• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Analisis Potensi Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Analisis Potensi Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Fakultas Geografi

Oleh:

ANDHIKA SUTRISNO WIBOWO NIM E 100 110 010

Kepada

FAKULTAS GEOGRAFI

(2)
(3)
(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya

(5)

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ALAM KABUPATEN KOLAKA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

INTISARI

Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Potensi wisata alam yang dimiliki oleh daerah ini sangat besar dengan pesona keunikan dan keragaman yang memukau serta jarang ditemukan di tempat lain. Selama ini perkembangan objek wisata alam di daerah ini belum terkelola dengan optimal karena adanya beberapa kendala yang menghambat perkembangan tiap objek wisata alam. Terkait hal itu maka rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka, (2) faktor dominan apa yang menjadi pendukung dan penghambat objek wisata alam, dan (3) bagaimana strategi pengembangan objek wisata alam di Kabupaten Kolaka. Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengklasifikasi tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka, (2) Mengetahui faktor dominan pendorong dan penghambat pengembangan objek wisata alam, dan (3) Mengetahui strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan objek wisata alam. Metode pada penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena objek wisata secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Berdasarkan hasil analisis skoring tiap objek wisata alam, maka Sungai Tamborasi memiliki tingkat kategori potensi tinggi dengan sebagian besar variabel objek wisata ini adalah faktor pendukung, sedangkan Tanjung Malaaha merupakan objek wisata yang memiliki nilai skor terendah dengan kategori potensi sedang yang berarti faktor pendukung dan penghambatnya seimbang dalam karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan faktor pendukung objek wisata alam Kolaka ialah: panorama alam yang indah dan masih asli, keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan, kondisi keamanan yang baik, lengkapnya sarana perhubungan utama, dan memiliki ragam keunikan, dan faktor penghambat objek wisata alam Kolaka ialah: kendala pengembangan, terbatasnya sarana dan prasarana objek wisata alam, kurangnya transportasi umum untuk menjangkau tiap objek, kurangnya SDM professional untuk mengelola objek wisata, promosi objek wisata alam yang masih kurang dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Hasil analisis SWOT, arah prioritas pengembangan objek wisata alam ialah mempertahankan keragaman dan daya tarik wisata dengan cara meningkatkan intensitas perhatian langsung dari pihak berwenang, meningkatkan sarana dan prasarana penunjang berwisata, membuat website khusus untuk mempromosikan objek wisata, dan terakhir merencanakan pengembangan yang terkontrol dan professional dengan memanfaatkan semakin kooperatifnya pihak pemerintah dengan instansi lain.

(6)

2

ANALYSIS OF THE POTENTIAL DEVELOPMENT OF NATURAL ATTRACTION IN

KOLAKA REGENCY OF SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE

ABSTRACT

Kolaka Regency is a region in Southeast Sulawesi Province. Many potentials of natural tourism owned by this region with the unique enchantment and admirable variety which are seldom to be found in other places. So far, the development of the natural tourism in this area has not been managed optimally because there are several obstacles which obstruct the development of each natural tourism objects. Related to the above mentioned, the problem statements of this research are: (1) How is the potential level of the natural tourism objects in Kolaka regency? (2) What are dominant factors that support and obstruct the development of the natural tourism objects?(3) How is the development strategy of the natural tourism objects in Kolaka Regency?. The purposes of the research that want to be reached are: (1) To classify the potential level of the natural tourism objects in Kolaka regency. (2) To know the dominant factors that support and obstruct the development of the natural tourism object, and (3) To know the strategy of development which is applied in developing the natural tourism objects. The methode in this research is descriptive qualitative and quantitative. It is descriptive because this research aims to describe the phenomena of tourism objects systematically, factually, and accurately regarding the facts and the relations among phenomena which are studied. Based on the scoring analysis of each natural tourism object, Sungai Tamborasi has a category level of high potential with most of variables of these tourism objects are the supporting factors, meanwhile, Tanjung Malaaha is a tourism object that has the lowest score with the category of moderate potential that means that the supporting factors and the obstructive factors are equal in their characteristic. The results of the research showed that the supporting factors of the natural tourism objects of Kolaka are: the beautiful and original natural panorama, the society’s openness on the tourists, the good security, the completeness of the means of the main transportation, and the various uniqueness. The obstructive factors of the natural tourism objects of Kolaka are: the obstruction in the development, the limitation in the infrastructure of the natural tourism objects, the lack of public transportation for reaching each object, the lack of professional human resources to manage the tourism objects, the inadequate promotion of the natural tourism objects. From the results of the SWOT analysis, the priority direction of the development of these natural tourism objects is maintaining the variety and the tourism enchantment by increasing the intensity of direct attention from the authorities, increasing the infrastructure which supports the tourism, making a special website to promote the tourism objects, and finally, planning the controlled and professional development by the use of the more and more cooperative attitude of the government side on other agencies.

