• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I

a. Hasil Data

Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan data pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Siklus I

No Nama anak

Nilai pada indikator Siklus I Prosentase pencapaian Fasih Tajwid Lancar Mengerti arti

dari gerakan 1. AAS 2 2 3 1 66 2. AKH 1 1 1 1 33 3. LSA 2 1 2 2 58 4. AAAB 2 1 1 2 50 5. CNA 2 2 3 2 75 6. EMW 2 2 3 2 75 7. NFH 2 2 3 2 75 8. GBS 2 2 2 2 66 9. MSH 2 1 1 2 50 10. HF 2 2 3 2 75

11. MHI 2 2 1 2 58 12. IPB 2 1 2 1 50 13. MUT 2 2 3 2 75 14. ZNY 2 2 3 2 75 15. AAM 2 2 3 2 75 16. JKAM 1 2 1 2 50 17. MRAF 2 2 3 2 75 18. RRP 2 2 3 2 75 19. KYA 2 2 3 2 75 Jumlah 1231 Keterangan :

Nilai/ skor amatan 1 = Belum Muncul (BM) 2 = Mulai Muncul (MM)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

= 3 x 4 = 12

Contoh :

Nama anak CNA = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

= 9 x 100 % = 75 %

Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

Prosentase pencapaian anak = jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

12

= 1239 x 100 % = 64 %

19

Dari tabel diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, ada 10 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 9 anak lainnya masih di bawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian kelas pada saat pra siklus sebesar 39% dan siklus I yaitu sebesar 64%.

b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi I

No. Observasi Tidak Ya

1. Guru mempersiapkan sumber belajar serta peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran hafalan metode gerak.

2. Guru memulai pembelajaran dengan salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

Presentase keberhasilan keseluruhan = total presentase pencapaian keseluruhan x 100 % Jumlah siswa

3. Guru memberikan arahan tentang hafalan dengan gerakan (tayangan video)

4. Kemudian guru mengajarkan kepada anak hafalan dengan gerakan sambil duduk.

5. Guru mengulang hafalan tiga kali setiap ayat

6. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga kali.

7. Guru memberi kesempatan murid untuk maju dan menunjukkan hasil hafalannya.

8. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

9. Membaca senandung Al-Quran bersama-sama

10. Diakhiri dengan salam √

Dari hasil observasi peneliti menyimpulkan bahwa pada pertemuan pertama dan kedua memang terasa berbeda, ada sebagian anak yang merasa senang mengikuti dan mampu

menirukan, namun ada beberapa anak yang masih kesulitan mengikuti tetapi masih berusaha untuk mengikuti, dan ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti sama sekali. Penilaian dalam kefasihan, kelancaran, serta tajwid anak masih perlu pembelajaran lagi oleh guru.

2. Siklus II

a. Data Penilaian

Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan data pada siklus II, maka dapat disimpulkan ke dalam table sebagai berikut:

Table 4.3 Hasil Penilaian Siklus II

No Nama anak

Nilai pada indikator Siklus II Prosentase pencapaian Fasih Tajwid Lancar Mengerti arti

dari gerakan 1. AAS 2 3 3 2 83 2. AKH 1 1 1 2 41 3. LSA 2 2 3 2 75 4. AAAB 2 2 2 2 66 5. CNA 3 3 3 2 91 6. EMW 2 3 3 2 83 7. NFH 3 3 3 3 100 8. GBS 2 2 3 2 75 9. MSH 2 2 3 2 75

10. HF 2 3 3 2 83 11. MHI 2 2 3 2 75 12. IPB 2 2 3 2 75 13. MUT 3 3 3 2 91 14. ZNY 3 2 3 2 83 15. AAM 3 3 3 2 91 16. JKAM 1 2 2 2 58 17. MRAF 2 3 3 2 83 18. RRP 2 3 3 2 83 19. KYA 3 3 3 2 91 Jumlah 1538 Keterangan :

Nilai/ skor amatan 1 = Belum Muncul (BM) 2 = Mulai Muncul (MM)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

= 3 x 4 = 12

Contoh :

Nama anak CNA = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

Prosentase pencapaian anak = jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah siswa

Jumlah siswa

= 11 x 100 % = 91 % 12

= 1538 x 100 % = 80 % 19

Dari table diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, ada 16 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 3 anak yang masih di bawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar menghafal anak sudah maksimal, dan tidak memerlukan perbaikan. Mungkin dikarenakan anak kurang konsentrasi dalam belajar menghafal, anak sedang sakit. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian pada saat pra siklus sebesar 39% dan siklus I yaitu sebesar 64% dan pada siklus II sebesar 80%. Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap siklus.

b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II

No. Observasi Tidak Ya

1. Guru mempersiapkan sumber belajar √

Presentase keberhasilan keseluruhan = total presentase pencapaian keseluruhan x 100 % Jumlah siswa

serta peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran hafalan metode gerak. 2. Guru memulai pembelajaran dengan

salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

3. guru mengajarkan kepada anak hafalan dengan gerakan sambil berdiri

4. Tiga kali pengulangan setiap ayat √ 5. Guru mengulang hafalan tiga kali

setiap ayat

6. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga kali.

