• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Kehamilan Istri Antara Kalangan Militer Di Batalyon Arhanudse-11 Dengan Masyarakat Umum Di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Kehamilan Istri Antara Kalangan Militer Di Batalyon Arhanudse-11 Dengan Masyarakat Umum Di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KESEHATAN KEHAMILAN ISTRI ANTARA KALANGAN MILITER DI BATALYON ARHANUDSE-11 DENGAN

MASYARAKAT UMUM DI DESA TANDEM HULU 1 KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG

Oleh:

ACHMAD RIFQY R

100100225

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGETAHUAN SUAMI TERHADAP KESEHATAN KEHAMILAN ISTRI ANTARA KALANGAN MILITER DI BATALYON ARHANUDSE-11 DENGAN

MASYARAKAT UMUM DI DESA TANDEM HULU 1 KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELISERDANG

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

ACHMAD RIFQY R

100100225

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memelihara dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Banyak sekali hambatan dan tantangan yang dialami penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.Dengan dorongan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.

2. Muhammad Rusda, M.Ked (OG), dr.Sp.OG (K),sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. dr. Putri C. Eyanoer, MS, Epi, PhD dan dr. Yetty Machrina, M.Kes sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran demi kesempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Orang tua, Ayahanda Kol. Arh. H. Ruruh Aris Setyawibawa. MM dan Ibunda Hj.Indah Purwanti, Paman, Letkol. Arh. Toto Raharjo dan adik Soraya ,Nurul, dan Dixie Tri Susanti atas semua kasih sayang, dukungan moral doa yang selalu menyertai penulis.

(5)

7. Seluruh responden di Batalyon Arhanudse-11 dan Masyarakat di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.

8. Serta pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk seluruh bantuan baik moral atau materi yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Demikian dan terima kasih.

Medan,14Desember 2013. Penulis,

(6)

ABSTRAK

Partisipasi yang diberikan suami dalam perawatan kehamilan akan mendukung kehamilan dan persalinan yang aman. Suami Siaga adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan. Namun pada kalangan militer pelaksanaan suami siaga sedikit terkendala dikarenakan tugas negara yang memaksa suami tidak mendampingi istri ketika masa antenatal sampai partus. Pendampingan suami selama proses persalinan normal adalah suatu bentuk pemberian dukungan selama proses persalinan untuk memperkuat psikis ibu hamil.

Metode penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan kesehatan kehamilan para suami di Batalyon Arhanudse-11 dan di Desa Tandem Hulu1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional (potong lintang).

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan suami di kalangan militer terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 159 orang (79.5%), diikuti oleh kategori cukup sebanyak 41 orang (20.5%), kategori tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai di Batalyon Arhanudse-11.Sedangkan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak berada pada tingkatan kurang dengan frekuensi sebanyak 100 orang (50%), diikuti oleh kategori baik dengan frekuensi hanya 23 orang (11.5%), kategori tingkat pengetahuan buruk dengan frekuensi 14 orang (7%).

(7)

ABSTRACT

Given the participation in the gestational will support pregnancy and childbirth safe. The government program that is ready to provide help in the planning and addressing the pregnancy. However, implementation of the army blocked because of a few job countries with the wife to her husband not to partus period antenatal when. During flanking a normal process of labor was a form of the support during the process of labor to strengthen is pregnant.

The research conducted by deskriptif, this is a research which aims to obtain information about the health of pregnancy at Battalion Arhanudse-11 husband's village and sub-district in Tandem Hulu 1 Deliserdang district of silver.This design approach done on the cross sectional cut.

It can be seen from the results of an analysis of the data in the knowledge that a man of the military is to be on a level with the frequency of the 159 (79.5 % ) it is followed by 20.5 % ( 41 people ), the lack of knowledge and bad not be found at Battalion Arhanudse-11.The common people of a village located in tandem with the level of about 100 people with less than 50 %, followed by only 23 category with the frequency of the ( 11.5 % ) the level of 14 people with low frequency ( 7 % ).

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……… i

KATA PENGANTAR………. ii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Rumusan Masalah………... 2

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum………... 2

1.3.2. Tujuan Khusus………... 2

1.4. Manfaat Penelitian………... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kehamilan.……..………... 4

2.1.1. Definisi... ... 4

2.1.2. Proses Kehamilan... 4

2.2. Antenatal Care.………... 7

2.2.1. Definisi... 7

2.2.2. Tujuan ANC... 8

2.2.3. Kunjungan ANC... 8

2.2.4. Jadwal Pemeriksaan... 9

2.2.5. Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil... 11

(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………... 14

3.2. Definisi Operasional………... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian………... 15

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian…...………... 15

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian………... 15

4.4. Metode Pengumpulan Data………... 17

4.5. Pengolahan dan Analisis Data………... 17

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian………... 18

5.1.1. Gambaran Umum Batalyon Arhanudse-1... 18

5.1.2. Gambaran Umum Desa Tandem Hulu 1... 18

5.1.3. Deskripsi Data Penelitian... 19

5.1.4. Hasil Data Penelitian... 22

5.2. Pembahasan………... 30

5.2.1. Tingkat Pengetahuan... 30

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan……….. 33

6.2. Saran………... 33

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Pemeriksaan Kehamilan 10

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis 19 Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah 20

Anak

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan 21 Pendidikan Terakhir

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Uji 22 Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 23 Berdasarkan Etnis

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan 25 Berdasarkan Jumlah Anak

(11)

ABSTRAK

Partisipasi yang diberikan suami dalam perawatan kehamilan akan mendukung kehamilan dan persalinan yang aman. Suami Siaga adalah program pemerintah yang bertujuan memberikan pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan. Namun pada kalangan militer pelaksanaan suami siaga sedikit terkendala dikarenakan tugas negara yang memaksa suami tidak mendampingi istri ketika masa antenatal sampai partus. Pendampingan suami selama proses persalinan normal adalah suatu bentuk pemberian dukungan selama proses persalinan untuk memperkuat psikis ibu hamil.

Metode penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan kesehatan kehamilan para suami di Batalyon Arhanudse-11 dan di Desa Tandem Hulu1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional (potong lintang).

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan suami di kalangan militer terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 159 orang (79.5%), diikuti oleh kategori cukup sebanyak 41 orang (20.5%), kategori tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai di Batalyon Arhanudse-11.Sedangkan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 terbanyak berada pada tingkatan kurang dengan frekuensi sebanyak 100 orang (50%), diikuti oleh kategori baik dengan frekuensi hanya 23 orang (11.5%), kategori tingkat pengetahuan buruk dengan frekuensi 14 orang (7%).

(12)

ABSTRACT

Given the participation in the gestational will support pregnancy and childbirth safe. The government program that is ready to provide help in the planning and addressing the pregnancy. However, implementation of the army blocked because of a few job countries with the wife to her husband not to partus period antenatal when. During flanking a normal process of labor was a form of the support during the process of labor to strengthen is pregnant.

The research conducted by deskriptif, this is a research which aims to obtain information about the health of pregnancy at Battalion Arhanudse-11 husband's village and sub-district in Tandem Hulu 1 Deliserdang district of silver.This design approach done on the cross sectional cut.

It can be seen from the results of an analysis of the data in the knowledge that a man of the military is to be on a level with the frequency of the 159 (79.5 % ) it is followed by 20.5 % ( 41 people ), the lack of knowledge and bad not be found at Battalion Arhanudse-11.The common people of a village located in tandem with the level of about 100 people with less than 50 %, followed by only 23 category with the frequency of the ( 11.5 % ) the level of 14 people with low frequency ( 7 % ).

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyebab kematian ibu melahirkan disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Tiga penyebab yang menyebabkan kematian ibu hamil adalah perdarahan, preeklamsi eklamsi dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama suami. ( BKKBN 2012 ).

Pemerintah Indonesia mengkampanyekan program “suami siaga” pada tahun 1999-2000 dalam rangka meningkatkan peran suami dalam program Making Pregnancy Safe. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterlibatan dan partisipasi suami terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2001). Hasil evaluasi program ini menunjukkan bahwa kampanye suami siaga memberikan dampak perilaku yang kuat pada laki-laki dimana terjadi peningkatan jumlah suami yang menemani istri saat pemeriksaan kehamilan dan saat persalinan (Ali, 2010).

(14)

persalinan. Tindakan suami sebagai pendamping selama proses persalinan yaitu memberi motivasi dan mengatasi masalah psikis istri. Perasaan positif dan negatif muncul dalam diri suami selama mendampingi istri bersalin (Ardiana, 2010).

Suami siaga yaitu kesiagaan suami dalam upaya memberikan pertolongan dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas. Kesiapan menjadi suami siaga harus dibekali dengan pengetahuan tentang beberapa hal mengenai upaya menyelamatkan ibu dan perencanaan persalinan. ( Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI )

Pada kalangan militer pelaksanaan suami siaga sedikit terkendala dikarenakan tugas negara yang memaksa suami tidak mendampingi istri ketika masa antenatal sampai partus, padahal pemerintah telah mencanangkan program suami siaga. Sedangkan pada kalangan masyarakat umum biasanya pekerjaan tidak menuntut untuk meninggalkan istri sehingga memungkinkan dilaksanakan suami siaga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:

Bagaimanakah para suami mengetahui pentingnya perawatan antenatal untuk keselamatan ibu dan anak.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan istri.

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

(15)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1.4.1 Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat menjelaskan pengetahuan penulis seputar perawatan kehamilan dan pentingnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi ibu hamil.

1.4.2 Bagi Suami

Dengan adanya penelitian ini para suami yang mempunyai istri hamil dapat mengetahui pentingnya berpartisipasi dalam asuhan kehamilan untuk mendukung kelancaran kehamilan istrinya.

1.4.3 Bagi Institusi Kesehatan

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan dalam perawatan antenatal dalam membantu menurunkan angka kematian ibu sesuai target pemerintah Indonesia.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, dan dapat menambah koleksi kepustakaan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

1.4.5 Bagi Ilmu Pengetahuan

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional( FIGO ), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, S, 2009)

2.1.2 Proses Kehamilan

Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (fertilisasi), dan nidasi (implantasi), plasentasi(Prawirohardjo, S, 2009)

2.1.2.aSpermatozoa

Spermatozoa terdiri atas tiga bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor, dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.(Prawirohardjo, S, 2009)

Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada waktu koitus,hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai kebagian ampula tuba di mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang dapat dibuahi,hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapisitasi) untuk membuahi,pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase(Prawirohardjo, S, 2009)

2.1.2.bOvum

(17)

medial,pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium, jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel, pada anak berumur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 6 – 15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur 16 – 25 tahun hanya 34.000 oogonium, pada masa menopause semua oogonium menghilang. (Prawirohardjo, S, 2009)

2.1.2.cFertilisasi

Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba,fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik,hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapisitasi mampu melakukan penetrasi membran sel ovum,untuk mencapai ovum sperma harus melewati korona radiate (lapisan sel di luar ovum) dan zona pleusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraselular), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu komplemen khusus di permukaaan kepala spermatozoa kemudian mengikat glikoprotein di zona pelusida, pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembuas zona pelusida.

Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum.Granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membrane plasma sel, sehingga enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida.

Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi, masuknya spermatozoa membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua),ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid,pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid.

(18)

Dari penyatuan itu mungkin menghasilkan:

1) XX – zigot akan menghasilkan bayi perempuan 2) XY – zigot akan menghasilkan bayi laki-laki

Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailahpembelahan zigot yang berjalan lancar dan dalam 3 hari sampaidalam stadium morula, hasil konsepsi ini dengan ukuran tetap bergerak kearah rongga rahim oleh arus dan getaran silia serta kontraksi tuba, selama dalam perjalanan ke kavum uteri morula mengalami pembelahan – pembelahan menjadi blastula. (Prawirohardjo, S, 2009)

2.1.2.dNidasi

Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke dalam endometrium, sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan segera menjadi blastomer, rada hari ketiga 16 blastomer disebut morula. Pada hari keempat di dalam morula akan terbentuk rongga, bangunan ini disebut blastula. Dua struktur penting di dalam blastula adalah:

1) Lapisan luar disebut trofoblast, yang akan menjadi plasenta 2) Emblastu (inner cell mass) yang akan menjadi janin

Pada hari ke-4 blastula masuk kedalam endrometrium dan pada hari ke-6 menempel pada endrometrium, pada hari ke-10 seluruh blastula sudah terbenam dalam endometrium dengan demikian nidasi sudah selesai tempat nidasi biasanya pada dinding belakang didaerah fundus uteri.( kusmiyati, 2008 )

2.1.2.ePlasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. setelah nidasi embrio kedalam endometrium, plasentasi dimulai,pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12 -18 minggu setelah fertilisasi. (Prawirohardjo, S, 2009)

(19)

sehingga jaringan yang terdapat antara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat.(Prawirohardjo, S, 2009)

Pada permulaan kantung yolk berfungsi sebagai pembentuk darah bersama dengan hepar, limfe, dan sumsum tulang, pada minggu kedua sampai ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang menuju body stalk (bakal tali pusat), jantung bayi mulai dapat dideteksipada minggu keenam sampai delapan dengan mempergunakan ultrasonografi atau doppler,pembuluh darah pada body stalk terdiri dari arteri umbilikalis dan vena umbilikalis.Cabang arteri dan vena umbilikalis masuk ke vili korialis sehingga dapat melakukan pertukaran nutrisi dan sekaligus membuang hasil metabolisme yang tidak diperlukan. (Prawirohardjo, S, 2009)

Vili korialis menghancurkan desidua sampai pembuluh darah, mulai dengan pembuluh darah vena pada hari ke-10 sampai ke-11 setelah konsepsi. Bagian desidua yang tidak dihancurkan membagi plasenta menjadi sekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal, sedangkan dari sudut fetus, maka plasenta dibagi menjadi 200 kotiledon fetus,setiap kotiledon fetus terus bercabang dan bercabang di tengah aliran darah untuk menjalankan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhan, dan perkembangan janin dalam rahim ibu tetapi dipisahkan langsung oleh lapisan trofoblas dinding pembuluh darah janin,fungsinya dilakukan berdasarkan sistem osmosis dan enzimatik serta pinositosis, situasi plasenta demikian disebut system plasenta-hemokorial.(Prawirohardjo, S, 2009) 2.2 Antenatal Care

2.2.1 Defenisi

(20)

2.2.2 Tujuan Antenatal Care

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:

1) Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan.

2) Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

3) Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.

4) Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana setelah kelahiran bayinya. ( Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, Poedji Rochjati, 2003, hlm. 42 ).

2.2.3 Kunjungan Asuhan Antenatal

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Jumlah kunjungan minimal empat kali: satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.

Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti :

2.2.3.aKunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

2.2.3.bKunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan >24 minggu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut :

a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu. b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-28 minggu.

(21)

2.2.4 Jadwal pemeriksaan

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas:

2.2.4.aKunjungan Pertama (K1)

Meliputi: (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat Kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi.

2.2.4.b Kunjungan Kedua ( K2 )

Meliputi: (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Imunisasi TT, (4) Pemeriksaankehamilan dan pelayanan kesehatan, (5) Penyuluhan dan

konsultasi.

2.2.4.c Kunjungan Ketiga ( K3 )

Meliputi: (1) Anamnesa (keluhan/masalah), (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3) Konseling biaya dan kondisi kegawat daruratan. 2.2.4.dKunjungan Keempat (K4)

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan. (3) Pemeriksaan Psikologis. (4) Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan. (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi), (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

Menurut Muchtar (2005). Jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah:

a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan.

(22)

Dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya sebaiknya dilakukan pencatatan seperti pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Pemeriksaan Kehamilan

PEMERIKSAAN KEHAMILAN K1 K2 K3 K4

Tinggi Badan √ √ √

Berat Badan √ √ √ √

Tekanan Darah √ √ √ √

Tinggi Fundus Uteri - √ √ √

Posisi Janin - √ √ √

Imunisasi TT √ √ √ √

Pemberian Tablet Zat Besi √ √ √ √

Tes Penyakit Menular Seksual √ √ √ √

Konseling √ √ √ √

USG (Ultrasonografi) √ √ √ √

Perawatan Gigi √ √ √ √

A. Menilai Kesejahteraan Janin

1. Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan resiko tinggi dapat dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang diperoleh dari ibu hamil maupun dari pemeriksaan oleh petugas kesehatan.

Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah:

i. Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang akan disesuaikan dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan. Tinggi fundus yang normal sama dengan usia kehamilan.

(23)

iv. Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan hipoksia berat atau janin meninggal

v. Denyut jantung janin vi. Ultrasonografi

2. Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas, juga dilakukan pula pemeriksaan tentang:

i. Penilaian Besar janin, letak dan presentasi ii. Penilaian luas panggul(Prawirohardjo, S, 2009) 1.2.5 Edukasi Kesehatan Bagi Ibu Hamil

Tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas, kunjungan antenatal memberi kesempatan bagi petugas kesehatan untuk memberikan informasi kesehatan esensial bagi ibu hamildan keluarganya termasuk rencana persalinan ( di mana, penolong, dana, pendamping, dan sebagainya ) dan cara merawat bayi, beberapa informasipenting tersebut adalah sebagai berikut:

2.2.5.aNutrisi yang adekuat A. Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap harinya adalah 2.500 kalori, jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan hal ini merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsia, jumlah pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi 10-12kg selama hamil. (Prawirohardjo, S, 2009)

B. Protein

(24)

C. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari, kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka. (Prawirohardjo, S, 2009)

D. Zat Besi

Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/ hari terutama setelah trimester kedua.(Prawirohardjo, S, 2009)

E. Asam Folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan asam folat bagi pematangan sel, jumlah asam folat yang dibutuhkan bagi ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.(Prawirohardjo, S, 2009)

2.2.5.bPerawatan Payudara

Payudara perlu disiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada saat diperlukan, masase payudara untuk mengeluarkan sekresi, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena masase yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim. Basuhan lembut pada aerola dan puting susu akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai.( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 286 ).

2.2.5.cPerawatan Gigi

(25)

2.2.5.dKebersihan Tubuh dan Pakaian

Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan, perubahan anatomik pada perut, area genitalia/lipat paha, dan payudaramenyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme, sebaiknya gunakan pancuran atau gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam dalam bathtub, gunakan pakaian yang longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu ber-hak tinggi (high heels) dan alas kaki yang keras (tidak elastis) serta korset penahan perut. ( Ilmu Kebidanan, Sarwono Prawirohadjo, 2009, hlm. 287 )

2.2.5.eImunisasi

Imunisasi Tetanus Toksoid memberikan kekebalan aktif terhadap tetanus. Juga dapat digunakan untuk pencegahan ( Imunisasi Pasif ) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.

Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5mL.

Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri. (Generasi Sehat Melalui Imunisasi, Lilis Lisnawati, 2011, hlm. 63).

Pertama tanyakan apakah ibu hamil pernah mendapat suntikan tetanus toksoid (TT), bila sudah, tanyakan kapan diperolehnya, ibu hamil yang belum pernah mendapat TT, pada kehamilan sebelumnya atau pada waktu akan menjadi pengantin, maka perlu mendapat dua kali suntikan TT dengan jarak satu bulan, TT yang pertama diberikan pada kunjungan antenatal yang pertama, bila sudah pernah, maka cukup diberikan sekali selama kehamilan, suntikan TT melindungi ibu dan bayinya dari penyakit tetanus neonatorum. (Asuhan Kebidanan Antenatal, Salmah, 2006, hlm.115 ).

2.2.6 Pelaksana Pelayanan Antenatal

(26)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Pengetahuan Kesehatan Kehamilan

Kesehatan kehamilan adalah pengetahuan suami yang berprofesi sebagai militer atau sipil tentang kesehatan kehamilan yang dinilai dari skor pertanyaan dalam kuisioner.

3.2.2 Suami dari Kalangan Militer

Militer adalah kumpulan orang yang dilatih, dididik, dipersenjatai dan siap untuk melakukan pertempuran-pertempuran atau peperangan terutama dalam rangka pertahanan dan keamanan negara.

3.2.3 Suami dari Kalangan Sipil

Sipil adalah penduduk yang tidak dipersiapkan seperti militer. MILITER

PENGETAHUAN KESEHATAN KEHAMILAN

(27)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional yang melihattingkat pengetahuan suami terhadap kehamilan istri, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari penelitian.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 dengan mengambil sampel dari 2 lokasi di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

Letak lokasi penelitian belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya di daerah ini.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang.

4.3.2 Sampel Penelitian

(28)

dengan menggunakan rumus berikut:

{ Zα �2��+Zβ ��1(�1) +�2(�2)}2

n1 = n2 =

( P1 - P2 )2

Keterangan:

n = besar sampel minimum

Zα = nilai distribusi normal baku padaα tertentu ( Tabel Z ) Zβ = nilai distribusi normal baku pada β tertentu ( Tabel Z ) P1 = proporsi paparan pada populasi kasus

P2 = proporsi paparan pada populasi kontrol P = rata-rata P1 dan P2

Q1 = proporsi tanpa paparan pada populasi kasus Q2 = proporsi tanpa paparan di populasi kontrol

[ 1,96 �0,55 � 0,45 � 2 + 1,036�0,5(0,5) + 0,6(0,4) ]2 n = ---

( 0,5 – 0,6 )2 n1 = n2 = 200 sampel

(29)

4.3.3 Kriteria Inklusi

Laki – laki sudah menikah, memiliki anak atau belum mempunyai istri yang sedang hamil, pendidikan terakhir minimal SMP, memahami bahasa Indonesia. 4.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan pertanyaan tentang kesehatan ibu hamil, Data yang diambil merupakan data primer yang diperoleh dari responden melalui kuesioner.

4.4.1Cara Pengambilan Data

Pertama sekali peneliti akan mengumpulkan responden dan peneliti akan menjelaskan kepada responden tujuan dilakukannya kuisioner dan meminta responden untuk mengisi kuisioner yang diberikan, kemudian setelah pengisian kuisioner selesai, peneliti mengambil data dan menganalisis data yang didapat untuk kepentingan penelitian.

4.5 Metode Analisis Data

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Batalyon Arhanudse-11

Batalyon Arhanudse-11 dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat dibatasi oleh SDN 02075, sebelah Timur berbatasan dengan Puskesmas Tunggurono, sebelah Selatanberbatasan dengan Jalan Medan Binjai, sebelah Utara berbatasan dengan Perkebunan Tebu PTPN II.

5.1.2 Gambaran Umum Desa Tandem Hulu 1

Desa Tandem Hulu 1 dengan batas-batas sebagai berikut :

(31)

5.1.3 Deskripsi Data Penelitian

[image:31.595.106.515.194.343.2]

5.1.3.a Distribusi Responden Berdasarkan Etnis

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis

Etnis

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N %

Jawa 94 47.0 150 75.0

Batak 52 26.0 50 25.0

Sunda 23 11.5 - -

Aceh 31 15.5 - -

Jumlah 200 100.0 200 100.0

(32)

5.1.3.b Distribusi Responen Berdasarkan Jumlah Anak

[image:32.595.110.517.237.466.2]

Distribusi data penelitian berdasarkan jumlah anakyang ada di Batalyon Arhanudse-11 dan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel(5.2).

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah Anak

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N %

0 29 14.5 12 6.0

1 73 36.5 64 32.0

2 67 33.5 46 23.0

3 31 15.5 39 19.5

4 - - 27 13.5

6 - - 4 2.0

7 - - 5 2.5

10 - - 3 1.5

Jumlah 200 100.0 200 100.0

(33)
[image:33.595.113.524.175.302.2]

5.1.3.c Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N %

SMP 4 2.0 132 66.0

SMA 189 94.5 56 28.0

DIPLOMA / SARJANA 7 3.5 12 6.0

Jumlah 200 100.0 200 100.0

(34)

5.1.4 Hasil Data Penelitian

[image:34.595.106.522.192.344.2]

5.1.4.a Pengetahuan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Tingkat

Pengetahuan

Arhanudse-11 Desa Tandem Hulu-1

N % N %

Baik 159 79.5 23 11.5

Cukup 41 20.5 63 31.5

Kurang 0 0 100 50.0

Buruk 0 0 14 7.0

Jumlah 200 100.0 200 100.0

(35)
[image:35.595.111.516.153.440.2]

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Etnis B at al yon A rh an u d se -11 ETNIS Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N %

Jawa 70 35 24 12 0 0 0 0 94

Batak 44 22 8 4,0 0 0 0 0 52 Sunda 17 8.5 3 1,5 0 0 0 0 23

Aceh 28 14 3 1,5 0 0 0 0 31

Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200

D es a t a nde m H ul u 1

ETNIS N % N % N % N % Total

Jawa 13 6.5 59 29.5 70 35 8 4.0 150 Batak 10 5.0 4 2.0 30 15 6 3.0 50

Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7.0 200

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Jawa di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 70 orang (35%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 24 orang (12%), tidak dijumpai responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (6.5%), dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 59 orang (29.5%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 70 orang (35%) dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 8 orang (4%).

(36)

(5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 4 orang (2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 30 orang (15%) dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 6 orang (3%).

Dari tabel 5.5 diatas, responden dengan kelompok Etnis Sunda di Batalyon Arhanudse-11, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (8.5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (1.5%), dan tingkat pengetahuan kurang dan buruk tidak dijumpai. Tidak dijumpai Etnis Sunda di Desa Tandem Hulu 1.

(37)
[image:37.595.110.518.166.577.2]

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Jumlah Anak B at al yon A rh an u d se -11 Jumlah Anak Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N %

0 22 11 7 3.5 0 0 0 0 29

1 61 30.5 12 6 0 0 0 0 73

2 53 26.5 14 7 0 0 0 0 67

3 23 11.5 8 4 0 0 0 0 31

Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200

D es a T a nde m H ul u 1 Jumlah

Anak N % N % N % N % Total

0 0 0 6 3 3 1.5 3 1.5 12

1 12 6 30 15 21 10.5 1 0.5 64

2 4 2 1 0.5 34 17 7 3.5 46

3 1 0.5 9 4.5 29 14.5 0 0 39

4 6 3 13 6.5 8 4 0 0 27

6 0 0 4 2 0 0 0 0 4

7 0 0 0 0 5 2.5 0 0 5

10 0 0 0 0 0 0 3 1.5 3

Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7 200

(38)

Dari responden yang memiliki 1 orang anak di Batalyon Arhanudse-11 , terdapat 61 orang dengan tingkat pengetahuan baik (30.5%), 12 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (6%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 1 orang anak, terdapat 12 orang dengan tingkat pengetahuan baik (6%), 30 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (15%), 21 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (10.5%), dan 1 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (0.5%).

Dari responden yang memiliki 2 orang anak di Batalyon Arhanudse-11, terdapat 53 orang dengan tingkat pengetahuan baik (26.5%), 14 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (7%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk.Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 2 orang anak, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan baik (2%), 1 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (0.5%), 34 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (17%), dan 7 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (3.5%).

Dari responden yang memiliki 3 orang anak di Batalyon Arhanudse-11, terdapat 23 orang dengan tingkat pengetahuan baik (11.5%), 8 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (4%), tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang memiliki 3 orang anak, terdapat 1 orang dengan tingkat pengetahuan baik (0.5%), 9 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (4.5%), 29 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (14.5%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan buruk.

(39)

Dari responden yang memiliki 6 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (2%), dan tidak dijumpai responden tingkat pengetahuan baik, kurang dan buruk. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 6 orang anak.

Dari responden yang memiliki 7 orang anak di Desa Tandem Hulu 1, terdapat 5 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (2,5%), dan tidak dijumpai responden tingkat pengetahuan baik, cukup dan buruk. Sedangkan di Batalyon Arhanudse-11 tidak dijumpai responden yang memiliki 7 orang anak.

(40)
[image:40.595.116.516.167.487.2]

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Terakhir B at al yon A rh an u d se -11 Pendidikan Terakhir Tingkat Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang Buruk

N % N % N % N %

SMP 4 2 0 0 0 0 0 0 4

SMA 148 74 41 20.5 0 0 0 0 189 DIPLOMA /

SARJANA 7 3.5 0 0 0 0 0 0 7

Total 159 79.5 41 20.5 0 0 0 0 200

D es a T a nde m H ul u 1 Pendidikan

Terakhir N % N % N % N % Total

SMP 0 0 35 17.5 92 46 5 2.5 132 SMA 21 10.5 28 14.0 4 2.0 3 1.5 56 DIPLOMA /

SARJANA 2 1.0 0 0 4 2.0 6 3.0 12

Total 23 11.5 63 31.5 100 50 14 7 200

Dari tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa dari responden yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMP di Batalyon Arhanudse-11 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 4 orang (2%), dan tidak dijumpai responden dengan tingkat pengetahuan cukup, kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMP tidak dijumpai responden yang memiliki pengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 35 orang (17.5%), pengetahuan kurang sebanyak 92 orang (46%) dan pengetahuan buruk sebanyak 5 orang (2.5%).

(41)

responden dengan tingkat pengetahuan kurang dan buruk. Sedangkan di Desa Tandem Hulu 1 yang mempunyai riwayat pendidikan terakhir SMA memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 orang (10.5%), pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (14%), pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (2%) dan pengetahuan buruk sebanyak 3 orang (1.5%).

(42)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan para suami di Batalyon Arhanudse-11 lebih baik dibandingkan tingkat pengetahuan di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak, penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para suami di Batalyon Arhanudse-11 mengetahui mengenai kehamilan pada istrinya, pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang tergolong kurang mengerti mengenai kesehatan kehamilan istri. Hal yang sama dijumpai pada penelitian Yusran (2012) yang berjudul "Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Suami PUS (Pasangan Usia Subur) dalam Menjaga Kesehatan Kehamilan dan Persalinan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat" diperoleh seluruh suami kota dan 90% suami desa menyatakan bersedia segera membawa istri ke tempat rujukan bila saat persalinan terjadi kesulitan; sementara 7,5% suami desa menyatakan akan berpikir-pikir dulu karena masalah biaya. Biaya persalinan tampaknya menjadi masalah bagi suami pedesaan yang mayoritas bekerja di sektor informal; sementara hal sebaliknya yang terjadi pada suami kota yang mayoritas bekerja sebagai pegawai negeri atau swasta. Sementara hasil yang didapatkan oleh Suryati (2010), dari hasil uji statistik didapatkan maka ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan suami dengan partisipasi suami terhadap kehamilan (p= 0,013) , hal yang sama juga didapat oleh peneliti.

(43)

Batak Toba dimana para suami menganggap mereka adalah kepala rumah tangga maka wanita hanya bertugas melayani kebutuhan dan keinginan suami sehingga untuk pemenuhan kebutuhan termasuk gizi suami lebih dinomor satukan karena merupakan kepala rumah tangga dan yang mencari nafkah yang kemudian mengakibatkan asupan gizi istri terutama yang sedang hamil menjadi kurang.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan jumlah anak, dapat dilihat bahwa responden yangmemiliki 1 orang anak di kalangan militer memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak lebih dari 1 dengan persentasi (30.5%) di kalangan militer sendiri, dan pada kalangan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki 1 orang anak memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden yang memiliki anak lebih dari 1 dengan persentasi 6% di kalangan masyarakat itu sendiri. Hal ini berbeda dengan penelitian yang didapat oleh Hendra (2008) yang mengutip pendapat Abu Ahmadi yang mengatakan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur maka perkembangan mentalnya bertambah baik sehingga dapat disimpulkan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

(44)
(45)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan:

1. Tingkat pengetahuan para suami di Batalyon Arhanudse-11 mengenai kesehatan kehamilan mayoritas berada dalam kategori baik yakni sebesar 79.5%, sedangkan tingkat pengetahuan para suami di Desa Tandem Hulu 1 sebagian dalam kategori kurang yakni sebesar 50%.

2. Tingkat pengetahuan para suami di Batalyon Arhanudse-11 di kalangan militer sendiri tergolong baik yakni sebesar 79.5%, dibandingkan dengan kalangan masyarakat umum di Desa Tandem Hulu 1 yakni yang berpengetahuan baik sebesar 11.5%.

6.2. Saran

1. Meskipun tingkat pengetahuan suami di Batalyon Arhanudse-11 sudah cukup baik, ada baiknya informasi – informasi kesehatan kehamilan pada istri tetap diberikan kepada suami di kalangan militer.

2. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan suami di Desa Tandem Hulu 1 tergolong kurang, di harapkan dengan adanya penelitian ini dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya terjadi, dan edukasi

(46)

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2013. Angka Kematian Ibu Melahirkan. Kesehatan. Available from: http://www.menegpp.go.id/v2/indeks.phhp/datadaninformasi/kesehata n [Accesed 28 Mei 2013].

Dahlan, M. Sopiyudin, 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan, M. Sopiyudin, 2013. Statitiska Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Friedman, Emanuel A., Acker, David B., and Sachs, Benjamin P., 1998. Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetri. Grogol: Binarupa Aksara.

Lisnawati, Lilis, 2011. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Into Media.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Abdi Mahasatya.

Prawirohardjo, Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo.

Rochjati, Poedji, 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press.

Salmah, Rusmiati, Maryanah, and Susanti, Ni Nengah, 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

(47)

Syahdrajat, Tantur, 2012. Panduan Menulis Tinjauan Pustaka, Laporan Kasus, Dan Artikel Penelitian Di Jurnal Kedokteran. Jakarta: Dian Rakyat.

Tentara Nasional Indonesia Markas Besar Angkatan Darat, 2004. BUKU KAMUS ISTILAH MILITER DI LINGKUNGAN TNI AD. Tentara Nasional Indonesia.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardj, 2005. Obstetri dan Ginekologi Sosial.

Maharyani,H.W., Handayani, S. 2010. Hubungan Karakteristik Suami dengan Keikutsertaan Suami Menjadi Akseptor Keluarga Berencana di Wilayah Desa Karang Duwur Kecamatan Pertanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah . Jurnal KES MAS UAD, Volume 4, Nomor 1, September 2010:49-58

Febyanti, N.K., Susilawati, D.2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Terhadap Perilaku Kunjungan Kehamilan. Jurnal Keperawatan Soedirman ( The Soedirman Journal of Nursing ), Volume 7, Nomor 3, November 2012: 148-157.

Soesanto, E., Winaryati, E., 2009. Antenatal Care (ANC) Dalam Respektif Ibu Hamil: Gambaran Kerentanan Kesehatan Reproduksi Pada Masyarakat di Kabupaten Kembang. Fikses. Jurnal Keperawatan, Volume 2, Nomor, Maret 2009: 21-27

Suryati,Y., Dwijayanti, M.R., Oyou. 2010 Hubungan Pengetahuan Suami Dengan Partisipasi Suami Terhadap Kehamilan Di Balai Pengobatan Sumber Sehat Marga Asih Kabupaten Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika

(48)

Mulyanti,2., Mudrikatun, Sawitry. 2010. Hubungan Dukungan. Suami pada Ibu hamil Dengan Kunjungan ANC Di Rumah Bersalin Bhakti IBI Jl. Redangguwo Baru. V no 44 C Semarang Available from http://Jurnnal.unimus.ac.id [ accesesed : 21 Januari 2013 ]

Lincetto, O., Mothebesoane-Anoh, S., Gomez.P., Munjanja.S., Antenatal Care.

Oportunities For Africa Newborns., http://www.who.int/pmnch/media/publications/aonsectionIII_2.pdf

(49)

CURRICULUM VITAE

Nama : Achmad Rifqy R

Tempat/ tanggal lahir : Binjai / 19 Februari 1993 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Alamat : Jl. Ikan Kakap, No.25, Binjai Timur. Nomor Telepon : -

Orang tua : Kol. Arh. H. Ruruh Aris Setyawibawa. MM Riwayat pendidikan : 1. TK IKAL, Medan (1996-1998)

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

LAMPIRAN 1

PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN

Assalamualaikum Wr. Wb/Salam Sejahtera Dengan hormat,

Saya yang bernama Achmad Rifqy R, NIM 100100225 mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Kehamilan Istri antara kalangan militer di Batalyon Arhanudse-11 dengan Masyarakat Umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada semester ketujuh.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami mengenai kesehatan kehamilan. Dikarenakan rendahnya keseadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian pada saat persalinan. Para suami pun diupayakan ikut serta dalam permasalahan kesehatan kehamilan secara lebih bertanggung jawab .

(55)

Atas perhatian dan kesediaan para bapak berpatisipasi dalam penelitian ini, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2013 Peneliti,

(56)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN “Informed Consent”

Yang bertandatangan di bawahini:

Nama : ………

Umur : ………

Setelahmendapatketerangandanpenjelasansecaralengkap, sertamemahaminya, makadenganpenuhkesadarandantanpapaksaansayamenyatakanbersediaberpartisipa sipadapenelitian yang berjudul “Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Kehamilan Istri antara kalangan militer di Batalyon Arhanudse-11 dengan Masyarakat Umum di Desa Tandem Hulu 1 Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang”.

Demikianlahsuratperjanjianinisayaperbuattanpapaksaandanapabila di kemudianharisayamengundurkandiri, kepadasayatidakakandituntutapapun.

Medan, ………..2013 Yang membuatpernyataan,

(57)

LAMPIRAN 3

Instrumen Penelitian

A. DATA DEMOGRAFI

Nama (Inisial) : ... Umur : ... Suku : ... Pekerjaan : ... Jumlah Anak : ... Alamat : ...

Pendidikan Terakhir : 1.SMP 2.SMA 3.Diploma/Sarjana (Lingkari Salah Satu)

B. PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KESEHATAN KEHAMILAN

No Pertanyaan Benar Salah

1. Apakah anda suami siaga ( Siap, Antar, Jaga )

2. Apakah anda sebagai suami dapat mengurangi perasaan tidak nyaman istri anda disaat persalinan

3. Petugas pelayanan pemeriksaan kehamilan selain seorang dokter dan bidan

diperbolehkan juga seorang paraji ( dukun beranak )

(58)

4. Disaat istri anda hamil, apakah anda akan memenuhi seluruh keinginan nafsu makannya?

5. Sepengetahuan anda imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil dapat disuntikkan pada paha/lengan

6. Paling ideal bagi ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin ketika haid terlambat 1 bulan

7. Sebaiknya ibu hamil dapat memeriksakan kehamilan normalnya minimal 3 kali 8. Benarkah menurut anda, ibu hamil

memeriksakan kehamilan berusia diatas 24 mingu (6 bulan) pada pertemuan (ke-4) 9. Apakah menurut anda benar seorang wanita

setiap bulannya melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (haid) 10. Proses kehamilan seorang wanita

dikarenakan lebih dariseekor sperma yang dapat membuahi ovum (indung telur) 11. Benarkah menurut anda jantung bayi (janin)

dapat didengar setelah usia kandungan minggu ke-6 (1,5bulan) sampai 8 minggu (2bulan)

(59)

12. Menurut anda ukuran besarnya kandungan ibu hamil pada setiap kali pemeriksaan kandungan tidak perlu disesuaikan dengan umur kehamilan

13. Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dapat dikaitkan pernyataan janin telah meninggal

14. diperbolehkan seorang ibu hamil

menggunakan sepatu/alas kaki berhak tinggi serta korset penahan perut

15. Apakah diri anda menyiapkan tabungan untuk biaya persalinan

16. Benarkah menurut anda seorang suami menanyakan kepada bidan atau dokter tentang tanggal perkiraan persalinan istrinya

17. Tanda bahaya pada kehamilan adalah : perdarahan, bengkak, disertai, kejang pada tubuh, demam dan air ketuban keluar sebelum waktunya, muntah dan tidak mau makan

18. Tanda bayi akan lahir dapat diketahui dari perut mulas secara teratur, keluar lendir bercampur darah dan keluarnya air ketuban dari jalan lahir

(60)

19. Masalah lain pada kehamilan dapat diketahui : batuk terus menerus, tubuh lemah, jantung berdebar, gatal-gatal pada kemaluan dan muncul keputihan

(61)

VALIDASI KUISIONER

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 total

p1 Pearson

Correlatio

n

1 .327 .892** 1.000* *

.892** .286 .190 .373 .356 .327 .630* *

.190 .378 .190 .126 .356 .327 .327 .023 .356 .611* *

Sig.

(2-tailed)

.159 .000 .000 .000 .222 .421 .105 .123 .159 .003 .421 .100 .421 .597 .123 .159 .159 .924 .123 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlatio

n

.327 1 .105 .327 .105 .327 .218 .553* .408 1.000* *

.289 .218 .866* *

.218 .289 .408 1.000* *

1.000* *

.419 .408 .623* *

Sig.

(2-tailed)

.159 .660 .159 .660 .159 .355 .011 .074 .000 .217 .355 .000 .355 .217 .074 .000 .000 .066 .074 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlatio

n

.892** .105 1 .892** 1.000* *

.206 .252 .242 .257 .105 .545* .252 .182 .252 .182 .257 .105 .105

-.121

.257 .529*

Sig.

(2-tailed)

.000 .660 .000 .000 .384 .285 .303 .274 .660 .013 .285 .444 .285 .444 .274 .660 .660 .612 .274 .016

(62)

p4 Pearson

Correlatio

n

1.000* *

.327 .892** 1 .892** .286 .190 .373 .356 .327 .630* *

.190 .378 .190 .126 .356 .327 .327 .023 .356 .611* *

Sig.

(2-tailed)

.000 .159 .000 .000 .222 .421 .105 .123 .159 .003 .421 .100 .421 .597 .123 .159 .159 .924 .123 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlatio

n

.892** .105 1.000* *

.892** 1 .206 .252 .242 .257 .105 .545* .252 .182 .252 .182 .257 .105 .105

-.121

.257 .529*

Sig.

(2-tailed)

.000 .660 .000 .000 .384 .285 .303 .274 .660 .013 .285 .444 .285 .444 .274 .660 .660 .612 .274 .016

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlatio

n

.286 .327 .206 .286 .206 1 .190 .592* *

.356 .327 .630* *

.190 .126 .190 .378 .356 .327 .327 .023 .356 .510*

Sig.

(2-tailed)

.222 .159 .384 .222 .384 .421 .006 .123 .159 .003 .421 .597 .421 .100 .123 .159 .159 .924 .123 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlatio

n

.190 .218 .252 .190 .252 .190 1 .066 .089 .218 .126 1.000* *

.126 1.000* *

(63)

Sig.

(2-tailed)

.421 .355 .285 .421 .285 .421 .783 .709 .355 .597 .000 .597 .000 .100 .709 .355 .355 .055 .709 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson

Correlatio

n

.373 .553* .242 .373 .242 .592* *

.066 1 .533* .553* .290 .066 .406 .066 .174 .533* .553* .553* .179 .533* .625* *

Sig.

