POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI
KABUPATEN TAPANULI TENGAH
DISUSUN
O L E H
SUPRIONO SINAGA NIM : 062204092
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA
POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DI
Drs. RIDWAN AZHAR, M. Hum. NIP. 1955 0923 1982 03.1.001
Kertas karya ini diajukan kepada panitia penilai program Pendidikan Non Gelar Fakultas Sastra USU Medan
Untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA MEDAN
Disetujui Oleh
PROGRAM DIII PARIWISATA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
MEDAN, 25 JUNI 2010 PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA,
PENGESAHAN Diterima oleh :
PANITIA PENILAI PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA USU MEDAN
UNTUK MELENGKAPI SALAH SATU SYARAT UJIAN DIPLOMA III DALAM BIDANG STUDI PARIWISATA
Pada : Hari : Tanggal :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 196509091994 03 1 004 Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D
Panitia Ujian No Nama
ABSTRAKSI
Potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dijadikan objek wisata yang primadona. Objek wisata Tapanuli Tengah memiliki banyak kelebihan, dan kelebihan itu dapat ditemukan pada keindahan alam pegunungan, panorama danau, sungai dan tidak kalah menarik dengan keindahan pantai yang di dalamnya terdapat taman laut dan bunga karang. Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat objek wisata yang menarik dengan jumlah yang banyak. Untuk itu perlu sekali dukungan pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk selalu berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang banyak memiliki peninggalan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah peninggalan sejarah masa lampau itu, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol. Peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang
merupakan tugas akhir dan salah satu persyaratan yang ditetapkan dalam rangka
memperoleh gelar Diploma pada program studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul tugas akhir ini “ POTENSI DAN PENGEMBANGAN
OBJEK WISATA DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH” yang disusun dalam bentuk yang sederhana dan penulis menyadari bahwa kertas karya ini
masih jauh dari sempurna, baik dari segi metode maupun materi penulisan, hal ini
disebabkan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, disamping
masih kurangnya pengalaman penulis dalam membuat suatu kertas karya ilmiah.
Dalam penulisan kertas karya ini tidak terlepas dari bantuan, arahan,
bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, melalui
kesempatan ini dengan segalah kerendahan hati penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Chairudin P. Lubis, DTM & H., Sp.A (K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Ridwan Azhar M.Hum Selaku ketua Program Studi D3 Pariwisata
4. Bapak Mukhtar Majid. M,S.Sos, SE.Par, M.A selaku Dosen Pembimbing
dalam menyusun kertas karya ini
5. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP selaku Dosen Pembaca.
6. Kepada yang saya sayangi kedua Orang Tua saya Ayahanda dan Ibunda serta
adik-adik saya Reni, Ratna, Ragil dan kakak saya Rika yang telah banyak
memberikan doa, perhatian, dukungan motivasi dan lainnya sehinggah saya
berhasil dalam menulis kertas karya ini.
7. Kepada Saudara-saudara saya yang telah membantu saya dalam mengumpulkan
bahan dan data-data dalam menyusun kertas karya ini.
8. Teman-teman saya seperjuangan segenap mahasiswa pariwisata 06,
kawan-kawanku dari GEMAPALA, kos Dipa 30 semoga kita selalu sukses amin.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhinggah kepada
semua pihak yang telah mendukung penyelesaian kertas karya ini dan penulis
berharap semoga kertas karya ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya
mahasiswa Pariwisata Program Studi Usaha Wisata.
Medan, Juni 2010 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
ABSTRAKSI v
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul 1
1.2 Pembatasan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penelitian 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan 5
2.2 Pramuwisata 8
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1 Letak Geografis 19
3.2 Penduduk dan Mata Pencaharian 22
3.3 Tapanuli Growth 22
BAB IV POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KABUPATEN TAPANULI TENGAH
4.1 Sejarah Kepariwisataan Tapanuli Tengah 24 4.2 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah 25 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 39
5.2 Saran 40
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAKSI
Potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dijadikan objek wisata yang primadona. Objek wisata Tapanuli Tengah memiliki banyak kelebihan, dan kelebihan itu dapat ditemukan pada keindahan alam pegunungan, panorama danau, sungai dan tidak kalah menarik dengan keindahan pantai yang di dalamnya terdapat taman laut dan bunga karang. Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat objek wisata yang menarik dengan jumlah yang banyak. Untuk itu perlu sekali dukungan pemerintah dan masyarakat pada umumnya untuk selalu berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang banyak memiliki peninggalan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah peninggalan sejarah masa lampau itu, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol. Peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Alasan Pemilihan Judul
Tidak diragukan lagi bahwa kontribusi pendanaan yang berasal dari usaha
jasa pariwisata telah meningkat dengan cukup berarti. Bahkan dalam
perkembangannya, peranan industri pariwisata dalam menopang menggalakkan
roda perekonomian nasional semakin kokoh yaitu diurutan kedua setelah migas.
Pariwisata adalah sebuah kata yang pada tahun 1960-an masih melekat
dengan pengertian melancong atau sekedar berpergian, dan kini telah berkembang
menjadi sebuah industri raksasa dengan kontribusi besar dalam pemasukan devisa
negara. Pola pengelolaan manajemen yang makin canggih dan kecenderungan
memanfaatkan teknologi serta pemberdayaan masyarakat yang demikian banyak
menempatkan pariwisata sebagai suatu industri atau bisnis yang menggiurkan.
Kabupaten Tapanuli Tengah misalnya, sebagai kawasan pariwisata yang
memiliki peringkat prioritas II setelah Danau Toba. Tapanuli Tengah memiliki
kegiatan usaha wisata bahari, kegiatan usaha wisata budaya, dan kegiatan usaha
wisata alam yang dapat menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara
untuk datang berwisata ke Tapanuli Tengah.
