ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK
KUNJUNGAN WISATAWAN
(Studi kasus pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan)
GELADIKARYA
Oleh:
ARNI JULIA SIREGAR
077007064/MM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN GELADIKARYA
Judul Geladikarya : Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek
Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan
(Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Tapanuli Selatan)
Nama : Arni Julia Siregar
NIM : 077007064
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si
Ketua
Mozart Darus, MBA, M.Sc
Anggota
Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.
Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN
OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK
KUNJUNGAN WISATAWAN
(Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Tapanuli Selatan)
adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua
sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.
Medan, Juli 2012
Yang Membuat Pernyataan
RIWAYAT HIDUP
Arni Julia Siregar, lahir di Padangsidimpuan 30 Juli 1984. Anak pertama
dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Hamdan Siregar dan Ibunda
Nurmaida Harahap.
Pendidikan dimulai di TK.Aisyiyah Bustanul Atfal Padangsidimpuan dari
tahun 1990 hingga 1991, kemudian Sekolah Dasar di SD Negeri 144433
Padangsidimpuan hingga tamat pada tahun 1997. Kemudian dilanjutkan ke
Sekolah Menengah Pertama, SMP Negeri 4 Padangsidimpuan hingga lulus pada
tahun 2000. Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi, akhirnya penulis
diterima di SMA Negeri 2 Plus Sipirok Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana
Be (YPMHB) dari tahun 2000 hingga tahun 2003. Menyelesaikan program Strata
Satu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan Geladikarya ini yang berjudul : Analisis Strategi Pengembangan
dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan
(Studi Kasus Pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli
Selatan .
Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Magister Manajemen sesuai dengan kurikulum pada Program Studi Magister
Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K) sebagai
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing.
6. Bapak Mozart Darus, MBA, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing.
7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Universitas
Sumatera Utara.
8. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli
9. Kepala Bidang dan Staf Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan
Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.
10. Staf Akademik di Program Studi Magister Manajemen Universitas
Sumatera Utara.
11. Seluruh keluarga yang tiada henti mendoakan dan memberikan semangat
kepada penulis.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu, semoga
Geladikarya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
RIWAYAT HIDUP ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Pariwisata ... 5
2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 5
2.1.2 Bentuk-bentuk Pariwisata ... 6
2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 7
2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa ... 9
2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa... 9
2.2.2 Karakteristik Jasa ... 10
2.3 Segmentasi, Targetting, Positioning ... 11
2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)... 12
2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata ... 14
2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 16
2.7 Analisis SWOT ... 17
2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)... 21
2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) . 21 2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE) ... 22
BAB.III KERANGKA KONSEPTUAL... 24
BAB. IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
4.2 Metode Penelitian... 26
4.3 Populasi dan Sampel ... 27
4.4 Teknik Pengumpulan Data... 28
4.5 Jenis dan Sumber Data ... 28
4.6 Teknik Analisis Data... 29
BAB. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais ... 30
5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata ... 31
5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata ... 34
5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais ... 36
BAB VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Identitas Responden ... 38
6.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 41
6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk) ... 41
6.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Price (Harga) ... 44
6.2.3 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Promotion (Promosi)... 46
6.2.4 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Place (Tempat) ... 47
6.2.5 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator People (Pelayanan)... 49
6.2.6 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Process (Proses) ... 50
6.2.7 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Customer Service (Pelayanan Kepada Pengunjung) ... 53
6.3 Analisis SWOT ... 58
6.4 Matriks SWOT Hasil Penelitian ... 60
6.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Strategic IFE Matrix) dan Matriks Evaluasi Eksternal (Factor Evaluation Strategic EFE Matrix) ... 61
6.6 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ... 63
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais ... 3
2.1 Matriks SWOT ... 20
4.1 Jadwal Penelitian... 26
6.1 Identitas Responden ... 39
6.2 Respon Atas Keindahan Objek Wisata Danau Siais ... 41
6.3 Respon Atas Ketertarikan Atraksi Wisata Yang Ada Di Objek Wisata Danau Siais ... 42
6.4 Respon Atas Kelengkapan Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais 43 6.5 Respon Atas Kualitas Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais... 43
6.6 Respon Atas Kebersihan Objek Wisata Danau Siais ... 44
6.7 Respon Atas Tingkat Biaya Masuk Ke Objek Wisata Danau Siais 44 6.8 Respon Atas Tingkat Kemahalan Biaya Menikmati Atraksi Wisata Danau Siais ... 45
6.9 Respon Atas Tingkat Kemahalan Pemakaian Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais ... 45
6.10 Respon Atas Banyaknya Promosi Objek Wisata Danau Siais ... 46
6.11 Respon Atas Tampilan Promosi Objek Wisata Danau Siais... 47
6.12 Respon Atas Kemudahan Menjangkau Objek Wisata Danau Siais 47 6.13 Respon Atas Ketersediaan Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais... 48
6.14 Respon Atas Kualitas Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais ... 48
6.15 Respon Atas Pelayanan Yang Diberikan Pengelola... 49
6.16 Respon Pengelola Atas Kebutuhan Pengunjung ... 50
6.17 Respon Atas Keterampilan Pengelola ... 50
6.18 Respon Atas Kemudahan Prosedur Masuk Objek Wisata Danau Siais ... 51
6.19 Respon Atas Jadwal Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52
6.20 Respon Atas Kerutinan Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52
6.21 Respon Atas Keramahan Pengelola ... 53
6.23 Respon Atas Kenyamanan di Objek Wisata Danau Siais ... 54
6.24 Respon Atas Keinginan Untuk Kembali Berkunjung ... 55
6.25 Perhitungan Nilai Rata-rata Indikator Bauran Pemasaran ... 56
6.26 Nilai Indikator Bauran Pemasaran dalam Menarik Kunjungan Wisatawan di Objek Wisata Danau Siais... 57
6.27 Faktor-faktor Internal dan Eksternal ... 59
6.28 Matriks SWOT ... 60
6.29 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) ... 62
6.30 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) ... 63
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25
5.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Tapanuli Selatan ... 33
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.
Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
wisata, pengusahaan, objek, dan daya tarik wisata serta usaha lainnya. Hal yang
terkait dalam pembangunan pariwisata pada hakikatnya merupakan upaya untuk
mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud
antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna,
kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.
Dalam bentuk sederhana pariwisata dikenal sebagai bertamasya atau
perlawatan. Seiring dengan berbagai perkembangan yang dicapai di bidang
ekonomi, budaya, teknologi dan sebagainya, maka bentuk kegiatan pariwisata
telah berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih kompleks dan luas.
Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Berbagai potensi wisata
yang dimiliki oleh daerah destinasi wisata di tanah air, baik di daerah yang sudah
maju, maupun kurang berkembang adalah modal dasar pengembangan
kepariwisataan Indonesia.
Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan
dengan cara pengembangan objek wisata di suatu kawasan sebagai daya tarik
wisata. Pengembangan objek wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan
sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan
mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Suatu objek
keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan yang dalam keseluruhannya
merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok.
Tidak ada objek wisata yang tidak layak jual. Layaknya menjual sebuah
produk, kepariwisataan perlu strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran.
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di daerah
tujuan wisata.
Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan
pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis
besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas,
kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan
dan promosi.
Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu kabupaten yang ada di
Propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya
sebagai objek dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata yang ada
tersebar hampir di semua kecamatan.
Salah satu alternatif pengembangan objek wisata dan dapat dijadikan
pilihan para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata untuk dinikmati khususnya di
Kabupaten Tapanuli Selatan adalah objek wisata yang terkait dengan pariwisata
alam.
Diantara objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan salah satu
objek wisata yang potensial adalah Danau Siais yang sampai sekarang masih
terbengkalai pembangunannya dan potensi yang ada belum dimanfaatkan dengan
optimal. Danau Siais terletak Desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur yang
Kemampuan daya tarik objek wisata Danau Siais belum begitu luas
diketahui dan dikenal masyarakat. Selama ini masyarakat Tapanuli Selatan dan
sekitarnya hanya mengetahui informasi minim tentang keberadaan Danau Siais,
salah satunya, di sekeliling danau masih dipenuhi hutan rimba dengan aneka
satwa liarnya. Di luar itu, tidak ada informasi berarti. Apalagi tak banyak
masyarakat yang bisa menyaksikan langsung objek wisata.
Berikut merupakan daftar jumlah pengunjung objek wisata Danau Siais.
Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais
No Tahun Jumlah Pengunjung
1 2007 1500
2 2008 5000
3 2009 4000
4 2010 3000
5 2011 2500
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan.
Untuk itu, dalam rangka mengembangkan Kawasan Danau Siais menjadi
daerah tujuan wisata yang menarik, perlu disusun suatu rencana yang menyeluruh.
Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam
pengembangan dan pemasaran Danau Siais harus mampu menjadikan objek
wisata Danau Siais menjadi semakin bagus dan mampu bersaing agar semakin
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut: bagaimana strategi pengembangan dan strategi pemasaran objek
wisata Danau Siais dalam menarik kunjungan wisatawan
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik
kunjungan wisatawan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Pariwisata Tapanuli Selatan, sebagai bahan pertimbangan
dalam mendukung program peningkatan pariwisata.
2. Bagi Program Studi Magister Manajemen, sebagai referensi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pemasaran.
3. Bagi penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama perkuliahan.
4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi ataupun acuan dalam pengembangan
penelitian selanjutnya.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun batas dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada strategi
pengembangan dan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Teori Tentang Pariwisata
2.1.1 Pengertian Pariwisata
Margenroth dalam Yoeti (1996) menyatakan bahwa pariwisata adalah lalu
lintas orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu,
untuk berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil
perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan
atau keinginan yang beranekaragam dari pribadinya.
McIntosh dan Gupta dalam Pendit (2002) menyatakan bahwa pariwisata
adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,
bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses penarik
dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.
