• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGELOLAAN DESA WISATA KUNGKUK UNTUK MENARIK MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA PENGELOLAAN DESA WISATA KUNGKUK UNTUK MENARIK MINAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI KOTA BATU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Endro Hartono

Dosen Manajemen Kepariwisataan Sekolah Tinggi Pariwisata Satya Widya Surabaya

Jl. Bendul Merisi Utara VIII/23 Surabaya Email : endrohartono1951@gmail.com

Abstract :

Batu City area which is identical with mountainous area is a cluster of natural tourism in Malang area. The stone and its surroundings have beautiful natural scenery and cool bushes. This, will be a tourist attraction to visit and enjoy the Rock as a tourist area of the mountains. One of the tourist areas in Batu is kampong wisata Kungkuk. As one of the Tourism Village in Batu City that has great potential to be developed into a favorite tourist area, it is necessary to study deeply about the elements of attraction in the region Kungkuk. For example is a tourist attraction that can be displayed or outbound tours (outdoor recreation) that can be sold and add tourist attraction to visit Kampung Wisata Kungkuk in Batu City. Therefore, conducted a study to analyze the potential of Kampung Kungkuk in order to attract tourist visits, as well as to analyze the management system of Kampung Kungkuk tourism. The research design used is descriptive qualitative research. While the data source obtained from Primary Data and Secondary Data. Data were collected in various ways Observation, Questionnaire, and Library Studies. The data obtained then in the analysis with SWOT analysis method to determine the right strategy in the management of Kungkung tourism village in Batu City. The results of the analysis of research is Kampung Kungkuk can be used as tourism potential in Batu, especially outdoor recreation. To increase tourist visits, still needed guidance to the Kungkuk Community about the tourism awareness because Kungkuk already has a potential market share, especially special interest tourists.

Key Word : tour village, outdoor recreation, SWOT analysis Abstrak

Wilayah Kota Batu yang identik dengan daerah pegunungan merupakan cluster wisata alam di wilayah Malang. Batu dan sekitarnya memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk. Hal ini, akan menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan wisata pegunungan. Salah satu daerah wisata yang ada di Batu adalah kampong wisata Kungkuk. Sebagai salah satu Kampung Wisata di Kota Batu yang berpotensi besar untuk untuk dikembangkan menjadi daerah wisata favorit, maka perlu adanya kajian yang mendalam tentang unsur-unsur yang menjadi daya tarik yang ada di wilayah Kungkuk. Sebagai contoh adalah atraksi wisata yang bisa ditampilkan atau wisata outbound (outdoor recreation) yang dapat dijual dan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Wisata Kungkuk di Kota Batu. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menganalisis potensi yang dimiliki Kampung Kungkuk agar dapat menarik kunjungan wisatawan, serta untuk menganalisis sistem pengelolaan kampung wisata Kungkuk. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan sumber data diperoleh dari Data Primer dan Data sekunder. Data dikumpulkan dengan

(2)

berbagai cara Observasi, Kuesioner, dan Studi Pustaka. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan metode analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengelolaan kampong wisata Kungkung di Kota Batu. Hasil analisis dari penelitian adalah Kampung Kungkuk dapat dijadikan potensi wisata di Batu, terutama outdoor recreation. Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, masih dibutuhkan pembinaan terhadap Masyarakat Kungkuk tentang sadar wisata karena Kungkuk telah memiliki pangsa pasar potensial, terutama wisatawan minat khusus.

Kata Kunci : Kampung Wisata, outdoor recreation, Analisis SWOT PENDAHULUAN

Jawa Timur adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa yang mempunyai kekayaan dan potensi pariwisata di setiap daerah yang menjadi wilayahnya. Secara garis besar, peta wisata Jawa Timur terbagi dalam Wilayah Timur dan Selatan, dimana pada umumnya adalah wisata alam yang disebut sebagai ekowisata dan agrowisata. Wisata alam yang ada di Jawa Timur adalah pantai, hutan lindung, serta taman nasional, dan perkebunan. Jawa Timur sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia, memiliki sekurangnya 250 potensi pariwisata yang tidak kalah dengan dengan daerah daerah lain di sekitar Jawa Timur, seperti Yogyakarta, Jawa Tengah,dan Bali. Potensi Pariwisata yang ada di Jawa Timur belum digarap secara optimal, sehingga wisatawan yang datang ke Jawa Timur masih lebih sedikit dibanding dengan wisatawan yang datang ke daerah wisata lain diluar provinsi Jawa Timur.

