• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Sehat Medan yang terletak di jalan Brigjend H.A Manap Lubis (Gaperta Ujung) No.58 Medan-20125, Indonesia. Kampus ini memiliki asrama yang terdiri dari 10 kamar dimana tiap-tiap kamar dihuni oleh lebih dari 10 mahasiswa. Penelitian ini dijalankan pada mahasiswa stambuk 2012 yang berjumlah 192 orang.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Individu

Responden yang didapat merupakan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012 sebanyak 192 orang dari yang seharusnya 230 orang.

Mereka terpilih karena mereka memenuhi kriteria inklusi yaitu hadir saat pengumpulan data dilakukan dan masih berstatus sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Reponden menurut Umur

Umur Frekuensi (n) Persen (%)

17 2 1.0 18 18 9.4 19 130 67.7 20 37 19.3 21 3 1.6 22 2 1.0

Jumlah 192 100

Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, diketahui bahwa dari 192 sampel yang di teliti, sebanyak 67,7 % mahasiswa berumur 19 tahun, 19,3 % mahasiswa berumur 20 tahun, 9,4 % mahasiswa berumur 18 tahun, 1,6 % mahasiswa berumur 21 tahun, 1 % berumur 17 tahun dan 1 % berumur 22 tahun.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik, sedang dan kurang. Pengetahuan seorang responden akan dikatakan baik apabila jumlah skor untuk lima belas pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden sebanyak 12-15. Kemudian pengetahuan seorang responden akan dikatakan sedang, apabila jumlah untuk lima belas pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden adalah sebanyak 8-11. Dan tingkat pengetahuan seorang responden akan dikatakan kurang adalah apabila jumlah skor untuk lima belas pertanyaan yang berhasil dijawab dengan benar oleh reponden adalah sebanyak 0-7. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012 dapat dikategorikan pada Tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik Sedang Kurang 31 131 30 16.1 68.2 15.6 Jumlah 192 100

Tabel 5.3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan Jenis Pertanyaan No Pertanyaan Distribusi Jawaban Responden Benar Salah n % n %

Definisi 1 Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan tinea korporis ?

138 71.9 54 28.1

Etiologi 2 Menurut Anda,

organisme apa yang menjadi penyebab tinea korporis?

87 45.3 105 54.7

3 Menurut Anda, apa yang menyebabkan timbulnya tinea korporis?

156 81.3 36 18.8

Gejala 4 Menurut Anda,

bagaimana gejala atau tanda dari tinea korporis? 63 32.8 129 67.2 5 Menurut Anda, dimana lokasi terjadinya infeksi tinea korporis? 131 68.2 61 31.8

6 Menurut Anda, pada keadaan bagaimana jamur dermatofita dapat tumbuh?

103 53.6 89 46.4

Cara Penularan 7 Menurut Anda, Bagaimana cara transmisi penyakit tinea korporis yang tersering?

134 69.8 58 30.2

8 Menurut Anda, siapa saja yang bisa terkena tinea korporis?

9 Menurut Anda, pada keadaan bagaimana seseorang lebih rentan atau mudah terkena tinea korporis?

118 61.5 74 38.5

10 Menurut Anda,

dengan cara apa dermatofita

berkembang biak?

95 49.5 97 50.5

Pemeriksaan Laboratorium

11 Menurut Anda, apa pemeriksaan

laboratorium baku emas untuk tinea korporis?

59 30.7 133 69.3

Penatalaksanaan dan Pencegahan

12 Menurut Anda, yang mana dibawah ini yang merupakan salah satu pengobatan tinea korporis? 114 59.4 78 40.6 13 Menurut Anda, bagaimana cara mencegah terjadinya tinea korporis? 163 84.9 29 15.1

14 Menurut Anda, jika teman sekamar anda di asrama terkena infeksi tinea korporis, apa yang akan anda lakukan?

144 75 48 2.5

15 Kalau Anda terkena tinea korporis apa yang akan anda lakukan?

172 89.6 20 10.4

Dari tabel 5.2 dapat diketahui secara keseluruhan pengetahuan mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat angkatan 2012 tentang penyakit tinea korporis adalah berada pada tingkat pengetahuan sedang.

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012 mayoritas memiliki gambaran pengetahuan yang baik untuk pertanyaan yang tergolong tentang pencegahan.

Kemudian responden mayoritas memiliki gambaran pengetahuan yang sedang untuk pertanyaan yang tergolong tentang cara penularan dan penatalaksanaan.

Sedangkan responden memiliki gambaran pengetahuan yang kurang untuk pertanyaan yang tergolong tentang gambaran klinis.

5.2. Pembahasan

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mahasiswa Akademi Kebidanan Sehat Medan angkatan 2012 memiliki gambaran pengetahuan yang baik untuk pertanyaan yang tergolong tentang pencegahan. Hal ini mungkin terjadi karena responden telah mendapatkan informasi yang baik dan tepat mengenai cara mencegah jika dia terkena penyakit tinea korporis. Informasi-informasi tersebut bisa saja mereka peroleh dari materi kuliah di kampus, dan berbagai jenis media, baik itu media cetak seperti buku ataupun media elektronik seperti televisi ataupun internet. Jadi jika mahasiswanya tersebut memiliki keingintahuan dan keinginan mencari tahu, maka mereka akan memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoadmojo (2010) bahwa orang-orang yang pandai adalah orang yang mau mencari kebenaran.

Selain itu, responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang untuk pertanyaan yang tergolong tentang cara penularan dan penatalaksanaan. Hal ini mungkin saja terjadi karena responden mendapatkan informasi yang cukup baik di materi kuliah tetapi responden tidak cukup luas mendalaminya sehingga responden tidak mengetahui penyakit tinea korporis secara detail. Ataupun bisa saja hal ini terjadi karena responden mendapatkan informasi yang kurang tepat. Dengan berkembangnya teknologi, akses informasi-informasi yang ada di internet semakin mudah, baik itu mengambil data ataupun memasukkan data ke dalam internet sehingga siapa saja bisa memasukkan artikel ke dalam internet. Hal ini

yang menyebabkan belum tentu semua informasi yang ada di dalam internet itu benar. Oleh karena itu, pembaca harus menyaring kembali informasi mana yang bisa diambil dan mana yang tidak bisa diambil. Bisa juga responden telah mendapatkan informasi yang baik, tetapi cara penyampaian informasi tersebut ataupun bahasa yang digunakan tidak dapat dimengerti oleh responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2003) dalam Aliia Amirah binti MD Kamaru Al-Amin (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan dapat dikembangkan oleh manusia karena manusia memiliki bahasa yang dapat dimengerti untuk mengkomunikasikan informasi yang telah didapat. Sehingga jika informasi itu salah diterima, maka pengetahuan tidak akan berkembang dengan baik.

Sedangkan responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang untuk pertanyaan yang tergolong tentang gambaran klinis. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang didapat responden mengenai gejala atau tanda dari tinea korporis serta pemeriksaan baku emas untuk tinea korporis. Pengetahuan yang kurang ini sebaiknya mesti diatasi, karena menurut Badan POM RI 2011, kurangnya pengetahuan masyarakat terkait infeksi jamur, seringkali menjadikan pengobatan yang dilakukan tidak efektif.

Sesuai dengan pernyataan penulis sebelumnya bahwa belum pernah ada penelitian spesifik mengenai tingkat pengetahuan tinea korporis ini. Dengan demikian penulis berharap penelitian yang penulis susun ini dapat berguna untuk penelitian selanjutnya.

Dokumen terkait