PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHITUNG
VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
MODEL BANGUN RUANG KELAS V SEMESTER I SDN
MUNGGANGSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Muji Rahayu NIM : 081134188
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHITUNG
VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
MODEL BANGUN RUANG KELAS V SEMESTER I SDN
MUNGGANGSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Muji Rahayu NIM : 081134188
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2011
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHITUNG
VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
MODEL BANGUN RUANG KELAS V SEMESTER I SDN
MUNGGANGSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGHITUNG
VOLUME KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN ALAT PERAGA
MODEL BANGUN RUANG KELAS V SEMESTER I SDN
MUNGGANGSARI KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
PERSEMBAHAN
! ! " #
$$$$ $ % & %$ % & %$ % & %$ % & %
#
' ( '( '( '( ' !
! ) #
* + % '
* + % '
* + % '
* + % ' ! *,*,*,*, , -, -, -, - !!!!
- ' '
-- '' ''
- ' ' !
!
. / 0
MOTTO
! - ! &
1 ' ) !
2 ! " ,
2 ' #
'
&
'
#
'
&
! '
'
%
#
+
,
#
!
2 ) !
% 1 % #
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Januari 2011
Penulis
( Muji Rahayu )
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Muji Rahayu
Nomor Mahasiswa : 08 1134 188
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menghitung Volume Kubus dan
Balok Menggunakan Alat Peraga Model Bangun Ruang Kelas V Semester I
SDN Munggangsari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 28 Januari 2011
Yang menyatakan
Muji Rahayu
ABSTRAK
Muji Rahayu. 2010. Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menghitung Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga Model Bangun Ruang Kelas V
Semester I SDN Munggangsari Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2010/2011.Skripsi.S1.Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan alat peraga model bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Munggangsari dalam menghitung volume kubus dan balok tahun pelajaran 2010/2011. Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menanamkan konsep volume dan cara penghitungan volume kubus dan balok.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan alat peraga model bangun ruang. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Munggangsari Kabupaten Temanggung tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dan essay (soal evaluasi). Data dianalisis secara manual. Teknik analis data yang digunakan untuk mengkaji data yaitu dengan cara mengumpulkan evaluasi siswa, mengubah skor menjadi nilai, mencari rata-rata kemudian membandingkannya dengan keadaan pada kondisi awal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: penggunaan alat peraga model bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan siswa di kelas V SDN Munggangsari Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan pada hasil evaluasi yaitu sebanyak 61% dari 23 siswa sudah dapat menghitung volume kubus dan balok (hasil siklus I) dan meningkat pada siklus II yaitu 87% dari 23 siswa sudah dapat menghitung volume kubus dan balok.
ABSTRACT
Muji Rahayu. 2010. Increasing Students’ Ability to Calculate of cubes and blocks using props of shapes on grade five SDN Munggangsari Temanggung District in
the academic year 2010/2011. Skripsi.S1. Study Program Elementary School Teacher Education
Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research aims to determine whether the using props of shapes to increase the ability on grade five students of SDN Munggangsari in calculating the volume of cubes and blocks of the academic year 2010/2011. The actions undertaken in this research is how to instill the concept of volume and volume calculate cubes and blocks.
This was an action research Classes (PTK), which uses props of shapes. The subjects in this research were fifth grade students of SDN Munggangsari Temanggung academic year 2010/2011 of 23 students. The instrument used in this research were multiple-choice test and essay (evaluation). The data were analyzed manually. Technical analysts study the data used for data that is by collecting student evaluation, changing the score to a value, find the average and compares the situation in the initial conditions.
The results showed that: the use props of shapes can increase the ability of students on grade five SDN Munggangsari Temanggung academic year 2010/2011. This is shown in the results of the evaluation that is as much as 61% of the 23 students had to calculate the volume of cubes and blocks (the results of the first cycle) and increased on the second cycle that is 87% of the 23 students had to calculate the volume of cubes and blocks.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat pada kita semua, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Kedua orang tua dan saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan
semangat ketika sedang mengerjakan skripsi ini.
2. Bpk. Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bpk. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata
Dharma.
4. Bpk. Drs. A. Sardjana, M.Pd, selaku dosen pembimbing I.
5. Bpk. Drs P. Wahana M.Hum, selaku dosen pembimbing II.
6. Bpk. Drs. J. Sumedi, selaku dosen penguji.
7. Bpk. Suyanto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Munggangsari
Temanggung, yang telah mendampingi dan memberikan izinnya kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Sutinah, S.Pd.SD selaku observer dan sekaligus guru kelas VI SDN
Munggangsari Temanggung yang senantiasa meluangkan waktunya untuk
mendampingi dan membantu selama penulis melaksanakan penelitian.
9. Supriyatno, teman spesialku yang selalu memberikan semangat, dukungan,
doa dan selalu mengisi hari-hariku.
10.Teman-teman yang selalu mendengarkan keluh kesahku, mendukungku,
dan selalu memberi inspirasi: Mb Wuri, Pranti, Feni, Ningrum, Anne,
Aris, Nugroho, dan Wayan thanks for everything.
11.Teman-teman PGSD S1 kelas A dan teman-teman se-angkatan PGSD S1
2008.
12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta
dalam membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis akan merasa terbantu apabila
ada yang dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan Skripsi yang telah penulis buat ini.
Yogyakarta, 28 Januari 2011
Penulis,
Muji Rahayu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
D. Batasan Pengertian ... 4
B. Kemampuan Siswa Dalam Menghitung Volume Kubus dan Balok ... 11
C. Model Bangun Ruang sebagai Alat Peraga Matematika... 13
D. Hubungan Model Bangun Ruang Sebagai Alat Peraga Matematika dan Kemampuan Menghitung Volume Kubus dan Balok ... 20
E. Hipotesis ... 26
BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 27
B. Bentuk Penelitian ... 28
C. Rencana Tindakan ... 29
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya ... 33
E. Analisis Data ... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan ... 44
BAB V.PENUTUP
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 kualifikasi taraf kesukaran ... 35
Tabel 3.2 kualifikasi indeks diskriminasi ... 36
Tabel 3.3 kualifikasi reliabilitas... ... 38
Tabel 3.4 kondisi yamg diharapkan pada akhir silkus ... 39
Tabel 4.1. pengolahan data evaluasi siklus I ... 41
Tabel 4.2 pengolahan data evaluasi siklus II... 43
Tabel 4.3. ringkasan hasil penelitian ... 44
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 kerangka kubus ... 7
Gambar 2.2 kerangka balok ... 9
Gambar 2.3 tumpukan kubus satuan ... 11
Gambar 2.4 tumpukan kubus satuan ... 12
Gambar 2.5 jaring-jaring kubus ... 16
Gambar 2.6 kubus satuan dalam kubus ... 16
Gambar 2.7 jaring-jaring balok ... 17
Gambar 2.8 kubus satuan dalam balok ... 18
Gambar 2.9 model kubus pejal... 19
Gambar 2.10 model kubus berongga ... 19
Gambar 2.11 model kubus kerangka ... 19
Gambar 2.12 model balok pejal ... 20
Gambar 2.13 model balok berongga ... 20
Gambar 2.14 model kubus kerangka ... 20
Gambar 2.15 kerucut pengalaman menurut Edgar Dale ... 22
Gambar 3 desain PTK ... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 52
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 55
Lampiran 3 : Kisi-kisi Perencanaan Penyusunan Soal ... 58
Lampiran 4 : Soal Uji Coba ... 59
Lampiran 14 : Lembar Pernyataan Kevalidan Soal Evaluasi ... 76
Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian dari Prodi ... 77
Lampiran 16 : IPKG Siklus I Pertemuan 1 ... 78
Lampiran 17 : IPKG Siklus I Pertemuan 2 ... 81
Lampiran 18 : IPKG Siklus II Pertemuan 1 ... 84
Lampiran 19 : IPKG Siklus II Pertemuan 2 ... 87
Hasil Akhir Evaluasi Siswa Siklus I
Hasil Akhir Evaluasi Siswa Siklus II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di Sekolah
Dasar (SD). Oleh sebab itu, pemahaman konsep-konsep matematika perlu
ditingkatkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan
oleh guru. Pembelajaran matematika/bidang studi lainnya dikatakan baik
apabila tujuan pembelajaran yang akan dicapai (indikator) dapat tercapai.
