MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI
MENGGUNAKAN LAGU SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK
UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku.
Para sahabat yang bersedia berjuang bersama dan saling
memberikan semangat.
v
HALAMAN MOTTO
“INGATLAH BAHWA KESUKSESAN SELALU DISERTAI DENGAN
KEGAGALAN”
“JIKA BISA SEKARANG, UNTUK APA MENUNGGU HARI ESOK”
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK
UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU
Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma
2017
Potensi dari penelitian ini adalah pembelajaran tematik kelas V SD semester 1 tentang matematika (sifat dan volume bangun kubus-balok) yang diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia (menyimak teks barang ekspor-impor). Dari hasil wawancara kepada dua guru kelas V, peneliti mendapatkan data bahwa siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang kubus-balok. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa memerlukan metode bernyanyi dengan media lagu yang berisi materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan prosedur pengembangan dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.
Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R & D) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh 3 validator yaitu dosen matematika, dosen seni musik dan guru kelas V. Skor rata-rata dari tiga validator yaitu 3.9 dengan kategori “sangat baik”, sehingga layak diujicobakan.
Hasil ujicoba terbatas yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2017 di SD N Demangan. Siswa yang hadir 15, peneliti mendapatkan data: 80% (12 siswa) mampu menghitung volume bangun ruang, 100% (15 siswa) mampu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 100% (15 siswa) antusias saat mengikuti pembelajaran bangun ruang kubus-balok dengan menggunakan lagu.
ix
ABSTRACT
PROTOTYPE DEVELOPMENT LEARNING PROGRAM MATHEMATICS SPACE OF BULID CUBES AND CUBOID FOR FIVE CLASS USING SONG
Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma
2017
The potential of this research is the V-thematic semester 1 semester learning on mathematics (the nature and volume of the cube-builds) integrated with Bahasa Indonesia (listening to the text of export-import goods). From the results of interviews to two class V teachers, researchers get data that students have difficulty calculating the volume of building space cubes. From the results of questionnaires distributed to 30 students of class V, the researchers obtained data: 66% of students had difficulties in calculating the volume of wake-up space, 60% of students had difficulties in mentioning the characteristics of waking space and 53% of students were not enthusiastic when following the learning about room wake, and 76.6 % Of students require a method of singing with a song medium containing the material properties and the volume of the cube-building space. Therefore, the researcher develops prototype of the mathematics learning design of the material of building the cube space and the beam for class V SD by using singing method of song. The purpose of this research is to explain the development procedure and to describe the quality of the prototype.
This research development uses research and development (R & D) method by modifying 10 steps and procedure of research development of Borg and Gall in Sugiyono into 6 steps: 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design , 4) design validation, 5) design revisions, and 6) product trials. The prototype was validated by 3 validators namely lecturer mathematics, music art lecturer and class V teacher. The average score of the three validators is 3.9 with the category "very good", so worthy of trial.
Results of a limited trial conducted on 30 January 2017 at SD N Demangan. The students who attended 15, the researchers got the data: 80% (12 students) were able to calculate the volume of wake up space, 100% (15 students) were able to name the building properties of space and 100% (15 students) enthusiastic when following learning to build space cubes Using the song.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, atas
berkat dan rahmat yang diberikanNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian skripsi ini. Penelitian skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa
penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk.
5. Kepala Sekolah SD N Demangan yang telah memberikan ijin dalam
melakukan penelitian di SD N Demangan.
6. Keluarga dan semua orang terdekat yang selalu mendoakan, memberikan
semangat, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.6Definisi Operasional ... 8
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Kurikulum 2013 ... 10
2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 11
xiii
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 14
2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V ... 17
2.1.2.1 Matematika Bangun Ruang ... 21
2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi ... 22
2.1.4 Tugas Perkembangan Anak ... 28
2.1.5 Minat Belajar ... 29
2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Musikal ... 32
2.2 Penelitian yang Relevan ... 34
2.3 Kerangka Berfikir ... 38
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 40
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41
3.2 Setting Penelitian ... 44
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 44
3.2.2 Waktu Penelitian ... 44
3.2.3 Subjek Penelitian ... 44
3.2.4 Objek Penelitian ... 44
3.3 Prosedur Pengembangan ... 45
3.3.1 Potensi dan Masalah ... 45
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.5 Instrumen Penelitian ...48
3.6 Teknik Analisis Data ... 51
3.6.1 Data Kualitatif ... 51
3.6.2 Data Kuantitatif ... 53
xiv
4.2 Pembahasan ... 81
BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 88
5.2Keterbatasan Penelitian ... 89
5.3Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru...49
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa...50
Tabel 3.3 Koverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif...53
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil WawancaraPra-penelitian...57
Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi pra-penelitian per-item siswa...60
Tabel 4.3 Hasil Validasi Produk...64
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk...68
Tabel 4.5 Rekapitulasi pertanyaan refleksi siswa...77
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kubus...21
Gambar 2.2 Balok...22
Gambar 4.1 Desain cover awal sebelum revisi...63
Gambar 4.2 Desain cover setelah revisi...69
Gambar 4.3 Siswa mengamati lagu sifat dan volume kubus...73
Gambar 4.4 Siswa mencoba mengerjakan LKS kelas...74
Gambar 4.5 Siswa melakukan penalaran terhadap LKS...74
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penelitian yang relevan...37
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar pertanyaan untuk guru SD N Demangan
Lampiran 2 Lembar pertanyaan untuk guru SD Kanisius Kumendaman Lampiran 3 Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika
Lampiran 4 Hasil validasi produk oleh dosen ahli seni Lampiran 5 Hasil validasi produk oleh guru kelas Lampiran 6 Hasil pekerjaan siswa
Lampiran 7 Rencana pelaksanaan pembelajaran Lampiran 8 Foto uji coba produk
Lampiran 9 Lembar pertanyaan untuk siswa setelah uji coba Lampiran 10 Hasil angket pra penelitian siswa
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian tentang: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang
dikembangkan dan definisi operasional.
1.1Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap
kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu
diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadi kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill berupa sikap dan
hard skill yang berupa ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Di
dalam kurikulum 2013 mempunyai salah satu kekhasan, yakni tematik integratif.
Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam
sebuah tema (Majid, 2014:122). Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk
menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran akan tetapi juga
keterkaitannya dengan konsep dari mata pelajaran lain. Pembelajaran tematik juga
dapat diartikan sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan,
keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan
tema.
Pembelajaran tematik di kelas V semester 1 terdapat mengintegrasikan
volume bangun kubus-balok sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang
menyimak teks barang ekspor-impor. Siswa kelas V perlu menguasai konsep
Matematika salah satunya materi bangun ruang kubus-balok. Bangun ruang kubus
adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan
ukurannya sama (Simangunsong, 2008). Balok adalah bangun ruang yang dibatasi
oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling
sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008). Siswa kelas V perlu
mempelajari materi bangun ruang kubus-balok agar dapat memecahkan
permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat dan volume
kubus-balok.
Hasil wawancara kepada dua guru kelas V SD N Demangan dan SD
Kanisius Kumendaman mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada
siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok adalah
membedakan bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, kedua guru tersebut
juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat
mengerjakan volume bangun ruang kubus dan balok adalah siswa masih bingung
dalam menentukan serta menyelesaikan proses hitung rumus volume bangun
ruang kubus dan balok.
Hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti
mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60%
siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak
antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa
dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan
prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan
balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.
Peneliti termotivasi mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran
Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan
metode bernyanyi menggunakan lagu. Inspirasi dalam mengembangkan metode
bernyanyi menggunakan lagu untuk materi bangun ruang kubus-balok peneliti
dapatkan dari penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul “Pengembangan Model
Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar
Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model pembelajaran yang
meliputi model layanan asesmen, model perencanaan pembelajaran, model
proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode
bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam menghitung perkalian bagi
siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami kesulitan belajar. Relevansi bagi
penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Matematika khususnya
perhitungan perkalian dengan stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan
penggunaan jari tangan dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung
perkalian pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.
Prototipe ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan antusias
siswa dalam pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus-balok. Peneliti
termotivasi dari penelitian Rahmawaty (2013) yang berjudul “Penggunaan
Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.”
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk
meningkatkan motivasi, semangat dan antusias belajar siswa.
Oleh karena itu prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga
bagian. Bagian 1 berisi penjelaskan mengenai teori pembelajaran Matematika dan
Bahasa Indonesia. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang
kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus
dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia.
Bagian 2 berisi penjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran.
Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2
tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume
balok. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP
yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan
memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran,
media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan
diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik secara mandiri
maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD
dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”
1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD
dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1.3.1 Menjelaskan proses pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD
dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.
1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pada siswa
dalam mempelajari materi bangun ruang (kubus dan balok) dengan
menggunakan metode pembelajaran bernyanyi.
1.4.2 Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi terkait metode
pembelajaran bernyanyi untuk membantu siswa dalam memahami konsep
bangun ruang.
1.4.3 Bagi Sekolah
Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah
kepustakaan sekolah terkait model pembelajaran materi bangun ruang.
1.4.4 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti terkait
pembelajaran bangun ruang dengan metode pembelajaran bernyanyi.
1.5Spesifikasi Produk
Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun ruang
kubus dan balok untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan
metode pembelajaran bernyanyi. Prototipe pembelajaran yang
dikembangkan ini memuat tiga bagian yaitu:
a. Bagian Pertama Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan mengenai
tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis
sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan
menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Pada setiap
penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang
menerangkan mengenai materi tersebut.
b. Bagian Kedua menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam
pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1
tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok,
dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup
materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi
ekspor dan impor barang di Indonesia.
c. Bagian Ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang
dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang
dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi
datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada
setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran,
pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran
serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga
dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator,
lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran
1.6Definisi Operasional
Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan
pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian adalah:
1.6.1 Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang dikembangkan berupa model pembelajaran bernyanyi materi kubus dan
balok untuk siswa kelas V sekolah dasar.
1.6.2 Matematika adalah ilmu pasti yang berhubungan dengan penalaran dan dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat dasar sampai lanjut. .
1.6.3 Bangun ruang adalah bangun Matematika yang mempunyai isi dan ataupun volume.
1.6.4 Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen yang berbentuk bujur sangkar, memiliki 6 sisi, 12 rusuk
dan 8 titik sudut.
1.6.5 Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan satu pasang berukuran berbeda,
memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.
1.6.6 Lagu adalah seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal yang biasanya di iringi dengan alat musik untuk menghasilkan
musik yang mengandung irama atau suara berirama yang di sebut dengan
1.6.7 Metode pembelajaran bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan, dimana syair tersebut berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan uraian tentang: kajian pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.
2.1Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untk
mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan membahas
tentang kurikulum 2013, pembelajaran tematik integratif di kelas V SD,
Matematika, teori bernyanyi, inteligensi matematis-logis dan musikal.
2.1.1 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan
di Indonesia. Kurikulum ini mengembangkan soft skill dan hard skill yang
berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadilah, 2014). Menurut
(Mulyasa, 2013) kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan siswa
pada aspek kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga nanti hasilnya dapat dirasakan oleh siswa itu
sendiri. Menurut (Hidayat, 2013) kurikulum 2013 diharapkaqn dapat
menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu
bukan hanya cerdas secara intelektual melainkan juga mampu mengolah
kecerdasan emosi dan spiritual.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan kurikulum
pengetahuan dan mengolah kecerdasan emosi dan spiritualnya. Kurikulum
2013 memiliki kekhasan berkaitan dengan pendidikan karakter, tematik
integratif, dan pendekatan saintifik.
2.1.1.1Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Pendidikan karakter juga
memiliki rumusan kompetensi inti sebagai berikut ini. (a) Kompetensi Inti
(KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2)
untuk kompetensi inti sikap sosial. (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk
kompetensi inti pengetahuan. (d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
kompetensi inti keterampilan. Tujuannya adalah untuk membentuk
membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga
masyarakat dan warga negara yang baik (T. Ramli, 2011). Menurut
(Suyanto, 2009) pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. (Elkind,
2010) menjelaskan pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Guru
membantu membentuk watak siswa. Hal ini mencakup keteladanan
bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,
bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
kepribadian siswa secara bertahap dan dapat mengamalkan kepribadian
tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pertama pendidikan karakter menurut (Dharma,dkk
2011) memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai
tertentu sehingga terwujud dalam prilaku anak, baik ketika proses
sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).
Pengetahuan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan
dalam seting sekolah bukanlah suatu dogmatisasi nilai kepada siswa
untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi
penting untuk diwujudkan dalam prilaku keseharian manusia, termasuk
bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada proses
pembiasaan yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan
dampak dari proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik
dalam seting kelas maupun sekolah. Penguatanpun memiliki makna
adanya hubungan antara penguatan prilaku melaui pembiasaan di
sekolah dengan pembiasaan di rumah. (Asep Barhia, 2012) beralasan
pendidikan karakter mempunyai tujuan mulia karena memiliki manfaat
serta tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan siswa agar
senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan d engan
penuh tanggung jawab.
2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan
berbagai mata pembelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014).
Penggunaan tema dimaksudkan agar siswa mampu mengenal berbagai
konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik sebagai berikut
(Majid, 2014:126):
a. Berpusat Pada Siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini disesuaikan dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa. Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu
yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pembelajaran tidak
begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pembelajran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
d. Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
Selain itu, guru dapat mengaitkan satu mata pembelajaran dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa
berada.
2.1.1.3Pendekatan Saintifik
Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya
kolaborasi dan kerja sama di antara siswa. Pendekatan saintifik merupakan
salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014) mengungkapkan
bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada
siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan
saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa agar siswa
secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapantahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,
hukum atau prinsip yang ditemukan.
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada
siswa. Majid (2014) menyebutkan bahwa pendekatan saintifik dalam
pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pendapat tersebut sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Daryanto (2014), yaitu:
a. Mengamati (Observasi)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan
mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh Daryanto
(2014) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan
b. Menanya
Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Daryanto
(2014) mengungkapkan bahwa guru yang efektif mampu menginspirasi
siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya pada saat itu
pula dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik.
c. Menalar
Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013
(Dalam Daryanto, 2014) adalah memproses informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau
eksperimen maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
tersebut.
d. Mencoba
Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa
mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014) mengungkapkan
bahwa aplikasi mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk
mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,
e. Mengkomunikasikan
Guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam pendekatan
saintifik. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan
mengkomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola.
Pendapat ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya,
menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan
saintifik memiliki tujuan agar siswa dapat berpartisipasi dan terlibat aktif
selama pembelajaran. Selain dengan menggunakan pendekatan saintifik,
untuk membuat siswa terlibat aktif selama pembelajaran dibutuhkan
metode pembelajaran, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode bernyanyi.
2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V
Pembelajaran tematik di kelas V SD terbagi atas 9 tema
yaitu:Benda-benda di lingkungan sekitar, Peristiwa dalam kehidupan,
Kerukunan dalam bermasyarakat, Sehat itu penting, Bangga sebagai
bangsa Indonesia, Organ tubuh manusia dan hewan, Sejarah peradaban
Indonesia, Ekosistem, Lingkungan sahabat kita. Setiap tema tersebut berisi
subtema yang akan menjelaskan mengenai pembelajaran yang dilakukan.
subtema 3 Indonesia bangsa yang cinta damai pada pembelajaran 1.
Pembelajaran 1 terdiri atas dua pembelajaran terkait yaitu Matematika dan
Bahasa Indonesia. Penelitian ini akan mengintegrasikan pembelajaran
Matematika materi sifat volume kubus dan balok dengan Bahasa Indonesia
materi ekspor impor barang di Indonesia dengan memasukkan metode
bernyanyi menggunakan lagu. Siswa kelas V perlu menguasai konsep
Matematika salah satunya materi sifat volume kubus dan balok. Materi
tersebut perlu diajarkan agar siswa dapat memecahkan permasalahan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat volume kubus dan balok
yang merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih
lanjut.
2.1.2.1 Matematika : Bangun Ruang
Matematika berasal dari kata manthanein atau mathema, dalam
bahasa Latin yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari. Kata
Matematika dalam bahasa Belanda disebut dengan wiskunde yang berarti
ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013).
Kline (Runtukahu, 2014) menyebutkan Matematika sebagai pengetahuan
yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk
memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam.
Matematika merupakan ilmu pasti, yang kesemuannya berkaitan dengan
penalaran (Depdiknas, 2001). Muhseyto (2008), menyebutkan Matematika
sebagai salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa, mulai dari tingkat
disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu ilmu pasti yang berhubungan
dengan penalaran yang dapat membantu manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah agar siswa
mampu dan terampil dalam menggunakan Matematika dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini terdapat beberapa tujuan pembelajaran Matematika
di sekolah dasar menurut Susanto, 2013:
a. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan
dalam pernyataan Matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
e. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep pembelajaran Matematika perlu diajarkan di SD agar siswa
mudah memahami pembelajaran Matematika pada tingkat selanjutnya.
Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, (penanaman konsep),
a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)
Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang
harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret
dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan
pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat
digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
b. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian, pertama
merupakan kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam suatu
pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada
pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan dari penanaman
konsep.
c. Pembinaan Ketrampilan
Pembinaan keterampilan ini merupakan pembelajaran lanjutan dari
penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran ini bertujuan
agar siswa lebih terampil dalam menggunakan konsep Matematika.
Konsep pembelajaran Matematika yang penting diajarkan di
sekolah dasar yaitu tentang materi kubus-balok. Materi kubus-balok perlu
dipelajari agar siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan kubus-balok. Selain itu materi tersebut merupakan
2.1.2.2Bangun Ruang (Kubus dan Balok)
Bangun ruang merupakan bangun Matematika yang memiliki isi
atau volume. Dalam Matematika, bangun ruang terbagi menjadi beberapa
bagian, yaitu sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang pada bangun
ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya.
Rusuk adalah pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun
ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang
berjumlah tiga atau lebih. Jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal,
antara lain kubus, balok, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Dalam
penelitian ini, materi yang akan menjadi fokus penelitian yaitu kubus dan
balok.
Sulardi (2006) menjelaskan bahwa kubus memiliki enam sisi, dua
belas rusuk, dan delapan titik sudut. Kubus adalah bangun ruang yang
dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama
(Simangunsong, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa kubus adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi, dua belas
rusuk, dan delapan titik sudut, yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang
bentuk dan ukurannya sama.
Sulardi (2006) menjelaskan bahwa balok memiliki enam sisi, dua
belas rusuk, dan delapan titik sudut. Balok adalah bangun ruang yang
dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi
panjang saling sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa balok adalah sebuah
bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi kongkruen serta memiliki
enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut.
Gambar 2.2 Balok
2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bernyanyi adalah mengeluarkan
suara bernada atau berlagu. Nyanyian atau lagu adalah komponen musik
pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik
terdapat susunan kata-kata yang mengandung arti/makna tertentu, dimana
makna tersebut berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian tersebut.
Makna yang terdapat dalam sebuah lagu dapat digunakan untuk
melakukan sugesti, persuasi dan memberikan nasehat. Lirik lagu
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi karena pengarang lagu
menyampaikan ide dan gagasan melalui kata atau kalimat yang bisa
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang
menggunakan syair-syair yang dilagukan. Pada umumnya syair-syair
tersebut disesuaikan dengan materi-materi pelajaran yang disampaikan
oleh guru kepada murid. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi
riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara
lebih optimal (Fadlillah, 2012). Metode bernyanyi juga dapat diartikan
sebagai metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang
dinyanyikan. Seperti yang diungkapkan oleh Tantranurandi (2008), yang
menyebutkan bahwa metode bernyanyi merupakan suatu metode yang
melafadzkan suatu kata/kalimat yang dinyanyikan.
Elisabeth (2005) menyebutkan bahwa nyanyian adalah bagian dari
musik. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan
perasaan untuk berkomunikasi. Fungsi nyanyian bagi anak-anak adalah
sebagai berikut:
a. Bahasa emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru.
b. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan.
c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan yang tertukar), pada irama (gerak/ketukan panjang penjeng, tidak teratur) dan
pada melodi (gerakan tinggi rendah).
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa menyanyi merupakan
depan kelas bersama teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap
apa yang dipelajarinya, terutama dilingkungan sekolah. Selain itu, menyanyi
dapat memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan bagi anak
sehingga dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat (Ma’rifah, 2009).
Nyanyian atau lagu dalam penelitian ini sifatnya adalah untuk membantu
anak dalam memahami materi dan bisa menghafal sebuah rumus atau cirri-ciri
yang dapat dipraktekkan langsung di sekolah atau di luar sekolah. Setyoadi
(Fadlillah (2012) menyebutkan bahwa manfaat penggunaan lagu (menyanyi)
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.
b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.
c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan
d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran
e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa
f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.
g. Mendorong motivasi belajar siswa
2.1.3.1Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi
Kelebihan dari metode bernyanyi adalah (Masykur, 2009):
a. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
b. Memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif
atau pengenalan siswa.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing
e. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat.
Musbikin (Prasetya, 2010) menyebutkan bahwa menyanyi juga memiliki
kelebihan sebagai berikut:
a. Dapat merangsang imajinasi anak didik
b. Dapat memicu kreatifitas siswa
c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong
kognitif anak dengan cepat
Selain kelebihan, metode pembelajaran bernyanyi juga memiliki
kelemahan, yaitu (Masykur, 2009):
a. Siswa ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk
belajar.
b. Siswa harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik.
c. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian saja, kurang
memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan.
d. Apabila kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan.
e. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.
Metode pembelajaran bernyanyi diwujudkan dalam sebuah lagu, lagu disusun
sesuai dengan tahap perkembangan yang terjadi pada anak, penelitian ini
2.1.3.2Unsur yang termuat dalam sebuah lagu a. Lirik lagu
Lirik lagu adalah susunan/rangkaian kata yang bernada. Menyusun
lirik lagu memang tidak semudah menyusun karangan, namun dapat
diperoleh dari berbagai inspirasi. Inspirasi itu sendiri dapat diperoleh dari
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. (Ma’rifah, 2009). Sedangkan
menurut (Lestari,2012) Seperti permainan vokal gaya bahasa dan
penyimpangan makna kata merupakan permainan bahasa dalam
menciptakan lirik lagu. Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa lirik lagu adalah sebuah susunan kalimat yang
memiliki permainan vokal dan nada.
Pada penelitian ini lirik lagu disusun berdasarkan tema 5
Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dan sub tema 3 Indonesia Bangsa
yang Cinta Damai pada kelas V SD.
b. Notasi
Kata notasi musik berasal dari notation (aslinya dari bahasa
inggris) yang maknanya adalah Angka-angka, cara menulis dan
catatan. Dalam Bahasa Indonesia notasi musik sering disebut not musik,
jadi intinya not musik adalah ekspresi musik yang di tuangkan dalam
bentuk simbol yang berwujud angka atau gambar not balok. (Lestari,
2012). Sedangkan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) not
musik adalah tanda nada yang ada pada musik. Dari kedua pengertian
tanda-tanda simbol nada yang ada pada sebuah musik atau nyanyian. Pada
penelitian ini lagu disusun dengan menggunakan notasi yang mudah untuk
dicermati dan dimengerti oleh siswa kelas V SD.
c. Irama
Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras
lembut ucapan bunyi. (Lestari, 2012). Sedangkan menurut (Ma’rifah,
2009) Irama adalah alunan yang tercipta secara teratur. Dari kedua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa irama adalah alunan tinggi
rendahnya suara dalam sebuah lagu atau nyanyian. Pada penelitian ini
menggunakan irama senang dan gembira sehingga membuat siswa
semakin tertarik untuk menyanyikan lagu.
d. Birama
Birama adalah bagian /segmen dari suatu baris melodi, yang
menunjukkan berapa ketukan dalam bagian tersebut. (Lestari, 2012).
Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Birama adalah ketukan yang tercipta
pada sebuah lagu nyanyian. Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa birama adalah suatu baris kalimat pada nyanyian yang
2.1.4 Tugas Perkembangan Anak
Menurut (Djawad, Dahlan, 2016) Tugas perkembangan terdapat tiga
bagian utama, yakni:
a. Pribadi sosial
Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan
permainan. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari
semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah
sampai pada taraf penguasaan otot sehingga sudah dapat berbaris,
melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak
bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya. Belajar bergaul dengan
teman-teman sebaya, yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Mengembangkan kata
hati, hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang
berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut
penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama disertai dengan
perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas
perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak
boleh, seperti juur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.
b. Belajar
Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12tahun disebut masa sekolah
karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup
sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap,
mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada kita. Ingatan
mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep.
c. Karier
Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini
ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat
membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain.
2.1.5 Pengertian Minat Belajar
Minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam
menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang
cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat
yang besar dalam melaksanakan tindakannya (Surya, 2003:67). Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Sejalan dengan
teori tersebut minat adalah kecenderungan yang menetap untuk
memperhatikan beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap
suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten.
Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah
besarnya rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap berbagai aktivitas
atau kegiatan belajar.
Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari
proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka
minat tersebut dapat berkembang. Munculnya minat ini biasanya ditandai
dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan, dan
kecocokan atau kesesuaian. Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan.
Minat timbul karena perasaan senang serta tendensi yang dinamis untuk
berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan
tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan
dorongan-dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas. Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat siswa, antara lain:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang
datangnya dari dalam diri. Menurut (Slameto, 2010:180) faktor internal
tersebut adalah ”pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan
kebutuhan”.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang
datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari
guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan
lingkungan.
Di dalam minat terdapat beberapa indikator, menurut Syaiful Bahri
Djamarah (2008) Indikator yang dapat memunculkan minat belajar dalam
perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Berikut ini penjelasan dari
masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar bagi
seorang siswa:
a. Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap
suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu
yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk
mempelajari bidang tersebut.
b. Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian Siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada
itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
d. Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang
tersebut senang dantertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan
2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis, Visual dan Kecerdasan Musikal
Howard Gardner menghasilkan karya intelektual berjudul
“Intelligence Rframed” yang menyatakan bahwa otak manusia setidaknya
menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima
(Chatib, 2012). Sembilan kecerdasan tersebut yaitu: 1) Inteligensi
linguistik, 2) Inteligensi Matematika-logis, 3) Inteligensi ruang, 4)
Inteligensi kinestetik-badan, 5) Inteligensi musikal, 6) Inteligensi
interpersonal, 7) Inteligensi intrapersonal, 8) Inteligensi lingkungan
naturalis, 9) Inteligensi eksistensial. Prototipe yang peneliti kembangkan
membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis,
visual, dan musikal.
2.1.6.1Kecerdasan Matematika-logis
Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi
pola-pola, kategori-kategori, dan hubungan dengan memanipulasi objek
atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan
teratur (Yaumi dan Nurdin, 2012). Kecerdasan Matematika disebut juga
kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam
memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari
sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.
Berpikir induktif, deduktif dan rasional merupakan ciri yang melekat pada
orang yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu orang yang kuat
dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan
logis adalah dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami
prinsip-prinsip. Jadi pada penelitian ini, siswa akan memecahkan masalah
terkait materi bangun kubus-balok dengan metode bernyanyi
menggunakan lagu sebagai media.
2.1.6.2Kecerdasan Visual
Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat
dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual
artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau
tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk,
ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen – elemen tersebut.
Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari
berbagai sudut pandang. Kecerdasan visuap – spasial merupakan
kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.
Relevansi bagi penelitian ini bahwa kecerdasan visual adalah dasar dalam
melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Jadi pada penelitian ini, siswa
akan melihat dan mengamati obyek terkait materi bangun kubus-balok
dengan metode bernyanyi menggunakan lagu sebagai media.
2.1.6.3Kecerdasan musikal
Kita banyak mengenal para komponis musik, seperti Bach, Mozart,
Beethoven yang memang sungguh jenius dalam hal musik. Di Indonesia
kita juga mengenal banyak komponis musik baik klasik, rock ataupun pop.
Mereka sangat mudah mengekspresikan diri dan gagasan lewat musik dan
mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik
dan suara (Yaumi dan Nurdin, 2012). Di dalamnya termasuk kepekaan
akan ritme, melodi dan intonasi: kemampuan memainkan alat musik,
kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan
untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian. Orang yang kuat dalam
inteligensi musikal biasanya cocok untuk mengerjakan tugas sebagai
komposer musik, menginterpretasikan musik, memainkan, dan memimpin
pentas musik. Dan jelas mereka juga akan akan sangat senang menjadi
pendengar yang baik untuk berbagai bentuk musik. Relevansi bagi
penelitian ini bahwa kecerdasan musikal dapat membuat siswa memiliki
kemampuan untuk menikmati lagu yang sudah disesuaikan dengan materi
bangun kubus-balok.
2.2Hasil Penelitian yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
yaitu : Penelitian Pertama dilakukan oleh Rahmawaty (2013) yang berjudul
“Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi
Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul
Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
menyanyi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode
bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk meningkatkan motivasi belajar
Penelitian yang Kedua, Penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul
“Pengembangan Model Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan
Belajar di Sekolah Dasar Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model
pembelajaran yang meliputi model layanan asesmen, model perencanaan
pembelajaran, model proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
strategi dan metode bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam
menghitung perkalian bagi siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami
kesulitan belajar. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran Matematika khususnya perhitungan perkalian dengan
stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan penggunaan jari tangan dapat
membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada anak-anak
yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.
Penelitian yang ketiga, Ismail (2012), melakukan penelitian yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Volume Balok Dan
Kubus Dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN 3
Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk
siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada sub
pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan
menggunakan metode bernyanyi. Hasil pengembangan ini bertujuan untuk
memberi kemudahan siswa dalam mempelajari Matematika khususnya materi
konsep volume kubus dan balok. Perangkat pembelajaran dinilai praktis (dapat
pembelajaran minimal 80%. Relevansi bagi penelitian ini adalah pembelajaran
dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa
khususnya dalam pembelajaran Matematika mengenai konsep volume
Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan
Penelitian yang berkaitan dengan lagu
Rahmawaty (2013)
Penggunaan metode menyanyi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar bahasa arab kelas 1 SD
Tarjiah (2014)
Model pembelajaran dengan menggunakan strategi menyanyi dan bermain dapat meningkatkan kemampuan
berhitung perkalian pada anak
Penelitian yang berkaitan dengan bangun ruang
Ismail (2012)
Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep volume balok dan kubus
Penelitian yang akan dilakukan berjudul:
2.3Kerangka Berfikir
Siswa kelas V SD perlu memahami materi kubus dan balok agar dapat
memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang
lebih lanjut. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V,
peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun
ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan
53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang.
Sehingga perlu adanya inspirasi pembelajaran untuk membantu siswa dalam
memahami materi sifat dan volume bangun kubus dan balok.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty (2013) berjudul
“Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi
Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul
Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab.
Selain itu dari hasil penelitian Ismail (2012), melakukan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Konsep Volume
Balok dan Kubus dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN
3 Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika
untuk siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada
sub pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan
dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Kedua
penelitian tersebut memotivasi peneliti dalam mengembangkan metode
bernyanyi dengan menggunakan lagu supaya dapat membantu siswa
memahami materi sifat volume kubus dan balok. Penelitian ketiga berisi
tentang pentingnya suatu model pembelajaran dalam meningkatkan
pemahaman siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu pembelajaran
Matematika. Hal tersebut menginspirasi peneliti untuk mengintegrasikan
metode bernyanyi dengan menggunakan lagu di dalam RPP pembelajaran
materi sifat volume kubus dan balok.
Prototipe yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi
penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan
balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan
balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia.
Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang
menerangkan mengenai materi tersebut. Bagian 2 berisi penjelasan tentang
lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti
kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3
tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut
sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan
mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia. Sedangkan
bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang
pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan
memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator
dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran
terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode
pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan
penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik
secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.
2.4Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini
adalah:
2.4.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD
dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”
2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD
41
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan uraian tentang: jenis penelitian, setting penelitian,
prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
analisis data dan jadwal penelitian.
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian research and development
(R&D). Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa penelitian R&D merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan
menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian R & D adalah metode penelitian untuk
menghasilkan produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat
dipertanggungjawabkan. Penelitian ini mengembangkan suatu produk berupa
Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan
balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.
Produk ini dikembangkan berdasarkan modifikasi dari prosedur metode
penelitian R & D (Research and Development) menurut Borg & Gall dalam
Sugiyono (2012:298). Penelitian ini dibatasi sampai dengan Revisi Produk
yang dilakukan setelah melalui proses validasi oleh ahli dan uji coba sehingga
layak untuk digunakan. Desain pengembangan dalam penelitian ini
menggunakan strategi pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono