• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI

MENGGUNAKAN LAGU SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yusuf Prapaska Purwandalu NIM: 131134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku.

Para sahabat yang bersedia berjuang bersama dan saling

memberikan semangat.

(6)

HALAMAN MOTTO

“INGATLAH BAHWA KESUKSESAN SELALU DISERTAI DENGAN

KEGAGALAN”

“JIKA BISA SEKARANG, UNTUK APA MENUNGGU HARI ESOK”

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

UNTUK KELAS V SD DENGAN METODE BERNYANYI MENGGUNAKAN LAGU

Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dari penelitian ini adalah pembelajaran tematik kelas V SD semester 1 tentang matematika (sifat dan volume bangun kubus-balok) yang diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia (menyimak teks barang ekspor-impor). Dari hasil wawancara kepada dua guru kelas V, peneliti mendapatkan data bahwa siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang kubus-balok. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa memerlukan metode bernyanyi dengan media lagu yang berisi materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu. Tujuan penelitian ini yaitu menjelaskan prosedur pengembangan dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R & D) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh 3 validator yaitu dosen matematika, dosen seni musik dan guru kelas V. Skor rata-rata dari tiga validator yaitu 3.9 dengan kategori “sangat baik”, sehingga layak diujicobakan.

Hasil ujicoba terbatas yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2017 di SD N Demangan. Siswa yang hadir 15, peneliti mendapatkan data: 80% (12 siswa) mampu menghitung volume bangun ruang, 100% (15 siswa) mampu menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 100% (15 siswa) antusias saat mengikuti pembelajaran bangun ruang kubus-balok dengan menggunakan lagu.

(10)

ABSTRACT

PROTOTYPE DEVELOPMENT LEARNING PROGRAM MATHEMATICS SPACE OF BULID CUBES AND CUBOID FOR FIVE CLASS USING SONG

Yusuf Prapaska Purwandalu Universitas Sanata Dharma

2017

The potential of this research is the V-thematic semester 1 semester learning on mathematics (the nature and volume of the cube-builds) integrated with Bahasa Indonesia (listening to the text of export-import goods). From the results of interviews to two class V teachers, researchers get data that students have difficulty calculating the volume of building space cubes. From the results of questionnaires distributed to 30 students of class V, the researchers obtained data: 66% of students had difficulties in calculating the volume of wake-up space, 60% of students had difficulties in mentioning the characteristics of waking space and 53% of students were not enthusiastic when following the learning about room wake, and 76.6 % Of students require a method of singing with a song medium containing the material properties and the volume of the cube-building space. Therefore, the researcher develops prototype of the mathematics learning design of the material of building the cube space and the beam for class V SD by using singing method of song. The purpose of this research is to explain the development procedure and to describe the quality of the prototype.

This research development uses research and development (R & D) method by modifying 10 steps and procedure of research development of Borg and Gall in Sugiyono into 6 steps: 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design , 4) design validation, 5) design revisions, and 6) product trials. The prototype was validated by 3 validators namely lecturer mathematics, music art lecturer and class V teacher. The average score of the three validators is 3.9 with the category "very good", so worthy of trial.

Results of a limited trial conducted on 30 January 2017 at SD N Demangan. The students who attended 15, the researchers got the data: 80% (12 students) were able to calculate the volume of wake up space, 100% (15 students) were able to name the building properties of space and 100% (15 students) enthusiastic when following learning to build space cubes Using the song.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa, atas

berkat dan rahmat yang diberikanNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian skripsi ini. Penelitian skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa

penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., Dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk.

5. Kepala Sekolah SD N Demangan yang telah memberikan ijin dalam

melakukan penelitian di SD N Demangan.

6. Keluarga dan semua orang terdekat yang selalu mendoakan, memberikan

semangat, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.6Definisi Operasional ... 8

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 10

2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 11

(14)

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 14

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V ... 17

2.1.2.1 Matematika Bangun Ruang ... 21

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi ... 22

2.1.4 Tugas Perkembangan Anak ... 28

2.1.5 Minat Belajar ... 29

2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Musikal ... 32

2.2 Penelitian yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berfikir ... 38

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Setting Penelitian ... 44

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 44

3.2.2 Waktu Penelitian ... 44

3.2.3 Subjek Penelitian ... 44

3.2.4 Objek Penelitian ... 44

3.3 Prosedur Pengembangan ... 45

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5 Instrumen Penelitian ...48

3.6 Teknik Analisis Data ... 51

3.6.1 Data Kualitatif ... 51

3.6.2 Data Kuantitatif ... 53

(15)

4.2 Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 88

5.2Keterbatasan Penelitian ... 89

5.3Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Guru...49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-penelitian untuk Siswa...50

Tabel 3.3 Koverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif...53

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil WawancaraPra-penelitian...57

Tabel 4.2 Hasil rekapitulasi pra-penelitian per-item siswa...60

Tabel 4.3 Hasil Validasi Produk...64

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk...68

Tabel 4.5 Rekapitulasi pertanyaan refleksi siswa...77

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus...21

Gambar 2.2 Balok...22

Gambar 4.1 Desain cover awal sebelum revisi...63

Gambar 4.2 Desain cover setelah revisi...69

Gambar 4.3 Siswa mengamati lagu sifat dan volume kubus...73

Gambar 4.4 Siswa mencoba mengerjakan LKS kelas...74

Gambar 4.5 Siswa melakukan penalaran terhadap LKS...74

(18)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang relevan...37

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar pertanyaan untuk guru SD N Demangan

Lampiran 2 Lembar pertanyaan untuk guru SD Kanisius Kumendaman Lampiran 3 Hasil validasi produk oleh dosen ahli matematika

Lampiran 4 Hasil validasi produk oleh dosen ahli seni Lampiran 5 Hasil validasi produk oleh guru kelas Lampiran 6 Hasil pekerjaan siswa

Lampiran 7 Rencana pelaksanaan pembelajaran Lampiran 8 Foto uji coba produk

Lampiran 9 Lembar pertanyaan untuk siswa setelah uji coba Lampiran 10 Hasil angket pra penelitian siswa

(20)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang

dikembangkan dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap

kurikulum yang telah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu

diteruskan dengan kurikulum 2006 (KTSP). Jadi kurikulum 2013 merupakan

kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill berupa sikap dan

hard skill yang berupa ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Di

dalam kurikulum 2013 mempunyai salah satu kekhasan, yakni tematik integratif.

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam

sebuah tema (Majid, 2014:122). Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk

menguasai konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran akan tetapi juga

keterkaitannya dengan konsep dari mata pelajaran lain. Pembelajaran tematik juga

dapat diartikan sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan,

keterampilan, kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan

tema.

Pembelajaran tematik di kelas V semester 1 terdapat mengintegrasikan

(21)

volume bangun kubus-balok sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang

menyimak teks barang ekspor-impor. Siswa kelas V perlu menguasai konsep

Matematika salah satunya materi bangun ruang kubus-balok. Bangun ruang kubus

adalah bangun ruang yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan

ukurannya sama (Simangunsong, 2008). Balok adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi panjang saling

sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008). Siswa kelas V perlu

mempelajari materi bangun ruang kubus-balok agar dapat memecahkan

permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat dan volume

kubus-balok.

Hasil wawancara kepada dua guru kelas V SD N Demangan dan SD

Kanisius Kumendaman mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada

siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok adalah

membedakan bidang sisi, rusuk, dan titik sudut. Selain itu, kedua guru tersebut

juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul pada siswa saat

mengerjakan volume bangun ruang kubus dan balok adalah siswa masih bingung

dalam menentukan serta menyelesaikan proses hitung rumus volume bangun

ruang kubus dan balok.

Hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V, peneliti

mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun ruang, 60%

siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan 53% siswa tidak

antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang, serta 76.6% siswa

(22)

dan volume bangun ruang kubus-balok. Oleh karena itu peneliti mengembangkan

prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan

balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

Peneliti termotivasi mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran

Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan

metode bernyanyi menggunakan lagu. Inspirasi dalam mengembangkan metode

bernyanyi menggunakan lagu untuk materi bangun ruang kubus-balok peneliti

dapatkan dari penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul “Pengembangan Model

Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan Belajar di Sekolah Dasar

Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model pembelajaran yang

meliputi model layanan asesmen, model perencanaan pembelajaran, model

proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode

bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam menghitung perkalian bagi

siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami kesulitan belajar. Relevansi bagi

penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Matematika khususnya

perhitungan perkalian dengan stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan

penggunaan jari tangan dapat membantu meningkatkan kemampuan berhitung

perkalian pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.

Prototipe ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan antusias

siswa dalam pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus-balok. Peneliti

(23)

Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.”

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa metode bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk

meningkatkan motivasi, semangat dan antusias belajar siswa.

Oleh karena itu prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga

bagian. Bagian 1 berisi penjelaskan mengenai teori pembelajaran Matematika dan

Bahasa Indonesia. Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang

kubus dan balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus

dan balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia.

Bagian 2 berisi penjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran.

Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2

tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume

balok. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP

yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan

memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator

dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran terkait,

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembeajaran,

media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah kegiatan

(24)

diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik secara mandiri

maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1.3.1 Menjelaskan proses pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD dengan metode

(25)

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman pada siswa

dalam mempelajari materi bangun ruang (kubus dan balok) dengan

menggunakan metode pembelajaran bernyanyi.

1.4.2 Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi terkait metode

pembelajaran bernyanyi untuk membantu siswa dalam memahami konsep

bangun ruang.

1.4.3 Bagi Sekolah

Penelitian pengembangan prototipe pembelajaran ini dapat menambah

kepustakaan sekolah terkait model pembelajaran materi bangun ruang.

1.4.4 Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti terkait

pembelajaran bangun ruang dengan metode pembelajaran bernyanyi.

1.5Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan mengambil materi tentang bangun ruang

kubus dan balok untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan

metode pembelajaran bernyanyi. Prototipe pembelajaran yang

dikembangkan ini memuat tiga bagian yaitu:

a. Bagian Pertama Bagian ini merupakan bagian yang menjelaskan mengenai

(26)

tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan balok, jenis-jenis

sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan balok, dan

menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia. Pada setiap

penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang

menerangkan mengenai materi tersebut.

b. Bagian Kedua menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam

pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1

tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3 tentang sifat balok,

dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut sudah mencakup

materi sifat volume kubus dan balok dengan mengintegerasikan materi

ekspor dan impor barang di Indonesia.

c. Bagian Ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang

dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan

pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang

dikembangkan memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi

datar dan indikator dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada

setiap pembelajaran terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran,

pendekatan dan metode pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran

serta langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga

dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator,

lembar kerja siswa baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran

(27)

1.6Definisi Operasional

Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan

pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian adalah:

1.6.1 Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar. Prototipe yang dikembangkan berupa model pembelajaran bernyanyi materi kubus dan

balok untuk siswa kelas V sekolah dasar.

1.6.2 Matematika adalah ilmu pasti yang berhubungan dengan penalaran dan dipelajari oleh siswa mulai dari tingkat dasar sampai lanjut. .

1.6.3 Bangun ruang adalah bangun Matematika yang mempunyai isi dan ataupun volume.

1.6.4 Kubus adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam bidang sisi yang kongruen yang berbentuk bujur sangkar, memiliki 6 sisi, 12 rusuk

dan 8 titik sudut.

1.6.5 Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan satu pasang berukuran berbeda,

memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut.

1.6.6 Lagu adalah seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal yang biasanya di iringi dengan alat musik untuk menghasilkan

musik yang mengandung irama atau suara berirama yang di sebut dengan

(28)

1.6.7 Metode pembelajaran bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan, dimana syair tersebut berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan uraian tentang: kajian pustaka, hasil penelitian yang

relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untk

mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan membahas

tentang kurikulum 2013, pembelajaran tematik integratif di kelas V SD,

Matematika, teori bernyanyi, inteligensi matematis-logis dan musikal.

2.1.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan

di Indonesia. Kurikulum ini mengembangkan soft skill dan hard skill yang

berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadilah, 2014). Menurut

(Mulyasa, 2013) kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan siswa

pada aspek kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan standar

performasi tertentu, sehingga nanti hasilnya dapat dirasakan oleh siswa itu

sendiri. Menurut (Hidayat, 2013) kurikulum 2013 diharapkaqn dapat

menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu

bukan hanya cerdas secara intelektual melainkan juga mampu mengolah

kecerdasan emosi dan spiritual.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan kurikulum

(30)

pengetahuan dan mengolah kecerdasan emosi dan spiritualnya. Kurikulum

2013 memiliki kekhasan berkaitan dengan pendidikan karakter, tematik

integratif, dan pendekatan saintifik.

2.1.1.1Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan

pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Pendidikan karakter juga

memiliki rumusan kompetensi inti sebagai berikut ini. (a) Kompetensi Inti

(KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual. (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2)

untuk kompetensi inti sikap sosial. (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk

kompetensi inti pengetahuan. (d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk

kompetensi inti keterampilan. Tujuannya adalah untuk membentuk

membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, warga

masyarakat dan warga negara yang baik (T. Ramli, 2011). Menurut

(Suyanto, 2009) pendidikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku

yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik

dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. (Elkind,

2010) menjelaskan pendidikan karakter ialah segala sesuatu yang

dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter siswa. Guru

membantu membentuk watak siswa. Hal ini mencakup keteladanan

bagaimana perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi,

bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkait lainnya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan

(31)

kepribadian siswa secara bertahap dan dapat mengamalkan kepribadian

tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan pertama pendidikan karakter menurut (Dharma,dkk

2011) memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai

tertentu sehingga terwujud dalam prilaku anak, baik ketika proses

sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

Pengetahuan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan

dalam seting sekolah bukanlah suatu dogmatisasi nilai kepada siswa

untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai menjadi

penting untuk diwujudkan dalam prilaku keseharian manusia, termasuk

bagi anak. Penguatan juga mengarahkan proses pendidikan pada proses

pembiasaan yang disertai oleh logika dan refleksi terhadap proses dan

dampak dari proses pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah baik

dalam seting kelas maupun sekolah. Penguatanpun memiliki makna

adanya hubungan antara penguatan prilaku melaui pembiasaan di

sekolah dengan pembiasaan di rumah. (Asep Barhia, 2012) beralasan

pendidikan karakter mempunyai tujuan mulia karena memiliki manfaat

serta tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan siswa agar

senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan d engan

penuh tanggung jawab.

2.1.1.2Pendekatan Tematik Integratif

Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan

(32)

berbagai mata pembelajaran ke dalam berbagai tema (Majid, 2014).

Penggunaan tema dimaksudkan agar siswa mampu mengenal berbagai

konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu

strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.

Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik sebagai berikut

(Majid, 2014:126):

a. Berpusat Pada Siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa, hal ini disesuaikan dengan

pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai

subjek belajar. guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada

siswa. Dengan pengalaman langsung ini siswa dihadapkan pada sesuatu

yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pembelajaran tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema

yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pembelajran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

(33)

mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan

untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

d. Bersifat Fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan

bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.

Selain itu, guru dapat mengaitkan satu mata pembelajaran dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa

berada.

2.1.1.3Pendekatan Saintifik

Pendekatan pembelajaran ilmiah menekankan pada pentingnya

kolaborasi dan kerja sama di antara siswa. Pendekatan saintifik merupakan

salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Majid (2014) mengungkapkan

bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada

siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan

saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum

atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah,

(34)

berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada siswa agar siswa

secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapantahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,

menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep,

hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada

siswa. Majid (2014) menyebutkan bahwa pendekatan saintifik dalam

pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,

menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pendapat tersebut sejalan

dengan yang diungkapkan oleh Daryanto (2014), yaitu:

a. Mengamati (Observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses

pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan

mudah dalam pelaksanaan. Seperti yang diungkapkan oleh Daryanto

(2014) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa

ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan

(35)

b. Menanya

Guru membuka kesempatan kepada siswa secara luas untuk

bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Daryanto

(2014) mengungkapkan bahwa guru yang efektif mampu menginspirasi

siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya pada saat itu

pula dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik.

c. Menalar

Kegiatan menalar menurut Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013

(Dalam Daryanto, 2014) adalah memproses informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan atau

eksperimen maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi

dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi

tersebut.

d. Mencoba

Hasil belajar yang nyata atau otentik akan didapat bila siswa

mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014) mengungkapkan

bahwa aplikasi mencoba atau eksperimen dimaksudkan untuk

mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,

(36)

e. Mengkomunikasikan

Guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam pendekatan

saintifik. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa kegiatan

mengkomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa

yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan

menemukan pola.

Pendapat ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya,

menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan

saintifik memiliki tujuan agar siswa dapat berpartisipasi dan terlibat aktif

selama pembelajaran. Selain dengan menggunakan pendekatan saintifik,

untuk membuat siswa terlibat aktif selama pembelajaran dibutuhkan

metode pembelajaran, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode bernyanyi.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Integratif di kelas V

Pembelajaran tematik di kelas V SD terbagi atas 9 tema

yaitu:Benda-benda di lingkungan sekitar, Peristiwa dalam kehidupan,

Kerukunan dalam bermasyarakat, Sehat itu penting, Bangga sebagai

bangsa Indonesia, Organ tubuh manusia dan hewan, Sejarah peradaban

Indonesia, Ekosistem, Lingkungan sahabat kita. Setiap tema tersebut berisi

subtema yang akan menjelaskan mengenai pembelajaran yang dilakukan.

(37)

subtema 3 Indonesia bangsa yang cinta damai pada pembelajaran 1.

Pembelajaran 1 terdiri atas dua pembelajaran terkait yaitu Matematika dan

Bahasa Indonesia. Penelitian ini akan mengintegrasikan pembelajaran

Matematika materi sifat volume kubus dan balok dengan Bahasa Indonesia

materi ekspor impor barang di Indonesia dengan memasukkan metode

bernyanyi menggunakan lagu. Siswa kelas V perlu menguasai konsep

Matematika salah satunya materi sifat volume kubus dan balok. Materi

tersebut perlu diajarkan agar siswa dapat memecahkan permasalahan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat volume kubus dan balok

yang merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang lebih

lanjut.

2.1.2.1 Matematika : Bangun Ruang

Matematika berasal dari kata manthanein atau mathema, dalam bahasa Latin yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari. Kata

Matematika dalam bahasa Belanda disebut dengan wiskunde yang berarti

ilmu pasti yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013).

Kline (Runtukahu, 2014) menyebutkan Matematika sebagai pengetahuan

yang tidak berdiri sendiri, tetapi dapat membantu manusia untuk

memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Matematika merupakan ilmu pasti, yang kesemuannya berkaitan dengan

penalaran (Depdiknas, 2001). Muhseyto (2008), menyebutkan Matematika

sebagai salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa, mulai dari tingkat

(38)

disimpulkan bahwa Matematika adalah suatu ilmu pasti yang berhubungan

dengan penalaran yang dapat membantu manusia dalam kehidupan

sehari-hari. Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar adalah agar siswa

mampu dan terampil dalam menggunakan Matematika dalam kehidupan

sehari-hari. Berikut ini terdapat beberapa tujuan pembelajaran Matematika

di sekolah dasar menurut Susanto, 2013:

a. Memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat. Melakukan manipulasi Matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan

dalam pernyataan Matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model Matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai penggunaan Matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep pembelajaran Matematika perlu diajarkan di SD agar siswa

mudah memahami pembelajaran Matematika pada tingkat selanjutnya.

Konsep-konsep pada kurikulum Matematika SD dapat dibagi menjadi tiga

kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar, (penanaman konsep),

(39)

a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep)

Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang

harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret

dengan konsep baru Matematika yang abstrak. Dalam kegiatan

pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat

digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep ini terdiri dari dua pengertian, pertama

merupakan kelanjutan dari pembelajaran pemahaman konsep dalam suatu

pertemuan. Kedua pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada

pertemuan yang berbeda, tetapi merupakan lanjutan dari penanaman

konsep.

c. Pembinaan Ketrampilan

Pembinaan keterampilan ini merupakan pembelajaran lanjutan dari

penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran ini bertujuan

agar siswa lebih terampil dalam menggunakan konsep Matematika.

Konsep pembelajaran Matematika yang penting diajarkan di

sekolah dasar yaitu tentang materi kubus-balok. Materi kubus-balok perlu

dipelajari agar siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang

berkaitan dengan kubus-balok. Selain itu materi tersebut merupakan

(40)

2.1.2.2Bangun Ruang (Kubus dan Balok)

Bangun ruang merupakan bangun Matematika yang memiliki isi

atau volume. Dalam Matematika, bangun ruang terbagi menjadi beberapa

bagian, yaitu sisi, rusuk dan titik sudut. Sisi adalah bidang pada bangun

ruang yang membatasi antara bangun ruang dengan ruangan di sekitarnya.

Rusuk adalah pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun

ruang, sedangkan titik sudut adalah titik dari hasil pertemuan rusuk yang

berjumlah tiga atau lebih. Jenis-jenis bangun ruang yang umum dikenal,

antara lain kubus, balok, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Dalam

penelitian ini, materi yang akan menjadi fokus penelitian yaitu kubus dan

balok.

Sulardi (2006) menjelaskan bahwa kubus memiliki enam sisi, dua

belas rusuk, dan delapan titik sudut. Kubus adalah bangun ruang yang

dibentuk oleh tiga pasang persegi yang bentuk dan ukurannya sama

(Simangunsong, 2008). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa kubus adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi, dua belas

rusuk, dan delapan titik sudut, yang dibentuk oleh tiga pasang persegi yang

bentuk dan ukurannya sama.

(41)

Sulardi (2006) menjelaskan bahwa balok memiliki enam sisi, dua

belas rusuk, dan delapan titik sudut. Balok adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh tiga pasang persegi panjang dimana setiap pasang persegi

panjang saling sejajar/ berhadapan dan berukuran sama (Mustaqim, 2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa balok adalah sebuah

bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi kongkruen serta memiliki

enam sisi, dua belas rusuk, dan delapan titik sudut.

Gambar 2.2 Balok

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, bernyanyi adalah mengeluarkan

suara bernada atau berlagu. Nyanyian atau lagu adalah komponen musik

pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik

terdapat susunan kata-kata yang mengandung arti/makna tertentu, dimana

makna tersebut berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian tersebut.

Makna yang terdapat dalam sebuah lagu dapat digunakan untuk

melakukan sugesti, persuasi dan memberikan nasehat. Lirik lagu

mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi karena pengarang lagu

menyampaikan ide dan gagasan melalui kata atau kalimat yang bisa

(42)

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan syair-syair yang dilagukan. Pada umumnya syair-syair

tersebut disesuaikan dengan materi-materi pelajaran yang disampaikan

oleh guru kepada murid. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi

riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimulasi secara

lebih optimal (Fadlillah, 2012). Metode bernyanyi juga dapat diartikan

sebagai metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang

dinyanyikan. Seperti yang diungkapkan oleh Tantranurandi (2008), yang

menyebutkan bahwa metode bernyanyi merupakan suatu metode yang

melafadzkan suatu kata/kalimat yang dinyanyikan.

Elisabeth (2005) menyebutkan bahwa nyanyian adalah bagian dari

musik. Nyanyian berfungsi sebagai alat untuk mencurahkan pikiran dan

perasaan untuk berkomunikasi. Fungsi nyanyian bagi anak-anak adalah

sebagai berikut:

a. Bahasa emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru.

b. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan dan dikomunikasikan.

c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan yang tertukar), pada irama (gerak/ketukan panjang penjeng, tidak teratur) dan

pada melodi (gerakan tinggi rendah).

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa menyanyi merupakan

(43)

depan kelas bersama teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap

apa yang dipelajarinya, terutama dilingkungan sekolah. Selain itu, menyanyi

dapat memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan bagi anak sehingga dapat mendorong anak untuk belajar lebih giat (Ma’rifah, 2009).

Nyanyian atau lagu dalam penelitian ini sifatnya adalah untuk membantu

anak dalam memahami materi dan bisa menghafal sebuah rumus atau cirri-ciri

yang dapat dipraktekkan langsung di sekolah atau di luar sekolah. Setyoadi

(Fadlillah (2012) menyebutkan bahwa manfaat penggunaan lagu (menyanyi)

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.

b. Menumbuhkan minat dan menguatkan daya tarik pembelajaran.

c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan

d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran

e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika siswa

f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran.

g. Mendorong motivasi belajar siswa

2.1.3.1Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi

Kelebihan dari metode bernyanyi adalah (Masykur, 2009):

a. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan

b. Memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif

atau pengenalan siswa.

(44)

d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya masing-masing

e. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi

yang kuat untuk belajar lebih giat.

Musbikin (Prasetya, 2010) menyebutkan bahwa menyanyi juga memiliki

kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat merangsang imajinasi anak didik

b. Dapat memicu kreatifitas siswa

c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong

kognitif anak dengan cepat

Selain kelebihan, metode pembelajaran bernyanyi juga memiliki

kelemahan, yaitu (Masykur, 2009):

a. Siswa ditekankan harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk

belajar.

b. Siswa harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan

baik.

c. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan.

d. Apabila kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan.

e. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.

Metode pembelajaran bernyanyi diwujudkan dalam sebuah lagu, lagu disusun

sesuai dengan tahap perkembangan yang terjadi pada anak, penelitian ini

(45)

2.1.3.2Unsur yang termuat dalam sebuah lagu a. Lirik lagu

Lirik lagu adalah susunan/rangkaian kata yang bernada. Menyusun

lirik lagu memang tidak semudah menyusun karangan, namun dapat

diperoleh dari berbagai inspirasi. Inspirasi itu sendiri dapat diperoleh dari

pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. (Ma’rifah, 2009). Sedangkan menurut (Lestari,2012) Seperti permainan vokal gaya bahasa dan

penyimpangan makna kata merupakan permainan bahasa dalam

menciptakan lirik lagu. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa lirik lagu adalah sebuah susunan kalimat yang

memiliki permainan vokal dan nada.

Pada penelitian ini lirik lagu disusun berdasarkan tema 5

Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dan sub tema 3 Indonesia Bangsa

yang Cinta Damai pada kelas V SD.

b. Notasi

Kata notasi musik berasal dari notation (aslinya dari bahasa

inggris) yang maknanya adalah Angka-angka, cara menulis dan

catatan. Dalam Bahasa Indonesia notasi musik sering disebut not musik,

jadi intinya not musik adalah ekspresi musik yang di tuangkan dalam

bentuk simbol yang berwujud angka atau gambar not balok. (Lestari,

2012). Sedangkan menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) not

musik adalah tanda nada yang ada pada musik. Dari kedua pengertian

(46)

tanda-tanda simbol nada yang ada pada sebuah musik atau nyanyian. Pada

penelitian ini lagu disusun dengan menggunakan notasi yang mudah untuk

dicermati dan dimengerti oleh siswa kelas V SD.

c. Irama

Irama adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras

lembut ucapan bunyi. (Lestari, 2012). Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Irama adalah alunan yang tercipta secara teratur. Dari kedua

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa irama adalah alunan tinggi

rendahnya suara dalam sebuah lagu atau nyanyian. Pada penelitian ini

menggunakan irama senang dan gembira sehingga membuat siswa

semakin tertarik untuk menyanyikan lagu.

d. Birama

Birama adalah bagian /segmen dari suatu baris melodi, yang

menunjukkan berapa ketukan dalam bagian tersebut. (Lestari, 2012).

Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Birama adalah ketukan yang tercipta pada sebuah lagu nyanyian. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa birama adalah suatu baris kalimat pada nyanyian yang

(47)

2.1.4 Tugas Perkembangan Anak

Menurut (Djawad, Dahlan, 2016) Tugas perkembangan terdapat tiga

bagian utama, yakni:

a. Pribadi sosial

Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan

permainan. Melalui pertumbuhan fisik dan otak, anak belajar dan berlari

semakin stabil, makin mantap dan cepat. Pada masa sekolah anak sudah

sampai pada taraf penguasaan otot sehingga sudah dapat berbaris,

melakukan senam pagi dan permainan-permainan ringan, seperti sepak

bola, loncat tali, berenang, dan sebagainya. Belajar bergaul dengan

teman-teman sebaya, yakni belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

situasi yang baru serta teman-teman sebayanya. Mengembangkan kata

hati, hakikat tugas ini ialah mengembangkan sikap dan perasaan yang

berhubungan dengan norma-norma agama. Hal ini menyangkut

penerimaan dan penghargaan terhadap peraturan agama disertai dengan

perasaan senang untuk melakukan atau tidak melakukannya. Tugas

perkembangan ini berhubungan dengan masalah benar-salah, boleh-tidak

boleh, seperti juur itu baik, bohong itu buruk, dan sebagainya.

b. Belajar

Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan

berhitung. Salah satu sebab masa usia 6-12tahun disebut masa sekolah

karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohaninya sudah cukup

(48)

sehari-hari. Apabila kita telah melihat sesuatu, mendengar, mengecap,

mencium, dan mengalami, tinggalah suatu ingatan pada kita. Ingatan

mengenai pengamatan yang telah lalu itu disebut konsep.

c. Karier

Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. Hakikat tugas ini

ialah untuk dapat menjadi orang yang berdiri sendiri dalam arti dapat

membuat rencana, berbuat untuk masa sekarang dan masa yang akan

datang bebas dari pengaruh orangtua dan orang lain.

2.1.5 Pengertian Minat Belajar

Minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam

menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang

cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat

yang besar dalam melaksanakan tindakannya (Surya, 2003:67). Minat

adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Sejalan dengan

teori tersebut minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatikan beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap

suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten.

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah

besarnya rasa lebih suka dan rasa ketertarikan terhadap berbagai aktivitas

atau kegiatan belajar.

Minat tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dari

(49)

proses. Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan, maka

minat tersebut dapat berkembang. Munculnya minat ini biasanya ditandai

dengan adanya dorongan, perhatian, rasa senang, kemampuan, dan

kecocokan atau kesesuaian. Timbulnya minat seseorang disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan.

Minat timbul karena perasaan senang serta tendensi yang dinamis untuk

berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan

tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan

dorongan-dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas. Faktor-faktor yang

mempengaruhi minat siswa, antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

datangnya dari dalam diri. Menurut (Slameto, 2010:180) faktor internal tersebut adalah ”pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari

guru, rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan

lingkungan.

Di dalam minat terdapat beberapa indikator, menurut Syaiful Bahri

Djamarah (2008) Indikator yang dapat memunculkan minat belajar dalam

(50)

perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Berikut ini penjelasan dari

masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar bagi

seorang siswa:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap

suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu

yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk

mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung

merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman

afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

c. Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada

itu. Siswa yang memiliki minat belajar pada objek tertentu, dengan

sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang

tersebut senang dantertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan

(51)

2.1.6 Kecerdasan Matematis-logis, Visual dan Kecerdasan Musikal

Howard Gardner menghasilkan karya intelektual berjudul

“Intelligence Rframed” yang menyatakan bahwa otak manusia setidaknya

menyimpan sembilan jenis kecerdasan yang disepakati dan diterima

(Chatib, 2012). Sembilan kecerdasan tersebut yaitu: 1) Inteligensi

linguistik, 2) Inteligensi Matematika-logis, 3) Inteligensi ruang, 4)

Inteligensi kinestetik-badan, 5) Inteligensi musikal, 6) Inteligensi

interpersonal, 7) Inteligensi intrapersonal, 8) Inteligensi lingkungan

naturalis, 9) Inteligensi eksistensial. Prototipe yang peneliti kembangkan

membantu siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis,

visual, dan musikal.

2.1.6.1Kecerdasan Matematika-logis

Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi

pola-pola, kategori-kategori, dan hubungan dengan memanipulasi objek

atau simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan

teratur (Yaumi dan Nurdin, 2012). Kecerdasan Matematika disebut juga

kecerdasan logis dan penalaran karena merupakan dasar dalam

memecahkan masalah dengan memahami prinsip-prinsip yang mendasari

sistem kasual atau dapat manipulasi bilangan, kuantitas dan operasi.

Berpikir induktif, deduktif dan rasional merupakan ciri yang melekat pada

orang yang memiliki kecerdasan ini. Oleh karena itu orang yang kuat

dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan

(52)

logis adalah dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami

prinsip-prinsip. Jadi pada penelitian ini, siswa akan memecahkan masalah

terkait materi bangun kubus-balok dengan metode bernyanyi

menggunakan lagu sebagai media.

2.1.6.2Kecerdasan Visual

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat

dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Visual

artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau

tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warna, garis, bentuk,

ruang, ukuran dan juga hubungan di antara elemen – elemen tersebut. Kecerdasan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari

berbagai sudut pandang. Kecerdasan visuap – spasial merupakan

kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot, dan insinyur mesin.

Relevansi bagi penelitian ini bahwa kecerdasan visual adalah dasar dalam

melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Jadi pada penelitian ini, siswa

akan melihat dan mengamati obyek terkait materi bangun kubus-balok

dengan metode bernyanyi menggunakan lagu sebagai media.

2.1.6.3Kecerdasan musikal

Kita banyak mengenal para komponis musik, seperti Bach, Mozart,

Beethoven yang memang sungguh jenius dalam hal musik. Di Indonesia

kita juga mengenal banyak komponis musik baik klasik, rock ataupun pop.

Mereka sangat mudah mengekspresikan diri dan gagasan lewat musik dan

(53)

mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik

dan suara (Yaumi dan Nurdin, 2012). Di dalamnya termasuk kepekaan

akan ritme, melodi dan intonasi: kemampuan memainkan alat musik,

kemampuan menyanyi, kemampuan untuk mencipta lagu, kemampuan

untuk menikmati lagu, musik dan nyanyian. Orang yang kuat dalam

inteligensi musikal biasanya cocok untuk mengerjakan tugas sebagai

komposer musik, menginterpretasikan musik, memainkan, dan memimpin

pentas musik. Dan jelas mereka juga akan akan sangat senang menjadi

pendengar yang baik untuk berbagai bentuk musik. Relevansi bagi

penelitian ini bahwa kecerdasan musikal dapat membuat siswa memiliki

kemampuan untuk menikmati lagu yang sudah disesuaikan dengan materi

bangun kubus-balok.

2.2Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,

yaitu : Penelitian Pertama dilakukan oleh Rahmawaty (2013) yang berjudul “Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi

Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode

menyanyi terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada

pembelajaran bahasa Arab. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode

bernyanyi menjadi salah satu alteratif untuk meningkatkan motivasi belajar

(54)

Penelitian yang Kedua, Penelitian Tarjiah (2014) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika bagi Siswa Berkesulitan

Belajar di Sekolah Dasar Inklusi.” Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini menghasilkan rancangan model

pembelajaran yang meliputi model layanan asesmen, model perencanaan

pembelajaran, model proses/pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

strategi dan metode bermain, menyanyi dan penggunaan jari yangan dalam

menghitung perkalian bagi siswa kelas 2 sampai kelas 6 yang mengalami

kesulitan belajar. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran Matematika khususnya perhitungan perkalian dengan

stgartegi/metode bermain, menyanyi, dan penggunaan jari tangan dapat

membantu meningkatkan kemampuan berhitung perkalian pada anak-anak

yang mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.

Penelitian yang ketiga, Ismail (2012), melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Konsep Volume Balok Dan

Kubus Dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN 3

Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada sub

pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan

menggunakan metode bernyanyi. Hasil pengembangan ini bertujuan untuk

memberi kemudahan siswa dalam mempelajari Matematika khususnya materi

konsep volume kubus dan balok. Perangkat pembelajaran dinilai praktis (dapat

(55)

pembelajaran minimal 80%. Relevansi bagi penelitian ini adalah pembelajaran

dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa

khususnya dalam pembelajaran Matematika mengenai konsep volume

(56)

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan

Penelitian yang berkaitan dengan lagu

Rahmawaty (2013)

Penggunaan metode menyanyi dalam rangka meningkatkan motivasi belajar bahasa arab kelas 1 SD

Tarjiah (2014)

Model pembelajaran dengan menggunakan strategi menyanyi dan bermain dapat meningkatkan kemampuan

berhitung perkalian pada anak

Penelitian yang berkaitan dengan bangun ruang

Ismail (2012)

Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep volume balok dan kubus

Penelitian yang akan dilakukan berjudul:

(57)

2.3Kerangka Berfikir

Siswa kelas V SD perlu memahami materi kubus dan balok agar dapat

memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan

materi tersebut merupakan dasar untuk mempelajari materi di tingkat yang

lebih lanjut. Dari hasil angket yang dibagikan kepada 30 siswa kelas V,

peneliti mendapatkan data: 66% siswa kesulitan menghitung volume bangun

ruang, 60% siswa kesulitan dalam menyebutkan sifat-sifat bangun ruang dan

53% siswa tidak antusias saat mengikuti pembelajaran tentang bangun ruang.