Tugas guru adalah menyusun sebuah pembelajaran yang baik agar materi
matematika di SD dapat dipahami oleh siswanya dengan mudah. Upaya
peningkatan pemahaman konsep matematika dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran tersebut.
Berdasarkan pengamatan, SDN Munggangsari adalah sebuah SD
negeri yang terletak di Kabupaten Temanggung, tepatnya berada di Dusun
Logede Desa Munggangsari Kecamatan Ngadirejo. SD ini terdiri dari 6
kelas yaitu kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah seluruh siswa 105 siswa.
Siswa yang masuk ke SD Negeri Munggangsari berasal dari masyarakat
Desa Munggangsari. Latar belakang keluarga siswa homogen yaitu
sebagai petani.
Jumlah guru di SDN Munggangsari ada 8 guru yang terdiri dari 6
guru kelas, 1 guru agama, dan 1 guru olah raga. Dari 8 guru tersebut
terdapat 3 guru berijazah S1, 4 guru berijazah D2, dan 1 guru berijazah
SPG. Untuk guru kelas ada 6 guru, 5 orang adalah guru berpengalaman
lama dan 1 orang guru baru. Hampir semua guru di SD Munggangsari ini,
sudah berpengalaman dalam penataran dan seminar serta sedang
mengikuti program sertifikasi guru.
Di SDN Munggangsari kelas V berjumlah 23 siswa, yang terdiri
dari 13 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Siswa tersebut mayoritas
tinggal di sekitar lingkungan SD. Dalam proses pembelajaran, guru
biasanya menggunakan metode ceramah
Namun kemampuan matematika siswa kelas V SDN Munggangsari
dalam materi menghitung volume kubus dan balok ada yang belum
memuaskan atau masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
ulangan harian untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar
4.1 menghitung volume kubus dan balok belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal yaitu 5,0 sedangkan KKM yang ditentukan yaitu 6,0
(siswa yang tuntas KKM hanya 30 %). Dari sini timbul sebuah masalah
yang harus ditangani, yaitu tentang kemampuan siswa kelas V SDN
Munggangsari dalam menghitung volume kubus dan balok yang masih
rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan kesulitan bagi siswa kelas V SDN
Munggangsari tersebut dalam menghitung volume kubus dan balok.
Faktor-faktor itu antara lain:
1. Penguasaan konsep masih rendah, terutama pada materi volume
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran karena guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
3. Rendahnya keterampilan siswa mungkin disebabkan oleh kurangnya
penanaman konsep yang diberikan guru. Hal ini disebabkan karena
guru hanya menggunakan metode ceramah dan harus menyelesaikan
bahan pelajaran yang banyak sedangkan waktu yang tersedia tidak
cukup sehingga pelaksanaan pembelajaran kurang memberikan
latihan keterampilan.
Untuk itu diperlukan upaya untuk mengatasi masalah rendahnya
kemampuan siswa kelas V SDN Munggangsari dalam menghitung volume
kubus dan balok, salah satunya yaitu dengan menggunakan alat peraga
model bangun ruang dalam proses pembelajaran.
B. Pembatasan Masalah
Materi pembelajaran dibatasi pada kompetensi dasar 4.1
menghitung volume kubus dan balok yang menggunakan alat peraga
model bangun ruang pada kelas V SDN Munggangsari Kabupaten
Temanggung.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan alat peraga model bangun ruang dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas V dalam menghitung volume
kubus dan balok di SDN Munggangsari?
2. Jika dapat, seberapa tinggi peningkatannya?
D. Batasan Pengertian
1. Bangun Ruang adalah bangun tiga dimensi baik berongga maupun
padat (Shamsudin Baharin, 2007: 8).
2. Volume Kubus adalah kapasitas muat kubus yang nilainya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus r × r × r dan dinyatakan dalam
satuan kubik (Shamsudin Baharin, 2007: 54).
3. Volume Balok adalah kapasitas muat balok yang nilainya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus p × l × t dan dinyatakan dalam
satuan kubik (Shamsudin Baharin, 2007: 54).
4. Model Bangun Ruang adalah suatu contoh berbentuk bangun ruang
yang mempunyai ciri serupa dengan ciri yang terdapat dalam konsep
matematika atau benda aslinya (Shamsudin Baharin, 2007: 88).
5. Peningkatan Kemampuan Siswa adalah peningkatan kapasitas seorang
siswa untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
E. Pemecahan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan
rumusan masalah, masalah rendahnya kemampuan siswa kelas V SDN
Munggangsari dalam menghitung volume kubus dan balok akan diatasi
dengan pembelajaran yang menggunakan alat peraga model bangun ruang.
F. Tujuan
Untuk mengetahui apakah dengan alat peraga model bangun ruang
dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Munggangsari dalam
menghitung volume kubus dan balok.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
a. Membuka wawasan baru tentang alat peraga lain yang dapat
digunakan selain gambar yang biasa digunakan selama ini dan
efektifitasnya.
b. Merupakan pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk
pembelajaran materi lain atau bidang studi lain bila
memungkinkan.
c. Memiliki alternatif alat peraga lain selain alat peraga yang biasa
digunakan, sehingga pembelajaran dapat dilakukan dengan alat
2. Bagi siswa
Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar,
sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan atau kebosanan.
3. Bagi guru
a. Merupakan pengalaman baru dalam pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif dalam menyampaikan materi pembelajaran.
b. Diharapkan dapat memotivasi guru untuk melakukan penelitian
dengan inovasi alat peraga yang lain, pada bidang studi lain, materi
lain, dan kelas yang lain.
4. Bagi sekolah
Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan
bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi
inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian dan memacu guru
A. Bangun Ruang Kubus dan Balok
1. Bangun Ruang
a. Pengertian Bangun Ruang
Bangun Ruang adalah bangun tiga dimensi baik berongga
maupun padat (Shamsudin Baharin, 2007: 8).
b. Unsur-unsur Dalam Bangun Ruang Kubus dan Balok
1) Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam persegi
yang kongruen (Shamsudin Baharin, 2007: 73).