7. Guru memberi kesempatan murid untuk maju dan menunjukkan hasil hafalannya.

8. Kemudian guru memberi perintah kepada anak untuk sambung ayat dengan gerakan.

9. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

10. Membaca senandung Al-Quran bersama-sama

11. Diakhiri dengan salam √ Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi pada Siklus II Peneliti melihat semangat, kefasihan, kelancaran serta tajwid anak sudah berkembang. Peneliti beserta guru melihat perkembangan anak yang lemah dalam mengikuti hafalan secara perlahan mampu mengikuti namun belum fasih dan lancar.

B. Pembahasan

1. Hasil Akhir Perkembangan Menghafal Surat Al Kafirun Melalui Metode Gerak Dari Siklus I Sampai Siklus II

Apabila prosentase pencapaian anak lebih kecil dari prosentase keberhasilan (indikator keberhasilan 75%) maka anak tersebut dikatakan belum mampu menghafal melalu metode gerak, berarti anak

tersebut status pencapaiannya yakni “belum lancar”.

Apabila presentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari presentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak tersebut dikatakan sudah mampu menghafal surat al kafirun melalui metode gerak, berarti anak tersebut status pencapaiannya yakni

“lancar”. Adapun hasil pengelolahan data dari penelitian pra siklus

yang diadakan 23 Januari 2018 didapat hasil penelitian siklus I diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Pencapaian Siklus I Dan Siklus II Dengan Indikator Keberhasilan

No Nama Anak Prosentase pencapaian Prosentase pencapaian Prosentase keberhasilan 1. AAS 66 83 75 2. AKH 33 41 75 3. LSA 58 75 75 4. AAAB 50 66 75 5. CNA 75 91 75 6. EMW 75 83 75 7. NFH 75 100 75 8. GBS 66 75 75 9. MSH 50 75 75 10. HF 75 83 75 11. MHI 58 75 75 12. IPB 50 75 75 13. MUT 75 91 75 14. ZNY 75 83 75 15. AAM 75 91 75 16. JKAM 50 58 75 17. MRAF 75 83 75 18. RRP 75 83 75 19. KYA 75 91 75

Adapun rekapiltulasi data pada siklus I seperti terlihat diatas dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Siklus I Dan Siklus II

No Uraian Hasil siklus I Hasil siklus II

1. Nilai rata-rata keseluruhan 64 % 80 % 2. Jumlah siswa yang sudah lancar

menghafal

10 anak 16 anak

3. Indicator keberhasilan keseluruhan

75 % 75 %

Dari data diatas bahwa rata-rata pencapaian peningkatan menghafal melalui gerakan seluruh anak pada siklus I yaitu 64% diatas dan siklus II yaitu 80%, diatas indikator keberhasilan yang disepakati peneliti denganpihak sekolah 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan menghafal surat alkafirun melalui metode gerak sangat baik.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19 anak pada siklus I ada 6 anak yang mendapatkan pencapaian “Lancar” sedangkan pada siklus II ada 16 anak yang mendapatkan pencapaian “Lancar”, dan pada siklus I ada 13 anak yang mendapatkan pencapaian “Belum Lancar” dan siklus II ada 3 anak yang mendapatkan pencapaian

Adapun data peningkatan dari Siklus I, sampai Siklus II, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. 1 Diagram batang peningkatan perkembangan menghafal

melalui metode gerak

Dapat disimpulkan bahwa dari data yang telah disajikan, bahwa menghafal melalui metode gerak dapat meningkatkan hafalan pada anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari pra siklus yang rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 39% meningkat pada siklus I yang rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 64%, dan pada siklus II bertambah lagi dalam peningkatan dimana rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 80%.