Dari sudut pandang di atas, penulis tertarik untuk menguraikan
kepariwisataan yang ada di Tapanuli Tengah. Oleh karena itu, penulis memilih
judul kertas karya Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten
1.2Pembatasan Masalah
Mengingat waktu yang sangat terbatas dan beranekaragamnya
permasalahan mengenai kepariwisataan yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah
maka penulis membatasi permasalahan ruang lingkup hanya pada Potensi wisata,
upaya pengembangan objek dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten
Tapanuli Tengah.
1.3Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan kertas karya ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III Pariwisata
Universitas Sumatera Utara. Selain itu juga bertujuan :
a. Untuk megetahui seberapa besar potensi wisata yang dapat dikembangkan
di Kabupaten Tapanuli Tengah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar peranan pemerintah, pihak pengelola
dan juga masyarakat setempat dalam upaya pengembangan segenap
potensi wisata.
c. Agar kertas karya ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan masukan
bagi siapa saja yang berkepentingan, khususnya dalam dunia
kepariwisataan.
d. Penerapan studi penulis selama mengikuti masa perkuliahan di Pariwisata
1.4 Metode Penelitian
Dalam menyusun sebuah kertas karya diperlukan data-data atau informasi
yang kondusif. Dimana data-data dan informasi tersebut dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun metode yang dipergunakan dalam
memperoleh data dan informasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Library research, yakni penelitian berdasarkan bahan kepustakaan yang
berkaitan dengan objek penulisan berupa buku, majalah, surat kabar, dan
brosur yang dalam hal ini berkenaan dengan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah.
b. Field research, yakni penelitian yang dilakukan langsung ke objek wisata
yang bersangkutan.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun sebuah kertas karya diperlukan data-data dan informasi
yang konkrit. Di mana data-data dan informasi tersebut dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapun sistematika tersebut adalah:
BAB I Menguraikan Alasan Pemilihan Judul, Pembatasan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II Membahas uraian tentang Pengertian Pariwisata, Pengertian Wisatawan dan Pramuwisata, Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata,
Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata, Sapta Wisata Pesona,
Industri Pariwisata, Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan,
BAB III Uraian yang meliputi sejarah kepariwisataan daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, Gambaran Umum Potensi Objek Wisata Budaya
Kabupaten Tapanuli Tengah, Letak Geografis, Penduduk dan Mata
Pencaharian.
BAB IV Menguraikan tentang Gambaran Kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah, Potensi Kepariwisataan, dan Adat Istiadat.
BAB II
URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
Pengertian tentang pariwisata dan wisatawan timbul di Perancis pada akhir
abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True Quide
For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the
language and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu
perjalanan besar dan kecil ( Grand Tour dan Perit Tour ).
Pertengahan abad ke-19 jumlah orang yang berwisata masih terbatas
karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan
sarananya masih sederhana. Tetapi sesudah Revolusi Industri keadaan itu
berubah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas
menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad ke-20
terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik
penerbangan menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam
pariwisata adalah munculnya perjalanan paket ( Package tour ).
Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling,
berputar-putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisata berarti berpergian, perjalanan,
yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian
pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan
berkali-kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan
Pada tanggal 12-14 Juni 1985, kata pariwisata lebih dikenal dengan istilah
tourisme. Kemudian diselenggarakan Munas (Musyawarah Nasional) di Teretes
(Jatim), yang di dalam musyawarah itu dihasilkan sebuah istilah baru yakni
tourisme diganti dengan kata pariwisata. Kata pariwisata ini diusulkan oleh Bapak
Prof. Prijono yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dan atas himbauan Bapak Presiden Indonesia Ir. Soekarno. Dan selanjutnya pada
tahun 1960 istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan Pariwisata
Nasional.
Pengertian pariwisata di atas belum memberikan pengertian yang jelas dan
tidak mempunyai ketentuan mengenai batasan-batasan dari pengertian pariwisata
tersebut. Oleh karena itu sebagai bahan pertimbangan dapat kita lihat beberapa
pendapat ahli kepariwisataan mengenai pengertian pariwisata.
1. Pengertian pariwisata secara umum
Merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara
waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan
meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi
semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk
memenuhi keinginan yang beraneka ragam. 2. Pengertian pariwisata secara teknis
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau berkelompok
dalam wilayah negara sendiri maupun negara lain dengan menggunakan
kemudahan-kemudahan lainnya yang diadakan oleh pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan.
3. Pariwisata menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1982:107)
“ A proposeful human activity that serve as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits or state. It
involves the temporary displacement of people to other region, country,
for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted
function ”.
“ Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap ”.
4. Pariwisata menurut Prof.K. Krapt dan Prof. Hunziker (dalam Yoeti,
1996:112)
Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-gejala yang ditimbulkan dari
perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat
tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap dan tidak
memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara.
5. Pariwisata menurut E. Guyer Fleuler, mengemukakan
Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang
pada umumnya didasarkan atas kebutuhan, kesehatan dan pergantian
hawa. Sedangkan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya
pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil
dari perkembangan perniagaan, industri, perdagangan, serta
6. Pariwisata menurut Mr. Herman V. Schulard (dalam Yoeti, 1996:114)
Pariwisata adalah sejumlah kegiatan terutama yang ada kaitannya dengan
perekonomian secara langsung berhubungan dengan masuknya
orang-orang asing melalui lalu lintas di suatu negara tertentu, kota dan daerah.
2.2 Pramuwisata
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. KM
82/PW.102/MPPT-88 tentang pariwisata, maka Pramuwisata adalah seseorang
yang bertugas memberikan bimbingan penerangan dan petunjuk tentang objek
wisata serta membantu segala sesuatu yang diperlukan wisatawan.
Pramuwisata dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Pramuwisata Muda yang bertugas pada suatu daerah Tingkat II di dalam
wilayah daerah tingkat I tempat sertifikat diberikan.
2. Pramuwisata Madya yang bertugas didalam wilayah daerah Tingkat I
tempat sertifikata diberikan.
2.3 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh,
dirasakan, dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah,
tempat tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat
asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah
keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.
Menurut UU No. 9 Tahun 1990 Bab III Pasal IV tentang kepariwisataan
menjelaskan perbedaan antara objek dan daya tarik wisata adalah :
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam,
panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta
binatang-binatang langka.
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, pertanian
(wisata agro), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan
tempat hiburan lainnya.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua,
industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras,
tempat-tempat ibadah, tempat-tempat-tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.
4. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang
terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :
b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : kawasan wisata,
taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam),
museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan
masyarakat. Dan yang bersifat alamiah, seperti : keindahan alam,
gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.
Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW. 102 MPPT – 87 yaitu :
“Objek wista adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya
alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang
diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.
Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan
dengan “Tourism Resourch dan Tourist Service. Objek dan atraksi wisata adalah
segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang mempunyai daya tarik
tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata antara lain :
1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada
di alam. Contoh; iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna,
dan lain-lain.
2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda
bersejarah, kebudayaan, dan religi.
3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup,
adat-istiadat seperti pembakaran mayat di Bali, upacara sekaten di Jogjakarta.
4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di
Tourist Service adalah segala fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang
dilakukan dimana pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara
komersial. Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik maka kita
harus mengembangkan tiga hal yaitu :
1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat.
2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai
ciri khas tersendiri untuk dibeli.
3. Something to do, yaitu suatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat
tersebut.
Ketiga hal itu merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah tujuan wisata
sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada beberapa hal yang
harus diperhatikan antara lain :
1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain.
2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki cirri khas tersendiri.
3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang
pembangunan dan pengembangan.
4. Harus menarik.
2.4 Pengertian Sarana dan Prasarana Pariwisata
Komponen-komponen yang termasuk ke dalam sarana dan prasarana yaitu
1. Produk yang nyata (Tangible Product) terdiri dari :
Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana
kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan
dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut,
darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain
sebagainya.
Sarana produk kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya :
a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti : biro perjalanan wisata,
agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif
dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
b. Di bidang usaha sarana pariwisata, yang terdiri dari : akomodasi,
rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya.
2. Intangible Product ( produk yang tidak nyata )
Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang
bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang
pelayanan terhadap wisatawan. Dan sapta pesona yang terdiri dari 7 K
(keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah
tamahan, kenangan) yang semuanya dilaksanakan secara total.
2.5 Sapta Pesona Wisata
Sapta pesona adalah unsur yang penting dalam mengembangkan suatu
objek wisata. Citra dan mutu pariwisata di suatu daerah atau objek wisata pada
dasarnya ditentukan oleh keberhasilan dalam perwujudan sapta pesona daerah
tersebut. Sapta pesona merupakan tujuh kondisi yang harus diwujudkan dan
Unsur-unsur sapta pesona tersebut adalah :
1. Keamanan adalah suatu kondisi dimana wisatawan dapat merasa aman,
yang artinya keselamatan jiwa dan fisik.
2. Ketertiban adalah kondisi yang mencerminkan suasana yang teratur, rapi
dan lancar serta menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi
kehidupan masyarakat.
3. Kebersihan adalah keadaan/kondisi lingkungan yang menampilkan
suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah, penyakit dan pencemaran.
4. Kesejukan adalah suasana yang memberikan kesejukan, nyaman, tenteram,
rapi, dengan adanya penghijauan.
5. Keindahan adalah keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan
yang menarik dan sedap dipandang mata.
6. Keramah tamahan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang yang
menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan
menarik hati.
7. Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan dan
perasaan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang diperolehnya.
Untuk mewujudkan sapta pesona tersebut maka perlu dilakukan kebijakan yakni
dengan memberikan pengertian kepada semua lapisan masyarakat dan dunia
usaha, bahwa sapta pesona merupakan hal yang sangat penting dalam
2.6 Industri Pariwisata Budaya 2.6.1 Pengertian Industri Pariwisata
Pengertian kata industri di sini bukanlah suatu tempat untuk mengubah
bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri di sini lebih
cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari
berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan
jasa ( Goods and Service ) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travel
pada umumnya.
Menurut pandangan para ahli industri pariwisata adalah : 1. Menurut W. Hunzieker (Yoeti,1994:38)
Industri Pariwisata adalah “ Tourism enterprises are all business entities
wich, by combining various means of production, provide goods and
services of a specially tourist nature ”. Maksudnya industri pariwisata
adalah semua kegiatan usaha yang terdiri dari bermacam-macam kegiatan
produksi barang dan jasa yang diperlukan para wisatawan.
1. Menurut GA. Schmoll dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti,
1985:143)
Industri pariwisata lebih cenderung berorientasi dengan menganalisa
cara-cara melakukan pemasaran dan promosi hasil produk industri pariwisata.
Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang
menghasilkan jasa-jasa atau produk yang berbeda satu dengan yang
geografis, fungsi, bentuk organisasi yang mengelola dan metode
permasalahannya.
2. Menurut Damarji (Yoeti, 1996:154)
Industri Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang
secara bersama-sama menghasilkan produk-produk dan service yang
nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam
perjalanan.
2.6.2 Pengertian Produk Wisata
Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang
dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia
kembali pulang.
Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang
tidak terpisah, yaitu :
1. Tourist objects yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang
menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah
tersebut.
2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti : akomodasi,
restoran, bar, entertainment dan rekreasi.
3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah
tujuan wisatawan seperti transportasi di tempat tujuan ke objek-objek
wisata.
Ciri-ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan.
3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun.
4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia.
5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang
objektif.
6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator.
7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya
yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka.
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang
terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan
dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara
terpisah.
2.7 Syarat Suatu Objek Wisata Dapat Dikembangkan
Layaknya suatu objek wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki syarat-syarat
sebagai berikut (dalam Syamsuridjal, 1997:2) yaitu :
1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan
menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat
wisata tersebut.
Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :
a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata
semenjak objek itu ada.
b. Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek
2. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata
tersebut.
3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah objek wisata seperti
akomodasi dan restoran.
4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah objek wisata
tersebut.
2.8 Motif Perjalanan Wisata
Motif seseorang dalam melakukan suatu perjalanan wisata adalah untuk
melepaskan diri dari rasa jenuh/bosan terhadap suatu kegiatan/rutinitas. Dan
kegiatan ini merupakan suatu cara alternatif yang dilakukan seseorang untuk
melepaskan dirinya dari rasa jenuh tersebut dengan tujuan untuk
BAB III
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1 Letak Geografis
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau
Sumatera dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar
berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil.
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Utara dengan luas wilayah 6.194,98 km² meliputi darat dan laut dengan
hamparan gunung, pantai dan laut.
Letak wilayah yang strategis, keanekaragaman potensi sumber daya alam
yang besar dan harmonisnya multi etnik masyarakat menyebabkan Tapanuli
Tengah sebagai permata tersembunyi yang akan berkilau dan sangat berharga
dengan sentuhan percepatan pembangunan dan peningkatan investasi.
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak pada 1°11’00”-2°22’0” LU dan
98°07’-98°12’ BT, Tapanuli Tengah memiliki luas wilayah 6.194,98 km² yang
terdiri atas darat 2.194,98 km² dan laut 4.000 km².
3.1.1 Batas-batas wilayah :
Sebelah utara : Kabupaten Aceh Singkil (Provinsi NAD)
Sebelah timur : Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan
Kabupaten Pakpak Barat
Sebelah selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan
3.1.2 Topografi
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit - bukit
dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut. Dari seluruh wilayah
Tapanuli Tengah, 43,90% berbukit dan bergelombang.
3.1.3 Klimatologi
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah
berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong
beriklim tropis. Dalam periode bulan Januari – Desember 2006, suhu udara
maksimum dapat mencapai 31,53ºC dan suhu minimum mencapai 21,72ºC.
Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 26,09ºC. Musim kemarau
biasanya terjadi bulan Juni sampai bulan September, musim penghujan biasanya
terjadi bulan Nopember sampai Maret, diantara kedua musim tersebut diselingi
oleh musim pancaroba.
3.1.4 Hidrologi
Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik
untuk kepentingan air minum, irigasi, transportasi, dan untuk kepentingan lainnya.
Wilayah Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh empat Daerah Aliran Sungai (DAS)
yaitu :
1. DAS Batang Toru
2. DAS Tapus
3. DAS Aek Sibundong
4. DAS Sirahar.
Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara
sempit. Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik
seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas dan untuk air minum
maupun irigasi.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terbentuk pada tanggal 24
Agustus 1945. Ibukota Kabupaten Tapanuli Tengah adalah PANDAN. Pada bulan
Mei 2007, secara administratif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri
atas 19 kecamatan, 24 kelurahan dan 154 desa, yaitu meliputi Kecamatan
Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong,
Sorkam Barat, Sorkam, Pasaribu Tobing, Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan,
Tukka, Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun, dan Suka Bangun.
Pada bulan Desember 2007 jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli
Tengah bertambah satu lagi yaitu Kecamatan Sarudik sehingga jumlah kecamatan
seluruhnya 20 kecamatan.
Pemekaran kecamatan tersebut dimaksudkan untuk lebih mempercepat
proses pembangunan daerah, meningkatkan kapasitas dan kualitas pemerintah
kecamatan dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, serta
pelayanan umum dan pelayanan dasar kepada masyarakat. Adapun jumlah
legislatif yaitu Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini
berjumlah 29 orang.
3.2 Penduduk dan Mata Pencaharian
Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan
tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli
Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.
Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang,
Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan
mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam
semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli
Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam
menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat. Persoalan
mendasar masyarakat Tapanuli Tengah, seperti halnya daerah lain di Kawasan
Barat Sumatera Utara secara ekonomi selama ini adalah kemiskinan dan
pengangguran.
Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan tersebut adalah topografi
wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan), keterbatasan sumber
daya manusia, keterbatasan pengelolaan sumber daya alam, keterbatasan
infrastruktur, keterbatasan akses informasi dan keterbatasan arus modal.
3.3 Tapanuli Growth
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya untuk mengatasi
persoalan tersebut dengan percepatan pembangunan dan menaikkan pertumbuhan
ekonomi daerah terutama melalui investasi baik investasi pemerintah maupun
swasta untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan konsep
pembangunan Tapanuli Growth.
Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun
serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur
yang akan mendorong peningkatan tersebut.
Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli
Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.
Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi,
hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat. Lapangan usaha jasa yang
dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan
produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti
pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga keuangan. Industri
pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap dan
BAB IV
POTENSI DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA KABUPATEN TAPANULI TENGAH
4.1 Sejarah Kepariwisataan Tapanuli Tengah
Sejarah kepariwisataan Tapanuli Tengah ada akibat kedatangan bangsa
Arab pada abad VII Masehi yang menyelusuri pantai barat dengan tujuan
berdagang rempah-rempah hingga sampai ke kota Tua Barus untuk menyebarkan
agama Islam.
Setelah itu diikuti dengan kedatangan bangsa India pada abad VII dan
bangsa Arab pada abad X Masehi dengan maksud yang sama, yaitu motif
perjalanan dan berdagang. Sehingga pada abad X dikategorikan abad mulai
dikenalnya pariwisata. Walaupun pada mulanya banyak pendapat yang
mengatakan perjalanan seperti itu hanya dilakukan orang-orang dagang yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan di tempat tujuannya.
Tetapi sekarang ini perjalanan seperti itu telah dikategorikan dalam
kelompok pariwisata karena dikaitkan dengan kebutuhan orang yang melakukan
perjalanan yang memerlukan sarana transportasi, restoran, hotel, dan akomodasi
lainnya sebelum orang tersebut mencapai tempat yang ditujunya. Perjalanan
dengan motif berdagang tersebut dapat dikategorikan dengan wisatawan bisnis.
4.2 Potensi Kepariwisataan Kabupaten Tapanuli Tengah 4.2.1 Wisata Bahari
Tapanuli Growth, potensi pariwisata Kawasan Barat Sumatera Utara
tinggi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat apabila dapat mengelola
sumber daya alam tersebut secara optimal, sinergis dan terpadu.