Di bawah ini merupakan contoh kerangka kubus
a) Bidang sisi/sisi kubus
Kubus dibatasi oleh 6 buah bidang atau sisi yang berbentuk
persegi.
Bidang/sisi kubus adalah :
Rusuk adalah garis pertemuan dua sisi suatu benda ruang
(Shamsudin Baharin, 2007: 128).
Rusuk kubus adalah :
- Rusuk AB - Rusuk EH
Titik sudut adalah titik pertemuan antara dua rusuk atau lebih
(Shamsudin Baharin, 2007: 155).
Titik sudut kubus adalah :
- A - E
- C - G
- D - H
2) Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi enam persegi
panjang, berongga atau tidak berongga dan persegi panjang yang
sehadap adalah kongruen (Shamsudin Baharin, 2007: 7).
sisi alas kongruen dengan sisi atas
sisi depan kongruen dengan sisi belakang
sisi kiri kongruen dengan sisi kanan
Di bawah ini merupakan contoh kerangka balok
1)Bidang sisi/sisi balok
Balok dibatasi oleh 6 buah bidang atau sisi yang berbentuk
persegi panjang, sisi – sisi yang berhadapan sejajar dan
kongruen.
Bidang/sisi balok adalah :
• Sisi TUVW
(Shamsudin Baharin, 2007: 128).
Rusuk balok terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi.
•Rusuk panjang:
Titik sudut adalah titik pertemuan antara dua rusuk atau lebih
(Shamsudin Baharin, 2007: 155).
Titik sudut balok adalah :
-n Siswa Dalam Me-nghitu-ng Volume Kubus
t KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kem
ntuk melakukan sesuatu.
puan siswa dalam menghitung volume kubus d
diperoleh siswa dari tes tertulis tentang vol
ukan volume kubus rumusnya adalah sebagai beri
3 tumpukan kubus satuan
mbar di atas diketahui:
lah kubus satuan ke arah panjang kubus adalah
lah kubus satuan ke arah lebar kubus adalah 2
lah kubus satuan ke arah tinggi kubus adalah 2
kubus diperoleh dari jumlah kubus satuan
esar. Dari gambar di atas dapat diketahui volum
rusuk ke arah panjang = panjang rusuk k
rusuk ke arah tinggi, jadi dapat di misalkan:
jang rusuk kubus ke arah panjang = r satuan pa
us dan Balok
emampuan adalah
s dan balok adalah
- Panja
jang rusuk kubus ke arah lebar = r satuan panja jang rusuk kubus ke arah tinggi = r satuan pan kubus dapat dihitung r × r × r satuan volume.
nilai r × r × r sebanding dengan jumlah kub
uhi kubus besar, maka volume kubus dapat d
gan:
ume [ satuan volume/ (3) ]
jang rusuk (satuan panjang)
an volume balok rumusnya adalah sebagai beriku
Gambar 2.4 tumpukan kubus satuan
mbar di atas diketahui:
lah kubus satuan ke arah panjang balok adalah 3
lah kubus satuan ke arah lebar balok adalah 2
lah kubus satuan ke arah tinggi balok adalah 2
balok diperoleh dari jumlah kubus satuan y
esar. Dari gambar di atas dapat diketahui volum
- Tinggi balok = t satuan panjang
p = panjang balok (satuan panjang)
l = lebar balok (satuan panjang)
t = tinggi balok (satuan panjang)
C. Model Bangun Ruang sebagai Alat Peraga Matematika
1. Alat Peraga
a. Pengertian
Menurut Estiningsih dalam “Belajar Matematika
menggunakan Alat Peraga” oleh Handono, alat peraga merupakan
media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri
dari konsep yang dipelajari.
Alat peraga yaitu alat bantu atau pelengkap yang
digunakan guru atau siswa dalam belajar mengajar (Engkoswara,
1979:52).
Sedangkan alat peraga matematika yaitu alat yang
yang telah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) bidang studi matematika (Darhim, 1984:6).
Menurut Darhim (1984:17) bila ditinjau dari segi
wujudnya alat peraga matematika dapat dikelompokkan kedalam
alat peraga benda asli dan alat peraga benda tiruan. Sedangkan
Engkoswara dan Natawidjaja (1979:28) mengatakan bahwa ada
dua jenis alat peraga yaitu alat peraga yang sudah jadi dan alat
peraga yang buatan sendiri. Alat peraga jadi yaitu alat peraga
yang dibuat oleh suatu perusahaan yang dapat dibeli sehingga
guru atau siswa tinggal mempergunakan saja.
b. Fungsi alat peraga
Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan
keabstrakan dari konsep, agar siswa mampu menangkap arti
sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan
memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti
dari suatu konsep. Berikut ini diberikan beberapa contoh dari alat
peraga.
1) Kardus, gelas, dan bola berfungsi sebagai alat peraga pada saat
guru menerangkan sub bab bangun ruang.
2) Pensil, kapur, lidi, biji-bijian dapat berfungsi sebagai alat
peraga pada saat memperkenalkan bilangan kepada siswa,
benda, sehingga pada akhir membilang akan ditemukan
bilangan yang sesuai dengan kelompok benda tersebut.
Manfaat alat peraga menurut Erman Suherman (1994:274) di
antaranya adalah membantu guru dalam:
1) Memberi penjelasan konsep.
2) Merumuskan atau membentuk konsep.
3) Melatih siswa dalam keterampilan.
4) Memberi penguatan konsep pada siswa (reinforcement). 5) Melatih siswa dalam pemecahan masalah.
6) Melatih siswa dalam pengukuran.
7) Mendorong siswa untuk berfikir kritis dan analitik.
Jadi, secara umum alat peraga berfungsi efektif dalam memotivasi
belajar siswa daripada pembelajaran yang tidak menggunakan alat
peraga.
c. Alat peraga untuk menguatkan konsep volume kubus
1) Alat dan bahan
Gambar 2.5 jaring-jaring kubus
b) Guntinglah kertas menurut gambar.
c) Buatlah bangun ruang dari potongan kertas itu dengan cara
daerah yang bergaris putus-putus diberi lem, kemudian
direkatkan pada bagian yang lain.
3) Penggunaan
a) Siapkan model kubus satuan (kubus kecil).
b) Siapkan model kubus besar.
c) Masukkan kubus satuan pada kubus besar sampai
penuh, hitung berapa kubus satuan yang termuat.
Gambar 2.6 kubus satuan dalam kubus
d) Hitung berapa kubus satuan yang digunakan untuk mengisi
e) Ukurlah kubus satuan ke arah panjang, lebar, dan tinggi
kubus. Hitung volumenya dengan mengalikan antara
jumlah kubus satuan ke arah panjang, ke arah lebar, dan ke
arah tinggi. Bandingkan hasilnya dengan kegiatan d).
Jika hasilnya sebanding, maka volume kubus dapat
dihitung dengan rumus:
Panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk ( satuan volume)
d. Alat peraga untuk menguatkan konsep volume balok.
1) Alat dan bahan
a) Kertas karton
b) Lem
c) Penggaris
d) Pensil
e) Gunting/cutter
2) Cara pembuatan
a) Buat jaring-jaring balok pada kertas karton.
b) Guntinglah kertas menurut gambar.
c) Buatlah bangun ruang dari potongan kertas itu dengan cara
daerah yang bergaris putus-putus diberi lem, kemudian
direkatkan pada bagian yang lain.
3) Penggunaan
a) Siapkan model kubus satuan (kubus kecil).
b) Siapkan model balok besar.
c) Masukkan kubus satuan pada balok besar sampai
penuh, hitung berapa kubus satuan yang termuat.
Gambar 2.8 kubus satuan dalam balok
d) Hitung berapa kubus satuan yang digunakan untuk mengisi
balok besar sampai penuh.
e) Ukurlah kubus satuan ke arah panjang, lebar, dan tinggi
balok. Hitung volumenya dengan mengalikan antara
jumlah kubus satuan ke arah panjang, ke arah lebar, dan ke
arah tinggi. Bandingkan hasilnya dengan kegiatan d).
Jika hasilnya sebanding, maka volume balok dapat dihitung
dengan rumus:
2. Model Bangun Ruang
Model Bangun Ruang adalah suatu contoh berbentuk bangun ruang
yang mempunyai ciri serupa dengan ciri yang terdapat dalam konsep
matematika atau benda aslinya (Shamsudin Baharin, 2007: 88).
a. Model bangun ruang kubus terdiri dari tiga macam:
1) Pejal
Gambar 2.9 model kubus pejal
2) Berongga
Gambar 2.10 model kubus berongga
3) Kerangka
b. Model bangun ruang balok terdiri dari tiga macam:
1) Pejal
Gambar 2.12 model balok pejal
2) Berongga
Gambar 2.13 model balok berongga
3) Kerangka
Gambar 2.14 model balok kerangka
D. Hubungan Model Bangun Ruang Sebagai Alat Peraga Matematika
dan Kemampuan Menghitung Volume Kubus dan Balok
Penggunaan alat peraga dalam suatu proses belajar mengajar
bertujuan agar dapat barlangsung secara tepat guna dan berdayaguna,
Seorang guru harus berusaha agar materi pembelajaran yang
disampaikan dapat dimengerti dengan mudah oleh siswa. Untuk
memudahkan materi pembelajaran tersebut, perlu diusahakan agar siswa
dapat menggunakan sebanyak mungkin alat indera. Makin banyak alat
indera yang digunakan untuk mempelajari sesuatu, makin mudah diingat
apa yang dipelajari. Pepatah Cina mengatakan, “Saya mendengar saya
lupa; saya melihat saya ingat; saya mengerjakan saya lebih mudah
memahami.”(http://ideguru.wordpress.com/, diakses tanggal 28 September
2010) Di sinilah pentingnya benda atau obyek bisa diamati oleh siswa
agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Selain itu, Edgar Dale yang
terkenal dengan Kerucut pengalamannya ( Cone of Experience)
berpendapat bahwa “pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui
indera penglihatan (mata), 13% melalui indera pendengaran, dan
selebihnya melalui indera lain”. Selain itu, pengalaman seseorang
berlangsung dari pengalaman konkrit (langsung) menuju ke abstrak (dalam
bentuk lambang kata). Selain itu, pada tingkat yang konkrit siswa
memperoleh pengalaman belajar dari kenyataan yang diperoleh dalam
kehidupan. Selanjutnya untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman, akan
meningkat menuju ke tingkat lebih tinggi, yang akhirnya tiba pada puncak
kerucut di mana pengalaman itu dapat diperoleh, walaupun dalam bentuk
Lam bang kata
Visual/peta
Gambar/foto
Gambar tetap
Gambar hidup
Televisi
Pameran
Karyawisata
Demonstrasi
Dramatisasi
Benda tiruan
Pengalaman langsung
Gambar 2.15 kerucut Pengalaman menurut Edgar Dale
Sumber: Sadiman Arief, dkk. (2009:8)
Keterangan:
Pada tahap ini, siswa perlu berhubungan langsung dengan kejadian
yang sebenarnya. Dengan demikian mereka dapat melihat sendiri,
meraba, mengalami sendiri apa yang mereka hadapi, dan agar mereka
dapat memecahkan masalah sendiri.
2. Pengalaman melalui benda tiruan
Pada tahap ini, kejadian atau peristiwa, atau benda yang sebenarnya
sulit diperoleh atau terlalu besar maka dapat dibuatkan benda tiruan
yang rupanya sama dengan benda sebenarnya, hanya ukurannya yang
tidak sama.
Contoh, misal untuk menerangkan sistem otot dan rangka kita, guru
menggunakan model rangka manusia. Dengan demikian, akan
memberikan kesan yang mendalam serta memudahkan siswa dalam
penerimaan materi yang disampaikan.
3. Pengalaman melalui dramatisasi
Pada tahap ini materi pembelajaran disampaikan dalam bentuk drama
(masal dalam pelajaran bahasa Indonesia). Dalam penyajiannya perlu
diperhatikan penggunaan kostum, mimik, suara, sampai pada sifat khas
dari karakter yang diperankan oleh siswa agar dapat menarik sehingga
materi pembelajaran yang didramatisasikan dapat diterima dan
dipahami.
Pada tahap dan bagian-bagian tertentu pembelajaran perlu
didemonstrasikan, terutama dalam menjelaskan proses. Misalnya “
bagaimana cara mencangkok tumbuhan yang baik”.
5. Pengalaman melalui karyawisata
Dalam hal tertentu, pengalaman yang diperoleh siswa melalui karya
wisata sangat berarti dalam memperluas pengalaman belajar siswa.
Siswa mencatat, mengadakan observasi, tanya jawab, dan membuat
laporan mengenai segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan selama
karyawisata.
6. Pangalaman melalui pameran
Dalam kegiatan ini siswa dapat memperlihatkan kemampuan secara
individu, kelompok maupun tiap kelas melalui pameran. Dari sini,
siswa dapat membandingkan tingkat kemajuan mereka dengan orang
lain, kelompok lain, atau kelas lain. Dengan demikian akan timbul
motivasi bersaing secara sehat dan positif.
7. Pengalaman melalui televisi
Program pendidikan dalam televisi merupakan media yang baik karena
menarik minat siswa, dimana siswa dapat memperoleh informasi yang
autentik setelah atau sebuah peristiwa sedang terjadi.
8. Pengalaman melalui gambar hidup
Siswa dapat memperoleh pengalaman melalui pembelajaran dengan
diproyeksikan dengan teratur dan kontinu, maka gerakan normal dari
manusia, hewan, maupun benda dapat diamati siswa dengan jelas.
9. Pengalaman melalui gambar tetap
Pembelajaran melalui gambar tetap dapat berupa rekamn, radio, atau
gambar diam. Jika dalam pembelajaran tidak ada benda asli atau
model, dapat digunakan foto (gambar diam).
