• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL-KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI) KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL-KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI) KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI)

KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

SHOHIFATUN NASIHAH NIM 116 13 027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI)

KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

SHOHIFATUN NASIHAH NIM 116 13 027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

ِِناَبِّذَكُت

اَمُكِّبَر

ِِء َلََآ

ِِّيَأِبَف

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk :

1. Kedua orang tua ku yang telah melahirkan, mendidik, serta memberikan

dorongan baik materiil maupun spiritual serta kakak-kakak dan adik yang

selalu mensupport dan mendoakan kebaikan untukku.

2. Dosen-dosen tercinta, Ibu Asdiqoh, Bp.Wahidin dan Bp. Agung yang telah

menemani saya selama saya berproses belajar dan menyelesaikan skripsi.

3. Sahabat-sahabatku PIAUD : Risa, Titi, Fatih, Etik, Cici, Eka, Asih, Aryana,

Widya, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang

telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada Sahabatku Ana, Wulan, Mas Bayu, Siddiq yang telah mendukung

serta membantu dalam hal materiil maupun semangat dalam perjalanan

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI) KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

(9)
(10)

ABSTRAK

Nasihah, Shohifatun 2018. Peningkatan Hafalan Surah Al Kafirun Melalui Metode Gerak Kinestetik di PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru

Ummah Meteseh Kec. Tembalang Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Islam Negeri Salatiga, Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata Kunci : Menghafal, Metode gerak kinestetik, Anak usia dini.

Pentingnya peningkatan hafalan pada anak usia dini menjadi alasan penelitian yakni melalui metode gerak kinestetik untuk meningkatkan kemampuan hafalan, kemampuan daya ingat, dan yang paling utama yaitu peningkatan perkembangan hafalan surah Al Kafirun pada anak usia dini. Penelitian ini untuk menguji peningkatan perkembangan hafalan surah Al Kafirun melalui metode gerak kinestetik pada anak usia dini di PAUD Berbasis Aqidah Islam Khoiru Ummah Semarang tahun pelajan 2017/2018.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif. Subjek dalam peneltian ini adalah anak usia 4-7 tahun yang tergabung dalam kelompok A dan kelompok B yang berjumlah keseluruhan 19 anak. Metode yang dikumpulkan untuk pengumpulan data adalah, tes performem, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 7

E. Hipotesis Tindakan... 7

F. Metode Penelitian... 9

G. Sistematika Penulisan ... 14

(12)

B. Metode Pembelajaran Gerak kinestetik ... 25

C. Metode Gerak Kinestetik ... 27

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus ... 38

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ... 43

D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN A. Deskripsi Persiklus ... 51

B. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 ... 8

Tabel 3.1 ... 34

Tabel 3.2 ... 35

Tabel 3.3 ... 38

Tabel 3.4 ... 39

Tabel 3.5 ... 41

Tabel 4.1 ... 51

Tabel 4.2 ... 53

Tabel 4.3 ... 55

Tabel 4.4 ... 57

Tabel 4.5 ... 60

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 ... 10

Gambar 3.1 ... 36

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pendidikan anak usia dini atau yang sering disebut dengan PAUD sedang menjadi fokus perhatian masyarakat. Masyarakat mulai tertarik dengan PAUD setelah mengetahui berbagai manfaat yang diperoleh jika anak-anak mereka diberi stimulasi positif sejak dini. Ketertarikan tersebut membuat menjamurnya lembaga sekolah dalam lingkungan masyarakat. Semakin banyak pula orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya di lembaga tersebut.

Kondisi diatas membuktikan bahwa masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan usia dini. Manfaat yang diperoleh anak yaitu berupa tingkat perkembangan fisik motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, nilai agama dan moral, dan seni. Perkembangan tersebut tidak luput dari stimulasi orang tua, guru serta lingkungan masyarakat.

(16)

dengan wawasan yang luas, penataan administrasi, figur pengelola atau pelaksana yang handal, serta dukungan kuat dan kerjasama yang harmonis ditengah-tengah masyarakat. Maka sebaiknya orang tua melihat dan menilai sekolah yang akan menjadi tempat pendidikan untuk anak.

Sekolah yang baik dapat dilihat dari gurunya. Guru adalah figure

bagi anak-anak, bagaimana perilaku dan cara mengajarnya pun akan menjadi contoh untuk anak. Menjadi guru mempunyai tanggungjawab untuk membantu mendidik anak dalam segala aspek perkembangan. Adapun perkembangan yang di bungkus dalam pembelajaran sehari-hari yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal dan kegiatan akhir yaitu sebuah pembiasaan untuk melatih anak terbiasa melakukan, mengucapkan pembiasaan yang ada dalam sekolah (standar operasional). Karena dari sebuah pembiasaan yang diucapkan sehari-hari maka anak akan lebih cepat dan mudah untuk menghafal.

Anak akan diajarkan berbagai hafalan seperti surat-surat pendek, doa-doa, serta hadits-hadits. Pembiasaan ini dapat mengembangkan agama dan moral pada anak. Apalagi dari pembiasaan tersebut membuahkan prestasi dalam menghafal alquran atau juz amma untuk anak, maka orang tua dan guru akan menjadi bangga.

(17)

itu mereka mengajarkan Al-Qur‟an kepada anak-anaknya sesuai dengan ajaran Nabi.

Diriwayatkan dari Mush‟ab bin Sa‟d bin Abi Waqqash, dari ayahnya, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda:

َؼَج ْيَه ْنُمُسٍَْخ

َُوَّلَػَّ َىآْسُقْلا َنَّل

“Orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang

mempelajari Al-Qur‟an dan mengajarkannya.” (HR. Ahmad)

Berdasarkan hal itu, mengajarkan Juz Amma dapat memberikan sifat-sifat yang terpuji kepada manusia, apalagi pengajaran dan pendidikan ini dilakukan dalam sekolah serta dalam keluarga. Maka dapat terciptanya anak untuk dapat mencintai Al-Qur‟an / Juz Amma.

Pada era globalisasi ini masyarakat sadar akan pentingnya menghafal Al-Qur‟an. Maka banyak pula lembaga yang berbondong-bondong mendirikan lembaga yang menunjang anak untuk jadi penghafal. Begitu pula dengan pendidikan anak usia dini yang mengenalkan dan mengajarkan hafalan Juz Amma sebagai kegiatan belajar mengajar sehari-hari.

(18)

Surah Al Kafirun termasuk salah satu surah yang ditargetkan untuk dihafalkan anak didik. Sebagai seorang pendidik maka anak dibiasakan untuk menghafal Juz Amma.

Guru PAUD ditantang untuk selalu meningkatkan kualifikasi dan mutunya, utamanya dalam menyeleksi (High Tech) dan pendekatan manusiawi (High Touch) yang lebih tepat guna memperkaya strategi penyajian tema-tema pembelajarannya (Abdullah, 2006). Untuk sebuah pencapaian dalam menghafal juz amma pun harus mencari berbagai metode setiap harinya.

Menurut Ahmad Zainal Abidin ( 2015: 57) metode yang tepat untuk digunakan pada usia 5-6 tahun yaitu menggunakan metode gerak kinestetik. Hafalan dengan menggunakan gerak kinestetik sangat membantu anak dalam menghafal. Karena pada usia ini anak senang menirukan tingkah laku seseorang. Anak akan lebih mudah menirukan ayat-ayat yang sedang dihafal yaitu surat Al Kafirun dengan gerakan kinestetik. Metode gerak kinestetik ini akan cocok untuk mengajarkan anak menghafalkan Juz Amma pada usia dini. Karena pada dasarnya kecerdasan anak berbeda-beda dan di PAUD tersebut anak-anak cenderung pada kecerdasan kinestetik yaitu kecerdasan melalui gerakan tubuh dan anggota badan.