Obyek wisata bahari meliputi pantai-pantai yang indah di Pesisir Barat
Tapanuli Tengah seperti Pantai Indah Kalangan dan Pantai Indah Pandan di
Pandan, Pantai Indah Muara Kolangdi Kolang, Pantai Indah Binasi di Sorkam,
Pantai Indah Batu Gerigis, Pantai Indah Sitiris-Tiris dan Pantai Indah Kedai
Gedang di Barus. Pulau-pulau dengan panorama bawah lautnya seperti Pulau
Mursala dengan peluang investasi yang terbuka dalam menghidupkan simpul
industri pariwisata di Kawasan Barat Sumatera Utara.
Pada bulan Desember 2004 telah berhasil dirumuskan kesepakatan 4
propinsi yang dijadikan model kawasan ekonomi berbasis wisata bahari meliputi
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Nanggroe Aceh Darussalam
dalam mensinergikan pengembangan berbagai potensi sumber daya alam berbasis
pariwisata bahari pada pelaksanaan Workshop Pengembangan Ekonomi Pesisir &
Pulau – Pulau Kecil yang diselenggarakan di Kabupaten Tapanuli Tengah
bekerjasama dengan Dewan Maritim Nasional. Kedepan diharapkan segera akan
terbentuk simpul – simpul pengembangan pariwisata bahari yang saling sinergis
di Kawasan Barat Pulau Sumatera.
Letak Kabupaten Tapanuli Tengah di Pesisir Barat Propinsi Sumatera
Utara memiliki garis pantai yang panjang dengan hamparan pulau – pulau dengan
panorama yang indah untuk dapat dinikmati.
Objek wisata yang berpotensi mengembangkan wisata bahari adalah :
Berada di Kecamatan Sibolga, jaraknya dari Sibolga 13 km. Tempat ini
letaknya di sekitar daerah pandan dan tempat ini sering diadakan pesta
tapian nauli yang ramai dikunjungi banyak orang, karena lokasinya lebih
kurang 3 ha dan banyak di tumbuhi pohon-pohon kelapa dipinggir pantai
sampai ke muara sungai kalangan. Selain pesta tapian nauli, disini jg
sering diadakan pertunjukkan kesenian dan kebudayaan.
2. Pantai Indah Pandan di Kecamatan Sibolga
Pantai ini sangat luas,sekitar 3,5 km. Terkenal dengan keindahan
pantainya dan pemandangan. Tempat ini sangat ramai dikunjungi oleh
para wisatawan dan merupakan tempat rekreasi masyarakat disekitar
daerah tersebut. Di pantai Pandan terkenal dengan ikan bakar yang
merupakan makanan khas paling terkenal. Selain itu ada juga yang
menjual aksesoris, dan tempat penginapan. Jarak dari kota Sibolga 11 km
dan dapat ditempuh dengan menggunakan mini bus.
3. Pantai Indah Kade Gadang di Kecamatan Barus
Tempat ini terkenal dengan keindahan dan kebersihan pasir laut dan
ombak-ombak yang besar dengan pantai terbuka. Jarak dari Sibolga lebih
kurang 60 km dengan panjang 7,5 km dan dapat ditempuh dengan mini
bus.
4. Pulau Pane
Berada di lokasi Kec. Barus. Pulau ini terkenal dengan keindahan
pantainya dan dapat dinikmati pada waktu menjelang matahari terbenam.
Pantai ini merupakan pantai terbuka kelautan Indonesia dan di kelilingi
7,5 km. Jarak dari Kota Sibolga lebih kurang 76 km dan dari Kota Barus
11 km dan dapat ditempuh dengan bus roda empat.
5. Pulau Mursala
Berada di lokasi Kecamatan Sibolga. Pulau ini terletak 40 mil dari Teluk
Sibolga dengan luas 219 ha. Pulau Mursala merupakan tempat rekreasi
dan terdapat taman laut yang indah dengan bunga-bunga karang yang
indah. Disekitar taman laut tersebut terdapat pula pasir putih dengan air
yang jernih dan terdapat air terjun yang indah serta dapat dijadikan areal
perburuhan. Pulau ini terkenal dgn cerita legenda putri runduk. Untuk
mengunjungi Pulau Mursala dapat ditempuh dengan menggunakan boat.
6. Pulau Poncan Gadang
Dalam catatan sejarah, pulau ini pernah menjadi pusat kendali kekuasaan
tempur penjajah di Pantai Barat Sumatera. Poncan pada masa jayanya
sudah menjadi tujuan terpenting dari para pedagang. Pulau Poncan Gadang
terkenal dengan keindahan pantainya, kejernihan airnya, pasir putih, dan
juga dikelilingi oleh taman laut yang indah dengan beragam jenis ikan hias
dan terumbu karang yang sangat cocok bagi pecinta memancing, diving
dan snorkling. Di sekeliling pulau ini tumbuh nyiur yang menambah
kesejukan lokasi dan pantai bagian barat dari pulau ini memiliki panorama
laut yang sangat indah. Di pulau ini telah tersedia fasilitas berupa hotel
berbintang lengkap dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya.
Di pulau ini juga terdapat tiga buah benteng, sumur dan gua yang
tengahnya terdapat lubang berbentuk bulat dan kondisi lubang sebagian
besar tertimbun tanah. Tidak jauh dari benteng pertama, terdapat benteng
kedua dan ketiga yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan benteng
pertama. Didekat gua terdapat sumur yang dindingnya juga terbuat dari
beton. Sedang gua terletak jauh dari benteng-benteng tadi, gua ini
diperkirakan gua buatan yang dipergunakan bala tentara Jepang untuk
melindungi diri. Pulau ini terletak di kawasan Teluk Tapian Nauli dan
memerlukan waktu untuk sampai ke pulau ini sekitar 20-25 menit dengan
menggunakan perahu boat dari kota Sibolga. Tidak jauh dari pulau ini
terdapat pulau yang dikenal dengan nama Pulau Bangke, terbuat dari
gundukan batu-batu karang yang menyerupai kodok serta dapat dicapai
dengan berjalan kaki dari pasir Poncan. Pulau ini sangat ramai dikunjungi
wisatawan baik lokal maupun luar.