10.Pengalaman melalui gambar
Siswa dapat memperoleh pengalaman bila suatu materi pembelajaran
disajikan dengan memvisualisasikan benda-benda dua dimensi,
misalnya lukisan, sketsa, dan karikatur.
11.Pengalaman melalui lambang visual
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa melalui lambang kata,
misalnya guru menggunakan media grafik, poster, peta, atau diagram.
12.Pengalaman melalui lambang kata
Pada tahap ini siswa sudah mampu memperoleh pengalaman belajar
hanya melalui lambang kata yaitu dapat melalui membaca buku,
majalah, koran, dan buletin.
Pada setiap tahap, minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan
menyesuaikan materi dan alat peraga dengan sifat, kemampuan, dan
kegunaan bagi siswa. Dengan demikian dalam setiap kegiatan belajar
mengajar penggunaan alat peraga disesuaikan dengan tingkat
Dengan alat peraga yang cukup, dapat digunakan siswa
dalam memahami konsep dasar sehingga siswa lebih aktif serta
merangsang minat dan semangat belajar untuk meningkatkan
kemampuan dalam matematika. Melalui kegiatan yang menyenangkan
untuk mempelajari konsep matematika, siswa akan aktif sehingga
dengan aktivitas tersebut akan menimbulkan motivasi belajar. Hal ini
sangat menguntungkan siswa terutama bagi siswa yang daya abstraksinya
kurang tajam.
Dengan bantuan alat peraga siswa mendapat kesempatan terlibat
dalam proses pengamatan sehingga dapat diharapkan akan tumbuh
minat belajar matematika pada dirinya dan akan menyenangi konsep yang
disajikan karena sesuai dengan tahap perkembangan mentalnya yang masih
menyenangi permainan. Dengan bantuan alat peraga matematika siswa
akan semakin mudah memahami hubungan antara matematika dan
lingkungan alam sekitar.
E. Hipotesis
Pembelajaran volume kubus dan balok dengan menggunakan alat
peraga model bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Munggangsari, Dusun Logede
Desa Munggangsari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung,
Jawa Tengah.
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Munggangsari
dengan jumlah 23 siswa, yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13
siswa perempuan dan guru pengamat sebanyak satu orang. Peneliti
melakukan penelitian pada siswa kelas V karena rata-rata nilai kelas
ulangan matematika pada materi volume kubus dan balok belum
memenuhi KKM yaitu 5,0 sedangkan KKM yang ditentukan yaitu 6,0
(siswa yang tuntas KKM hanya 30 % ).
3. Obyek penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam
menghitung volume kubus dan balok.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada minggu pertama dan minggu
kedua bulan November tahun pelajaran 2010/2011.
B. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan
definisi tersebut terdapat beberapa ide pokok PTK yang menurut Igak
Wardhani antara lain :
1) Penelitian Tindakan Kelas merupakan satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri
2) Penelitian Tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.
3) Penelitian Tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.
4) Tujuan Penelitian Tindakan adalah untuk memperbaiki : dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahamn terhadap praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat tersebut dilakssiswaan
Dari keempat ide pokok di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang
menggunakan refleksi diri sebagai metode utama dilakukan oleh orang
yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan
dalam berbagai aspek. Berdasarkan pengertian tersebut maka Penelitian
Tindakan Kelas yang dilakukan guru di dalam kelasnya melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat. Kegiatan perbaikan pembelajaran
matematika untuk konsep bangun ruang, dilakssiswaan dalam dua siklus
pembelajaran yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan,
Gambar 3 desain PTK
Sumber: Wardani IGAK,dkk. (2007:4.26)
C. Rencana Tindakan
1. Persiapan
a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Negeri Munggangsari
untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh
gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa.
c. Melakukan wawancara pada guru kelas V untuk mengetahui
gambaran sepintas mengenai kemampuan menjumlah dan
mengurang pecahan.
e. Analisis Masalah.
f. Perumusan masalah.
g. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus.
h. Penyusunan silabus, RPP, LKS, dan instrument penelitian.
2. Rencana tindakan setiap siklus
a. Siklus I
1) Rencana Tindakan
Pada Siklus I, guru merencsiswaan pembelajaran:
a) Mengorganisasikan siswa di kelas.
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c) Menyampaikan materi pembelajaran.
Guru menyampaikan materi dengan model bangun ruang.
d) Memberikan contoh soal untuk dibahas bersama.
e) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
f) Membuat kesimpulan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan
3) Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan melakukan tes tertulis. Tes tertulis ini
berjumlah 10 soal yang berbentuk pilihan ganda dan 5 soal
Pedoman Penyekoran:
• Pilihan ganda
Jika benar nilai 1
Jika salah nilai 0
• Essay
Jika cara dan hasilnya benar skor 2
Jika cara benar, tetapi hasilnya salah skor 1
Jika hasil benar, tetapi caranya salah/tanpa cara skor 0
Jika cara dan hasil salah skor 0
Total skor pilihan ganda 1 × 10 = 10
Total skor essay 2 × 5 = 10
Jadi jumlah skor 10 + 10 = 20
Nilai = jumlah skor : 2
4) Refleksi
Setelah KBM selesai, peneliti melakukan refleksi dan
melakukan revisi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya
(siklus ke-2).
b. Siklus II
1) Perencanaan
Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahan
berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.
a) Mengorganisasikan siswa di kelas.
c) Menyampaikan materi pembelajaran.
Dalam kegiatan ini, siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk
belajar dengan menggunakan model bangun ruang
(pemanfaatan barang bekas dan takaran). Siswa melakukan
kegiatan diskusi untuk membuktikan rumus volume.
d) Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.
e) Menilai hasil kerja kelompok dan membuat kesimpulan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana tindakan
3) Pengumpulan Data
Jika benar nilai 1
Jika salah nilai 0
• Essay
Jika cara dan hasilnya benar skor 2
Jika cara benar, tetapi hasilnya salah skor 1
Jika hasil benar, tetapi caranya salah/tanpa cara skor 0
Jika cara dan hasil salah skor 0
Total skor essay 2 × 5 = 10
Jadi jumlah skor 10 + 10 = 20
Nilai = jumlah skor : 2
4) Refleksi
Setelah KBM selesai, peneliti melakukan refleksi dan membuat
kesimpulan hasil penelitian.
Siklus yang direncanakan dalam penelitian ini ada dua siklus yaitu
siklus I menggunakan model bangun ruang sedangkan pada siklus
II menggunakan barang bekas yang berbentuk balok dan kubus.
Siklus akan berakhir apabila tujuan penelitian sudah tercapai, yaitu
sudah mencapai KKM 6,0 (siswa yang tuntas KKM 70% dari
jumlah keseluruhan siswa).
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya
1. Pengumpulan Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bukti
untuk menyusun informasi. Data dapat berbentuk data kualitatif atau
kuantitatif. Data kualitatif mempunyai ciri tidak bisa dilakukan operasi
matematika seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Sedangkan data kuantitatif dapat dilakukan operasi
Untuk memperoleh data diperlukan teknik pengumpulan data. Data
diperoleh dari Lembar Kerja Siswa (LKS) dan menghitung means
(rata-rata kelas).
2. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data agar mudah pekerjaannya dan baik hasilnya,
dalam arti cermat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah.
Menurut bentuknya, instrumen dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes
dan nontes. Bentuk tes dapat berupa tes subjektif dan tes objektif.
Sedangkan bentuk nontes berupa wawancara, angket, observasi,
kuesioner, skala sikap, catatan anekdota, dan portofolio ( Masidjo,
2007:13).
Berdasarkan masalah penelitian, jenis instrumen yang digunakan
oleh peneliti berupa bentuk tes yang terdiri dari pilihan ganda dan
essay.
Sebelum mengambil data penelitian maka instrumen yang berupa
tes hasil belajar terlebih dahulu diuji cobakan. Adapun
langkah-langkah dalam uji coba soal tes sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Membuat kisi soal dan membuat soal sesuai dengan
kisi-kisi.
b. Tahap pelaksanaan
pada SD yang berbeda.
c. Tahap analisis
1) Validitas tiap butir soal
Validitas berasal dari bahasa inggris validity yang berarti keabsahan yang sering dikaitkan dengan instrumen/alat ukur.
Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai validitas
tinggi apabila alat ukur tersebut memang dapat mengukur apa
yang seharusnya di ukur.
Langkah-langkah dalam menentukan validitas soal:
- Menentukan taraf kesukaran soal/IK
Banyaknya siswa yang menjawab benar dinyatakan dalam
Indeks Kesukaran (IK).
IK = ( )
×
Tabel 3.1 kualifikasi taraf kesukaran
IK – IK Kualifikasi IK
- Menentukan taraf pembeda diskriminasi soal
dinyatakan dalam Indeks Diskriminasi (ID).
ID =
×
Tabel 3.2 kualifikasi indeks diskriminasi
IK - IK Kualifikasi ID
- Menentukan perlakuan soal
• Suatu item dipertahankan (DP)
JIka IK-nya termasuk MS, M, C, S, SS, tetapi ID realnya
dari ID minimal
Didukung olejh selisih ID real yang kecil, bahkan nol.
• Suatu item direvisi/diperbaiki (DR)
JIka IK-nya termasuk M, C, S, tetapi ID realnya lebih kecil
sedikit (3 digit) dari ID minimal
Misal: ID minimal 0,19 0,18: 0,17: 0,16
• Suatu item digugurkan/drop-out (DO)
JIka IK-nya termasuk MS, M, C, S, SS tetapi ID realnya
jauh lebih kecil (di bawah 3 digit) dari ID minimal
Misal: ID minimal 0,19 di bawah 3 digit menjadi 0,15
2) Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari bahasa Inggris reliability yang berarti kemantapan suatu alat ukur. Jika alat ukur tersebut digunakan
untuk melakukan pengukuran berulang kali maka alat tersebut
tetap memberikan hasil yang sama.
Aspek reliabilitas:
- dapat diandalkan
- dapat diramalkan
- menunjukkan ketepatan
Metode dalam reliabilitas:
a. Metode tes-retes
b. Metode paralel
c. Metode belah dua
d. KR 20 atau KR21
Penelitian ini menggunakan KR20 dengan rumus:
KR 20 :
² − ∑ !
Pengujian koefisien korelasi (rtt):
• Tabel reliabilitas
Tabel 3.3 kualifikasi reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
±0,91 – ±1,00
• Taraf signifikansi (rtt tabel):
1% rtt = 0,76
Kualifikasi:
1.Jika rtt rtt tabel, maka signifikan
2.Jika rtt rtt tabel, maka tidak signifikan signifikan
E. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengolahan data untuk mengambil
kesimpulan, sesuai dengan rumusan masalah, dan tujuannya. Agar
sistematis, diberi subjudul sesuai dengan rumusan masalahnya
Kondisi awal kemampuan menghitung volume kubus dan balok
Tabel 3.4 kondisi yang diharapkan pada akhir siklus
Nilai Rata-rata dihitung dengan rumus:
Rata-rata (means) = n
N
dengan n : jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
N : jumlah seluruh siswa
No Peubah Indikator
Kondisi
Awal
Kondisi pada akhir
siklus
I II
1 Kemampuan
menghitung
volume
kubus dan
balok
Nilai rata-rata
kelas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan kemampuan
siswa dalam menghitung volume kubus dan balok menggunakan alat peraga
model bangun ruang kelas V semester I SDN Munggangsari Kabupaten
Temanggung tahun pelajaran 2010/2011” Dilaksanakan pada tanggal 1
November 2010 sampai 10 November 2010.
1. Siklus I
a. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 November sampai 3
November 2010 di kelas V dengan jumlah siswa 23. Pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga model bangun ruang dan kubus satuan. Pada
akhir siklus satu, dilakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.
b. Hasil penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada siklus I, diperoleh hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Pengolahan Data Evaluasi Siklus I
No Nama Skor Nilai Ketuntasan
Berdasarkan hasil dari siklus I diperoleh rata-rata nilai mencapai 5,80
yang terdiri dari 9 siswa yang belum tuntas KKM atau 39% dan 14
siswa yang sudah tuntas KKM atau 61%.
c. Refleksi
Hal-hal yang ditemukan selama pembelajaran berlangsung adalah :
- Sebagian siswa masih asyik bermain sendiri sedangkan teman yang
lain mengikuti pembelajaran.
- Siswa tidak dilibatkan dalam penggunaan alat peraga.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 November sampai 10
November 2010 di kelas V dengan jumlah siswa 23. Pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan kardus bekas, pasir, dan takaran. Siswa melakukan
kegiatan diskusi dalam kelompok. Pada akhir siklus dua, dilakukan
evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah
mengikuti pembelajaran.
b. Hasil penelitian
Setelah dilakukan penelitian pada siklus dua, diperoleh hasil sebagai
Tabel 4.2 Pengolahan Data Evaluasi Siklus II
No Nama Skor Nilai Ketuntasan
Berdasarkan hasil dari siklus II diperoleh rata-rata nilai mencapai 6,85
yang terdiri dari 3 siswa yang belum tuntas KKM atau 13% dan 20
siswa yang sudah tuntas KKM atau 87%.
c. Refleksi
Hal-hal yang ditemukan dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain:
- Siswa dilibatkan dalam penggunaan alat peraga
- Kesulitan siswa sudah berkurang
- Siswa lebih mudah menjawab soal.
- Dalam kelompok, siswa sudah banyak bekerja sama serta aktif
berdiskusi tentang tugas yang diberikan oleh guru.
- Masih ada beberapa siswa yang asyik bermain sendiri, tidak
bekerja dalam kelompok.
B. Pembahasan
Untuk memperjelas hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Penelitian
Kriteria Siklus I Siklus II
Tuntas 14 Siswa (61%) 20 Siswa (87 %)
Pada siklus I, peneliti mengamati siswa bersamaan dengan berlangsungya
proses kegiatan belajar mengajar dan dibantu oleh satu guru pengamat yang
telah ditunjuk. Adapun tugas yang dilakukan pengamat adalah mengamati
berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir
serta mengamati proses pembelajaran apakah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan pengamatan oleh guru
pengamat, pada siklus ini peneliti sudah melakukan pembelajaran sesuai
dengan RPP (penelitian dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga model
bangun ruang dan kubus satuan). Siswa tidak dilibatkan dalam penggunakan
alat peraga. Pada akhir siklus ini peneliti memberikan soal untuk
mengevaluasi siswa, evaluasi ini bermaksud untuk mengetahui pemahaman
siswa dalam pembelajaran yang telah diterimanya.