(2-tailed)

.105 .011 .303 .105 .303 .006 .783 .015 .011 .215 .783 .076 .783 .463 .015 .011 .011 .450 .015 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson

Correlatio

n

.356 .408 .257 .356 .257 .356 .089 .533* 1 .408 .236 .089 .236 .089 .000 1.000* *

.408 .408 .171 1.000* *

.459*

Sig.

(2-tailed)

.123 .074 .274 .123 .274 .123 .709 .015 .074 .317 .709 .317 .709 1.00

0

.000 .074 .074 .471 .000 .042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson

Correlatio

n

.327 1.000* *

.105 .327 .105 .327 .218 .553* .408 1 .289 .218 .866* *

.218 .289 .408 1.000* *

1.000* *

.419 .408 .623* *

Sig.

(2-tailed)

.159 .000 .660 .159 .660 .159 .355 .011 .074 .217 .355 .000 .355 .217 .074 .000 .000 .066 .074 .003

(64)

p11 Pearson

Correlatio

n

.630** .289 .545* .630** .545* .630* *

.126 .290 .236 .289 1 .126 .333 .126 .333 .236 .289 .289

-.061

.236 .462*

Sig.

(2-tailed)

.003 .217 .013 .003 .013 .003 .597 .215 .317 .217 .597 .151 .597 .151 .317 .217 .217 .800 .317 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p12 Pearson

Correlatio

n

.190 .218 .252 .190 .252 .190 1.000* *

.066 .089 .218 .126 1 .126 1.000* *

.378 .089 .218 .218 .435 .089 .463*

Sig.

(2-tailed)

.421 .355 .285 .421 .285 .421 .000 .783 .709 .355 .597 .597 .000 .100 .709 .355 .355 .055 .709 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p13 Pearson

Correlatio

n

.378 .866** .182 .378 .182 .126 .126 .406 .236 .866** .333 .126 1 .126 .200 .236 .866** .866** .303 .236 .462*

Sig.

(2-tailed)

.100 .000 .444 .100 .444 .597 .597 .076 .317 .000 .151 .597 .597 .398 .317 .000 .000 .195 .317 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p14 Pearson

Correlatio

n

.190 .218 .252 .190 .252 .190 1.000* *

.066 .089 .218 .126 1.000* *

(65)

Sig.

(2-tailed)

.421 .355 .285 .421 .285 .421 .000 .783 .709 .355 .597 .000 .597 .100 .709 .355 .355 .055 .709 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p15 Pearson

Correlatio

n

.126 .289 .182 .126 .182 .378 .378 .174 .000 .289 .333 .378 .200 .378 1 .000 .289 .289 .061 .000 .462*

Sig.

(2-tailed)

.597 .217 .444 .597 .444 .100 .100 .463 1.000 .217 .151 .100 .398 .100 1.000 .217 .217 .800 1.000 .040

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p16 Pearson

Correlatio

n

.356 .408 .257 .356 .257 .356 .089 .533* 1.000* *

.408 .236 .089 .236 .089 .000 1 .408 .408 .171 1.000* *

.459*

Sig.

(2-tailed)

.123 .074 .274 .123 .274 .123 .709 .015 .000 .074 .317 .709 .317 .709 1.00

0

.074 .074 .471 .000 .042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p17 Pearson

Correlatio

n

.327 1.000* *

.105 .327 .105 .327 .218 .553* .408 1.000* *

.289 .218 .866* *

.218 .289 .408 1 1.000* *

.419 .408 .623* *

Sig.

(2-tailed)

.159 .000 .660 .159 .660 .159 .355 .011 .074 .000 .217 .355 .000 .355 .217 .074 .000 .066 .074 .003

(66)

p18 Pearson

Correlatio

n

.327 1.000* *

.105 .327 .105 .327 .218 .553* .408 1.000* *

.289 .218 .866* *

.218 .289 .408 1.000* *

1 .419 .408 .623* *

Sig.

(2-tailed)

.159 .000 .660 .159 .660 .159 .355 .011 .074 .000 .217 .355 .000 .355 .217 .074 .000 .066 .074 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p19 Pearson

Correlatio

n

.023 .419 -.121 .023 -.121 .023 .435 .179 .171 .419 -.061 .435 .303 .435 .061 .171 .419 .419 1 .171 .471*

Sig.

(2-tailed)

.924 .066 .612 .924 .612 .924 .055 .450 .471 .066 .800 .055 .195 .055 .800 .471 .066 .066 .471 .036

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p20 Pearson

Correlatio

n

.356 .408 .257 .356 .257 .356 .089 .533* 1.000* *

.408 .236 .089 .236 .089 .000 1.000* *

.408 .408 .171 1 .459*

Sig.

(2-tailed)

.123 .074 .274 .123 .274 .123 .709 .015 .000 .074 .317 .709 .317 .709 1.00

0

.000 .074 .074 .471 .042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

tota

l

Pearson

Correlatio

n

.611** .623** .529* .611** .529* .510* .463* .625* *

.459* .623** .462* .463* .462* .463* .462* .459* .623** .623** .471 *

(67)

Sig.

(2-tailed)

.004 .003 .016 .004 .016 .021 .040 .003 .042 .003 .040 .040 .040 .040 .040 .042 .003 .003 .036 .042

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(68)

RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

(69)

DATA INDUK BATALYON ARHANUDSE-11

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)

DATA INDUK DESA TANDEM HULU 1

(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)

LAMPIRAN 4

(88)
(89)

Gambar

Tabel 2.1 Pemeriksaan Kehamilan
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian obesitas lebih banyak pada responden dengan aktifitas fisik ringan (51,5%) dibandingkan dengan yang memiliki aktifitas

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Leverage,

Kegiatan yang dilakukan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sebagai upaya pencegahan terjadinya perubahan lahan diantaranya dengan sosialisasi dan penyuluhan

Universitas Negeri Malang Nomor 73 Tahun 2012 tanggal 19 JanuariZO!2, dosen yang diberi tugas tambahan sebagai Ketua Program Studi Manajemen pendidikan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan model problem based learning menunjukan hasil positif diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Samad

[r]

To be able to deliver this information the Norwegian Forest and Land- scape Institute (Skog og landskap) produces, among others, land resource statistics for all municipalities

bahwa Serak Jawa memilih lokasi bersarang pada ketinggian dari tanah lebih.. dari 6 meter dengan rata-rata ketinggian 7,8 meter,