diminum

Tabel 5.3 Distribusi jumlah jam tidur berdasarkan jenis kopi yang diminum *=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi jumlah jam tidur terbanyak adalah tidur kurang dari 5 jam yaitu 10 orang (66,7%) dan yang paling sedikit adalah tidur lebih dari 7 jam yaitu 0 orang (0%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi jumlah jam tidur terbanyak adalah di antara 6-7 jam yaitu 7 orang (46,7) dan yang paling sedikit adalah lebih dari 7 jam yaitu 1 orang (6,7%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,028), ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah jam tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Jumlah jam tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein n % n % n % < 5 jam 10 66,7 2 13,3 12 40,0 0,028* 5-6 jam 3 20,0 5 33,3 8 26,7 6-7 jam 2 13,3 7 46,7 9 30,0 > 7 jam 0 0 1 6,7 1 3,3 Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0

Tabel 5.4 Distribusi onset tidur berdasarkan jenis kopi

Onset tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein n % n % n % > 60 menit 6 40,0 1 6,7 7 23,3 0,028* 31-60 menit 5 33,3 2 13,3 7 23,3 16-30 menit 3 20,0 3 20,0 6 20,0 <15 menit 1 6,7 9 60,0 10 33,3 Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0 *=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi onset tidur terbanyak adalah lebih dari 60 menit yaitu 6 orang (40,0) dan yang paling sedikit adalah onset kurang dari 15 menit yaitu 1 orang (6,7%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein,frekuensi onset tidur terbanyak adalah kurang dari 15 menit yaitu 9 orang (60,0) dan yang terendah adalah onset lebih dari 60 menit yaitu 1 orang (6,7%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,028), ini menunjukkan adanya terjadi perpanjangan dari onset tidur yang signifikan pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi terbangun pada malam hari berdasarkan jenis kopi

Frekuensi terbangun pada malam hari

Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein n % n % n % > 5 kali 1 6,7 0 0 1 3,3 0,009* 3-4 kali 3 20,0 0 0 3 10,0 1-2 kali 10 66,7 5 33,3 15 50,0 Tidak ada 1 6,7 15 66,7 11 36,7 Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0 *=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel yang mendapat kopi berkafein banyak yang mengeluhkan frekuensi mereka terbangun pada malam hari adalah antara 1 hingga 2 kali yaitu 10 orang (66,7%) dan yang paling sedikit adalah mereka yang tidak terbangun sama sekali pada malam hari yaitu 1 orang (6,7%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, kebanyakan mereka tidak mengeluhkan terbangun pada malam hari yaitu 10 orang (66,7%) dan yang paling sedikit yaitu tiada sampel yang dilaporkan terbangun 3-4 kali (0%) atau terbangun lebih dari 5 kali (0%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,009), ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari frekuensi terbangun pada malam hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Tabel 5.6 Distribusi kedalaman tidur berdasarkan jenis kopi yang diminum

Kedalaman tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein

n % n % n %

Sebentar- bentar terbangun 3 20,0 1 6,7 4 13,3 0,003* Tidur dan kemudian terbangun 7 46,7 2 13,3 9 30,0

Tidur tapi tidak nyenyak 4 26,7 1 6,7 5 16,7 Tidur sangat nyenyak 1 6,7 11 73,3 12 40,0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0 *=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel, bagi sampel yang mendapat kopi berkafein frekuensi kedalaman tidur terbanyak adalah mereka yang tidur dan kemudian terbangun yaitu 7 orang (46,7%) dan yang paling sedikit adalah sampel yang tidur sangat nyenyak yaitu 1 orang (6,7%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi kedalaman tidur

terbanyak adalah mereka yang tidur yang sangat nyenyak yaitu 11 orang (73,3%) dan paling sedikit adalah sampel yang mengeluhkan tidur tapi tidak nyenyak dan

sebentar-bentar terbangun, masing-masing kategori hanya 1 orang (6,7%). Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,003), ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dari kedalaman tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Tabel 5.7 Distribusi kepuasan tidur berdasarkan jenis kopi