Kondisi ini menimbulkan pemikiran bagi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur, bagaimana membuat wisatawan tertarik untuk datang mengunjungi obyek wisata yang ada di Jawa Timur, mengingat Jawa Timur juga mempunyai pemandangan alam yang indah, peninggalan sejarah yang megah, budaya yang menarik, dan tradisi yang unik. Secara geografis, Jawa Timur sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia memiliki posisi yang strategis karena berada di antara tiga daerah tujuan wisata besar, yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali. Hal ini, dapat digunakan sebagai peluang dengan menawarkan diversifikasi produk pariwisata yang berbeda, sehingga dapat menambah varitas dan keunggulan komparatif dan koridor pariwisata Jawa-Bali (Java Bali Overland).

Pengembangan potensi pariwisata Jawa Timur menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan untuk penerimaan asli daerah dan devisa negara, memperluas dan pemerataan kesempatan kerja, terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi obyek wisata, dengan tetap menjaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestariannya, serta terpeliharanya kelestarian lingkungan hidup. Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan potensi pariwisata, Pemerintah Daerah Jawa Timur menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) No. 16/1988 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA), yang di dalamnya diatur tentang penataan dan pengembangan pariwisata Jawa Timur. Selain itu, juga memberikan arah bagi pengembangan pariwisata melalui pendekatan system yang terpadu dengan memperhatikan kriteria ekonomis, teknis, sosial budaya, pelestarian alam, dan tidak merusak lingkungan.

Wilayah Kota Batu yang identik dengan daerah pegunungan merupakan cluster wisata alam di wilayah Malang. Kota Batu dikelilingi beberapa gunung. Sebagaimana layaknya wilayah pegunungan yang subur, Batu dan sekitarnya juga memiliki panorama alam yang indah dan berudara sejuk. Hal ini, akan menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati Batu sebagai kawasan wisata pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri. Selain wisata pegunungan, Batu juga banyak menyimpan situs dan bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang menjadi obyek kunjungan wisata hingga

(3)

saat ini. Salah satu daerah wisata yang ada di Batu adalah kampong wisata Kungkuk. Kungkuk adalah sebuah kampung yang terletak di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Kampung ini terletak diantara Gunung Panderman di sebelah Selatan dan Gunung Arjuno di sebelah Utara, dan dirancang khusus sebagai kampung wisata. Kampung Kungkuk memiliki panorama alam yang indah dan menarik untuk dinikmati wisatawan sebagai lokasi berekreasi, bersantai ataupun refreshing.

Sebagai salah satu Kampung Wisata di Kota Batu yang berpotensi besar untuk untuk dikembangkan menjadi daerah wisata favorit, maka perlu adanya kajian yang mendalam tentang unsur-unsur yang menjadi daya tarik yang ada di wilayah Kungkuk. Sebagai contoh adalah atraksi wisata yang bisa ditampilkan atau wisata outbound (outdoor recreation) yang dapat dijual dan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kampung Wisata Kungkuk di Kota Batu.

Oleh karena itu, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah potensi yang dimiliki Kampung Kungkuk dapat diberdayagunakan sebagai kampung wisata dan bagaimana strategi pengelolaannya untuk memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki Kampung Kungkuk”. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis potensi yang dimiliki Kampung Kungkuk agar dapat menarik kunjungan wisatawan, serta untuk menganalisis sistem pengelolaan kampung wisata Kungkuk.

KAJIAN PUSTAKA Pariwisata

Beberapa pengertian pariwisata menurut para ahli, adalah: (1) Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas, serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah; (2) Menurut Suwantoro (1997), Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya, karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.

