• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisikan uraian tentang: hasil penelitian yang terdiri dari: 1) penjelasan prosedur pengembangan prototipe model pembelajaran bangun ruang materi kubus dan balok dengan metode bernyanyi dan 2) deskripsi kualitas prototipe model pembelajaran bangun ruang dengan menggunakan metode bernyanyi dapat membantu siswa kelas V SD memahami konsep bangun ruang kubus dan balok.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti sesuai dengan prosedur pengembangan Sugiyono, yang telah dimodifikasi sehingga penelitian ini hanya sampai uji coba terbatas. Pada bagian ini akan dibahas mengenai prosedur dan kualitas pengembangan prototipe rancangan pembelajaran.

4.1.1 Penjelasan Prosedur Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kubus Dan Balok Untuk Kelas V SD Dengan Menggunakan Lagu

4.1.1.1 Potensi dan Masalah

Potensi dari penelitian ini adalah pembelajaran tematik kelas V SD

semester 1 tentang Matematika (sifat dan volume bangun kubus-balok) yang diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia (menyimak teks barang ekspor-impor). Dari hasil wawancara kepada dua guru kelas V, peneliti mendapatkan data bahwa siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang kubus-balok. Selain itu

pembelajaran Matematika materi sifat volume kubus dan balok merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih lanjut. Pembelajaran tersebut dapat melatih siswa dalam mengembangkan kecerdasan matematis-logis, visual dan musikal.

Masalah yang peneliti temukan ketika melakukan wawancara di SD N

Demangan dan SD Kanisius Kumendaman di kelas V adalah peneliti melihat jika siswa mengalami kesulitan ketika mempelajari Matematika materi sifat volume bangun kubus dan balok. Hal tersebut dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang tidak bervariasi. Metode pembelajaran yang kurang bervariasi tersebut dapat menurunkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika materi tersebut sehingga menyebabkan siswa kurang memahami pembelajaran tersebut. Sedangkan hasil dari pembagian angket kepada 30 siswa kelas V SD peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa memerlukan metode bernyanyi dengan media lagu yang berisi materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok.

4.1.1.2 Pengumpulan Data

Instrumen pra-penelitian untuk guru dan siswa divalidasi oleh seorang validator dengan latar belakang seorang dosen Matematika dan seni hasilnya adalah baik dengan hasil rata-tata, dengan demikian instrumen tersebut layak untuk dibagikan kepada guru dan siswa.

a. Hasil wawancara Pra-Penelitian untuk Guru

Angket untuk guru dibagikan kepada dua guru kelas V di SD yang berbeda yakni SD N Demangan dan SD Kanisius Kumendaman. Hasil angket pra- penelitian ada pada lampiran. Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi angket pra- penelitian yang telah diisi oleh guru.

Tabel 4.1 Rekapitulasi hasil wawancara pra-penelitian

No. Pertanyaan

Guru SD N

Demangan Guru SD Kanisius Kumendaman

Jawaban Jawaban

1. Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok?

Dengan menggunakan metode ceramah

Menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan ceramah

2. Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok?

Dengan menggunakan model CTL

Menggunakan model kooperatif

3. Bagaimana cara Bapak/ Ibu dalam mengajarkan materi sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok menggunakan media? Untuk pembelajaran Matematika saya jarang menggunakan media, karena susah untuk memahami keinginan siswa dalam penggunaan media tertentu

Belum pernah menggunakan media, hanya melalui ceramah dan siswa diminta untuk membayangkan sendiri

4. Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok?

Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai KKM

Beberapa siswa masih mendapatkan nilai di bawah KKM

5. Kesulitan apa yang terjadi pada siswa ketika

Siswa masih kesulitan dalam

Siswa kesulitan dalam menentukan sifat kubus dan balok seperti jumlah

Data dari dua guru yang mengisi lembar angket, keduanya mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok adalah membedakan bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, kedua guru tersebut juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan volume bangun ruang kubus dan balok adalah siswa masih bingung dalam menentukan serta menyelesaikan proses hitung rumus volume bangun ruang kubus dan balok.

mempelajari sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok?

membedakan sifat kubus dan balok

rusuk,bidang,titik sudut

6. Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami volume bangun ruang kubus dan balok?

Metode ceramah dan diskusi kelompok

Metode ceramah, diskusi, demonstrasi

7. Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami volume bangun ruang kubus dan balok?

Model CTL Model kooperatif

8. Bagaimana Bapak/ Ibu dalam mengajarkan materi volume bangun ruang kubus dan balok dengan menggunakan media?

Siswa diminta untuk berdiskusi didalam kelompok

Siswa diskusi di dalam kelompok

9. Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi volume bangun ruang kubus dan balok? Nilai yang diperoleh Siswa sebagian masih belum mencapai KKM

70 % nilai yang didapat siswa sudah menacapai KKM

10. Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat mempelajari volume bangun ruang kubus dan balok?

Siswa kurang mampu dalam menentukan dan mengitung rumus volume

Penyelesaian soal dalam rumus siswa masih kurang teliti

Kesulitan yang terjadi pada siswa ini bisa disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang maksimal, pembelajaran yang diterapkan di kedua Sekolah Dasar tersebut berdasarkan angket guru sebagai berikut: Metode pembelajaran yang digunakan dari 2 guru kelas V adalah ceramah, diskusi, dan demonstrasi, sedangkan untuk model pembelajarannya adalah CTL dan kooperatif. Cara mengajarkan materi bangun ruang sederhana di SD N Demangan untuk materi sifat-sifat kubus dan balok dengan ceramah tanpa adanya media pembelajaran. Sedangkan materi volume bangun kubus dan balok dengan cara meminta siswa untuk berdiskusi di dalam kelompok. Cara mengajarkan materi bangun ruang sederhana di SD Kanisius Kumendaman untuk materi sifat-sifat kubus dan balok dengan meminta siswa untuk mengamati penjelasan dari guru (ceramah). Sedangkan untuk materi volume kubus dan balok, guru menjelaskan dengan ceramah dan siswa diminta untuk berdiskusi di dalam kelompok.

Proses pembelajaran yang kurang maksimal menimbulkan efek pada nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), di SD N Demangan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai belum mencapai KKM, begitu juga di SD Kanisius Kumendaman ada beberapa siswa tidak mencapai KKM. Kesulitan belajar yang sering muncul pada siswa di kedua SD tersebut adalah: siswa masih diberi petunjuk dalam membedakan kubus dan balok (membedakan sisi, rusuk, dan titik sudut), siswa kesulitan dalam memahami volume kubus dan balok, siswa juga kurang memahami dalam penyelesaian pengitungan rumus volume kubus dan balok.

b. Hasil Angket Pra-Penelitian untuk Siswa

Peneliti menyusun angket untuk memperkuat pengamatan peneliti tentang pemahaman siswa mengenai bangun ruang kubus dan balok. Berikut ini adalah rekapan hasil angket pra-penelitian yang diberikan kepada siswa:

Tabel 4.2. Hasil rekapitulasi pra-penelitian per-item siswa

No Aspek Indikator No.Pertanyaan

Jumlah Siswa Yang Menjawab Jumlah Siswa Yang Tidak Menjawab Persentase Ketidakterc apaian Siswa Tidak Menjawab 1. Bangun Ruang Sifat-sifat bangun ruang.

1. Saya tidak mengalami kesulitan untuk menentukan sifat-sifat bangun ruang.

12 siswa 18 siswa 60%

Volume bangun ruang.

2. Saya tidak mengalami kesulitan untuk menentukan volume

bangun ruang. 10 siswa

20 siswa 66% 2. Minat Perhatian : Menyimak atau memperhatika n penjelasan guru.

3. Saya menyimak penjelasan guru tentang sifat-sifat bangun ruang.

4. Saya memperhatikan penjelasan guru saat menerangkan volume bangun ruang. 15 siswa 16 siswa 15 siswa 14 siswa 50% 46% Senang: Tidak mengeluh/bers emangat saat mengerjakan tugas.

5. Saya tidak mengeluh saat mengerjakan soal tentang sifat- sifat bangun ruang.

6. Saya bersemangat mengerjakan soal tentang volume bangun ruang. 16 siswa 15 siswa 14 siswa 15 siswa 40% 50% Ketertarikan siswa pada materi: Serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

7. Saya serius saat mengerjakan soal tentang sifat-sifat bangun ruang .

8. Saya serius saat mengerjakan soal tentang volume bangun ruang 18 siswa 17 siswa 12 siswa 13 siswa 40% 43% Ketertarikan siswa pada

9. Saya sangat berantusias saat proses pembelajaran tentang

16 siswa

14 siswa

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa persentase ketidaktercapaian terbesar 66% pada indikator pertanyaan nomor 2 yaitu siswa mengalami kesulitan untuk menentkan volume bangun ruang. Persentase ketidaktercapaian terbesar kedua 60% pada indikator pertanyaan nomor 1 yaitu siswa mengalami kesulitan dalam menentukan sifat bangun ruang. Persentase ketidaktercapaian terbesar ketiga 53% pada indikator pertanyaan nomor 10 yaitu siswa tidak berantusias saat proses pembelajaran bangun ruang. Sedangkan persentase ketidaktercapaian terkecil terdapat pada indikator pertanyaan nomor 11, 12, 13, dan 14 yaitu siswa menginginkan adanya lagu dengan lirik dan notasi yang dapat membantu pemahaman siswa dalam memahami materi sifat dan volume bangun kubus dan balok. Indikator tersebut mendapatkan persentase ketidaktercapaian terkecil dikarenakan 76,6% siswa menginginkan adanya lagu. Oleh karena itu peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran dengan menggunakan lagu yang memuat materi: 1) sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok, 2) volume kubus dan balok.

metode guru: Sangat berantusias saat proses pembelajaran

sifat-sifat bangun ruang. 10. Saya sangat berantusias saat

proses pembelajaran tentang volume bangun ruang.

14 siswa 16 siswa 53%

3. Lagu Notasi

11. Saya menginginkan ada lagu tentang sifat-sifat bangun ruang dengan notasi yang mudah dipahami.

12. Saya menginginkan ada lagu tentang volume bangun ruang dengan notasi yang mudah dipahami. 23 siswa 23 siswa 7 siswa 7 siswa 76,6% 76,6%

4.1.1.3 Desain Produk

Langkah awal pembuatan desain produk adalah mencermati jaring-jaring tema yang terdapat pada kurikulum 2013 yang berkaitan dengan seni untuk pembelajarannya. Karena tidak ditemukan jaring-jaring yang berkaitan dengan seni, maka peneliti menghubungkan Matematika dengan Bahasa Indonesia. Langkah selanjutnya membuat lirik lagu yang akan digunakan sebagai metode pembelajaran terkait yang akan dijelaskan pada kompomen isi yang terdapat pada prototipe pembelajaran. Pembuatan prototipe ini berdasarkan KD yang terdapat pada buku guru tema 5 Bangga Menjadi Bangsa Indonesia, subtema 3 Indonesia Bangsa Yang Cinta Damai, pembelajaran 1, 3 dan 4, serta didasakan pada indikator dan tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dan angket, maka peneliti merancang prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari 2 bagian yaitu:

a. Bagian Pertama

Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia.

b. Bagian Kedua

Bagian ini memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan

saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja peserta didik baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

4.1.1.4 Validasi Desain

Prototipe sudah divalidasi oleh 2 pakar ahli yang berlatar belakang sebagai dosen Matematika dan seni serta 1 guru SD kelas V, adapun hasil validasinya dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil rekapitulasi validasi yang dilakukan oleh dosen dan guru SD.

Tabel 4.3 Hasil validasi produk

No Komponen yang dinilai

Skor (1-4) Komentar Validator Validator 1 (ahli Matematika) Validator 2 (ahli seni) Validator 3 (guru kelas V) 1. BAHASA 4 3 3 Ahli mat: Perbaiki kembali susaunan bahasa dalam Rpp Menggunakan bahasa

yang sesuai kaidah

Ahli seni: -

Guru kelas: -

2. Kalimat dalam lirik lagu mudah dipahami siswa dan guru 4 3 3 Ahli mat: - Ahli Seni: Kalimat harus ditulis sesuai dengan letak notasi Guru kelas - 1. SISTEMATIKA PENYAJIAN BUKU 4 3 4 Ahli mat: -

Judul lagu sesuai dengan isi dan prototipe

pembelajaran yang

dikembangkan Ahli Seni -

Guru kelas: -

2. Pendahuluan sesuai dengan prototipe pembelajaran yang dikembangkan 3 3 3 Ahli mat: Kalimat dalam pendahuluan tidak perlu diulang-ulang Ahli seni: - Guru kelas: Kalimatnya lebih dipersingkat kembali 3. Daftar isi memuat

informasi yang di dalam prototipe pembelajaran yang dikembangkan. 4 4 3 Ahli mat: - Ahli seni: - Guru Kelas -

4. Isi prototipe terdiri dari 2 bagian. Bagian 1 adalah lagu dan bagian 2 adalah RPP 4 3 4 Ahli mat: Sebaiknya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian 1 teori, bagian 2 lagu, bagian 3 RPP Ahli seni: - Guru kelas: - 5. RPP disusun berdasarkan kaidah kurikulum 2013 yang telah direvisi

3 3 4 Ahli mat: Pada bagian penilaian RPP masih perlu diperbaiki Ahli seni: - Guru kelas: - 6. RPP disusun dengan memuat 5M 4 3 4 Ahli Mat: - Ahli seni: -

Guru kelas: - 7. Lagu yang dikembangkan terintegrasi dalam langkah-langkah pembelajaran 3 4 4 Ahli mat: - Ahli seni: - Guru kelas: - 1. ISI PROTOTIPE 4 4 4 Ahli mat: Materi sudah dikatitkan dengan baik Prototipe memuat 4 materi yaitu tentang bangun ruang kubus dan balok

Ahli seni: Sudah berkaitan dengan lagu Guru kelas: Materi sudah saling terkait

2. Lagu 1 memuat materi sifat bangun kubus Lagu 2 memuat materi valome bangun kubus Lagu 3 memuat materi sifat bangun balok Lagu 4 memuat volume

bangun balok 4 4 4

Ahli mat: -

Ahli seni: Lirik dalam lagu harap disesuaikan dengan letak notasi Guru kelas: -

3. Bagian lagu terdiri dari lirik dan notasi angka

4 4 3

Ahli mat: -

Ahli seni: Notasi dan lirik harus sesuai letaknya Guru kelas: -

4. Lirik lagu sesuai dengan materi yang diajarkan

3 4 4

Ahli mat: Sudah sesuai dengan materi

Ahli seni: Sudah baik dan sesuai

Guru kelas: Sudah sesuai dengan materi yang diajarkan

5. Nada dan irama lagu menarik untuk anak

3 4 3

Ahli mat: -

Ahli seni: Nada dan irama menarik Guru kelas: - 1. KESESUAIAN PROTOTIPE DENGAN PEMBELAJARAN 4 3 4 Ahli mat: Sudah sesuai Kesesuaian prototipe dengan tujuan

pembelajaran Ahli seni:

- Guru kelas: - 2. Kesesuaian prototipe dengan materi 4 3 4 Ahli mat: Sudah sesuai dengan materi Ahli seni: - Guru kelas: - 3. Komponen dalam prototipe lengkap (KI, KD, Indikator, Tujuan) 4 3 4 Ahli mat: - Ahli seni: - Guru kelas: -

Berdasarkan hasil validasi produk tersebut, dapat diketahui bahwa produk masih banyak mendapatkan komentar dan saran guna semakin membuat produk menjadi layak dan baik untuk diujicobakan. Oleh karena itu peneliti melakukan revisi produk dengan berdasarkan pada komentar dari ketiga para validator tersebut.

Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil validasi produk

Validator Skor Total Rata-rata

Dosen Ahli Seni 62 3,9 Dosen Ahli Matematika 62 3,9 Guru 62 3,9

Hasil penilaian dari dosen dengan total skor 62 dan rata-tara 3,9 sedangkan hasil penilaian dari guru memiliki total skor 62 dan rata-rata 3,9. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa produk berupa prototipe perangkat pembelajaran bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V memiliki kualitas sangat baik, namun masih ada beberapa masukan/komentar yang perlu dipertimbangkan agar produk yang dibuat menjadi lebih baik lagi. Masukan/ komentar ini menjadi bahan pertimbangan pada saat melakukan revisi desain.

4.1.1.5 Revisi Desain

Berdasarkan penilaian dan komentar dari validator maka peneliti melakukan revisi desain, bagian produk yang mengalami revisi atau perubahan

adalah bagian penulisan yang kurang karena pada saat pengetikan ada beberapa kata yang kurang sempurna dan kurang tepat, penulisan dalam notasi angka pada lagu masih ada yang tidak tepat dan tidak sesuai letaknya dengan lirik lagu. Penulisan format penilaian dalam RPP masih perlu diperbaiki. Prototipe juga akan disusun menjadi tiga bagian sesuai dengan komentar dari ahli Matematika.

a. Bagian Cover

Cover prototipe yang dikembangkan oleh peneliti berwarna putih pudar pada bagian depan dan belakangnya. Komponen yang terdapat pada cover meliputi nama penulis, judul prototipe, sasaran prototipe yaitu untuk kelas V SD, contoh gambar birama pada lagu dan gambar angka yang menunjukkan bahwa Matematika itu identik dengan angka.

Gambar 4.2 Desain cover produk setelah revisi Nama Penulis Judul Sasaran Gambar birama Gambar angka

b. Bagian 1

Berisi penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut.

c. Bagian 2

Berisi penjelasan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia.

d. Bagian 3

Berisi perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator,

lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

4.1.1.6 Uji Coba Produk

Uji coba dilakukan di SD Negeri Demangan pada tanggal 30 Januari 2017. Prototipe diujicobakan secara terbatas kepada 15 peserta didik pada materi RPP pembelajaran 1. Pada pembelajaran 1 terdapat dua materi pembelajaran yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia, oleh karena itu peneliti mempraktikan 2 mata pembelajaran yaitu Matematika dan Bahasa Indonesia karena materi tersebut merupakan dua materi yang diintegrasikan pada prototipe yang dikembangkan. Pembelajaran Matematika pada pembelajaran 1 membahas mengenai sifat-sifat dan mengitung volume kubus, peneliti menggunakan lagu “sifat kubus” dan

“volume kubus” yang telah dikembangkan peneliti. Materi Bahasa Indonesia pada pembelajaran 1 membahas mengenai ekspor-imor barang, peneliti juga

menggunakan lagu “sifat kubus” dan “volume kubus” dengan lirik yang sudah

dikembangkan sesuai dengan materi ekspor-impor.

Uji coba diawali dengan mata pembelajaran Matematika materi sifat-sifat dan volume kubus, peneliti meminta siswa untuk mengamati dan mencoba

menyanyikan lagu “sifat kubus” dan “volume kubus” agar dapat mengetahui apa

makna dari lagu tersebut. Setelah itu siswa diminta untuk bersama menyanyikan lagu tersebut dan mengamati isi dari lagu tersebut sesuai dengan materi sifat dan volume kubus. Pembelajaran selanjutnya adalah Bahasa Indonesia dengan materi ekspor-impor barang, peneliti mengajarkan dengan cara menghubungkan lagu yang sudah dipelajari dengan materi ekspor-impor. Setelah siswa selesai

mempelajari kedua pembelajaran tersebut, peneliti membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan.

Saat melakukan uji coba prototipe peneliti mengajarkan materi memahami sifat-sifat dan volume kubus dengan menggunakan lagu sebagai metode pembelajarannya. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan kekhasan dari pendekatan di dalam kurikulum 2013, yaitu pendekatan saintifik (mengamati, mencoba, menalar, menanya, dan mengkomunikasikan). Adapunn proses pembelajarannya adalah sebagai berikut:

a. Fase mengamati

Fase mengamati dapat terlihat pada awal kegiatan inti pembelajaran yang diawali dengan guru memutarkan sebuah video terkait materi kubus. Siswa diminta untuk menemukan dan menyimpulkan isi dari video pembelajaran tersebut dengan demikian siswa akan lebih paham apa yang akan dipelajari pada pertemuan ini. Melalui lagu yang dibawakan oleh guru, siswa diminta untuk mengamati lirik dan notasi lagu tersebut untuk kemudian siswa menyanyikan dengan baik lagu terkait materi sifat dan volume bangun kubus.

Gambar 4.3 Siswa mengamati lagu sifat dan volume kubus

b.Fase mencoba

Fase mencoba dapat terlihat ketika siswa diminta oleh guru mengerjakan soal latihan terkait materi kubus. Kegiatan mengerjakan soal menimbulkan rasa senang pada siswa karena sebelumnya mereka sudah senang terlebih dahulu dalam menyanyikan lagu terkait materi. Dari kegiatan mengerjakan soal dan membahasnya siswa mendapatkan informasi tentang sifat dan volume bangun kubus.

Gambar 4.4 Siswa mencoba mengerjakan latihan soal

c. Fase menalar

Fase menalar dapat terlihat ketika guru membagikan lembar soal dan siswa mengerjakannya dengan baik sesuai penalaran siswa itu sendiri. Pada fase ini terlihat siswa sangat antusias dan menimbulkan sikap aktif dan kerjasama antar teman yang masih kurang memahami soal latihan.

d. Fase menanya

Pada fase menanya dapat terlihat ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Dari 15 siswa yang ada, tidak ada satupun siswa yang bertanya. Semua sudah jelas dan memahami materi yang disampaikan.

e. Fase Mengkomunikasikan

Fase ini terlihat ketika salah satu siswa mampu dan berani untuk maju ke

Dokumen terkait