• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI LUBRICANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI LUBRICANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN SIFAT FISIKA SEDIAAN TABLET SUBLINGUAL EKSTRAK DAUN TEMBAKAU DENGAN VARIASIPRIMOJEL® SEBAGAISUPERDISINTEGRANTDAN MAGNESIUM STEARAT

SEBAGAILUBRICANT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Eddie Hindrianto 088114120

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

i

EKSTRAK DAUN TEMBAKAU DENGAN VARIASIPRIMOJEL® SEBAGAISUPERDISINTEGRANTDAN MAGNESIUM STEARAT

SEBAGAILUBRICANT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Diajukan oleh:

Eddie Hindrianto 088114120

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)
(5)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)
(7)

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

vii

Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat, kasih, penyertaan, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul“Perbedaan Sifat Fisika Tablet Sublingual Ekstrak Daun Tembakau dengan VariasiPrimojel®sebagaiSuperdisintegrant dan Magnesium Stearat sebagaiLubricant”ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tentu memperoleh banyak

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rini Dwiastuti, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi

ini, atas segala kesabaran untuk mendukung, membimbing, memotivasi, dan

memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi, atas arahan,

bantuan, dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

3. Agatha Budi Susiana Lestari, S.Si, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi,

atas arahan, bantuan, dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Drs. Mufrod, M.Sc., Apt. yang telah bersedia mencarikan bahan

superdisintegrantdalam penelitian ini serta memberikan arahan, bantuan, dan

(9)

viii

5. Dewi Setyaningsih, S.Si, M.Sc., Apt yang telah memberikan motivasi, saran

dan ide kepada penulis saat penelitian.

6. Ipang Djunarko, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma.

7. Segenap dosen dan karyawan, atas segenap ilmu dan pengalaman yang

diberikan, sehingga berguna dalam pennyusunan skripsi ini.

8. Silvia Natalia, sebagai rekan kerja penulis, atas segala dukungan,

kebersamaan, bantuan, dan semangat yang diberikan baik selama penelitian

maupun saat penyusunan naskah skripsi.

9. Henny angkatan 2010, yang telah meminjamkan kameranya untuk membantu

dokumentasi dalam penelitian ini.

10. KKN kelompok 20 angkatan 32 dan seluruh warga Gondang Pusung yang

telah menjadi teman baik selama KKN.

11. Semua angkatan 2008 atas kebersamaan, pengalaman, suka duka, dan

kekompakkan yang pasti tidak akan terlupakan.

12. PMK Apostolos, atas kepedulian, semangat dan dukungan yang diberikan.

13. Seluruh alumni SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon angkatan 2008, atas

semangat, dukungan, kebersamaan, kepedulian, kekeluargaan, dan bantuan

yang tidak dapat terlupakan.

14. Sdri. Vanda Laurend, selaku gembalaArmy of GodYogyakarta, atas motivasi,

perhatian, impartasi, dan semangat yang diberikan.

15. Ko Eddy yang telah membantu mencarikan tempat penjualan bahan-bahan

untuk penelitian sekaligus memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

ix

kepedulian, semangat, sharing, tawa canda dan kekompakkan yang pasti tidak

akan terlupakan.

17.Connect group miracle 1 (restoration) atas kebersamaan, pengajaran,

kepedulian, semangat, sharing, tawa canda, dan kekompakkan yang pasti tidak

akan terlupakan.

18. Kak Arini, Ko Wilbert Liu, Putu Novi, Ci Angel, atas kebersamaan,

pengajaran, kepedulian, semangat, sharing, tawa canda, dan kekompakkan

yang pasti tidak akan terlupakan.

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis, terima

kasih atas bantuannya yang diberikan selama ini, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membantu penulis

dalam perkembangan selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak, baik mahasiswa dan lingkungan akademis maupun masyarakat serta

memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di

bidang kefarmasian. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 20 Februari 2012

(11)

x

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisika dengan konsentrasi Primojel®sebagai superdisintegrant dan magnesium stearat sebagai

lubricant yang berbeda. Pengukuran yang dilakukan meliputi kekerasan, waktu hancur, keseragaman bobot, bobot rata-rata dan kerapuhan suatu tablet.

Pada penelitian ini digunakan rancangan percobaan secara acak dengan dua faktor dan dua level. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software R. Respon yang diukur dalam penelitian ini adalah kerapuhan, waktu hancur, keseragaman bobot, bobot rata-rata, kekerasan,wetting timedan kerapuhan.

Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tablet yang diproduksi dengan

Primojel®4% dan magnesium stearat 5% berbeda signifikan dengan tablet dengan

Primojel® 8% dan magnesium stearat 1% dalam hal kekerasan (p=0,0227) dan waktu hancurnya (p=0,0326). Namun, kedua jenis formula tablet untuk bobot rata-rata (p=0,2949) dan kerapuhan (p=0,0532) tidak berbeda. Respon wetting timetidak dapat dihitung.

Kata kunci: Primojel®, superdisintegrant, magnesium stearat, lubricant, bioavailabilitas, desain faktorial,software R,wetting time

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

xi

The aim of this study is to determine the effect Primojel® as superdisintegrant and magnesium stearate as a lubricant to physical properties of sublingual tablets, such as hardness, mean weight, disintegration time, uniformity of weight and friability of a tablet. Effect of lubricant material and disintegrant material affect in bioavailability of the active substance in blood.

Design of this study use the factorial design with two factors and two levels. The data obtained is further analyzed using the R software. Response is measured in this study is friability, disintegration time, uniformity of weight, hardness, wetting time and fragility.

This study conclude that the tablet produced by Primojel® 4% and magnesium stearat 5% significantly different of the tablet produced byPrimojel®

8% and magnesium stearat 1% in terms of hardness (p=0,0227) and disintegration time (p=0,0326). However, both types of tablets for mean weight (p = 0.2949) and friability (p = 0.0532) did not differ. Wetting time can not be calculated.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v

PERSETUJUAN PUBLIKASI……… vi

PRAKATA……….. vii

INTISARI……… x

ABSTRACT……….. xi

DAFTAR ISI………... xii

DAFTAR TABEL………... xvii

DAFTAR GAMBAR………... xviii

DAFTAR LAMPIRAN………... xix

BAB I PENGANTAR………. 1

A. Latar Belakang………... 1

1. Permasalahan………... 3

2. Keaslian penelitian……….. 3

3. Manfaat penelitian………... 4

a. Manfaat teoritis……….. 4

b. Manfaat praktis……….. 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xiii

1. Tujuan umum………... 4

2. Tujuan khusus……….. 4

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……….. 5

A. Tanaman Tembakau……….. 5

B. Kandungan Kimia Tanaman Tembakau……… 5

C. Tinjauan tentang Ekstrak………... 6

1. Penyarian dengan alat Soxhlet………. 6

2. Infundasi……….. 7

3. Perkolasi……….. 8

4. Maserasi………... 8

D. Tablet Sublingual………... 9

1. Kempa langsung……….. 9

2. Granulasi basah……… 9

3. Granulasi kering……….. 10

E. Uji Campuran Serbuk……… 10

1. Sudut diam………... 10

2. Kecepatan alir……… 11

3. Pengetapan………... 11

F. Evaluasi Tablet Sublingual……… 12

1. Keseragaman bobot………. 12

2. Kekerasan……… 12

(15)

xiv

4. Waktu melarut………. 13

5. Wetting time………. 13

G. Monografi……….. 13

1. Magnesium stearat………... 13

2. Aerosil………. 14

3. Asam sitrat………... 15

4. Primojel®/sodium starch glycolate……….. 15

5. Amprotab………. 16

6. Sorbitol……… 16

H. UjiT-test……...………..………... 17

1. Unpaired t-test………. 17

2. Paired t-test…………...……….. 18

I. Landasan Teori……….. 18

J. Hipotesis……… 19

BAB III METODE PENELITIAN…….………. 20

A. Jenis Penelitian……….. 20

B. Variabel Penelitian……… 20

C. Definisi Operasional……….. 21

D. Alat dan Bahan Penelitian………. 22

E. Tata Cara Penelitian………... 22

1. Pembuatan tablet……….. 22

2. Uji campuran serbuk……… 24

a. Uji sifat alir dengan metode corong dan metode sudut diam……… 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

xv

3. Evaluasi tablet sublingual……… 25

a. Uji kekerasan tablet………...… 25

b. Uji waktu hancur tablet……….. 25

c. Uji keseragaman bobot tablet……… 25

d. Uji kerapuhan……… 26

e. Ujiwetting time………. 26

F. Analisis Hasil………. 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………. 28

A. Teknik Pengambilan Sampel………. 28

B. Pembuatan Serbuk dan Pemerian Serbuk Daun Tembakau……….. 29

C. Penyarian dengan alat Soxhlet……….. 30

D. Pembuatan Tablet Sublingual……… 32

E. Evaluasi Campuran Serbuk………... 36

1. Uji kecepatan alir………. 36

2. Uji sudut diam………. 38

3. Uji pengetapan………. 39

F. Evaluasi Tablet Sublingual……… 40

1. Uji bobot rata-rata dan keseragaman bobot…..……….. 41

2. Uji kekerasan………... 42

3. Uji kerapuhan……….. 43

4. Uji waktu hancur………. 44

(17)

xvi

BAB V PENUTUP……….. 47

A. Kesimpulan…...………. 47

B. Saran……….. 47

DAFTAR PUSTAKA……….. 48

LAMPIRAN……… 52

BIOGRAFI PENULIS………. 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

xvii

Tabel I. Formula acuan menurut Abraham dan Furtado (2010)……….. 23

Tabel II. Formula hasil modifikasi……….. 23

Tabel III. Bahan dan fungsi dari bahan...……….. 33

Tabel IV. Hasil uji kecepatan alir………...……… 37

Tabel V. Tabelt-testtidak berpasangan respon kecepatan alir……… 37

Tabel VI. Hasil dari uji sudut diam……….…. 38

Tabel VII. UjiMann-Whitneyrespon sudut diam………...………….….….….. 38

Tabel VIII. Hasil dari uji pengetapan………..…………...……….. 39

Tabel IX. UjiMann-Whitneyrespon pengetapan………..………… 39

Tabel X. Hasil evaluasi tablet sublingual………...……..……. 40

Tabel XI. Keseragaman bobot……….……. 41

Tabel XII. Tabelt-testtidak berpasangan respon bobot rata-rata …………..….. 42

Tabel XIII. Tabelt-testtidak berpasangan respon kekerasan...………..………. 43

Tabel XIV. Tabelt-testtidak berpasangan respon kerapuhan……….. 44

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tanaman Tembakau………... 5

Gambar 2. StrukturPrimojel®……….……… 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

xix

Lampiran 1.Certificate of analysis………. 52

Lampiran 2. Surat keterangan tembakau ……… 55

Lampiran 3. Surat keterangan tembakau jenis NO……….. 56

Lampiran 4. Lembar kerja uji ekstraksi dan hasilnya……….. 57

Lampiran 5. Dokumentasi………...……… 59

Lampiran 6. Perhitungan dosis terapi nikotin………..……… 63

Lampiran 7. Pengolahan data uji pendahuluan………...………. 64

Lampiran 8. Pengolahan data evaluasi fisik tablet………..……… 65

(21)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Tembakau yang merupakan familia Solanaceae ternyata memiliki

kandungan yang bervariasi, seperti zat-zat golongan alkaloida, saponin,

flavonoida dan polifenol (Tobing, 1989). Alkaloid dalam daun tembakau adalah

nornikotina dan anatabin yang besarnya hanya 2-3%, anabasin hanya 0,3% dan

nikotina sebanyak 95% dari jenis alkaloid total (Yu, Shulgin, Liang, Jacob,

Benowitz, 1993).

Zat aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nikotina yang

terkandung di dalam ekstrak etanol daun tembakau. Ekstrak memiliki kemampuan

untuk mempertahankan kuantitas nikotina yang sifatnya mudah menguap dan

tidak stabil dalam pemanasan (Gorrod and Jacob, 1998). Hutchinson dan Emley

(1979) telah meneliti tentang dosis terapi alkaloid nikotina, yaitu 0,00007-0,02

mg/kg BB. Berdasarkan penelitian Angelina (2012) kadar nikotina dalam daun

tembakau adalah 0,2% b/b, sehingga kadar nikotina dapat dikonversikan ke dalam

dosis efektif ekstrak daun tembakau yang digunakan dalam tiap tablet, yakni

sebesar 1,75 mg.

Nikotina yang dimetabolisme secara cepat di dalam hati akan

menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal ini maka akan

diproduksi suatu sediaan yang tidak melewati proses metabolisme di hati dan

cepat terabsorpsi ke dalam saluran darah, maka dipilih tablet sublingual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

Tablet sublingual merupakan tablet yang memiliki waktu hancur yang

cukup baik. Tablet dapat hancur karena adanya interaksi antara bahan penghancur

dengan cairan pelarut atau saliva pada mulut. Bahan penghancur yang

ditambahkan pada penelitian ini adalah bahan superdisintegrant, yaitu Primojel®

dan bahan disintegrant, yaitu amprotab. Bahan superdisintegrant yang

membutuhkan waktu lebih singkat untuk menghancurkan tablet dibandingkan

dengan bahan disintegrant. Dengan adanya kedua jenis bahan penghancur ini

dalam suatu formula tablet sublingual dapat menyebabkan waktu hancur tablet

menjadi lebih cepat, sehingga bioavailabilitas zat aktif pada tempat absorpsi

cukup baik, sehingga obat dapat mudah terabsorpsi dan cepat berefek.

Bahan dari ekstrak kental biasanya bersifat lengket dan bahan tambahan

yang digunakan adalah asam sitrat dan sorbitol yang sifatnya higroskopis,

sehingga digunakan aerosil sebagai pengering ekstrak (adsorbent) sekaligus untuk

membantu melindungi partikel yang higroskopis dari kelembapan udara luar.

Magnesium stearat yang ditambahkan juga membantu tablet agar tidak menempel

pada lubang cetakan, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki permukaan yang

licin atau halus dan mengkilap. Namun demikian, bahan pelicin ini merupakan

bahan yang bersifat tidak larut dalam air yang dapat menghambat proses

disintegrasi tablet, sehingga perlu diketahui komposisi yang tepat untuk

digunakan.

Dari pernyataan di atas, maka perlu untuk dilakukan penelitian awal

tentang “Perbedaan Sifat Fisika Tablet Sublingual Ekstrak Daun Tembakau

(23)

3

sebagai Lubricant”. Dari penelitian ini diharapkan agar diperoleh informasi

mengenai perbedaan yang signifikan atau perbedaan yang bermakna antara

Primojel® pada konsentrasi 8% dan magnesium stearat pada konsentrasi 1%

dengan terhadap sifat fisika tablet sublingual dari ekstrak daun tembakau,

sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh dari Primojel®

sebagai Superdisintegrant dan Magnesium Stearat sebagai Lubricant terhadap

sifat fisikanya.

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian pemilihan judul, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

a) Apakah ada perbedaan sifat fisika pada tablet sublingual yang memiliki

komposisi Primojel® pada level rendah dan magnesium stearat pada level

tinggi dengan tablet sublingual yang memiliki komposisiPrimojel®pada level

tinggi dan magnesium stearat pada level rendah?

2. Keaslian penelitian

Penelitian terdahulu oleh Hutchinson dkk. (1979) mengenai dosis

nikotina yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat dan penelitian oleh mahasiswa

Sanata Dharma, yakni Curephoria Helena Angelina (2012) mengenai penetapan

kadar nikotina di dalam ekstrak daun tembakau menggunakan KLT-densitometri.

Selain itu, terdapat penelitian oleh Abraham dan Furtado (2010) mengenai

formula untuk tablet sublingual. Sejauh penelusuran peneliti, penelitian Perbedaan

Sifat Fisika Tablet Sublingual Ekstrak Daun Tembakau dengan VariasiPrimojel®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

sebagai Superdisintegrant dan Magnesium Stearat sebagai Lubricant belum

pernah dilakukan.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penelitian

untuk pengembangan formula tablet sublingual dengan bahan Primojel® sebagai

superdisintegrantdan magnesium stearat sebagailubricant.

b. Manfaat praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tawaran terhadap bentuk

sediaan obat yang sesuai dari bahan aktif ekstrak daun tembakau bagi masyarakat.

B. Tujuan Penelitian a) Tujuan umum

Mengetahui perbedaan sifat fisika tablet dengan komposisiPrimojel®dan

magnesium stearat yang berbeda.

b) Tujuan khusus

Mengetahui adanya perbedaan sifat fisika tablet antara komposisi

Primojel® pada level rendah (4%) dan magnesium stearat pada level tinggi (5%)

dengan komposisi Primojel®pada level tinggi (8%) dan magnesium stearat pada

(25)

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum)

Tanaman tembakau memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Family :Solanaceae

Sub family :Nicotianae

Genus :Nicotianae

Spesies :Nicotiana tabacumL. (Cahyono, 1998).

Gambar 1. Tanaman tembakau(Anonim, 2004)

B. Kandungan Kimia Daun Tembakau

Kandungan di dalam simplisia daunNicotiana tabacumadalah alkaloida,

flavonoida dan polifenol. Jenis alkaloida yang terdapat di dalam daun tembakau

adalah nornikotina dan anatabin yang besarnya hanya 2-3%, anabasin hanya 0,3%

dan nikotina sebanyak 95% (Yuet al., 1993).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

C. Tinjauan tentang Ekstrak

Proses ekstraksi merupakan proses penarikan zat utama yang diinginkan

dari bahan mentah obat (simplisia) menggunakan pelarut yang telah dipilih dan

zat yang diinginkan larut dalam pelarut itu. Jenis ekstraksi dan bahan ekstraksi

yang digunakan ditentukan dari kelarutan bahan kandungan dan stabilitasnya

(Voigt, 1995).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menggunakan cara yang tepat di luar

pengaruh cahaya matahari langsung yang mengandung banyak unsur. Ekstrak

kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Ansel, 1989). Ekstrak kering adalah

sediaan berbentuk serbuk, yang dibuat dari ekstrak tumbuhan dan bahan

pelarutnya telah dihilangkan dengan cara penguapan (Voigt, 1995).

Yang lebih penting untuk teknologi farmasi adalah cara ekstraksi. Jenis

ekstraksi dan bahan ekstraksi mana yang sebaiknya digunakan sangat tergantung

dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya (Voigt, 1995).

Metode yang paling sering digunakan dalam pembuatan ekstrak dari

bahan alamiah adalah sebagai berikut:

1. Penyarian dengan alat soxhlet

Penyarian dengan alat soxhlet dilakukan dengan cara serbuk simplisia

yang akan diekstraksi dimasukkan ke dalam kantung ekstraksi di bagian dalam

alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu (perkolator). Wadah gelas yang

mengandung kantung diletakkan diantara labu penyulingan dengan pendingin

(27)

7

yang mudah menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui

pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan

menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas

dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam

labu Dengan demikian, zat yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan

bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam

jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan

aktif berlangsung secara terus menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi

secara kontinyu). Keburukan dari metode ekstraksi penyarian dengan alat soxhlet

adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan ekstraksi cukup lama sehingga

butuh energi yang tinggi (listrik, gas). Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat

pemanas, langsung berhubungan dengan labu, dimana bahan pelarut menguap.

Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya dari titik didih bahan

pelarut yang digunakan. Pemanasan dapat berpengaruh negatif terhadap susbtansi

di dalam simplisia yang sensitif terhadap suhu, misalnya glikosida dan alkaloida

(Voigt, 1995).

2. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

menyari substansi kandungan aktif dari suatu simplisia yang sifatnya larut dalam

air. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu, sari yang diperoleh dengan

cara ini tidak oleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

3. Perkolasi

Perkolasi adalah proses ekstraksi simplisia yang sudah dihaluskan dan

dilarutkan dengan pelarut tertentu dengan cara melewatkan pelarut secara

perlahan-lahan melalui simplisia dalam suatu kolom. Simplisia dimampatkan

dalam alat ekstraksi khusus disebut percolator, dengan ekstrak yang telah

dikumpulkan disebut perkolat. Kebanyakan ekstraksi obat dikerjakan dengan cara

perkolasi (Ansel, 1989).

Dalam proses perkolasi pelarut mengalir melalui kolom yang

mengandung simplisia yang umumnya dari atas ke bawah menuju celah untuk

keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom. Dalam perkolator

yang diberikan tekanan pada kolom, pelarut didesak oleh tekanan udara yang

ditiupkan pada lubang masuk dan pengisapan pada lubang keluar (Ansel, 1989).

4. Maserasi

Maserasi merupakan proses ekstraksi untuk simplisia yang sudah

dihaluskan dan memungkinkan untuk direndam dalam pelarut yang sesuai sampai

meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan

melarut (Ansel, 1989).

Dalam prosesnya, obat yang akan diekstraksi biasanya ditempatkan pada

wadah yang bermulut lebar, bersamaan dengan pelarut yang telah ditetapkan,

bejana ditutup rapat, dan isinya dikocok berulang biasanya 2-14 hari pada suhu

15o-20oC. Pengocokan memungkinkan pelarut segar mengalir berulang masuk ke

(29)

9

D. Tablet Sublingual

Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

bahan pengisi dan pemakaiannya dengan cara diletakkan di bawah lidah hingga

larut, sehingga zat aktif dapat masuk ke pembuluh darah melalui bawah lidah

(Departemen Kesehatan RI, 1995).

Beberapa metode atau cara pembuatan tablet secara umum dibagi

menjadi sebagai berikut:

1. Kempa langsung

Metode kempa langsung, yaitu percetakan bahan obat dan bahan

tambahan yang berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal atau granulasi

baik basah maupun kering. Kempa langsung memaksa untuk munculnya gaya

ikatan yang lemah di antara partikel sehingga tablet memiliki kekompakan yang

cukup baik, serta mensyaratkan sifat aliran timbunan serbuk yang baik. Oleh

karena itu, kondisi yang lebih baik untuk tabletasi langsung dapat dihasilkan

dengan jalan merubah sifat partikel (ukuran partikel, bentuk partikel, distribusi

ukuran partikel), melalui penambahan bahan pembantu (bahan pengikat, bahan

anti lekat, bahan pelicin, bahan pelincir), dan melalui pengaturan alat-alat yang

akan digunakan (tekanan cetak yang lebih tinggi, peralatan yang memudahkan

pengisian ruang cetak, misalnya dengan menggunakan sayap pengaduk) (Voigt,

1995).

2. Granulasi basah

Metode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak digunakan

dalam memproduksi tablet. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: menimbang dan

mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan granul basah,

pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelicin dan bahan

penghancur, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).

3. Granulasi kering

Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat

kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massanya yang

jumlahnya besar dari campuran serbuk, memecahkannya dan menjadikan

pecahan-pecahan menjadi granul, kemudian ditambahkan bahan pelicin dan

penghancur kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989).

Tablet sublingual adalah tablet yang diharapkan memiliki efek terapi

yang cepat (tidak lewat hati) dan digunakan dengan meletakkan tablet di bawah

lidah (Sanjoyo, 2011).

Tablet sublingual dituntut memiliki absorpsi yang cepat dan respon

farmakologi yang cepat, yang dapat dicapai dengan membuat tablet kempa yang

sifatnya dapat larut dengan cepat di saliva. Zat aktif dalam tablet ini dapat

diabsorpsi tanpa harus melarut sempurna. Formulasi dari tablet ini sebagian besar

terdiri dari bahan-bahan selulosik dan mungkin juga mengandung lubricant,

glidant, pewarna, perasa dan zat penstabil (Lieberman, 1989).

E. Uji Campuran Serbuk 1. Sudut diam

Sudut diam merupakan sudut evaluasi yang dibentuk antara timbunan

(31)

11

karakteristik sifat alir serbuk yang berhubungan erat dengan gaya kohesifitas antar

partikel penyusun serbuk (Parrot, 1971). Granul atau serbuk akan mudah mengalir

jika mempunyai sudut diam yang besarnya kurang dari 30º dan tidak lebih dari

40º (Banker dan Anderson, 1986).

2. Kecepatan alir

Pemeriksaan sifat alir campuran dilakukan dengan menguji waktu alir

campuran dari serbuk atau granul. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk

mengalirkan sejumlah granul atau serbuk pada suatu alat. Kecepatan alir

dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi permukaan,

kelembaban granul atau serbuk dan penambahan bahan pelicin (Parrot, 1971).

Apabila waktu yang dibutuhkan untuk 100 gram granul atau serbuk

untuk mengalir keluar dari corong lebih dari 10 detik, maka akan mengalami

kesulitan dalam waktu penabletan. Kecepatan alir serbuk yang diharapkan juga

memiliki nilai lebih besar dari 10 g/detik (Fudholi, 1983).

3. Pengetapan

Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap

sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping device.

Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan

(Vo) dan volume setelah konstan (Vt) dan dihitung dengan rumus: (Sulaiman,

2007).

Semakin kecil persen indeks pengetapan granul atau serbuk, semakin baik

sifat alirnya. Sebaliknya, semakin besar indeks pengetapan granul atau serbuk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

semakin buruk sifat alirnya. Granul atau serbuk dengan nilai indeks pengetapan

kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).

F. Evaluasi Tablet Sublingual 1. Keseragaman bobot

Keseragaman bobot tablet menentukan dosis dari tiap tablet yang telah

diproduksi. Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya

penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet

yang sesuai dengan syarat yang ditentukan di dalam Farmakope Indonesia edisi

III, yakni dari dua puluh tablet yang ditimbang, tidak ada satupun tablet yang

menyimpang sebesar 10% dari bobot rata-ratanya dan tidak boleh lebih dari dua

tablet yang bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya (Departemen

Kesehatan RI, 1979).

USP (United States Pharmacopeia) meminta keseragaman dosis tablet

ini untuk sepuluh tablet berada pada rentang 85-115% dan memiliki harga CV

kurang atau sama dengan 6%. Tablet kempa sublingual memiliki variasi berat

yang lebih kecil dan keseragaman zat aktif yang lebih baik (Lieberman, 1989).

2. Kekerasan

Kekerasan tablet menyatakan suatu batasan yang dipakai untuk

mengetahui ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanis seperti goncangan

dan atau terjadinya kerusakan selama pembungkusan, pengangkutan dan

pendistribusian kepada konsumen (Voigt, 1995). Syarat kekerasan tablet yang

(33)

13

3. Kerapuhan

Kerapuhan merupakan massa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet

sebagai akibat adanya penguji mekanis (Voigt, 1995). Kerapuhan yang baik < 1%

(Sharma, 2010).

4. Waktu melarut

Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet

dalam medium yang sesuai hingga tidak ada bagian tablet yang tersisa di atas kasa

penguji (Parrot, 1971). Batas waktu hancur yang diperbolehkan pada tablet

sublingual yaitu dua menit (Rawas-Qalaji, Simons, Simons, 2006).

Tablet yang memiliki waktu hancur yang cepat dan sempurna dapat

memenuhi persyaratan yang baik untuk ketersediaan hayati bahan obat. Pengujian

waktu hancur digunakan untuk memastikan bahwa semua komponen obat dapat

diabsorbsi dalam saluran pencernaan (Voigt, 1995).

5. Wetting time

Uji ini berguna sebagai kontrol kualitas dan mendukung evaluasi tablet

sublingual. Uji ini menggunakan sedikit air yang mewakili kuantitas air yang

tersedia dibawah lidah. Air yang digunakan dapat diganti dengan saliva buatan

(Rawas-Qalajiet al., 2006).

G. Monografi 1. Magnesium stearat

Pemeriannya: serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,

mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Kelarutannya: tidak larut dalam air,

dalam etanol, dan dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

Fungsinya sebagai lubricant pada kapsul dan tablet. Pada umumnya

lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung menurunkan kecepatan

disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebih harus

dihindarkan. Lubricant dapat menghalangi air untuk masuk ke pori-pori tablet

karenalubricantakan melapisi tiap partikelnya (Lieberman, 1989).

Magnesium stearat yang memiliki ukuran partikel yang besar (diameter

rerata partikel lebih besar dari 3,5 µm) akan memiliki gaya kohesifitas yang

lemah. Makin kecil ukuran partikel magnesium stearat, maka makin kuat gaya

kohesinya, sehingga magnesium stearat akan menempel dan melapisi tiap partikel

penyusun tablet. Selain itu, serbuk halus magnesium stearat akan mengisi rongga

antara bahan-bahan penyusun tablet, sehingga akan diperoleh tablet yang

memiliki permukaan yang halus/licin dan mengkilat. Pada magnesium stearat

yang biasa digunakan (diameter rerata partikelnya 3,5 µm) bersifat relatif sangat

kohesif (Soebagyo, 1994).

2. Aerosil

Aerosil merupakan bahan pengatur aliran yang dapat mengurangi

lengketnya partikel satu sama lain, dengan demikian gesekan partikel satu sama

lain sangat kurang. Aerosil dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya,

sehingga mengurangi gesekan antar partikel, selain itu, aerosil mampu mengikat

lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40 % dari massanya) dan sebagai

serbuk masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik. Aerosil biasa

(35)

15

3. Asam sitrat

Asam sitrat dapat berfungsi sebagai antioksidan, agen buffer, agen

pengkelat(Sheskey, Rowe, Quinn, 2006).

Asam sitrat adalah serbuk hablur bening, tidak berwarna atau serbuk

hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa

sangat asam (Departemen Kesehatan RI, 1995).

4. Primojel®/sodium starch glycolate

Primojel® merupakan serbuk putih yang mudah mengalir. Primojel®

adalah bahan yang dapat menyerap air 20 kali lipat lebih banyak dari bobotnya

dan biasanya digunakan pada konsentrasi 2-8% dari berat tablet, dengan nilai

efektif sebesar 4%.Primojel®dapat juga digunakan sebagaidissolution enhancing

agent(Anonim, 2008). MekanismePrimojel®dalam menghancurkan tablet adalah

dengan cara penyerapan air yang cukup cepat ke dalam tablet melalui pori-pori

tablet diiringi dengan kecepatan mengembangnya tablet secara tiga dimensi dan

kemudian tablet hancur menjadi bagian yang lebih kecil (Kiran, Sindhumol,

Mohanachandran, 2011).

Primojel®merupakan produk dari crosslinking dan karboksimetilasi dari

pati kentang. Adanya gugus karboksimetil yang bersifat hidrofilik menyebabkan

terjadinya gangguan pada ikatan hidrogen yang terjadi pada struktur polimernya,

sehingga mengakibatkan air yang berasal dari luar dapat berpenetrasi ke dalam

molekul dan polimernya akan melarut pada air dingin. Adanyacrosslinkingdapat

menyebabkan berkurangnya fraksi molekul yang larut di dalam air dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

berkurangnya viskositas yang berada di dalam air. Kesetimbangan optimal antara

derajat subtitusi dan derajat crosslinking memungkinkan untuk penyerapan air

dengan cepat oleh polimer tanpa pembentukan gel yang kental yang dapat

menghalangi disolusi (Kiranet al., 2011).

Gambar 2. StrukturPrimojel®(Sheskeyet al., 2006)

5. Amprotab

Amprotab merupakan bahan yang sering digunakan sebagai pengganti

amilum di daerah tropis. Amprotab terbuat dari amilum manihot, yaitu pati yang

diperoleh dari umbi akar Manihot uttilissima Pohl. (Familia Euphorbiaceae)

(Wahyuono, Yuliani, Fudholi, 2003).

Amprotab merupakan serbuk sangat halus dan putih (Departemen

Kesehatan RI, 1995). Amprotab tersusun atas amilosa dan amilopektin, 2

polisakarida dari 2 glukosa. Amprotab adalah bahan yang stabil dalam keadaan

kering, tanpa pemanasan dan terlindung dari kelembapan yang tinggi. Jika

digunakan sebagai bahan pengisi atau bahan penghancur dalam sediaan padat,

amprotab menjadi inert dalam kondisi penyimpanan normal (Galichet, Rowe,

Sheskey, dan Owen, 2005).

6. Sorbitol

Sorbitol merupakan bahan rendah kalori yang bersifat higroskopis,

(37)

17

Fungsinya adalah sebagai pemanis dan pengisi pada tablet dan kapsul. Sorbitol

dapat digunakan untuk granulasi basah atau kempa langsung. Fungsi dari sorbitol

adalah sebagai bahan tambahan, pemanis, dan bahan pengikat. Pada konsentrasi

25-90%, sorbitol dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat

(Sheskeyet al., 2006).

Sorbitol merupakan gula alkohol dan memiliki tingkat kemanisan 60%

dari sukrosa. Sorbitol merupakan jenis dekstrosa yang terdapat pada pati jagung.

Sorbitol diproduksi oleh adanya hidrogenasi pada dekstrosa. Nama lain dari

sorbitol adalah glusitol (Anonim, 2011b).

H. UjiT-test

T-testdigunakan untuk mengetahui perbedaan antara nilai rerata dua grup

secara statistikal (Trochim, 2006). T-test merupakan statistik parametris yang

digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya

berbentuk interval atau rasio (Sugiyono, 2008).T-testdibedakan menjadi 2 jenis:

1. Unpaired t-test

T-test adalah metode statistik yang digunakan untuk membandingkan

perbedaan yang sebenarnya antara dua rerata sampel yang berhubungan dengan

adanya variasi dalam data (dinyatakan sebagai standar deviasi dari perbedaan

antara rerata) (Anonim, 2011c).

Langkah-langkah untuk melakukan ujiunpaired t-test:

a. Memeriksa syarat uji t tidak berpasangan: data harus terdistribusi normal dan

varians data boleh sama ataupun tidak.

b. Jika memenuhi syarat, maka dipilih uji t tidak berpasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

c. Jika tidak memenuhi syarat, maka dipilih ujiMann-Whitney(Dahlan, 2009).

2. Paired t-test

Uji t berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana

data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri yang paling sering ditemui

pada kasus uji t yang berpasangan adalah satu objek penelitian diberikan 2 buah

perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti

tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan

data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu

tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misalnya,

pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama,

peneliti menetapkan sebagai kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, objek

penelitian dikenai suatu perlakuan, misal pemberian obat. Dengan demikian, sifat

dari obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian

sebelum dan sesudah diberikan obat (Kurniawan, 2008).

I. Landasan Teori

Tablet sublingual merupakan tablet yang diharapkan memiliki efek yang

cepat tanpa melalui hati dan biasanya hancur di bawah lidah. Faktor kritis yang

terdapat di dalam tablet sublingual adalah waktu hancurnya di bawah lidah.

Konsentrasi bahan penghancur sangat mempengaruhi sifat fisis tablet.

Kenaikan konsentrasi bahan penghancur akan mempercepat waktu hancur tablet

setelah kontak dengan cairan. Kenaikan konsentrasi bahan penghancur dapat

(39)

19

Bahan penghancur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Primojel®.Primojel®merupakan bahan penghancur yang tidak larut di dalam air.

Mekanisme dari Primojel® adalah ketika ada air atau mukosa yang berinteraksi

dengan denganPrimojel®, maka Primojel® akan mengembang dan memecahkan

tablet menjadi partikel-partikel kecil.

Konsentrasi bahan pelicin sangat mempengaruhi sifat fisis tablet. Pada

umumnya lubricant bersifat tidak larut air, sehingga cenderung menurunkan

kecepatan hancurnya tablet. Dengan penambahan lubricant, kontak tiap partikel

berkurang, sehingga dapat menaikkan kerapuhan dan menurunkan kekerasan pada

tablet.

Lubricant yang digunakan dalam penelitian ini adalah magnesium

stearat. Magnesium stearat merupakan jenis garam yang tidak larut air, sehingga

kenaikan konsentrasi magnesium stearat dapat menurunkan waktu hancur.

Magnesium stearat yang terlalu berlebihan akan memperkecil gaya kontak antar

partikel.

J. Hipotesis

Sifat fisika pada tablet antara komposisi Primojel® pada level rendah

(4%) dan magnesium stearat pada level tinggi (5%) dengan komposisi Primojel®

pada level tinggi (8%) dan magnesium stearat pada level rendah (1%) akan

berbeda secara signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

20

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni

secara acak dengan uji t tidak berpasangan, yaitu Primojel® sebagai

superdisintegrant dan magnesium stearat sebagai lubricant. Penelitian ini

dilakukan di Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat Universitas

Sanata Dharma dan Lembaga Pusat Penelitian Terpadu (LPPT) Universitas

Gadjah Mada unit III.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Primojel® level tinggi (8%) dan magnesium stearat level rendah (1%) dengan magnesium stearat level tinggi

(5%) danPrimojel®level rendah (4%).

2. Variabel tergantungdalam penelitian ini adalah sifat fisis serbuk (waktu alir, uji pengetapan dan sudut diam) dan sifat fisis tablet (keseragaman bobot,

kekerasan, kerapuhan, ujiwetting timedan waktu melarut).

3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah umur tanaman, lokasi pengambilan, asal tanaman, waktu pengambilan tanaman, nomor

ayakan, dan waktu pencampuran.

(41)

21

C. Definisi Operasional

1. Sifat fisis tablet merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari tablet yang akan diproduksi. Sifat fisik tablet dapat dilihat dari uji kekerasan,

keseragaman bobot, kerapuhan, waktu hancur, danwetting time.

2. Kekerasan tablet merupakan salah satu parameter yang menunjukkan kekuatan interaksi antar komponennya.

3. Kerapuhan tablet merupakan parameter visual yang menunjukkan kekuatan tablet untuk diintervensi dari luar pada saat proses distribusi.

4. Keseragaman bobot merupakan parameter yang dapat diukur menggunakan timbangan analitik yang menunjukkan keseragaman dosis dari tiap tablet.

5. Waktu hancur merupakan parameter cepat tidaknya tablet melarut atau kecepatan tablet menjadi partikel-partikel kecil.

6. Wetting timemerupakan waktu untuk suatu tablet terbasahi secara sempurna. Secara visual, tablet yang telah terbasahi akan berubah warnanya menjadi

lebih pekat.

7. Sifat fisis serbukmerupakan parameter untuk mengukur kualitas dari serbuk campuran yang telah diproduksi. Sifat fisik serbuk dapat dilihat dari uji sifat

alir serbuk, sudut diam serbuk, dan pengetapan.

8. Sifat alirditunjukkan dari waktu campuran serbuk mengalir, sehingga serbuk dapat mengalir dengan mudah untuk dicetak dan keseragaman bobot dapat

tercapai. Uji sifat alir yang dilakukan adalah uji sifat alir dengan metode

corong dan metode sudut diam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

9. Sudut diam merupakan sudut yang dibentuk antara timbunan campuran serbuk dengan bidang horizontal.

10. Pengetapan menunjukkan banyaknya ruang kosong pada campuran serbuk yang akan berdampak pada pembuatan tablet.

11. Unpaired t-test merupakan analisis statistik yang dapat mencari perbedaan secara signifikan antara dua jenis variabel.

D. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat

VolumenometermerkERWEKASYM®,hardness testermerkPharmatest®

PTB 302, disintegration tester merk ATMI®, attrition tester merk ATMI®, hair

dryer, timbangan analitik merk DeltaRange® METTLER AE260, pH tester

HANNA instrument microcomputer HI9024, mesin kempa tablet, cawan petri,

statif, gelas beker.

2. Bahan

Ekstrak kental etanol daun tembakau (LPPT Univeritas Gadjah Mada),

aquadest, Primojel® (Brataco Cirebon), sorbitol (Sanitas Cirebon), aerosil

(Brataco Yogyakarta), magnesium stearat, amprotab, asam sitrat, aquadest,

kalium rhodanida, natrium klorida, kalium klorida, kalium dihidrogen fosfat, urea.

E. Tata Cara Penelitian 1. Pembuatan tablet

Formula acuan tablet sublingual menurut penelitian dari Abraham dan

(43)

23

Tabel I. Formula acuan menurut Abraham dan Furtado (2010)

Formula diatas kemudian dimodifikasi menjadi formula dengan variasi

komposisisuperdisintegrantdanlubricant, yaitu:

Tabel II. Formula hasil modifikasi

Bahan F1 (mg) F2 (mg)

Aerosil 3 3

Ekstrak kental tembakau

1,75 1,75

Sorbitol 108,25 108,25

Mg stearat 7,5 1,5

Primojel® 6 12

Asam sitrat 1 1

Amprotab 22,5 22,5

Pada penelitian ini digunakan jumlah sampel sebanyak 3 kali replikasi

untuk masing-masing formula yang digunakan. Proporsi magnesium stearat dan

Primojel® yang digunakan dalam penelitian ini adalah level rendah magnesium

stearat sebesar 1% dan level tinggi Primojel®8% dengan level rendah Primojel®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

4% dan level tinggi magnesium stearat sebesar 5%.

Semua bahan ditimbang untuk masing-masing formula. Pertama-tama,

tiga perempat aerosil dicampurkan ke dalam ekstrak kental dan asam sitrat hingga

memperoleh campuran serbuk hijau yang kering dalam mortir. Kemudian,

ditambahkan sorbitol dan amprotab serta Primojel®. Hasil campuran itu terakhir

dicampurkan ke dalam campuran sisa aerosil dan magnesium stearat. Kemudian,

dilakukan uji sudut diam, uji sifat alir dan uji pengetapan untuk campuran serbuk.

Campuran tersebut dimasukkan ke dalam corong alimentasi dan kemudian di

tablet. Berat satu tablet yang diharapkan adalah 150 mg. Tablet ataupun serbuk

yang telah dicampur disimpan di dalam desikator.

2. Uji campuran serbuk

a. Uji sifat alir dengan metode corong dan metode sudut diam.

Serbuk sebanyak 100 gram yang telah dicampur, diuji waktu alir dengan

metode corong. Kemudian, diukur waktu serbuk keluar dari corong dan dicatat.

Setelah itu, dilakukan uji sudut diam dengan cara campuran serbuk dimasukkan

ke dalam alat uji sudut diam dan kemudian diukur tinggi dari serbuknya dan

jari-jari permukaan serbuknya, sehingga dapat diperoleh nilai dari tangen sudut

diamnya, yang akibatnya besar sudut antara serbuk dengan permukaannya dengan

tinggi serbuk dapat diketahui (Sulaiman, 2007).

b. Uji pengetapan serbuk.

Sejumlah serbuk dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume

100 ml dan dicatat sebagai Vo. Gelas ukur dipasang pada alat dan alat dihidupkan.

(45)

25

serbuk konstan dan dicatat sebagai Vt. Kemudian bobot serbuk ditimbang

(Sulaiman, 2007). Pengurangan volume serbuk akibat pengetapan dinyatakan

sebagai harga Tap (%) dengan rumus:

% 3. Evaluasi tablet sublingual

a. Uji kekerasan tablet.

Tablet diletakkan secara horizontal padahardness tester, kemudian salah

satu bagian dari mesin ini akan bergerak maju untuk menghancurkan tablet dan

alat akan membaca ukuran kekerasan tablet yang dihancurkan itu. Kemudian,

hasilnya dihitung rata-ratanya (Anilkumar, Arun, Amol, Harinath, 2010).

b. Uji waktu hancur tablet.

Enam tablet diletakkan di dalam tabung masing-masing dan

memasukkannya ke dalam gelas beker 1 liter air suling pada suhu 37±2°C, tablet

dikondisikan seperti tablet berada di bawah permukaan cairan pada gerakan ke

atas dan turun tidak lebih dekat dari 2,5 cm dari bagian bawah gelas kimia. Jika

ada salah satu tablet yang tidak memenuhi kriteria, maka pengujian akan diulang

menggunakan enam tablet berikutnya hingga tiga kali berturut-turut (Anilkumaret

al., 2010).

c. Uji keseragaman bobot tablet,

Dua puluh tablet diambil dan ditimbang satu per satu dan dihitung

rata-ratanya, kemudian dilihat bobot tablet yang telah diproduksi dan menyimpang

dari bobot rata-rata tablet yang telah ditetapkan (Departemen Kesehatan RI,

1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

d. Uji kerapuhan.

Dua puluh tablet diambil kemudian ditimbang seluruh tablet secara

bersamaan dan dicatat sebagai bobot awal. Seluruh tablet dimasukkan ke dalam

drum pleksiglass dan menghidupkan tombol dengan kecepatan putar 29

putaran/menit. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang kembali.

Dilakukan perhitungan selisih dari penimbangan awal dengan penimbangan akhir

dikalikan 100 persen, maka akan diperoleh nilai persen kerapuhannya (Anilkumar

et al., 2010).

e. Ujiwetting time.

Dua kertas saring yang memiliki diameter 10 cm diletakkan di dalam

cawan petri yang telah mengandung 0,2% b/v larutan saliva buatan (3 mL).

Larutan saliva buatan dengan pH 6,8 dibuat dengan mencampurkan NaCl (0,126

g), KCl (0,964 g), KSCN (0,189 g), KH2PO4 (0,655 g), dan urea (0,200 g) ke

dalam 1 liter aquadest. Tiga buah tablet dengan hati-hati ditempatkan pada

permukaan kertas saring. Waktu yang dibutuhkan tablet untuk berubah warna

menjadi lebih pekat dari sebelumnya disebut sebagai waktu pembasahan

(Rawas-Qalajiet al., 2006).

F. Analisis Hasil

Data yang diperoleh adalah data uji kecepatan alir, sudut diam,

pengetapan,wetting time, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet,

keseragaman bobot. Uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk. Jika

distribusi data yang dihasilkan normal, maka dapat dilakukan uji t-test tidak

(47)

27

menggunakan ujiMann-WhitneyatauWilcoxon two sample. Uji homogenitas data

menggunakan Levene’s test. Jika data tidak homogen digunakan Welch two

sample t-test dan jika data homogen digunakan two sample t-test. Dengan

menggunakan metode statistika yang ditentukan, maka dapat dilihat perbedaan

sifat fisika antara Primojel® level rendah dan magnesium stearat level tinggi

denganPrimojel®level tinggi dan magnesium stearat level rendah.

Analisis statistik ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan secara

bermakna antara dua kelompok yang diuji dan analisis statistik dapat diperoleh

dari hasil pengolahan data menggunakan program sofware S 2.14.1. Berdasarkan

analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya perbedaan

signifikan antara dua kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan tablet sublingual dari ekstrak etanolik daun tembakau jenis

Na Oogst (NO) dibuat dengan metode kempa langsung. Penelitian ini dilakukan

berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

Angelina mengenai penetapan kadar ekstrak dan Hutchinsonet al. mengenai dosis

terapi efektif dari nikotin untuk penderita hipertensi.

Jumlah nikotina juga tergantung dari umur, berat pasien, frekuensi dan

rute administrasinya serta keparahan dari penyakitnya. Dosis terapi efektif untuk

nikotina adalah 0,00007 sampai dengan 0,2 mg/kg BB. Dalam penyakit hipertensi

yang kronis, nikotina dapat digunakan sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari.

Nikotina telah dibuktikan dapat menurunkan tekanan darah pada jenis primata

yang sebelumnya telah mengalami tekanan darah tinggi kronis (Hutchinsonet al.,

1979).

Berdasarkan penelitian Angelina (2012) menyatakan bahwa dosis di

dalam daun tembakau adalah 0,2%b/b. Jika dikonversikan ke dalam ekstrak kental

daun tembakau, maka akan diperoleh 1,75 mg tiap tablet untuk bobot pasien 50

kg.

A. Teknik Pengambilan Sampel

Pembuatan simplisia meliputi proses sortasi basah, pencucian,

pengeringan, sortasi kering. Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan

(49)

29

menggunakan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan tanah atau pengotor

lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pengeringan dilakukan untuk

memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lama. Sortasi kering merupakan proses yang memisahkan bagian

simplisia yang sudah kering dan akan digunakan dengan bagian lainnya yang

tidak digunakan atau pengotor-pengotor lain yang masih tertinggal di simplisia

kering (Departemen Kesehatan RI, 1985).

Peneliti tidak melakukan pembuatan simplisia, karena daun tembakau

diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara X Klaten. Simplisia daun tembakau yang

diperoleh dikeringkan di almari pengering selama dua hari untuk memperoleh

simplisia daun tembakau yang benar-benar kering, sehingga memudahkan tahap

penyerbukan. Tanda yang menunjukkan bahwa simplisia telah benar-benar kering

adalah bahwa simplisia akan hancur saat diremas.

B. Pembuatan Serbuk dan Pemerian Serbuk Daun Tembakau

Pembuatan serbuk daun tembakau dilakukan di Lembaga Pusat

Penelitian Terpadu (LPPT) UGM dengan pengayak yang memiliki diameter 1

mm. Tujuan dilakukan pengayakan adalah untuk memperoleh serbuk yang halus

dengan distribusi ukuran partikel yang seragam sehingga luas permukaan spesifik

serbuk yang kontak dengan pelarut akan semakin besar, sehingga diperoleh

kandungan nikotin dari daun tembakau akan tersari lebih banyak.

Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III, derajat halus serbuk

dinyatakan dengan nomor pengayak. Dalam Farmakope Indonesia IV, ukuran

lubang pengayak 1,00 mm menunjukkan nomor pengayak 18. Apabila derajat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

halus suatu serbuk dinyatakan dengan satu nomor, berarti bahwa semua serbuk

dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Misalnya, nomor pengayak 18

berarti semua serbuk dapat melalui pengayak nomor 18.

Dalam penelitian ini tidak dilakukan pemerian terhadap simplisia daun

tembakau, karena berdasarkan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh PT

Perkebunan Nusantara X Klaten (lampiran 2), tembakau yang digunakan

merupakan tembakau jenis Na Oogst (NO) dan Anonim (2011a) menyatakan

bahwa tembakau jenis Na Oogst (NO) merupakan salah satu jenis Nicotiana

tabacumL.

C. Penyarian dengan Alat Soxhlet

Metode ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyarian

dengan alat soxhlet. Pemanasan dalam proses penyarian ini dilakukan terus

menerus selama 6 jam. Nikotin memiliki titik didih yang cukup tinggi, yakni

sekitar 247oC, sehingga proses soxhletasi dapat dilakukan. Selain itu, penyarian

dengan alat soxhlet merupakan proses ekstraksi yang mudah dan hanya

membutuhkan pelarut dalam jumlah kecil. Namun demikian, prosesnya memakan

waktu yang cukup lama.

Prinsip dari penyarian dengan alat soxhlet adalah penarikan komponen

kimia dari serbuk simplisia dengan cara menguapkan pelarut dan dikondensasikan

oleh kondensor menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam

tempat serbuk simplisia berada dan kemudian menyari zat aktif di dalam simplisia

dan jika pelarut telah mencapai permukaan, seluruh cairan akan turun kembali ke

(51)

31

Dalam proses ekstraksi, jumlah sirkulasi yang digunakan adalah 9 kali

sirkulasi selama 6 jam. Satu kali sirkulasi dihitung ketika cairan naik sampai

penuh di tabung soxhlet dan turun kembali menuju labu alas bulat. Penggunaan

cairan penyari sebanyak sembilan kali sirkulasi dilakukan untuk menjaga kondisi

ekstraksi apabila sudah terjadi satu kali sirkulasi masih ada pelarut yang tertinggal

di labu.

Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah etanol 96%, karena:

(1) Lebih selektif,

(2) kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas,

(3) azeotropik,

(4) tidak beracun,

(5) netral,

(6) absorbsinya baik,

(7) etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan,

(8) panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, dan

(9) etanol dapat melarutkan alkaloid basa, seperti nikotin.

Kerugiannya adalah bahwa etanol memiliki harga yang cukup mahal (Anonim,

1986).

Ekstrak cair hasil dari ekstraksi dengan alat soxhlet mengandung cairan

penyari etanol yang masih banyak (encer), sehingga perlu diubah menjadi ekstrak

kental. Proses pengentalan dapat dilakukan dengan menggunakan vacuum rotary

evaporator pada suhu 60°C. Prinsip dari vacuum rotary evaporator adalah

penguapan pada suhu rendah dengan cara menurunkan tekanan supaya komponen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

kimia yang terdapat dalam ekstrak tersebut tidak rusak. Pemanasan yang diratakan

oleh rotary menyebabkan keseluruhan pelarut menguap dan uap masuk ke

penampung dalam bentuk tetesan. Perendaman labu alas bulat dalam air panas

adalah untuk meningkatkan suhu yang juga akan meningkatkan kecepatan

penguapan. Suhu yang digunakan adalah 60°C, sehingga dengan penurunan

tekanan, etanol dapat menguap dengan cepat.

Hasil darivacuum evaporator diletakkan di atas waterbath, karena pada

waterbath suhu dapat diatur dan pemanasan pada bagian ekstrak sama

(keseragaman suhu). Tujuan pemanasan ini adalah untuk menguapkan pelarut

yang mungkin masih tertinggal di dalam ekstrak. Suhu pada saat pemanasan

dijaga antara 80-90oC yang ditunjukkan oleh termometer, suhu ini berada di atas

titik didih etanol, yakni 78oC dan di bawah titik didih nikotin.

Kemudian, ekstrak kental dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50oC

hingga diperoleh ekstrak yang terbebas dari pelarut. Lalu, ekstrak ditutup dengan

alumunium foil dan dimasukkan ke dalam almari pendingin untuk diperlakukan

lebih lanjut. Proses penyarian ini tidak dilakukan oleh peneliti, tetapi proses ini

dilakukan di Lembaga Pusat Penelitian Terpadu (LPPT) UGM.

D. Pembuatan Tablet Sublingual

Tablet sublingual yang dituju adalah tablet yang memiliki waktu hancur

yang cepat dan bioavailabilitas yang tinggi. Dengan waktu hancur yang cepat,

maka dapat dimungkinkan zat aktif dapat keluar dari tablet dan cepat untuk

berefek. Tablet sublingual pada penelitian ini terdiri dari bahansuperdisintegrant,

(53)

33

Dalam pembuatan tablet sublingual dengan zat aktif berupa ekstrak daun

tembakau digunakan bahan-bahan farmasetik, yaitu Primojel®, magnesium

stearat, sorbitol, amprotab, asam sitrat, dan aerosil. Fungsi dari bahan-bahan

tersebut adalah:

Tabel III. Bahan dan fungsi dari bahan

Bahan Fungsi

Primojel® Sebagaisuperdisintegrant.

Magnesium stearat Sebagailubricant.

Sorbitol Sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, dan pemanis rendah kalori. Amprotab Sebagai bahan penghancur. Asam sitrat Sebagai bahan antioksidan.

Aerosil Sebagaiadsorbent.

Pada penelitian ini digunakan dua macam bahan penghancur, yaitu

Amprotab dan Primojel®. Primojel® akan menyerap air dan mengembang secara

tiga dimensi, kemudian dengan adanya air, adhesifitas antar partikel akan

berkurang, sehingga partikel akan pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Kombinasi bahan penghancur ini digunakan agar dapat mempercepat waktu

hancur dari tablet sublingual, sehingga zat aktif dapat keluar dari kontainer tablet

dan memiliki onset yang cepat. Amprotab mempengaruhi sifat fisika tablet, tetapi

amprotab dianggap tidak mempengaruhi respon yang diukur karena amprotab

yang ditambahkan dalam tiap formula dikontrol dalam jumlah yang sama.

Sejumlah tiga perempat aerosil dan asam sitrat yang terdapat pada tiap

formula dicampurkan pertama kali ke dalam ekstrak dan dicampur di dalam

mortir. Dalam hal ini, aerosil berfungsi untuk menyerap air dari ekstrak kental,

sehingga ekstrak menjadi kering dan asam sitrat berfungsi sebagai zat yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

menjaga nikotina agar tidak teroksidasi. Nikotina dalam keadaan bebas memiliki

sifat yang sangat mudah teroksidasi (Gorrodet al., 1998).

Kemudian, sisa aerosil ditambahkan ke dalam magnesium stearat. Fungsi

aerosil dalam hal ini adalah untuk memperbaiki sifat glidant dari magnesium

stearat, sehingga proses lubrikasi dari magnesium stearat dapat berjalan dengan

baik.

Bahan tambahan yang digunakan adalah sorbitol yang memiliki fungsi

sebagai pemanis rendah kalori, bahan pengikat dan bahan pengisi dengan proporsi

25-90% (Sheskey et al., 2006). Sorbitol memiliki tingkat kemanisan sebesar 60

kali dari kemanisan sukrosa. Sorbitol dicampurkan ke dalam Primojel® dan

amprotab dahulu, kemudian ditambahkan ke dalam campuran aerosil, ekstrak dan

asam sitrat. Campuran serbuk yang higroskopis ini dapat menyebabkan campuran

menempel pada lubang cetakan saat akan dilakukan tabletasi. Oleh sebab itu,

magnesium stearat dan sisa aerosil ditambahkan ke dalam campuran itu.

Campuran magnesium stearat dan aerosil berfungsi untuk mencegah melekatnya

tablet pada permukaan punch dan die, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki

permukaan yang halus dan mengkilat.

Dalam penelitian ini, jumlah dariPrimojel®dan magnesium stearat yang

diformulasikan berperan sebagai variabel bebas dan faktor pada penelitian ini.

Sifat fisika tablet yang meliputi bobot-rata-rata, kekerasan, kerapuhan, waktu

hancur danwetting timedari tablet sublingual dan sifat fisika campuran serbuknya

berperan sebagai variabel tergantung dan responnya. Penentuan ini berdasarkan

(55)

35

tablet akan berkurang (Lieberman, 1989) dan semakin banyak Primojel®, maka

kecepatan hancur tablet sublingual akan meningkat (Kiran, 2011).

Sifat fisika campuran serbuk yang diukur adalah sifat alir dan

kompresibilitasnya. Metode untuk mengukur sifat alir campuran serbuk dalam

penelitian ini adalah dengan cara metode corong dan metode sudut diam. Sifat

fisika dari tablet sublingual yang diukur dalam penelitian ini meliputi kekerasan,

kerapuhan, keseragaman bobot, waktu hancur, danwetting time.

Pada penelitian kali ini akan dilihat perbedaan secara statistika

menggunakan metode unpaired t-test antara formula 1 yang menggunakan

komposisi Primojel®pada level rendah dan magnesium stearat pada level tinggi

dengan formula 2 yang menggunakanPrimojel®pada level tinggi dan magnesium

stearat pada level rendah terhadap sifat fisika campuran serbuk dan tablet.

Sebelum dilakukan uji unpaired t-test, perlu dilakukan uji normalitas

data. Pada penelitian ini, jumlah data kurang dari 50, maka digunakan uji

Shapiro-Wilkuntuk uji normalitas data. Data dikatakan normal jika nilai p > 0,05 (Dahlan,

2009). Selain itu, digunakan Levene’s test untuk mengetahui homogenitas dari

data. Data dikatakan homogen jika nilai p > 0,05 (Dahlan, 2009). Bila hasil

Levene’s testadalah data yang diasumsikan homogen, maka data penelitian dapat

dievaluasi dengan unpaired t-test. Namun, bila hasil Levene’s test adalah data

tidak diasumsikan homogen, maka data penelitian Welch independen t-test

(Riwikdikdo, 2010). Unpaired t-test merupakan uji parametrik yang digunakan

ketika distribusi data normal dan ujiMann-Whitneyatau ujiWilcoxon two sample

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

merupakan uji nonparametrik yang digunakan ketika distribusi data tidak normal

(Dahlan, 2009).

E. Evaluasi Campuran Serbuk

Setelah semua bahan telah dicampur, dilakukan uji pendahuluan terhadap

campuran semua bahan yang bertujuan untuk melihat karakteristik sifat alir dari

campuran itu, sehingga dapat dipastikan bahwa metode pembuatan tablet sesuai

dengan persyaratannya. Metode pembuatan tablet dalam penelitian ini adalah

metode kempa langsung yang memiliki persyaratan bahwa serbuk memiliki

karakteristik sifat alir yang baik.

Uji pendahuluan itu terdiri dari uji kecepatan alir, uji sudut diam dan uji

pengetapan atau uji kompresibilitas. Pada penelitian ini, uji sifat alir dilakukan

dengan dua metode, yakni metode corong (metode langsung) dan metode dengan

mengukur sudut diam (metode tidak langsung).

1. Uji kecepatan alir

Kecepatan alir merupakan salah satu parameter untuk menentukan sifat

alir serbuk. Serbuk yang memiliki sifat alir yang tidak baik akan jatuh ke dalam

lubang die dalam bentuk gumpalan yang memiliki luas permukaan yang besar,

sehingga pada saat dilakukan tabletasi dihasilkan tablet dengan bobot yang

berbeda-beda.

Pada uji kecepatan alir digunakan metode langsung, yaitu metode

corong. Campuran serbuk sebanyak 100 g dialirkan melalui corong dan diukur

(57)

37

corong dan dihitung kecepatan serbuk untuk mengalir ke bawah. Dari pengamatan

yang dilakukan, diperoleh hasil:

Tabel IV. Hasil uji kecepatan alir

Formula Replikasi 1 1 64,1025 72,4638 63,2911 66,619±5,077 2 52,3560 66,6667 77,5194 65,514±12,621

Berdasarkan tabel IV, hasil dari kecepatan alir dari campuran serbuk

kedua formula memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yakni lebih besar dari 10

g/detik. Dengan demikian, kedua campuran serbuk memenuhi kriteria sifat alir

yang baik.

Selanjutnya, dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan antar kedua campuran serbuk.

Tabel V. Tabelt-testtidak berpasangan respon kecepatan alir

Shapiro- Wilk Sig.

0,1528 0,8488 0,2850 4 0,1407 1,1051 -20,70-22,91

0,8949

Uji normalitas untuk data dalam penelitian ini menggunakan uji

normalitasShapiro-Wilk, karena jumlah sampel yang digunakan kecil. Nilai p dari

uji normalitasShapiro-Wilkuntuk formula 1 adalah 0,1528 dan p untuk formula 2

adalah 0,8488, yang artinya bahwa nilai p > 0,05 dan menunjukkan bahwa data

kecepatan alir kedua formula terdistribusi normal.

Dari tabel V, dapat diketahui bahwa variansi data kedua formula sama,

karena nilai p pada Levene’s test > 0,05 (p=0,2850). Oleh karena varians data

sama, maka untuk melihat hasil uji t memakai nilai signifikansi hasil dari

unpaired t-test. Angka signifikansi unpaired t-test adalah 0,8949 (>0,05) dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(58)

perbedaan rerata sebesar 1,1051. Dengan demikian, kecepatan alir campuran

serbuk formula 1 tidak berbeda dengan campuran serbuk formula 2.

2. Uji sudut diam

Cara kedua untuk mengukur sifat alir serbuk adalah dengan mengukur

sudut diam dari campuran serbuknya. Pada metode ini, 100 g campuran serbuk

dimasukkan ke dalam alat uji sudut diam dan diukur nilai tangen dari sudut yang

dibentuk antara garis horizontal dengan permukaan tumpukan serbuk. Semakin

kecil sudut diam menggambarkan serbuk memiliki kohefisitas yang kecil pada

antar partikelnya sehingga kemampuan alirnya menjadi semakin baik. Diameter

alat uji sudut diam adalah 34,3 cm. Hasil dari uji sudut diam adalah:

Tabel VI. Hasil uji sudut diam

Formula Replikasi 1 1 51,26 54,78 52,50 52,850±1,785 2 52,50 52,50 51,26 52,090±0,715

Dari tabel VI, dapat diketahui bahwa semua formula tidak memenuhi

persyaratan uji sudut diam, karena sudut diam yang diperoleh lebih dari 40odan

persyaratan sudut diam yang baik adalah tidak lebih dari 40odan kurang dari 30o.

Dari tabel dapat diketahui bahwa formula 2 adalah campuran serbuk yang

memiliki sifat yang mudah mengalir dibandingkan dengan formula 1.

Tabel VII. UjiMann-Whitneyrespon sudut diam

Shapiro- Wilk Sudut_diam Formula 1 Formula 2

W --- --- 4,5000

p value 0,6773 0,0000 0,6374

Berdasarkan uji normalitas denganShapiro-Wilk, nilai p untuk formula 1

Gambar

Gambar 2. Struktur Primojel®…………………………………….……………
Gambar 1. Tanaman tembakau (Anonim, 2004)
Gambar 2. Struktur Primojel® (Sheskey et al., 2006)
Tabel I. Formula acuan menurut Abraham dan Furtado (2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK INDIVIDU (NON JEJARING) DI

Berawal dari kata “motif” inilah kata motivasi didapat dan bisa diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif akan menjadi aktif pada saat-saat

Hal tersebut dibutuhkan karena persaingan pasar saat ini sangatlah ketat, sehingga suatu perusahaan hams mampu mengembangkan suatu strategi yang dapat membuat pemsahaannya tetap

Tujuan dari penulisan paper ini antara lain untuk memberikan stimulus terhadap siswa SMP agar tertarik belajar pelajaran fisika, dapat menjawab pertanyaan dalam

Semakin tinggi keuntungan yang di peroleh menunjukkan perusahaan memiliki persediaan kas yang cukup sehingga perusahaan memiliki kemampuaan untuk membagikan laba

penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah bahan ajar Kajian Puisi berbasis prezi presentation. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: lembar

Ruang lingkup dalam pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan mencakup ketentuan umum,

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah atau Pejabat/Kepala SKPD atau Pejabat yang ditunjuk atas Surat Keterangan Retribusi Pemakaian Kekayaan