Sehingga perlu adanya inspirasi pembelajaran untuk membantu siswa dalam

memahami materi sifat dan volume bangun kubus dan balok.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawaty (2013) berjudul “Penggunaan Metode Menyanyi dalam Rangka Meningkatkan Motivasi

Belajar pada Pembelajaran Bahasa Arab bagi Siswa Kelas 1 SD Ta’mirul Islam Surakarta.” Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode menyanyi terbukti

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran bahasa Arab.

Selain itu dari hasil penelitian Ismail (2012), melakukan penelitian yang

berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Konsep Volume

Balok dan Kubus dengan Menggunakan Metode Bernyanyi Di Kelas IV SDN

3 Tonggolobibi”. Dalam penelitian ini dihasilkan bahan ajar Matematika untuk siswa kelas IV SD berdasarkan standar isi dan karakteristik siswa pada

sub pokok bahasan memahami konsep volume kubus dan balok dengan

(58)

dengan metode bernyanyi berpengaruh positif pada hasil belajar siswa. Kedua

penelitian tersebut memotivasi peneliti dalam mengembangkan metode

bernyanyi dengan menggunakan lagu supaya dapat membantu siswa

memahami materi sifat volume kubus dan balok. Penelitian ketiga berisi

tentang pentingnya suatu model pembelajaran dalam meningkatkan

pemahaman siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu pembelajaran

Matematika. Hal tersebut menginspirasi peneliti untuk mengintegrasikan

metode bernyanyi dengan menggunakan lagu di dalam RPP pembelajaran

materi sifat volume kubus dan balok.

Prototipe yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi

penjelasan mengenai teori pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

Penjelasan materi tersebut terdiri dari pengertian bangun ruang kubus dan

balok, jenis-jenis sifat kubus dan balok, cara menghitung volume kubus dan

balok, dan menjelaskan tentang definisi ekspor-impor barang di Indonesia.

Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang

menerangkan mengenai materi tersebut. Bagian 2 berisi penjelasan tentang

lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 4 lagu yang telah peneliti

kembangkan, lagu 1 tentang sifat kubus, lagu 2 tentang volume kubus, lagu 3

tentang sifat balok, dan lagu 4 tentang volume balok. Semua lagu tersebut

sudah mencakup materi sifat volume kubus dan balok dengan

mengintegerasikan materi ekspor dan impor barang di Indonesia. Sedangkan

bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang

(59)

pendekatan saintifik dalam proses pembelajarannya. RPP yang dikembangkan

memiliki komponen identitas, kompetensi inti, kompetensi datar dan indikator

dari beberapa mata pembelajaran yang terdapat pada setiap pembelajaran

terkait, tujuan pembelajaran, matei pembelajaran, pendekatan dan metode

pembeajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran serta langkah-langkah

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP ini juga dilengkapi dengan

penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja siswa baik

secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

2.4Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, pertanyaan dalam penelitian ini

adalah:

2.4.1 Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

dengan metode bernyanyi menggunakan lagu?”

2.4.2 Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang: jenis penelitian, setting penelitian,

prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik

analisis data dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian research and development

(R&D). Sugiyono (2011) menyebutkan bahwa penelitian R&D merupakan

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan

menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa penelitian R & D adalah metode penelitian untuk

menghasilkan produk atau menyempurnakan produk yang telah ada dan dapat

dipertanggungjawabkan. Penelitian ini mengembangkan suatu produk berupa

Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus dan

balok untuk kelas V SD dengan metode bernyanyi menggunakan lagu.

Produk ini dikembangkan berdasarkan modifikasi dari prosedur metode

penelitian R & D (Research and Development) menurut Borg & Gall dalam

Sugiyono (2012:298). Penelitian ini dibatasi sampai dengan Revisi Produk

yang dilakukan setelah melalui proses validasi oleh ahli dan uji coba sehingga

layak untuk digunakan. Desain pengembangan dalam penelitian ini

menggunakan strategi pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono

Gambar

Tabel 3.3 Koverensi Data Kualitatif ke Kuantitatif...........................................53
Gambar 4.3 Siswa mengamati lagu sifat dan volume kubus................73
Gambar 2.1 Kubus
Gambar 2.2 Balok
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

PELAKSANAAN METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BIDANG KEAHLIAN MEMBERSIHKAN BUSI DAN GANTI OLI SEPEDA MOTOR BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL.. Universitas

Pada subbab ini, akan ditampilkan grafik daya pada konsumen, grafik daya pada dummy load, dan total daya yang terbentuk (jumlah daya konsumen ditambah daya dummy load)

There are two problems that become the focus of this thesis: (1) How is the major character, Maryam, portrayed, and (2) How are women’s positions in Iranian society reflected through

Dapat mengajukan keberatan kepada ketua sidang jika penyempurnaan alat dan laporan tugas akhir yang diminta penguji di luar spesifikasi pada proposal. Tidak melakukan debat

Jurusan yang umunya dan pasti ada dalam Fakultas MIPA yaitu ilmu-ilmu eksak atau ilmu pasti diantaranya Matematika, kimia, biologi, dan fisika.. Selain jurusan tersebut

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skrips i dengan judul “ Isolasi dan Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula Di Lahan Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)