Kampung Wisata

Kampung Wisata adalah Suatu kawasan perkotaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian suatu kawasan di perkotaan, baik dari kehidupan social, ekonomi, budaya, adat istiadat, dan keseharian. Selain itu, juga memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang wilayah yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik, serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya.

Persyaratan sebagai Kampung Wisata, antara lain adalah: (1) Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi; (2) Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan local, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata; (3) Masyarakat dan aparat setempat menerima dan memberikan dukungan terhadap keberadaan kampung wisata, beserta para wisatawan yang datang berkunjung; (4) Keamanan wilayah kampung tersebut terjamin; (5) Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. Pembangunan kampung wisata bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan kepariwisataan, menggali potensi daerah untuk pembangunan masyarakat di sekitarnya, memperluas lapangan kerja, mengurangi urbanisasi.

(4)

Untuk mendukung kegiatan pariwisata, diperlukan sumber daya yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya budaya. Menurut Damanik dan Weber (2006), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata alam adalah keajaiban dan keindahan alam (topografi), keragaman flora dan fauna, kehidupan satwa liar, vegetasi alam, ekosistem yang belum terjamah manusia, rekreasi perairan (danau, sungai, air terjun, pantai), lintas alam (tracking, rafting), obyek megalitik, suhu dan kelembapan udara yang nyaman, dan sebagainya. Selain sumber daya alam, sumber daya manusia juga merupakan sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata. Hampir setiap kegiatan pariwisata pasti memerlukan sumber daya manusia untuk menggerakkannya. Sebagai salah satu industri jasa, maka sikap dan kemampuan petugas akan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan kepada wisatawan. Hal ini akan berdampak langsung pada kenyamanan dan kepuasan atas kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan. Demikian juga, sumber daya budaya juga mempunyai peran yang penting dalam pengembangan pariwisata. Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata, antara lain adalah: (1) Bangunan bersejarah, monument, museum, galeri seni, situs budaya kuno, dan sebagainya; (2) Seni dan patung kotemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, dan sebagainya; (3) Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, festival dan sebagainya; (4) Kegiatan dan cara hidup orang masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar, tehnologi tradisioanal, cara kerja dan sistem kehidupan setempat; dan sebagainya.

Daya tarik wisata merupakan unsur penting dalam system pariwisata karena dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dalam mengunjungi suatu obyek wisata. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilaiyang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Menurut Yoeti (1985), Daya tarik wisata atau “Tourist Attraction” adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Sedangkan, Pendit (2003) mendefinikan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Berdasar beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai daya tarik, keunikan dan nilai yang tinggi, dan menjadi tujuan bagi wisatawan untuk mengunjungi. Jenis-jenis daya tarik wisata menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 adalah daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, daya tarik wisata buatan atau binaan manusia, dan daya tarik wisata minat khusus. Menurut Gartner (1996) terdapat 5 kriteria untuk mengkaji suatu obyek daya tarik wisata, yaitu: (1) Kualitas (Quality), (2) Otentisitas (Authenticity), (3) Keunikan ( Uniqueness), (4) Keragaman aktivitas (activity expansion), dan (5) Menarik pengunjung (drawing power).

Pengertian Wisatawan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan adalah orang yang melakukan wisata. Karakteristik Wisatawan, terdiri dari: Wisatawan Asing, Wisatawan Nusantara, Wisatawan Transit, dan Wisatawan Bisnis. Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi kepariwisataan, karena motivasi merupakan pendorong dari suatu proses perjalanan wisata, walaupun seringkali motivasi ini tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri (Sharpley, 1994) dan (Wahab, 2000). Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Menurut Murphy (1985) dalam Sharpley (1994), menjelaskan bahwa motivasi untuk melakukan perjalanan dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: (1)

(5)

Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis); (2) Cultural motivation (motivasi budaya); (3) Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat social); (4) Fantasy motivation (motivasi karena fantasi). Sadar wisata adalah sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat untuk mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sapta pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industry pariwisata. Unsur-unsur yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industry pariwisata adalah Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, dan Kenangan (pengalaman yang berkesan).

