• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK

KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi kasus pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan)

GELADIKARYA

Oleh:

ARNI JULIA SIREGAR

077007064/MM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : Analisis Strategi Pengembangan dan Pemasaran Objek

Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan

(Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan)

Nama : Arni Julia Siregar

NIM : 077007064

Program Studi : Magister Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si

Ketua

Mozart Darus, MBA, M.Sc

Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.

Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa geladikarya yang berjudul:

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN

OBJEK WISATA DANAU SIAIS DALAM MENARIK

KUNJUNGAN WISATAWAN

(Studi Kasus di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan)

adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua

sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan dengan jelas.

Medan, Juli 2012

Yang Membuat Pernyataan

(5)

RIWAYAT HIDUP

Arni Julia Siregar, lahir di Padangsidimpuan 30 Juli 1984. Anak pertama

dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Hamdan Siregar dan Ibunda

Nurmaida Harahap.

Pendidikan dimulai di TK.Aisyiyah Bustanul Atfal Padangsidimpuan dari

tahun 1990 hingga 1991, kemudian Sekolah Dasar di SD Negeri 144433

Padangsidimpuan hingga tamat pada tahun 1997. Kemudian dilanjutkan ke

Sekolah Menengah Pertama, SMP Negeri 4 Padangsidimpuan hingga lulus pada

tahun 2000. Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi, akhirnya penulis

diterima di SMA Negeri 2 Plus Sipirok Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana

Be (YPMHB) dari tahun 2000 hingga tahun 2003. Menyelesaikan program Strata

Satu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat rahmat Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan Geladikarya ini yang berjudul : Analisis Strategi Pengembangan

dan Pemasaran Objek Wisata Danau Siais Dalam Menarik Kunjungan Wisatawan

(Studi Kasus Pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli

Selatan .

Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Magister Manajemen sesuai dengan kurikulum pada Program Studi Magister

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, MSc (CTM), SpA(K) sebagai

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi

Magister Manajemen Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT selaku Sekretaris Program Studi Magister

Manajemen Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing.

6. Bapak Mozart Darus, MBA, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

8. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli

(7)

9. Kepala Bidang dan Staf Bidang Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, dan

Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

10. Staf Akademik di Program Studi Magister Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

11. Seluruh keluarga yang tiada henti mendoakan dan memberikan semangat

kepada penulis.

Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu, semoga

Geladikarya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2012

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN GELADIKARYA ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN TEORITIS 2.1 Teori Tentang Pariwisata ... 5

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 5

2.1.2 Bentuk-bentuk Pariwisata ... 6

2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 7

2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa ... 9

2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa... 9

2.2.2 Karakteristik Jasa ... 10

2.3 Segmentasi, Targetting, Positioning ... 11

2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)... 12

2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata ... 14

2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata ... 16

2.7 Analisis SWOT ... 17

2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)... 21

2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) . 21 2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE) ... 22

(9)

BAB.III KERANGKA KONSEPTUAL... 24

BAB. IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

4.2 Metode Penelitian... 26

4.3 Populasi dan Sampel ... 27

4.4 Teknik Pengumpulan Data... 28

4.5 Jenis dan Sumber Data ... 28

4.6 Teknik Analisis Data... 29

BAB. V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais ... 30

5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata ... 31

5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata ... 34

5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais ... 36

BAB VI. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 6.1 Identitas Responden ... 38

6.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 41

6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk) ... 41

6.2.2 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Price (Harga) ... 44

6.2.3 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Promotion (Promosi)... 46

6.2.4 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Place (Tempat) ... 47

6.2.5 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator People (Pelayanan)... 49

6.2.6 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Process (Proses) ... 50

6.2.7 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Customer Service (Pelayanan Kepada Pengunjung) ... 53

6.3 Analisis SWOT ... 58

6.4 Matriks SWOT Hasil Penelitian ... 60

6.5 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation Strategic IFE Matrix) dan Matriks Evaluasi Eksternal (Factor Evaluation Strategic EFE Matrix) ... 61

6.6 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif ... 63

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 67

(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais ... 3

2.1 Matriks SWOT ... 20

4.1 Jadwal Penelitian... 26

6.1 Identitas Responden ... 39

6.2 Respon Atas Keindahan Objek Wisata Danau Siais ... 41

6.3 Respon Atas Ketertarikan Atraksi Wisata Yang Ada Di Objek Wisata Danau Siais ... 42

6.4 Respon Atas Kelengkapan Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais 43 6.5 Respon Atas Kualitas Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais... 43

6.6 Respon Atas Kebersihan Objek Wisata Danau Siais ... 44

6.7 Respon Atas Tingkat Biaya Masuk Ke Objek Wisata Danau Siais 44 6.8 Respon Atas Tingkat Kemahalan Biaya Menikmati Atraksi Wisata Danau Siais ... 45

6.9 Respon Atas Tingkat Kemahalan Pemakaian Fasilitas di Objek Wisata Danau Siais ... 45

6.10 Respon Atas Banyaknya Promosi Objek Wisata Danau Siais ... 46

6.11 Respon Atas Tampilan Promosi Objek Wisata Danau Siais... 47

6.12 Respon Atas Kemudahan Menjangkau Objek Wisata Danau Siais 47 6.13 Respon Atas Ketersediaan Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais... 48

6.14 Respon Atas Kualitas Sarana Transportasi Menuju Objek Wisata Danau Siais ... 48

6.15 Respon Atas Pelayanan Yang Diberikan Pengelola... 49

6.16 Respon Pengelola Atas Kebutuhan Pengunjung ... 50

6.17 Respon Atas Keterampilan Pengelola ... 50

6.18 Respon Atas Kemudahan Prosedur Masuk Objek Wisata Danau Siais ... 51

6.19 Respon Atas Jadwal Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52

6.20 Respon Atas Kerutinan Pelaksanaan Atraksi Wisata... 52

6.21 Respon Atas Keramahan Pengelola ... 53

(12)

6.23 Respon Atas Kenyamanan di Objek Wisata Danau Siais ... 54

6.24 Respon Atas Keinginan Untuk Kembali Berkunjung ... 55

6.25 Perhitungan Nilai Rata-rata Indikator Bauran Pemasaran ... 56

6.26 Nilai Indikator Bauran Pemasaran dalam Menarik Kunjungan Wisatawan di Objek Wisata Danau Siais... 57

6.27 Faktor-faktor Internal dan Eksternal ... 59

6.28 Matriks SWOT ... 60

6.29 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) ... 62

6.30 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) ... 63

(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

5.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan ... 33

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

(14)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kepariwisataan sebagai sebuah produk juga memerlukan strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran. Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembagkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi. Danau Siais sebagai salah satu objek wisata yang baru dikembangkan di Tapanuli Selatan sampai sekarang masih terbengkalai pembangunannya. Potensi wisata yang dimiliki Danau Siais belum dimanfaatkan secara optimal. Dari data yang diperoleh jumlah pengunjung tahun 2011 berjumlah 2500 pengunjung.

Penelitian dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang didukung survei. Sifat penelitian yang digunakan yaitu deskriptif eksplanatori. Analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis SWOT dengan menggunakan Matriks SWOT. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaituaccidental sampling. Sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel 97 responden.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

wisata, pengusahaan, objek, dan daya tarik wisata serta usaha lainnya. Hal yang

terkait dalam pembangunan pariwisata pada hakikatnya merupakan upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud

antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna,

kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Dalam bentuk sederhana pariwisata dikenal sebagai bertamasya atau

perlawatan. Seiring dengan berbagai perkembangan yang dicapai di bidang

ekonomi, budaya, teknologi dan sebagainya, maka bentuk kegiatan pariwisata

telah berkembang menjadi suatu kegiatan yang bersifat lebih kompleks dan luas.

Indonesia merupakan negara yang sangat indah. Berbagai potensi wisata

yang dimiliki oleh daerah destinasi wisata di tanah air, baik di daerah yang sudah

maju, maupun kurang berkembang adalah modal dasar pengembangan

kepariwisataan Indonesia.

Salah satu upaya pengembangan industri pariwisata dapat dilakukan

dengan cara pengembangan objek wisata di suatu kawasan sebagai daya tarik

wisata. Pengembangan objek wisata ini tentunya direncanakan dan dilakukan

sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah untuk menyusun rencana dan

mengelola secara optimal sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Suatu objek

(16)

keindahan alam, keagungan manifestasi kebudayaan yang dalam keseluruhannya

merupakan daya tarik kuat bagi para wisatawan dari segala pelosok.

Tidak ada objek wisata yang tidak layak jual. Layaknya menjual sebuah

produk, kepariwisataan perlu strategi pemasaran yang handal dan tepat sasaran.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di daerah

tujuan wisata.

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan

pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis

besarnya adalah menyediakan infrastruktur, memperluas berbagai fasilitas,

kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan

dan promosi.

Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai salah satu kabupaten yang ada di

Propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai ragam sumber daya alam dan budaya

sebagai objek dan daya tarik wisata. Objek wisata dan daya tarik wisata yang ada

tersebar hampir di semua kecamatan.

Salah satu alternatif pengembangan objek wisata dan dapat dijadikan

pilihan para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata untuk dinikmati khususnya di

Kabupaten Tapanuli Selatan adalah objek wisata yang terkait dengan pariwisata

alam.

Diantara objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan salah satu

objek wisata yang potensial adalah Danau Siais yang sampai sekarang masih

terbengkalai pembangunannya dan potensi yang ada belum dimanfaatkan dengan

optimal. Danau Siais terletak Desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur yang

(17)

Kemampuan daya tarik objek wisata Danau Siais belum begitu luas

diketahui dan dikenal masyarakat. Selama ini masyarakat Tapanuli Selatan dan

sekitarnya hanya mengetahui informasi minim tentang keberadaan Danau Siais,

salah satunya, di sekeliling danau masih dipenuhi hutan rimba dengan aneka

satwa liarnya. Di luar itu, tidak ada informasi berarti. Apalagi tak banyak

masyarakat yang bisa menyaksikan langsung objek wisata.

Berikut merupakan daftar jumlah pengunjung objek wisata Danau Siais.

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Danau Siais

No Tahun Jumlah Pengunjung

1 2007 1500

2 2008 5000

3 2009 4000

4 2010 3000

5 2011 2500

Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kab.Tapanuli Selatan.

Untuk itu, dalam rangka mengembangkan Kawasan Danau Siais menjadi

daerah tujuan wisata yang menarik, perlu disusun suatu rencana yang menyeluruh.

Dalam hal ini, pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melalui Dinas Pemuda,

Olahraga, dan Pariwisata sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam

pengembangan dan pemasaran Danau Siais harus mampu menjadikan objek

wisata Danau Siais menjadi semakin bagus dan mampu bersaing agar semakin

(18)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut: bagaimana strategi pengembangan dan strategi pemasaran objek

wisata Danau Siais dalam menarik kunjungan wisatawan

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik

kunjungan wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pariwisata Tapanuli Selatan, sebagai bahan pertimbangan

dalam mendukung program peningkatan pariwisata.

2. Bagi Program Studi Magister Manajemen, sebagai referensi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pemasaran.

3. Bagi penulis, sebagai sarana mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi ataupun acuan dalam pengembangan

penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batas dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada strategi

pengembangan dan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais dalam menarik

(19)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Teori Tentang Pariwisata

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Margenroth dalam Yoeti (1996) menyatakan bahwa pariwisata adalah lalu

lintas orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk sementara waktu,

untuk berpesiar ke tempat lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil

perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan kebudayaan

atau keinginan yang beranekaragam dari pribadinya.

McIntosh dan Gupta dalam Pendit (2002) menyatakan bahwa pariwisata

adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan,

bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses penarik

dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

Hunzieker dan Krapt dalam Yoeti (1996) menyatakan kepariwisataan

adalah keseluruhan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman

orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman

itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang

bersifat sementara itu.

Berdasarkan definisi pariwisata yang telah dijelaskan di atas, dapat

disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

(20)

maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,

tetapi semata-mata hanya untuk menikmati perjalanan tersebut, bertamasya atau

berekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

2.1.2 Bentuk-Bentuk Pariwisata

Menurut Pendit (2002)bentuk-bentuk pariwisata dapat dibagi menurut:

1. Asal wisatawan

Perlu diketahui apakah wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri.

Kalau asalnya dari dalam negeri berarti wisatawan hanya pindah tempat

sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia

mengadakan perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkan ia

datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

2. Akibatnya terhadap neraca pembayaran

Kedatangan wisatawan luar dari luar negeri adalah membawa mata uang

asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif

terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya,

yang ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga

negara keluar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca

pembayaran luar negeri nya, disebut pariwisata pasif.

3. Jangka waktu

Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara

diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau

negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata

(21)

kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk

mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

4. Jumlah wisatawan

Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah

sang wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbullah

istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

5. Alat angkut yang digunakan

Dilihat dari segi penggunaan alat angkutan oleh wisatawan, maka kategori

ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata

kereta api, pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba

dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

2.1.3 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam

dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan

program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset

yang dapat dijual kepada wisatawan.

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan

sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun

dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik

wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.

Dalam kepariwisataan faktor manfaat dan kepuasan wisatawan berkaitan

dengan tourism resourch dan tourist service . Objek dan atraksi wisata adalah

(22)

tersendiri yang mampu mengajak wisatawan berkunjung. Hal-hal yang dapat

menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata, antara lain:

1. Natural Amenities, adalah benda-benda yang sudah tersedia dan sudah ada

di alam. Contoh: iklim, bentuk tanah, pemandangan alam, flora dan fauna.

2. Man Made Supply, adalah hasil karya manusia seperti benda-benda

bersejarah, kebudayaan, dan religi.

3. Way of Life, adalah tata cara hidup tradisional, kebiasaan hidup,

adat-istiadat.

4. Culture, adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di

daerah objek wisata.

Untuk dapat menjadi suatu daerah tujuan wisata yang baik, maka kita

harus mengembangkan tiga hal yaitu:

1. Something to see, adalah segala sesuatu yang menarik untuk dilihat

2. Something to buy, adalah segala sesuatu yang menarik atau mempunyai

ciri khas tersendiri untuk dibeli

3. Something to do, yaitu suatu aktifitas yang dapat dilakukan di tempat

tersebut.

Ketiga hal tersebut merupakan unsur-unsur yang kuat untuk suatu daerah

tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata ada

beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Harus mampu bersaing dengan objek wisata yang ada di daerah lain

2. Memiliki sarana pendukung yang memiliki ciri khas tersendiri

3. Harus tetap tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali di bidang

(23)

4. Harus menarik

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai

untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi atau objek wisata (Pendit:1994).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

objek wisata atau atraksi wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik,

keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu

daerah tertentu.

2.2 Teori Tentang Pemasaran Jasa

2.2.1 Pengertian Pemasaran Jasa

Menurut Lovelock dan Wright (2005), jasa adalah tindakan atau kinerja

yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin

terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya

tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Jasa adalah kegiatan

ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu

dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang

diinginkan dalam diri atau atas nama penerima jasa tersebut.

Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya

bukan berbentuk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi

secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan,

kesenangan, atau kesehatan) konsumen. Tampak bahwa didalam jasa selalu ada

aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun

pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang,

melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud (Lupiyoadi dan

(24)

2.2.2 Karakteristik Jasa

Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi

rancangan program pemasaran, yaitu terdiri dari intangible (tidak berwujud),

inseparability (tidak terpisahkan), variability (bervariasi), perishability (mudah

lenyap). Keempat karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Kotler,

2005) :

1. Intangible(Tidak Berwujud)

Tidak seperti halnya produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk mengurangi

ketidakpastian, para pembeli akan mencari atau bukti dari mutu jasa. Mereka

akan menarik kesimpulan mengenai mutu jasa dari tempat, orang, peralatan,

alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.

2. Inseparability(Tidak Terpisahkan)

Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti

barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan. Jika seseorang

memberikan pelayanan, maka penyedianya merupakan bagian dari jasa.

3. Variability(Bervariasi)

Jasa tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa

itu diberikan. Perusahaan dapat melakukan tiga langkah dalam pengendalian

mutu. Pertama adalah melakukan investasi untuk menciptakan prosedur

perekrutan dan pelatihan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses

pelaksanaan jasa diseluruh organisasi. Ketiga adalah memantau kepuasan

pelanggan melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan dan melakukan

(25)

4. Perishability(Mudah Lenyap)

Suatu jasa tidak dapat disimpan, sifat jasa yang mudah lenyap tidak akan

jadi masalah apabila permintaan tetap, masalah akan timbul apabila

permintaan akan jasa fluktuatif.

2.3 Segmentation, Targetting, dan Positioning

Sasaran utama proses segmentation, targetting, dan positioning (STP)

adalah menciptakan dan mempertahankan citra unik merek perusahaan dalam

benak konsumen sedemikian rupa. Sehingga merek tersebut memiliki keunggulan

kompetitif yang berkesinambungan. Sesuai dengan namanya, prosedur

segmentation, targetting, dan positioning (STP) secara rinci meliputi tiga tahap

pokok sebagai berikut:

1. Segmentation

a. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti

kebutuhan pelanggan, keinginan, manfaat yang dicari, solusi atas masalah

yang dihadapi, situasi pemakaian, dan lain-lain.

b. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan menggunakan

variabel-variabel yang bisa membantu perusahaan memahami cara

melayani kebutuhan pelanggan tersebut.

2. Targetting

a. Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen menggunakan

variabel-variabel yang bisa menguantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap

(26)

b. Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan

potensial laba segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi korporat

perusahaan.

3. Positioning

a. Mengidentifikasi konsep positioning bagi jasa perusahaan yang atraktif

bagi pelanggan sasaran dan kompatibel dengan citra korporat yang

diharapkan perusahaan.

2.4 Strategi Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakantoolatau alat bagi marketer yang terdiri dari

berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar

implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan

sukses.

Marketing mix produk barang mencakup 4P, product, price, promotion,

dan place. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih kurang mencukupi.

Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people,process,dancustomer

service. Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksi/operasi hingga

konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan

mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung.

Product (Produk)

Product adalah merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan

dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja

(27)

Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya

kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

Price (Harga)

Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian valuekepada

konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk

membeli.

Promotion (Promosi)

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat produknya dan untuk meyakinkan pelanggan agar

membeli produk yang ditawarkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam promosi

adalah pemilihan bauran promosi yang terdiri dari iklan, penjualan perorangan,

promosi penjualan, hubungan masyarakat, informasi dari mulut ke mulut, dan

surat pemberitahuan langsung.

Place (Tempat)

Place dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas

saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Variabel-variabel pemasaran tempat antara lain saluran pemasaran, cakupan pasar,

pengelompokan, lokasi, ketersediaan, dan transportasi.

People (Pelayanan)

Orang yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat mempengaruhi kualitas

jasa yang diberikan. Orang adalah semua partisipan yang memainkan penyajian

jasa, yaitu peran selama proses dan komunikasi jasa berlangsung dalam waktu riil

(28)

Process (Proses)

Process merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari

prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa

dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Customer Service

Customer service pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai outcome dari

kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen

untuk mencapai kepuasan.Customer servicemeliputi aktivitas untuk memberikan

kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan

paska transaksi. Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan

transaksi dan setelah transaksi, oleh karena itu kegiatan pendahuluannya harus

sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan

menunjukkan loyalitas yang tinggi.

2.5 Teori Tentang Pemasaran Pariwisata

Pertanyaan tentang adakah ciri-ciri khusus pariwisata sebagai suatu gejala

kegiatan perjalanan masyarakat, yang akan menunjang pemikiran bahwa

pemasaran pariwisata itu berbeda dari pengertian umum pemasaran mengenai

barang-barang yang dapat dijamah dan jasa-jasanya.

Dapat dikatakan bahwa pariwisata itu hanya berupa jasa-jasa yang tidak

berbeda dari jasa-jasa lain. Akibatnya pemasaran pariwisata akan mengikuti

(29)

Pengertian Pemasaran Pariwisata

Krippendorf dalam Wahab (1988) memberikan batasan pemasaran wisata

sebagai berikut, penyesuaian yang sistematis dan terkoordinasi mengenai

kebijakan dari badan-badan usaha wisata maupun kebijakan dalam sektor

pariwisata pada tingkat pemerintah, lokal, regional, nasional, dan internasional,

guna mencapai suatu titik kepuasan optimal bagi kebutuhan-kebutuhan kelompok

pelanggan tertentu yang telah diterapkan sebelumnya, sekaligus untuk mencapai

tingkat keuntungan yang memadai.

Yoeti (1990) menyatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism

marketing) adalah suatu sistem dan koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu

kebijakan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan,

baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional,

nasional, dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan

memperoleh keuntungan yang wajar.

Pada dasarnya pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan untuk

menarik wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal dan lebih banyak

membelanjakan uangnya di suatu tujuan wisata. Kegiatan-kegiatan seperti itulah

yang dirumuskan oleh ahli ekonomi sebagai pemasaran.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata

merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi

kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai

(30)

Pemasaran pariwisata (tourism marketing) sangat kompleks sifatnya

karena produk yang ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang

menghasilkannya, instansi, organisasi, atau lembaga pariwisata yang

mengelolanya. Memasarkan produk industri pariwisata tidak hanya sebatas

koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara organisasi yang

bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang

terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dalam pandangan Yoety (2005)

keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang pemasaran sangat ditentukan

oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan

daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen

dari semua unsur terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang

bersifatquick yieldingdan merupakanagent of developmentbagi daerah berkaitan.

Bertolak pada industri pariwisata merupakan industri yang berorientasi

pada jasa layanan dan mempunyai sifat yang sangat berlawanan dengan industri

barang, sangat subjektif, serta intangible maka dengan karakteristik yang

dimilikinya tersebut dalam pemasarannya harus memperhatikan strategi

pemasaran dalam artian prosessegmenting, targetting, positioning,danmarketing

mixharus tepat.

2.6 Strategi Pengembangan Pariwisata

Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik, yang

berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas

dan kuantitas. Dalam konteks pariwisata secara kualitas berarti meningkatkan

objek wisata dan peningkatan mutu pelayanan. Sedangkan secara kuantitas berarti

(31)

Pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang

berencana secara menyeluruh, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat baik

dari segi ekonomi, sosial dan budaya. Pengembangan kepariwisataan harus

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk menarik jumlah wisatawan yang

semakin banyak secara terus menerus sehingga akan merupakan aset penting

dalam pembangunan, baik bagi negara dan bagi Kabupaten Tapanuli Selatan

khususnya yang bertujuan memajukan perekonomian rakyat.

Menurut Happy Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan

memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata

dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui

keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam

perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan

wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui

penyediaan tempat tujuan wisata.

Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah, dan

taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam

pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik

dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta

dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka

perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil

masalah-masalah yang ada.

2.7 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan

(32)

berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths,

Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam

metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:

a. Strengths, merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,

proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan

faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu

sendiri.

b. Weakness, merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,

proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan

faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu

sendiri.

c. Opportunities, merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang

yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi,

proyek atau konsep bisnis itu sendiri, misalnya kompetitor, kebijakan

pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

d. Threats, merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini

dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Setelah itu dibuat pemetaan analisis SWOT maka dibuatlah tabel matriks

dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian dilakukan

pembandingan antara faktor internal yang meliputiStrengthdanWeaknessdengan

(33)

alternatif untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang

paling menguntungkan dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

Matrix kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah alat untuk

mencocokkan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe

strategi : SO (strengths-opportunities), WO (weakness-opportunities), ST

(strengths-threats), WT (weakness-threats). Mencocokkan faktor eksternal dan

internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matrix

SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik.

Strategi strengths-opportunities menggunakan kekuatan internal untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan

strategi weakness-opportunities, strengths-threats, atau weakness-threats agar

dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi strengths

-opportunities. Ketika suatu perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan

berusaha mengatasinya dan menjadikannya kekuatan. Jika suatu organisasi

menghadapi ancaman utama, ia akan berusaha menghindarinya untuk

berkonsentrasi pada peluang.

Strategi weakness-opportunities bertujuan untuk memperbaiki kelemahan

internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang terdapat peluang

eksternal kunci tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang

menghambatnya untuk mengeksploitasi peluang tersebut.

Strategi strengths-threats menggunakan kekuatan perusahaan untuk

(34)

bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman di lingkungan

eksternalnya secara langsung.

Strategi weakness-threats adalah taktik defensif yang diarahkan pada

pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah

organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal berada

pada posisi tidak aman. Organisasi yang seperti itu mungkin harus berusaha

bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan kebangkrutan,

atau memilih likuidasi.

Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2.

Tujuan dari masing-masing pencocokan adalah untuk menghasilkan alternatif

strategi yang layak, bukan untuk memilih strategi mana yang terbaik. Tidak

semua strategi yang dikembangkan dalam Matriks SWOT akan dipilih untuk

implementasi.

Tabel 2.1 Matriks SWOT

(35)

2.8 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) dan Matriks Evaluasi

Faktor Eksternal (Matriks EFE)

2.8.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)

Tahap ekstraksi dalam menjalankan audit manajemen strategis adalah

membuat matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE). Alat formulasi strategi ini

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area

fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matriks IFE dapat

dikembangkan dalam lima tahap:

1. Tuliskan faktor internal utama, tuliskan kekuatan lebih dahulu dan kemudian

kelemahan.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat

penting) untuk masing-masing faktor..

3. Berikan peringkat 1 sampai dengan 4 untuk masing-masing faktor yang

mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama

(peringkat =1), kelemahan minor (peringkat =2), kekuatan minor (peringkat

=3), kekuatan utama (peringkat =4). Kekuatan harus mendapatkan peringkat 3

atau 4.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan

rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel.

5. Jumlahkan rata-rata tertimbang untuk masing-masing variabel untuk

(36)

2.8.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)

Matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan para penyusun strategi

untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,

demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan.

Matriks EFE dapat dibuat dengan lima tahapan.

1. Buat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasikan dalam proses audit

eksternal. Masukkan peluang dan ancaman.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0

(paling penting).

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal kunci

tentang seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon faktor tersebut,

4= respon perusahaan superior, 3= respon perusahaan di atas rata, 2= respon

perusahaan rata-rata, 1= respon perusahaan jelek.

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan

nilai tertimbang.

5. Jumlahkan nilai tertimbang dari masing-masing variabel untuk menentukan

total nilai tertimbang bagi organisasi.

2.9 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic

Planning Matrix)

Teknik analisis dalam literatur yang di desain untuk menentukan daya

tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Teknik ini adalah Matriks

Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Palnning Matrix

(37)

Baris atas QSPM terdiri atas alternatif strategi yang diturunkan dari

Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand

Strategy. Tetapi tidak semua strategi yang disarankan oleh teknik pencocokan

harus dievaluasi dalam QSPM. Dalam hal ini digunakan strategi yang diperoleh

dari Matriks SWOT.

Berikut merupakan tahapan dalam penyusunan Matriks QSPM,

1. Membuat daftar peluang, ancaman eksternal dan ekkauatan, kelemahan

internal kunci perusahaan pada kolom kiri QSPM

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor eksternal dan internal. Bobot ini

identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE

3. Evaluasi matriks Tahap 2 dan identifikasi alternatif strategi yang harus

dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan

4. Tentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores AS)

5. Hitung total nilai daya tarik

(38)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual memberikan bentuk sistematis yang didasarkan

kepada analisis yang menjadi alur proses dari suatu penelitian. Kerangka

konseptual terdiri dari aliran proses berpikir sistematis yang diawali dari latar

belakang penelitian, perumusan masalah, analisis permasalahan serta saran atau

solusi alternatif terhadap permasalahan tersebut.

Dalam penulisan Geladikarya ini kerangka konseptual yang digunakan

dalam proses penelitian dapat diilustrasikan sebagai berikut:

1. Proses penelitian diawali dengan menganalisis bauran pemasaran jasa

yang terdiri dari product, price, promotion, place, people, process, dan

customer servicesehingga diketahui variabel mana yang paling diperlukan

untuk diperbaiki dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata di

kawasan wisata Danau Siais.

2. Analisis semua kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang dengan

analisis SWOT. Kemudian dengan menggunakan matriks IFE dan EFE

untuk memformulasikan strategi. Terakhir dengan menggunakan matriks

QSPM sebagai alat untuk memilih alternatif yang paling layak digunakan.

3. Akhir dari penelitian diharapkan dapat menghasilkan saran dan

rekomendasi terhadap Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata sehingga

mampu mengembangkan dan memasarkan objek wisata Danau Siais

(39)

Berikut merupakan gambar dari kerangka konseptual dalam penelitian.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Product

Price

Promotion

People Place

Process

Customer Service

(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Tapanuli Selatan karena dinas tersebut bertanggung jawab dalam usaha

pengembangan potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Waktu penelitian

yaitu dari bulan Oktober hingga Juli 2012.

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Jadwal Kegiatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kolokium Geladikarya 2 Pengumpulan Data 3 Analisis Data

4 Penyusunan Geladikarya 5 Seminar Perusahaan 6 Sidang Geladikarya

4.2 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian studi kasus yang

didukung survei pada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten

Tapanuli Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif ekplanatori yakni menyajikan

secara jelas pokok-pokok persoalan yang dijumpai dan akibat-akibatnya yang

kemudian mencari jalan keluarnya bagi pemecahan masalah-masalah yang

(41)

4.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi dalam penelitian ini adalah 2500 orang. Jumlah ini diambil dari

jumlah pengunjung tahun 2011 yang diperoleh dari Dinas Pemuda,

Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung yang mewakili

populasi objek wisata yaitu berjumlah 97 orang. Jumlah ini diperoleh dari

rumus Slovin dalam Iqbal (2002) yaitu:

Rumus Slovin:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir/diinginkan. Dalam hal ini persen kelonggaran yang

diambil adalah 10%.

(42)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara (interview)

Wawancara (interview) yang dilakukan kepada pihak yang berwenang

memberikan informasi dan data sehubungan dengan penelitian di Dinas

Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan.

2. Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Daftar pertanyaan (questionnaire) yang diberikan kepada para wisatawan yang

dijadikan sebagai sampel.

3. Studi Dokumentasi

Dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data dari

dokumen-dokumen penting yang terdapat di daerah penelitian.

4.5 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari wawancara (interview) dan juga dari daftar

pertanyaan (questionnaire).

2. Data Sekunder

(43)

4.6 Teknik Analisis Data

Alat analisis untuk memetakan isu atau faktor strategis yaitu terlebih

dahulu mendeskripsikan kemudian dianalisis dengan analisis SWOT (Strength,

Weakness, Opportunity, Threat Analysis) dengan menggunakan matriks SWOT

sehingga dapat diketahui struktur serta tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut.

Melalui analisis SWOT maka dapat diketahui isu atau faktor-faktor strategis yang

perlu dikembangkan di masa yang akan datang untuk pengembangan sektor

pariwisata. Teknik analisa SWOT merupakan tahap awal upaya menemukan isu

strategis yang nantinya berkaitan dengan penemuan strategi pengembangan sektor

pariwisata di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tahap selanjutnya yaitu menggunakan

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) untuk memilih strategi yang

(44)

BAB V

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Tipologi Objek Wisata Danau Siais

Danau Siais merupakan danau terbesar kedua di Sumatera Utara memiliki

panorama yang dapat dijual. Namun, karena belum tertata dan dikelola dengan

baik sehingga belum dapat memberikan dampak ekonomi positif.

Danau Siais terletak di desa Rianiate Kecamatan Angkola Sangkunur

Kabupaten Tapanuli Selatan kurang lebih 63 km dari Kota Padangsidimpuan dan

kurang lebih 43 km dari Simarpinggan Kecamatan Angkola Selatan. Danau Siais

memiliki luas 998 Hektar dikelilingi oleh hutan hujan tropis yang luasnya kurang

lebih 1500 Hektar yang kaya dengan flora dan fauna.

Berdasarkan kondisi fisiknya, kawasan Danau Siais memiliki topografi

yang berbukit-bukit dengan kemiringan lahan dari 40%. Danau Siais mempunyai

satu karakter penggunaan lahan edisting yaitu sebagai kawasan wisata, namun

kawasan ini memiliki bermacam fungsi, antara lain sebagai kawasan penyangga,

wisata, pemukiman, kegiatan perlindungan, pendidikan, penelitian dan olahraga

serta kawasan pengembangan pertanian, perikanan, perkebunan dan perternakan

(Bappeda Tapsel, 2008).

Untuk menuju kawasan objek wisata Danau Siais dapat ditempuh dengan

menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat. Angkutan umum menuju

kawasan wisata Danau Siais juga telah tersedia.

Fasilitas yang terdapat di kawasan wisata Danau Siais antara lain mess

(45)

guna. Sejumlah kapal penumpang juga telah tersedia yang dapat digunakan

pengunjung untuk berkeliling danau.

5.2 Kondisi Umum Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Kabupaten Tapanuli Selatan termasuk salah satu kabupaten yang ada di

propinsi Sumatera Utara yang memiliki sumber daya alam yang lengkap seperti

adanya hutan, tanah yang luas, danau, bahkan laut sepanjang 35 km garis pantai

yang potensial untuk dikembangkan.

Dikeluarkannya Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintah Daerah,

sebagian besar urusan pemerintah telah diberikan kepada pemerintah

Kabupaten/kota. Khususnya mengenai Bidang Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata.

Pemerintah telah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah

melaksanakan kewenangan otonomi daerah dibidang pemuda, olahraga, dan

pariwisata.

Dengan demikian dibentuklan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

daerah berdasarkan PERDA Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Susunan

Organisasi/Lembaga Teknis Daerah berbentuk Dinas.

Berdasarkan PERDA No.7 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi Dinas,

Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah

sebagai berikut:

1. 1 Orang Kepala Dinas

2. 1 Orang Sekretariat

3. 3 Orang Kepala Bidang

(46)

Dengan kondisi tersebut maka Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan berupaya mengoptimalkan sumber daya yang

ada. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah agar

lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab maka

(47)
(48)

5.2.1 Strategi Pengembangan Objek Wisata Danau Siais

Perencanaan strategis merupakan tindakan awal yang perlu dibuat oleh

pemerintah dalam rangka menentukan strategi-strategi yang efektif untuk

digunakan dalam mengembangkan sektor pariwisata, karena lebih bersifat

komprehensif, lebih memfokuskan pada lingkungan secara keseluruhan, baik

lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Keputusan-keputusan tersebut

perlu dilihat dari sudut pandang visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan

organisasi untuk mengetahui strategi yang paling cocok.

Visi dari Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata yaitu Terwujudnya

Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Tapanuli Selatan yang Berwawasan

Kebangsaan, Terampil, Mandiri, Sehat, Berprestasi dan Berdaya Saing Yang

Dilandasi Iman dan Taqwa .

Dalam rangka mewujudkan visi Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan maka ditetapkan Misi Pembangunan periode

2010-2015 yaitu:

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda atas bahaya

narkotika, psikotropika dan obat-obatan terlarang lainnya.

7. Mengembangkan kegiatan-kegiatan positif yang memfasilitasi pengembangan

bakat dan minat generasi muda dalam bidang olahraga kesehatan,

kewirausahaan, kepeloporan pemuda serta kebangsaan yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945 dalam kerangka NKRI.

8. Meningkatkan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang dan

berkelanjutan melalui tahap pengenalan olahraga, pemanduan, pengembangan

(49)

9. Memberdayakan pengembangan IPTEK keolahrgaan dalam upaya mendukung

peningkatan mutu pembinaan serta pengembangan sarana dan prasarana

olahraga.

10. Mendata dan memberdayakan potensi alam seperti danau, sungai, gunung dan

sumber daya alam lainnya untuk dapat dijadikan tempat penyelenggaraan

even-even olahraga tertentu.

11. Menjalin kerjasama meningkatkan dan memberdayakan organisasi

kepemudaan dan olahraga dalam rangka mendorong efetifitas jaringan kerja

bidang kepemudaan dan olahraga.

12. Meningkatkan kemitraan antara pemerintah, pelaku olahraga, masyarakat serta

dunia usaha dalam upaya pengembangan sarana dan prasarana olahraga

sehingga terwujudnya industri olahraga daerah, nasional, maupun

internasional.

Dari Rencana Strategik Tahun 2011-2015, tujuan pemerintah di bidang

pariwisata yaitu meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan

nusantara ke objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan serta

terjaga dan terlestarikannya kebudayaan-kebudayaan Tapanuli Selatan.

Rencana kerja Pemerintah Daerah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan

Parwisata yaitu menjalin kerjasama dengan media cetak dan elektronik skala

nasional dan internasional.

Pengembangan pariwisata diutamakan pada objek wisata yang dapat

meningkatkan Pendapatan Asli daerah serta memperluas usaha bagi masyarakat

(50)

Peraturan mengenai pengembangan kawasan wisata di kabupaten Tapanuli

Selatan belum ada, semua masih berpedoman pada Undang-undang Nomor 10

Tahun 2009.

5.2.2 Strategi Pemasaran Objek Wisata Danau Siais

Kegiatan pengembangan dan pemasaran pariwisata merupakan kebutuhan

yang harus dilaksanakan secara terus menerus. Pelaksanaan pengembangan dan

pemasaran objek wisata tidak terlepas dari perlunya dukungan sarana dan

prasarana yang memadai. Hal ini menghendaki adanya keterlibatan stakeholder

baik pihak swasta maupun pemerintah serta masyarakat dalam rangka

mengakomodir kebutuhan sesuai peruntukan kondisi objek secara terintegrasi

dalam sebuah perencaan yang bermuara pada perwujudan kepentingan timbal

balik dengan kata lain masing-masing pihak dibutuhkan sesuai peranan dan

tanggung jawabnya.

Berikut merupakan strategi pemasaran objek wisata Danau Siais oleh

Dinas Pemuda Olahraga, dan Pariwisata ditinjau dari bauran pemasaran jasa.

1. Produk, Danau Siais memiliki keindahan yang mempesona. Sarana dan

prasarana serta fasilitas mulai dikembangkan dan dilengkapi.

Kegiatan-kegiatan yang menarik kunjungan wisatawan yaitu camping di pinggir

danau, berkeliling danau, atau sekedar menikmati pemandangan alam.

2. Price (harga), dari segi harga, untuk masuk ke lokasi wisata Danau Siais,

pengunjung dikenakan biaya masuk Rp.3000.

3. Promosi, promosi yang pernah dilakukan yaitu melalui media massa,

televisi, dan juga brosur. Promosi juga dilakukan di even Pekan Raya

(51)

4. Place (lokasi), Hingga saat ini pemerintah masih terus melakukan

upaya-upaya peningkatan kualitas sarana dan prasarana menuju kawasan wisata

Danau Siais.

5. People, pengelola khusus yang memberikan pelayanan kepada para

pengunjung tidak ada. Masyakarat sekitar Danau Siais lah yang

memberikan pelayanan kepada para pengunjung.

6. Proses, untuk memasuki lokasi wisata Danau Siais, pengunjung tidak akan

dibebankan dengan berbagai macam retribusi.

7. Customer Service, masyarakat sekitar Danau Siais yang memberikan

(52)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sebelum menentukan bauran pemasaran, perusahaan atau lembaga terlebih

dahulu menentukan segmentasi, targetting, positioning produknya. Segmentasi

demografis yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa Danau Siais

didominasi oleh pengunjung laki-laki, meskipun tidak signifikan yaitu 56.7%.

Pekerjaan para pengunjung yaitu Pegawai Negeri Sipil 30.9%, Wiraswasta 24.7%

dan pelajar 23.8%. Ditinjau dari segmentasi geografis, pengunjung lebih banyak

berasal dari luar kota yaitu 56.7%, dan 43.3% dari dalam kota. Hal ini

dikarenakan Kota Padangsidimpuan sebagai daerah tetangga masuk kategori luar

kota. Kota Padangsidimpuan sendiri jaraknya kurang lebih 63 Km dari Danau

Siais. Targetting atau target pasar dari kegiatan pengembangan kawasan Danau

Siais sendiri adalah setiap orang yang mempunyai keinginan berwisata khususnya

mereka yang mencintai wisata alam. Positioning kegiatan pengembangan Danau

Siais sendiri adalah Danau Siais merupakan tempat yang terbaik berlibur bersama

orang-orang terdekat untuk menikmati keindahan alam.

6.1 Identitas Responden

Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada para pengunjung di objek

wisata Danau Siais mengenai strategi pengembangan dan pemasaran objek wisata

Danau Siais. Diperoleh penjelasan dari 97 responden mengenai identitas mereka.

(53)

Tabel 6.1. Identitas responden

Kriteria Keterangan N Presentase

(%)

Jenis Kelamin a. Laki-laki 55 56.7

b. Perempuan 42 43.3

Daerah Asal a. Dalam Kota 42 43.3

b. Luar Kota 55 56.7

c. Luar Negeri 0 0

Pekerjaan a. Pelajar 23 23.8

b. Pegawai Negeri Sipil 30 30.9

c. TNI/POLRI 0 0

d. Wiraswasta 24 24.7

e. Lainnya 20 20.6

Perjalanan Wisata

a. Sendiri 0 0

b. Rombongan 31 32

c. Keluarga 64 66

d. Pasangan 2 2

Informasi a. Koran, majalah 4 4.1

b. Brosur, leaflet 2 2

c. TV/Radio 7 7.3

d. Teman/Keluarga 83 85.6

e. Lainnya 1 1

Alat Transportasi a. Umum 0 0

b. Sewaan 8 8.3

c. Pribadi 89 91.7

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Dari tabel dapat dilihat bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 56.7% dan perempuan sebanyak 43.3.1%. Jumlah ini sebenarnya tidak

terlalu berbeda jauh antara laki-laki dan perempuan. Jumlah laki-laki lebih banyak

karena pada umumnya laki-laki lebih berani dalam melakukan perjalanan. Untuk

daerah asal responden, mayoritas responden berasal dari luar kota, yaitu sebanyak

56.7%, sisanya 43.3.1% dalam kota dan tidak ada pengunjung yang berasal dari

luar negeri. Dalam hal ini, Kota Padangsidimpuan masuk dalam kategori luar kota.

Hal ini yang menyebabkan pengunjung lebih banyak berasal dari luar kota. Untuk

pekerjaan responden, hampir sama rata persentasenya yaitu, 30.9% Pegawai

(54)

Kemapanan wisatawan menjadi salah satu penyebab adanya keinginan untuk

melakukan kegiatan wisata.