Jadi metode gerak dalam menghafal surat alkafirun terbukti dapat meningkatkan daya hafalan pada anak usia dini di PAUD BAI Khoiru Ummah tahun pelajaran 2017/2018 dengan sangat baik.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Siklus I Siklus II Lancar Belum lancar

2. Hasil Observasi Dari Peningkatan Menghafal Surat Al Kafirun Melalui Metode Gerak

Adapun hasil observasi dari anak dan guru selama penelitian pada siklus I dan siklus II dalam meningkatkan hafalan surat alkafirun. Dalam pembahasannya akan mengulas beberapa hal yang ditemukan peneliti sebelum dan sesudah penelitian. Hasil observasi akan dijadikan sebagai berikut :

a. Hasil Observasi Pada Anak Didik

Peneliti memberikan beberapa pengamatan yang dilakukan bersama guru kelas tentang perkembangan menghafal surat al kafirun anak. Dalam proses pengamatan, ada beberapa hal yang harus peneliti tingkatkan dari beberapa hal yang menghambat perkembangan mengahfal anak. Salah satu yang peneliti tekankan yaitu metode yang digunakan oleh guru.

Peneliti melihat bahwa metode gerak adalah salah satu trik dan stimulus anak dalam mengembangkan daya ingat dalam menghafal surat-surat pendek. Proses pembelajaran sebelum adanya penelitian ini dalam menghafal surat-surat pendek sangat monoton, oleh karena itu anak kurang merasa tertarik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, peneliti menerapkan penelitian menggunakan metode gerak kinestetik dalam menghafal surat al kafirun.

Proses pembelajaran setelah menggunakan metode gerak secara perlahan meningkat, dari Pra Siklus yang rata-rata 39%. Dari Siklus I rata-rata 64% dengan jumlah siswa yang lancar menghafal ada 10 anak sampai Siklus II meningkat 80% dan jumlah siswa yang lancar menghafal ada 16 anak. Dengan hasil observasi terhadap anak peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode menghafal dengan gerakan menjadi salah satu penunjang peningkatan dalam menghafal surat al kafirun. Peningkatan menghafal surat-surat pendek pada juz amma juga perlu diperhatikan untuk menjadikan anak yang cerdas dan mampu menjadi seorang penghafal.

b. Hasil Observasi Pada Guru

Peran guru dalam pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Peneliti melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dalam memberikan pemahaman kepada anak guru tersebut hanya menggunakan metode ummi saja yang membuat anak merasa bosan. Peneliti mengamati bahwa anak perlu diberikan metode lain untuk memberikan daya ingat yang bisa diserap anak dengan mudah dan menyenangkan.

Dalam proses penelitian, guru dan peneliti mengamati anak-anak saat metode gerak dalam mengafal digunakan. Hasilnya anak antusias dan semangat dalam pembelajaran sekaligus anak

dapat memahami dan bisa menirukan dengan cepat dan lancar. Guru harus menggunakan berbagai metode menghafal yang membuat anak tertarik untuk mengikutinya, ketika anak sudah semangat hasil yang dihasilkan juga akan meningkatkan kemampuan anak. Ketika kemampuan anak meningkat, pencapaian keberhasilan juga bisa tercapai dan kualitas anak juga semakin meningkat.

Hasil observasi terhadap guru dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran memerlukan adanya metode gerak yang menunjang daya ingat anak. Dari awal pengamatan, penggunanaan metode satu jenis saja kurang untuk meningkatkan daya tarik anak, dengan adanya tambahan metode gerak penelitian ini menjadi salah satu penunjang peningkatan hafalan pada anak yang menyenangkan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisa hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa tindakan pembelajaran menggunakan metode gerak kinestetik anak didik sebesar 39% meningkat pada siklus I sebesar 64% dan ketika dilanjutkan siklus II meningkat menjadi 80%. Total peningkatan yang telah terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai siklus II sebesar 51% yaitu dari 39% menjadi 80%. Metode gerak kinestetik dapat meningkatkan kemampuan menghafal, dapat menunjang daya ingat anak dan yang paling utama yaitu peningkatan perkembangan hafalan surah Al Kafirun pada anak usia dini.

Hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa peningkatan menghafal surah Al Kafirun pada anak meningkat pesat yang awalnya hanya ada 10 anak, sampai pada siklus II ada 16 anak dari 19 anak. Hanya ada 3 anak yang masih tertinggal dikarenakan anak tersebut tidak konsentrasi dan daya ingatnya lemah.

Hasil dari observasi yang dilakukan membuktikan bahwa proses pembelajaran memerlukan adanya metode gerak yang menunjang daya ingat anak. Adanya tambahan metode gerak penelitian ini menjadi salah satu penunjang peningkatan hafalan pada anak yang menyenangkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan dan analisis peneliti terkait dengan peningkatan menghafal surah Al Kafirun melalui metode gerak kinestetik perlu adanya perbaikan dan saran yang membangun.