. Hasil evaluasi akhir siklus 2 siswa mendapat nilai 8,5; 1 siswa mendapat
nilai 7,5; 4 siswa mendapat nilai 7; 2 siswa mendapat nilai 6,5; 5 siswa
mendapat nilai 6; 2 siswa mendapat nilai 5,5; 1 siswa mendapat nilai 5; 1
siswa mendapat nilai 4,5; 3 siswa mendapat nilai 4; 1 siswa mendapat nilai 3;
dan 1 siswa mendapat nilai 2,5.
Dari data tersebut, anak yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebanyak 14 anak atau mencapai 61 % dari 23 siswa dan 9
anak masih memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh:
1. beberapa siswa masih asyik bermain sendiri saat pembelajaran
berlangsung
2. Siswa tidak dilibatkan dalam penggunaan alat peraga.
Oleh karena siswa yang sudah tuntas KKM pada siklus I belum mencapai
70% maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Pada siklus II, pengamatan yang dilaksanakan bersamaan dengan
berlangsungya proses kegiatan belajar mengajar dan dibantu oleh satu guru
pengamat yang telah ditunjuk. Adapun tugas yang dilakukan pengamat adalah
mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir serta mengamati proses pembelajaran apakah sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan pengamatan oleh guru
pengamat pada siklus ini peneliti sudah melakukan pembelajaran sesuai
dengan RPP. Pengelolaan kelas sudah baik. Siswa sudah sudah dilibatkan
dalam penggunakan alat peraga. Siswa juga bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya masing-masing. Namun dalam tugas kelompok, peneliti
mengamati siswa menemukan cara yang berbeda dari masing-masing
kelompok dalam menemukan volume bangun ruang. Misalnya, ada kelompok
yang menakar dan menghitung jumlah takaran sehingga volume diketahui dan
ada juga yang hanya mengukur jumlah takaran ke arah panjang, lebar, dan
tinggi kemudian mengalikannya sehingga volume dapat diketahui. Pada akhir
siklus ini peneliti memberikan soal untuk mengevaluasi siswa. Evaluasi ini
telah diterimanya. Hasil evaluasi akhir siklus, 2 siswa mendapat nilai 8,5; 2
siswa mendapat nilai 8,0; 7 siswa mendapat nilai 7,5; 3 siswa mendapat nilai
7; 1 siswa mendapat nilai 6,5; 5 siswa mendapat nilai 6; 2 siswa mendapat
nilai 5; 1 siswa mendapat nilai 4,5.
Jika dibandingkan dengan nilai dari silkus I sebagian besar anak
mengalami peningkatan, tetapi ada juga yang mendapat nilai tetap bahkan
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kekurangtelitian anak dalam
mengerjakan soal pilihan ganda dan ada juga yang tidak menyertai cara pada
jawaban soal essay.
Dari data tersebut, anak yang memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebanyak 20 anak atau mencapai 87 % dari 23 siswa dan 3
anak masih memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)
atau mencapai 17 % dari 23 siswa. Ketidaktuntasan tersebut disebabkan oleh
masih ada beberapa siswa yang asyik bermain sendiri, tidak bekerja dalam
kelompok. Akan tetapi dalam siklus II siswa lebih dilibatkan dalam
penggunaan alat peraga dan siswa sudah banyak bekerja sama dalam
kelompok serta aktif berdiskusi tentang tugas yang diberikan oleh guru
sehingga kesulitan siswa sudah berkurang dan siswa lebih mudah menjawab
soal. Hal ini dibuktikan dengan siswa yang sudah tuntas KKM pada siklus II
sudah mencapai 70%, maka siklus II tidak perlu dilanjutkan.
Dari hasil penelitian tersebut, hipotesis terbukti bahwa “Volume kubus dan
balok dengan pembelajaran yang menggunakan alat peraga model bangun
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga model bangun ruang dapat
meningkatkan kemampuan siswa di kelas V SDN Munggangsari
Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2010/2011. Data yang diperoleh
sebelum dilakukan tindakan penelitian yaitu nilai rata-rata ulangan harian
untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi dasar 4.1 menghitung
volume kubus dan balok 5,0 (berada di bawah KKM yaitu 6,0 dengan
siswa yang tuntas KKM hanya 30 %). Namun setelah siklus I nilai
rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 5,8 dan 61% dari 23 siswa tuntas
KKM. Peningkatan nilai rata-rata ini dipengaruhi oleh penggunaan alat
peraga model bangun ruang dalam pembelajaran dan dibuktikan pada
siklus ke dua yaitu nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 6,85 dan
87% dari 23 siswa telah mencapai KKM.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran
yang perlu dipertimbangkan khususnya pada penggunaan alat peraga
model bangun ruang antara lain:
1. Sebaiknya dalam pembelajaran matematika selalu menggunakan alat
peraga yang sesuai dengan materi agar pembelajaran lebih menarik
dan mudah dipahami oleh siswa.
2. Guru juga harus pandai-pandai memilih dan menggunakan alat
peraga/model pembelajaran inovatif.
3. Guru memilih dan menggunakan alat peraga/model pembelajaran
inovatif yang sesuai dalam setiap pembelajaran dengan
Handono. Belajar Matematika menggunakan Media alat peraga
$:: % ; : <% () () )=
Ardhana. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
$:: % ( , % : :<% (
() )= &
$:: & & : <% (! - () )=
K4 Mathematics. Bangun Ruang Sisi Datar (Kubus dan Balok)
$:: "; :())!:)": ; ; ;% ;
;% ; < % (! () )=
Lampiran 1
Siklus I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SDN Munggangsari
Kelas/Semester : V/1
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 3x pertemuan ( 6 jp)
I. Standar Kompetensi
4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
II. Kompetensi Dasar
4.1 Menghitung volume kubus dan balok
III. Sub Materi Pokok Pembelajaran
Volume kubus dan balok
IV. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN I A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
B. Kegiatan inti
- Pengertian kubus - Mencari rusuk kubus - Pengenalan arti volume
- Menghitung volume kubus dengan alat peraga bangun ruang kubus satuan
- Latihan soal-soal C. Kegiatan akhir
1. Refleksi
2. Pemberian tindak lanjut (PR)
PERTEMUAN II A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
• Guru memeriksa kesiapan siswa • Apersepsi:
Nama bangun :…………. Jumlah sisi :…………. Jumlah rusuk :…………. B. Kegiatan inti
- Pengertian balok - Mencari rusuk balok
- Menghitung volume balok dengan alat peraga model bangun ruang kubus satuan
- Latihan soal yang memuat volume balok C. Kegiatan akhir
- Refleksi
PERTEMUAN III A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
• Guru memeriksa kesiapan siswa B. Kegiatan inti
- Tes/Evaluasi akhir siklus - Pembahasan soal
C. Kegiatan akhir - Refleksi
V. Indikator
1. Siswa dapat menghitung volume kubus 2. Siswa dapat menghitung volume balok
VI. Penilaian
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk penilaian : Pilihan Ganda dan Uraian
VII.Sumber belajar
• Sumber Belajar:
- Handoko Tri.2006. Terampil Matematika 5. Jakarta: Yudhistira. - Surya,Yohanes.2002.Matematika itu Asyik . Jakarta: PT.Armandelta
Selaras
• Media:
- Model bangun ruang kubus dan balok - Kubus satuan.
Lampiran 2
Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SDN Munggangsari
Kelas/Semester : V/1
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 3x petemuan ( 6 jp)
I. Standar Kompetensi
4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
II. Kompetensi Dasar
4.1 Menghitung volume kubus dan balok
III. Sub Materi Pokok Pembelajaran
Volume kubus dan balok
IV. Kegiatan Pembelajaran
PERTEMUAN I A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
• Guru memeriksa kesiapan siswa • Apersepsi:
Siswa di minta menggambar kubus B. Kegiatan inti
- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
- Melalui kegiatan diskusi siswa diminta untuk mengisi kardus kubus kosong dengan pasir yang ditakar dengan takaran tertentu
- Siswa mencatat hasil takaran yang diperoleh
- Siswa diminta untuk mengukur panjang rusuk dari kardus kosong yang dibawanya
- Setelah diketahui ukurannya, siswa diminta menghitung volume kardus dari ukuran yang diperoleh
- Siswa membandingkan hasil takaran dengan volume yang diperoleh - Siswa membuat kesimpulan
- Pembahasan C. Kegiatan akhir
- Refleksi
PERTEMUAN II A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
• Guru memeriksa kesiapan siswa • Apersepsi:
Siswa di minta menggambar balok B. Kegiatan inti
- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
- Melalui kegiatan diskusi siswa diminta untuk mengisi kardus balok kosong dengan pasir yang ditakar dengan takaran tertentu
- Siswa mencatat hasil takaran yang diperoleh
- Siswa diminta untuk mengukur panjang, lebar, dan tinggi dari kardus kosong yang dibawanya
- Setelah diketahui ukurannya, siswa diminta menghitung volume kardus dari ukuran yang diperoleh
- Siswa membandingkan hasil takaran dengan volume yang diperoleh - Siswa membuat kesimpulan
- Pembahasan C. Kegiatan akhir
- Refleksi
PERTEMUAN III A. Kegiatan awal
• Salam pembuka dan doa
• Guru memeriksa kesiapan siswa B. Kegiatan inti
- Tes/Evaluasi akhir siklus - Pembahasan soal
C. Kegiatan akhir - Refleksi
V. Indikator
1. Siswa dapat menghitung volume kubus 2. Siswa dapat menghitung volume balok
VI. Penilaian
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Bentuk penilaian : Pilihan Ganda dan Uraian
VII. Sumber belajar
• Sumber Belajar:
- Handoko Tri.2006. Terampil Matematika 5. Jakarta: Yudhistira. - Surya,Yohanes.2002.Matematika itu Asyik . Jakarta: PT.Armandelta
Selaras • Media:
- barang bekas berbentuk balok dan kubus - pasir
- takaran
Lampiran 3
KISI-KISI PERENCANAAN PENYUSUNAN SOAL (UJI COBA)
Lampiran 4
Soal Uji Coba
NAMA : . . . KELAS/SEMESTER : V/1
SD : . . .
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!
1. Sisi sebuah balok berjumlah. . .
a. 2 c. 10
3. Berdasarkan gambar kubus pada soal nomor 2, yang termasuk titik sudut adalah. . .
a. A c. AB
b. ABCD d. AF
4.
b. 15 d. 25
6. Pak Win membeli sekardus sabun untuk persediaan tokonya. Setiap sabun dikemas dalam bungkus balok kecil. Di dalam kardus, sabun-sabun itu disusun dengan panjang 6 bungkus, lebar 6 bungkus, dan tinggi 6 bungkus. Jumlah seluruh sabun dalam kardus adalah. . . .
a. 18 c. 120
b. 36 d. 216
7. Dito menyusun kubus-kubus mainannya menjadi kubus yang lebih besar. Panjang sisi kubus besar itu 5 kubus mainan. Jumlah kubus mainan Dito untuk membuat kubus besar adalah . . .
a. 15 c. 50
b. 25 d. 125
8.
Jika satuan kubus di atas adalah cm³, volumenya adalah. . . . cm³.
a. 3 c. 18
b. 9 d. 27
9. Sebuah lampion berbentuk kubus dibuat dari kertas berwarna merah. Kerangka lampion itu dibuat dari kawat. Jika panjang rusuk kubus 25 cm, berapa meter kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah lampion?
a. 3 c. 300
b. 30 d. 3000
10.Balok ABCD.EFGH volumenya 240 cm³. Diketahui panjangnya 15 cm dan lebarnya 8 cm. tinggi balok itu adalah. . . .cm.
2 cm
12.Untuk keperluan olahraga, sebuah SD membuat bak pasir di halaman sekolah. Panjangnya 6 m, lebarnya 2,5 m, dan dalamnya0,4 m. Bak itu akan diisi penuh dengan pasir. Pasir yang dibutuhkan untuk memenuhi bak adalah . . . .m³
13.
15 cm
20 cm
p
Jika volumenya 9600 cm³, panjang balok di atas adalah. . .
a. 23 cm c. 44 cm
b. 32 cm d. 48 cm
14.Rusuk sebuah kubus yang volumenya 64 cm³ adalah. . .
a. 2 cm c. 4 cm
b. 3 cm d. 5 cm
15.Volume balok yang panjangnya 10 cm, lebar 3 cm, dan tinng 4 cm adalah . . .
a. 17 cm³ c. 43 cm³
b. 34 cm³ d. 120 cm³
II. Jawablah pertanyaan – pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas dan tepat!
1. Gambarlah sebuah kubus dengan panjang rusuk 2 cm!
2.
4 cm V=. . . .?
3. Sebuah akuarium yang berbentuk balok memiliki ukuran panjang 30 cm, lebar 25 cm, dan tinggi 30 cm. Jika ke dalam akuarium tersebut diisi air sampai penuh, berapa liter volume air dalam akuarium tersebut?
4. p = . . . .kubus satuan
l = . . . kubus satuan t = . . . kubus satuan V = . . . kubus satuan
5. Ayah akan membuat bak mandi berbentuk balok yang bisa memuat 616 dm³ air. Jika tinggi bak mandi itu 8 dm³ dan lebar 7 dm³, berapakah panjang bak mandi tersebut?
Lampiran 6
Reliabilitas yang signifikan 1 % dalam suatu k
,22
&' &()* &((+
63
= 5,4
S = 29,2
KR 20:
, , -.
/0& ∑12 /0&
= 0,86
Untuk N=18, = 1%, = 0,76
Jadi signifikan ( = 0,86 > 0,76) dan tinggi.