Hunzieker dan Krapt dalam Yoeti (1996) menyatakan kepariwisataan
adalah keseluruhan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman
orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman
itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang
bersifat sementara itu.
Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut, bertamasya atau
berekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
2.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata
Menurut Pendit (2002)bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menurut:
1. Asal wisatawan
Perlu diketahui apakah wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri.
Kalau asalnya dari dalam negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat
sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia
mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan ia
datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.
2. Akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan luar dari luar negeri adalah membawa mata uang
asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya,
yang ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga
negara keluar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca
pembayaran luar negeri nya, disebut pariwisata pasif.
3. Jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara
diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau
negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata
kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk
mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
4. Jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah
sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah
istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5. Alat angkut yang digunakan
Dilihat dari segi penggunaan alat angkutan oleh wisatawan, maka kategori
ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata
kereta api, pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.
2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam
dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan
program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset
yang dapat dijual kepada wisatawan.
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan
sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik
wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan
dengan tourism resourch dan tourist service . Objek dan atraksi wisata adalah
tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat
menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata, antara lain:
1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada
di alam. Contoh: iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna.
2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda
bersejarah, kebudayaan, dan religi.
3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup,
adat-istiadat.
4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di
daerah objek wisata.
Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik, maka kita
harus mengembangkan tiga hal yaitu:
1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat
2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai
ciri khas tersendiri untuk dibeli
3. Something to do, yaitu suatu aktifitas yang dapat dilakukan di tempat
tersebut.
Ketiga hal tersebut merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah
tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain
2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri
3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang
4. Harus menarik
Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai
untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau objek wisata (Pendit:1994).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
objek wisata atau atraksi wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik,
keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu
daerah tertentu.
2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa
2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa
Menurut Lovelock dan Wright (2005), jasa adalah tindakan atau kinerja
yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin
terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya
tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan
ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu
dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang
diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut.
Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya
bukan berbentuk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi
secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan,
kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Tampak bahwa didalam jasa selalu ada
aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun
pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang,
melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud (Lupiyoadi dan
2.2.2 Karakteristik Jasa
Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi
rancangan program pemasaran, yaitu terdiri dari intangible (tidak berwujud),
inseparability (tidak terpisahkan), variability (bervariasi), perishability (mudah
lenyap). Keempat karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Kotler,
2005) :
1. Intangible(Tidak Berwujud)
Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,
didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi
ketidakpastian, para pembeli akan mencari atau bukti dari mutu jasa. Mereka
akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan,
alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.
2. Inseparability(Tidak Terpisahkan)
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti
barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan. Jika seseorang
memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa.
3. Variability(Bervariasi)
Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa
itu diberikan. Perusahaan dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian
mutu. Pertama adalah melakukan investasi untuk menciptakan prosedur
perekrutan dan pelatihan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses
pelaksanaan jasa diseluruh organisasi. Ketiga adalah memantau kepuasan
pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan dan melakukan
4. Perishability(Mudah Lenyap)
Suatu jasa tidak dapat disimpan, sifat jasa yang mudah lenyap tidak akan
jadi masalah apabila permintaan tetap, masalah akan timbul apabila
permintaan akan jasa fluktuatif.
2.3 Segmentation, Targetting, dan Positioning
Sasaran utama proses segmentation, targetting, dan positioning (STP)
adalah menciptakan dan mempertahankan citra unik merek perusahaan dalam
benak konsumen sedemikian rupa. Sehingga merek tersebut memiliki keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan. Sesuai dengan namanya, prosedur
segmentation, targetting, dan positioning (STP) secara rinci meliputi tiga tahap
pokok sebagai berikut:
1. Segmentation
a. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti
kebutuhan pelanggan, keinginan, manfaat yang dicari, solusi atas masalah
yang dihadapi, situasi pemakaian, dan lain-lain.
b. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan menggunakan
variabel-variabel yang bisa membantu perusahaan memahami cara
melayani kebutuhan pelanggan tersebut.
2. Targetting
a. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan
variabel-variabel yang bisa menguantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap
b. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan
potensial laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat
perusahaan.
3. Positioning
a. Mengidentifikasi konsep positioning bagi jasa perusahaan yang atraktif
bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang
diharapkan perusahaan.
2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)
Bauran pemasaran merupakantoolatau alat bagi marketer yang terdiri dari
berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan
sukses.
Marketing mix produk barang mencakup 4P, product, price, promotion,
dan place. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih kurang mencukupi.
Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people,process,dancustomer
service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksi/operasi hingga
konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan
mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung.
Product (Produk)
Product adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan
dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja
Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya
kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.
Price (Harga)
Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian valuekepada
konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk
membeli.
Promotion (Promosi)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar
membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi
adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iklan, penjualan perorangan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan
surat pemberitahuan langsung.
Place (Tempat)
Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas
saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara
penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.
Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, ketersediaan, dan transportasi.
People (Pelayanan)
Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas
jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian
jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil
Process (Proses)
Process merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari
prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa
dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.
Customer Service
Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari
kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen
untuk mencapai kepuasan.Customer servicemeliputi aktivitas untuk memberikan
kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan
paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan
transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu kegiatan pendahuluannya harus
sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan
menunjukkan loyalitas yang tinggi.
2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata
Pertanyaan tentang adakah ciri-ciri khusus pariwisata sebagai suatu gejala
kegiatan perjalanan masyarakat, yang akan menunjang pemikiran bahwa
pemasaran pariwisata itu berbeda dari pengertian umum pemasaran mengenai
barang-barang yang dapat dijamah dan jasa-jasanya.
Dapat dikatakan bahwa pariwisata itu hanya berupa jasa-jasa yang tidak
berbeda dari jasa-jasa lain. Akibatnya pemasaran pariwisata akan mengikuti
Pengertian Pemasaran Pariwisata
Krippendorf dalam Wahab (1988) memberikan batasan pemasaran wisata
sebagai berikut, penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai
kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor
pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional, dan internasional,
guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok
pelanggan tertentu yang telah diterapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai
tingkat keuntungan yang memadai.
Yoeti (1990) menyatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism
marketing) adalah suatu sistem dan koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu
kebijakan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan,
baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional,
nasional, dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan
memperoleh keuntungan yang wajar.
Pada dasarnya pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk
menarik wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak
membelanjakan uangnya di suatu tujuan wisata. Kegiatan-kegiatan seperti itulah
yang dirumuskan oleh ahli ekonomi sebagai pemasaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata
merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi
kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai
Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya
karena produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang
menghasilkannya, instansi, organisasi, atau lembaga pariwisata yang
mengelolanya. Memasarkan produk industri pariwisata tidak hanya sebatas
koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang
bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang
terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dalam pandangan Yoety (2005)
keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang pemasaran sangat ditentukan
oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan
daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen
dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang
bersifatquick yieldingdan merupakanagent of developmentbagi daerah berkaitan.
Bertolak pada industri pariwisata merupakan industri yang berorientasi
pada jasa layanan dan mempunyai sifat yang sangat berlawanan dengan industri
barang, sangat subjektif, serta intangible maka dengan karakteristik yang
dimilikinya tersebut dalam pemasarannya harus memperhatikan strategi
pemasaran dalam artian prosessegmenting, targetting, positioning,danmarketing
mixharus tepat.
2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata
Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik, yang
berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas
dan kuantitas. Dalam konteks pariwisata secara kualitas berarti meningkatkan
objek wisata dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan secara kuantitas berarti
Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang
berencana secara menyeluruh, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik
dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Pengembangan kepariwisataan harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menarik jumlah wisatawan yang
semakin banyak secara terus menerus sehingga akan merupakan aset penting
dalam pembangunan, baik bagi negara dan bagi Kabupaten Tapanuli Selatan
khususnya yang bertujuan memajukan perekonomian rakyat.
Menurut Happy Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan
memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata
dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui
keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam
perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan
wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui
penyediaan tempat tujuan wisata.
Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah, dan
taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam
pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik
dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta
dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka
perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil
masalah-masalah yang ada.
2.7 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,
Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam
metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
a. Strengths, merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.
b. Weakness, merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri.
c. Opportunities, merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang
yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan
pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
d. Threats, merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini
dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks
dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan
pembandingan antara faktor internal yang meliputiStrengthdanWeaknessdengan
alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang
paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
Matrix kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah alat untuk
mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe
strategi : SO (strengths-opportunities), WO (weakness-opportunities), ST
(strengths-threats), WT (weakness-threats). Mencocokkan faktor eksternal dan
internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matrix
SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.
Strategi strengths-opportunities menggunakan kekuatan internal untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan
strategi weakness-opportunities, strengths-threats, atau weakness-threats agar
dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi strengths
-opportunities. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan
berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Jika suatu organisasi
menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk
berkonsentrasi pada peluang.
Strategi weakness-opportunities bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang terdapat peluang
eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang
menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
Strategi strengths-threats menggunakan kekuatan perusahaan untuk
bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan
eksternalnya secara langsung.
Strategi weakness-threats adalah taktik defensif yang diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal berada
pada posisi tidak aman. Organisasi yang seperti itu mungkin harus berusaha
bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan,
atau memilih likuidasi.
Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2.
Tujuan dari masing-masing pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif
strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak
semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk
implementasi.
Tabel 2.1 Matriks SWOT
2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi
Faktor Eksternal (Matriks EFE)
2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Tahap ekstraksi dalam menjalankan audit manajemen strategis adalah
membuat matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE). Alat formulasi strategi ini
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area
fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matriks IFE dapat
dikembangkan dalam lima tahap:
1. Tuliskan faktor internal utama, tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian
kelemahan.
2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat
penting) untuk masing-masing faktor..
3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 untuk masing-masing faktor yang
mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama
(peringkat =1), kelemahan minor (peringkat =2), kekuatan minor (peringkat
=3), kekuatan utama (peringkat =4). Kekuatan harus mendapatkan peringkat 3
atau 4.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan
rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.
5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk
2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)
Matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun strategi
untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,
demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.
Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan.
1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit
eksternal. Masukkan peluang dan ancaman.
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0
(paling penting).
3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci
tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut,
4= respon perusahaan superior, 3= respon perusahaan di atas rata, 2= respon
perusahaan rata-rata, 1= respon perusahaan jelek.
4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan
nilai tertimbang.
5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan
total nilai tertimbang bagi organisasi.
2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic
Planning Matrix)
Teknik analisis dalam literatur yang di desain untuk menentukan daya
tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini adalah Matriks
Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Palnning Matrix
Baris atas QSPM terdiri atas alternatif strategi yang diturunkan dari
Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand
Strategy. Tetapi tidak semua strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan
harus dievaluasi dalam QSPM. Dalam hal ini digunakan strategi yang diperoleh
dari Matriks SWOT.
Berikut merupakan tahapan dalam penyusunan Matriks QSPM,
1. Membuat daftar peluang, ancaman eksternal dan ekkauatan, kelemahan
internal kunci perusahaan pada kolom kiri QSPM
2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor eksternal dan internal. Bobot ini
identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE
3. Evaluasi matriks Tahap 2 dan identifikasi alternatif strategi yang harus
dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan
4. Tentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores AS)
5. Hitung total nilai daya tarik
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual memberikan bentuk sistematis yang didasarkan
kepada analisis yang menjadi alur proses dari suatu penelitian. Kerangka
konseptual terdiri dari aliran proses berpikir sistematis yang diawali dari latar
belakang penelitian, perumusan masalah, analisis permasalahan serta saran atau
solusi alternatif terhadap permasalahan tersebut.
Dalam penulisan Geladikarya ini kerangka konseptual yang digunakan
dalam proses penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Proses penelitian diawali dengan menganalisis bauran pemasaran jasa
yang terdiri dari product, price, promotion, place, people, process, dan
customer servicesehingga diketahui variabel mana yang paling diperlukan
untuk diperbaiki dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata di
kawasan wisata Danau Siais.
2. Analisis semua kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dengan
analisis SWOT. Kemudian dengan menggunakan matriks IFE dan EFE
untuk memformulasikan strategi. Terakhir dengan menggunakan matriks
QSPM sebagai alat untuk memilih alternatif yang paling layak digunakan.
3. Akhir dari penelitian diharapkan dapat menghasilkan saran dan
rekomendasi terhadap Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata sehingga
mampu mengembangkan dan memasarkan objek wisata Danau Siais
Berikut merupakan gambar dari kerangka konseptual dalam penelitian.
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Product
Price
Promotion
People Place
Process
Customer Service
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Tapanuli Selatan karena dinas tersebut bertanggung jawab dalam usaha
pengembangan potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Waktu penelitian
yaitu dari bulan Oktober hingga Juli 2012.
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kolokium Geladikarya 2 Pengumpulan Data 3 Analisis Data
4 Penyusunan Geladikarya 5 Seminar Perusahaan 6 Sidang Geladikarya
4.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang
didukung survei pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten
Tapanuli Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.
Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif ekplanatori yakni menyajikan
secara jelas pokok-pokok persoalan yang dijumpai dan akibat-akibatnya yang
kemudian mencari jalan keluarnya bagi pemecahan masalah-masalah yang
4.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini adalah 2500 orang. Jumlah ini diambil dari
jumlah pengunjung tahun 2011 yang diperoleh dari Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung yang mewakili
populasi objek wisata yaitu berjumlah 97 orang. Jumlah ini diperoleh dari
rumus Slovin dalam Iqbal (2002) yaitu:
Rumus Slovin:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir/diinginkan. Dalam hal ini persen kelonggaran yang
diambil adalah 10%.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak yang berwenang
memberikan informasi dan data sehubungan dengan penelitian di Dinas
Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.
2. Daftar Pertanyaan (questionnaire)
Daftar pertanyaan (questionnaire) yang diberikan kepada para wisatawan yang
dijadikan sebagai sampel.
3. Studi Dokumentasi
Dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data dari
dokumen-dokumen penting yang terdapat di daerah penelitian.
4.5 Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari wawancara (interview) dan juga dari daftar
pertanyaan (questionnaire).
2. Data Sekunder
4.6 Teknik Analisis Data
Alat analisis untuk memetakan isu atau faktor strategis yaitu terlebih
dahulu mendeskripsikan kemudian dianalisis dengan analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat Analysis) dengan menggunakan matriks SWOT
sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut.
Melalui analisis SWOT maka dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis yang
perlu dikembangkan di masa yang akan datang untuk pengembangan sektor
pariwisata. Teknik analisa SWOT merupakan tahap awal upaya menemukan isu
strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi pengembangan sektor
pariwisata di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tahap selanjutnya yaitu menggunakan
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) untuk memilih strategi yang
BAB V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais
Danau Siais merupakan danau terbesar kedua di Sumatera Utara memiliki
panorama yang dapat dijual. Namun, karena belum tertata dan dikelola dengan
baik sehingga belum dapat memberikan dampak ekonomi positif.
Danau Siais terletak di desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur
Kabupaten Tapanuli Selatan kurang lebih 63 km dari Kota Padangsidimpuan dan
kurang lebih 43 km dari Simarpinggan Kecamatan Angkola Selatan. Danau Siais
memiliki luas 998 Hektar dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang luasnya kurang
lebih 1500 Hektar yang kaya dengan flora dan fauna.
Berdasarkan kondisi fisiknya, kawasan Danau Siais memiliki topografi
yang berbukit-bukit dengan kemiringan lahan dari 40%. Danau Siais mempunyai
satu karakter penggunaan lahan edisting yaitu sebagai kawasan wisata, namun
kawasan ini memiliki bermacam fungsi, antara lain sebagai kawasan penyangga,
wisata, pemukiman, kegiatan perlindungan, pendidikan, penelitian dan olahraga
serta kawasan pengembangan pertanian, perikanan, perkebunan dan perternakan
(Bappeda Tapsel, 2008).
Untuk menuju kawasan objek wisata Danau Siais dapat ditempuh dengan
menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Angkutan umum menuju
kawasan wisata Danau Siais juga telah tersedia.
Fasilitas yang terdapat di kawasan wisata Danau Siais antara lain mess
guna. Sejumlah kapal penumpang juga telah tersedia yang dapat digunakan
pengunjung untuk berkeliling danau.
5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk salah satu kabupaten yang ada di
propinsi Sumatera Utara yang memiliki sumber daya alam yang lengkap seperti
adanya hutan, tanah yang luas, danau, bahkan laut sepanjang 35 km garis pantai
yang potensial untuk dikembangkan.
Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah,
sebagian besar urusan pemerintah telah diberikan kepada pemerintah
Kabupaten/kota. Khususnya mengenai Bidang Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata.
Pemerintah telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang pemuda, olahraga, dan
pariwisata.
Dengan demikian dibentuklan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
daerah berdasarkan PERDA Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi/Lembaga Teknis Daerah berbentuk Dinas.
Berdasarkan PERDA No.7 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Dinas,
Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah
sebagai berikut:
1. 1 Orang Kepala Dinas
2. 1 Orang Sekretariat
3. 3 Orang Kepala Bidang
Dengan kondisi tersebut maka Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan berupaya mengoptimalkan sumber daya yang
ada. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah agar
lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab maka
5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Siais
Perencanaan strategis merupakan tindakan awal yang perlu dibuat oleh
pemerintah dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk
digunakan dalam mengembangkan sektor pariwisata, karena lebih bersifat
komprehensif, lebih memfokuskan pada lingkungan secara keseluruhan, baik
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Keputusan-keputusan tersebut
perlu dilihat dari sudut pandang visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan
organisasi untuk mengetahui strategi yang paling cocok.
Visi dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata yaitu Terwujudnya
Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Tapanuli Selatan yang Berwawasan
Kebangsaan, Terampil, Mandiri, Sehat, Berprestasi dan Berdaya Saing Yang
Dilandasi Iman dan Taqwa .
Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan maka ditetapkan Misi Pembangunan periode
2010-2015 yaitu:
6. Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda atas bahaya
narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang lainnya.
7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan positif yang memfasilitasi pengembangan
bakat dan minat generasi muda dalam bidang olahraga kesehatan,
kewirausahaan, kepeloporan pemuda serta kebangsaan yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dalam kerangka NKRI.
8. Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang dan
berkelanjutan melalui tahap pengenalan olahraga, pemanduan, pengembangan
9. Memberdayakan pengembangan IPTEK keolahrgaan dalam upaya mendukung
peningkatan mutu pembinaan serta pengembangan sarana dan prasarana
olahraga.
10. Mendata dan memberdayakan potensi alam seperti danau, sungai, gunung dan
sumber daya alam lainnya untuk dapat dijadikan tempat penyelenggaraan
even-even olahraga tertentu.
11. Menjalin kerjasama meningkatkan dan memberdayakan organisasi
kepemudaan dan olahraga dalam rangka mendorong efetifitas jaringan kerja
bidang kepemudaan dan olahraga.
12. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pelaku olahraga, masyarakat serta
dunia usaha dalam upaya pengembangan sarana dan prasarana olahraga
sehingga terwujudnya industri olahraga daerah, nasional, maupun
internasional.
Dari Rencana Strategik Tahun 2011-2015, tujuan pemerintah di bidang
pariwisata yaitu meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan
nusantara ke objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan serta
terjaga dan terlestarikannya kebudayaan-kebudayaan Tapanuli Selatan.
Rencana kerja Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan
Parwisata yaitu menjalin kerjasama dengan media cetak dan elektronik skala
nasional dan internasional.
Pengembangan pariwisata diutamakan pada objek wisata yang dapat
meningkatkan Pendapatan Asli daerah serta memperluas usaha bagi masyarakat
Peraturan mengenai pengembangan kawasan wisata di kabupaten Tapanuli
Selatan belum ada, semua masih berpedoman pada Undang-undang Nomor 10
Tahun 2009.
5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais
Kegiatan pengembangan dan pemasaran pariwisata merupakan kebutuhan
yang harus dilaksanakan secara terus menerus. Pelaksanaan pengembangan dan
pemasaran objek wisata tidak terlepas dari perlunya dukungan sarana dan
prasarana yang memadai. Hal ini menghendaki adanya keterlibatan stakeholder
baik pihak swasta maupun pemerintah serta masyarakat dalam rangka
mengakomodir kebutuhan sesuai peruntukan kondisi objek secara terintegrasi
dalam sebuah perencaan yang bermuara pada perwujudan kepentingan timbal
balik dengan kata lain masing-masing pihak dibutuhkan sesuai peranan dan
tanggung jawabnya.
Berikut merupakan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais oleh
Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata ditinjau dari bauran pemasaran jasa.
1. Produk, Danau Siais memiliki keindahan yang mempesona. Sarana dan
prasarana serta fasilitas mulai dikembangkan dan dilengkapi.
Kegiatan-kegiatan yang menarik kunjungan wisatawan yaitu camping di pinggir
danau, berkeliling danau, atau sekedar menikmati pemandangan alam.
2. Price (harga), dari segi harga, untuk masuk ke lokasi wisata Danau Siais,
pengunjung dikenakan biaya masuk Rp.3000.
3. Promosi, promosi yang pernah dilakukan yaitu melalui media massa,
televisi, dan juga brosur. Promosi juga dilakukan di even Pekan Raya
4. Place (lokasi), Hingga saat ini pemerintah masih terus melakukan
upaya-upaya peningkatan kualitas sarana dan prasarana menuju kawasan wisata
Danau Siais.
5. People, pengelola khusus yang memberikan pelayanan kepada para
pengunjung tidak ada. Masyakarat sekitar Danau Siais lah yang
memberikan pelayanan kepada para pengunjung.
6. Proses, untuk memasuki lokasi wisata Danau Siais, pengunjung tidak akan
dibebankan dengan berbagai macam retribusi.
7. Customer Service, masyarakat sekitar Danau Siais yang memberikan
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Sebelum menentukan bauran pemasaran, perusahaan atau lembaga terlebih
dahulu menentukan segmentasi, targetting, positioning produknya. Segmentasi
demografis yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa Danau Siais
didominasi oleh pengunjung laki-laki, meskipun tidak signifikan yaitu 56.7%.
Pekerjaan para pengunjung yaitu Pegawai Negeri Sipil 30.9%, Wiraswasta 24.7%
dan pelajar 23.8%. Ditinjau dari segmentasi geografis, pengunjung lebih banyak
berasal dari luar kota yaitu 56.7%, dan 43.3% dari dalam kota. Hal ini
dikarenakan Kota Padangsidimpuan sebagai daerah tetangga masuk kategori luar
kota. Kota Padangsidimpuan sendiri jaraknya kurang lebih 63 Km dari Danau
Siais. Targetting atau target pasar dari kegiatan pengembangan kawasan Danau
Siais sendiri adalah setiap orang yang mempunyai keinginan berwisata khususnya
mereka yang mencintai wisata alam. Positioning kegiatan pengembangan Danau
Siais sendiri adalah Danau Siais merupakan tempat yang terbaik berlibur bersama
orang-orang terdekat untuk menikmati keindahan alam.
6.1 Identitas Responden
Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada para pengunjung di objek
wisata Danau Siais mengenai strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata
Danau Siais. Diperoleh penjelasan dari 97 responden mengenai identitas mereka.
Tabel 6.1. Identitas responden
Kriteria Keterangan N Presentase
(%)
Jenis Kelamin a. Laki-laki 55 56.7
b. Perempuan 42 43.3
Daerah Asal a. Dalam Kota 42 43.3
b. Luar Kota 55 56.7
c. Luar Negeri 0 0
Pekerjaan a. Pelajar 23 23.8
b. Pegawai Negeri Sipil 30 30.9
c. TNI/POLRI 0 0
d. Wiraswasta 24 24.7
e. Lainnya 20 20.6
Perjalanan Wisata
a. Sendiri 0 0
b. Rombongan 31 32
c. Keluarga 64 66
d. Pasangan 2 2
Informasi a. Koran, majalah 4 4.1
b. Brosur, leaflet 2 2
c. TV/Radio 7 7.3
d. Teman/Keluarga 83 85.6
e. Lainnya 1 1
Alat Transportasi a. Umum 0 0
b. Sewaan 8 8.3
c. Pribadi 89 91.7
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 56.7% dan perempuan sebanyak 43.3.1%. Jumlah ini sebenarnya tidak
terlalu berbeda jauh antara laki-laki dan perempuan. Jumlah laki-laki lebih banyak
karena pada umumnya laki-laki lebih berani dalam melakukan perjalanan. Untuk
daerah asal responden, mayoritas responden berasal dari luar kota, yaitu sebanyak
56.7%, sisanya 43.3.1% dalam kota dan tidak ada pengunjung yang berasal dari
luar negeri. Dalam hal ini, Kota Padangsidimpuan masuk dalam kategori luar kota.
Hal ini yang menyebabkan pengunjung lebih banyak berasal dari luar kota. Untuk
pekerjaan responden, hampir sama rata persentasenya yaitu, 30.9% Pegawai
Kemapanan wisatawan menjadi salah satu penyebab adanya keinginan untuk
melakukan kegiatan wisata.
Perjalanan yang dilakukan responden didominasi oleh perjalanan bersama
keluarga yaitu sebesar 66%, rombongan 32%, pasangan 2%. Persentase jumlah
perjalanan wisata bersama keluarga lebih besar karena motivasi kunjungan wisata
di Indonesia memang paling dominan. Menghabiskan waktu berlibur bersama
keluarga di akhir minggu atau di hari libur. Untuk rombongan sendiri pada saat
peneliti menyebarkan kuesioner, mahasiswa dari Universitas Graha Nusantara
sedang melakukan kegiatan dari kampus. Informasi mengenai keberadan objek
wisata Danau Siais sebagian besar diperoleh dari teman/keluarga yaitu sebesar
85.6%, dari TV/radio sebesar 7.3.1%, brosur/leaflet sebesar 2%, koran/majalah
4.1%, lainnya 1%. Informasi mengenai keberadaan Danau Siais lebih di dominasi
dari teman/keluarga karena informasi tentang promosi Danau Siais sangat minim.
Responden yang mengetahui informasi dari TV menyatakan pernah melihat
beritanya di saluran televisi swasta yaitu Tivione dan Trans7. Alat transportasi
yang digunakan oleh responden didominasi penggunaan kenderaan pribadi yaitu
sebanyak 91.7%, sewaan 8.3.1%, dan umum 0%. Alat transportasi pribadi
mendominasi karena transportasi umum menuju kawasan objek wisata Danau
6.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub bab ini akan diuraikan hasil penjelasan kuesioner yang diisi oleh
para pengunjung kawasan objek wisata Danau Siais ditinjau dari indikator bauran
pemasaran jasa.
6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk)
Produk wisata merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
wisatawan untuk mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata. Produk wisata dapat
berupa alam, budaya. Pada indikatorproduct(produk).
1. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais
Keindahan alam Danau Siais merupakan salah satu modal dasar dalam
pengembangan kawasan Danau Siais menjadi salah satu objek wisata yang
menarik. Pemerintah diharapkan mampu memanfaatkan modal dasar
tersebut. Keindahan alam yang disajikan Danau Siais dapat dilengkapi
dengan penambahan fasilitas pendukung. Hal ini akan membuat
pengunjung semakin tertarik untuk datang berkunjung.
Table 6.2. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais
Keterangan Sangat Indah Sekali
Sangat Indah
Indah Kurang
Indah
Sangat Tidak Indah
Total
Bobot 5 4 3 2 1
Jumlah 3 24 60 9 1 97
Nilai 15 96 180 18 1 310
Rata-rata 3,19
2. Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau
Siais.
Sebagai objek wisata yang baru dikembangkan, jenis atraksi wisata yang
ada di Danau Siais memang masih sedikit. Atraksi wisata yang ada
menyuguhkan keindahan alami Danau Siais, wisatawan juga dapat
berkeliling Danau Siais dengan menggunakan kapal atau perahu milik
masyarakat setempat. Kepada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata
hendaknya membuat program pelaksanaan atraksi wisata di kawasan
wisata Danau Siais. Ini bertujuan menambah minat para pengunjung untuk
mengunjungi kawasan wisata Danau Siais.
Tabel 6.3 Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
3. Respon atas kelengkapan fasilitas yang ada di objek wisata Danau Siais.
Fasilitas yang telah disediakan di objek wisata Danau Siais yaitu
penginapan, shelter-shelter tempat menikmati keindahan alam Danau Siais,
kapal atau perahu yang dapat disewa berkeliling danau. Respon wisatawan
atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada
Table 6.4. Respon atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais.
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
4. Respon atas kualitas dari fasilitas di objek wisata Danau Siais.
Pemerintah dalam hal ini dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat
atau pihak swasta dalam penyediaan fasilitas di kawasan wisata Danau
Siais. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan ketersediaan dan
kualitas fasilitas dapat selalu terjaga. Respon wisatawan atas kualitas
fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.5
Tabel 6.5. Respon atas kualitas dari fasilitas di Objek Wisata Danau Siais .
Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)
5. Respon atas kebersihan objek wisata Danau Siais.
Kebersihan kawasan wisata menjadi salah satu faktor penting agar
pengunjung merasa betah untuk tinggal. Kebersihan di kawasan Danau
Siais hendaknya menjadi salah satu perhatian pemerintah. Penyediaan
fasilitas kebersihan serta petugas kebersihan sangat diperlukan. Dinas
Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dapat juga menyediakan petugas