Adapun saran-saran tersebut antara lain: 1. Kepada guru

Guru hendaknya memperbanyak metode yang akan digunakan dalam menghafal surat-surat pendek. Sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu dan mencoba serta anak menjadi tertarik untuk menghafal. Salah satunya dengan menggunakan metode gerak kinestetik memudahkan anak memahami arti bahasa arab yaitu lafal yang di ucapkan serta di gerakkan yang mengandung arti perkata.

2. Kepala sekolah

Untuk mempermudah pembelajaran yang diinginkan dalam proses pembelajaran perlu adanya inovasi yang baru dalam mengembangkan hafalan pada anak. Metode gerak kinestetik salah satu aspek penunjang anak dalam menghafal serta memahami arti dari surah yang dibacakan. Dengan adanya metode ini menjadi stimulus anak dalam mengingat karena diimbangi dengan gerakan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus pandai-pandai memberikan wawasan kepada guru untuk meningkatkan hafalan pada anak didik.

3. Kepada anak didik

Anak didik harus aktif mengikuti proses pembelajaran melalui metode gerak kinestetik, sehingga hasil yang diharapkandalam meningkatkan hafalan dapat tercapai secara maksimal. Agar anak juga mempunyai semangat untuk belajar menghafal, salah satunya dengan menggunakan metode gerak kinestetik sehingga anak merasa tertarik. Mempermudah anak dalam memahami arti dari ayat yang digerakkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. E. (2006). Pendekatan Psikologi Pendidikan Anak. yogyakarta: Pustaka Timur.

Abidin, M. Z. (2015). Kilat dan Mudah Menghafal Juz Amma. Yogyakarta: Sabil. Ahmad, J. (2014, Januari 29). Faidah Menghafal Al-Quran. Diambil kembali dari

Jumalbinhanbal.wordpress.com.

Arikunto, P. S. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Asmani, J. M. (2013). Dalam Nasution, 7 tips aplikasi PAKEM (hal. 19).

Yogyakarta: Diva Press.

Dr. Mansur, M. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Effendi, O. U. (2004). Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gie, T. L. (1985). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi. Kusdiantini, M. (2013). Manfaat Menghafal Al-Quran bagi Kesehatan, Psikologi

dan Hati. Diambil kembali dari Teh May Blog.

Muthmainnah, A. N. (2016, Oktober 19). Pengajar RTQ. (Penulis di Kendari, Pewawancara)

Putra, U. M. (2013). Mudah dan Praktis Menghafal Juz Amma dan Asmaul

Husna. Surabaya: Quantum Media.

Riyadh, D. S. (2007). Agar Anak Mencintai dan Hafal Al-Qur'an. Bagaimana Mendidikya? Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Roqib, M. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: LkiS. Syah, M. (2001). Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

blogpaser. (2012, Mei 07). Diambil kembali dari wordpress:

https://blogpaser.wordpress.com//2012/05/07/pengertian-juzamma/

Bersama Islam. (2016, April 24). Diambil kembali dari

http://www.bersamaislam.com/2016/04/lima-bersaudara-ini-hafal-quran- dengan.html.

Bondowoso. (2016, Februari 8). Diambil kembali dari http://liputanlima.com/lifestyle/2016/02/08/subhanallah-lima-bersaudara- cilik-inihafidz-

Ririn. (2014, Oktober 10). Diambil kembali dari

http://ramadan.detik.com/read/2014/07/10/begini-cara-kaisa-hafiz-cilik- lafalkan-alquran-dengangerakan.

Dokumentasi

Siklus I

Peneliti memberi contoh menghafal surah Al Kafirun dengan metode gerak kinestetik dan anak-anak mengikutinya

Siklus II

Anak menghafal surah Al Kafirun dengan metode gerak bersama-sama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Shohifatun Nasihah

2. Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 06 November 1993 3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Rejosari RT 01 RW 10 No 2 Kel. Meteseh Kec. Tembalang Semarang Jawa Tengah 5. Tempat Peneliti : PAUD Berabasis Aqidah Islam (BAI)

Khoiru

Ummah Semarang B. Pendidikan

1. SD Alam Ar-Ridho Semarang Lulus tahun 2006 2. SMP Alam Ar-Ridho Semarang Lulus tahun 2009 3. MA Futuhiyyah 2 Mranggen Lulus tahun 2012

4. SI Pendidikan (PIAUD) di Institut Agama Islam Negeri Salatiga Lulus tahun 2018, dengan IPK 3,57

Dokumen terkait