(19)

mengekspresikan ide dan perasaan, serta ketrampilan menggunakan tangan untuk mengubah atau menciptakan sesuatu. Yang dimaksud kecerdasan kinestetik berarti berfikir dengan menggunakan tubuhnya, yang ditunjukkan dengan ketangkasan tubuh untuk memahami perintah dari otak. Dengan gerakan yang sesuai dengan arti anak akan lebih mudah menghafal melalui daya tangkapnya.

Maka dalam pengajaran yang sesuai dengan dasar-dasar yang benar, akan membuat anak-anak mencintai Juz Amma, sekaligus memperkuat ingatan dan pemahaman mereka. Setiap proses dibutuhkan pula kesabaran, ketekunan, dan ketabahan. Disamping itu adanya metode, strategi, dan langkah-langkah yang tepat dalam menghafal Juz Amma, serta adanya kerjasama antara sekolah, orang tua, dan lingkungan masyarakat yang membimbing anak untuk mencintai Al-Qur‟an / Juz Amma. Sehingga menghafal Juz Amma menjadi efektif dan menyenangkan, bukan beban yang memberatkan dan menjemukan.

(20)

Surah Al Kafirun adalah salah satu surah yang ditargetkan untuk dihafalkan anak didik di PAUD tersebut. Karena di dalam surah Al Kafirun ada ayat yang sama sehingga dapat mengecohkan anak dalam menghafal. Surah tersebut juga termasuk surat pendek serta menjadi target pembelajaran maka di ambilah surat tersebut untuk surah yang diteliti.

Berdasarkan uraian diatas, maka tertarik untuk diadakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HAFALAN SURAH AL KAFIRUN MELALUI METODE GERAK KINESTETIK DI PAUD BERBASIS AQIDAH ISLAM (BAI) KHOIRU UMMAH METESEH KEC. TEMBALANG SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah sebagaimana yang telah dikemukakan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah metode gerak kinestetik dapat meningkatkan kemampuan

hafalan Surat Al Kafirun di PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru

Ummah Meteseh Tahun Pelajaran 2017/2018?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

(21)

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan teoritis

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam memperkaya khazanah keilmuan, khususnya dalam bidang pendidikan anak usia dini di IAIN Salatiga terkait dengan metode menghafal surat-surat pendek (juz amma) bagi anak didik. 2. Kegunaan praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sebagai upaya mengoptimalkan metode menghafal surat-surat pendek (juz amma) bagi sekolah dan anak didik PAUD.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

Menurut Bambang Dwiloka (2012:29) menyatakan bahwa hipotesis penelitian merupakan anggapan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu:

“Metode gerak kinestetik dapat meningkatkan kemampuan menghafal surah Al Kafirun pada anak usia dini di PAUD Berbasis

Aqidah Islam (BAI) Khoiru Ummah tahun pelajaran 2017/2018.”

Indikator keberhasilan dalam peningkatan hafalan surah Al-Kafirun melalui metode gerak kinestetik pada anak usia dini di PAUD Berbasis Aqidah Islam Khoiru Ummah yakni:

(22)

Indikator dalam setiap amatannya yaitu fasih saat menghafal dari awal hingga akhir surah yang dihafalkan (surah Al-Kafirun).

2. Sesuai dengan hukum tajwid

Indikator dalam setiap amatannya yaitu melafalkan hafalan dengan hukum tajwid yang benar.

3. Kelancaran menghafal surah Al-Kafirun dengan gerakan kinestetik Indikator dalam setiap amatannya yaitu sudah lancar dalam mengahafal surah Al-Kafirun beserta gerakannya.

4. Mengerti arti/ makna dari surah Al-Kafirun dengan gerakan

Indikator dalam setiap amatannya yaitu mengerti makna perkata dan perayat dari gerakan surah Al-Kafirun.

Penilaian dalam setiap indikatornya adalah dengan simbol bintang dan skornya disesuaikan dengan kriteria atau ketentuannya, tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhasilan

Simbol Bintang Skor / Nilai Kategori Kriteria / Ketentuan

(23)

Sesuai Harapan)

Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menghafal berdasar penilaian diatas, contohnya anak A penilaian dalam indikator keberhasilannya yaitu lafal bacaan hafalan anak tersebut belum fasih akan tetapi hafal surah Al-Kafirun berarti anak tersebut mendapatkan skor 2 dan indikator yang lainnya seperti hukum tajwid dalam menghafal skornya 1, kelancaran hafalan dengan gerakan 2, mengerti makna / arti perayat 1, langkah selanjutnya dijumlahkan dan dihitung sesuai dengan rumus.

Setelah selesai akan mendapatkan hasil “Lancar” dan “Belum Lancar”.

F. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas. Menurut (Arikunto, 2014) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

(24)

menjabarkan tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang pada umumnya tiap siklus terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dalam tahapan-tahapan ini adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014) 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas TK A dan TK B di PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru Ummah Meteseh, yang beralamatkan di Jalan Dinar Mas 7 No 1 Meteseh, Kecamatan Tembalang Semarang yang berjumlah TK A 11 anak dan TK B 8 anak. Dengan latar belakang orang tua yang berbeda-beda, yaitu pedagang, guru, ibu rumah tangga dan lainnya. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 22 Januari 2018 sampai dengan selesai. 3. Langkah-langkah penelitian

(25)

a. Perencanaan

1) Menyusun konsep pembelajaran dengan menerapkan metode gerak kinestetik dalam kegiatan belajar menghafal surah Al-Kafirun secara bertahap yaitu pembuatan Rencana Kegiatan Harian (RKH) dalam kegiatan awal belajar. 2) Menyiapkan perangkat dan media sebagai pelengkap

metode yang akan digunakan pada penelitian.

3) Menyiapkan lembar evaluasi hafalan Al-Kafirun yang akan dijadikan data untuk dianalisis lebih lanjut.

4) Membuat simulasi perbaikan. b. Pelaksanaan tindakan

Merupakan pelaksanaan rancangan mengenai tindakan di kelas berupa metode gerak kinestetik dalam kegiatan belajar menghafal surah Al Kafirun sesuai dengan konsep pembelajaran yaitu rencana kegiatan harian (RKH).

c. Observasi

Pada tahap ini segala aktivitas anak didik dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk ditindak lanjuti.

d. Refleksi

(26)

memperbaiki kelemahan siklus I untuk dilakukan perbaikan pada siklus II.

4. Instrumen Penelitian Tindakan Kelas meliputi:

Instrumen pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas adalah :

a. Rencana Kegiatan Harian (RKH), yaitu seperangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan menyusun kegiatan tiap putaran.

b. Lembar evaluasi hafalan, yaitu berupa perangkat yang digunakan sebagai pedoman guru untuk hasil evaluasi hafalan surah Al Kafirun.

c. Lembar Observasi, yaitu lembar yang digunakan untuk mengamati anak didik selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Dokumentasi, peneliti membutuhkan dokumentasi meliputi : 1) RKH (Rencana kegiatan Harian)

2) Foto kegiatan pembelajaran

3) Data siswa, guru, wali murid dan profil sekolah 5. Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data yang objektif, autentik serta valid peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

(27)

Metode ini diambil melalui tes performem dengan menghafal surah al kafirun di awal maupun di akhir penerapan penelitian tindakan kelas.

b. Metode Observasi

Metode ini diambil dengan melakukan pengamatan dan pencatatan dengan siswa dengan sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki, tentunya dipandu dengan lembaran pengamat.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data. Penerimaan metode ini digunakan untuk pengumpulan data yang berupa arsip, daftar siswa dan guru, laporan akhir semester, sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi sekolah.

6. Analisis data

(28)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan merupakan kerangka-kerangka skripsi yang dimaksudkan untuk memberi petunjuk mengenai pokok-pokok permasalahan yang akan ditulis dalam skripsi. Dalam menyusun skripsi ini, dibagi dalam beberapa bab, dimana setiap bab tersebut masih dibagi dalam beberapa sub bab, dan dimana antara bab I dengan bab lainnya saling berkaitan. Hal ini penulis maksudkan agar pembaca lebih mudah memahami skripsi ini. Dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan, berisi Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang Pengertian menghafal Juz Amma, Metode pembelajaran, Metode gerak kinestetik dalam menghafal surah Al Kafirun.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi, subjek penelitian, deskripsi penelitian pelaksanaan pra siklus, deskripsi penelitian pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi persiklus dan pembahasan.

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Menghafal Juz ‘Amma

1. Pengertian menghafal Juz „Amma

Menghafal adalah suatu proses mengulang sesuatu baik dengan cara membaca maupun mendengar (Abdul Rauf, 2004: 49). Sedangkan

Juz „Amma adalah juz terakhir dari tiga puluh juz Al-Qur‟an. Ciri utama surah-surahnya adalah singkat-singkat, dengan bahasa yang indah memesona, menyentuh hati atau menghardiknya disertai dengan argumentasi-argumentasi rasional yang mampu meyakinkan nalar yang belum dikerihkan oleh kerancuan berpikir atau subjektivitas pandangan. (blogpaser, 2012)

Kewajiban umat islam adalah menaruh perhatian terhadap

Al-Qur‟an agar keberadaannya dimuka bumi selalu terjaga dari orang -orang yang ingin menghancurkannya. Salah satu cara untuk menjaganya adalah dengan menghafalnya secara sempurna tiga puluh juz. Namun untuk tingkatan PAUD setidaknya sudah dikenalkan dan

diajarkan menghafal Juz „Amma. Allah SWT telah berjanji akan

memberikan hadiah berupa pahala yang melimpah ruah bagi yang menghafal Al-Qur‟an (Sa‟adullah, 2008: XII).

(30)

tersebut dapat melekat pada ingatan dan dapat diucapkan atau diulang kembali tanpa melihat mushaf Al-Qur‟an (Sa‟adullah, 2008: 57-58).

Juz „Amma yang merupakan juz ke 30 dari kitab Al-Qur‟an merupakan bagian yang paling sering kita dengar dan paling sering kita baca. Hal pertama yang kita pelajari adalah menghafal surat-surat

pendek yang terdapat dalam Juz „Amma. Di dalam Juz „Amma

terdapat 37 surat yang dimulai dari surat an-naba‟ dan diakhiri an-naas.

Dalam Juz „Amma pula terdapat banyak surat yang memiliki keutamaan. Diantaranya adalah surat al ikhlas, al falaq, an naas dan lain-lainnya.

2. Manfaat menghafal Al-Qur‟an / Juz „Amma

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam menghafal

Al-Qur‟an / Juz „Amma (Putra, 2013) yaitu sebagai berikut : a. Bahagia di dunia dan di akhirat

Jika disertai dengan amal shalih dan keikhlasan, maka ini merupakan kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. b. Sakinah (Tenteram jiwanya)

(31)

ِ َّاللَّ َباَحِم َىُْلْحٌَ ِ َّاللَّ ِتٍُُْب ْيِه ٍثٍَْب ىِف ٌمَْْق َغَوَحْجا اَهَّ

ًََُُْسَزاَدَحٌََّ

ُةَنِئَلاَوْلا ُنُِْحَّفَحَّ ُةَوْحَّسلا ُنُِْحٍَِشَغَّ ُةٌٍَِنَّسلا ُنٍَِِْلَػ ْثَلَصًَ َّلاِإ ْنٌٍََُِْب

ٍَُدٌِْػ ْيَوٍِف ُ َّاللَّ ُنَُُسَمَذَّ

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya

melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan

dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan

menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di

sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)

c. Tajam Ingatan dan Bersih Intuisinya

Ketajaman ingatan dan keberhasilan intuisinya itu muncul karena seorang penghafal Al-Qur‟an selalu berupaya mencocokkan ayat-ayat yang dihafalnya dan membandingkan ayat-ayat tersebut ke porosnya, baik dari segi lafal (teks ayat) maupun dari segi pengertiannya. Allah berfirman :

ازاسَخ َّلاإ َيٍِْوِلاظلا ُدٌْصٌَ َلاَّ ، َيٌٍِِْهْؤُوْلـِّل ٌةَوْحَزَّ ٌءاَفش َُُْ اَه ِىآسقلا َيِه ُهِّصًٌَّ

“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al

Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim

(32)

d. Fasih dalam Berbicara

Orang yang banyak membaca atau menghafal Al-Qur‟an akan membentuk ucapannya yang tepat dan dapat mengeluarkan fonetik arab pada landasannya secara alami.

Allah berfirman : menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi

peringatan(194). Dengan bahasa Arab yang jelas (195). (QS.

Asy-Syu‟ara/26: 194-195)

e. Memiliki doa yang mustajab

Orang yang hafal Al-Qur‟an yang selalu konsekuen dengan predikatnya sebagai Hamalatul Quran merupakan orang yang dikasihi Allah. Dan orang-orang kekasih Allah ini diantaranya adalah orang yang hafal Al-Qur‟an. Orang-orang inilah yang doanya mustajab.

(33)

hafal itu jauh lebih utama. Mengamalkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari itu adalah tuntutan. Namun mengamalkan karena termotivasi karena hafalan adalah lebih bagus setiap saat. Berikut ini adalah manfaat-manfaat hafalan Al-Qur‟an yakni sebagai berikut :

1) Kemenangan di dunia dan di Akhirat, jika disertai dengan amal sholih dan menghafalkannya.

2) Bahtera Ilmu, menghafal juga dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi lebih tinggi dari pada teman-teman mereka yang tidak hafal dalam banyak segi hal, sekalipun umur, kecerdasan, dan millieu mereka berdekatan.

3) Memiliki identitas yang baik dan berperilaku jujur.

4) Kekuatan memori, kemampuan manusia untuk menghafal didukung oleh kekuatan memori dalam otak. Menghafal

Al-Qur‟an secara tidak langsung akan menguatkan daya ingatan dalam memori akan lebih kuat.

5) Ketenangan dan stabilitas psikologis, menghafal Al-Quran dapat meningkatkan ketenangan jiwa serta fikiran. Kesehatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikis individu menjadi stabil dengan menghafal/ membaca al-quran. 3. Tujuan menghafal Surah Al Kafirun

Menghafal Juz „Amma memiliki tujuan, yakni untuk

(34)

Syah, Ballard, Briged dan Clanchy, John metode hafalan bertujuan untuk pembenaran atau penyebutan kembali materi (Syah, 2001).

Apabila sebuah kegiatan tidak memiliki tujuan maka akan berjalan meraba-raba. Dengan adanya tujuan yang jelas maka akan membuat orang lebih terarah, giat serta bersungguh-sungguh. Segala daya dan upaya harus dipusatkan pada pencapaian tujuan, baik bahan ajar, metode dan teknik pelaksanaan kegiatan belajar harus dapat menunjang tercapainya tujuan dengan efektif dan efisien.

4. Hal-hal yang perlu difahami sebelum menghafal Juz „Amma a. Membenarkan pengucapan dan bacaan Al-Qur‟an

Untuk memudahkan menghafal Juz „Amma, maka siswa

harus sudah mampu membaca Al-Qur‟an dengan bacaan yang benar, fasih, serta lancar. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membenarkan pengucapan dan bacaan Al-Qur‟an adalah dengan mendengarkan bacaan orang yang sudah baik bacaannya, atau dari orang yang sudah hafal dan sangat cermat sekali, karena hanya dengan begitulah Al-Qur‟an dapat dipelajari secara baik (Putra, 2013).

Namun untuk usia TK dalam memudahkan menghafal Juz

(35)

seseorang yang mengajarinya. Karena pada usia ini anak belum dapat membaca Al-Qur‟an.

b. Memiliki kondisi fisik dan pikiran yang sehat

Kondisi fisik yang prima dan pikiran yang sehat juga sangat menentukan keberhasilan seseoranng terutama pada anak dalam

menghafal Juz „Amma (Putra, 2013). Dengan kondisi yang baik maka akan lebih mudah untuk mengkondisikan anak dalam kegiatan menghafal.

c. Memiliki waktu dan tempat yang tenang

Memilih waktu yang tepat sesuai dengan keinginan, yang membuat pikiran tenang, dan konsentrasi dalam menghafal. Waktu

yang tepat untuk menghafal Juz „Amma pada anak ketika sekolah

yaitu diawal kegiatan mengajar. Pada waktu pagi setelah anak terkondisikan masuk kelas setelah berdoa dilanjutkan untuk tahfidz.

5. Materi Tahfidz

Materi yang biasa diajarkan dalam proses menghafal Al-Qur‟an yaitu sebagi berikut :

a. Makharijul Huruf (tempat-tempat keluarnya huruf)

Menurut Al-Qosimi (2010: 121-125) Makharijl Huruf ada lima tempat, yaitu :

1) Rongga mulut :

ا ،ي ،ّ

(36)

3) Lidah :

،

ج

،

ض

،

ز

،

ى

،

ه

،

ط

،

د

،

ت

،

ظ

،

ذ

،خ

Ikhfa‟ haqiqi, Ikhfa‟ syafawi, Idzghom

mitslain atau idzghom mimi, idzghom mutajanisain.

b. Ilmu Tajwid

Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah dan cara-cara seseorang membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar (Zarkasyi, 1990: 5). Dengan mengajarkan ilmu tajwid sejak dini akan mempermudah bacaan hafalan anak ketika sudah besar.

Kedua materi tersebut wajib untuk diajarkan kepada anak yang ingin menghafal, karena dengan materi tersebut akan menjadikan bacaan dan hafalan anak menjadi baik dan benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Di sekolah pada dasarnya mempunyai target materi hafalan Juz

„Amma yang berbeda-beda, sesuai dengan usia dan kemampuannya. Di PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru Ummah sendiri mempunyai targetnya. Di semester II ini anak TK A di target mampu menghafal surat Al-Fatihah sampai dengan surat At Takatsur.

(37)

Dhuha. Target tersebut tidak luput dengan murojaah atau pengulangannya dari surat Al Fatihah hingga yang sedang di hafalkan agar anak selalu ingat.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keberhasilan Menghafal

Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan mengajar (Abidin M. Z., 2015) yakni sebagai berikut :

a. Bahasa Arab

Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia melalui bangsa Arab. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Allah berfirman :

ُلِقْؼَج ْنُنَّلَؼَّل ا ٍِّبَسَػ ا ًآْسُق ٍُاٌَْلَصًَأ اًَِّإ

َىْ

﴿

٢

“Sesungguhnya, Kami menurunkannya berupa Al-Quran

dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (QS. Yusuf/

12: 2)

Pemahaman bahasa Arab akan memudahkan seseorang menghafal Al-Quran. Dengan memahami bahasa Arab, kita dapat mengerti makna atau arti dari ayat yang dibaca. Pemahaman seperti inilah yang akan membantu kita dalam mengingat sebuah ayat. b. Usia

(38)

Saat usia balita, memiliki daya ingat tinggi serta memiliki kemampuan menghafal dan rasa ingin tahu yang tinggi, usia balita juga disebut usia keemasan. Dengan alasan demikian, banyak orang tua memperkenalkan dan mengajarkan Al-Quran kepada anaknya sejak dini.

c. Intelegensi

Intelegensi merupakan bawaan sejak lahir dan bersifat konstan sepanjang hidup seseorang. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, maka semakin mudah ia menghafal. Intelegensi seseorang dapat ditumbuhkan melalui kesungguhan dan ketekunan dalam mempelajari sesuatu. Demikian pula dengan hafalan, seseorang akan mudah menghafal jika ia bersungguh-sungguh dan tekun melaksanakannya.

d. Lingkungan

(39)

B. Metode Pembelajaran Gerak Kinestetik 1. Pengertian Metode Gerak Kinestetik

Metode gerak kinestetik adalah cara menghafal al-Qur‟an yang berorientasi pada hafalan dan pemahaman ayat al-Qur‟an beserta artinya melalui gerakan atau kinestetik yang disesuaikan dengan arti tiap ayat sehingga memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk memahami dan mengingat setiap ayat al-Qur‟an yang diberikan. Metode gerak adalah salah satu dari sekian banyak metode dalam

menghafal al-Qur‟an, namun kekuatan metode gerak kinestetik terletak pada pendekatan agar anak menjadi rileks saat menghafal, dan tetap mengutamakan tajwid.” (Bersama Islam, 2016).

Metode gerak kinestetik merupakan pengembangan dari metode ummi sebagai salah satu metode dalam menghafalkan ayat-ayat al-Qur‟an yang di ciptakan oleh Ustadzah Laili Tri Lestari yang merupakan istri dari Ustadz Kamaluddin Marsus seorang pendiri atau perintis dari sebuah wadah yang berpusat di Makassar yaitu Arrahman

Qur‟anic Learning („AQL) Center yang dibentuk pada 1 Muharram

1430 H (29 Desember 2008). „AQL merupakan sebuah lembaga yang

(40)

menghafalkan ayat-ayat al-Qur‟an, melainkan mengetahui terjemahan ayat yang dihafalkan dalam bentuk kinestetik atau gerakan, sehingga metode ini sangat menyenangkan bagi anak.

2. Sejarah Metode Gerak kinestetik

Metode Gerak kinestetik ini pertama kali digagas oleh Ustadzah Laili Tri Lestari sejak tahun 2012 saat mengajar di sekolah

Islam Athirah Makassar. Metode ini secara resmi diberi nama “Metode Gerak kinestetik” pada tahun 2014 dan mulai dikenal masyarakat

Indonesia karena pada saat itu Kaisa Aulia Kamal (anak ke-empat dari tujuh bersaudara), dari pasangan Ustadz Kamaluddin Marsus dan

Ustadzah Laili Tri Lestari lolos di audisi Hafizh Qur‟an Trans 7

sebagai juara tiga dan juara favorit (Bondowoso, 2016).

Kaisa saat itu masih berusia lima tahun. Dengan menerapkan

metode ini, Kaisa dan semua saudaranya menjadi Hafizh Qur‟an.

(41)

segitiga, atau api digambarkan dengan telapak tangan yang mengembang dan menguncup (Ririn, 2014). Menghafal bukan hanya sekedar surahnya saja tetapi juga sekaligus dengan artinya.

C. Metode Gerak Kinestetik

1. Langkah Pembelajaran Metode gerak kinestetik

Berikut langkah-langkah pembelajaran menghafal dengan metode gerak kinestetik (Muthmainnah, 2016):

a. Guru memberi salam

b. Menyiapkan atau memberi aba-aba kepada santri untuk duduk rapi persiapan proses belajar mengajar.

c. Mengabsensi kehadiran santri

d. Membaca basmalah dan do‟a sebelum belajar e. Muroja‟ah atau mengulang hafalan

f. Tambahan hafalan dengan membaca ayat perkata dengan gerakan/kinestetik. Contoh kata “Qul” jari telunjuk tangan kanan

menempel di samping bibir yang artinya “katakanlah”.

g. Menjelaskan hukum tajwid serta maknanya/tafsirnya

h. Santri melafalkan ayat secara berulang-ulang sampai ayat tersebut menerjemahkan per kata

i. Guru menyimak hafalan ayat yang dihafalkan oleh masing-masing santri

(42)

k. Setelah ayat pertama dihafal, guru membimbing santri untuk lanjut ke ayat berikutnya dengan perlakuan yang sama, yaitu guru memberi contoh kembali ayat selanjutnya yang akan di ajarkan kepada anak dengan gerakan.

l. Merefleksi pembelajaran dengan memberi game sambung ayat (yaitu hafalan surat-surat secara berkesinambungan)

m. Menutup pembelajaran dengan do‟a senandung al-Qur‟an dan do‟a

kafaratul majelis secara berjama‟ah.

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Gerak kinestetik

Sama dengan metode yang lainnya, metode Gerak kinestetik pun memiliki keunggulan dan kelemahan, diantaranya:

a. Keunggulan Metode Gerak kinestetik

1) Melatih anak dalam mengembangkan kemampuan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan dilatih dengan gerakan, otak kiri dengan menghafal

2) Gerakan membuat anak rileks ketika menghafal dan mudah memahami arti setiap ayat

3) Metode ini menarik perhatian anak untuk menghafal sehingga suasana kelas menjadi hidup

4) Anak mudah menghafal dan melafalkan ayat melalui nada yang digunakan yaitu nada ummi

(43)

b. Kelemahan Metode Gerak kinestetik

1) Metode ini memerlukan keterampilan khusus guru 2) Memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

Ketika mengajarkan anak dengan metode ini maka harus diperhatikan panjang pendeknya bacaan agar bacaan terdengar fasih sesuai maknanya. Pada bacaan yang memiliki panjang dua harokat,

seperti mad thabi‟i, mad iwad, dan lainnya, guru menggerakkan

telunjuk kanan dari atas ke bawah. Pada bacaan berhukum ghunnah, guru membuka tangan sebelah kanan, kemudian mengepalnya seperti menangkap sesuatu. Sementara untuk bacaan berharokat 5-6, guru mengayun-ayunkan telapak tangan hingga 5-6 kali (Abidin, 2015).

3. Gerakan kinestetik surah al kafirun oleh Ustadzah Laili Tri Lestari a. Melafalkan kata “Qul Yaa”: jari telunjuk tangan kanan menempel

di samping bibir yang artinya “katakanlah”. Kemudian jari telunjuk tadi di gerakkan ke samping kanan yang menandakan bahwa kata

“yaa” itu panjang.

b. Melafalkan kata “Aiyyuhal kaafiruun” : kedua telapak tangan membuka dari bawah ke atas kemudian tangan kiri miring lurus dan tangan kanan bergerak mengikuti tetapi belok arah. Yang

artinya yakni “orang-orang kafir”

c. Melafalkan kata “Laa / Wa Laa” : jari telunjuk bergerak kanan-kiri

(44)

d. Melafalkan kata “A‟budu” : tangan kanan menunjuk pada dada

“diri sendiri” kemudian kedua tangan menguncup di atas kepala menandakan “menyembah”. Yang artinya “aku menyembah”.

e. Melafalkan kata “Maa Ta‟buduun” : kedua tangan mebuka ke arah

samping menandakan “apa” kemudian telunjuk kanan menunjuk ke

depan “kamu” dan kedua tangan menguncup di atas kepala. Yang artinya “Apa yang kamu sembah”.

f. Melafalkan kata “antum” : telunjuk kanan menunjuk ke depan

“kamu/ kalian”.

g. Melafalkan kata “ „Aabiduuna maa” : kedua tangan menguncup di atas kepala menandakan “menyembah”. Kemudian dilanjutkan

dengan gerakan kedua tangan membuka ke arah samping “apa”.

h. Melafalkan kata “ Ana „Aa bidummaa : tangan kanan menunjuk

pada dada “diri sendiri” kemudian kedua tangan menguncup di atas kepala menandakan “menyembah”. Yang artinya “aku menyembah”.

i. Melafalkan kata “ „Abadtum” : kedua tangan menguncup di atas kepala dan dilanjukan dengan jari kanan menunjuk ke depan

“kamu/ kalian”.

j. Melafalkan kata “Lakum diinukum” : tangan kanan menunjuk ke

arah depan “untukmu” kemudian bergerak menunjuk tangan kiri

menunjuk yang di buka”rukun Islam/ agama”. Yang artinya

(45)

k. Melafalkan kata “waliyadiin” : tangan kanan menunjuk dada “diri

sendiri” kemudian tangan kanan bergerak menunjuk ke tangan kiri yang dibuka “rukun Islam/ agama”. Yang artinya “untukku agamaku”.

(46)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya PAUD Berbasis Aqidah Islam Kroiru Ummah PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru Ummah Semarang didirikan pada 11 Juli 2010 oleh ibu-ibu yang menginginkan anaknya sejak dini bisa menghafal Al-Quran. Salah satu dari pendiri tersebut tertarik dengan salah satu lembaga yang ada di Bogor. Setelah membeli kurikulum dilembaga (menginduk lembaga) yang ada di Bogor, beliau mempelajari isi nya. Timbullah ide untuk mengadakan diklat yang di isi oleh ustadzah Yulia Ilmawati dari Bogor dan di temani dua ustadzah lainnya. Dengan bermodalkan nekat serta mencari-cari donator akhirnya terwujudlah diklat tersebut.

Mendirikan sebuah lembaga tidaklah mudah, maka pendiri mengikuti study banding yang ada di Yogyakarta. Setelah proses yang panjang akhirnya PAUD diresmikan di masjid dengan mengundang berbagai warga dengan narasumber ustadzah Diana dari Yogyakarta.

(47)

terdaftar. Lulusan pertama pada tahun 2013 dengan meluluskan 6 anak didik.

2. Profil Sekolah

Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut :

a. Nama Lembaga : PAUD Berbasis Aqidah Islam Khoiru Ummah

b. Provinsi : Jawa Tengah

c. Kota : Semarang

d. Kecamatan : Tembalang e. Kelurahan : Meteseh

f. Jalan dan Nomor : Jl. Dinarmas 7 No. 1 RT 02/ RW 17

g. Kode Pos : 50271

h. Telepon : 0812 1554 8144

i. Daerah : Kota

j. Status Sekolah : Swasta k. Tahun Pendirian Sekolah : 2010

l. Manajemen : Sendiri

3. Letak Geografis PAUD BAI Khoiru Ummah

(48)

4. Visi , Misi dan Tujuan PAUD BAI Khoiru Ummah a. Visi

Adapun visi PAUD BAI Khoiru Ummah yaitu :

“Menjadikan yang terdepan dalam mewujudkan ibu tangguh dan generasi pemimpin berbasis aqidah Islam”

b. Misi

Adapun misi PAUD BAI Khoiru Ummah yaitu :

1) Membangun kesadaran dan kemampuan ibu menjadi pendidik pertama dan utama

2) Mengenal, membangun dan mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal dengan pemberdayaan ibu

5. Keadaan Siswa dan Guru a. Daftar Nama Siswa

Adapun nama-nama siswa kelompok A di PAUD BAI Khoiru Ummah yang akan diamati terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa PAUD BAI Khoiru Ummah

NO NAMA

Keterangan

L P

1 Amellyana Ahizha Saphira √

2 Abdullah Kholid Harits √

3 Laoode Salim Akmal √

(49)

5 Cristal Nada Annabila √

6 Ervan Maulana Widjaya √

7 Nurul Falihah Husna √

8 Galang Bima Sena √

9 M. Sholahudin Haris √

10 Hasya Fadhilah √

11 M. Hafis Irfan √

12 Ival Priana Bekti √

13 Miyuki Unnati Tyaspambudi √

14 Zainab Naila Yasmin √

15 Ananda Aqilatul Munawaroh √

16 Jundullah Kholid Al Miski √

17 M. RafkaAl Fatih √

18 Rika Regina Putri √

19 Khairunnisa Yumna Ariyanto √

b. Daftar Nama Guru

Adapun nama-nama guru di PAUD BAI Khoiru Ummah terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Daftar Nama Guru PAUD BAI Khoiru Ummah

NO NAMA JABATAN

(50)

2 Dephy Sri Wulandari Guru kelas KB pada gambar dibawah ini :

Gambar3.1 Struktur Organisasi PAUD BAI Khoiru Ummah

7. Tata Tertib dan Pembiasaan di PAUD BAI Khoiru Ummah

a. Berangkat sekolah harus datang lebih awal (tidak boleh terlambat). b. Bel masuk sekolah jam 08.00 tepat.

c. Anak berbaris yang rapi di halaman berdasarkan kelompoknya. d. Guru mendampingi anak dalam barisan.

(51)

e. Bernyanyi dan Ikrar sebelum masuk ke dalam kelas

f. Masuk ke kelas dengan rapi satu per satu membuat bentuk kereta. g. Duduk yang rapi membuat lingkaran.

h. Bernyanyi bergembira, bertepuk tangan, berdoa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

i. Memberi salam.

j. Masuk ke kelas masing-masing

k. Belajar qiroati, hafalan surat-surat, hafalan doa dan hadits (klasik) l. Bercerita tentang kisah Rosulullah dan para sahabat

m. Masuk ke inti, guru sudah mempersiapkan pembelajaran.

n. Guru membimbing, mengarahkan, melatih serta mendampingi anak didik dengan baik dan teliti.

o. Memberikan suasana yang menyenangkan serta nyaman pada anak. p. Mengikuti perintah serta menyelesaikan penugasan yang diberikan

guru.

q. Berdoa sebelum makan dan masuk kamar mandi r. Mencuci tangan sendiri.

s. Makan snack dari sekolah, istirahat (didampingi guru)

t. Anak merapikan dan mengembalikan mainan setelah selesai digunakan

u. Qiroati

(52)

w. Guru mengevaluasi kegiatan pada hari itu, mengucapkan salam. x. Anak rapi dan berjabat tangan kepada semua guru.

8. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana prasarana untuk menunjang pembelajaran mengajar di PAUD BAI Khoiru Ummah yakni sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Sarana dan Prasarana di PAUD BAI Khoiru Ummah

No Sarana & Prasara Jumlah No Sarana & Prasara Jumlah

1. Kelas 3 11. Laptop 1

2. Meja 8 12. Print 1

3. Kamar mandi 2 13. LCD Proyektor 1

4. Sepeda 2 14. Layar LCD 1

5. Papan Titian 1 15. Soundsistem 1

6. Prosotan 1 16. Mic 3

7. Ayunan 1 17. Wireless 1

8. Papan tulis 4 18. Mukena 3

9. APE 20 19. Sajadah 8

10. Perpustakaan 1 20. Karpet 7

B. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus 1. Data Penilaian pra siklus

(53)

hasil wawancara dengan guru dan melalui tes menghafal peranak dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Hasil Penilaian Pra Siklus

No Nama anak

Nilai pada indikator pra siklus Prosentase pencapaian Fasih Tajwid Lancar Mengerti arti

(54)

17. MRAF 1 1 2 1 41

18. RRP 1 1 2 1 41

19. KYA 1 1 2 1 41

Jumlah 759

Keterangan :

Nilai/ skor amatan 1 = Belum Muncul (BM)

2 = Mulai Muncul (MM)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

= 3 x 4 = 12

Contoh :

Nama anak CAN = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksmum

= 6 x 100 % = 50 % 12

= 759 x 100 % = 39 % 19

Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

Prosentase pencapaian anak = jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

(55)

Dari tabel diatas, hasil pembelajaran Pra siklus yang dilakukan di PAUD Berbasis Aqidah Islam (BAI) Khoiru Ummah pada hari Selasa, 23 Januari 2018 diperoleh bahwa tajwid, fasih dan kelancaran anak dalam menghafal dengan metode gerakan diketahui prosentase pencapaian tiap anak, karena nilainya di bawah indikator keberhasilan yaitu 75% maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Sedangkan rata-rata prosentase pencapaian keseluruhan pada pra siklus yaitu 39 %.

2. Hasil Observasi

Dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti melakukan permohonan izin kepada kepala sekolah dan para pendidik agar diizinkan untuk melakukan observasi untuk langkah awal pengamatan.

Dalam proses pengamatan peneliti juga banyak berdiskusi dengan kepala sekolah maupun guru kelas yang menjadi kelas penelitian. Proses Observasi pada hari pertama, peneliti melihat pembiasaan yang ada disekolah. Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Observasi

No. Observasi Tidak Ya

(56)

2. Guru menyiapkan anak untuk berbaris yang rapi di halaman

3. Guru memimpin bernyanyi, Ikrar, serta berdoa sebelum kegiatan dimulai jadikan bahan ajar (video gerakan surah Al Kafirun)

8. Guru menilai anak secara langsung √ 9. Guru mengulang kembali hafalan al

(57)

gerak dalam menghafal surat Al Kafirun. Dalam pelaksanaannya anak-anak merasa senang karena ada hal baru yang ditirukan. Guru kelas memang sudah menerapkan beberapa metode dalam mengajarkan hafalan anak. Namun kurangnya daya tarik dalam mengajarkan anak menjadi bosan.

Hasil dari wawancara dengan kepala sekolah dan guru diperoleh bahwa sebagian besar anak TK A masih terbalik-balik dalam menghafal surat Al-Kafirun dan ada beberapa anak yang belum bisa menghafalnya. Sedangkan di TK B sudah hafal namun terkadang masih terbalik-balik dan di tajwidnya masih perlu di latih lagi. Apabila hafalan tidak di ulang-ulang, maka anak akan menjadi lupa.

C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan

(58)

a. Menyiapkan RKH (Rancangan Kegiatan Harian), sebagai acuan peneliti dan kolabolator dalam melaksanakan penelitian. Alat yang digunakan yaitu tayangan video hafalan dengan metode gerak. b. Mempersiapkan alat yang dibutuhkan yaitu proyektor, laptop,

sound.

2. Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan rencana peneliti dengan pihak sekolah, tindakan pertama pada siklus pertama dimulai sejak Selasa, 13 Februari 2018 pembelajaran berlangsung selama 30 menit dari pukul 08.30-09.00 WIB.

Peneliti mengikuti kegiatan sejak baris berbaris didepan kelas untuk mengikuti pembiasaan yang ada di Sekolah tersebut, Langkah selanjutnya anak-anak berbaris, ikrar, dan berdoa.

a. Guru mempersiapkan sumber belajar serta peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran hafalan metode gerak. Video surah al-kafirun dengan gerakan, sound, LCD proyektor, laptop.

b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

c. Guru memberikan arahan tentang hafalan dengan gerakan (tayangan video)

(59)

e. Tiga kali pengulangan setiap ayat

f. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga kali.

g. Guru memberi kesempatan murid untuk maju dan menunjukkan hasil hafalannya.

h. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

i. Diakhiri dengan salam

Proses pembelajaran siklus I seperti yang dijelaskan diatas setiap pertemuan guru mengajarkan hafalan dengan gerakan agar anak mudah ingat. Di siklus I ada 2 pertemuan, pertemuan yang pertama pada tanggal 13 Februari 2018, peneliti memperkenalkan metode hafalan dengan gerakan, dan menirukan hafalan dengan gerakan. 3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan saat pembelajaran bersama dengan guru kelas, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melihat bagaimana anak mendengarkan serta menirukan hafalan dan evaluasi ketika hafalan satu persatu. Observasi digunakan untuk melihat bagaimana perkembangan menghafal pada anak usia dini dengan metode gerakan.

(60)

yang masih kesulitan untuk mengikuti karena malu dan adapula anak yang belum mau mengikuti.

Dari hasil observasi peneliti menyimpulkan bahwa pada pertemuan pertama dan kedua memang terasa berbeda, ada sebagian anak yang merasa senang mengikuti dan mampu menirukan, namun ada beberapa anak yang masih kesulitan mengikuti tetapi masih berusaha untuk mengikuti, dan ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti sama sekali. Hasil pengamatan peneliti dalam perkembangan menghafal pada anak, dari tahap pra siklus sebesar 39 % dan pada siklus I sebesar 64% rata-rata pencapaian. Dari hasil siklus I, ada 10 anak yang mendapatkan nilai tertinggi dan 9 anak yang mendapat nilai rendah.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pembelajaran hafalan dengan metode gerak. Analisis yang dilakukan peneliti dan guru yaitu berdiskusi dan melihat kekurangan serta melihat hambatan-hambatan saat pembelajaran.

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa :

a. Beberapa anak merasa antusias, senang, dan tertarik mengahafal dengan metode gerak

(61)

c. Daya ingat dalam menghafal anak dengan gerakan sebagian sudah mulai mampu mengikuti

d. Peningkatan yang diperlihatkan anak yaitu nada menghafal yang sama, kelancaran dalam menghafal, tajwid dan tartil yang benar. Namun hasil tersebut belum maksimal, peneliti harus memperbaiki proses pembelajarannya.

D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan untuk siklus II ini melihat dari hasil proses pembelajaran dari siklus I yang tingkat indikator keberhasilannya belum mencapai 75% karena masih ada beberapa anak yang belum mampu menghafal secara tepat dan fasih. Dalam memenuhi tingkat indikator keberhasilannya peneliti akan memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus II. Pada hari Selasa, 20 Februari 2018 peneliti merencanakan tindakan pada siklus II bersama dengan guru kelas.

Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada siklus II yaitu:

a. Mempersiapkan sumber belajar

(62)

d. Anak melanjutkan ayat yang dibacakan oleh guru (saling bergantian)

e. Memanggil 5 anak untuk maju tampil menghafal dengan gerakan

f. guru menutup dengan bersama-sama menghafal surat alkafirun dengan metode gerakan.

Peneliti memberikan cara yang berbeda dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Cara di pra siklus dengan menirukan video hafalan surat al kafirun yang ditampilkan oleh peneliti. Siklus I dengan cara video dan menirukan peneliti menghafal surat alkafirun dengan gerakan. Siklus II dengan cara melanjutkan ayat di surat al kafirun dan memanggil anak untuk maju menghafal surat al kafirun dengan gerakan. Peneliti memberi reward kepada semua anak yang berani tampil maju untuk menghafal dengan gerakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Berdasarkan perencanaan tindakan, peneliti melaksanakannya pada hari Selasa, 20 Februari 2018 pukul 08.30-09.00 wib. Tahap awal peneliti yaitu mengkondisikan anak untuk siap melaksanakan pembelajaran.

(63)

a. Guru memulai pembelajaran dengan salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

b. Kemudian guru mengajarkan kepada anak hafalan dengan gerakan sambil berdiri.

c. Tiga kali pengulangan setiap ayat

d. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga kali.

e. Kemudian guru memberi perintah kepada anak untuk sambung ayat dengan gerakan.

f. Guru memberi kesempatan murid untuk maju dan menunjukkan hasil hafalannya.

g. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

h. Diakhiri dengan salam

Penerapan yang dilakukan sudah sesuai dengan perencanaan dan memberikan cara baru untuk siklus II yakni melanjutkan ayat dan menunjuk anak untuk berani tampil menghafal dengan gerakan.

3. Observasi

(64)

yang lemah dalam mengikuti hafalan secara perlahan mampu mengikuti namun belum fasih dan lancar.

Hasil peningkatan menghafal surat Al Kafirun melalui metode gerakan menunjukkan peningkatan yang sangat baik yaitu dari siklus I 64% dan pada siklus II 80% bahwa ada 16 anak yang mendapat nilai diatas target indikator.

4. Refleksi

Proses tindakan pada siklus II berjalan dengan baik. Kelemahan yang ada pada siklus I dapat teratasi. Hal ini membuat pembelajaran dalam mengembangkan hafalan anak melalui metode gerak kinestetik meningkat. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat terlihat dari tercapainya indikator yang ditetapkan yaitu peningkatan menghafal al kafirun malalui metode gerak kinestetik dari siklus I dan siklus II.

(65)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I

a. Hasil Data

Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan data pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Siklus I

No Nama anak

Nilai pada indikator Siklus I Prosentase pencapaian Fasih Tajwid Lancar Mengerti arti

dari gerakan

1. AAS 2 2 3 1 66

2. AKH 1 1 1 1 33

3. LSA 2 1 2 2 58

4. AAAB 2 1 1 2 50

5. CNA 2 2 3 2 75

6. EMW 2 2 3 2 75

7. NFH 2 2 3 2 75

8. GBS 2 2 2 2 66

9. MSH 2 1 1 2 50

(66)

11. MHI 2 2 1 2 58

12. IPB 2 1 2 1 50

13. MUT 2 2 3 2 75

14. ZNY 2 2 3 2 75

15. AAM 2 2 3 2 75

16. JKAM 1 2 1 2 50

17. MRAF 2 2 3 2 75

18. RRP 2 2 3 2 75

19. KYA 2 2 3 2 75

Jumlah 1231

Keterangan :

Nilai/ skor amatan 1 = Belum Muncul (BM)

2 = Mulai Muncul (MM)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

= 3 x 4 = 12

Contoh :

Nama anak CNA = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

Jumlah skor maksimum

= 9 x 100 % = 75 %

Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

(67)

12

= 1239 x 100 % = 64 %

19

Dari tabel diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, ada 10 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi 9 anak lainnya masih di bawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian kelas pada saat pra siklus sebesar 39% dan siklus I yaitu sebesar 64%.

b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Observasi I

No. Observasi Tidak Ya

1. Guru mempersiapkan sumber belajar serta peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran hafalan metode gerak.

2. Guru memulai pembelajaran dengan salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

(68)

3. Guru memberikan arahan tentang hafalan dengan gerakan (tayangan video)

4. Kemudian guru mengajarkan kepada anak hafalan dengan gerakan sambil duduk.

5. Guru mengulang hafalan tiga kali setiap ayat

6. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga

8. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

9. Membaca senandung Al-Quran bersama-sama

10. Diakhiri dengan salam √

(69)

menirukan, namun ada beberapa anak yang masih kesulitan mengikuti tetapi masih berusaha untuk mengikuti, dan ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti sama sekali. Penilaian dalam kefasihan, kelancaran, serta tajwid anak masih perlu pembelajaran lagi oleh guru.

2. Siklus II

a. Data Penilaian

Berdasarkan hasil penilaian, pengumpulan data dan pengolahan data pada siklus II, maka dapat disimpulkan ke dalam table sebagai berikut:

Table 4.3 Hasil Penilaian Siklus II

No Nama anak

Nilai pada indikator Siklus II Prosentase pencapaian Fasih Tajwid Lancar Mengerti arti

(70)

10. HF 2 3 3 2 83

11. MHI 2 2 3 2 75

12. IPB 2 2 3 2 75

13. MUT 3 3 3 2 91

14. ZNY 3 2 3 2 83

15. AAM 3 3 3 2 91

16. JKAM 1 2 2 2 58

17. MRAF 2 3 3 2 83

18. RRP 2 3 3 2 83

19. KYA 3 3 3 2 91

Jumlah 1538

Keterangan :

Nilai/ skor amatan 1 = Belum Muncul (BM)

2 = Mulai Muncul (MM)

3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

= 3 x 4 = 12

Contoh :

Nama anak CNA = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum = skor maksimum butir amatan x jumlah butir amatan

(71)

Jumlah siswa

= 11 x 100 % = 91 % 12

= 1538 x 100 % = 80 % 19

Dari table diatas, maka diketahui prosentase pencapaian tiap anak, ada 16 anak yang nilai pencapaiannya sama dengan indikator keberhasilan yaitu 75%, akan tetapi ada 3 anak yang masih di bawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar menghafal anak sudah maksimal, dan tidak memerlukan perbaikan. Mungkin dikarenakan anak kurang konsentrasi dalam belajar menghafal, anak sedang sakit. Peningkatan dari rata-rata prosentase pencapaian pada saat pra siklus sebesar 39% dan siklus I yaitu sebesar 64% dan pada siklus II sebesar 80%. Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap siklus.

b. Hasil Observasi

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II, maka dapat disajikan kedalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siklus II

No. Observasi Tidak Ya

1. Guru mempersiapkan sumber belajar √

(72)

serta peralatan yang dibutuhkan saat pembelajaran hafalan metode gerak. 2. Guru memulai pembelajaran dengan

salam, menyanyi dengan menggerakkan anggota tubuh.

3. guru mengajarkan kepada anak hafalan dengan gerakan sambil berdiri

4. Tiga kali pengulangan setiap ayat √ 5. Guru mengulang hafalan tiga kali

setiap ayat

6. Setelah selesai, pengulangan kembali dari awal hingga selesai selama tiga

9. Penutup diisi dengan bersama-sama menghafal dengan gerakan.

10. Membaca senandung Al-Quran bersama-sama

(73)

11. Diakhiri dengan salam √

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi pada Siklus II Peneliti melihat semangat, kefasihan, kelancaran serta tajwid anak sudah berkembang. Peneliti beserta guru melihat perkembangan anak yang lemah dalam mengikuti hafalan secara perlahan mampu mengikuti namun belum fasih dan lancar.

B. Pembahasan

1. Hasil Akhir Perkembangan Menghafal Surat Al Kafirun Melalui Metode Gerak Dari Siklus I Sampai Siklus II

Apabila prosentase pencapaian anak lebih kecil dari prosentase keberhasilan (indikator keberhasilan 75%) maka anak tersebut dikatakan belum mampu menghafal melalu metode gerak, berarti anak

tersebut status pencapaiannya yakni “belum lancar”.

Apabila presentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari presentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 75%) maka anak tersebut dikatakan sudah mampu menghafal surat al kafirun melalui metode gerak, berarti anak tersebut status pencapaiannya yakni

“lancar”. Adapun hasil pengelolahan data dari penelitian pra siklus

(74)
(75)

Adapun rekapiltulasi data pada siklus I seperti terlihat diatas dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Siklus I Dan Siklus II

No Uraian Hasil siklus I Hasil siklus II

1. Nilai rata-rata keseluruhan 64 % 80 % 2. Jumlah siswa yang sudah lancar

menghafal

10 anak 16 anak

3. Indicator keberhasilan keseluruhan

75 % 75 %

Dari data diatas bahwa rata-rata pencapaian peningkatan menghafal melalui gerakan seluruh anak pada siklus I yaitu 64% diatas dan siklus II yaitu 80%, diatas indikator keberhasilan yang disepakati peneliti denganpihak sekolah 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan menghafal surat alkafirun melalui metode gerak sangat baik.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 19 anak pada siklus I ada 6 anak yang mendapatkan pencapaian “Lancar” sedangkan pada siklus II ada 16 anak yang mendapatkan pencapaian “Lancar”, dan pada siklus I ada 13 anak yang mendapatkan pencapaian “Belum Lancar” dan siklus II ada 3 anak yang mendapatkan pencapaian

(76)

Adapun data peningkatan dari Siklus I, sampai Siklus II, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. 1 Diagram batang peningkatan perkembangan menghafal

melalui metode gerak

Dapat disimpulkan bahwa dari data yang telah disajikan, bahwa menghafal melalui metode gerak dapat meningkatkan hafalan pada anak. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dari pra siklus yang rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 39% meningkat pada siklus I yang rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 64%, dan pada siklus II bertambah lagi dalam peningkatan dimana rata-rata pencapaian keseluruhan anak bernilai 80%.

Jadi metode gerak dalam menghafal surat alkafirun terbukti dapat meningkatkan daya hafalan pada anak usia dini di PAUD BAI Khoiru Ummah tahun pelajaran 2017/2018 dengan sangat baik.

(77)

2. Hasil Observasi Dari Peningkatan Menghafal Surat Al Kafirun Melalui Metode Gerak

Adapun hasil observasi dari anak dan guru selama penelitian pada siklus I dan siklus II dalam meningkatkan hafalan surat alkafirun. Dalam pembahasannya akan mengulas beberapa hal yang ditemukan peneliti sebelum dan sesudah penelitian. Hasil observasi akan dijadikan sebagai berikut :

a. Hasil Observasi Pada Anak Didik

Peneliti memberikan beberapa pengamatan yang dilakukan bersama guru kelas tentang perkembangan menghafal surat al kafirun anak. Dalam proses pengamatan, ada beberapa hal yang harus peneliti tingkatkan dari beberapa hal yang menghambat perkembangan mengahfal anak. Salah satu yang peneliti tekankan yaitu metode yang digunakan oleh guru.

(78)

Proses pembelajaran setelah menggunakan metode gerak secara perlahan meningkat, dari Pra Siklus yang rata-rata 39%. Dari Siklus I rata-rata 64% dengan jumlah siswa yang lancar menghafal ada 10 anak sampai Siklus II meningkat 80% dan jumlah siswa yang lancar menghafal ada 16 anak. Dengan hasil observasi terhadap anak peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode menghafal dengan gerakan menjadi salah satu penunjang peningkatan dalam menghafal surat al kafirun. Peningkatan menghafal surat-surat pendek pada juz amma juga perlu diperhatikan untuk menjadikan anak yang cerdas dan mampu menjadi seorang penghafal.

b. Hasil Observasi Pada Guru

Peran guru dalam pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Peneliti melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dalam memberikan pemahaman kepada anak guru tersebut hanya menggunakan metode ummi saja yang membuat anak merasa bosan. Peneliti mengamati bahwa anak perlu diberikan metode lain untuk memberikan daya ingat yang bisa diserap anak dengan mudah dan menyenangkan.

(79)

dapat memahami dan bisa menirukan dengan cepat dan lancar. Guru harus menggunakan berbagai metode menghafal yang membuat anak tertarik untuk mengikutinya, ketika anak sudah semangat hasil yang dihasilkan juga akan meningkatkan kemampuan anak. Ketika kemampuan anak meningkat, pencapaian keberhasilan juga bisa tercapai dan kualitas anak juga semakin meningkat.

(80)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan analisa hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa tindakan pembelajaran menggunakan metode gerak kinestetik anak didik sebesar 39% meningkat pada siklus I sebesar 64% dan ketika dilanjutkan siklus II meningkat menjadi 80%. Total peningkatan yang telah terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai siklus II sebesar 51% yaitu dari 39% menjadi 80%. Metode gerak kinestetik dapat meningkatkan kemampuan menghafal, dapat menunjang daya ingat anak dan yang paling utama yaitu peningkatan perkembangan hafalan surah Al Kafirun pada anak usia dini.

Hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa peningkatan menghafal surah Al Kafirun pada anak meningkat pesat yang awalnya hanya ada 10 anak, sampai pada siklus II ada 16 anak dari 19 anak. Hanya ada 3 anak yang masih tertinggal dikarenakan anak tersebut tidak konsentrasi dan daya ingatnya lemah.

Gambar

Tabel 1.1 Penilaian Indikator Keberhasilan
Gambar 1.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2014)
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa PAUD BAI Khoiru Ummah
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru PAUD BAI Khoiru Ummah
+7

Referensi

Dokumen terkait

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan melakukan pekerjaan matut (menyempurnakan bentuk ukir

Sedangkan pada kuat tarik belah beton penambahan tempurung kelapa belum mempengaruhi kuat tarik hingga umur pengujian 28 hari, setelah umur beton 56 hari penambahan tempurung

Hasil penelitian ini menunjukkan sistem vital sign monitoring secara multipoint menggunakan wireless sensor network ZigBee yang dibuat dapat mempermudah proses vital

Penjualan personal atau personal selling adalah suatu bentuk komunikasi langsung yang terjadi diantara seorang penjual dengan calon pembelinya

Walaupun hipotesis dalam penelitian ini telah terbukti bahwa ada perbedaan nilai prediksi VO2 maks yang signifikan antara siswa yang berangkat ke sekolah jalan

Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat dan mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien peserta BPJS di Puskesmas Leksono I Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan program pengembangan diri pada SMP Negeri di Kecamatan Negara. Studi evaluasi ini

〔商法一一七〕 株主総会の特別決議を欠いた株主以外の者に対する 新株の有利発行の効力 東京地裁昭和四四年三月一八日判決 阪埜,