Perjalanan yang dilakukan responden didominasi oleh perjalanan bersama

keluarga yaitu sebesar 66%, rombongan 32%, pasangan 2%. Persentase jumlah

perjalanan wisata bersama keluarga lebih besar karena motivasi kunjungan wisata

di Indonesia memang paling dominan. Menghabiskan waktu berlibur bersama

keluarga di akhir minggu atau di hari libur. Untuk rombongan sendiri pada saat

peneliti menyebarkan kuesioner, mahasiswa dari Universitas Graha Nusantara

sedang melakukan kegiatan dari kampus. Informasi mengenai keberadan objek

wisata Danau Siais sebagian besar diperoleh dari teman/keluarga yaitu sebesar

85.6%, dari TV/radio sebesar 7.3.1%, brosur/leaflet sebesar 2%, koran/majalah

4.1%, lainnya 1%. Informasi mengenai keberadaan Danau Siais lebih di dominasi

dari teman/keluarga karena informasi tentang promosi Danau Siais sangat minim.

Responden yang mengetahui informasi dari TV menyatakan pernah melihat

beritanya di saluran televisi swasta yaitu Tivione dan Trans7. Alat transportasi

yang digunakan oleh responden didominasi penggunaan kenderaan pribadi yaitu

sebanyak 91.7%, sewaan 8.3.1%, dan umum 0%. Alat transportasi pribadi

mendominasi karena transportasi umum menuju kawasan objek wisata Danau

(55)

6.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan diuraikan hasil penjelasan kuesioner yang diisi oleh

para pengunjung kawasan objek wisata Danau Siais ditinjau dari indikator bauran

pemasaran jasa.

6.2.1 Analisis Penjelasan Responden Atas Indikator Product (Produk)

Produk wisata merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

wisatawan untuk mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata. Produk wisata dapat

berupa alam, budaya. Pada indikatorproduct(produk).

1. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais

Keindahan alam Danau Siais merupakan salah satu modal dasar dalam

pengembangan kawasan Danau Siais menjadi salah satu objek wisata yang

menarik. Pemerintah diharapkan mampu memanfaatkan modal dasar

tersebut. Keindahan alam yang disajikan Danau Siais dapat dilengkapi

dengan penambahan fasilitas pendukung. Hal ini akan membuat

pengunjung semakin tertarik untuk datang berkunjung.

Table 6.2. Respon atas keindahan objek wisata Danau Siais

Keterangan Sangat Indah Sekali

Sangat Indah

Indah Kurang

Indah

Sangat Tidak Indah

Total

Bobot 5 4 3 2 1

Jumlah 3 24 60 9 1 97

Nilai 15 96 180 18 1 310

Rata-rata 3,19

(56)

2. Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata Danau

Siais.

Sebagai objek wisata yang baru dikembangkan, jenis atraksi wisata yang

ada di Danau Siais memang masih sedikit. Atraksi wisata yang ada

menyuguhkan keindahan alami Danau Siais, wisatawan juga dapat

berkeliling Danau Siais dengan menggunakan kapal atau perahu milik

masyarakat setempat. Kepada Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata

hendaknya membuat program pelaksanaan atraksi wisata di kawasan

wisata Danau Siais. Ini bertujuan menambah minat para pengunjung untuk

mengunjungi kawasan wisata Danau Siais.

Tabel 6.3 Respon atas ketertarikan atraksi wisata yang ada di objek wisata

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

3. Respon atas kelengkapan fasilitas yang ada di objek wisata Danau Siais.

Fasilitas yang telah disediakan di objek wisata Danau Siais yaitu

penginapan, shelter-shelter tempat menikmati keindahan alam Danau Siais,

kapal atau perahu yang dapat disewa berkeliling danau. Respon wisatawan

atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada

(57)

Table 6.4. Respon atas kelengkapan fasilitas di objek wisata Danau Siais.

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

4. Respon atas kualitas dari fasilitas di objek wisata Danau Siais.

Pemerintah dalam hal ini dapat melakukan kerjasama dengan masyarakat

atau pihak swasta dalam penyediaan fasilitas di kawasan wisata Danau

Siais. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan ketersediaan dan

kualitas fasilitas dapat selalu terjaga. Respon wisatawan atas kualitas

fasilitas di objek wisata Danau Siais dapat dilihat pada Tabel 6.5

Tabel 6.5. Respon atas kualitas dari fasilitas di Objek Wisata Danau Siais .

Sumber: Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

5. Respon atas kebersihan objek wisata Danau Siais.

Kebersihan kawasan wisata menjadi salah satu faktor penting agar

pengunjung merasa betah untuk tinggal. Kebersihan di kawasan Danau

Siais hendaknya menjadi salah satu perhatian pemerintah. Penyediaan

fasilitas kebersihan serta petugas kebersihan sangat diperlukan. Dinas

Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata dapat juga menyediakan petugas

Gambar

Tabel 2.1 Matriks SWOT
Gambar 3.1  Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Dinas Pemuda, Olahraga, dan PariwisataKabupaten Tapanuli Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan khusus penelitian adalah dapat diketahui partisipasi ibu menyusui pada Kelompok Pendukung ASI di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul; dapat diketahui keber-

Aroma yang dihirup tidak hanya membuat pikiran dan perasaan seseorang tergugah atas kenangan atau peristiwa yang indah dan menyenangkan pada masa lalu, tetapi dapat juga

Pada saat material yang digunakan diberikan gaya tertentu, ruang berubah bentuknya saja yang berubah, tetapi terdapat perubahan topologi (hubungan) dari

Jika perangkat ini menyebabkan interferensi berbahaya pada penerimaan sinyal radio atau televisi, yang dapat ditentukan dengan mematikan lalu menghidupkan lagi perangkat ini,

Pada pasien isolasi sosial tanda dan gejala dari respon kognitif meliputi perasaan tidak berguna, merasa kesepian atau ditolak oleh orang lain, tidak mampu

Dari hasil ini menunjukkan bahwa dalam simulasi data curah hujan harian dengan stokastik rantai Markov perlu melakukan uji kehandalan model dan distribusi yang

Poligami yang dipandang sebagai alternatif solusi dari pada perzinaan, itu pun dipandang secara sepihak yaitu kepentingan suami saja. Contoh seorang suami berkeinginan

Strategi $& - Berbantuan Interaktif Kelas X”. Pemilihan materi suhu dan kalor, dikarenakan hasil pantauan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik