• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Batalyon Arhanudse-11

Batalyon Arhanudse-11 dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat dibatasi oleh SDN 02075, sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Tunggurono, sebelah Selatanberbatasan dengan Jalan Medan Binjai, sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Tebu PTPN II.

5.1.2 Gambaran Umum Desa Tandem Hulu 1

Desa Tandem Hulu 1 dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat berbatasan denganPerkebunan PTPN II, sebelah Timur berbatasan denganPerkebunan PTPN II, sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Binjai, sebelah Utara dibatasi Kebun PTPN II.

5.1.3 Deskripsi Data Penelitian

5.1.3.a Distribusi Responden Berdasarkan Etnis Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis

Etnis

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N % Jawa 94 47.0 150 75.0 Batak 52 26.0 50 25.0 Sunda 23 11.5 - - Aceh 31 15.5 - - Jumlah 200 100.0 200 100.0

Dari tabel 5.1 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden dari kedua populasi beretnis Jawa, dapat dilihat di Batalyon Arhanudse 11beretnis Jawa sebesar (47%), dan sebagian besar responden di Desa Tandem Hulu 1 beretnis Jawa sebesar (75%).

5.1.3.b Distribusi Responen Berdasarkan Jumlah Anak

Distribusi data penelitian berdasarkan jumlah anakyang ada di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel(5.2).

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N % 0 29 14.5 12 6.0 1 73 36.5 64 32.0 2 67 33.5 46 23.0 3 31 15.5 39 19.5 4 - - 27 13.5 6 - - 4 2.0 7 - - 5 2.5 10 - - 3 1.5 Jumlah 200 100.0 200 100.0

Dari tabel 5.2diatas terlihat bahwa kelompokjumlah anak terbanyak dari kedua populasiyaitu 1, di Batalyon Arhanudse-11 dijumpai frekuensi sebanyak 73 orang (36.5%), sedangkan kelompok jumlah anak terkecil yaitu jumlah anak 0 (tidak memiliki anak) dengan frekuensi sebanyak 29 orang (14.5%). Sementara di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 1 orang anak dijumpai frekuensi sebanyak 64 orang (32.0%), sedangkan kelompok jumlah anak terkecil yaitu dengan jumlah anak 10 dengan frekuensi sebanyak 3 orang (1.5%).

5.1.3.c Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan

Terakhir

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N %

SMP 4 2.0 132 66.0

SMA 189 94.5 56 28.0

DIPLOMA / SARJANA 7 3.5 12 6.0

Jumlah 200 100.0 200 100.0

Dari tabel 5.3 diatas, di Batalyon Arhanudse-11 terlihat bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak yaitu SMA dengan frekuensi sebanyak 189 orang (94.5%), dan pendidikan terakhir terkecil yaituSMP dengan frekuensi sebanyak 4 orang (2%), sedangkan pendidikan terakhir responden di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak yaitu SMP dengan frekuensi sebanyak 132 orang (66%), sedangkan tingkat pendidikan terkecil yaitu diploma/sarjana dengan frekuensi sebanyak 12 orang (6%).

5.1.4 Hasil Data Penelitian 5.1.4.a Pengetahuan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Tingkat

Pengetahuan

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N % Baik 159 79.5 23 11.5 Cukup 41 20.5 63 31.5 Kurang 0 0 100 50.0 Buruk 0 0 14 7.0 Jumlah 200 100.0 200 100.0

Dari tabel 5.4 diatas,terlihat bahwa tingkat pengetahuan suami di kalangan militer terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 159 orang (79.5%),diikuti oleh kategori cukup sebanyak 41 orang (20.5%), kategori tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai di Batalyon Arhanudse-11. Sedangkan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak berada pada tingkatan kurang dengan frekuensi sebanyak 100 orang (50%), diikuti oleh kategori baik dengan frekuensi hanya 23orang (11.5%), kategori tingkat pengetahuan buruk dengan frekuensi 14 orang (7%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Etnis B at al yon A rh an u d se -11 ETNIS Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N % Jawa 70 35 24 12 0 0 0 0 94 Batak 44 22 8 4,0 0 0 0 0 52 Sunda 17 8.5 3 1,5 0 0 0 0 23 Aceh 28 14 3 1,5 0 0 0 0 31 Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200 D es a t a nde m H ul u 1 ETNIS N % N % N % N % Total Jawa 13 6.5 59 29.5 70 35 8 4.0 150 Batak 10 5.0 4 2.0 30 15 6 3.0 50 Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7.0 200

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Jawa di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 70 orang (35%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (12%), tidak dijumpai responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (6.5%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 59 orang (29.5%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 70 orang (35%) dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 8 orang (4%).

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Batak di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 44 orang (22%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (4%), tidak dijumpai responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang

(5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4 orang (2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 orang (15%) dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 6 orang (3%).

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Sunda di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (8.5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (1.5%), dan tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai. Tidak dijumpai Etnis Sunda di Desa Tandem Hulu 1.

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Aceh di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 28 orang (14%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (1.5%), tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai. Tidak dijumpai Etnis Sunda di Desa Tandem Hulu 1.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak B at al yon A rh an u d se -11 Jumlah Anak Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N % 0 22 11 7 3.5 0 0 0 0 29 1 61 30.5 12 6 0 0 0 0 73 2 53 26.5 14 7 0 0 0 0 67 3 23 11.5 8 4 0 0 0 0 31 Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200 D es a T a nde m H ul u 1 Jumlah Anak N % N % N % N % Total 0 0 0 6 3 3 1.5 3 1.5 12 1 12 6 30 15 21 10.5 1 0.5 64 2 4 2 1 0.5 34 17 7 3.5 46 3 1 0.5 9 4.5 29 14.5 0 0 39 4 6 3 13 6.5 8 4 0 0 27 6 0 0 4 2 0 0 0 0 4 7 0 0 0 0 5 2.5 0 0 5 10 0 0 0 0 0 0 3 1.5 3 Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7 200

Dari tabel 5.6 diatas dapat dilihat di Batalyon Arhanudse-11 bahwa dari responden yang tidak memiliki anak atau jumlah anak 0, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 22 orang (11%), pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (3.5%), tidak dijumpai jumlah anak 0 dengan pengetahuan kurang dan buruk di Batalyon Arhanudse-11. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang tidak memiliki anak atau jumlah anak 0, tidak dijumpai yang memiliki tingkat pengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (3%), 3 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (1.5%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 3 orang (1.5%).

Dari responden yang memiliki 1 orang anak di Batalyon Arhanudse-11 , terdapat 61 orang dengan tingkat pengetahuan baik (30.5%), 12 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (6%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 1 orang anak, terdapat 12 orang dengan tingkat pengetahuan baik (6%), 30 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (15%), 21 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (10.5%), dan 1 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (0.5%).

Dari responden yang memiliki 2 orang anak di Batalyon Arhanudse-11, terdapat 53 orang dengan tingkat pengetahuan baik (26.5%), 14 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (7%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk.Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 2 orang anak, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan baik (2%), 1 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (0.5%), 34 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (17%), dan 7 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (3.5%).

Dari responden yang memiliki 3 orang anak di Batalyon Arhanudse-11, terdapat 23 orang dengan tingkat pengetahuan baik (11.5%), 8 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (4%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 3 orang anak, terdapat 1 orang dengan tingkat pengetahuan baik (0.5%), 9 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (4.5%), 29 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (14.5%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan buruk.

Dari responden yang memiliki 4 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 6 orang dengan tingkat pengetahuan baik (3%), 13 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (6.5%), 8 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (4%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan buruk. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 4 orang anak.

Dari responden yang memiliki 6 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (2%), dan tidak dijumpai responden tingkat pengetahuan baik, kurang dan buruk. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 6 orang anak.

Dari responden yang memiliki 7 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 5 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (2,5%), dan tidak dijumpai responden tingkat pengetahuan baik, cukup dan buruk. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 7 orang anak.

Dari responden yang memiliki 10 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 3 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (1.5%), dan tidak dijumpai responden tingkat pengetahuan baik, cukup, dan kurang. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 10 orang anak.

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Terakhir B at al yon A rh an u d se -11 Pendidikan Terakhir Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N % SMP 4 2 0 0 0 0 0 0 4 SMA 148 74 41 20.5 0 0 0 0 189 DIPLOMA / SARJANA 7 3.5 0 0 0 0 0 0 7 Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200 D es a T a nde m H ul u 1 Pendidikan Terakhir N % N % N % N % Total SMP 0 0 35 17.5 92 46 5 2.5 132 SMA 21 10.5 28 14.0 4 2.0 3 1.5 56 DIPLOMA / SARJANA 2 1.0 0 0 4 2.0 6 3.0 12 Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7 200

Dari tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari responden yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMP di Batalyon Arhanudse-11 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (2%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan cukup, kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMP tidak dijumpai responden yang memiliki pengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 35 orang (17.5%), pengetahuan kurang sebanyak 92 orang (46%) dan pengetahuan buruk sebanyak 5 orang (2.5%).

Dari responden yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMA di Batalyon Arhanudse-11 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 148 orang (74%), pengetahuan cukup sebanyak 41orang (20.5%), dan tidak dijumpai

responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMA memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 orang (10.5%), pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (14%), pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (2%) dan pengetahuan buruk sebanyak 3 orang (1.5%).

Dari responden yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir DIPLOMA/SARJANA di Batalyon Arhanudse-11 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang (3.5%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan cukup, kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir DIPLOMA/SARJANA memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (1%), pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (2%), pengetahuan buruk 6 orang (3%). Dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan cukup.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan para suami di Batalyon Arhanudse-11 lebih baik dibandingkan tingkat pengetahuan di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak, penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para suami di Batalyon Arhanudse-11 mengetahui mengenai kehamilan pada istrinya, pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang tergolong kurang mengerti mengenai kesehatan kehamilan istri. Hal yang sama dijumpai pada penelitian Yusran (2012) yang berjudul "Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Suami PUS (Pasangan Usia Subur) dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan dan Persalinan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat" diperoleh seluruh suami kota dan 90% suami desa menyatakan bersedia segera membawa istri ke tempat rujukan bila saat persalinan terjadi kesulitan; sementara 7,5% suami desa menyatakan akan berpikir-pikir dulu karena masalah biaya. Biaya persalinan tampaknya menjadi masalah bagi suami pedesaan yang mayoritas bekerja di sektor informal; sementara hal sebaliknya yang terjadi pada suami kota yang mayoritas bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta. Sementara hasil yang didapatkan oleh Suryati (2010), dari hasil uji statistik didapatkan maka ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan (p= 0,013) , hal yang sama juga didapat oleh peneliti.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan kelompok Etnis, didapatkan bahwa responden terbesar dengan tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok Etnis Jawa dengan persentase sebesar 35% di kalangan militer, dan 6.5% pada kalangan masyarakat umum, sedangkan responden terendah dengan tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok Etnis Batak di masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 dengan persentase sebesar 3%. Hal ini mungkin disebabkan oleh masih kuatnya budaya patrilineal yang yang melekat pada diri suami yang pada umumnya adalah suku

Batak Toba dimana para suami menganggap mereka adalah kepala rumah tangga maka wanita hanya bertugas melayani kebutuhan dan keinginan suami sehingga untuk pemenuhan kebutuhan termasuk gizi suami lebih dinomor satukan karena merupakan kepala rumah tangga dan yang mencari nafkah yang kemudian mengakibatkan asupan gizi istri terutama yang sedang hamil menjadi kurang.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan jumlah anak, dapat dilihat bahwa responden yangmemiliki 1 orang anak di kalangan militer memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak lebih dari 1 dengan persentasi (30.5%) di kalangan militer sendiri, dan pada kalangan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki 1 orang anak memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak lebih dari 1 dengan persentasi 6% di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini berbeda dengan penelitian yang didapat oleh Hendra (2008) yang mengutip pendapat Abu Ahmadi yang mengatakan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur maka perkembangan mentalnya bertambah baik sehingga dapat disimpulkan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan pendidikan terakhir, dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan terakhir yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, pada penelitian ini didapat responden dengan tingkat pendidikan SMP yang berpengetahuan baik di kalangan militer sebesar 2% sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SMA di kalangan militer yang berpengetahuan baik sebesar 74%, dan pada kalangan masyarakat umum didapat responden dengan tingkat pendidikan SMP yang berpengetahuan baik sebesar 0% sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SMA di kalangan masyarakat umum yang berpengetahuan baik sebesar 10.5%. Hal ini berhubungan dengan penelitian yang didapatkan Cholil (1998). Dimana rendahnya partisipasi suami dalam asuhan

kehamilan dapat disebabkan oleh factor suami, pendapatan dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan suami akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga dimana semakin rendah pengetahuan maka akses terhadap informasi kesehatan istrinya akan semakin berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif

Dokumen terkait