METODOLOGI PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian, yaitu penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Sedangkan sumber data diperoleh dari Data Primer dan Data sekunder. Data dikumpulkan dengan berbagai cara, yaitu: (1) Mengadakan observasi dan kemudian membuat catatan tentang hal-hal yang diamati; (2) Menyediakan kuesioner yang diisi pengunjung Kampung Wisata Kungkung; (3) Melakukan studi pustaka dan mencatat referensi dan teori-teori pendukung penelitian. Tempat/lokasi penelitian adalah Kampung Wisata Kungkuk yang terletak di Desa Punten Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Malang. Bagan alir pelaksanaan penelitian disajikan pada Gambar 1. Terlihat bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT untuk menentukan strategi yang tepat dalam pengelolaan kampong wisata Kungkung di Kota Batu.

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian

Yang menjadi populasi atau subyek penelitian adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, Pengelola Kampung Wisata Kungkuk, dan Wisatawan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Accidential Sampling, dimana

(6)

sampel diambil dengan pertimbangan tertentu yang tidak dirancang pertemuannya terlebih dahulu. Teknik Analisis Data yang digunakan adalah: (1) Teori 4A (Attraction (Daya Tarik), Accesibility (Akses), Amenities (Fasilitas), Ancillary (Kelembagaan)); (2) Analisis SWOT untuk mengetahui Kekuatan (Strenght), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity), serta Ancaman ( Threats) dari Kampung Wisata Kungkruk; (3) Menyusun TOWS Matriks yang digunakan untuk menentukan formulasi strategis berdasar hasil analisis SWOT. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Kampung Kungkuk yang berada di lokasi wisata Kota Batu dan bertetangga dengan Taman Wisata Selecta yang sudah lebih dulu terkenal di Jawa Timur. Pada tahun 2009, masyarakat sekitar Kampung Kungkuk menilai bahwa Kungkuk memiliki potensi untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai kampung wisata dengan melihat beberapa hal, seperti panorama yang indah, kehidupan masyarakat sekitar yang masih mempertahankan tradisi budayanya, serta mata pencaharian mayoritas dari masyarakatnya adalah petani buah dan sayur. Sehingga muncul ide untuk mengelola Kungkuk menjadi sebuah kampung wisata dan dikemas sebagai wisata edukasi. Awal mula dibentuk Kampung Wisata Kungkuk adalah bertujuan untuk: (1) Memanfaatkan potensi yang ada di Kampung Kungkuk; (2) Menambah pendapatan masyarakat setempat; (3) Menjadikan sebuah obyek wisata yang berbasiskan edukasi dengan mencanangkan program-program untuk pendidikan; (4) Menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Kampung Kungkuk.

Kampung Kungkuk mempunyai 2 RW (Rukun Warga), dimana pada awalnya RW 1 mengelola sebagian wilayah dengan atraksi wall climbing, tubbing river, ternak sapi dan memerah susu sapi. Sedangkan RW 2 mengelola atraksi trail adventure, petik apel, petik jeruk, wisata edukasi alam, berkuda, camping ground, dan outbound. Namun seiring berjalannya waktu, ke 2 RW tersebut bergabung menjadi satu kesatuan untuk mengelola Kampung Kungkuk. Selain itu, atraksi wisata juga menampilkan kegiatan seni dan budaya, seperti tari santar, bantengan, jaran kepang, upacara adat Kungkuk, serta karnaval pakaian tradisional Kungkuk. Kampung Kungkuk memiliki berbagai fasilitas yang menunjang pariwisata agar lama tinggal wisatawan menjadi lebih panjang. Fasilitas pendukung yang tersedia di Kampung Kungkuk adalah Homestay, Villa, Base Camp, Parkir, dan Masjid. Untuk menuju ke Kampung Kungkuk ada berbagai alternative kendaraan yang bisa digunakan, baik dengan menggunakan mobil pribadi, sepeda motor, maupun angkutan umum.

Upaya-upaya yang telah ditempuh untuk suksesnya pembangunan pariwisata, adalah: Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM); (2) Melaksanakan pola kemitraan yang dapat saling menguntungkan antara pihak pengelola desa wisata dengan para pengusaha pariwisata; (3) Melakukan promosi dengan melalui berbagai media; (4) Menyelenggarakan festival/pertandingan yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjungi Kampung Wisata Krungkuk; (5) melakukan kerjasama dengan Universitas dengan melakukan kegiatan Kuliah Kerja Praktek Lapangan (KKPL) bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. Manfaat yang diperoleh dengan adanya Kampung Wisata Krungkuk adalah meningkatkan perekonomian nasional, regional, dan masyarakat local, membuka lapangan kerja bagi masyarakat Kampung Kungkuk, memperluas wawasan dan cara berfikir masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, menggugah sadar lingkungan (Darling) bagi masyarakat akan pentingnya memelihara dan melestarikan lingkungan bagi kehidupan manusia kini dan di masa datang. Dalam hal pembiayaan, Pemerintah Daerah bertindak sebagai fasilitator pembangunan kampung wisata ini, seperti

(7)

membangun fasilitas umum. Penyelenggaraan usaha kepariwisataan, beserta fasilitasnya, diserahkan kepada swasta, koperasi dan perorangan.

Rencana Pengembangan Kampung Wisata Kungkuk

Upaya pengembangan kampung wisata dengan melibatkan penduduk lokal bukan hal yang mudah. Kemampuan kewirausahaan merupakan kunci bagi pemberdayaan social ekonomi masyarakat. Dukungan pemerintah dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat meliputi bantuan teknis dan permodalan, insentif, pendidikan sadar wisata dan pendidikan kewirausahaan akan sangat membantu dalam pembangunan sebuah kampong/desa untuk dijadikan sebuah daerah wisata.

Dalam rangka memperbaiki kondisi social dan ekonomi masyarakat Kampung Kungkuk, program yang akan dirancang oleh pemerintah setempat adalah memberikan pelatihan tentang kewirausahaan, memberikan pelatihan sadar wisata, memberikan bantuan hibah, serta membantu dalam promosi kepada masyarakat luas. Tujuan yang ingin dicapai dari program pengembangan ini adalah: (1) Upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat Dusun Kungkuk, Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu melalui program kampung wisata berdasarkan potensi internal dan eksternal; (2) Menerapkan metode pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui teori ekonomi rakyat investasi (ERIM); (3) Menerapkan Master Plan yang memadukan antara potensi wilayah dengan obyek usaha. Selain itu, sasaran umum untuk pengembangan Kampung Wisata Kungkuk adalah: (1) Program Induk Pengembangan Kampung Wisata yang menjamin pembangunan dan perkembangan yang sistematis dan berkelanjutan; (2) Program pemberdayaan alam dan lingkungan agar tercipta obyek wisata ramah lingkungan yang terpadu. Rancangan kegiatan dari program tersebut adalah: (1) Program Wisata Hunian Desa Kungkuk; (2)Program Hotel Wisata Desa Kungkuk; (3) Program Wisata Jogging Sport at Great Wall Kampung Wisata Kungkuk; (4) Wisata Adventure Hikingcross, Motocross, Offroad; (5) Wisata Outbound; (6) Air Minum Alami dari Sumber Mata Air Desa Kungkuk; serta (7)Pemberdayaan Hasil Usaha Tani.

Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan 2 metode analisis data, yaitu Analisis Teori 4A (Attraction, Accsesibility, Amenities, Ancillary) dan Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis data dengan menggunakan Teori 4A, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Attraction (Atraksi Wisata), di klasifikasikan menjadi 3, yaitu atraksi wisata dengan sumber daya alam (tubbing river, Jogging treck, trail adventure), atraksi wisata dengan sumber daya manusia (camping ground, outbound, wall climbing), serta atraksi wisata dengan sumber daya budaya (Tari santar, kuda lumping, dan bambu gila). Dari serangkaian atraksi wisata yang ada, ternyata belum menjadi sebuah paket wisata yang dikelola secara optimal; (2) Accesibility (Akses untuk mencapai daerah tujuan wisata), dimana akses untuk menuju Kampung Wisata Kungkuk sudah memadai, baik kondisi jalan maupun alat transportasi yang menunjang untuk menuju lokasi wisata; (3) Amenities (Fasilitas dan Jasa Pariwisata), dimana fasilitas yang tersedia adalah sebuah masjid, home stay, dan sebuah villa. Belum ada loket dan Tourist Information Centre, sehingga wisatawan masih kesulitan untuk mendapatkan informasi ataupun membeli paket-paket wisata yang ada di Kampung Kungkuk; (4) Ancillary Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia pendukung pariwisata), dimana belum dibentuk pengelola dalam sebuah organisasi yang resmi dan terarah untuk mengembangkan Kampung Wisata Kungkuk. Dinas pariwisata Kota Batu sudah merencanakan pengembangan

(8)

untuk Kampung Kungkuk, tetapi masih membutuhkan peran serta masyarakat setempat agar Kampung Kungkuk dapat dijadikan sebuah obyek wisata dengan berbasis masyarakat (Community Based Tourism).

Hasil formulasi strategi dengan menggunakan Matriks SWOT adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strengths)

1. Kampung Wisata Kungkuk memiliki atraksi wisata outbound.

2. Masyarakat Kampung wisata Kungkuk dapat menjual hasil pertaniannya kepada wisatawan, serta dapat menggunakan lahan pertaniannya sebagai atraksi wisata edukasi.

3. Akses yang mudah untuk menuju Kampung Wisata Kungkuk.

4. Kondisi Jalan di Kampung Wisata Kungkuk sudah baik.

5. Keindahan dan kebersihan Kampung Kungkuk dapat memberikan rasa nyaman bagi wisatawan.

6. Adanya hasil pertanian yang dapat dibawa pulang oleh wisatawan sebagai oleh-oleh khas Kampung Wisata Kungkuk.

Kelemahan (Weaknesses) 1. Tidak ada local guide dan

Tim SAR.

2. Paket wisata belum dikelola secara profesional. 3. Tidak ada Tourist

Information Centre dan Loket masuk kawasan wisata.

4. Belum ada pengelola yang jelas untuk mengelola Kampung Wisata Kungkuk. 5. Petunjuk arah kawasan

wisata yang tersedia belum terlihat jelas dari jalan raya. 6. Fasilitas belum tersedia

lengkap.

7. Oleh–oleh hanya berupa hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani Kungkuk.

8. Belum ada kerjasama dengan biro perjalanan wisata.

Peluang (Opportunities)

1. Memiliki pangsa pasar. 2. Masih tersedia lahan untuk

menambah atraksi wisata dan membangun fasilitas yang belum tersedia di Kampung Kungkuk. 3. Dapat dikunjungi setiap

saat, jadi memudahkan wisatawan untuk berkunjung.

4. Atraksi tambahan seperti tari-tarian dapat menjadi daya tarik kunjungan wisatawan.

SO Strategy

1. Kampung Wisata Kungkuk memiliki daya tarik bagi wisatawan, sehingga harus dipertahankan dan dikembangkan dengan menambahkan atraksi wisata lainnya, seperti air softgan.

2. Membangun fasilitas yang belum tersedia, seperti TIC, Kantor pengelola, dan unit kesehatan.

3. Mempertahankan dan mengembangkan keaneka ragaman atraksi, serta fasilitasnya.

4. Masyarakat diberikan pelatihan tentang sadar wisata dan pelatihan untuk menjadi local guide. 5. Meningkatkan hasil

pertanian petani Kungkuk, serta membudidayakan sayur dan buah lain. 6. Akses perlu ditingkatkan

dalam hal penyediaan layanan parkir untuk kendaraan besar, seperti bus.

WO Strategy

1. Membentuk lembaga pengelolaan yang professional.

2. Menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan Biro Perjalanan Wisata untuk mempromosikan Kampung Wisata Kungkuk.

3. Mengadakan fasilitas pendukung pariwisata, seperti TIC, Loket, Kantor pengelola, serta unit kesehatan.

4. Membekali dan membentuk masyarakat yang sadar wisata.

5. Memberikan pelatihan agar dapat menjadi pelaku wisata yang profesional. 6. Membuat petunjuk arah

yang jelas, agar wisatawan dapat lebih mudah menemukan lokasi

Kampung Wisata Kungkuk. 7. Membuat paket wisata

yang menarik, disertai dengan informasi yang jelas bagi wisatawan.

(9)

Ancaman ( Threats )

1. Letak/posisi yang berada di dalam kampung.

2. Ada Kampung Wisata/ Desa wisata lain yang telah terbentuk lebih dulu dan sudah memiliki banyak pengunjung.

3. Fasilitas yang tersedia kurang.

4. Informasi dan Paket wisata yang dibuat belum terprogram secara baik. 5. Adanya buah tangan yang

lebih menarik dari yang ada di Kampung Kungkuk.

ST Strategy

1. Meningkatkan publikasi promosi, baik media cetak, elektronik, maupun internet.

2. Memberikan petunjuk arah, agar letak/posisi daerah wisata dapat terlihat jelas oleh wisatawan.

3. Meningkatkan atraksi yang ada dengan didukung oleh pengelolaan dan fasilitas yang baik.

4. Dengan adanya something to buy yang berupa hasil pertanian, maka perlu ditingkatkan

keragamannya, baik dari hasil pertanian dan juga selain hasil pertanian.

WT Strategy

1. Meningkatkan promosi wisata Kampung Kungkuk untuk meningkatkan frekuensi kunjungan wisatawan.

2. Meningkatkan sikap ramah tamah yang diberikan oleh masyarakat, agar

wisatawan dapat lebih nyaman untuk tinggal di Kampung Wisata Kungkuk. 3. Membuat fasilitas yang

belum ada di Kampung Wisata Kungkuk. 4. Membuat struktur

organisasi dan Standart Operasional Prosedur untuk pengelolaan Kampung Wisata Kungkuk.

Berdasar hasil formulasi startegi dengan menggunakan matriks SWOT, terlihat bahwa dari strategi Strenght + Opportunity menyatakan Wisata Kungkuk memiliki daya tarik yang menarik wisatawan, sehingga harus dipertahankan dan dikembangkan dengan menambahkan atraksi wisata lainnya seperti air softgan. Selain itu, juga membangun fasilitas yang belum tersedia seperti TIC, Kantor pengelola, dan unit kesehatan. Berdasar hasil opini wisatawan, diperoleh informasi bahwa wisatawan datang ke Kampung Wisata Kungkuk dengan alasan ingin menikmati udara yang sejuk dan keindahan Kampung Wisata Kungkuk, serta untuk menikmati atraksi wisata yang ada. Wisatawan merasa senang karena dapat membawa oleh-oleh berupa hasil pertanian dari petani yang ada di Kampung Kungkuk seperti wortel, brokoli, jeruk, apel dan lain sebagainya.

Pada hasil strategi TOWS di Weakness + Opportunity, dijelaskan bahwa membentuk sebuah pengelolaan yang jelas, menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dan Biro Perjalanan Wisata agar Kampung Wisata Kungkuk dapat di publikasikan secara meluas. Selain itu, membuat paket wisata yang terprogram secara jelas agar wisatawan dapat lebih mudah untuk memilih kegiatan apa yang akan mereka lakukan selama di Kampung Wisata Kungkuk. Beberapa fasilitas umum yang belum tersedia perlu untuk ditambahkan agar wisatawan dapat lebih lama untuk tinggal di Kampung Wisata Kungkuk seperti TIC, Loket, Kantor pengelola dan Unit Kesehatan. Keberadaan local guide dan Tim SAR akan meningkatkan kepuasan dan keamanan wisatawan yang menikmati outbound, sehingga perlu diadakan pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam mendukung kepariwisataan di kampung Wisata Kungkuk.

Pada hasil SWOT di Stength + Threath, menjelaskan bahwa adanya petunjuk arah menuju lokasi sangat diperlukan, serta meningkatkan publikasi dengan menggunakan berbagai media guna untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Hasil dari opini wisatawan adalah mereka merasa senang akan berbagai atraksi wisata di Kampung Kungkuk, tetapi belum ditunjang dengan fasilitas yang memadai. Masyarakat Kungkuk hendaknya juga membuat oleh-oleh khas yang tidak hanya dari hasil pertanian petani sehingga oleh-oleh-oleh-oleh yang dibawa wisatawan lebih bervariasi.

Pada hasil strategy TOWS di Weakness + Threath menjelaskan bahwa meningkatkan ramah tamah itu perlu untuk dilakukan oleh masyarakat setempat,

(10)

serta membuat struktur organisasi yang jelas akan pengelolaan Kampung Kungkuk guna meningkatkan kunjungan wisatawan di Kampung Wisata Kungkuk. Dengan demikian, maka terdapat program prioritas yang dilakukan oleh Kampung Wisata Kungkuk, yaitu: (1) Dibentuknya lembaga yang mengelola Kampung Wisata Kungkuk; (2) Pembinaan masyarakat sekitar untuk penerapan sadar wisata; (3) Penataan tata ruang area outbound berupa Land Zoning dan Land Scaping; (4) Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk mendapatkan pemodalan dalam pembangunan Kampung Wisata Kungkuk; (5) Pembangunan dan pembenahan beberapa fasilitas sarana dan prasarana yang ada di Kampung Wisata Kungkuk; dan (6) Menjalin kerjasama dengan media dan Biro Perjalanan Wisata dalam rangka Publikasi dan Promosi.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dalam upaya pengelolaan Kampung Wisata Kungkuk untuk menarik kunjungan wisatawan dapat ditarik kesimpulan, yaitu: (1) Kungkuk adalah sebuah kampung yang memiliki alam yang indah dan dapat dikemas untuk dijadikan sebuah potensi wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan, terutama outdoor recreation yaitu sarana outbound dan edukasi di Kota Batu; (2) Masyarakat Kungkuk sangat ramah akan kedatangan wisatawan, tetapi masih perlu adanya pembinaan tentang sadar wisata; (3) Masyarakat Kungkuk yang sebagian besar adalah petani sayur dan buah, dimana hasilnya dapat dijual secara langsung kepada wisatawan yang datang berkunjung ke Kampung Kungkuk; (4) Kungkuk telah memiliki pangsa pasar potensial, terutama wisatawan minat khusus.

DAFTAR RUJUKAN

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: ANDI

Gartner, W. C.. 1996. Tourism Development. New York: International Thomson Publishing Company.

Pendit, Nyoman S. 2003. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Yogyakarta: Pratnya Paramitha.

Sharpley. 1994. Tourism, Tourism and Socciety. Huntingdom: ELM Publication. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Wahab, Saleh. 2000. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Gambar

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Itulah resep agar kita mendapatkan kebebasan untuk 'melakukan hal-hal sulit.' Mulailah di sini adalah pedoman pelaksanaan yang strategis untuk orang-orang muda yang

Implementasi Kebijakan yang dilaksanakan dengan memberdayakan Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) sebagai perpanjangan tangan antara pemerintah dengan masyarakat

Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan evaluasi secara komprehensif pada

Berdasarkan wawancara penulis dengan Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru mengenai cara yang diterapkan dalam pelaksanaan keamanan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel yaitu luas lahan, modal, dan tenaga kerja yang digunakan petani padi di Desa Binalawan Kecamatan Sebatik Barat

Dukungan Insentif fiskal dan pendanaan bagi Peningkatan Investasi dan Daya Saing Industri melalui pembenahan dan modernisasi sarana- prasarana, seperti :

Perkembangan industri yang tidak diikuti pembangunan jalan maka akan menimbulkan kemacetan yang sangat parah, dari latar belakang yang ada peneliti mencoba melihat bagaimana

Penggunaan akad pada produk pembiayaan BSM cicil emas tersebut telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor 77/DSN- MUI/V/2010 tentang jual beli