• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN

MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Theresia Delang Setiyani

NIM: 131134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN

MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Penddikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Theresia Delang Setiyani

NIM: 131134151

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena

atas limpahan berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Banyak pihak yang turut membantu dan mendukung secara langsung maupun

tidak langsung dalam proses pembuatan skripsi ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rahmat dan berkat-nya

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Yoseb Istiyoti dan Ibu Maria Sukarti

yang tidak pernah berhenti mendoakanku, memendukung dan

memotivasiku.

3. Adikku Anastasia Resi Hertaningsih yang selalu memberikan semangat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Fransiskusxaverius Dimas Purbawibawa sahabat yang selalu ada untuk

memotivasi, mendukung, menghibur dan membantuku hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Teman-teman satu payung yang selalu mendukung, berbagi pengalaman

dan kebahagian selama proses pembuatan skripsi ini.

6. Teman-teman angkatan 2013 yang sudah memberikan dorongan,

dukungan saling berbagi, mengibur selama berproses di Universitas Sanata

(6)

v

MOTTO

Rahasian keberhasilan adalah kerja keras dan belajar dari

kegagalan"

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Juni 2017

Peneliti

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Theresia Delang Setiyani

Nomor Mahasiswa : 131134151

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN

TEMATIK MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 15 Juni 2017

Yang menyatakan

(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MENGGUNAKAN MEDIA LAGU UNTUK SISWA KELAS V SD

Theresia Delang Setiyani

NIM: 131134151

Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi penelitian ini adalah pembelajaran tematik kurikulum 2013 kelas V SD tema 5 subtema 3 pembelajaran 3 mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Materi Matematika tentang sifat dan volume bangun ruang balok, sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang ekspor dan impor barang. Dari hasil kuisoner 20 siswa kelas V SD peneliti mendapatkan data: 50% siswa kesulitan menyebutkan sifat bangun balok, 50% siswa kesulitan menyebutkan sifat kubus, 75% siswa kesulitan menyebutkan volume kubus, 65% siswa kesulitan menyebutkan volume balok, dan 75% siswa menginginkan belajar Matematika dan Bahasa Indonesia berkaitan kubus dan balok dengan media lagu. Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk siswa kelas V SD.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)) dengan memodifikasi 10 langkah dan prosedur pengembangan penelitian Borg and Gall dalam Sugiyono menjadi 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, dan 6) uji coba produk. Prototipe divalidasi oleh 3 validator yaitu dosen matematika, dosen seni musik dan guru kelas V. Dengan skor rata-rata 3,2 dengan kategori “baik” untuk diujicobakan setelah revisi.

Ujicoba terbatas dilakukan di kelas V SD Negeri Gantang dengan jumlah siswa yang hadir 20 siswa. RPP yang peneliti ujicobakan adalah pembelajaran balok (Matematika) dan ekspor-impor (Bahasa Indonesia) dengan 2 lagu yang dikaitakan dengan pembelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Hasil evaluasi pembelajaran Matematika menunjukkan bahwa 75% siswa mendapat nilai di atas KKM. Dari hasil refleksi 100% siswa menulis jika media lagu dapat membantu mereka memahami sifat dan volume balok.

(10)

ix

ABSTRACT

PROTOTYPE PLAN FOR MATEMATHIC LEARNING THEMATIC SOLIDS CUBE AND BLOK USING SONG METHODS FOR FIVE GRADE

OF ELEMENTARY SCHOOL

Theresia Delang S

NIM: 131134151

Sanata Dharma University

The potential of this research is the thematic learning of curriculum 2013 class V SD theme 5 subtema 3 learning 3 subjects Mathematics and Bahasa Indonesia. Mathematical materials about the nature and volume of building blocks of space, while Indonesian materials on the export and import of goods. From the results of questionnaires 20 students of grade V SD researchers get the data: 50% of students difficulty mentioning the nature of the building blocks, 50% of students difficult to mention the nature of the cube, 75% of students difficulty

This research development uses research and development method by modifying 10 steps and procedure of research development of Borg and Gall in Sugiyono into 6 steps: 1) potential and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) Design validation, 5) design revisions, and 6) product trials. The prototype was validated by 3 validators namely math lecturer, music art lecturer and class V teacher. With average score 3.2 with "good" category to be tested after revision.

Limited trial was conducted in Grade V SD Negeri Gantang with the number of students who attended 20 children. RPP which the experiment researcher is learning beam (Mathematics) and export-import (Indonesian language) with 2 songs which is related to learning Mathematics and Bahasa Indonesia. The result of the evaluation of Mathematics learning showed that 75% of students got the score above the Minimum mastery criteria. From the results of 100% reflection students write if the song media can help them understand the nature and volume of the beam.can help them understand the nature and volume of the beam

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa peneliti panjatkan karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Bangun Ruang Kubus dan Balok Menggunakan Media Lagu untuk Kelas

V SD”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa penyusunan

skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berrbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastui, S.Si, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M. Hum., dosen pembimbing 1 yang telah

membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik,

saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi.

5. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd., dosen pembimbing 2 yang telah

memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi produk.

7. Kepala Sekolah SDN Gantang yang telah memberikan ijin dalam

melakukan penelitian di SD N Gantang.

8. Keluarga dan semua orang terdekat yang selalu mendoakan, memberikan

semangat, dan motivasi selama proses penyusunan skripsi.

(12)

xi

10.Semua pihak yang telah membantu saya dan namanya tidak disebutkan

satu-persatu

Peneliti juga menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan.

Peneliti berharap, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Manfaat Penelitian ... 6

1.5Definisi Operasional ... 7

1.6Spesifikasi Produk ... 8

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Kurikulum 2013 ... 11

2.1.1.1 Pendidikan Karakter ... 12

(14)

xiii

2.1.1.3 Pendekatan Saintifik ... 15

2.1.2. Matematika Bangun Ruang ... 21

2.1.3 Mata Pelajaan Bahasa Indonesia ... 26

2.1.4 Mata Pelajaan Bahasa SBdP ... 27

2.1.5 Lagu ... 29

2.1.6 Minat Belajar ... 34

2.1.7 Kecerdasan Matematis-logis dan Kecerdasan Musikal ... 36

2.2 Penelitian yang Relevan ... 39

2.3 Kerangka Berfikir ... 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 43

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Setting Penelitian ... 48

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 48

3.2.2 Waktu Penelitian ... 48

3.2.3 Subjek Penelitian ... 48

3.2.4 Objek Penelitian ... 48

3.3 Prosedur Pengembangan ... 48

3.3.1 Potensi dan Masalah ... 49

3.3.2 Pengumpulan Data ... 49

3.3.3 Desain Produk ... 50

3.3.4 Validasi Desain ... 50

3.3.5 Revisi Desain ... 51

3.3.6 Uji Coba Produk ... 51

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 51

3.5 Instrumen Penelitian ...54

3.6 Teknik Analisis Data ... 62

3.6.1 Data Kualitatif ... 62

3.6.2 Data Kuantitatif ... 63

(15)

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.2 Pembahasan ... 102

BAB 5 PENUTUP 5.1Kesimpulan ... 110

5.2Keterbatasan Penelitian ... 111

5.3Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ... 54

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pra-penelitian untuk Guru ... 55

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pra-penelitian untuk Siswa ... 57

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Validasi Kuisoner Pra-Penelitian untuk Siswa ... 59

Tabel 3.5 Lembar Valiasi Produk Oleh Ahli ... 61

Tabel 3.6 Kriteria penilaian produk ... .63

Tabel 4.1 Hasil Rekapitulasi Obsevasi ... 67

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Hasil Wawancara Pra-Penelitian ... 67

Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Hasil Wawancara Pra-Penelitian ... 69

Tabel 4.3 Hasil Rekapitulasi Pra-Penelitian Per-Item Siswa ... 71

Tabel 4.4 Hasil Validasi Produk oleh ahli Matematika ... 75

Tabel 4.5 Hasil Validasi Produk oleh ahli Musik ... 77

Tabel 4.6 Hasil Validasi Produk oleh Guru SD ... 79

Tabel 4.7 Rata-Rata Validasi Produk Oleh Ahli dan Guru ... 81

Tabel 4.8 Rekapitulasi pertanyaan refleksi siswa ... 97

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus ... 25

Gambar 2.2 Balok ... 26

Gambar 4.1 Desain Cover Awal Sebelum Revisi ... 74

Gambar 4.2 Desain Cover Setelah Revisi ... 82

Gambar 4.3 Lagu 1 Sebelum Direvisi ... 84

Gambar 4.4 Lagu 1 Sesudah Direvisi ... 85

Gambar 4.5 Lagu 2 Sebelum Direvisi ... 86

Gambar 4.6 Lagu 2 Sesudah Direvisi ... 87

Gambar 4.7 Lagu 3 Sebelum Direvisi ... 88

Gambar 4.8 Lagu 3 Sesudah Direvisi ... 89

Gambar 4.9 Siswa Mengamati Bangun Ruang ... 92

Gambar 4.10 Siswa Mencoba Mengejakan Latihan Terhadap Lks ... 93

Gambar 4.11 Siswa Bertanya Tentang Materi ... 93

Gambar 4.12 Siswa Mencoba Membuat Balok... 94

Gambar 4.13 Siswa Mengkomunikasikan Bangun Ruang ... 95

(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ... .41

Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan Menurut Sugiyono ... 45

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Analisis Kebutuhan Observasi ... .114

Lampiran 2 Lembar Angket Pra-Penelitian ... 118

Lampiran 3 LembarValidasi ... 127

Lampiran 4 Hasil Validasi ... 132

Lampiran 5 Hasil Pekejaan Siswa ... 144

Lampiran 6 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 153

Lampiran 7 Foto ... 155

(20)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang: latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang

dikembangkan dan definisi operasional.

1.1Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dikembangkan sebagai

kurikulum yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan kemampuan

yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, perkembangan ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Menurut E Mulyasa (2013:6-70) “Kurikulum 2013

lebih menekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar yang

akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus

menggambarkan bahwa esensi dari kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap

atau karakter pada diri setiap siswa terutama untuk kurikulum 2013 yang akan di

terapkan di tingkat dasar atau di tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Di

dalam kurikulum 2013 mempunyai salah satu kekhasan, yakni tematik integratif.

Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari beberapa mata pelajaran ke dalam

sebuah tema (Majid, 2014:122). Pembelajaran tematik juga dapat diartikan

sebagai pola pembelajaran mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,

kemahiran, nilai dan sikap pembelajaran. Tujuan kurikulum 2013 untuk

menguasai konsep dalam suatu mata pelajaran yang dikaitkan dengan konsep dari

(21)

Kurikulum 2013 dilakssiswaan pada beberapa jenjang pendidikan. Salah

satunya pada satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Kurikulum 2013 di SD

menekankan pada pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik di SD khususnya

kelas V semester 1 tema bangga sebagai bangsa Indonesia dengan sub tema

Indonesia bangsa yang cinta damai mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa

Indonesia. Materi Matematika tentang sifat-sifat dan volume bangun kubus-balok

sedangkan materi Bahasa Indonesia tentang menyimak teks barang ekspor-impor.

Siswa kelas V perlu menguasai konsep Matematika salah satunya materi bangun

ruang kubus-balok. Agus Suharjana (2008: 14-27). Kubus adalah bangun ruang

yang dibatasi oleh 6 buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang

sama.Agus Suharjana (2008: 14-27). Balok adalah bangun ruang yang dibatasi

oleh 6 buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang

setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya. Siswa kelas V perlu

mempelajari materi bangun ruang kubus-balok agar dapat memecahkan

permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sifat dan volume

kubus-balok. Selain belajar Matematika siswa juga perlu belajar tentang kegiatan

ekspor-impor yang dilakukan oleh negara Indonesia. Tujuanya agar siswa

mengetahui barang-barang yang termaksut barang ekspor atau impor

Hasil wawancara kepada guru kelas V SD Gantang mengatakan bahwa

kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mengerjakan sifat-sifat bangun

ruang kubus dan balok dan volume bangun ruang kubus dan balok (Matematika).

Selain itu, guru tersebut juga mengatakan bahwa kesulitan yang sering muncul

(22)

negara Indonesia (Bahasa Indonesia). Guru juga kesulitan mengaitkan

pembelajaran satu dengan pembelajaran lain terutama dengan pembelajaran seni.

Hasil angket yang dibagikan kepada 20 siswa kelas V, peneliti

mendapatkan data: 50% siswa kesulitan menentukan sifat bangun ruang kubus,

50% siswa kesulitan menetukan sifat bangun ruang balok, 75% siswa kesulitan

menentukan volume kubus, 65% siswa kesulitan menentukan volume balok, 70%

siswa kesulitan menentukan benda-benda yang diimpor oleh negara Indonesia,

54% siswa kesulitan menentukan benda-benda yang diekspor dan 75% siswa

memilih media lagu untuk belajar materi ciri-ciri dan volume bangun ruang kubus

dan balok (Matematika) dan barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia).

Oleh karena itu peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran

Tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media

lagu untuk siswa kelas V SD .

Peneliti termotivasi mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok untuk kelas V SD

dengan menggunakan media lagu. Inspirasi dalam menggunakan media lagu

untuk materi bangun ruang kubus-balok peneliti dapatkan dari penelitian Fera

Diana (2013) yang berjudul “Penerapan Metode Bernyanyi dengan Menggunakan

Alat Bantu Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestik Siswa di

Kelompok B2 Taman Ksiswa-Ksiswa Aisyayah Pasar Manna Bengkulu.” Metode

penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian ini

menghasilkan rancangan model pembelajaran yang meliputi model layanan

(23)

pembelajaran dengan menggunakan strategi dan metode bernyanyi. Relevansi

bagi penelitian ini menunjukkan bahwa metode bernyanyi dapat digunakan untuk

alat bantu pembalajaran untuk meningkatkan kecerdasan kinestik.

Prototipe ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan antusias

siswa dalam pembelajaran Matematika materi bangun ruang kubus-balok. Peneliti

termotivasi dari penelitian Peneliti termotivasi dari penelitian Sri Lestari (2013)

yang berjudul “Peningkatkan Prestasi Belajar Konsep Bangun Ruang Siswa Kelas

V A Sd Sumber Agung Jetis Bantul Melalui Alat Peraga.” Jenis penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas. Relevansi bagi penelitian ini menunjukkan

bahwa siswa Sd kelas V merasa kesulitan dalam materi bangun ruang balok dan

kubus Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V kesulitan dalam materi

bangun ruang kubus dan balok, sehingga harus ada alat peraga ataupun media

pembelajaran untuk meningkatkan motivasi, semangat dan antusias belajar siswa.

Oleh karena itu peneliti membuat prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi bangun ruang kubus-balok menggunakan media lagu.

Prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 penjelasan

mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika)

dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Penjelasan ini memuat penjelasan

mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika)

dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Bagian 2 berisi lagu yang sesuai

dengan materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok

(Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Didalam bagian kedua

(24)

ekspor dan impor dan 2 lagu berisi materi bangun ruang balok dan contoh

barang-barang ekspor dan impor. Sedangkan bagian 3 berisi RPP yang sesuai dengan

materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok

(Matematika) dan materi ekspor-impor (Bahasa Indonesia). RPP yang

dikembangkan memiliki komponen inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, model, pedekatan, dan metode pembelajaan,

media, alat bahan, sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,

penilaian, dan lampiran.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan

media lagu untuk siswa kelas V SD?”

2. Bagaimana kualitas pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan

media lagu untuk siswa kelas V SD?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika

materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media lagu untuk

(25)

2. Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik

Matematika materi bangun ruang kubus dan balok menggunakan media

lagu untuk siswa kelas V SD.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat teoritis

1. Penelitian ini memadukan pembelajaran Matematika materi sifat-sifat

dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi

ekspor-impor (Bahasa Indonesia) untuk kelas V Sekolah dasar

menggunakan media lagu.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa.

Penelitian ini menumbuhkan rasa antusias siswa saat proses

pembelajaran Matematika

2. Bagi Guru.

Penelitian ini diharapkan memberikan contoh RPP tematik yang

mengintegrasikan mata pelajaran dengan lagu.

3. Bagi Peneliti.

Penelitian ini mengembangkan kreatifitas dengan menciptakan

media pembelajaran Matematika berkaitan dengan seni musik.

(26)

Batasan istilah pada penelitian ini diberikan agar tidak menimbulkan

pertanyaan tentang istilah-istilah yang dikemukakan. Istilah-istilah yang

digunakan dalam penelitian adalah:

1. Prototipe adalah draf atau bentuk dasar dari suatu produk yang belum

dapat diproduksi secara masal.

2. Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan penalaran yang

termaksuk salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar.

3. Bangun ruang merupakan sebutan untuk bangun tiga dimensi atau

bangun yang dibatasi oleh himpunan titik- titik yang terdapat pada

seluruh permukaan bangun tersebut.

4. Bahasa Indonesia adalah ilmu yang berkaiatan dengan bahasa yang

digunakan oleh negara Indonesia

5. Kegiatan ekspor dan impor merupakan sebutan untuk kegitan menjual

dan membeli yang dilakukan oleh negara

6. Lagu adalah gubahan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi

dan hubungan temporal untuk menghasilkan musik yang memiliki

irama.

7. Kurikulum 2013 adalah rancangan pembelajaran yang didesain untuk

mengembangkan potensi peserta didik.

8. Metode pembelajaran bernyanyi adalah suatu model pembelajaran

yang menggunakan syair-syair yang dilagukan

(27)

Produk yang dikembangkan mengambil materi sifat-sifat dan volume bangun

ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor

(Bahasa Indonesia) untuk siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan

metode pembelajaran bernyanyi. Prototipe pembelajaran yang dikembangkan

ini memuat tiga bagian yaitu:

1. Produk menggunkan kertas HVS dengan ukuran A4 dengan jumlah

halaman 43 halaman.

2. Buku memuat cover, kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, 3 bagian

buku, dan biodata penulis.

3. 3 bagian buku meliputi:

Bagian 1: Penjelasan Mengenai Konsep Sifat-Sifat dan Volume

Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan Materi

Barang-Barang Ekspor-Impor (Bahasa Indonesia)

Penjelasan yang dikembangkan sesuai dengan materi sifat-sifat

dan volume bangun ruang kubus-balok (Matematika) dan materi

barang-barang ekspor-impor (Bahasa Indonesia). Penjelasan ini

memuat penjelasan mengenai materi sifat-sifat dan volume bangun

ruang kubus-balok (Matematika) dan materi barang-barang

ekspor-impor (Bahasa Indonesia)

Bagian 2: Lagu yang Sesuai Dengan materi Sifat-Sifat dan

Menentukan Volume Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan

(28)

Di dalam bagian kedua ini terdapat lagu yang berhubungan dengan

materi sifat-sifat dan menentukan volume bangun ruang kubus-balok

(Matematika) dan materi barang-barang ekspor-impor (Bahasa

Indonesia), 2 lagu berisi tentang bangun ruang balok dan

barang-barang ekspor dan impor dan 2 lagu berisi materi kubus dan barang-barang

ekspor dan impor.

Bagian 3: RPP yang Sesuai Dengan Materi Sifat-Sifat dan

Menentukan Volume Bangun Ruang Kubus-Balok (Matematika) dan

Materi Barang-Barang Ekspor-Impor (Bahasa Indonesia).

RPP yang dikembangkan memiliki komponen inti, kompetensi dasar

dan indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, model,

pedekatan, dan metode pembelajaan, media, alat bahan, sumber

belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penilain, dan

lampiran.

(29)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan uraian tentang: kajian pustaka, hasil penelitian yang

relevan, kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupakan kumpulan teori yang diambil untuk

mendukung penelitian yang dilakukan. Kajian pustaka ini akan membahas

tentang kurikulum 2013, pendidikan karakter, pembelajaran tematik,

pembelajaran saintifik, Matematika, pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD, pembelajaran Seni di SD, teori lagu, inteligensi matematis-logis,

inteligensi ruang-visual dan inteligensi musikal.

2.1.1 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dikembangkan

sebagai kurikulum yang dapat membekali siswa dengan berbagai sikap dan

kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Mulyasa

(2013:6-7) “Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter,

terutama pada tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat

berikutnya”. Pernyataan tersebut sekaligus menggambarkan bahwa esensi

dari Kurikulum 2013 adalah pembentukan sikap atau karakter pada diri

setiap siswa terutama untuk Kurikulum 2013 yang diterapkan di tingkat

dasar atau ditingkat satuan pendidikan sekolah dasar (SD). Menurut

(30)

yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, bertujuan

untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab,

berbudaya, berkarakter, beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi

warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. Menurut (Hidayat,

2013) kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus

bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara

intelektual melainkan juga mampu mengolah kecerdasan emosi dan

spiritual.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan kurikulum

2013 merupakan kurikulum berpusat pada pendidikan karakter dan pada

pendidikan sikap selain itu juga pendidikan yang befokus pada siswa

2.1.1.1Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakssiswaan nilai-nilai

tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, lingkungan,

dan negara Masnur Muslich (2011: 84). Sedangkan menurut , Muchlas

Samani (2011: 45) menyampaikan bahwa pendidikan karakter adalah

proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia

seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan

karsa. Zubaedi (2011: 17) juga menjelaskan bahwa pendidikan karakter

(31)

penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk perilaku

yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya, diwujudkan

dengan interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, antar sesama, dan

lingkungannya.Pendidikan karakter juga memiliki rumusan kompetensi

inti sebagai berikut ini. (a) Kompetensi Inti(KI-1) untuk kompetensi inti

sikap spiritual. (b) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap

sosial. (c) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan.

(d) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Tujuannya adalah untuk membentuk membentuk pribadi siswa supaya

menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang

baik (T. Ramli, 2011). Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti

menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan

secara sadar untuk menanamkan nilai-nilai atau sikap baik bagi peserta

didik sehingga dapat diwujudkan dalam lingkungan dan tingkah laku.

Tujuan pertama pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma (2011: 9)

menungkapkan bahwa tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah

antara lain adalah: a) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai

kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadikan

kepribadian peserta didik sesuai nilai-nilai yang dikembangkan. b)

Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilai-nilaiyangdikembangkanoleh sekolah. c) Membangun koneksi yang

harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung

(32)

(Masnur Muslich, 2011: 87) mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan

karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara

kognitif, penghayatan nilai secara afektif. Jadi peneliti menyimpulkan

bahwa tujuan pendidikan karakter di sekolah bukanlah memperbaiki

kepribadian kepada siswa, tapi merupakan proses interaksi yang

didasarkan pada nilai-nilai kebenaran. Tujuan pendidikan karakter adalah

sebagai sebuah proses yang membawa peserta didik untuk memahami dan

merefleksi bagaimana suatu nilai begitu penting untuk diwujudkan dalam

perilaku keseharian manusia.

2.1.1.2 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran

dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam

satutema/topik pembahasan. Pembelajaran dalam kurikulum 2013

menekankan pada dimensi pedagogik moderen yaitu menggunakan

pendekatan ilmiah (scientific approach). Proses pembelajaran tematik

menggunakan pendekatan scientific menurut Kemendikbud (2013)

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah,

bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung

pada informasi searah dari guru. Hal ini karena proses pembelajaran harus

menyentuh tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Menurut

Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 79), pembelajaran tematik sebagai model

(33)

terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa. Sutirjo & Mamik (2009: 133), mengemukakan

bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap

pembelajaran serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.

Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) pembelajaran tematik merupakan

salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik

secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep

serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.

Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik adalah suatu cara mengintegrasikan sikap,

pengetahuan, ketrampilan dan spiritual yang memungkinkan siswa untuk

menggali kreatifitas dengan menggunakan tema tertentu.

2.1.1.2Pendekatan Saintifik

Didalam kurikulum 2013 kegiatan pembelajaran menggunakan

pendekatan saintifik, kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam proses

kegiatan pendekatan saintifik antara lain kegiatan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah

(34)

1. Mengamati

Dalam Kurikulum 2013, guru dituntut agar dapat membangkitkan

rasa ingin tahu siswa. Dalam rangka memfasilitasi rasa ingin tahu

siswa ditempuhlah kegiatan pengamatan. Berdasarkan

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tentang

Implementasi Kurikulum (2013:35) kegiatan belajar dalam langkah

pembelajaran mengamati meliputi membaca, mendengar,

menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Lalu kompetensi yang

dikembangkan meliputi melatih kesungguhan, ketelitian, dan

mencari informasi. Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga

menjelaskan bahwa “Dalam kegiatan mengamati, guru membuka

secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan

pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan

membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan,

melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,

mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek”

(Permendikbud 2013:43). Berdasarkan penjelasan para ahli dapat

disimpulkan jika kegiatan mengamati meliputi kegiatan melihat,

menyimak, mendengarkan, dan membaca

2. Menanya

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A

Tentang Implementasi Kurikulum (Permendikbud 2013:36) dalam

(35)

siswa adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak

dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.

Kompetensi yang dikembangkan pada langkah pembelajaran

menannya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu,

kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran

kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Selanjutnya, Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa,

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara

luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,

disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk

dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil

pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak

berkenaan dengan fakta, konsep, dan prosedur. Pertanyaan yang

bersifat umum sampai kepada pertanyaan yang bersifat khusus dari

situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru,

masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan

sampai ketingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan

secara mandiri. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa

ingin tahu siswa. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin

tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi

dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari

(36)

(Permendikbud 2013:43-44). Berdasarkan penjelasan para ahli

dapat disimpulkan jika kegiatan menanya adalah suatu kegiatan

yang mengajarkan siswa untuk mampu bertanya secara mandiri

untuk mencari suatu informasi.

3. Mengumpulkan Informasi

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun

2013 Tentang Implementasi Kurikulum (Permendikbud 2013:36)

dalam langkahpembelajaran mengumpulkan informasi, kegiatan

belajar yang dilakukan antara lain melakukan eksperimen,

membaca sumber lain selain buku teks, mengamati

objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan sumber. Kompetensi

yang dikembangkan antara lain mengembangkan sikap teliti, jujur,

sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari, Selanjutnya, Permendikbud

yang sama juga menjelaskan bahwa “Tindak lanjut dari bertanya

adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai

sumber melalui berbagai cara. Untuk itu siswa dapat membaca

buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang

lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen.dari kegiatan

tersebut terkumpul sejumlah informasi” (Permendikbud 2013:44).

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan jika kegiatan

(37)

sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan

berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang dipelajari.

4. Menalar

Mengasosiasikan disebut juga dengan istilah menalar dalam

konteks Kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud Republik

Indonesia Nomor 81A Tentang Implementasi Kurikulum

(2013:36-37) kegiatan belajar yang dilakukan siswa pada langkah

pembelajaran mengasosiasikan/mengolah informasi adalah

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari

hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Selain

itu pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat

menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan

informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang

memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang

bertentangan. Untuk kompetensi yang dikembangkan dalam

langkah pembelajaran mengasosiasikan/mengolah informasi adalah

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Selanjutnya,

Permendikbud yang sama juga menjelaskan bahwa Informasi yang

(38)

kegiatan mengolah informasi dengan cara menemukan keterkaitan

satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari

keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan

dari pola yang ditemukan (Permendikbud 2013:44)

5. Mengkomunikasikan

Berdasarkan Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A

Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum kegiatan setelah

mengolah informasi adalah menuliskan atau menceritakan apa

yang ditemukan pada saat kegiatan mengumupulkan informasi,

mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tulisan cerita tersebut

disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar

siswa atau kelompok siswa tersebut. Penyampaian tersebut yang

dinamakan mengkomunikasikan hasil seperti pernyataan dalam

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013

Tentang Implementasi Kurikulum (2013:37) yang menyatakan

bahwa dalam langkah pembelajaran mengkomunikasikan kegiatan

belajar yang dilakukan siswa yaitu menyampaikan hasil

pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,

tertulis, atau media lainnya. Selain itu, kegiatan

mengkomunikasikan dapat dimanfaatkan guru untuk memberikan

arahan, klarifikasi agar siswa dapat mengetahui secara benar

apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang

(39)

sebagaimana pada standar proses. Selanjutnya dalam

Permendikbud Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013

Tentang Implementasi Kurikulum (2013:37) menjelaskan juga

bahwa kompetensi yang dikembangkan dalam langkah

pembelajaran mengkomunikasikan antara lain mengembangkan

sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,

mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan

mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.

Pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

Tahapan-tahapan pendekatan saintifik memiliki tujuan agar siswa

dapat berpartisipasi dan terlibat aktif selama pembelajaran. Selain

dengan menggunakan pendekatan saintifik, untuk membuat siswa

terlibat aktif selama pembelajaran dibutuhkan media pembelajaran,

media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media lagu .

2.1.2 Matematika Bangun Ruang 2.1.2.1. Hakikat Matematika

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah ilmu

tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional yang

digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Matematika merupakan

kata yang berasal dari bahasa Latin, mainthein atau mathema yang berarti

(40)

sedangkan pengertian lain mengenai Matematika yang diungkapkan oleh

Reys (dalam Runtukahu, 2014: 28), Matematika merupakan studi tentang

pola hubungan, cara berfikir dengan strategi organisasi, seni, bahasa, dan

alat untuk memecahkan masalah- maslah abstrak dan praktis.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan semua yang berhubungan

dengan bilangan dan merupakan suatu pembelajaran yang dipelajari

dengan cara berfikir strategis orgasnisasi, seni, dan suatu alat untuk

memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis, jadi matematika perlu

diajarkan sejak usia dasar karena pembelajaran Matematika membantu

seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari.

2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Matematika

Matematika adalah suatu pelajaran yang penting diajarkan di

sekolah dasar hal ini karena Matematika memiliki tujuan. Tujuan

Matematika untuk jenjang sekolah dasar terdapat dalam dokumen Standar

Kompetensi mata pelajaran Matematika untuk satuan SD dan MI pada

Kurikulum 2006 menyatakan jika tujuan pembelajaran Matematika adalah

sebagai berikut: 1) memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi

hitung dan sifat-sifatnya, serta mengunakan dalam pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari; 2) memahami bangun datar dan bangun ruang

sederhana, unsur-unsur dan sifatnya- sifatnya serta menerapkan dan

(41)

ukuran.Tujuan Matematika secara umum terdapat pada pemdiknas no 22

tahun 2006 mata pelajaran Matematika adalah 1) Memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau algoritma secara

akurat, efesien, dan tepat dalam pemecahan masalah; 2) memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merencsiswaan,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 3)

mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka disimpulkan bahwa

pembelajaran Matematika sangat penting diajarkan bagi siswa sejak

sekolah dasar karena Matematika membantu siswa memecahkan masalah

yang berhubungan dengan masalah sehari-hari, materi yang penting di

pelajari adalah materi bangun ruang karena materi ini berhubungan dengan

kehidupan sehari-hari

2.1.2.3 Matematika di Sekolah Dasar

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah

ilmu tentang bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasional

yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Matematika adalah

pelajaran yang wajib dipelajari pada semua jenjang pendidikan dan

pembelajaran yang mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan

simbol, tabel, diagram dan media yang lainya, salah satu jenjang yang

(42)

sekolah dasar materi yang dipelajarari meliputi aspek bilangan, geometri

dan pengukuran serta pengelolaan data (Depdiknas,2004: 134-135).

Peneliti dalam penelitian ini membatasi materi pada bangun ruang

untuk melalui kegiatan pembelajaran menggunakan lagu sebagai metode

pembelajaran. Peneliti hanya melakukan penelitian tentang sifat-sifat dan

volume bangun ruang balok dan kubus. Bangun ruang merupakan salah

satu materi yang yang diajarkan dalam Matematika sekolah dasar dan

sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa dalam mengamati

bentuk dilingkungan sekitar.

2.1.2.4Bangun Ruang (Kubus dan Balok)

Bangun ruang adalah bangun tiga dimensi yang memiliki volume

tau isi ( Sari, 2012: 1). Jenis bangun ruang diantaranya ialah kubus, balok,

tabung, prisma, limas, kerucut, dan bola. Bangun ruang yang dipelajarai

oleh siswa sekolah dasar untuk kelas atas yaitu bangun ruang balok,

kubus, tabung, kerucut, bola, prisma, dan limas. Pada materi bangun ruang

siswa masih kesulitan dalam menentukan sifat-sifat dan volume bangun

ruang terutama bangun ruang balok dan kubus.

2.1.2.4.1 Kubus

Agus Suharjana (2008: 14-27) Kubus adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh 6 buah bidang sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang

sama. Sedangkan menurut Sulardi (2008:207) mengemukakan bahwa

(43)

(2008:208) kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam

buah persegi yang berukuran sama. Berdasarkan pernyataan para ahli di

atas dapat disimpulkan jika kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh

6 buah pesegi yang memiliki ukuran yang sama panjang. Agus Suharjana

(2008: 14-27) menjelaskan bahwa kubus memiliki sifat-sifat yaitu 1)

Memiliki 6 buah sisi yang sama besar; 2) Memiliki 12 rusuk yang sama

panjang; 3) Memiliki 8 titik sudut dan memiliki rumus volume rusuk

pangkat 3 (r³)

Gambar 2.1 Kubus

2.1.2.4.2. Balok

Agus Suharjana (2008: 14-27) Balok adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh 6 buah bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi

panjang yang setiap sepasang-sepasang sejajar dan sama ukurannya. Balok

adalah sebuah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang (enam buah)

persegi panjang dimana setiap persegi panjang saling sejajar (berhadapan)

dan memiliki ukuran yang sama ( Mustagim, 2008: 211) pendapat lain di

(44)

dibatasi oleh tiga pasang sisi berbentuk persegi panjang yang

masing-masing pasang sama dan sebangun

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan jika balok adalah

bangun ruang yang memilik 6 buah sisi yang berbentuk persegi dimana

sisi yang berhadapan memiliki ukuran yang sama panjang. Agus Suharjana

(2008: 14-27) menjelaskan bahwa balok memiliki sifat-sifat sebagai

berikut 1) Memiliki 6 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan/sejajar sama

besar; 2) Memiliki 6 buah sisi, sisi-sisinya yang berhadapan/sejajar sama

besar; 3) Memiliki 12 rusuk, rusuk-rusuknya yang berhadapan/sejajar

sama panjang. Rumus volume balok adalah p x l x t . Berikut ini adalah

gambar sebuah balok:

Gambar 2.2 Balok.

2.1.3 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh

karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis

(Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa

kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat sub aspek, yaitu

(45)

Gilstrap dan Martin (1975) menyatakan bahwa peran pengajar

lebih erat kaitannya dengan keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan

dengan kemampuan pengajar dalam menetapkan strategi pembelajaran.

Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah

keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi.

Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya

tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya

itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.

Berdasarkan uraian di atas menjelasakan pembelajaran bahasa

Indonesia pada siswa didik adalah pembelajar yang ditransformasikan

oleh guru meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Proses guru sendiri dalam mensransformasikan materi atau bahan

untuk membantu siswa dalam menguasai atau mempelajari keempat aspek

tersebut diserakan kepada guru sepenuhnya..

2.1. 4 Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)

1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi

dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan

melalui seni. Bendi M. Pd. (2009) Konsep yang pertama seni dalam

pendidikan, pada awalnya dikemukakan oleh golongan esensialis

yang menganggap bahwa secara hakiki materi seni penting

(46)

keahlian seni seperti melukis, menyanyi, menari dan sebagainya

perlu diajarkan kepada siswa dalam rangka pengembangan dan

pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan pendidik berperan

untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai

jenis kesenian kepada siswa didiknya.

Konsep yang kedua adalah konsep pendidikan melalui seni.

Berdasarkan konsep ini, seni dipandang sebagai sarana atau alat

untuk mencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu

sendiri. Konsep pendidikan melalui seni inilah yang kemudian

dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau diselenggarakandi

sekolah umum, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Seni

digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk mendorong

perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan

keseimbangan rasional dan emosional.

Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses

pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum

berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa

(peserta didik) menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk

mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran social

(47)

2. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan

Berdasarkan KTSP, ruang lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan meliputi aspek-aspeksebagai berikut:

1. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai

dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran,

cetak-mencetak, dan sebagainya.

2. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah

vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik.

3. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh

dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.

2.1.6 Lagu

2.1.6.1 Lagu Siswa-siswa

Endraswara (2009:66) mengatakan, yang disebut lagu siswa-siswa

ialah lagu yang bersifat riang dan mencerminkan etika luhur. Lagu siswa

merupakan lagu yang biasa dinyanyikan siswa-siswa, sedangkan syair lagu

siswa berisi hal-hal sederhana yang biasanya dilakukan oleh

siswa-siswa. Lagu siswa-siswa adalah bagian dari budaya populer, dan lagu

siswa-siswa merupakan lagu pop yang bernuansakan siswa-siswa.

Menurut Nurita (2011:45), lagu siswa juga mengajarkan suatu budi

pekerti yang memberikan pengaruh baik dalam pertumbuhan mereka.

(48)

tentang suatu tindakan sopan santun yang dapat mempengaruhi pikiran,

jiwa, dan raga mereka. Sebab lagu siswa yang tepat dapat mencakup

semua aspek tujuan pembelajaran pada siswa. Beberapa aspek tujuan

pembelajaran yang terdapat pada lagu siswa yang mengajarkan budi

pekerti adalah :

1. Aspek kognitif atau pemahaman dan pemikiran mereka terhadap

pengetahuan tentang tingkah laku terpuji.

2. Aspek afektif yang menekankan pada pengaruh lagu siswa

terhadap emosi atau perasaan serta perilaku mereka.

3. Aspek psikomotorik yakni kemampuan mereka dalam

berperilaku sopan santun, yang tercermin dalam keterampilan

berkomunikasi verbal atau non verbal sesuai dengan keadaan

dan situasi.

Lagu adalah salah satu bentuk dari musik.Lagu tidak dapat

dipisahkan dengan musik, lagu dan musik merupakan suatu kesatuan

yang apabila digabungkan akan tercipta sebuah karya seni yang indah.

Musik ataupun lagu dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah

proses pembelajaran yang efektif untuk siswa-siswa. Dengan

menyuarakan lagu atau bernyanyi siswa akan merasa senang, bahagia

gembira, dan siswa dapat terdorong untuk lebih giat belajar. Lagu atau

nyanyian dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan yang

menyenangkan bagi siswa. Rasyid menjelaskan bahwa nyanyian memiliki

(49)

1. Bahasa Emosi: Dengan bernyanyi seorang siswa dapat

mengungkapkan perasaannya, rasa senang, sedih, lucu, kagum,

dan sebagainya.

2. Bahasa Nada: Nyanyian dapat dikomunikasikan sebagai

bahasa ekspresi

3. Bahasa Gerak: Dapat dilihat dari ketukan, panjang dan

pendeknya nada.

Sejalan dengan hal tersebut Matodang menyebutkan

nyanyian yang baik dan sesuai untuk siswa-siswa antara lain:

1. Nyanyian yang dapat membantu pertumbuhan dan

perkembangan diri siswa (aspek fisik, intelegensi, emosi,

dan sosial)

2. Nyanyian yang bertolak dari kemampuan yang telah

dimiliki siswa Isi lagu sesuai dunia siswa

3. Bahasa yang digunakan sederhana

4. Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara

dan pengucapan siswa

5. Tema lagu mengacu pada kurikulum yang digunakan

2.1.6.2. Elemen- elemen lagu

Ketika kita mendengar sebuah lagu yang kita dengarkan

bukanlah hanya lirik lagu saja yang kita nikmati namun didalamnya

(50)

mengenal terhadap perasaan penikmatnya. Dalam sebuah lagu

terdapat 4 elemen penting yaitu ritme, melodi, lirik dan harmoni

1. Ritme

Pengertian ritme atau irama secara sederhana adalah

perulangan bunyi- bunyian menurut pola tertentu dalam sebuah

lagu. Perulangan bunyi-bunyian ini juga menimbulkan keindahan

dan membuat sebuah lagu menjadi enak didengar. Irama juga dapat

disebut sebagai gerakan berturut secara teratur. Irama keluar dari

perasaan seseorang sehubungan dengan apa yang diarasakan. Irama

merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak

dalam lagu tetapi dapat dirasakan setelah lagu itu dialunkan. Irama

merupakan unsur dasar dalam sebuah musik. Menurut Jamalus

(1989) irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur

dasar musik dan tari. Seperti juga dalam M.Soeharto (1986)

menyatakan bahwa irama itu sebagai gerak yang teratur, dimana

irama selalu mengkuti jalan melodi irama tanpa adanya melodi pada

tingkat yang rendah.Irama bergerak sesuai dengan keajegan gerak,

ketetapan gerak.

2. Melodi

Melodi adalah susunan nada yang diatur tinggi rendahnya,

pola, dan harga nada sehingga menjadi kalimat lagu. Melodi

(51)

yang menjadi satu kesatuan, diantaranya adalah satu kesatuan suara

dengan penekanan yang berbeda, intonasi dan durasi yang hal

iniakanmenciptakan sebuah musik yang enak didengar. Melodi

dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan

getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan

mengungkapkan suatu gagasan. Kita juga dapat mengartikan melodi

sebagai rangkaian tiga nada atau lebih dalam musik yang terdengar

berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu

gagasan atau perasaan. Melodi dalam sebuah lagu selalu menjadi hal

yang diperhatikan. Hal ini terjadi karena orang yang bernyanyi atau

bersenandung senantiasa menghasilkan melodi

3. Lirik

Lirik adalah teks lagu. Lirik merupakan unsur lagu yang

penting yang menentukan tema, karakter, dan misi penulis lagu.Teks

lagu yang bagussebaiknya selaras dengan melodi, bila kita membuat

melodinya terlebih dahulu, kalau kita membuat tek lagu terlebih

dahulu melodi harus sesuai dengan teks lagu

4. Harmoni

Harmoni adalah keselarasan. Dalam teori musik, ilmu

harmoni adalah ilmu yang mempelajari tentang keselarasan

bunyidalam musik. Dalam beberapa bahasa, harmoni disebut

(52)

menklang (Jerman). Harmoni adalah satu atau dua nada yang

mempunyai tingkat yang berbeda yang dimainkan secara bersamaan.

Menurut Microsoft Encarta Reference library (2009) harmoni adalah

kombinasi not atau nada, yang diperdengarkan bersama-sama.

Istilah harmoni bisa berarti dua, dalam pengertian umum harmoni

adalah urutan nada-nada yang diperdengarkan secara

sama, atau bisa juga berarti serangkaian nada bersuara

bersama-sama. Pada artilain harmoni diartikan sebagai paduan nada.

2.1.7 Pengertian Minat Belajar

Menariknya atau tidaknya pembelajaran bagi siswa dapat dilihat

antara lain dari minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Secara

sederhana minat berarti kecerendungan hati yang tinggi terhadap suatu

gairah, keinginan.Menurut W.S.Winkel (1983:30) minat merupakan

kecendurungan subjek yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada

bidang tertentu atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

hal itu.

Sumadi Surya Brata (1957:149) mengemukakan bahwa minat

adalah perasaan senang yang dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan

yang lebih khusus terhadap susuatu atau keadaan. Tumbuh dan

berkembangnya minat seseorang sangat dipegaruhi oleh banyak faktor

pada garis besarnya berasal dari dalam dan luar diri seseorang.

Minat yang dipahami dan dikaitkan oleh siswa selama ini dapat

(53)

tertentu (Muhibbin Syah 1995:136). Berdasarkan penjelasan di atas dapat

disimpukan jika minat adalah suatu perasaan senang terhadap suatu

keadaan.

2.1.7.1 Membangkitkan Minat Belajar Siswa

Minat dalam program sekolah menjadi faktor penting

dalam meningkatkan prestasi siswa di sekolah.Oleh karena itu

minat belajar siswa harus di perhatikan dengan seksama hal ini

memudahkan membimbing dan mengarahakan siswa dalam

belajar.Sehingga siswa tidak perlu mendapat dorongan dari luar

apabila pekejaan yang dilakukan cukup menarik minat. Apabila

siswa memiliki minat belajar yang rendah merupakan tugas

pendidik untuk meningkatka minat tersebut, sebab jika pendidik

mengabaikan minat tersebut akan mengakibatkan tidak berhasilnya

kegiatan belajar mengajar. Upaya meningkatkan minat dapat di

lakukan oleh pendidik dengan berbagai cara berdasarkan

Simanjuntak, Lisnawati (1992: 58) upaya meningkatkan minat

dapat di lakukan dengan 1) Belajar harus menarik perhatian; 2)

objek atau keadaan kekuatanya menarik akan menimbulkan minat

belajar siswa; 3) Masalahnya berulang-ulang terjadi. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat disimpulkan jika minat belajar siswa sangat

penting terutama minat belajar siswa terhadap pelajaran

Matematika karena jika minat siswa terhadap Matematika rendah

(54)

memiliki peranan penting terhadap minat belajar siswa karena

minat belajar menentukan keberhasilan belajar mengajar. Upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa

dengan cara membuat pelajaran menarik dengan objek dan keadaan

juga harus menarik perhatian siswa

2.1.8 Kecerdasan Matematis-logis, Visual dan Kecerdasan Musikal

Teori intelegensi ganda (Multiple intelligences atau MI ) yang di

kembangkan oleh Howard Gardner. Seorang ahli psikologi perkembangan

dan professor pendidikan dari Gradute School of Education. Gardner

mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan

persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang

bermacam-macam dalam situasi yang nyata (Suparni, 2014: 17)

Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan hanya diukur

dengan tes tertulis melainkan cocok dengan cara bagaimana orang itu

memecahkan persoalan dalam hidup nyata. Pada penelitianya Gardner

mengumpulkan banyak sekali kemampuan manusia yang kiranya dapat

dimasukan dalam pengertiannya tentang inteligensi dan akhirnya Garner

menerima sembilan inteligensi yaitu: inteligensi linguistik, inteligensi

matematis-logis, inteligensi ruang, inteligensi kinestetik-badani, inteligensi

musical, inteligensi interpersonal, inteligensi intrapersonal, inteligensi

(55)

Penelitian dalam pengembangan penelitian ini mengembangkan

inteligensi matematika-logis, ruang-visual dan musical. Berikut ini

penjelasan ketiga inteligensi dari Howard Gardner:

1. Inteligensi Matematika-logis

Inteligensi matematika logis dalah kemampuan yang berkaitan

dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif. Orang yang

mempunyai inteligensi matematika logis sangat mudah membuat

klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikian serta cara mereka bekerja.

Orang yang berinteligensi matematika- logis mudah belajar berhitung,

kalkulus, dan bermain dengan angka.Siswa yang mempunyai inteligensi

matematika-logis meonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang

baik, jalannya pikirannya bila berbicara dan memecahkan persoalan logis.

2. Inteligensi Ruang-Visual

Intelegensi ruang-visual adalah kemampuan untuk menangkap

dunia ruang-visual secara tepat.Termasuk di dalamanya adalah

kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan

perubahan suatu benda dalam pikiranya dan mengenali perubahan itu,

menggambarkan suatu hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam

bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Siswa yang

berinteligensi ruang-visul baik akan dengan mudah belajar ilmu ukur

(56)

3. Inteligensi musikal

Inteligensi musical adalah kemampuan individu dalam menggubah lagu

dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, dan dapat menghargai

semua jenis musik, serta memiliki kepekaan yang kuat akan keserasian dan

kesadaran universal tentang berbagai pola kehidupan dan banyak ilmuwan

lainnya meyakini bahwa kecerdasan musikal adalah pusat pengalaman

manusia dan merupakan awal dari munculnya kecerdasan individu.

Kecerdasan musikal memiliki keterkaitan erat dengan jenis kecerdasan

lainnya. Kita sering “merasakan” musik dengan tubuh kita melalui

gerakan-gerakan tubuh yang sesuai dengan irama musik (kecerdasan

kinestetik), misalnya: menggeleng-gelengkan kepala, menghentakan kaki,

menepuk-nepuk paha, menari, berjoget dan aneka gerak tubuh lainnya.

Kita juga sering “merasakan” musik dengan emosi kita, misalnya

menangis, merinding, gembira, atau ekspresi emosi lainnya ketika

mendengar musik tertentu yang sesuai (kecerdasan emosional).Gardner

menjelaskan pula bahwa “Kemampuan bermusik berhubungan dengan

memori suara. Sekian persen dari apa yang didengar seseorang akan

masuk dalam alam bawah sadarnya dan menjadi bagian pokok dari daya

ingatnya. Dengan kecerdasan musikal yang dimilikinya, seseorang dapat

memperoleh berbagai manfaat, diantaranya:

1. Meningkatkan kemampuan kreativitas dirinya maupun orang

Gambar

Gambar 2.1 Kubus
gambar sebuah balok:
Gambar 2.1 Bagan penelitian  yang relevan
Tabel 3.1 Kisi- kisi lebar observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Sifat- Sifat Bangun Ruang Balok Dan Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Penelitian Tindakan

Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Media Komik untuk Kelas III SD dilihat dari

MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS MINGGIR TAHUN

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R&D) yang bertujuan untuk mengembangkan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Perkalian

Berdasarkan salah satu data tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Sudut Dengan Menggunakan Tarian Untuk Kelas

(3) Penggunaan media model bangun ruang balok dan kubus dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas fisik peserta didik di kelas IV MIS Darus Salam Matan

(3) Penggunaan media model bangun ruang balok dan kubus dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas fisik peserta didik di kelas IV MIS Darus Salam Matan

Modul ajar matematika tentang karakteristik bangun ruang