Kepuasan tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein

n % n % n %

Tidak sama sekali 5 33,3 1 6,7 6 20,0 0,009* Sedikit puas 7 46,7 2 13,3 9 30,0

Cukup puas 3 20,0 11 73,3 14 46,7

Sangat puas 0 0 1 6,7 1 3,3

Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0

*=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi kepuasan tidur terbanyak adalah mereka yang sedikit puas yaitu 7 orang (46,7%) dan paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasakan sangat puas dengan tidur malamnya (0%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, mereka merasakan frekuensi terbanyak kepuasan adalah cukup puas yaitu 11 orang (73,3%) dan yang paling sedikit adalah sampel yang tidak puas sama sekali yaitu 1 orang (6,7%) dan sampel yang merasa sangat puas dengan tidur malamnya juga 1 orang (6,7%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,009), ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dari kepuasan tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

Tabel 5.8 Distribusi aktivitas pada pagi hari berdasarkan jenis kopi

Aktivitas pada pagi hari Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein

n % n % n %

Sangat lemah/lelah 0 0 0 0 0 0 0,028*

Lemah/ lelah 5 33,3 2 13,3 7 23,3

Sedikit lemah/ lelah 9 60,0 4 26,7 13 43,3 Tidak lemah/lelah 1 6,7 9 60,0 10 33,3

Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0

*=Uji Kolmogrov-Smirnov

Berdasarkan tabel, sampel yang mendapat kopi berkafein banyak yang mengeluhkan mereka merasa sedikit lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9 orang (60,0%). dan frekuensi paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasa sangat lemah untuk berakitivitas pada pagi hari (0%)

Pada kebanyakan sampel yang mendapat kopi dekafein, mereka merasakan tidak lemah untuk beraktivitas pada pagi hari yaitu 9 orang (60,0%) dan frekuensi yang paling sedikit yaitu tiada sampel yang merasa sangat lemah untuk berakitivitas pada pagi hari (0%)

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,028), ini menunjukkan bahwa adanya terjadi perburukan yang signifikan dalam beraktivitas pada pagi hari pada sampel yang mendapat kopi berkafein.

5.1.4.3 Hasil Analisa Statistik Hubungan Antara Jenis Kopi Dengan Kualitas Tidur

Tabel 5.9 Hasil analisa statistik hubungan antara jenis kopi dengan kualitas tidur Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Kualitas tidur Jenis kopi yang diminum Jumlah p-value Berkafein Dekafein n % n % n % Baik 1 6,7 11 73,3 12 40,0 0,003* Sedang 8 53,3 3 20,0 11 36,7 buruk 6 40,0 1 6,7 7 23,3 Jumlah 15 100,0 15 100,0 30 100,0 *=Uji Kolmogrov-Smirnov

Kualitas tidur diukur dari hasil total skor kuesioner. Nilai 0-6 menandakan kualitas tidur buruk, nilai 7-12 menandakan kualitas tidur sedang dan nilai 13-18 menandakan kualitas baik.

Dari tabel didapatkan bahwa bagi sampel yang mendapat kopi berkafein, frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kategori sedang yaitu 8 orang (53,3%) dan yang paling sedikit adalah kategori baik yaitu 1 orang (6,7%).

Pada sampel yang mendapat kopi dekafein, frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kategori baik yaitu 11 orang (73,3%) dan yang paling sedikit adalah kategori buruk yaitu 1 orang (6,7%).

Pada hasil uji statistik Kolmogrov-Smirnov diperoleh p-value < 0,05 (nilai signifikansi adalah 0,003), ini menunjukkan terjadi perburukan yang signifikan kualitas tidur pada sampel yang mendapat kopi berkafein

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, sampel yang mendapat kopi berkafein banyak memiliki kualitas tidur sedang yaitu 8 orang (53,3%). Sedangkan bagi sampel yang mendapat kopi dekafein, banyak memiliki kualitas tidur baik yaitu 11 orang (73,3%). Pada hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan kafein dengan kualitas tidur pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Sumatera Utara.

Hal ini berkaitan dengan mekanisme kerja utama kafein yaitu menghambat reseptor adenosin. Adenosin merupakan neurotransmitter yang efeknya mengurangkan aktivitas sel terutama sel saraf. Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosin berikatan dengan kafein, efek yang berlawanan dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulans kafein (Allsbrook, 2008).

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Drapeau et al (2006) yang meneliti efek penggunaan kafein 200mg sebelum tidur pada kelompok umur muda dan pertengahan. Hasil menunjukkan kafein mengurangkan kualitas tidur (p<0,09) dan, pada kedua kelompok. Selain itu, penelitian oleh Harrison dan Horne (2000) yang meneliti efek penggunaan kafein 350mg pada sampel dengan insomnia menunjukkan bahwa kafein menurunkan kualitas tidur (p<0,05) pada sampel dengan insomnia. Ini menunjukkan bahwa kafein menurunkan kualitas tidur bukan saja pada orang normal tetapi juga pada sampel dengan kondisi insomnia.

Pada penelitian ini, hasil perbandingan antar kedua kelompok menunjukkan bahwa terjadi perburukan pada jumlah jam tidur, onset tidur, frekuensi terbangun di malam hari, kedalaman tidur, kepuasan tidur dan disfungsi pada pagi hari pada kelompok yang mendapat kopi berkafein. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perburukan kualitas tidur pada kelompok yang mendapat kafein.

Berdasarkan hasil penelitian, 66,7% sampel yang mendapat kopi berkafein mengeluhkan jam tidur mereka kurang dari 5 jam, dan 46,7% sampel yang mendapat kopi dekafein, jam tidur mereka adalah di antara 6-7 jam. Ini menunjukkan terjadinya perburukan pada jumlah jam tidur. Hal ini bersamaan dengan penelitian oleh

Brezinova (1974) yang menemukan pada sampel yang mendapat kopi berkafein terjadi penurunan dari jumlah jam tidur selama 2 jam (p<0,01) dan penelitian Drapeau et al (2006) yang menunjukkan kafein menurunkan jumlah jam tidur (p<0,02).

Pada 40% sampel yang mendapat kopi berkafein mengeluhkan onset tidur yang lebih dari 60 menit, dan onset tidur 60% sampel yang mendapat kopi dekafein adalah kurang dari 15 menit. Dari uji statistik menunjukkan terdapat perburukan dari onset tidur sampel yang mendapat kopi berkafein. Hal ini bersamaan dengan penelitian Brezinova (1974) yang menemukan kafein meningkatkan onset tidur dengan nilai rata-rata 66 menit (p<0,01) dan penelitian oleh Drapeau et al (2006) yang menunjukkan kafein memanjangkan onset tidur (p<0,01).

Pada 66,7% sampel yang mendapat kopi berkafein mengeluhkan frekuensi mereka terbangun pada malam hari antara 1 hingga 2 kali dan 60% sampel yang mendapat kopi dekafein tidak mengeluhkan terbangun pada malam hari. Penelitian oleh Brezinova (1974) juga mendapat hasil yang sama yaitu peningkatan frekuensi terbangun pada malam hari pada kelompok yang mendapat kafein (p<0,01).

Berdasarkan hasil penelitian ini, kedalaman dan kepuasan tidur pada kelompok yang mendapat kopi berkafein adalah lebih buruk berbanding kelompok dekafein. Hal ini bersamaan dengan penelitian oleh Brezinova (1974) yang membuktikan bahwa kafein menurunkan kedalaman dan kepuasan tidur (p<0,02).

Hasil menunjukkan adanya kesesuaian antar hasil yang diperoleh dengan teori yang dikemukakan pada tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya bahwa penggunaan kafein 3-4 jam sebelum tidur dapat menyebabkan perburukan kualitas tidur.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas tidur orang yang mendapat kopi berkafein adalah 53,3% berkualitas sedang.

2. Kualitas tidur orang yang mendapat kopi dekafein adalah 73,3% berkualitas baik.

3. Kualitas tidur pada orang yang mendapat kopi berkafein adalah lebih buruk dari orang yang mendapat kopi dekafein.

6.2. Saran

1. Pada masyarakat terutama mahasiswa agar tidak sering menggunakan kafein terutama pada malam hari kerana kafein terbukti dapat mengakibatkan perburukan kualitas tidur yaitu dari aspek jumlah jam tidur yang berkurang, onset tidur yang lebih lama, kepuasan dan kedalaman tidur yang menurun serta dapat menyebabkan gangguan untuk beraktivitas pada pagi hari.

2. Pada peneliti selanjutnya agar dapat memperbesar jumlah sampel serta lebih memperhatikan karakteristik sampel sehingga nantinya akan ada informasi yang baru lagi yang dapat dihasilkan dari penelitian terkait.

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association 2000. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th ed. DSM-IV-TR. Washington D.C.: American Psychiatric Association.

Allsbrook, J 2008. Properties of caffeine molecule. Available from:

[Accessed on 21 November 2012].

Atkinson, 1999. Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Available from: http://resources.unpad.ac.id/unpadcontent/uploads/publikasi_dosen/1A%20ma kalah.remaja&masalahnya.pdf [Accesed on 14 May 2012].

Bozorg, A. M., 2010. Narcolepsy. Available from: [Accessed on 16 May 2012].

http://emedicine.medscape.com/article/1188433-overview#showall

Buysse, D., Reynolds, C. F., Monk, T.H., Berman, S. R., Kupfer, D. J., 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research, 28 (2) : 193-213

Brezinova, V. 1974. Effects on caffeine on sleep: EEG study in late middle age people. British Journal of Clinical Pharmacology, 1, 203-208

Chawla J, 2011. Neurologic Effects of Caffeine. Available from: [Accessed on 10 July 2012]

http://emedicine.medscape.com/article/1182710overview#aw2aab6b5

Dament et al, 1985; Hayashi & Endo, 1982 dikutip oleh Carpenito, L.J, 1998. Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Drapeau, Bert, Robillard, Selmaoui, Filipi N, Carrier, 2006. Challenging sleep in aging: the effects of 200 mg of caffeine during the evening in young and middle-aged moderate caffeine consumers. J Sleep Res, 15; 133-141

Ganong, William F, 2003 Perilaku Siaga, Tidur, dan Aktivitas Listrik Otak. Dalam: Fisiologi Kedokteran,. Edisi 20. Jakarta : EGC.

Goldstein, A. (1963). Wakefulness caused by caffeine. Naunyn-Schmiedeberg’s Archives of Pharmacology, 248, 269-278

Guyton AC, Hall JE. Fisiologi Kedokteran.Ed 9.Jakarta: EGC.1997; 91- 102,1339-1353.

Harrison, Horne, 2000. Sleep Loss and Temporal Memory In The Quarterly Journal Of Experimental Psychology, 2000, 53A (1), 271-279

Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: salemba

Medika.

James, J. E. (1998). Acute and chronic effects of caffeine on performance, mood, headache, and sleep. Neuropsychobiology, 38, 32-41.

Japardi, I., 2002. Gangguan Tidur. Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/1948 [Accessed: 13 Mei 2012].

Kaplan, R.M., Sallis, J.F & Patterson, T.L., 1993. Health and human Behavior. New York: Mc Graw-Hill Book Co.

Karota-Bukit, 2003. Sleep Quality and Factors Interfering with Sleep among Hospitalized elderly in Medical Units, Medan Indonesia. Master of Nursing Science thesis in Adult Nursing. Prince of Songkla University, Thailand.

Kirrcheimer, S 2004 Young Children Don’t Sleep Enough. Available from:

[Accessed on 23 JULY 2012]

Lubit, L H., 2012. Sleep Disorders. Available from: [Accessed on 20 MAY 2012].

Madiyono B, Moeslichan S,Sastroasmoro S,Budiman I,Purwanto SH.Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.Edisi ke-3.Jarkata.2008:302-331

Mukhtar, Z., T Siti Hajar Haryuna, Effendy, E., Rambe, A, Betty, Devira Zahara, 2011. DesainPenelitian Klinis dan Stastika-Kedokteran.Edisi 1:1-26.

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta : CV. Sagung Seto

Schardt D. Caffeine: The good, the bad, and the maybe. Nutrition Action. 2008;1-6. Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: EGC Smith A P, Brockman P, Flynn R, Maben A, Thomas M, 1993. Investigation of the

effects of coffee on alertness and performance and mood during the day and night. Neuropsychobiology 27: 217–223

Sunaryo, 2007., Perangsang Susunan Saraf Pusat. Dalam: Farmakologi dan Terapi Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Indonesia. 2007 : Edisi V: 223-233

Sun, Y., Zhang, Y., He, N., Liu, X., & Miao, D. 2007. Caffeine and placebo expectation: Effects on vigilance, cognitive performance, heart rate, and blood pressure during 28 hours of sleep deprivation. Journal of Psychophysiology, 21, 91-99.

Tortora, G.J. & Derrickson, B. 2009. Principle of Anatomy and Physiology.12th ed. John Wiley & Sons: USA.

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurdiana binti T Dawin Tempat / Tanggal Lahir : Selangor / 27 Augustus 1991

Agama : Islam

Alamat : Jl. Dr. Sumarsono No. 5, Medan Baru, 20154. Telepon : 083197934026

Orang Tua : Ayah : T. Daswin T. Ahmad Ibu : Husna M Amin Riwayat Pendidikan :

1. Sekolah Kebangsaan Klang Selangor Malaysia (1997 – 2003)

2. SMK Tengku Ampuan Rahimah Klang Selangor Malaysia (2004-2008) 3. Foundation of Science Nirwana Collage (2008-2009)

Riwayat Pelatihan dan Organisasi :

1. Peserta Seminar Motivasi Jati Diri dan Pendidikan tahun 2010

2. Peserrta Satu Rumpun Satu Sekarang Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Morelan Program Sunatan Tahun 2011

3. Peserta Seminar KTI Update Kedokteran SCORE FK USU Tahun 2012 4. Peserta Program Bakti Sosial Panti Asuhan Acheh Tahun 2012.

5. Peserta Islamic Medicine 3 PHBI FK USU tahun 2012.

6. Anggota Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia di Indonesia, Cawangan Medan (PKPMI-CM)

7. Anggota Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (PM USU) 8. Anggota Badan Kebajikan dan Rohani PKPMI-CM (BADAR)

Lampiran 2 LEMBAR PENJELASAN

LEMBAR PENJELASAN

Saya, Nurdiana Binti T Daswin, Nim 090100368, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Kafein Terhadap Kualitas Tiudr Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012”.

Bersama ini saya mohon izin kepada Saudara/Saudari dari :

Nama : _____________________________________________________ Untuk mengkonsumsi kopi berkafein atau dekafein dan seterusnya dinilai kualitas tidur.

Jika Saudara/Saudari bersedia, maka saya mengharapkan Saudara/Saudari menandatangani lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP). Apabila selama menjalani penelitian ini Saudara/Saudari memiliki masalah dari penelitian ini, Saudara/Saudari dapat menghubungi saya, Nurdiana Binti T Daswin (HP: 083197934026).

Atas perhatian Saudara/Saudari , saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2012 Hormat Saya,

Peneliti

Lampiran 3 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : ... Umur : ………. Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk Diberi perlakuan dan diperiksa kualitas tidur saya setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Pengaruh Penggunaan Kafein Terhadap Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

Nama Peneliti : Nurdiana Binti T Daswin

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, ... 2012 Yang memberikan Yang membuat pernyataan

penjelasan persetujuan

Lampiran 4

Kuesioner Kualitas Tidur

Nama: Umur:

Bagian ini akan menanyakan tentang kualitas tidur yang sebenarnya tadi malam. 1. Berapa jam Saudara/ Saudari tidur pada malam hari?

a. <5 jam b. 5-6 jam c. 6-7 jam d. >7 jam

2. Berapa lama waktu Saudara/ Saudari butuhkan di tempat tidur,sebelum akhirnya tertidur?

a. >60 menit b. 31-60 menit c. 16-30 menit d. <15 menit

3. Berapa kali Saudara/ Saudari terbangun dari tidur di malam hari? a. >5 kali

b. 3-4 kali c. 1-2 kali d. Tidak ada

4. Seberapa nyenyak tidur Saudara/ Saudari di malam hari? a. Sebentar-bentar terbangun

b. Tidur dan kemudian terbangun c. Tidur tetapi tidak nyenyak d. Tidur sangat nyenyak

5. Apakah Saudara/ Saudari merasa puas saat dengan tidur di malam hari? a. Tidak sama sekali

b. Sedikit c. Cukup puas d. Sangat puas

6. Apakah Saudara/ Saudari merasa lemah/ lelah saat beraktivitas pada pagi hari? a. Sangat lemah atau sangat lelah

b. Lemah atau lelah c. Sedikit lemah atau lelah

d.Tidak lemah atau lelah sama sekali

Skor :

Lampiran 6

TABEL DATA INDUK

No Nama JK Umur Kopi Jam Onset Frekuensi

Terbangun Kedalaman Tidur Kepuasan Tidur Aktivitas pagi hari Total Kualitas Tidur 1 kaisun Pr 22 BERKAFEIN <5 jam 31-60 menit 1-2 kali sebentar-bentar terbangun tidak sama sekali tidak lemah 6 Buruk 2 hayati Pr 23 BERKAFEIN <5 jam 16-30 menit

1-2 kali tidur dan

kemudian terbangun

sedikit lemah 7 Sedang

3 najihah Pr 22 DEKAFEIN 5-6

jam <15 menit

1-2 kali tidur sangat

nyenyak

cukup puas tidak lemah 14 Baik 4 syafikah Pr 22 DEKAFEIN 6-7 jam <15 menit

tidak ada tidur sangat

nyenyak

cukup puas tidak lemah 16 Baik 5 aisyah Pr 22 DEKAFEIN 6-7 jam <15 menit

tidak ada tidur sangat

nyenyak

cukup puas tidak lemah 16 Baik 6 rizqi Pr 22 BERKAFEIN <5 jam 16-30 menit

1-2 kali tidur tapi

tidak nyenyak tidak sama sekali lemah 7 Sedang 7 sabrina Pr 23 BERKAFEIN <5 jam >60 menit

1-2 kali tidur dan

kemudian terbangun sedikit sedikit lemah 6 Buruk 8 liyana Pr 22 BERKAFEIN 6-7 jam <15 menit

tidak ada tidur sangat

nyenyak

cukup puas sedikit lemah 15 Baik 9 suraya Pr 22 DEKAFEIN 5-6 jam >60 menit

tidak ada tidur sangat

nyenyak

cukup puas lemah 10 Sedang

10 azriatul Pr 22 BERKAFEIN <5

jam >60 menit

3-4 kali tidur dan

kemudian terbangun

sedikit lemah 4 Buruk

jam menit kemudian terbangun lemah 12 shalini Pr 23 BERKAFEIN 5-6 jam 31-60 menit

1-2 kali tidur dan

kemudian terbangun sedikit sedikit lemah 8 Sedang 13 amrita Pr 22 BERKAFEIN 6-7 jam >60 menit > 5 kali sebentar-bentar terbangun tidak sama sekali lemah 3 Buruk 14 andy Lk 22 DEKAFEIN 5-6 jam 31-60 menit

1-2 kali tidur dan

kemudian terbangun sedikit sedikit lemah 8 Sedang 15 syemi Pr 22 DEKAFEIN <5 jam 31-60 menit 1-2 kali

Dokumen terkait