7. Pulau Poncan Ketek
Pulau Poncan Ketek tidak jauh berbeda dengan Pulau Poncan Gadang,
hanya saja area Pulau Poncan Ketek lebih kecil. Pulau ini jarang
dikunjungi karena kurang dikembangkan. Pulau ini terletak di kawasan
Teluk Tapian Nauli. Dan pulau ini juga pernah menjadi tujuan terpenting
dari para pedagang.
8. Pulau Sarudik
Pulau Sarudik merupakan tempat rekreasi yang banyak dikunjungi. Pulau
ini hanya berjarak 300 m dari kota Sibolga. Pulau indah ini sangat cocok
diperbaiki dan direkonstruksi. Pada hari libur, banyak orang yang
mengunjungi pulau ini untuk beristirahat setelah bekerja selama seminggu.
9. Pulau Situngkus
Pulau ini terletak di Kecamatan Lumut, dan dijadikan sebagai tempat
rekreasi. Luas Pulau Situngkus sekitar 10 ha dengan bentuk segitiga dan
terletak sekitar 40 mil dari kota Sibolga dan butuh waktu 3 jam dengan
menggunakan boat.
10.Pulau Panjang
Pulau panjang terletak ke arah Utara dari Teluk Tapian Nauli. Pulau ini
banyak ditumbuhi pohon kelapa dan bintang laut. Luas pulau ini 7,5 ha
dan berjarak 1,5 mil dari Teluk Sibolga, dan cocok dijadikan untuk
olahraga ski air dan memancing.
11.Pulau Porlak
Berada di Kecamatan Sibolga, terletak di kawasan desa penangkalan.
Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat memancing ikan. Masyarakat
disekitar pulau ini percaya bahwa pulau ini sering digunakan sebagai
tempat pemandian putri-putri dari kayangan.
12.Pulau Silabu-labu Gadang
Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan Pulau Mursala. Di
pulau ini ada suatu atraksi memancing ikan dengan umpan bulu ayam
yang lebih dikenal dengan istilah Mangirik. Untuk melakukan kegiatan ini
13.Pulau Silabu-labu Ketek
Pulau ini juga terletak disekitar Pulau Mursala dan juga dijadikan sebagai
tempat memancing ikan. Jarak dari kota Sibolga sekitar 29 km.
14.Aek Sibundong
Jarak dari Sibolga sekitar 35 km dengan menggunakan kendaraan bus.
Barada di Kecamatan Sorkam. Untuk sampai ke hulu sungai dan laut
menggunakan speedboat.
15.Taluk
Taluk merupakan danau yang tenang dengan kedalaman air sekitar 11 km
dan dijadikan sebagai tempat memancing serta permainan syair. Berada di
Kecamatan Sibolga, jarak dari Sibolga sekitar 7 km dan dapat ditempuh
dgn kendaraan bus dan boat.
16.Pulau Kalimantung Gadang
Pulau ini dapat ditempuh dengan menggunakan boat dan menghabiskan
waktu sekitar 5 jam. Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan
Pulau Kalimantung. Tempat ini sering dijadikan sebagai tempat rekreasi,
memancing, dan berenang. Jarak dari Sibolga sekitar 29 km.
17.Pulau Kalimantung Ketek
Tidak jauh berbeda dengan Pulau Kalimantung Gadang, hanya saja jarak
dari Sibolga lebih dekat sekitar 25 km. Berada di Kecamatan Lumut. Di
Pulau ini dapat dilakukan kegiatan rekreasi, memacing dan berenang.
Desa ini merupakan salah satu desa tertua di Kecamatan Lumut. Disekitar
desa ini terdapat danau yang dapat dijadikan sebagai tempat memancing
ikan, ski air.
19.Pulau Ungge
Berada di Kecamatan Lumut dan terletak di kawasan Desa Jago-jago.
Pulau ini sangat cocok untuk memancing ikan dan berburu burung dengan
senapan angin.
20.Pulau Putri
Di pulau ini dapat mencari kerang di pasir pantai. Selain airnya yang
berwarna biru dan tenang, kita juga dapat menikmati beragam pulau-pulau
karang yang besar yang menambah keindahan pulau ini. Pulau Putri
memiliki luas sekitar 1,5 ha dan dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari Teluk
Sibolga.
21.Pulau Panang
Pulau Panang pada umumnya digunakan sebagai tempat membudidayakan
ikan laut, terutama ikan kerapu yang mempunyai nilai ekonomi yang
sangat baik. Pulau ini terletak sejajar dengan Poncan Ketek dengan luas
sekitar 57,3 ha. Dua pertiga pulau ini memanjang, arealnya datar dan
berawa, sebagian ditumbuhi dengan hutan bakau dan sepertiga lainnya
merupakan areal berbukit dan ditumbuhi pohon kelapa.
4.2.2 Wisata Alam Pegunungan
Kabupaten Tapanuli Tengah yang terletak di hamparan bukit barisan,
kaya akan panorama alamnya. Yang termasuk dalam panorama wisata alam
pegunungan adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Puncak Pemancar TVRI
Bukit ini merupakan bukit dimana perusahaan Televisi Indonesia (TVRI)
membangun menaranya. Untuk menikmati lokasi ini alangkah baiknya
dilakukan pada malam hari dengan kelap kelip lampu dan mercusuar,
karena lokasi ini mempunyai ketinggian 800 m dari permukaan laut.
Pemandangan puncak ini dapat dilakukan dari atas kota Sibolga. Dengan
mini bus atau berjalan sambil menikmati pemandangan sejauh 1 km ke
arah utara lokasi ini dapat dicapai.
2. Liang Pagar Gunggung
Tempat ini adalah sebuah goa dengan ketinggian sekitar 35 m dan
kedalaman sekitara 25 m. Di dalam gua terdapat kamar-kamar yang luas.
Kamar-kamar ini merupakan hasil peninggalan zaman purbakala dan di
sekitar gua ditumbuhi pepohonan yang berudara sejuk. Berada di hulu
sungai kalangan Tapanuli Tengah dan dari Sibolga sekitar 15 km. Luas
Liang Pagar Gunggung sekitar 5 ha.
3. Gunung Batara Sipan
Jarak dari Sibolga sekitar 20 km. Gunung Batara Sipan adalah Gunung
Batu Kapur yang berbentuk istana dan dipercayai kalau gunung tersebut
merupakan istana setan yang tidak boleh ditunjuk dengan jari. Gunung ini
berada di Kecamatan Sibolga dan letaknya di hulu Sungai Sibuluan.
Tempat ini pada dasarnya sering digunakan untuk tempat pendakian
sekaligus terbang layang, yang terletak di depan Jl. S.M. Raja.
5. Bonan Dolok
Berada di Kecamatan Sibolga, puncak Bonan Dolok terkenal dengan
keindahan pemandangan ke Teluk Tapian Nauli dan Kota Sibolga.
Ketinggian dari permukaan laut lebih kurang 850 m dan di sana terdapat
sebuah wisma untuk penginapan yang disebut dengan Wisma G.M
Panggabean. Dari Sibolga lebih kurang 9 km.
4.2.3 Wisata Sejarah
Tapanuli Tengah adalah salah satu kota yang banyak meninggalkan
catatan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan. Dari sejumlah
sejarah masa lampau, peninggalan masa penjajahan Jepang yang menguasai
Indonesia antara tahun 1942-1945 merupakan sejarah yang paling menonjol.
Banyak peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa pendudukan
mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua pertahanan dan
sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara sekutu.
Untuk melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah tersebut, pemerintah
Kota Sibolga menyelenggarakan survei terhadap benteng-benteng dan gua-gua
peninggalan bangsa Jepang pada akhir tahun 2000. Survei berhasil menemukan
benteng-benteng dan gua-gua buatan di beberapa wilayah, yaitu :
1. Benteng Sihopo-hopo
Pintu masuk ke benteng ini ada dua buah, yakni terletak disisi barat dan
terdiri dari dua ruangan. Masing-masing ruangan memiliki tiga buah
lubang angin berbentuk segi empat dengan lubang berbentuk bulat yang
dulunya digunakan sebagai tempat meletakkan tiang bendera. Dahulunya
tempat ini merupakan persinggahan pedagang Arab dan Eropa yang
terletak di Kelurahan Aek Manis.
2. Benteng Simaremare
Di Benteng Simaremare ini terdapat dua buah benteng dan sebuah lubang
angin dari benteng. Benteng pertama merupakan bagian dari dapur rumah
bermarga Dalimunte, terbuat dari beton cor berbentuk segi panjang. Dan
benteng yang kedua letaknya sekitar 100 m dari benteng pertama. Benteng
kedua ini berbentuk segiempat dan terdapat lorong pintu, berada didalam
bukit. Letaknya di Kelurahan Sibolga Hilir.
3. Benteng di Bukit Ketapang
Disini terdapat beberapa benteng yang merupakan sisa peninggalan pada
zaman Belanda. Dari semua benteng, sebagian diantaranya berada dibukit,
sedangkan benteng yang lainnya yang dianggap sebagai pondasi dari
benteng tersebut, terdapat di puncak.
4. Gua Tanggo Saratus
Gua Tangga Seratus berbentuk terowongan dan mempunyai dua pintu
menghadap ke selatan. Dinding terbuat dari batu andesit muda dan kondisi
gua lembab, dibagian bawah berair karena tetesan air yang berasal dari
dinding atas. Gua ini terletak dilereng bukit. Didinding bukit sebelah barat
terdapat tangga yang mempunyai anak tangga dari bukit sampai kepuncak.
Tanggo Saratus walau pada kenyataannya jumlah tangga yang ada
berjumlah 293 anak tangga.
5. Tor Simarbarimbing
Bagi pencinta wisata pegunungan terutama aktifitas hiking, Tor
Simarbarimbing bisa menjadi salah satu tujuan menarik. Pada puncak
gunung ini, kita bisa menikmati indahnya pemandangan Teluk Tapian
Nauli, sambil menghirup udara segar kita dapat beristirahat di gajebo–
gajebo (sejenis pondok) yang telah tersedia di puncak bukit ini.
6. Gua Sikaje-kaje
Terletak di Kelurahan Aek Manis. Gua ini berbentuk terowongan setengah
lingkaran dan mempunyai dua pintu. Didalam gua terdapat empat rongga,
yang diperkirakan tempat mengintrogasi tawanan pada masa penjajahan.
7. Lobu Tua
Jarak dari Sibolga sekitar 80 km dan dari Barus sekitar 15 km yang dapat
ditempuh dengan menggunakan mini bus. Lobu Tua merupakan tempat
peninggalan sejarah benda-benda purbakala yang digunakan sebagai bahan
penelitian prasejarah oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
8. Sihorbo
Di daerah ini terdapat makam-makam tua hasil peninggalan zaman
penjajahan. Terletak di Kecamatan Barus, dari Sibolga sekitar 70 km dan
Kota ini terkenal dengan kota pelabuhan tertua dan tempat penyebaran
agama Islam. Di kota ini juga terdapat benteng-benteng Portugis dan
beberapa kuburan Belanda yang umurnya mencapai ratusan tahun. Selain
itu, di kota ini juga terkenal dengan kapur barusnya yang diambil dari
pokok kapur dan kapur ini sudah ada sejak zaman Nabi Isa yang sudah
banyak dikenal oleh orang-orang Eropa, namun saat ini kayu barus
tersebut sudah sangat langka untuk didapatkan.
10.Makam Mahligai
Makam ini berupa makam kuno yang dulunya makam salah satu raja yang
pernah memerintah di Barus, yang terdiri dari kuburan raja dan keluarga
hingga menteri dan pengawal setia raja. Makam Mahligai terletak di Kota
Barus, jarak dari Sibolga sekitar 66 km.
11.Makam Papan Tinggi
Makam ini terletak di puncak gunung dan untuk sampai ke makam ini
harus melewati 700 anak tangga. Keunikan makam ini adalah panjang
kuburan raja tidak dapat dipastikn, bila diukur pada saat bersamaan dapat
berubah ukurannya. Makam Papan Tinggi merupakan makam tertua di
Barus dan terletak di Barus, jarak yang ditempuh dari Sibolga sekitar 68
km.
4.3 Adat-Istiadat Kabupaten Tapanuli Tengah
Adat-istiadat adalah salah satu faktor yang paling melekat di dalam
kehidupan masyarakat. Dimana dalam pelaksanaannya masyarakat sangat
Masyarakat Tapanuli Tengah mempergunakan bahasa Pesisir-Sibolga
yang merupakan campuran bahasa ogek-ogek. Budaya Tapanuli Tengah ini
mengenal salah satu nyanyian berupa ratapan tentang kehidupan yang disebut
dengan sikambang. Nyanyian ini disampaikan oleh kaum muda untuk
menumpahkan perasaan hati yang resah mengenai kesulitan hidup dan juga
tumpahan perasaan tentang kasih yang tidak kesampaian di antara seorang
pemuda (yang melantunkan sikambang ini) dengan seorang perempuan kekasih
hatinya.
Kebudayaan yang berkembang di Tapanuli Tengah memiliki
bermacam-macam suku yang mempunyai kesatuan budaya yaitu suku pesisir. Dimana
terdapat Adat Sumando yaitu satu kesatuan ruang lingkup kebudayaan suku
pesisir yang terdiri dari adat istiadat pesisir, kesenian pesisir, bahasa pesisir, dan
makanan pesisir.
Yang dimaksud dengan “Orang Sumando” adalah seorang menantu atau
abang ipar maupun adik ipar yang telah menjadi keluarga sendiri sehingga segala
urusan baik atau buruk, menjadi tanggung jawab bersama Orang Sumando.
Pandangan hidup ikatan adat-istiadat masyarakat pesisir Tapanuli Tengah sangat
kuat dan hubungan kekerabatan Sumando merupakan jalur dalam menjembatani
persaudaraan.
Adat Sumando pesisir cukup berbeda bila dibandingkan dengan ikatan
kekeluargaan Dalihan Na Tolu dalam kemasyarakatan suku Batak. Dalihan Na
Tolu ini mengatur seperti yang terkandung sedemikian rupa sehingga sebuah
tiga marga yang berperan sebagai Dongan Tubu, Hula-hula, dan ada pula yang
berperan sebagai Boru.
Masyarakat yang melanggar adat Dalihan Na Tolu baik yang disengaja
maupun yang tidak disengaja akan diberikan sanksi adat. Dalihan Na Tolu
merupakan inti dasar kebudayaan yang menjadi dasar acuan kehidupan
masyarakat Batak. Bahkan ada suatu ungkapan, apabila sekelompok orang Batak
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Sejarah kepariwisataan Tapanuli Tengah ada akibat kedatangan bangsa
Arab pada abad VII Masehi yang menyelusuri pantai barat dengan tujuan
berdagang rempah-rempah hingga sampai ke kota Tua Barus untuk menyebarkan
agama Islam.
Tetapi sekarang ini perjalanan seperti itu telah dikategorikan dalam kelompok
pariwisata karena dikaitkan dengan kebutuhan orang yang melakukan perjalanan
yang memerlukan sarana transportasi, restoran, hotel, dan akomodasi lainnya
sebelum orang tersebut mencapai tempat yang ditujunya. Perjalanan dengan motif
berdagang tersebut dapat dikategorikan dengan wisatawan bisnis.
Potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dijadikan objek
wisata primadona bagi kepariwisataan sumut. Dimana objek wisata Tapanuli
Tengah memiliki banyak kelebihan, dan kelebihan itu dapat ditemukan pada
keindahan alam pegunungan, panorama danau, sungai dan tidak kalah menarik
dengan keindahan pantai yang didalamnya terdapat taman laut dan bunga karang.
Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat banyak sekali objek wisata yang
menarik. Untuk itu perlu sekali dukungan pemerintah dan masyarakat pada
umumnya untuk selalu berperan aktif dalam melestarikan objek wisata yang ada
di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk salah satu daerah yang banyak
memiliki peninggalan sejarah masa lampau yang berkaitan dengan perjuangan.
yang paling menonjol. Peninggalan sejarah dari penjajah Jepang selama masa
pendudukan mereka di Indonesia berupa fasilitas militer seperti benteng, gua
pertahanan dan sebagainya yang mereka pergunakan dalam menghadapi tentara
sekutu.
5.2 Saran
1. Meningkatkan infrastruktur dan layanan wisata yang profesional.
2. Tersusunnya jaringan infrastruktur transportasi yang handal dan
terintegrasi agar wisatawan yang datang ke objek wisata yang ada di
Kabupaten Tapanuli Tengah dapat dengan mudah untuk sampai ke objek
wisata yang diinginkan oleh wisatawan tersebut.
3. Pemerintah harus dapat meningkatkan dan mensukseskan pembangunan
yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah.
4. Untuk menciptakan Sapta Pesona Wisata diharapkan kepada pemerintah
dan masyarakat pada umumnya untuk dapat berperan aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan L.P, 1989. Pangupa: Buku Nenek Moyang Mayarakat Tapanuli Selatan. Medan
http://gedeiwan.multiply.com
I Gede Iwan Suryadi, 2007. Pemasaran Pariwisata. STIKOM Bali
Kusdianto, Hadinoto, 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta : UI-PRESS
Marpaung, Happy, D. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta Bandung
Pujaastawa, I.B.G, dkk.2005. Pariwisata Terpadu. Bali : Universitas Udayana. Reinwardtia,2006. Degradasi Hutan. Kompas.