(7)

1. PENDAHULUAN

Petualangan kelompok manusia di muka Bumi, umumnya dirangsang oleh adanya daya tarik yang lebih kuat dari tempatnya bermukim dan bermasyarakat. Selain berpetualang, banyak pula kelompok manusia yang berkelana di alam bebas untuk melihat dan menyaksikan sesuatu yang belum pernah dijumpanya. Petualangan atau perkelenaan, memang banyak dilakukan oleh manusia atau kelompok manusia hingga sekarang. Hadirnya manusia membuat tata alam senantiasa berubah. Perubahan ini juga dipacu oleh perkembangan IPTEK, hingga semakin merangsang manusia untuk keluar dari lingkungan hidupnya untuk melawat ke belahan bumi yang lain. Melawat keluar dari lingkungan hidupnya selama beberapa hari atau lebih untuk menyaksikan keindahan tata alam, masyarakat, dan atau hasil binaan, disebut pariwisata. Berwisata memang memiliki arti luas, tetapi pada hakekatnya ada beberapa tujuan, antara lain disebabkan oleh kebutuhan untuk menyegarkan kembali rohani dan jasmani sesudah jenuh oleh kesibukan kerja sehari-hari (Darsoprajitno, 2002).

Indonesia dengan bentangan wilayah yang sangat luas yang didukung sumber daya alam yang beraneka ragam serta berpotensi untuk diolah dan dimanfaatkan. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional. Indonesia memiliki berbagai macam potensi pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya karena Indonesia memiliki bermacam-macam suku, adat-istiadat, dan kebudayaan yang karena letak geografis negara Indonesia sebagai negara tropis yang menghasilkan keindahan alam dan satwa (Yoeti, 2008).

Kabupaten Kolaka merupakan salah satu daerah yang secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Pada perkembangan pembangunannya telah banyak mengalami kemajuan dalam hal infrastruktur. terletak di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara dengan posisi memanjang dari utara ke selatan, tepatnya pada 3°37’ - 4°738’ lintang selatan dan 121°05’-121°46’ bujur timur. Wilayah ini terletak ±165 km dari Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Kota Kendari), merupakan pintu gerbang ekonomi sebelah barat Provinsi Sulawesi Tenggara yang dapat diakses dengan mudah melalui transportasi darat, laut, dan udara.

Objek wisata didaerah ini sangat beragam mulai dari objek wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat khusus. Keberadaan objek wisata alam Kolaka tidak bisa dipungkiri oleh tiap wisatawan yang berkunjung karena memiliki panorama yang indah dan eksotis, namun sampai saat ini pengembangan yang dilakukan terhadap objek wisata alam di Kolaka mengalami kendala. Beberapa kendala tersebut seperti daya tarik objek wisata belum optimal dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, belum optimalnya upaya promosi dan pemasaran dari produk wisata, stagnasi pengembangan produk pariwisata, penyediaan sarana dan prasarana objek wisata belum memadai, dan aksesibilitas untuk transportasi menuju tiap objek wisata masih belum memadai.

(8)

4

Aksesibilitas

Dapat dijangkau melalui jalur darat. Berjarak ±80 km kea rah utara dari Ibukota Kabupaten, karena letak posisinya yang berada tepat dipinggir jalan maka objek wisata ini sangat mudah dijangkau bagi wisatawan daj posisinya strategis karena berada dijalur Trans Sulawesi.

Akses untuk sampai diobjek wisata ini dibutuhkan dua jenis transportasi, tahap pertama melalui jalur darat kearah utara ±30 km dari Ibukota Kabupaten, selanjutnya menggunanakan perahu tradisional untuk mencapai tanjung tersebut yang hanya berjarak ±20 m dari Akses untuk mencapai objek wisata ini lebih mudah di jangkau melalui jalur darat ±20 km kea rah utara dari Ibukota Kabupaten menuju ke Kecamatan Samaturu Desa Sani-sani dengan kondisi jalan beraspal menuju objek sebagian kecil masih tergolong kurang baik.

Berjarak kurang lebih 30 km dari bandara Sangia Ni bandera Kolaka, objek wisata ini merupakan yang paling dekat untuk dijangkau oleh wisatawan dari luar Provinsi yang menggunakan

Daya Tarik

Memiliki 2 Objek wisata alam dalam satu lokasi:

 Sumber mata air yang keluar dari sela-sela batu dengan debit yang cukup deras menyerupai sungai dan langsung bermuara di pantai yang jarakanya ±20 meter sehingga dikenal sebagai sungai terpendek didunia.  Tak Juah dari muara sungai

terdapat pantai yang

Panorama alam yang indah, air yang jernih, dan ombak yang tenang.

Panorama alam yang indah, dengan hamparan pasir putih yang ekstotik.

Pasir yang memanjang mengikuti garis pantai, dengan panorama alam yang indah serta merupakan habitat kelelawar yang tinggal di pohon cemara dengan jumlah banyak.

Lokasi Desa Tamborasi, Kec. Iwomendaa Desa Malaaha, Kec. Samaturu Desa Sani-sani, Kec. Samaturu Desa Poturua, Kec. Watubangga Objek Wisata Sungai Tammboras i Tanjung Malaaha Tanjung Kayu Angin Pantai Poturua No 1. 2. 3. 4.

Tabel 1. Obyek dan Daya Tarik Wisata

(9)

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. bagaimana tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka?, dan

2. faktor dominan apa yang menjadi pendukung dan penghambat pengembangan objek wisata alam?

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. mengklasifikasi tingkat potensi objek wisata alam di Kabupaten Kolaka,

2. mengetahui faktor dominan pendorong dan penghambat pengembangan objek wisata alam, dan

3. mengetahui stategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan objek wisata alam.

2. TELAAH PUSTAKA

Konsep Geografi Pariwisata

Secara etimologis geografi terdiri dari kata geo atau gea yang artinya bumi, dan grafein yang artinya lukisan atau gambaran, jadi geografi diartikan sebagai ilmu yang melukiskan atau menggambarkan tentang bumi (Arjana, 2015). Menurut Alfandi (2001), dalam Arjana (2015), berpendapat bahwa geografi adalah ilmu yang menggunakan pendekatan holistik melalui kajian keruangan, kewilayahan, ekologi dan sistem serta historis untuk mendeskripsikan dan menganalisis, struktur, pola, fungsi dan proses interelasi, interaksi, interdependensi dan hubungan timbal balik dari serangkaian gejala, kenampakan atau kejadian, dari kehidupan manusia (penduduk), kegiatannya, budidayanya dengan keadaan lingkungannya di permukaan bumi.

Menurut World Tourism Organization (1995), dalam Arjana (2015), pariwisata adalah kegiatan orang-orang yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di suatu tempat di luar lingkungan biasanya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun secara berturut-turut untuk memanfaatkan waktu senggang, urusan bisnis dan tujuan lainnya. Menurut Arjana (2015), geografi pariwisata adalah studi yang menganalisis dan mendeskripsikan berbagai fenomena fisiogeografis (unsur-unsur lingkungan fisikal) dan fenomena sosiogeografis (unsur-unsur lingkungan manusia atau sosial budayanya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai, menarik untuk dikunjungi sehingga berkembang menjadi destinasi pariwisata.

Konsep Pengembangan Pariwisata

Berbagai kisi-kisi pemahaman mengenai destinasi pariwisata seperti halnya diadaptasikan dari banyak batasan pengertian yang telah diberikan oleh para pakarnya, pada intinya mengandung tujuan yang sama bahwa kerangka pengembangan destinasi pariwisata paling tidak harus mencakup komponen-komponen utama sebagai berikut (Sunaryo, 2013).

a. Objek dan daya tarik (atraksi) yang mencakup: daya tarik yang berbasis utama pada kekayaan alam, budaya, maupun buatan.

b. Aksesibilitas, yang mencakup dukungan sistem transportasi yang meliputi: rute atau jalur transportasi, fasilitas terminal, bandara, pelabuhan dan moda transportasi lainnya.

(10)

6

d. Fasilitas pendukung, yaitu ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, layanan kesehatan, dan sebagainya.

e. Kelembagaan, yaitu terkait dengan keberadaan dan peran masing-masing unsur dalam mendukung terlaksananya kegiatan pariwisata termasuk masyarakat setempat sebagai tuan rumah.

Faktor Penarik dan Penghambat Objek Wisata 1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah hal atau kondisi yang dapat mendukung atau menumbuhkan suatu kegiatan, usaha atau produksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, online). Faktor penarik dan pendorong suatu produk wisata (tourism supply side) yang biasanya berwujud sistem destinasi pariwisata akan terdiri atau menawarkan paling tidak beberapa komponen pokok sebagai berikut (Sunaryo, 2013).

a. Daya tarik wisata yang bisa berbasis utama pada alam, budaya atau minat khusus. b. Akomodasi atau amenitas, aksesibilitas dan transportasi (udara, darat, dan laut). c. Fasilitas umum.

d. Fasilitas pendukung pariwisata.

e. Masyarakat sebagai tuan rumah (host) dari suatu destinasi. 2. Faktor Penghambat

Pengembangan objek wisata pastilah tidak lepas dengan adanya faktor-faktor penghambat. Beberapa permasalahan yang menyebabkan kurangnya daya tarik objek wisata yang ada ialah belum dikelolanya dengan baik oleh pihak pemerintah yang berwenang dan belum tertatanya dengan baik aspek prasarana dan sarana yang sebenarnya dapat dijadikan daya dukung untuk pengembangan objek wisata di daerah ini. Keterbatasan prasarana dan sarana serta pengelolaan terhadapa potensia wisata masih belum optimal. Hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya alokasi anggaran dana yang diperuntukkan bagi pengembangan sektor pariwisata.

3. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara dan prosedur ilmiah yang diterapkan untuk melaksanakan penelitian, mulai dari menentukan variabel, menentukan populasi, menentukan sampel, mengumpulkan data, mengolah data, dan menyusunnya dalam laporan tertulis (Wardiyanta, 2006). Metodologi pada penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Bersifat deskriptif karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena objek wisata secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Komponen dalam metode penelitian ini meliputi penentuan daerah penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode pengolahan data, dan metode analisis data.

Penentuan Daerah Penelitian

(11)

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung obyek wisata alam (wisatawan) yang memanfaatkan obyek wisata di Kabupaten Kolaka dan masyarakat setempat yang telah berdiam di daerah tersebut minimal 5 tahun. Sampel penelitian untuk wisatawan ditetapkan secara accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data, maka dapat digunakan sebagai sampel. Setiap wisatawan yang dijumpai langsung diambil sebagai responden dan ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang. Sementara untuk sampel masyarakat lokal ditetapkan sebanyak 5 sampai 10 orang.

Jenis dan Sumber Data

Data primer pada penelitian ini diperoleh dari survey lapangan menyangkut objek yang akan diteliti dan disesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini pencatatan dan pengamatan langsung mengenai kondisi tiap-tiap obyek wisata alam di Kabupaten Kolaka. Data juga diperoleh dari wawancara terhadap responden berupa wisatawan dan masyarakat lokal pada lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data-data tersebut berupa: data kunjungan wisatawan, data objek wisata alam, data prasarana dan sarana, data aksesibilitas, data yang diperoleh dari BPS.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan oleh peneliti secara langsung terhadap objek penelitian melalui pengamatan/observasi langsung, wawancara (interview), sedangkan untuk pengumpulan data sekunder dilakukan melalui penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian, serta mencocokkan dengan data yang lain dan terbaru.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah peneliti sendiri yang dilengkapi dengan catatan observasi, catatan wawancara, serta kamera sebagai alat dokumentasi.

Metode Pengolahan Data

Data-data yang telah diperoleh dalam penelitian ini diolah ke dalam bentuk naratif, diagram, data peta, dan deskriptif yang didukung oleh hasil dokumentasi di lapangan yakni foto untuk memperlihatkan secara visual kondisi nyata di lapangan.

Metode Analisis Data

(12)

8 4. HASIL dan PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor yang mendukung dan menghambat dari perkembangan objek wisata alam, hasil analisis potensi tiap objek wisata alam, dan analisis mengenai pengembangan objek wisata alam di Kabupaten Kolaka. Untuk mengetahui tingkat potensi dari tiap objek wisata alam yaitu dengan memperlihatkan hasil analisis skoring dan arahan pengembangannya dengan memperlihatkan hasil analisis SWOT.

4.1 Faktor-faktor yang Mendukung dan Menghambat Pengembangan Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka

4.1.1 Faktor Pendukung Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa faktor yang mendukung dalam hal pengembangan objek wisata alam Kolaka terdeskripsikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Faktor Pendukung Objek Wisata Alam Kolaka

No Faktor Pendukung

1. Panorama alam yang indah, sejuk, dan masih asli 2. Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan 3. Kondisi keamanan yang baik

4. Lengkapnya sarana perhubungan utama 5. Memiliki ragam keunikan/atraksi

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.

4.1.2Faktor Penghambat Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan bahwa faktor yang menghambat dalam hal pengembangan objek wisata alam Kolaka terdeskripsikan pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Faktor Penghambat Objek Wisata Alam Kolaka

No Faktor Penghambat

1. Kendala pengembangan

2. Terbatasnya sarana dan prasarana objek wisata alam 3. Kurangnya transportasi untuk mencapai tiap objek wisata

alam

4. Kurangnya tenaga kerja professional untuk mengelola objek wisata alam

5. Promosi objek wisata alam yang masih kurang

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.

4.2 Analisis Potensi Objek Wisata Alam

(13)

Berdasarkan hasil analisis skoring terhadap empat objek wisata alam Kabupaten Kolaka maka objek wisata Sungai Tamborasi menjadi satu-satunya yang memiliki tingkat potensi tinggi dengan nilai hasil skoring 66, sedangkan Tanjung Malaaha merupakan objek wisata alam yang diteliti dengan nilai skor paling rendah diantara yang lainnya dengan nilai hasil skoring 40. Hal ini berarti untuk kesiapan dan ketersediaan sarana, objek wisata alam Sungai Tamborasi merupakan yang paling potensial untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di daerah ini. Rata-rata potensi objek wisata alam di daerah ini memiliki tingkat sedang, artinya kedepannya diperlukan pengembangan yang serius dari pihak yang berwenang untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Kolaka. Untuk lebih jelasnya perbandingan nilai potensi tiap objek wisata alam dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.

Gambar 1. Diagram Tingkat Potensi Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka

4.3 Analisis Pengembangan Objek Wisata Alam Kolaka Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan objek wisata alam Kolaka diarahkan berdasarkan analisis SWOT. Analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats) merupakan suatu metode analisis yang akan menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta kendala-kendala yang harus dihadapi dalam suatu proses pengembangan. Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan, akan mampu dikurangi kelemahan yang ada dan pada saat yang sama memaksimalkan kekuatan. Hal yang sama juga berlaku pada tantangan dan peluang, dimana pada saat tantangan dapat diperkecil, peluang yang ada justru diperbesar. Berikut akan diuraikan analisis terhadap kondisi yang dihadapi dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kolaka yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal serta perhitungan bobot dari masing-masing faktor yang tertuang dalam tabel 4 dan 5 dihalaman berikut.

0 10 20 30 40 50 60 70

Sungai Tamborasi

Tanjung Malaaha

Tanjung Kayu Angin

Pantai Poturua

Tingkat Potensi Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka Tahun 2016

(14)

10

Tabel 4. Analisis Faktor Strategi Internal

No Faktor- Faktor Strategi Internal Bobot Rating

Bobot x Rating (Skor)

1.

Kekuatan (S):

Panorama alam yang indah, masih asli, dan sejuk.

0,3 4 1,2

Memiliki daya tarik keragaman yang kuat. 0,2 3 0,6 Memiliki daya tarik yang tidak ditemukan

dimanapun yakni wisata sungai terpendek didunia.g

0,4 4 1,6

Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing.

0,2 2 0,4

Harga yang relatif murah. 0,1 1 0,1

Jumlah Bobot 1,2 3,9

2.

Kelemahan (W):

Masih terbatasnya sarana dan prasarana berwisata.

0,3 2 0,6

Kesadaran sebagian besar masyarakat akan lingkungan yang masih rendah.

0,2 1 0,2

Belum tersedianya sarana transportasi umum untuk menjangkau tiap objek.

0,2 2 0,4

Terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola objek wisata.

0,1 2 0,2

Promosi pariwisata yang kurang baik 0,4 2 0,8

Jumlah Bobot 1,4 1,8

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.

Tabel 5. Analisis Faktor Strategi Eksternal

No Faktor- Faktor Strategi Internal Bobot Rating

Bobot x Rating (Skor)

1.

Peluang (O):

Lengkapnya sarana perhubungan untuk mencapai Kabupaten Kolaka.

0,3 2 0,6

Wisatawan mudah mencapai lokasi. 0,2 3 0,6

Beberapa objek wisata alam masuk dalam kawasan strategis daerah provinsi.

0,1 2 0,2

Semakin kooperatifnya dinas pariwisata terhadap instansi lain untuk pengembangan objek wisata alam di Kolaka.

0,2 2 0,4

(15)

semakin kuat.

Letak Kabupaten Kolaka yang strategis. 0,2 2 0,4 Akan dibuatnya jalur yang mengintegrasikan

Kolaka dengan daerah lain yang lebih dahulu dikenal dan maju kepariwisataannya.

0,3 2 0,6

Pemerintah daerah sangat mendukung masuknya investasi untuk pengembangan pariwisata.

0,3 2 0,6

Daya saing pariwisata yang kuat dibanding Kabupaten lain.

0,3 2 0,6

Jumlah Bobot 2,2 3,9

2.

Ancaman (T):

Kurangnya perhatian langsung dari pemerintah terhadap pengelolaan objek wisata.

0,3 3 0,9

Belum adanya produk unggulan atau cinderamata yang dijual secara keseluruan pada tiap objek wisata.

0,2 2 0,4

Mulai berkembangnya objek wisata alam didaerah atau Kabupaten lain.

0,1 2 0,2

Jumlah Bobot 0,6 1,5

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, 2016.

Dari hasil penghitungan tersebut bahwa objek wisata alam Kabupaten Kolaka memiliki kekuatan yang dominan dibanding kelemahannya, dan peluang yang lebih besar dibanding ancamannya dengan nilai sebagai berikut:

Kekuatan – Kelemahan (faktor internal) : 3,9 – 1,8 = 2,1 Peluang – Ancaman (faktor eksternal) : 3,9 – 1,5 = 2,4

(16)

12

(2,1;2,4)

Gambar 4.2 Matrix Grand Strategy Objek Wisata Alam Kolaka

Berdasarkan formulasi letak kuadran pada matriks diatas, strategi yang mendesak untuk dilaksanakan dalam rangka pengembangan objek wisata alam Kabupaten Kolaka adalah terletak pada kuadran I (satu) atau terletak antara peluang eksternal dan kekuatan internal, dimana situasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang agar dapat meningkatkan pertumbuhan objek wisata alam. Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki seperti panorama alam yang indah, sejuk, dan masih asli, keunikan daya tarik yang tidak ditemukan dimanapun yakni wisata sungai terpendek didunia, tingkat keamanan yang terjamin, keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing, harga yang relatif murah serta peluang yang dimiliki antara lain lengkapnya sarana perhubungan untuk mencapai Kabupaten Kolaka, wisatawan mudah mencapai lokasi, letak Kabupaten yang strategis, pemerintah daerah sangat mendukung masuknya investasi untuk pengembangan pariwisata, daya saing yang kuat dibanding Kabupaten lain, dan sebagainya. Strategi yang dapat diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif (growth oriented strategy).

Berbagai Peluang

1. Mendukung strategi agresif 3. Mendukung Strategi

turn around

Kekuatan Kelemahan

2. Mendukung strategi diversfikasi 4. Mendukung strategi

defensif

(17)

Dari analisis SWOT menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif, yaitu:

Tabel 6. Matrik SWOT Analisis Faktor Internal dan Eksternal Objek Wisata Alam Kabupaten Kolaka

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strength (S)

Panorama alam yang indah, masih asli, dan sejuk.

Memiliki keunikan daya tarik yang tidak ditemukan dimanapun yakni wisata sungai terpendek didunia.

Tingkat keamanan dan

kenyamanan untuk berwisata yang terjamin.

Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing. Harga yang relatif murah.

Weakness (W)

Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan berwisata.

Kesadaran sebagian besar masyarakat akan lingkungan yang masih sangat rendah.

Terbatasnya sumber daya manusia dalam mengelola objek wisata. Belum tersedianya sarana

transportasi umum untuk menjangkau tiap objek wisata. Promosi pariwisata yang kurang

baik. Opportunities (O)

Lengkapnya sarana perhubungan untuk mencapai Kabupaten Kolaka.

Wisatawan mudah mencapai lokasi.

Semakin kooperatifnya dinas pariwisata terhadap instansi lain untuk pengembangan objek wisata alam di Kolaka. Arus perkembangan teknologi

dan informasi semakin kuat. Letak Kabupaten Kolaka yang

strategis.

Akan dibuatnya jalur yang mengintegrasikan Kolaka dengan daerah lain yang lebih dahulu maju kepariwisataannya. Pemerintah daerah sangat

mendukung masuknya investasi untuk pengembangan pariwisata. Daya saing pariwisata yang kuat

dibanding Kabupaten lain

Strategi S&O

Mengelola potensi objek wisata alam dengan memanfaatkan kooperatifnya dinas pariwisata terhadap instansi lain untuk mengembangkan tiap objek serta semakin kuatnya arus

perkembangan teknologi dan informasi.

Memanfaatkan keterbukaan masyarakat dan keamanan berwisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Peningkatan jumlah produk

wisata sehingga dapat menarik investor.

Mempercepat dibuatnya jalur yang mengintergrasikan Kolaka dengan daerah lain yang lebih dahulu maju kepariwisataannya dengan mengandalkan kekuatan potensi daya tarik.

Strategi W&O

Memanfaatkan masuknya investor guna meningkatkan fasilitas sarana objek wisata alam Kolaka.

Membuat sistem promosi yang baik dengan memanfaatkan arus perkembangan teknologi dan informasi guna meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung.

Memanfaatkan letak Kabupaten Kolaka yang strategis,

kelengkapan sarana perhubungan, dan mudahnya mencapai lokasi objek wisata dengan menyediakan sarana transportasi umum untuk menjangkau tiap lokasi. Banyaknya wisatawan serta

peningkatan produk dan atraksi wisata mendorong peningkatan kualitas SDM dalam pengelolaan objek wisata alam.

Threats (T)

Kurangnya perhatian langsung dari pemerintah terhadap pengelolaan objek wisata. Belum adanya produk unggulan

atau cinderamata yang dijual secara keseluruan pada tiap objek wisata.

Mulai berkembangnya objek wisata alam didaerah atau Kabupaten lain.

Strategi S&T

Adanya keunikan daya tarik pada tiap objek wisata akan membuat pengunjung tidak akan bosan sehingga tidak berpengaruh terhadap munculnya objek wisata lain.

Kondisi keamanan objek wisata yang baik membantu tiap objek tersebut dari pengunjung yang kurang sadar dalam menjaga keindahan.

Mempertahankan keragaman dan atraksi.

Strategi W&T

Meningkatkan promosi dan memperbaiki program

pengembangan agar lebih bagus untuk menarik pengunjung sehingga siap untuk menghadapi persaingan antar objek wisata. Meningkatkan kesadaran

(18)

14

5. KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penilaian potensi tiap objek wisata alam maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tiap potensi atraksi yang dimiliki objek wisata alam Kolaka memiliki daya tarik yang kuat dan panorama alam yang indah, masih asli, dan sejuk.

2. Beberapa objek wisata alam seperti Tanjung Malaaha memiliki tingkat potensi yang sangat rendah, itulah karenanya intensitas kunjungan pada objek wisata ini sangat sedikit dengan kunjungan wisatawan pertahunnya hanya sekitar 1.000-an pengunjung/wisatawan.

3. Pemerintah kurang memberikan perhatian langsung pada tiap objek wisata alam yang memiliki potensi keunikan dan keragaman yang berbeda sehingga keberadaan tiap objek wisata alam menjadi tidak terkelola dengan baik.

4. Keterbukaan masyarakat terhadap wisatawan lokal maupun asing namun tak sebanding dengan kemampuan pengelolaan tiap objek wisata yang dilakukan masyarakat sehingga kondisi objek wisata seperti terkesan kurang terawat karena pengelolaan dilakukan dengan kemampuan yang terbatas dan seadanya.

SARAN

Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Pemerintah daerah dalam hal ini khususnya DISBUDPAR Kabupaten Kolaka harus memberikan intensitas perhatian yang besar terhadap potensi objek wisata alam yang ada di Kolaka.

2. Pengembangan pariwisata yang berkelanjutan diharapkan bukan hanya sekedar wacana tapi benar-benar diaplikasikan, minimal dengan program sosialisasi dan penyadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan.

3. Penyediaan sarana transportasi umum untuk mencapai tiap objek guna menunjang pengembangan objek wisata.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Arjana, I Gusti Bagus. 2015. “Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif”. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Darsoprajitno, Soewarno. 2002. “Ekologi Pariwisata: Tata Laksana Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata”. Bandung: ANGKASA BANDUNG.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kolaka Dengan Puslitbang Kemasyarakatan dan

Budaya Lembaga Penelitian UNHALU, Sulawesi Tenggara. 2008. “Ringkasan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Kolaka”. Kabupaten Kolaka.

Rangkuti, Freddy. 2006. “Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sunaryo, Bambang. 2013. “Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia”. Yogyakarta: Gava media.

Wardiyanta. 2006. “Metode Penelitian Pariwisata”. Yogyakarta: CV. Andi Offsset.

(20)

Gambar

Tabel 1. Obyek dan Daya Tarik Wisata
Tabel 2. Faktor Pendukung Objek Wisata Alam Kolaka Faktor Pendukung Panorama alam yang indah, sejuk, dan masih asli
Tabel 4. Analisis Faktor Strategi Internal
Gambar 4.2 Matrix Grand Strategy Objek Wisata Alam Kolaka
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian atas kualitas pelayanan suatu perusahaan terhadap kepuasan konsumen, dengan topik penelitian

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa sistem teknologi informasi mempunyai hubungan secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dan sistem

Proses pembelajaran IPA yang berlangsung di SD 1 Prambatan Lor cenderung menempatkan guru sebagai sumber belajar utama, cara mengajar guru lebih banyak menggunakan

masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai hubungan sistem. teknologi informasi dan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja

The research aims to find out whether clinico- pathologic factors and examination of the expres- sion of caspase-3 before administration of neoad- juvant chemotherapy could be used as

Dalam hal ini, Penulis menerapkan metode bersifat library research (penelitian kepustakaan). Selain itu, penulis juga menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

kuliah kepada Staf Akademik Fakultas. 2) Dosen mengambil Formulir Permohonan Penggantian Jadwal di Staf Akademik Fakultas. 3) Dosen mengisi dan menyerahkan formulir tersebut ke

(1) Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan ditambah struktur dan besarnya tarif retribusi pada Balai Benih